Home Visit Tri & Ulis Cayoo Fix

download Home Visit Tri & Ulis Cayoo Fix

of 17

description

home visite ikm 1

Transcript of Home Visit Tri & Ulis Cayoo Fix

LAPORAN HOME VISIT

PENDERITA ASTHMA BRONKIAL DISERTAI HIPERTENSI DAN ATHRITIS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WILAYAH IV KONI

KOTA JAMBI

Disusun Oleh:

TRI NARWATI, S. Ked

G1A109095SULISTYA NINGSIH, S. Ked G1A109054

NENING FITRIANI, S. Ked G1A106017KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

KEPANITERAAN KLINIK SENIORLAPORAN HOME VISITEWILAYAH KERJA PUSKESMAS KONII. Identitas Pasien

a. Nama: Rahmawati b. Umur: 60 tahunc. TB/BB : 54 kgd. Jenis kelamin: Perempuane. Pendidikan terakhir: SDf. Pekerjaan: Ibu rumah tanggag. Alamat: RT. 07. No. 20. Kelurahan S. Asamh. Suku: Melayu JambiII. Anamnesis

a) Keluhan UtamaSesak nafas sejak lama. Sesak di rasakan berat pada saat malam hari.b) Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh sesak nafas sejak lama, ketika bernafas terdengar bunyi ngik-ngik. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala, tengkuk leher sakit, pandangan gelap, perut kembung, tekanan darah tinggi dan nyeri sendi yang hilang timbul. Pada saat BAB sulit mengedan dan BAK dalam batas normal.

c) Riwayat Penyakit Dahulu 1 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di rumah sakit karena sesak nafas dan juga pasien menderita jantung, gastritis, reumatik dan pernah di pasang oksigen karena susah bernafas.d) Riwayat Penyakit KeluargaIbu pasien mengalami penyakit yang sama dengan pasien dan suami pasien mengalami batuk-batuk dan diagnosa oleh dokter mengalami TB paru sehingga suaminya dahulu menjalankan pengobatan TB tetapi saat ini sudah berhenti.e) Riwayat Sosial EkonomiStatus Perkawinan

: Sudah menikah Jumlah Anak

: 5 orang diantaranya 3 lelaki dan 2 wanitaJumlah Saudara

: Pasien merupakan anak pertama dari 7

bersaudara.Status Ekonomi Keluarga: Pasien dahulu bekerja sebagai pencuci pakaian di beberapa rumah tangga tetapi semenjak sesak nafasnya semakin berat dan usia yang semakin tua anaknya menyuruh pasien untuk berhenti berkerja. Sedangkan suaminya dahulu berkerja sebagai tukang bangunan dan semenjak sakit-sakitan suami juga berhenti berkerja. Sehingga untuk kebutuhan sehari-harinya mengandalkan dari anaknya yang berkerja sebagai tukang bangunan dan rumah kontrakan yang dimiliki pasien juga.f) Riwayat Kebiasaan Pasien sering tidur dilantai papan yang beralaskan karpet. Pasien suka tidur di kasur kapuk tanpa menggunakan alas sprei. Pasien tidak suka membuka jendela kamarnya.III. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum: Tampak sesak Kesadaran

: Compos mentis2. Pengukuran Tanda Vital :

Tekanan Darah : 100/60 mmHgNadi

: 68x / menitSuhu

: 37 o CRespirasi

: 20 x / menitKepala

: dbnBentuk

: dbnMata

: anemis (-/-), Sklera : Ikterik (-/-) / , cekung / katarak (+) Telinga

: dbn Hidung

: Napas cuping hidung -/-, Sekret -/-, Epistaksis -/-

Mulut

: Bibir sianosis (-), Mukosa basah (+), lidah kotor (+)

Thoraks

Inspeksi

: Simetris, retraksi (+)

Palpasi

: dbnPerkusi

: Sonor dikedua lapang paruAuskultasi: Vesikuler +/+, Rhonki +/+, wheezing +/+ BJI dan II regular, gallop (-), bising jantung (-)

Abdomen

Inspeksi

: Bentuk perut agak cembung, bengkak (-), peristaltik tidak terlihat, bengkak/tumor (-) warna kulit sama dengan sekitarnya, spidernaevi dan striae (+), venektasi (-)

Palpasi

: Soepel, nyeri tekan (-), hepar& lien tidak

mengalami pembesaran.

