Community Visit
-
Upload
rizki-kurniawan -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
description
Transcript of Community Visit
Tumbuh Kembang pada Anak
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa
itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa,
yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi
yang terus menerus serta rumit antara factor genetic dan factor lingkungan bio-fisiko-psikososial.
Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya.
Tingkat tercapai potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai factor yang saling
berkaitan yaitu factor genetic, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil
akhir yang berbeda-beda yang memberikan cirri tersendiri pada setiap anak.
Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mengajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya
untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan social. Juga
menegakan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinana penanganan yang efektif,
serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.
1. DEFINISI
1. Pertumbuhan (Growth)
Berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu yang bias diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter)
(Soetjiningsih: 1998)
Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan (Richard & Victor
: 1992)
Menurut Whaley dan wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran sel tubuh yang
ditunjukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh ( supartini, Yupi : 2004)
2. Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan wong, perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap
dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran (Supartini, Yupi :2004).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematanagan (soetjiningsih :
1998)
Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau social yang sangat
ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan (Richard & Victor : 1992)
2. Prinsip Tumbuh Kembang
1. Tumbang terjadi dalam batasan dan pola yang dapat dipredisikan secara teratur
2. Mempunyai arah cephalucaudal-proximodistal-differinsiation.
3. Periode optimal dimana perkembangan membutuhkan stimulasi khusus untuk suatu potensi yang
akan capai.
4. Meskipun dapat dipredisikan, irama pertumbuhan individu bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai
factor.
5. tingkah laku dan keterampilan didapat dari proses belajar atau latihan dan pemgalaman.
3. Tahap Tumbuh Kembang
1. Infant ( 0-12 Bulan )
a. Umur 0-6 bulan
1) Pertumbuhan fisik
pada bayi yang lahir cukup bulan berat badan akan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur
5 bulan.
Berat badan bayi 0-6 bulan setiap minggunya berat badan akan bertambah 140-200 gr. Sedangkan
panjangnya setiap bulannya akan bertambah 2,5 cm/bln.
2) Perkembangan
a) Perkembanagan motorik
Telapak tangannya menggenggam tidak kuat kecendrungan tangan kemulut, tangan tidak mengepal setiap
saat, kadang-kadang tangan terbuka, melihat objek yang ada diatas kepalanya, ingin mendapat objek
tersebut tetapi tidak bias mengenggam walaupun sudah ditangan, dan pada umur 4-6
bulan, bayi akan lebih sering mengguling. Lebih dapat menahan berat badan pada saat didudukan, mulai
mengambil benda tapi sering lepas dengan menggunakan tanagan mengepal, akan menyokong berat
badan pada saat posisi tengkurap.
b) Perkembangan bahasa
Pada umur 0-3 bulan bayi akan menangis, bermain dengan suara tenggorokan dan mulai belajar vocal.
Pada umur 3-6 bulan bayi akan mencari suara yang adsa diruangan, mangarahkan pandangan kepada arah
suara.
c) Perkembangan kognitif
Pada umur 0-3 bulan memiliki refleks dan tingkah laku yang halus, mul;ai mengulang gerakan yang
menyenagkan (menghisap ibu jari).
Pada umur 3-6 bulan bayi akan mengenali wajah objek yang lama, ketrampilannya akan bertambah
seperti menggenggam dan mengunyah.
b Umur 6-12 bulan
1). Pertumbuhan fisik
berat badan bayi umur 6-12 bulan menjadi tiga akalidari berat badan bayi waktu lahir dalam satu tahun
pertma, berat badan ini mengfalami pertambahan 85 sampai 140 gr/mgg, sedangkan tingggi badannya
bertambah 1,25 cm ( 0,5 inc/bln).
Panjang bayi akan meningkat kira-kira 50% pada akhir pertumbuhan pertma.
2) Perkembangan
a) Perkembangan motorik
Bayi dapat memindahkan objek dari suatu tangan ketangan yang lain, sudah dapat menggapai objek dan
menggenggam dengan baik, dapat berdiri dengan dipegangi, dapt duduk.
