Untuk Ppt Home Visite
-
Upload
debi-setiyawan -
Category
Documents
-
view
35 -
download
2
description
Transcript of Untuk Ppt Home Visite
STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. A
Umur : 10 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar Sekolah Dasar
Pendidikan : SD Kelas V
Agama : Islam
Alamat : Desa Gondang RT 10 / RW 03
Suku : Jawa
Tanggal ke puskesmas : 17 / 03 / 2015
Tanggal Home Visit : 1. 31 / 03 / 2015.
2. 04 / 04 /2015.
3. 08/ 04 /2015
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Panas 4 hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki umur 10 tahun, datang ke Puskesmas Porong dengan keluhan
utama demam tinggi sejak 4 hari yang lalu. Demam bersifat naik perlahan-lahan dan
memberat pada sore hari hingga malam hari, pagi hari demam turun tapi tidak seberat
malam harinya, tetapi ketika demam turun pasien masih merasa sumer. Demam tidak
disertai dengan menggigil, tidak tetapi disertai keringat dingin, tidak mengigau dan
tidak ada penurunan kesadaran.
Pasien juga mengeluh sering pusing dan badan terasa lemas yang dialami
bersamaan dengan demam. pasien mengatakan tidak ada pilek, tidak ada batuk, tidak
ada nyeri menelan, tidak ada nyeri telinga. Pasien merasa mual, tapi tidak muntah.
Nafsu makan pasien juga menurun selama sakit.
Pasien mengeluh mencret sejak 2 hari sebelum MRS. Frekuensi 2-3x/hari,
konsistensi cair, berwarna kuning, darah (-), lendir (-). Tidak dijumpai keluhan saat
buang air kecil. Pasien hanya minum obat penurun panas kemudian demam turun
namun kemudian demam naik lagi terutama mulai sore hari..
2 hari sebelum MRS Pasien ke klinik terdekat, Pasien dibawa ke dokter umum,
dan diberikan obat penurun panas serta obat mual, mual tidak berkurang setelah
minum obat, demam dirasa berkurang tetapi kembali tinggi terutama pada sore hari.
Pasien tidak timbul bercak-bercak kemerahan pada lengan bawah dan kaki, tidak ada
gusi berdarah, tidak ada mimisan.
1 hari sebelum MRS pasien tidak ada perbaikan sehingga keesokan harinya pasien
dibawa ke Puskesmas Porong.
Menurut Orang tua Pasien, dikeluarga dan lingkungan sekitar seperti tetangga
tidak ada yang menderita sakit seperti pasien, Pasien juga tidak memiliki riwayat
berpergian ke luar kota atau luar pulau sebelum terjadinya demam.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga pasien ibu pasien juga pernah sakit seperti pasien.
5. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat olahraga : -
- Riwayat merokok : -
- Riwayat alkohol : -
- Pasien mengisi waktu luang dengan bermain dengan teman di luar rumah.
- Pasien mengatakan suka jajan sembarangan di sekolah.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Cukup, kesadaran compos mentis, GCS (E4V5M6), status gizi cukup
2. Tanda Vital dan status gizi
Tanda vital:
Nadi : 100 x/menit
Pernafasan: 22 x/menit
Suhu : 36,4 °C
Tensi : -
3. Status gizi (kurva BMI):
BB : 32 kg
TB : 136 cm
BMI : BB/TB(m2)= 32/1,85 = 17 → gizi cukup
Status gizi: cukup
4. Kulit
Warna: sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kepala: bentuk normal, tidak ada luka, rambut tidak mudah
dicabut
5. Mata
Conjuctiva pucat (-), sklera ikterik (-/-), pupil (isokor 3mm/3mm), reflek kornea
(tidak dilakukan), warna kelopak (coklat kehitaman), radang/conjuctivitis/uveitis
(-/-/-)
6. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-).
7. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi(-) tepi lidah
hiperemis (-), tremor (-)
8. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), keadaan cuping
telinga dalam batas normal
9. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), faring hiperemis (-)
10. Leher
JVP meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
11. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Pulmo: Statis (depan dan belakang)
suara tambahan rhonki (-/-), wheezing (-/-)
1. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah anak tunggal, yang hanya tinggal dengan kedua orangtua.
2. Riwayat Gizi
Pasien makan sehari-harinya 3 kali dengan nasi setengah mangkok, sayur,
dan dengan lauk tahu, tempe,telur dan rutin mengkonsumsi susu.
11. Abdomen
I: dinding perut sejajar dengan dinding dada
A: peristaltik (+) normal
P: supel, nyeri tekan (+), H/L tidak teraba
P: timpani
12. Ekstremitas: palmar eritema (-/-)
Akral hangat : + +
+ +
Oedem : - -
- -
13. Sistem genetalia : dalam batas normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- HB : 12,1 gr/dl
- Leukosit : 7.600 / µl
- Trombosit : 304.000 /µl
- Hematokrit : 36%
- Serologi Widal Test : - Salmonella typhi O : 1/300
- Salmonella O paratyphi A: negatif
- Salmonella typhi H : 1/300
- Salmonella H paratyphi A: negatif
E. RESUME
Pada anamnesis ditemukan :
Pasien laki-laki, 10 tahun, datang ke Puskesmas Porong dengan keluhan utama panas
tinggi 4 hari sebelum MRS
Pada RPS :
- 4 hari SMRS :
Demam tinggi, terutama pada sore hari
Sering pusing
Lemas
Mual
Nafsu makan menurun
- 2 hari sebelum MRS :
Mencret, frekuensi 2-3x/hari
Panas turun bila diberi obat penurun panas
- 1 hari SMRS : Pasien tidak ada perbaikan sehingga keesokan harinya pasien
dibawa ke Puskesmas Porong.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 32 Kg
Tinggi badan : 132 cm
Berat badan ideal : 17
Status Gizi : cukup
Tanda-tanda vital :
- Nadi = 100 x/menit
- Pernapasan = 22 x/menit
- Suhu = 36,4 °C
Pada Status Generalis
Status Generalis :
- Kulit : Sawo matang, pucat pada ujung-ujung ekstremitas
Abdomen
Palpasi : hepar tidak teraba, lien tidak teraba. Nyeri tekan di epigastrium.
Ektremitas : Tidak ada edema, akral hangat, tidak ada deformitas.
F. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Biologis : Demam Tifoid
2. Diagnosis Psikologis : -
3. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya :
- Status ekonomi cukup
- Penyakit mengganggu aktivitas sehari-hari
- Kurangnya perhatian terhadap kebersihan
G.
A. Non Medikamentosa
- Tirah Baring
- Nutrisi yang cukup
- Diet rendah serat
B. Medikamentosa
- IVFD RL 14 tetes/ menit
- Inj Ranitidin 2 x 1
- Paracetamol 3 x 300 mg PO
H. FOLLOW UP
Nama : An. A
Diagnosa : Demam Tifoid
No Tanggal Problem Vital Sign BB/TB/BMI Planning
1.
2.
04/04/15
08/04/15
Demam Tifoid
Demam Tifoid
Nadi: 100 x/m
RR: 22 x/m
Suhu: 36,4 °C
Nadi: 100 x/m
RR: 18 x/m
Suhu: 36,5 °C
BB = 32 kgTB = 132 cmBMI = 17 (cukup)
Edukasi keluarga
Edukasi keluarga
Diagnosis : Demam Tifoid
IDENTIFIKASI BERBAGAI FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari penderita, Ayah 44 tahun, ibu 42 tahun. Penderita tinggal
bersama kedua orangtuanya.
2. Fungsi Psikologis
An. A tinggal dengan kedua orangtuanya di rumah. Hubungan keluarga mereka
terjalin cukup baik dan cukup dekat antara satu dengan yang lain, begitu juga
dengan tetangga yang tinggal berdekatan dengan rumah penderita.
Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara musyawarah dan
dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong menolong baik fisik, mental.
3. Fungsi Sosial
Penderita adalah anak yang mudah bergaul dengan sekitar rumahnya. Dalam
kesehariannya penderita bergaul akrab dengan anak-anak disekitarnya seperti halnya
anggota masyarakat lainnya
4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari ayah penderita yang bekerja wiraswasta,
total penghasilannya tidak tetap, sekitar 200 ribu/hari.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Penderita masih bergantung kepada kedua orangtuanya dalam segala hal
B. APGAR SCORE
APGAR Ny.P Terhadap Keluarga Ser
ing/
selalu
Kad
ang-
kadang
Jara
ng/
tidak
A
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
B
P
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G
G
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A
A
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R
R
Saya puas dengan cara keluarga saya
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 10 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Rata-rata APGAR dari keluarga An. A adalah 9. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. A dalam keadaan baik. Hubungan antar
individu terjalin baik.
C. SCREEM
SUMBER PATHOLOGY K
ET
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga
juga dengan saudara pertisipasi mereka dalam
-
masyarakat cukup meskipun banyak keterbatasan.
Cultural Kepuasan atau kebanggan terhadap budaya baik,
hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik
dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi
budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-
acara yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran,dll.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan
-
Religius
Agama
menawarkan
pengalaman
spiritual yang
baik untuk
ketenangan
individu yang
tidak di
dapatkan dari
yang lain.
Pemahaman agama cukup dan penerapan ajaran
agama baik, hal ini dapat dilihat dari penderita sering
menjalankan sholat 5 waktu.
-
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah
kebawah, untuk kebutuhan primer sudah bisa
terpenuhi, meski belum mampu mencukupi
kebutuhan sekunder rencana ekonomi tidak
memadai, diperlukan skala prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan hidup.
+
Edukasi Pendidikan anggota keluarga cukup memadai.
Kemampuan memperoleh dan memiliki fasilitas
pendidikan seperti buku-buku, koran cukup
-
Medical
Pelayanan
kesehatan
Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan
yang lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan
keluarga ini biasanya menggunakan kartu
-
puskesmas
memberikan
perhatian khusus
terhadap kasus
penderita
jamkesmas.
Keterangan:
Ekonomi (+) artinya keluaga An. D masih menghadapi masalah dalam hal
perekonomian keluarga. Hal ini dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari
yang pas-pasan dan belum memenuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya.
D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Alamat lengkap : Desa Gondang RT 10 / RW 03
Bentuk keluarga : Nuclear Family
Diagram 1.Genogram Keluarga
Dibuat tanggal: 31 Maret 2015
Keterangan:
: Pasien
: Laki – laki
: Perempuan
Sumber informasi : Ny. H
E. Informasi Pola Interaksi Keluarga
Px
Px
penderita
ibu penderita
Hubungan antara An. A dan Ny. H maupun Tn. B baik dan dekat. Dalam keluarga ini
tidak sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota keluarga.
IDENTIFIKASI BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
2. Faktor Non Perilaku
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Penderita ini tinggal di sebuah rumah berukuran 6x10 m2.
KM
gudang Ruang Tamu KT.1 KT.2 Mushola sumur
Dapur
Teras Ruang TV + Kamar Makan
DAFTAR MASALAH
1. Masalah aktif :
a. Demam Tifoid
2. Faktor resiko :
Sanitasi lingkungan
DIAGRAM PERMASALAHAN KESEHATAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan berbagai
faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
An. A
Pengetahuan yang kurang tentang pemberantasan sumber penyakit
Daya tahan tubuh
-Kurangnya kesadaran hidup bersih
-Sering jajan sembarangan
-
PATIENT MANAGEMENT
PATIENT CENTERED MANAGEMENT
1. Dukungan Psikologis
2. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan bagi keluarga pasien
3. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
4. Pengobatan
5. Pencegahan dan Promosi kesehatan
A. PREVENSI DEMAM TIFOID
Pervensi demam tifoid pada keluarga lainya dengan memberi penjelasan tentang
penyakit, pnecegahan, pengobatan dan komplikasi dari demam tifoid.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Tifoid
Tifus abdominalis (tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.
Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhosa mempunyai sekurang-
kurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatic, terdiri zat kompleks
lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen Vi.
1. Distribusi penyakit:
a. Geografi dan musim
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Epidemiologi
e. Pathogenesis dan Patofisiologi
B. Pengobatan
Pengobatan demam tifoid terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Perawatan
2. Diet
3. Obat
Obat-obatan antimikroba yang sering dipergunakan, ialah:
a. Kloramfenikol
b. Tiamfenikol
c. Ko-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulfametoksazol)
d. Ampisilin dan Amoksisilin
e. Sefalosporin Generasi Ketiga
f. Fluorokinolon
C. Drug Related Problems (DRPs)
Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang dialami oleh pasien yang mana melibatkan atau diduga melibatkan terapi
obat dan berpotensi bertentangan terhadap hasil yang diinginkan pasien.
Beberapa masalah dalam kajian DRPs dapat ditunjukkan oleh kemungkinan
penyebab DRPs di bawah ini :
1. Permasalahan Terapi
a. Butuh Obat (need for additional drug)
b. Tidak Perlu Obat (unnecessary drug)
2. Permasalahan Dosis
Permasalahan dosis meliputi:
a. Dosis kurang (inadequate dosage)
b. Dosis lebih (over dosage)
D. Farmakoekonomi
farmakoekonomi diartikan sebagai sistem yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran dan pembandingan dari harga, resiko, keuntungan program atau pelayanan
dengan memilih alternatif produk yang lebih efektif dan efisien dari berbagai perspektif.
Dari definisi diatas farmakoekonomi tidak lepas dari beberapa acuan dalam
pengambilan keputusan penyediaan obat, yaitu:
1. Perspektif pasien
2. Perspektif penyedia
3. Perspektif pembayar
4. Perspektif masyarakat
E. Aspek Pencegahan dan Pengendalian Tifoid
Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni:
1. Mengobati secara sempurna pasien dan karier tifoid.
2. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan.
3. Perlindungan dini agar tidak tertular.
Beberapa kegiatan dalam aspek pencegahan dan pengendalian tifoid, antara lain:
1. Langkah-langkah stategis pencegahan karier, relaps dan resistensi tifoid.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Peningkatan Higiene Makanan dan Minuman
4. Peningkatan Higiene Perorangan
5. Pencegahan dengan Imunisasi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis
- An. A (10 th), menderita demam tifoid.
- Status gizi baik
- Rumah dan lingkungan sekitar keluarga An. A baik
2. Segi Fisik
- Hubungan antara anggota dan anggota masyarakat yang terjalin cukup akrab,
harmonis, dan hangat.
- Pengetahuan tentang demam tifoid masih kurang, yang berhubungan tingkat
pendidikan yang rendah.
- Tingkat mengkonsumsi obat baik dan mendukung untuk penyembuhan penyakit
tersebut.
3. Segi Psikologis
- Problem ekonomi tidaklah terlalu berpengaruh dalam keluarga ini karena
pendapatan di keluarga ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan primer
sehari-hari.
4. Segi Sosial
- Kebersihan rumah dan lingkungan sekitar keluarga An. A baik.
B. SARAN
Untuk masalah medis demam tifoid dilakukan langkah-langkah:
- Preventif : Menjaga pola hidup sehat, menjaga kebersihan sanitasi lingkungan
rumah dan sekitar.
- Promotif : Memberikan edukasi penderita dan keluarga
mengenai demam tifoid dan cara pengelolaan pola hidup oleh
petugas kesehatan atau dokter yang menangani.
- Kuratif : Saat ini penderita sudah sehat...
- Rehabilitatif : Mempertahankan kondisi kesehatan tubuh