Community Visit

45
Tumbuh Kembang pada Anak Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu. Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus menerus serta rumit antara factor genetic dan factor lingkungan bio-fisiko-psikososial. Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapai potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai factor yang saling berkaitan yaitu factor genetic, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan cirri tersendiri pada setiap anak. Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mengajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan social. Juga menegakan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinana penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut. 1. DEFINISI 1. Pertumbuhan (Growth) Berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bias diukur dengan ukuran

description

community visit

Transcript of Community Visit

Page 1: Community Visit

Tumbuh Kembang pada Anak

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling

berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan

perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa

itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa,

yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi

yang terus menerus serta rumit antara factor genetic dan factor lingkungan bio-fisiko-psikososial.

Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya.

Tingkat tercapai potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai factor yang saling

berkaitan yaitu factor genetic, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil

akhir yang berbeda-beda yang memberikan cirri tersendiri pada setiap anak.

Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mengajari berbagai  hal yang berhubungan dengan segala upaya

untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan social. Juga

menegakan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinana penanganan yang efektif,

serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.

 

1. DEFINISI

1. Pertumbuhan (Growth)

Berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu yang bias diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter)

(Soetjiningsih: 1998)

Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan (Richard & Victor

: 1992)

Menurut Whaley dan wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran sel tubuh yang

ditunjukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh ( supartini, Yupi : 2004)

 

2.   Perkembangan (Development)

Menurut Whaley dan wong, perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap

dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan

pembelajaran (Supartini, Yupi :2004).

Page 2: Community Visit

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematanagan (soetjiningsih :

1998)

Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau social yang sangat

ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan (Richard & Victor : 1992)

 

2. Prinsip Tumbuh Kembang

1. Tumbang terjadi dalam batasan dan pola yang dapat dipredisikan secara teratur

2. Mempunyai arah cephalucaudal-proximodistal-differinsiation.

3. Periode optimal dimana perkembangan membutuhkan stimulasi khusus untuk suatu potensi yang

akan capai.

4. Meskipun dapat dipredisikan, irama pertumbuhan individu bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai

factor.

5. tingkah laku dan keterampilan didapat dari proses belajar atau latihan dan pemgalaman.

 

3. Tahap Tumbuh Kembang

1. Infant ( 0-12 Bulan )

a.  Umur 0-6 bulan

1)    Pertumbuhan fisik

pada bayi yang lahir cukup bulan berat badan akan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur

5 bulan.

Berat badan bayi 0-6 bulan setiap minggunya berat badan akan bertambah 140-200 gr. Sedangkan

panjangnya setiap bulannya akan bertambah 2,5 cm/bln.

2)      Perkembangan

a)   Perkembanagan motorik

Telapak tangannya menggenggam tidak kuat kecendrungan tangan kemulut, tangan tidak mengepal setiap

saat, kadang-kadang tangan terbuka, melihat objek yang ada diatas kepalanya, ingin mendapat objek

tersebut tetapi tidak bias mengenggam walaupun sudah ditangan, dan pada umur 4-6

bulan, bayi akan lebih sering mengguling. Lebih dapat menahan berat badan pada saat didudukan, mulai

mengambil benda tapi sering lepas dengan menggunakan tanagan mengepal, akan menyokong berat

badan pada saat posisi tengkurap.

b)      Perkembangan bahasa

Page 3: Community Visit

Pada umur 0-3 bulan bayi akan menangis, bermain dengan suara tenggorokan dan mulai belajar vocal.

Pada umur 3-6 bulan bayi akan mencari suara yang adsa diruangan, mangarahkan pandangan kepada arah

suara.

c)      Perkembangan kognitif

Pada umur 0-3 bulan memiliki refleks dan tingkah laku yang halus, mul;ai mengulang gerakan yang

menyenagkan (menghisap ibu jari).

Pada umur 3-6 bulan bayi akan mengenali wajah objek yang lama, ketrampilannya akan bertambah

seperti menggenggam dan mengunyah.

b    Umur 6-12 bulan

1). Pertumbuhan fisik

berat badan bayi umur 6-12 bulan menjadi tiga akalidari berat badan bayi waktu lahir dalam satu tahun

pertma, berat badan ini mengfalami pertambahan 85 sampai 140 gr/mgg, sedangkan tingggi badannya

bertambah 1,25 cm ( 0,5 inc/bln).

Panjang bayi akan meningkat kira-kira 50% pada akhir pertumbuhan pertma.

2)      Perkembangan

a)   Perkembangan motorik

Bayi dapat memindahkan objek dari suatu tangan ketangan yang lain, sudah dapat menggapai objek dan

menggenggam dengan baik, dapat berdiri dengan dipegangi, dapt duduk.

Sendiri tanpa dibantu, dapat meranagak, mera,bat, berjalan sambil berpegangan.

b)  Perkembangan bahasa

Bayi dapat tertawa dan berteriak, dia dapat menikmati suaranya sendiri, berbicara dengan mainan,

mengucapkan kata-kata kombinasi (mama,papa)

c)   Perkembangan kognitif

Bayi dapat meniru suara dan gerakan tangan sederhana melihat objek dan tertarik menjatuhkannya,

berkembang kesadaran adanya arti dan akhir dai hubungan, menunjukan pertambahaan perilaku.

d)     Perkembangan psikososial

Bayi dan tahap oral, sebaiknya kebutuhan dipenuhi dengan segera, untuk membangun kepercayaan dapat

dilakukan sdengan sentuhan, kehangatan dan kelembutan.

Bayi juga dapat bermain dengan orang lain dapat dimotifasi dengan keinginan bersenang-senang dan

mendapatkan kesenangan yang berhubungan dengan oranglain.

Page 4: Community Visit

 

2. Toodlers ( Umur 1-3 Tahun )

a.   Pertumbuhan fisik

Pada bayi berat badan akan meningkat 4 kali pada umur 2,5 tahun dimana setiap tahu akn bertanbah 2-3

kg sedangkan tinggi badan bertambah panjang kira-kira 50% dari panjang badan umur 1 tahun umtuk

tahun keduanya. Sedangkan pada umur ke-3 penambahan sekitar 6-8 cm.

1. Perkembangan

1)      Perkembangan motorik

Anak pada usia 12-18 bullan dapat berdiri sendiri, berjalan dengan tegak, dapat menumpuk 2 balok

keatas, minum dengan cangkir, buang air kecil lebih teratur. Sedangkan pada umur 18-24 bulan sudah

dapat duduk sendiri pada kursi yang kecil, mendorong dan menarik bola kedepan, menyusun bangunan 3-

4 balok, menggunakan sendok makan tanpa jatuh , mencoba membuat garis. Untuk umur 2-3 tahun dapat

berjalan berjinjit, menyusun 7-8 balok, memegang pensil dengan baik, naik tangga, menaruh pensil

kedal;am botol, memakai  sepatu sendiri.