Sendiri tanpa dibantu, dapat meranagak, mera,bat, berjalan sambil berpegangan.
b) Perkembangan bahasa
Bayi dapat tertawa dan berteriak, dia dapat menikmati suaranya sendiri, berbicara dengan mainan,
mengucapkan kata-kata kombinasi (mama,papa)
c) Perkembangan kognitif
Bayi dapat meniru suara dan gerakan tangan sederhana melihat objek dan tertarik menjatuhkannya,
berkembang kesadaran adanya arti dan akhir dai hubungan, menunjukan pertambahaan perilaku.
d) Perkembangan psikososial
Bayi dan tahap oral, sebaiknya kebutuhan dipenuhi dengan segera, untuk membangun kepercayaan dapat
dilakukan sdengan sentuhan, kehangatan dan kelembutan.
Bayi juga dapat bermain dengan orang lain dapat dimotifasi dengan keinginan bersenang-senang dan
mendapatkan kesenangan yang berhubungan dengan oranglain.
2. Toodlers ( Umur 1-3 Tahun )
a. Pertumbuhan fisik
Pada bayi berat badan akan meningkat 4 kali pada umur 2,5 tahun dimana setiap tahu akn bertanbah 2-3
kg sedangkan tinggi badan bertambah panjang kira-kira 50% dari panjang badan umur 1 tahun umtuk
tahun keduanya. Sedangkan pada umur ke-3 penambahan sekitar 6-8 cm.
1. Perkembangan
1) Perkembangan motorik
Anak pada usia 12-18 bullan dapat berdiri sendiri, berjalan dengan tegak, dapat menumpuk 2 balok
keatas, minum dengan cangkir, buang air kecil lebih teratur. Sedangkan pada umur 18-24 bulan sudah
dapat duduk sendiri pada kursi yang kecil, mendorong dan menarik bola kedepan, menyusun bangunan 3-
4 balok, menggunakan sendok makan tanpa jatuh , mencoba membuat garis. Untuk umur 2-3 tahun dapat
berjalan berjinjit, menyusun 7-8 balok, memegang pensil dengan baik, naik tangga, menaruh pensil
kedal;am botol, memakai sepatu sendiri.
2) Perkembangan bahasa
Pada usia 12-18 bulan suara lebih keras, menggelengkan kepala saat tidak setuju, mengatakan kata-kata
sederhana secara berulang-ulang, pada umur 18-24 bulan dapat menyebutkan bagian tubuh dan nama
benda, menggunakan kata tunggal, mengikuti langsung contoh kalimat, sedangkan pada umur 2-3 tahun
dapat mengetahui satu warna, menyebutkan nama lengkap, nama panggilannya sendiri, mengerti arti lelah
dan lapar, aktif bertanya dan berbicara, penambahan artikulasi.
]
3) Perkembangan kognitif
Pada umur 3 tahun dia dapat bermain imajinasi sendiri, mengetahui jenis kelamin sendiri, dapat memanjat
dengan kaki bergantian, malatakkan kedua kakinya pada masing-masing tangga sambil melompat. Anak-
anak pada usia 3 tahun mempunyai keinginan yang besar untuk bebas melakukan hal-hal yang
disukainya. Pada umur 4 tahun dia dapat mengerti panjang dan pendek, berat dan ringan dapat
meneruskan imajinasi dan bercerita mencakup fantasi dan realita, dapat menuliskan nama lengkap, dapat
menyebutkan umurnya sendiri, anak laki-laki pada usia ini sering bertengkar secara fisik meliputi
menendang, memukul, menggigit, sedangkan anak perempuan lebih suka berteriak pada temannya ketika
tidak setuju. Sedangkan pada usia 5-6 tahun dia dapat mengidentifikasikan warna, mulai lancer untuk
berbicara mengklasifikasikan benda menurut karektiristiknya.