Perkusi

: Timpani, pekak hati dan limpa, undulasi (-),

shifting dullnes (-)Auskultasi : Bising usus normal, metallic sound (-)

Ekstremitas:

Atas : Akral dingin / , edema (-) / .

Bawah: Akral hangat / , edema (-) / IV. Laboratorium

Pasien pernah melakukan cek darah untuk mengetahui ada ditemukan malaria atau tidak, namun dari hasil pemeriksaan malaria (-)

Selain itu pasien juga pernah melakukan pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukannya berupa pemeriksaan rontgen thorax. V. Diagnosis

Ibu rahmawati menderita penyakit Asthma dan Hipertensi, Athritis, KatarakDari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan ditemukannya gejala asthma, sering dirasakan pandangan menjadi gelap, kemudian tampak saat pemeriksaan mata ditemukan adanya gambaran berawan putih dikedua mata, kemudian dari pemeriksaan TD sebelumnya saat di puskesmas 150/90 mmHg.

Dari hasil Radiologi: ada sumbatan pada saluran pernafasan

Dari hasil pemeriksaan darah lengkap : Malaria (-)VI. Terapi

Non Farmakologis:

Istirahat mengurangi aktivitas yang berat Makan-makanan yang bergizi dan teratur Olahraga Harus sering kontrol ke puskesmas Usahakan keadaan rumah selalu dalam kondisi yang bersih Fisioterapi

Farmakologis : Captopril 2x1 sehari

Paracetamol 3x1 sehari

Vit. B complek

Diazepam

Dexametason Diclofenax sodium

Prednison

VII. Prognosis Quo ad vitam : dubio at bonamQuo ad fungsionam : dubia at malamVIII. Pengamatan RumahDari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumahyang ditempati pasien saat inibelum memenuhi standar kriteria rumah sehat, dengan kondisi sebagai berikut:1. Luas Bangunan Rumah

Pasien tinggal dirumah yang kondisinya berupa semi permanen (rumah papan dengan lantai papan). Rumah tersebut terdiri dari Ruang tamu dengan 2 jendela dan pintu depan. Terdapat 2 buah kamar, kedua kamar tersebut tidak memiliki jendela sehingga terlihat gelap dan terasa lembab. Terdapat 1 buah dapur yang langsung berhadapan dengan pintu kamar mandi, di mana lantai dapur sebagaian masih berupa tanah sehingga di depan pintu kamar mandi tersebut terdapat genangan air dan terkesan becek sehingga hanya di beri papan untuk menuju kamar mandi. Panjang rumah berkisar 120 meter, sedangkan luas rumah secara keseluruhan 4 meter.2. LantaiLantai rumah pasien terbuat dari papan yang dilapisi oleh karpet3. AtapAtap rumah pasien terbuat dari seng dengan jarak anatara tinggi kondisi rumah rendah sekali sehingga keliahatan gelap dan sinar matahari pun tidak bisa masuk ke dalam rumah kedalam karena rumah berbedeng dan diapit rumah tembok yang tinggi. 4. Ventilasi dan jendela

Ventilasi nya tidak memenuhi kriteria karena sangat sedikit udara yang masuk kedalam rumah. Dan jendela rumah pasien jarang dibuka.5. CahayaPencahayaan yang masuk kedalam rumah sangat sedikit sekali dikarenakan ventilasi nya yang tidak memenuhi kriteria sehingga cahaya hanya masuk melalui seng transparan.6. Fasilitas di rumah