2)      Perkembangan bahasa

Pada usia 12-18 bulan suara lebih keras, menggelengkan kepala saat tidak setuju, mengatakan kata-kata

sederhana secara berulang-ulang, pada umur 18-24 bulan dapat menyebutkan bagian tubuh dan nama

benda, menggunakan kata tunggal, mengikuti langsung contoh kalimat, sedangkan pada umur 2-3 tahun

dapat mengetahui satu warna, menyebutkan nama lengkap, nama panggilannya sendiri, mengerti arti lelah

dan lapar, aktif bertanya dan berbicara, penambahan artikulasi.

]

3)      Perkembangan kognitif

Pada umur 3 tahun dia dapat bermain imajinasi sendiri, mengetahui jenis kelamin sendiri, dapat memanjat

dengan kaki bergantian, malatakkan kedua kakinya pada masing-masing tangga sambil melompat. Anak-

anak pada usia 3 tahun mempunyai keinginan yang besar untuk bebas melakukan hal-hal yang

disukainya. Pada umur 4 tahun dia dapat mengerti panjang dan pendek, berat dan ringan dapat

meneruskan imajinasi dan bercerita mencakup fantasi dan realita, dapat menuliskan nama lengkap, dapat

menyebutkan umurnya sendiri, anak laki-laki pada usia ini sering bertengkar secara fisik meliputi

menendang, memukul, menggigit, sedangkan anak perempuan lebih suka berteriak pada temannya ketika

tidak setuju. Sedangkan pada usia 5-6 tahun dia dapat mengidentifikasikan warna, mulai lancer untuk

berbicara mengklasifikasikan benda menurut karektiristiknya.

 

Page 5: Community Visit

3. Usia Sekolah ( 6-12 tahun)

a. Perumbuhan fisik

Berat badan meningkat sekitar 2-3 kg/thn sedangkan untuk tinggibadan setelahumur 7 tahun akan

bertambah 5 cm setiap tahunnya dan pada usia 13 tahun panjangnya tiga kali dari panjang lahir. Pada saat

mendekati usia 6 tahun mulai kehilangan giginya ( rontok ). Biasanya pada awal usia sekolah gigi

geraham mulai timbuh , sedangkan pada usia 12 tahun system saraf lebih kompleks dan mampu menulis

naskah.

b. Perkembangan

1)     Perkembangan psikososial

Pada usia sekolah anak mengalami perubahan pergaulan dilingkungan sekolah atau masyarakat, sehingga

anak-anak tersebut mulai hidup dengan bebas dan mencari tujuan serta tingkah laku diluar rumah. Pada

saat usia ini anak belajar untuk menghasilkan sesuatu dan miulai untuk mengeksplor keinginan seperti

mengkoleksi binatang peliharaan dan bermain kartu. Anak usia sekolah membutuhkan pengetahuan untuk

keberhasilan mereka, contohnya dalam hal prestasi belajar, partisipasi kelompok dalam mengembangkan

ketrampilan olah raga .

Jika sesorang anak tidak dapat meningkatkan prestasi sesuai harapan orang tua, saat itulah pertamakali

anak belajar mengalami kegagalan dan bereaksi dengan anisietas dan bermusuhan.

2)          Perkembangan kognitif

Anak pada usia sekolah biasanya menggunakan kalimat induktif “sebab” untuk memecahkan masalah

yang baru, dapat mengerti peristiwa yang terjasi, dapat menggunakan logika yang simple seperti masa

volume berat, serta menguasai dasar-dasar matematika.

3)          Perkembangan motorik

Pada anak usia 8 tahun dapat bekajar untuk menulis dengan tangan, misalmnya : menulis angka dan huruf

dengan teliti, menggambar dan mewarnai, anak usia ini juga dapat mengerjakan pekerjaan rumah, berlari,

melomp[at, mengendarai sepeda, berenag dan menikuti gerakan yang diajarikan seperti menari.

 

4. Remaja ( adolesecence )

Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu itu berinteraksi dengan masyarakat dewasa.

Dalam periode ini terjadi masa transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa, baik fisik dan perilaku

maupun sifat, dalam periode ini akan terjadi perubahan yang terceoat dan universal seperti:

1). Meningkatkan emosi

Page 6: Community Visit

2). Perubahan bentuk tubuh

3). Berubahnya pol;a perilaku

Pada periode remaja mereka berusaha unutk mencari identitas diri yang menjelaskan siapakah dirinya dan

apakah perannya dalam masyarakat. Pada periode ini mereka sudahmulai memikirkan cita-cita untuk

masa derpannya.

1)      Pertumubuhan fisik

Pertumbuhan berat badan seiring dengan tinggi badan. Wanita pada umur 10-14 tahun berat badannya

akan bertambah 7-25 kg dengan rata-rata 17,5 kg, sedangakan tinggi badanya akana bertamabah 5-25 cm

kira-kira 95% dari tinggi badan yang dicapai pada permulaaan mensturaai sekitar umur 13 tahun dan rata-

rata akan bertambah 20,5 cm, sedangkan untuk laki-laki pada umur 11-14 tahun berat badannya akan

be4rtambah 7-30 kg dengan rata-rata23,7 kg, sedangkan untuk pertambahan tinggi badan yang paling

puncak adalah pada umur 15 tahun dengan rata-rata 27,5cm.

Proporsi tubuh

Bentuk tubuh seseorang dipenagruhi oleh banyak sedikitnya makanan yang dikonsumsi dan genetic orang

tuanya.

Organ seks

Organ seks laki-laki dengan perempuan mencapai ukuran yang matang pada akhir remaja tetapi fungsinya

belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

2).  Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitf pada manusia terjadi pada umur 12-15 tahun,        mereka akan mengembangkan

keterampilan, kemampuan, kerja  sama  dan komunikasi untuk membuat rencan menuju masa depannya.

 

D         Pola tumbuh kembang.

1.   Directional trends

a.   Cephalocaudal                   kepal mengalami perkembangan pertama, lebih               besar dan bersifat

kompleks. Semakin kearah tubuh bagian bawah semakion kecil terbentuk pada tahap elanjutnya.

Misalnya bayi terlebih dulu bias mengontrol kepalanya dari pada ekstremitasnya.

b.   Proximodistal                    perkembngan dimulai dari pusat tubuh (midline) kebagian yang menjauhi

tubuh (perifer).

c.    Differentition                   Perkembangan dari ysng sederhana kefungsi dan aktivitas yang lebih

kompleks. Perkembangan ini mencakup fisik, mental, social dan emosionnal.

Page 7: Community Visit

2.   Sequential ternds

Perkembngan ini sesuai dengan prinsip dan kontinyu dimana anak akan memulai tahap perkembangan.

Setiap tahapan awal akan mempengaruhi tahapan berikutnya. Hal ini dapat dilihat darikemampuan

motorik. Misalmya bayi akan beklajar mengarak sebelum berdiri dan berjalan.

3.   Development pace

kecepatan perkembangan setiap anak berbeda. Perkembangana palaing cepat sebelum dan sesudah lahir

sampai dengan easrly childhood, kemudian akan meningkatkan kembali setelah masda adolesense dan

berhenti pada masa early adulthood.