Penyediaan air : menggunakan air sumur Pembuangan tinja : penggunaan jamban menggunakanleher angsa dengan jarak septitenk lumayan dekat dan terletak di dekat selokan. Pembuangan air limbah (air bekas) : ke dalam selokan AIR Pembuangan sampah : Pada dasarnya sampah disekitarrumah sangat banyak bertebaran baik samping rumah atau selokan air, namun pasien memaparkan bahwa pembuangan sampah rumah tangga di buang di tempat pembuangan sampah (TPS). Fasilitas dapur : Keadaan dapur sangat tidak kondusif, yang mana

tidak ada ventilasi untuk polusi asap saat memasak, sehingga dapat mempengaruhi kondisi respirasi pasien. Ruang tamu : ukuran ruang tamunya kecil 2x2 dan dan

pencahayaan hanya masuk melalui seng yang transparan agar cahaya sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah. Perkarangan/serambi : lingkungan sekitar rumah pasienkotor dimana sampah tampak bertebaran disekitar rumah dan di dalam parit.IX. Pengamatan LingkunganPasien dan keluarganya tinggal di lingkungan tempat tinggal yang pemukimannya padat penduduk. Rumah pasien diapit langsung oleh rumah tetangga dengan kata lain rumah bedeng dan terletak diantara ruko dan dan banguna tembok yang besar, sehingga pencahayaan rumah tampak terhalangi. Antara rumah yang satu dengan yang lainnya letaknya berdekatan dan hampir berdempet. Tidak ada pekarangan di sekitar rumah. Didepan rumah pasien langsung berhadapan dengan jalan setapak. Kemudian tempat pembuangan limbah dan sampah tidak ada sehingga pembuangan sampah langsung disekitaran rumah. Sampah-sampah di buang langsung kedalam selokan air yang ada disebelah dan didepan rumah pasien. X. Hasil wawancara dan pengamatan Keluarga /hubungan keluarga:Pasien tinggal bersama suami yang tidak berkerja lagi dan hanya diam di rumah saja dengan anak-anaknya dan beberapa cucu pasien. Anaknya berjumlah 5 orang, anak yang pertama sudah menikah, dan anak yang jedua juga sudah menikah dan tidak tinggal bersamanya. Yang membiayai kehidupan pasien adalah salah satu dari anaknya yang bekerja sebagai tukang bangunan, namun pasien juga berkerja sehari-hari sebagai pencuci baju untuk menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk hubungan tiap keluarga selaras dengan baik, namun dari segi ekonomi pasien termasuk kategori berkecukupan.XI. Hasil wawancara dan pengamatan perilaku kesehatan pasien dan keluarga:Dari hasil pengamatan perilaku kesehatan pasien di dapatkan hasil bahwasannya perilaku kesehatan pasien kurang begitu baik karena pasien masih sangat tidak terlalu memperhatikan kebersihan rumah baik di dalam maupun diluar lingkungan rumah. Pasien sendiri rutin ke puskesmas saat merasa kondisi tubuhnya merasa tidak sehat, bahkan sebelumnya pasien pernah di rawat di rumah sakit akibat serangan asma. Anaknya juga pernah mengalami TB paru akibat tertular dari ayahnya, sementara anak yang bungsu juga memiliki riwayat keluhan asthma.XII. Analisis pasien secara holistik a. Hubungan diagnosis penyakit dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitarDari hasil anamnesis yang didapat ada hubungannya dengan diagnosa yang didapat. Karena pasien mengalami keluhan sesak nafas sudah sejak lama, disertai pula tekanan darah tinggi.