4.   Sensitive periods

Periode dimana individu lebih mudah dipengaruhi oleh hal-hal baik yang positif atau negative dari

linhkungan. Misalnya pada masa perkembangan fetus dimana fisiologinya akan mudah dipengaruhi oleh

berbagai factor.

E.    Jenis tumbuh kembang

1.  Fisik

Meliputi perubahan ukuran, fungsi organ padas individu.

2.  Intelektual

a.  Kepandaian berkomunikasi dan menangani materi yang bnersifat abstrak dan   simbolik, seperti

berbicara, bermain, berhitung dan membaca.

b.   Berkaitan dengan kematangan neurologik dan perilaku

3.   Emosional

bergantung pada kemampuan bayi unuk:

a.    Membentuk ikatan batin

b.    Bercinta dan berkasih saying

c.    Mengani kegelisahan akibat suatu frustasi

d.    Mengelola rangsangan

F.         Factor-faktoryang mempengaruhi tumbuh kembang

1.     Faktor heriditer

Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis kelamin, ras, dan kebangsaan

(marlow, 1998). Jenis kelamin ditentukan sejak awal dalam kandungan (fase konsepsi).

Page 8: Community Visit

Ras atau suku bangsa dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bebrapa suku bangsa

menunjukan karakteristik yang khas, misalnya suku asmat diirian jaya secra turun-menurun berkulit

hitam. Demikian juga kebangsaan tertentu menunjukan karakteristik tertentu seperti bangsa asia

cenderung pendek dan kecil, sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung  tinggi dan besar.

2.       Factor lingkungan

Factor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah lingkungan

prenatal, lingkungan eksternal, dan lingkungan internal anak.

a.   Lingkungan prenatal

Lingkungan dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan  fetus, terutama karena

adanya selaput yang melimuti dan melindungi fetus dari lingkungan luar. Berapa kondisi lingkungan

dalam uterus yang dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah gangguan nutrisi

karena ibu kurang mendapatkan gizi adekuat baik secara kualitas maupun kuantitas, gangguan endokrin

pada ibu serperti menderita deabites mellitus, ibu yang mendapat terapi sitostatika atau yang mengalami

infeksi rubella, toksospllasmosis,sifilis dan herfes intinya, apa yang dialami oleh ibu akan berdampak

pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan fetus.

b.    Pengaruh budaya lingkungan

Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka mempersepsikan dan

memahami kesehatan serta berperilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil.

Secara konseptual, pematangan pubertas dapat digambarkan dalam hal urutan, waktu, dan tempo

(Pubertas terdiri dari serangkaian kejadian yang dapat diprediksi, dan urutan perubahan karakteristik

seksual sekunder telah dikategorikan dalam beberapa kelompok).1 Karena perkembangan pubertas sangat

variabel, Tanner telah mengajukan skala yang diterima untuk menggambarkan onset dan perkembangan

perubahan pubertas. Anak laki-laki dan perempuan dinilai pada skala poin 5. Anak laki-laki dinilai untuk

perkembangan kelamin dan pertumbuhan rambut pubis, sementara anak perempuan dinilai perkembangan

payudara dan pertumbuhan rambut kemaluannya.2

Pertumbuhan rambut kemaluan pada pria dan wanita adalah sebagai berikut1,2,

Wanita

• Tahap I – rambut Vellos berkembang di daerah pubis, tidak melebihi dinding anterior. Tidak ada rambut

seksual. Usia kurang dari 11 tahun.3,4

• Tahap II – rambut berbulu halus yang jarang, panjang, berpigmen, lurus atau hanya sedikit keriting,

muncul. Rambut ini muncul di sepanjang labia. Tahap ini sulit dikuantitasikan jika difoto hitam putih

Page 9: Community Visit

apalagi jika remaja tersebut berambut pirang. Usia 11-11,5 tahun.

• Tahap III – jauh lebih gelap, kasar, dan  rambut seksual yang keriting muncul. Rambut sekarang telah

menyebar dengan jarang meliputi area persimpangan pubis. Usia 12 tahun.

• Tahap IV – Distribusi rambut sudah seperti pada orang dewasa dalam namun mengalami jumlah

totalnya masih lebih sedikit. Belum ada yang menyebar sampai permukaan medial paha. Usia13 tahun

• Tahap V – Jumlah dan jenisnya sudah seperti orang dewasa serta tersebar  membentuk segitiga terbalik.

Ada penyebaran di medial paja, tetapi tidak ada yang tumbuh lebih atas dari dasar segitiga terbalik

tersebut. Usia 14-15 tahun.

Pada wanita, bersamaan dengan munculnya rambut pubis, tumbuh juga rambut ketiak yang dinyatakan

dalam kode A1, A2, A3.5

Pria

• Tahap I (preadolescent) – rambut Vellos muncul pada pubes. Belum ada rambut kemaluan sensitif

androgen pada tahap ini. Usia <11 tahun.

• Tahap II – Ada perkembangan rambut berbulu halus tipis dan panjang dan panjang serta berpigmen,

yang hanya sedikit keriting atau lurus. Rambut utamanya tampak pada pangkal penis. Tahap ini mungkin

sulit dievaluasi pada

foto, terutama jika subyek berambut terang. Usia 12 tahun.

• Tahap III – Rambut kemaluan jauh lebih gelap, kasar, dan keriting. Distribusinya sekarang tersebar di

persimpangan pubes. Pada tahap ini, rambut dapat dikenali dengan mudah pada foto hitam dan putih.

Usia 13 tahun.

• Tahap IV – Distribusi rambut sekarang sudah seperti orang dewasa meskipun jumlahnya masih kurang

dibanding orang dewasa. Belum ada penyebaran ke permukaan medial paha. Usia 14 tahun.

• Tahap V – Penyebaran dan jumlah rambut sudah seperti orang dewasa dan berbentuk  segitiga terbalik.

Ada yang bisa menyebar ke permukaan medial paha.Usia 15-16 tahun.

• Tahap VI – Rambut mulai tumbuh ke arah perut.3

Di klinik, rambut pubis biasanya ditandai dengan kode P1-P5. Pada pria, rambut ketiak baru tumbuh

setelah rambut pubis mencapai P4. Kumis dan Janggut biasanya baru tumbuh setelah rambut di tempat-

tempat lainnya tumbuh.5

Pada wanita muda, tahap Tanner untuk perkembangan payudara adalah sebagai berikut. 6

• Tahap I (preadolescent) – Hanya papilla yang meninggi di atas dinding dada.

• Tahap II – (Breast Budding) – Payudara dan papila menonjol sebagai gundukan kecil bersama dengan

peningkatan diameter areolae.

• Tahap III – Payudara dan areolae terus memperbesar, meskipun mereka tidak menunjukkan pemisahan

kontur.

Page 10: Community Visit

• Tahap IV –Aerola dan papila meninggi di atas bentuk payudara dan membentuk gundukan sekunder

dengan pengembangan lebih lanjut jaringan payudara secara keseluruhan.