Pasien tinggal dirumah panggung yang kondisinya berupa semi permanen (rumah papan dengan lantai papan). Rumah tersebut terdiri dari ruang tamu dengan 4 jendela dan pintu depan serta menggunakan karpet sebagai alas lantai. Terdapat 1 buah kamar, kamar tersebut tidak memiliki jendela sehingga terlihat gelap dan terasa lembab dan keadaan lantainya sudah banyak yang pecah dan berdebu. Terdapat 1 buah dapur yang langsung berhadapan dengan pintu kamar mandi, dapur tersebut merupakan dapur panggung yang berlantaikan papan dimana dibawah papan tersebut berhubungan langsung dengan parit yang penuh dengan sampah. Keadaan kamar mandinya berlantaikan semen berdindingkan papan dan menggunakan wc jongkok serta terdapat satu bak mandi.Lingkungan disekitar rumah pasien merupakan lingkungan tempat tinggal yang padat penghuni. Rumah pasien diapit langsung oleh rumah tetangga, sehingga rumah pasien kurang mendapatkan cahaya matahari, dan suasana rumahnya lembab dan gelap. Jarak dengan rumah sekitarnya hanya berjarak 50 cm di sebelah kiri sementara sebelah kanan rumah tampak begitu berhimpitan seoalah rumah bedeng dan jarak sekitar 1,5 meter di bagian depan. Sampah rumah tangga dikumpulkan dan kemudian dibuang ke parit yang letak nya persis disebalah rumah pasien. Lingkungan di sekitar rumah pasien kotor dan banyak sampah berserakan.Terdapat pengaruh lingkungan sekitar dengan penyakit yang diderita pasien.Dengan demikian pada pasien ini faktor pemicu asthma yang paling utama yaitu lingkungan. Lingkungan indoor atau lingkungan dalam ruangan atau rumah mampu memberikan kontribusi faktor pencetus serangan asma lebih besar dibandingkan lingkungan outdoor atau luar ruangan. Besarnya kontribusi tersebut disebabkan polusi udara dan alergen pada lingkungan dalam rumah mampu mempengaruhi dua hingga lima kali lebih besar dibandingkan dengan lingkungan luar ruangan. Karena lingkungan dalam rumah mampu memberikan kontribusi faktor pencetus serangan asma yang besar, maka perlu adanya perhatian khusus pada beberapa bagian dalam rumah. Perhatian tersebut ditujukan pada keberadan alergen dan polusi udara yang dapat dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga. Faktor faktor komponen bagian kondisi lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi serangan asma meliputi kelembaban udara, luas ventilasi atau jendela, banyaknya intensitas cahaya matahari yang masuk, keberadaan debu, bahan dan desain dari fasilitas perabotan rumah tangga yang digunakan. Faktor faktor perilaku keluarga ini yang dapat mempengaruhi serangan asma pada pasien meliputi keluarga memelihara binatang, dan adanya anggota keluarga yang merokok. Akibatt paparan alergen merupakan faktor risiko penyebab pasien memiliki kepekaan atopi terhadap alergen spesifik, yang dapat membuat pasien mengalami asma berat, dan gejala asma berlangsung secara terus menerus.Alergen didalam rumah yang dapat memicu serangan asma pada pasien meliputi tungau debu rumah, alergen binatang peliharaan, alergen kecoa, dan jamur. Alergen dari rumah yang memiliki karpet, pemanas, pendingin, penyekat ruangan, kelembaban udara yang dapat membuat terbentuknya habitat tungau, kecoa, jamur, bakteri dan serangga di dalam rumah. Selain itu binatang peliharaan yang berbulu seperti peliharaan pasien yaitu kucing bisa menjadi sumber alergen inhalan. Yang mana kita ketahui bahwa sumber penyebab asma adalah alergen protein yang ditemukan pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi. Alergen tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil (sekitar 3 4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga dapat menyebabkan serangan asma , selain itu tiap orang bisa terserang asma apabila menghirup spora mold. Mold dapat ditemukan dimana saja, asalkan ruangan tersebut lembab dengan kelembaban udara tinggi. Mold dapat tumbuh di dalam ruangan tempat tidur, karpet, area binatang peliharaan, perabotan rumah tangga dan kamar mandi. Diketahui bahwa Penicillium, Aspergilus, Alternaria, Cladosporium, dan Candida merupakan jenis jenis mold yang dapat menyebabkan serangan asma sehingga bila pada pasien ini dengan keadaan rumahnya yang lembah dapat memperberat serangan asthmaSelain lingkungan juga dipengaruhi kondisi cuaca yang berlawanan seperti temperatur dingin, tingginya kelembaban dapat menyebabkan asma yang dialami pasien menjadi lebih parah.b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga

Pasien tinggal bersama suaminya yang menderita TB paru dan juga dengan 3 orang anaknya. Dimana dahulu ibu pasien juga menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh faktor genetik yang menyebabkan pasien menderita penyakit asthma tersebut dipengaruhi daktor genetik dari ibu pasien, selain itu anak pasien yang terakhir juga mengalami asthma. Dari berbagai penelitian yang melakukan pengukuran genetik kontrol pada penderita asma memperkirakan bahwa dampak faktor genetik terhadap penderita asma sebesar 35 - 70% sehingga faktor genetik sangat besar mempengaruhi timbulnya gejala asthma. Selain itu anak pasien yang ke empat juga pernah memiliki riwayat penyakit TB, namun sekarang sudah sembuh.

Risiko orang tua dengan asma mempunyai anak dengan asma adalah tiga kali lipat lebih tinggi jika riwayat keluarga dengan asma disertai dengan salah satu atopi. Predisposisi keluarga untuk mendapatkan penyakit asma yaitu kalau anak dengan satu orangtua yang terkena mempunyai risiko menderita asma 25%, risiko bertambah menjadi sekitar 50% jika kedua orang tua asmatisk26).

Yang bekerja mencari nafkah untuk keluarga pasien adalah salah satu dari anaknya yang bekerja sebagai tukang bangunan dan hasil uang kontrakan rumah bedeng yang dimiliki pasien. Pasien menghabiskan waktunya di rumah dengan mengerjakan pekerjaan rumah.c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga

Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perilaku kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Diantara faktor faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu maupun keluarga sangatlah besar. Perilaku kesehatan nya pasien sering tidur-tiduran di depan televisi dengan lantai semen yang beralaskan karpet yang berdebu. ini dapat menjadi faktor penyebab terjadinya penyakit tersebut pada keluarga pasien, ditambah lagi sudah adanya faktor genetik yang menjadi faktor resiko untuk pasien. Pentingnya kesadaran mengenai perilaku kesehatan khususnya anak-anak pasien untuk dapat mencegah timbul nya penyakit penyakit Asthma tersebut.

Perilaku kesehatan yang dapat dilakukan pasien dan keluarganya adalah dengan meningkatkan kebersihan di dalam rumah maupun diluar rumah, sebaiknya tidak menggunakan karpet sebagai alas lantai karna apabila tidak sering dibersihkan dapat menjadi sumber debu,. Dan sebaiknya pasien setiap hari membuka jendela yang ada di kamar maupun ruang tamu agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruanggan dan terjadi pertukaran udara dalam ruangan tersebut.

Lingkungan rumah dan lingkungan disekitar rumah pasien sangat berpengaruh terhadap timbulnya penyakit Asthma yang di alami pasien di karenakan lingkungan rumah maupun lingkungan sekitar rumah pasien sangat kotor banyak terdapat sampah yang terletak di parit yang berhubungan langsung dengan rumah pasien, selain itu udara di sekitar rumah pasien berbau tidak enak yang berasal dari parit yang ada di sebelah rumah pasien.d. Hubungan kausal antara beberapa masalah, faktor risiko atau etiologi dengan diagnosis penyakit

Berdasarkan hasil anamnesa yang dilakukan, penyakit pasien sering kambuh pada saat cuaca dingin dan jika dilihat dari keadaan rumah pasien yang kotor dan lembab hal ini dapat menjadi penyebab kekambuhan dari penyakit pasien. Faktor genetik dari ibu pasien juga menjadi penyebab penderita menderita Asthma, karena faktor ibu ternyata lebih kuat menurunkan asma dibanding dengan bapak. Orang tua asma kemungkinan 8-16 kali menurunkan asma dibandingkan dengan orang tua yang tidak asma, terlebih lagi bila anak alergi terhadap tungau debu rumah.

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan laut, kacang, berbagai buah-buahan seperti tomat, strawberry, mangga, durian berperan menjadi penyebab asma3. Makanan produk industri dengan pewarna buatan (misal: tartazine), pengawet (metabisulfit), vetsin (monosodum glutamat-MSG) juga bisa memicu asma39). Penderita asma berisiko mengalami reaksi anafilaksis akibat alergi makanan fatal yang dapat mengancam jiwa. Makanan yang terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal tersebut adalah kacang, ikan laut dan telur. Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokontriksi pada 2% - 5% anak dengan asma yang dialami pasien