• Tahap V – Payudara wanita dewasa telah berkembang. Papila dapat membesar sedikit di atas kontur

payudara sebagai akibat dari resesi aerolae.

Untuk pertumbuhan payudara, di klinik digunakan kode M1-M5.

Masa pubertas pria bermula dengan mulai bertambah besarnya testis, rata-rata pada umur 11,5 tahun

dengan rentang antara 9,5-13,5 tahun. Pengukuran testis dilakukan dengan orkidometer Prader, suatu

rentetan ukuran testis yang diberi angka 1 sampai 25.Pada bayi ukurannya 1, pada awal pubertas 4, dan

pada umumnya di atas 10. Ukuran testis 4 sudah bisa dianggap masuk masa pubertas. 5 Tahapan

untukperkembangan alat kelamin laki-laki adalah sebagai

berikut.

Page 11: Community Visit

• Tahap I (preadloscent) – The testis, skrotum, dan penis memiliki ukuran dan proporsi yang sama dengan

yang terlihat pada awal masa kanak-kanak. Volume testis <2ml.3

• Tahap II – Ada pembesaran skrotum dan testis serta perubahan pada tekstur kulit skrotum. Kulit

skrotum mungkin juga memerah. Volume testis <4ml.

• Tahap III – pertumbuhan lebih lanjut dari penis telah terjadi.  Awalnya yang tumbuh adalah panjangnya,

meskipun kemudian diameternya akan  meningkat. Ada juga meningkat pertumbuhan testis dan

skrotum.Volume testis 4-10 ml.

• Tahap IV – Penis diperbesar secara signifikan pada panjang dan diameter, dengan perkembangan lebih

lanjut glans penis. Testis dan skrotum terus untuk memperbesar, dan ada penggelapan yang berbeda dari

kulit skrotum.  Volume testis 10-12 ml.

• Tahap V – alat kelamin dewasa sehubungan dengan ukuran dan bentuk. Volume testis 12-25 ml.

Selain itu, tubuh remaja juga akan berkembang dengan perkiraan sebagai berikut.1

Pria

* Stage 1: 5-6cm/tahun

* Stage 2: 5-6cm/tahun

* Stage 3: 7-8cm/tahun

* Stage 4: 10cm/tahun

* Stage 5: Tidak lagi meninggi sesudah 17 tahun

Wanita

* Stage 1: 5-6cm/tahun

* Stage 2: 7-8cm/tahun

* Stage 3: 8cm/tahun

* Stage 4: 7cm/tahun

* Stage 5: tidak lagi meninggi sesudah 16 tahun

Pacu Tumbuh5

Pacu tumbuh tinggi badan(growth spurt) rata-rata dimulai pada usia 13 tahun (rentang 10-16 tahun) dan

rata-rata berakhir pada umur 16 tahun (rentang 13,5-17,5 tahun). Sebenarnya sesudah itu masih tumbuh,

namun tidak secepat sebelumnya. Pertumbuhan tinggi badan pria akan berakhir pada usia 19-20 tahun.

Page 12: Community Visit

Pola pertumbuhan tiap orang bsia berbeda. Untuk memastikan seseorang masih bertambah tinggi atau

tidak dapat dilihat dari usia tulang dan sela epifisis.

Perubahan Suara

Perubahan suara pada pria remaja terjadi sebagai akibat bertambah panjangnya pita suara yang mengikuti

pacu tumbuh laring. Terjadi setelah proses pubertas berlangsung beberapa waktu.

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK

Ada banyak sekali jenis gangguan tumbuh kembang pada anak, mulai dari yang paling ringan

hingga yang sangat kompleks. Berikut ini akan dijelaskan beberapa gangguan tumbuh kembang  pada

anak beserta cara mengatasinya :

A. Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)

Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak, yang diharapkan

bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain, perkembangan anak (dalam hal bicara) tertinggal beberapa

bulan dari teman-teman seusianya.

Penyebab :

Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay seringkali juga mengalami masalah

pendengaran.

Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya tingkat kematangan

seperti kematangan organ-organ bicara.

Kurang stimulasi atau kurang terpapar dalam lingkungan sosial.

Cara Mengatasi :

Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan dalam

kemampuan berbicara :

Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-

benda yang ia kenal.

Gunakan bahasa yang  sederhana ketika berbicara pada anak.

Page 13: Community Visit

Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan “Atit” saat

mengutarakan rasa sakit, orang tua segera membenarkanya dengan mengucapkan “Oh, sakit ya”.

Usahakan untuk selalu mengulang kata-kata yang diucapkan anak pada kita.

Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar.

Jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang dikatakan anak.

Jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya akan membuat anak menjadi semakin

tertekan.

Berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti dokter anak atau ahli tumbuh kembang anak

B. Keterlambatan Kemampuan Berjalan

Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8 bulan sampai dengan

18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa berjalan, baru dikategorikan ‘delay’ atau

terlambat, sehingga diperlukan intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan yang belum bisa berjalan, dinyatakan

“belum siap”, bukan dianggap terlambat, karena rentang toleransinya cukup panjang. Namun jangan

menganggap remeh dengan kondisi tersebut. Lebih baik Anda melakukan deteksi awal mengenai

“keterlambatan” tersebut supaya bisa diantisipasi dan dicari jalan keluarnya. 

Penyebab :

Kondisi kesehatan anak yang kurang mendukung. Keterlambatan anak mulai berjalan bisa

disebabkan oleh gangguan neurologis, gizi buruk, maupun penyakit seperti : riwayat kekurangan

oksigen saat lahir, penyakit-penyakit perinatal yang berat (sepsis, kerinikterus, meningitis), bayi

lahir dengan berat sangat rendah, bayi prematur, cerebal palsy, pasca kejang lama, penyakit

jantung bawaan, dan lain sebagainya.

Faktor keturunan. Beberapa kasus menunjukkan orangtua yang mempunyai riwayat terlambat

berjalan akan menurun kepada anaknya.

Bentuk dan berat badan anak. Anak dengan kaki yang pendek biasanya lebih cepat berjalan

daripada yang berkaki panjang. Semakin panjang kaki anak, biasanya jadi lebih sulit

menyeimbangkan badan.

Pengalaman buruk waktu belajar berjalan. Kecelakaan yang mungkin terjadi saat belajar berjalan

seperti tersandung hingga membentur meja bahkan berdarah, bisa mengakibatkan anak trauma

dan malas berlatih lagi. Terlebih lagi jika ditambah dengan respon orangtua yang terlalu

mengkhawatirkannya.

Page 14: Community Visit

Bayi yang tidak dikelilingi anak-anak lain. Hal ini biasanya mengakibatkan anak jadi lebih

lambat berjalan karena tidak ada yang memberinya contoh  (meski tidak selalu).

Orangtua maupun lingkungan yang overprotective. Rasa sayang yang berlebihan dengan

melarang anak untuk melakukan kegiatan yang “menantang” karena khawatir jatuh atau

terpeleset, membuat anak kehilangan kepercayaan diri untuk mulai berjalan. Kebiasaan terlalu

sering digendong dan pemakaian baby walker yang berlebihan juga dapat membuat anak malas

belajar jalan.