Selain itu, bahan polutan indoor dalam ruangan meliputi bahan pencemar biologis (virus, bakteri, jamur), formadehyde, volatile organic coumpounds (VOC), combustion products (CO1, NO2, SO2) yang biasanya berasal dari asap rokok dan asap dapur. Sumber polutan VOC berasal dari semprotan serangga, cat, pembersih, kosmetik, Hairspray, deodorant, pewangi ruangan, segala sesuatu yang disemprotkan dengan aerosol sebagai propelan dan pengencer (solvent) seperti thinner. Sumber formaldehid dalam ruangan adalah bahan bangunan, insulasi, furnitur, karpet. Paparan polutan formaldehid dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata dan saluran pernapasan bagian atas. Partikel debu, khususnya respilable dust disamping menyebabkan ketidak nyamanan juga dapat menyebabkan reaksi peradangan paru yang mana dirumah pasien anaknya pekerja bangunan yang sering membawa polutan yang demikan sehingga juga memicu tejadinya asma

.

e. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan dengan faktor risiko atau etiologiUntuk mengurangi paparan dengan faktor resiko atau etiologi seperti yang telah dijelaskan diatas, beberapa langkah untuk mengurangi paparan dengan faktor resiko Asthma yaitu menghindari kebiasaan tidur di semen, menjaga kebersihan rumah dan sekitar rumah ,membuang sampah pada tempat nya,menghindari menggunakan alas karpet,sebaik nya tidur dengan menggunakan alas sprei, menghindari debu.Dari penjelasan diatas langkah-langkah yang dapat dihindari atau dicegah untuk mengurangi serangan asma dengan cara sebagai berikut:1. Gunakan kasur pegas atau kasur yang menggunakan bahan sintesis sebagai tempat tidur dan gunakan sprei

2. Buat rumah untuk binatang peliharaan di halaman rumah.

3. Jangan biarkan binatang tersebut masuk dalam rumah.

4. Jangan biarkan pula, binatang tersebut berada di dalam rumah.

5. Mandikan kucing peliharaan setiap minggunya.

6. Buang sampah jangan disembarangan tempat.

7. Jangan menyimpan atau menumpuk keranjang bahan makanan, kotak kardus, surat kabar dan botol kosong dalam rumah.8. Jangan menggunakan karpet sebagai dasar lantai

9. Kelembaban udara relatif dijaga pada kondisi kurang dari 60%

10. Bersihkan kamar mandi dan dapur seminggu sekali dan jaga pertukaran udaranya.

11. Tidak menaruh gantungan pakaian, rak sepatu, karpet dan buku buku tua di dalam ruangan.

12. Kondisi rumah harus diperhatikan, agar terwujudnya rumah sehat.

XIII. Rencana Promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan kepada keluarga:a. Promotif

Pasien seharusnya diajarkan mengidentifikasi dan mencegah pemicu terjadinya serangan asma (seperti udara dingin, aspirin, makanan, kucing, polusi udara dalam ruangan

Penggunaan penutup khusus pada kasur dan bantal secara signifikan dapat menurunkan pemaparan debu.

Jika udara dingin tidak dapat dicegah maka penggunaan pakaian yang tepat bisa menjadi pilihan, misalnya menggunakan penutup leher dan masker untuk membantu menurunkan resiko serangan asma

Penggunaan aspirin dan NSAIDs seharusnya dihindari bila sudah diketahui sebagai faktor presipitasi terjadinya serangan

Diagnosa yang tepat dan perawatan pada saluran pernapasan atas serta sinusitis dapat mencegah eksaserbasi asma

Jika iritasn pada tempat kerja merupakan faktor etiologi, pasien perlu mempertimbangkan untuk berubah pekerjaan

Pasien harus diberi dukungan untuk mempertahankan pemasukan cairan 2-3 liter/ hari disesuaikan dengan berat badan pasien, nutrisi yang baik dan istirahat adekuat

Jika ingin melakukan exercise/kegiatan olahraga maka penggunaan 2 adrenergik agonist, cromolyn atau nedocromil 10-20 menit sebelum aktifitas seharusnya dilakukan untuk mencegah bronkospasme.

b. Preventif :

Rumah di bersihkan dan jendela serta pintu di buka agar sinar matahari masuk ke rumah serta berperilaku hidup sehat.