Cara Mengatasi :

Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa) merupakan masa yang

membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Karena tangan kita harus mendampingi kemanapun si

kecil bergerak. Pada awalnya kita menggunakan dua tangan untuk menatih, namun dengan

bertahap kita lepas satu tangan, hingga akhirnya kita lepas dia berjalan tanpa bantuan kita.

Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh, meja kecil yang ringan,

maupun galon air mineral yang tidak terisi penuh bisa menjadi alat yang menarik untuk didorong-

dorong anak.

Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir

terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan benda-benda yang mudah diraih dan mudah pecah.

Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan memegang mainan atau benda

yang menarik perhatiannya. Mintalah anak untuk mengambilnya dan berikan pelukan hangat saat

dia berhasil menjangkaunya. Perlebar jarak untuk meningkatkan kemampuannya.

Hindari baby walker. Faktor praktis dan bisa ditinggal mengerjakan hal lain seringkali membuat

orangtua berlebihan dalam memanfaatkan baby walker. Padahal, hal seperti itu bisa menyebabkan

anak jadi malas berjalan ketika dilepas tanpa baby walker. Penggunaan baby walker tetap harus

dengan pengawasan karena terbukti pada beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan seperti tergelincir di tangga, kamar mandi, maupun kolam renang.

Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan kombinasi dari latihan

kemandirian, kepercayaan diri, pantang menyerah, dan kesabaran.

Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan kemajuan dalam kemampuan

berjalan meskipun sudah dilakukan stimulasi yang memadai. 

C. Autisme

Page 15: Community Visit

Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang berarti suatu

aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunianya sendiri. Autisme merupakan

gangguan perkembangan yang kompleks yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun sebagai hasil

dari gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak. Gangguan ini mempengaruhi

perkembangan dalam area interaksi sosial dan keterampilan komunikasi.

Anak penyandang autis umumnya menunjukan kesulitan dalam komunikasi verbal dan nonverbal,

interaksi sosial, dan kegiatan bersosialisasi (misalnya bermain bersama). Mereka juga menunjukan pola-

pola tingkah laku yang terbatas, berupa pengulangan dan stereotip (meniru). Seorang penderita autis

mempunyai beberapa kesulitan yaitu dalam hal makna, komunikasi, interaksi sosial, dan masalah

imajinasi. Hal ini menyebabkan penderita autis menemui banyak kesulitan dalam kehidupannya sehari-

hari.  Anak autis bisa sangat tertarik pada sesuatu dan kemudian asyik sendiri pada dunianya. Akibatnya,

anak autis cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya.

Penyebab :

Tidak ada satu penyebab tunggal dari autis dan masih belum diketahui penyebab pastinya. Ada banyak

teori yang terus berkembang dan diteliti oleh para ahli.

Saat ini, para ahli menyimpulkan sebabnya, antara lain :

Permasalahan pada awal perkembangan seorang anak. Anak penyandang autis mengalami

masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa kehamilan, pada saat dilahirkan, dan segera

setelah dilahirkan, daripada anak yang bukan penyandang autis.

Pengaruh genetik. Adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada studi terhadap

keluarga dengan anak kembar menunjukan peran yang besar dari faktor genetik sebagai penyebab

dari autis.

Abnormalitas otak. Meskipun tidak diketahui tanda-tanda biologis untuk autis, penelitian yang

dilakukan oleh sejumlah ahli menunjukan bahwa gambaran otak anak penyandang autis berbeda

dengan gambaran otak anak normal.

Cara Mengenali Gejala :

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala autis, salah satunya dengan metode

yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).  Orang tua harus mengamati 6

pertanyaan penting berikut :

Page 16: Community Visit

1. Apakah anak Anda tertarik pada anak-anak lain?

2. Apakah anak Anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada  sesuatu?

3. Apakah anak Anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?

4. Apakah anak Anda dapat meniru tingkah laku anda?

5. Apakah anak Anda berespon bila dipanggil namanya?

6. Bila Anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan

tersebut?

Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka sebaiknya berkonsultasi dengan

profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme. Karakteristik dari

penyandang autis banyak sekali ragamnya (sepektrumnya sangat luas) sehingga cara diagnosa yang

paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli

psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang

autis. Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam

berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Orang tua harus peka dengan

perkembangan anak sejak lahir, dan melaporkan kepada dokter untuk setiap keterlambatan dan gangguan

dalam perkembangan perilakuknya.

Cara Mengatasi :

Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya dengan pendekatan ABA

(Applied Behavioral Analysis) untuk menguasai keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan,

terapi integrasi sensori untuk menghadapi stimulasi sensori, dan metode pendekatan yang hangat

dan akrab untuk membangun hubungan dengan anak sebagai individu dan untuk membantu

memperbaiki proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh, kata-kata, serta media bermain

Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang tua diluar waktu-waktu

terapi. Contohnya seperti :

1. Pendukung visual agar anak lebih mudah berkomunikasi, mengutarakan keinginan, dan

membantu anak memahami kehidupan. Selain itu, dengan menunjukkan objek secara nyata pada

anak juga dapat membantu anak mengembangkan pemahaman tentang waktu dan pentingnya

menghargai lingkungan.

2. Berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik turun tangga. Kegiatan-kegiatan tersebut

sejalan dengan prinsip terapi integrasi sensori.

Page 17: Community Visit

3. Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan sentuhan dan kontak mata yang

memadai.

Terapi wicara (dibantu dokter dan terapis)

(http://kesehatanmuslim.com/gangguan-tumbuh-kembang-pada-anak/)

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan

fisis rutin, skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan. Keluhan orangtua mengenai penyimpangan

perkembangan anaknya perlu ditindaklanjuti karena sebagian terbukti benar. Penting pula menanyakan

faktor-faktor risiko di lingkungan mikro (ibu), mini (lingkungan keluarga dan tempat tinggal), meso

(lingkungan tetangga, polusi, budaya, pelayanan kesehatan dan pendidikan) dan makro (kebijakan

program) yang dapat mengganggu tumbuh kembang balita atau dapat dioptimalkan untuk mengatasi

gangguan tersebut. Pemeriksaan fisis rutin meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, bentuk dan

ukuran lingkar kepala, kelainan organ-organ lain dan pemeriksaan neurologis dasar. Skrining

perkembangan dapat menggunakan kuesioner atau melakukan pengamatan langsung pada balita.

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berisi 10 pertanyaan untuk setiap kelompok umur, yang

ditanyakan kepada orangtua oleh paramedis atau dokter. Buku Pedoman Perkembangan Anak di Keluarga

(Depkes RI) menilai 4 keterampilan balita untuk setiap kelompok umur, yang dapat dilakukan oleh

paramedis atau kader kesehatan. Pediatric Symptom Checklist (PSC) berisi 35 perilaku anak yang dapat

ditanyakan oleh paramedis atau dokter kepada orangtua. Kuesioner Skrining Perilaku Anak Prasekolah

menyerupai PSC tetapi hanya berisi 30 pertanyaan. Skrining Perkembangan Denver II mempunyai

kepekaan yang cukup baik untuk deteksi gangguan gerak kasar, gerak halus, berbahasa dan personal

sosial. Selain itu secara tidak langsung dapat mendeteksi gangguan penglihatan, koordinasi mata-tangan,

pendengaran, pemahaman, komunikasi verbal - non verbal, pemecahan masalah dan kemandirian, namun

kurang peka untuk gangguan emosional. Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) adalah salah satu alat

skrining untuk deteksi dini gangguan spektrum autistik (austistic spectrum disorder) anak umur 18 bulan

sampai 3 tahun. Pemeriksaan lanjutan yang komprehensif sebaiknya melibatkan berbagai profesi dan

disiplin keilmuan untuk memastikan jenis, derajat dan penyebab gangguan, serta merencanakan tindak

lanjut yang komprehensif dan terintegrasi agar anak dapat tumbuh kembang optimal.

Page 18: Community Visit

GANGGUAN GIZI

Indonesia saat ini menghadapi setidak-tidaknya 5 masalah gizi yang dipicu berbagai factor dalam

kehidupan masyarakat. Ke lima masalah gzi tersebut adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang

vitamin A (KVA), Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB), gizi

berlebih (OBESITAS).

Penyebab masalah gizi di Indonesia secara langsung di pengaruhi oleh tidak cukupnya asupan zat

gizi dan penyakit infeksi. Adapun penyebab secara tidak langsung, antara lain jangkauan dan kualitas

pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak memadai, rendahnya ketahanan pangan tingkat rumah tangga,

kemiskinan, pengangguran, serta dampak social Budaya dan politik

Balita termasuk ke dalam kelompok usia beresiko tinggi terhadap penyakit. Kekurangan maupun

kelebihan asupan zat gizi pada balita dapat mempengaruhi status gizi dan status kesehatannya. Ada

beberapa masalah gizi yang biasa diderita balita sebagai berikut.

I. KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein Energy Malnutrition

KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi energi dan

protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak

disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku

WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition dapat diartikan sebagai salah satu penyakit

gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis

yang disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam.

Kurangnya zat gizi makro (Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP.

Penyebab penting terjadinya KEP adalah dimana kesadaran akan kebersihan baik personal

hygiene maupun kebersihan lingkungan yang masih kurang sehingga memudahkan balita untuk terserang

penyakit infeksi. Terlihat pula adanya sinergisme antara status gizi dan infeksi. Keduanya dipengaruhi

oleh makanan, kualitas mengasuh anak, kebersihan lingkungan dan lain-lain yang kesemuanya

mencerminkan keadaan sosial-ekonomi penduduk serta lingkungan pemukimannya. Ada beberapa faktor

yang dapat menyebabkan KEP, yaitu :

a. Penyebab Langsung

Page 19: Community Visit

Penyebab langsung terjadinya KEP (Kurang Energi Protein) yaitu makanan dan penyakit infeksi yang

mungkin diderita anak. Timbulnya KEP tidak hanya makanan yang kurang tetapi karena penyakit. Anak

yang mendapat makanan yang baik tetapi sering menderita diare atau demam, akhirnya akan menderita.

Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik daya tuhun tubuhnya (imunitas) dapat melemah. Dalam

keadaan demikian balita mudah diserang infeksi, kurang nafsu makan, dan akhirnya mudah terserang

KEP

b. Penyebab Tidak Langsung

Penyebab tidak langsung timbul karena 3 faktor, yaitu :

Kurangnya ketersediaan pangan dikeluarga menunjukkan adanya kerawanan ketahanan pangan keluarga.

Artinya kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan pangan, baik jumlah maupun mutu gizi yang

lengkap dan seimbang, serta memenuhi standar kecukupan gizi balita. Harga dan daya beli keluarga yang

dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, serta pengetahuan tentang gizi yang terkandung didalam makanan.

Pola pengasuhan anak yang tidak memadai. Pola pengasuhan anak adalah sikap dan perilaku ibu atau

pengasuh lain dalam hal dekatnya dengan anak memberikan makanan, merawat menjaga kebersihan,

memberikan kasih sayang dan sebagainya. Semuanya itu sangat berpengaruh pada tumbuh kembang

anak. Pola asuh yang tidak memadai dapat menyebabkan anak tidak suka makan atau tidak diberi

makanan yang bergizi lengkap dan seimbang juga dapat memudahkan terjadinya infeksi. Pola asuh anak

berhubungan dengan keadaan ibu seperti kesehatan fisik dan mental, status gizi, pendidikan umum,

pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik.

Ada 3 tipe KEP sebagai berikut :

A. Tipe Kwashiorkor

Kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein. Penyakit gangguan gizi ini banyak dijumpai pada usia

anak 1 – 3 tahun. Orangtua biasanya tidak menyadari bahwa anaknya sakit. Hal ini disebabkan kebutuhan

energinya tercukupi sehingga berat badan menjadi normal. Apalagi ditambah dengan adanya oedem

(sembap) pada badan anak karena kekurangan protein.

Gejalanya :

Oedem pada kaki dan muka (moon face)

Rambut berwarna jagung dan tumbuh jarang

Page 20: Community Visit

Perubahan kejiwaan seperti apatis, wajah memelas, cengeng, dan nafsu makan kurang

Muncul kelainan kulit mulai dari bintik-bintik merah yang kemudian berpadu menjadi bercak hitam

B. Tipe Marasmus

Marasmus terjadi akibat kekurangan energi. Gangguan gizi ini biasanya terjadi pada anak usia tahun

pertama yang tidak mendapat cukup ASI (Air Susu Ibu).

Gejalanya :

Berat badan sangat rendah

Kemunduran pertumbuhan otot (atrophi)

Wajah anak seperti orangtua (old face)

Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh

Cengeng dan apatis (kesadaran menurun)

Mudah terkena penyakit infeksi

Kulit kering dan berlipat-lipat karena tidak ada jaringan lemak dibawah kulit

Sering diare

Rambut tipis dan mudah rontok

C. Tipe Kwashiorkor Marasmus

Penyakit ini timbul jika makanan sehari-hari anak tidak cukup mengandung energi dan protein untuk

pertumbuhan normal.

II. Obesitas

Page 21: Community Visit

Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak dalam tubuh

(obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang.

Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia

(tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan pernafasan,

dan komplikasi ortopedik (tulang). Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan

berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa. Konsekuensinya pada anak juga menyangkut

kesulitan-kesulitan dalam psikososial, seperti : diskriminasi dari teman-teman, self-image negative,

depresi, dan penurunan sosialisasi.

Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga. Ada banyak cara untuk

mengendalikan kegemukannya :

Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola makan anak agar tetap seimbang.

Awasi kebiasaan makannya, jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.

Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan masakan yang mengandung banyak

lemak seperti santan yang terlalu kental.

Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.

Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis, karena itu adalah sumber kalori yang

dapat meningkatkan berat badan.

Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan energinya, terutama di luar ruangan

seperti lari, berenang, atau bermain bola, dan lain-lain.

Dan tentunya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi bagaimana solusinya yang terbaik bagi anak

Anda.

Dengan berbagai cara untuk mencegah obesitas berlanjut. Salah satunya, dengan mengatur pola

makan yang seimbang, Jika pola ini dilaksanakan, berat badan bayi relatif normal dan sehat. Dengan

demikian, anak juga akan terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh obesitas.

III. Kurang Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh

yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh

untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi lainnya. Penyakit mata yang

diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xeropthalmia.

Page 22: Community Visit

Xeropthalmia adalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin A, yaitu terjadi kekeringan pada

selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Penyakit ini merupakan penyebab

kebutaan yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 – 3 tahun.

Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada

saraf retina mata. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi per hari 400 ug retinol

untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada di makanan hewani sebagai retinol dan ada

juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, yang nantinya dalam usus dengan bantuan tirosin

baru dikonversi menjadi retinol.

IV. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme terhadap penyakit gondok. Kekurangan

mineral iodium pada anak dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan

perkembangan fisik. Zat iodium penting untuk kecerdasan anak.

Gondok merupakan suatu gejala pembesaran pada kelenjar tiroid yang terjadi akibat respons terhadap

defisiensi/kekurangan iodium.

Iodium adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah zat besi yang dianggap penting bagi kesehatan

tubuh manusia walaupun sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya. Manusia

tidak dapat membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi

harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui sarapan iodium yang terkandung dalam

makanan serta minuman.

V. Anemia Zat Besi (Fe)

Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin darah kurang daripada normal disebabkan karena

kurangnya mineral (Fe) sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (sel darah merah).

Penyebab umum dari anemia adalah tidak memiliki cukup zat besi. Anak-anak dapat mengalami anemia

bila tidak ada kandungan zat besi dalam makanan mereka untuk membuat jumlah normal hemoglobin

dalam darah mereka. Anemia pada anak disebabkan kebutuhan Fe yang meningkat akibat pertumbuhan si

anak yang pesat dan infeksi akut berulang. Gejalanya anak tampak lemas, mudah lelah, dan pucat. Selain

Page 23: Community Visit

itu, anak dengan defisiensi (kurang) zat besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan memusatkan

perhatian lebih rendah dibandingkan dengan anak yang cukup asupan zat besinya.

Zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan juga diperlukan oleh berbagai enzim

sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro

(sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak

menunjukkan gejala yang khas (asymptomatic) sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.

Perbedaan tingkat penyerapan zat besi oleh tubuh dari berbagai bahan makanan adalah sebagai berikut :

Penyerapan Tinggi : Unggas, daging, dan ikan

Penyerapan sedang : Kacang-kacangan, dan gandum

Penyerapan rendah : sayuran

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh, kombinasikan bahan makanan sumber zat besi

dengan vitamin C, misalnya berikan potongan tomat dalam roti sandwich untuk anak.

Kebutuhan zat besi pada balita dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Usia Kebutuhan Zat Besi

0 – 6 bulan 3 mg

7 – 12 bulan 5 mg

1 – 3 tahun 8 mg

4 – 6 tahun 9 mg

Page 24: Community Visit

GANGGUAN GIZI (MALNUTRISI)

Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi

(overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi

esensial.

PENYEBAB

Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan :

Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan

Perubahan kadar enzim

Kelainan fungsi organ dan jaringan tubuh

Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian

Kekurangan Gizi

Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu pada masa

bayi, awal masa kanak-kanak, remaja, selama kehamilan, dan selama menyusui.

Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat

gizi pun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan

terutama pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.

Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa

disebabkan oleh:

Asupan yang kurang atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)

Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh

Page 25: Community Visit

Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang

berlebihan. Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat kelebihan dari zat-zat gizi esensial.

Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kekurangan gizi:

Bayi dan anak kecil yang nafsu makannya jelek

Remaja dalam masa pertumbuhan yang pesat

Wanita hamil dan wanita menyusui

Orang tua

Penderita penyakit menahun pada saluran pencernaan, hati atau ginjal, terutama jika terjadi penurunan

berat badan sampai 10-15%

Orang yang menjalani diet untuk jangka panjang

Vegetarian

Penderita ketergantungan obat atau alkohol yang tidak cukup makan

Penderita AIDS

Pemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan, penyerapan atau pengeluaran zat gizi

Penderita anoreksia nervosa

Penderita demam lama, hipertiroid, luka bakar atau kanker

Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka

membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kekurangan

asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP),

yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan

perkembangan.

Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru

lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.

Seiring dengan pertumbuhan, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan

mereka juga bertambah. Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk

Page 26: Community Visit

mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri. Asam folat diberikan selama kehamilan untuk

menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.

Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan

mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang

disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah

seorang vegetarian.

Pada orang tua dapat terjadi malnutrisi karena berbagai hal, seperti merasa kesepian, kondisi fisik

dan mental yang mulai menurun, kurang bergerak, serta penyakit kronik. Kemampuan penyerapan zat

gizi pada orang tua yang menurun, memungkinkan untuk terjadinya berbagai masalah seperti anemia

karena kekurangan zat besi, osteoporosis dan osteomalasia.

Proses penuaan disertai dengan kehilangan sejumlah massa otot yang tidak ada hubungannya

dengan penyakit atau kekurangan makanan. Berkurangnya massa otot ini sekitar 11 kg untuk laki-laki dan

5,5 kg untuk wanita. Perhitungan tersebut berdasarkan:

- berkurangnya kecepatan proses metabolisme

- berkurangnya berat badan total dan

- bertambahnya lemak tubuh sekitar 20-30% pada laki-laki dan 27-40% pada wanita.

Karena perubahan-perubahan tersebut dan karena berkurangnya aktivitas fisik, orang tua memerlukan

lebih sedikit kalori dan protein.

Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung

memiliki kesulitan untuk menyerap vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K), vitamin

B12, kalsium dan zat besi. Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan

mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula). Penderita penyakit ginjal cenderung

mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.

Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging

dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya resiko dari diet semacam ini

adalah kekurangan zat besi. Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko

yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging. Tetapi

kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan

Page 27: Community Visit

tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara teratur. Vegetarian yang tidak mengkonsumsi

produk hewan (vegan), memiliki risiko untuk mengalami kekurangan vitamin B12.

Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi

pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat

menyebabkan:

Kekurangan vitamin, mineral dan protein

Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme

Kematian

Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan

dalam waktu yang lama.

Ketagihan alkohol atau obat-obatan bisa merusak gaya hidup seseorang sehingga asupan makanan yang

cukup tidak terpenuhi, dan terdapat gangguan pada penyerapan dan metabolisme zat-zat gizi.