Aktivitas fisik dan olahraga yang teratur seperti berjalan-jalan di sekitar rumah.

Harus menggunakan obat-obat Asthma secara teratur.

Tidak stres fisik maupun psikologis dalam mengahadapi suatu masalah.

XIV. Anjuran-anjuran penting yang dapat memberi semangat dan mempercepat penyembuhan pada pasien: Pasien berperilaku hidup bersih dan sehat.

Pasien harus beraktivitas dan berolahraga secara teratur.

Pasien harus mengubah kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan kambuhnya penyakit pasien.

Pasien harus mau menggunakan obat-obat secara teratur.

Pasien tidak boleh merasa stres fisik dan stres psikis.

Asupan Nutrisi Pada Pasien Salah satu zat yang diketahui berkaitan erat dengan serangan asma adalah sulfit. Sensitifitas terhadap sulfit pada umumnya hanya terbatas pada penderita asma yang bergantung pada obat steroid. Makanan yang mengandung sulfit dapat memicu serangan asma pada 20 persen orang penderita asma. Sulfit terdapat dalam makanan sebagai hasil dari fermentasi dan ditemukan dalam makanan olahan. Makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita asma, antara lain :

Jus Lemon atau Limun Buatan Meminum lemon atau air jeruk nipis sungguhan jauh lebih bagus. Meskipun sedikit merepotkan, tetapi rasanya lebih segar dan penderta asma dapat bernapas lebih lega.

Bir, Anggur dan Minuman Fermentasi Lain Minuman semacam ini akan menyebabkan kesulitan bernapas pada penderita asma setelah dikonsumsi. Kandungan sulfitnya lah yang menyebabkannya.

Buah atau Sayuran Kering Selain buah-buahan kering seperti kismis, nanas, aprikot dan cranberry, makanan lain yang harus dihindari adalah ceri maraschino dan guacamole, makanan tradisional Meksiko yang terbuat dari bahan dasar alpukat, ditambah dengan lemon dan garam.

Acar dan paprika sebaiknya dihindari jika sensitif terhadap sulfit. Kentang Kemasan makanan seperti kentang goreng dan kentang kering juga mengandung sulfit, jadi berhati-hatil bila dikonsumsi. Menu kentang dapat diganti dengan menu yang lebih sehat dengan kentang manis panggang atau kentang panggang dengan ditambahi minyak zaitun.

Udang beku juga mengandung sulfit. Sulfit digunakan sebagai zat tambahan untuk mencegah munculnya bintik-bintik hitam pada udang. Akan lebih baik jika mengkonsumsi udang segar. Meskipun mungkin lebih mahal, tapi akan membuat penderita asma merasa lebih baik untuk jangka panjang.

Makanan Lain yang Mengandung Sulfit diantaranya adalah asparagus, daun bawang, pati jagung, telur, bawang putih, selada, sirup maple, salmon, produk kedelai dan tomat.

Makanan yang baik bagi penderita asma adalah buah-buahan dan sayuran yang kandungan sodiumnya rendah. Buah dan sayur dengan kandungan sodium rendah snagat baik bagi penderita asma karena dapat meningkatkan fungsi saluran pernafasan dan menjaga ketahanan tubuh penderita asma.

Buah dan sayur merupakan sumber vitamin, mineral dan serat. Buah dan sayur mengandung antioksidan yang penting bagi tubuh seperti beta karotin dan vitamin C dan E. Zat-zat ini berguna bagi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga resiko terkena infeksi dan alergi penyebab asma menurun. Maka dari itu disarankan agar para penderita asma mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.

Selain buah dan sayur, bahan makanan yang mengandung omega-3 juga sangat dianjurkan bagi para penderita asma. Omega-3 dapat diperoleh dari ikan salmon, tofu, udang, dan lain-lain. Menurut University of Maryland Medical center, omega-3 sangat baik bagi penderita asma karena dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi paru-paru.

Mengkonsumsi padi-padian juga memberi dampak yang baik para penderita asma karena mengandung nutrisi dan serat yang melimpah. Kandungan nutrisi dan serat di dalam padi-padian dapat meningkatkan system kekebalan tubuh penderita asma.

Dokumentasi home visit 1