Alkoholisme adalah bentuk ketagihan obat yang paling sering ditemukan, yang memberikan efek serius

terhadap status gizi seseorang. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang sangat besar merupakan racun yang

akan merusak jaringan, terutama pada saluran pencernaan, hati, pankreas dan sistem saraf (termasuk

otak). Alkoholisme merupakan penyebab paling sering dari kekurangan vitamin B1 (tiamin) di USA dan

juga menyebabkan kekurangan magnesium, zat besi dan vitamin lainnya.

Kelebihan Gizi

Kelebihan gizi bisa terjadi karena:

Kelebihan makan

Penggunaan vitamin atau suplemen makanan lainnya yang berlebihan

Kurang melakukan aktivitas.

Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kelebihan gizi:

Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi kurang beraktivitas dan tidak berolahraga

Kelebihan berat badan >20%

Page 28: Community Visit

Makanan yang mengandung lemak tinggi dan garam tinggi

Orang yang mengkonsumsi niasin dosis tinggi untuk mengatasi hiperkolesterolemia

Orang yang mengkonsumsi vitamin A atau vitamin B6 dosis tinggi

Orang yang mengkonsumsi zat besi atau mineral lainnya dalam dosis tinggi, tanpa resep dari dokter.

10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk 

1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemiaPada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah.

Jika anak sadar dan dapatmenerima makanan usahakan memberikan makanan sering/cair 2

–3 jam sekali. Jikaanak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.2.

Pengobatan dan pencegahan hipotermiaHipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36oCelcius.

Pada keadaan inianak harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang dewasa lain mendekap anak didadanya

lalu ditutupi selimut atau dengan membungkus anak dengan selimut tebal danmeletakkan lampu di

dekatnya.

Selama masa penghangatan dilakukan pengukuransuhu anak pada dubur setiap 30 menit sekali.

Jika suhu anak sudah normal dan stabiltetap dibungkus dengan selimut/pakaian rangkap agar tidak jatuh

kembali padakeadaan hipotermia

3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairanTanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat

dengan dehidrasi adalah adariwayat diare sebelumnya, anak sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah,

tangan dankaki teraba dingin, anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.Tindakan yang dapat dilakukan:a.

Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat

minum, lakukan tindakan rehidrasi oral denganmemberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit

dengan sendok. Cairanrehidrasi oral khusus KEP disebut ReSoMal. b. Jika tidak ada ReSoMal untuk anak

dengan KEP berat dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat minum, lakukan

rehidrasi intravena (infus)RL/Glukosa 5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.

4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolitPada semua KEP Berat/gizi buruk terjadi

gangguan keseimbangan elektrolitdiantaranya :a. Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma

rendah. b. Defisiensi Kalium (K) dan Magnesium (Mg).Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema

dan untuk pemulihankeseimbangan elektrolit diperlukan waktu minimal 2 minggu.Berikan makanan tanpa

Page 29: Community Visit

diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairanoralit 1 liter yang diencerkan 2x (dengan pe+an

1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50 grgula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak

mengandungmineral bentuk makanan lumat

5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksiPada KEP berat tanda yang umumnya menunjukkan

adanya infeksi seperti demamseringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara rutin diberikan

antibiotic

6. Pemberian makanan, balita KEP berat 

Pemberian diet KEP berat dibagi 3 fase: 

a. Fase Stabilisasi (1–2 hari) 

Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali 

anak yang sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang, Pemberian makanan 

harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga 

energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja, Formula khusus 

seperti formula WHO 75/modifikasi/modisko ½ yang dilanjutkan dan jadual 

pemberian makanan harus disusun agar dapat mencapai prinsip tersebut dengan 

persyaratan diet sbb: porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa, energi 100 

kkal/kg/hari, protein 1–1,5 gr/kgbb/hari, cairan 130 ml/kg BB/hari (jika ada edema 

berat 100 ml/kg bb/hari),bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi 

formula WHO 75/pengganti/modisco ½ dengan gelas, bila anak terlalu lemah berikan 

dengan sendok/pipet, Pemberian formula WHO 75/pengganti/modisco ½ atau 

pengganti dan jadual pemberian makanan harus sesuai dengan kebutuhan anak. 

7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita 

Fase ini meliputi 2 fase: transisi dan rehabilitasi : 

a. Fase Transisi (minggu II) 

1) Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan untuk menghindari 

resiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam 

jumlah banyak secara mendadak. 

2) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0.9 – 1.0 gr/100 ml) dengan 

formula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka 

waktu 48 jam . Modifikasi bubur/mknn keluarga dapat digunakan asal kandungan 

energi dan protein sama 

Page 30: Community Visit

3) Naikkan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya 

pada saat tercapai jumlah 30 ml/kg bb/kali pemberian (200 ml/kg bb/hari). 

b. Fase Rehabilitasi (Minggu III–VII) 

1) Formula WHO-F 135/pengganti/modisco 1 ½ dengan jumlah tidak terbatas dan 

sering. 

2) Energi : 150–220 kkal/kg bb/hari. 

3) Protein : 4–6 gr/kgbb/hari. 

4) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan formula 

karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar. 

5) Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga. 

8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro 

Semua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan mineral, walaupun anemia 

biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak 

mau makan dan BB nya mulai naik (pada minggu II). Pemberian Fe pada masa 

stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya "

Evaluasi

a. Hal-Hal Positif dan Menyenangkan Selama Kunjungan

Selama kunjungan berlangsung, tidak terdapat kendala yang menghalangi kelancaran proses.

Pihak sekolah, guru dan murid menerima dengan baik. Para siswa yang diamati bereaksi secara antusias

dan sangat membantu selama kunjungan. Mereka memberikan respon yang baik dan kooperatif. Pihak

guru memberikan space yang membuat kami nyaman beraktivitas serta tidak terlalu mencampuri

sehingga mengganggu proses kunjungan. Tidak terdapat siswa yang mengganggu jalannya kunjungan,

mereka yang tidak terlibat hanya mengamati saja.

b. Hal-Hal Negatif Selama Kunjungan

Karena penyerahan surat dari fakultas yangdilakukan secara on the spot, kami sempat menunggu

selama beberapa waktu tanpa kegiatan di halaman sekolah. Kegiatan yang direncanakan pada jam 8

tertunda hingga jam 9. Hal ini karena para guru tidak yakin untuk langsung menerima kami dan meminta

Page 31: Community Visit

kami menunggu keputusan dari kepala sekolah. Keterlambatan diakibatkan oleh menunggu kehadiran

kepala sekolah di tempat.

c. Hal Menarik yang Didapatkan

Pada saat kunjungan ke SMAN 6 Banda Aceh, ada dua kelompok yang diposisikan bersamaan,

yaitu A6 dan B6. Kelompok A6 mendapat sampel yang seluruhnya merupakan siswa, sedangkan

kelompok B6 mendapatkan sampel yang seluruhnya merupakan siswi. Hal ini menarik karena sekolah ini

adalah sekolah campuran namun pembagian sampel bagi setiap kelompok oleh pihak sekolah dilakukan

secara homogen.