3. Usia Sekolah ( 6-12 tahun)
a. Perumbuhan fisik
Berat badan meningkat sekitar 2-3 kg/thn sedangkan untuk tinggibadan setelahumur 7 tahun akan
bertambah 5 cm setiap tahunnya dan pada usia 13 tahun panjangnya tiga kali dari panjang lahir. Pada saat
mendekati usia 6 tahun mulai kehilangan giginya ( rontok ). Biasanya pada awal usia sekolah gigi
geraham mulai timbuh , sedangkan pada usia 12 tahun system saraf lebih kompleks dan mampu menulis
naskah.
b. Perkembangan
1) Perkembangan psikososial
Pada usia sekolah anak mengalami perubahan pergaulan dilingkungan sekolah atau masyarakat, sehingga
anak-anak tersebut mulai hidup dengan bebas dan mencari tujuan serta tingkah laku diluar rumah. Pada
saat usia ini anak belajar untuk menghasilkan sesuatu dan miulai untuk mengeksplor keinginan seperti
mengkoleksi binatang peliharaan dan bermain kartu. Anak usia sekolah membutuhkan pengetahuan untuk
keberhasilan mereka, contohnya dalam hal prestasi belajar, partisipasi kelompok dalam mengembangkan
ketrampilan olah raga .
Jika sesorang anak tidak dapat meningkatkan prestasi sesuai harapan orang tua, saat itulah pertamakali
anak belajar mengalami kegagalan dan bereaksi dengan anisietas dan bermusuhan.
2) Perkembangan kognitif
Anak pada usia sekolah biasanya menggunakan kalimat induktif “sebab” untuk memecahkan masalah
yang baru, dapat mengerti peristiwa yang terjasi, dapat menggunakan logika yang simple seperti masa
volume berat, serta menguasai dasar-dasar matematika.
3) Perkembangan motorik
Pada anak usia 8 tahun dapat bekajar untuk menulis dengan tangan, misalmnya : menulis angka dan huruf
dengan teliti, menggambar dan mewarnai, anak usia ini juga dapat mengerjakan pekerjaan rumah, berlari,
melomp[at, mengendarai sepeda, berenag dan menikuti gerakan yang diajarikan seperti menari.
4. Remaja ( adolesecence )
Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu itu berinteraksi dengan masyarakat dewasa.
Dalam periode ini terjadi masa transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa, baik fisik dan perilaku
maupun sifat, dalam periode ini akan terjadi perubahan yang terceoat dan universal seperti:
1). Meningkatkan emosi
2). Perubahan bentuk tubuh
3). Berubahnya pol;a perilaku
Pada periode remaja mereka berusaha unutk mencari identitas diri yang menjelaskan siapakah dirinya dan
apakah perannya dalam masyarakat. Pada periode ini mereka sudahmulai memikirkan cita-cita untuk
masa derpannya.
1) Pertumubuhan fisik
Pertumbuhan berat badan seiring dengan tinggi badan. Wanita pada umur 10-14 tahun berat badannya
akan bertambah 7-25 kg dengan rata-rata 17,5 kg, sedangakan tinggi badanya akana bertamabah 5-25 cm
kira-kira 95% dari tinggi badan yang dicapai pada permulaaan mensturaai sekitar umur 13 tahun dan rata-
rata akan bertambah 20,5 cm, sedangkan untuk laki-laki pada umur 11-14 tahun berat badannya akan
be4rtambah 7-30 kg dengan rata-rata23,7 kg, sedangkan untuk pertambahan tinggi badan yang paling
puncak adalah pada umur 15 tahun dengan rata-rata 27,5cm.
Proporsi tubuh
Bentuk tubuh seseorang dipenagruhi oleh banyak sedikitnya makanan yang dikonsumsi dan genetic orang
tuanya.
Organ seks
Organ seks laki-laki dengan perempuan mencapai ukuran yang matang pada akhir remaja tetapi fungsinya
belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
2). Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitf pada manusia terjadi pada umur 12-15 tahun, mereka akan mengembangkan
keterampilan, kemampuan, kerja sama dan komunikasi untuk membuat rencan menuju masa depannya.
D Pola tumbuh kembang.
1. Directional trends
a. Cephalocaudal kepal mengalami perkembangan pertama, lebih besar dan bersifat
kompleks. Semakin kearah tubuh bagian bawah semakion kecil terbentuk pada tahap elanjutnya.
Misalnya bayi terlebih dulu bias mengontrol kepalanya dari pada ekstremitasnya.
b. Proximodistal perkembngan dimulai dari pusat tubuh (midline) kebagian yang menjauhi
tubuh (perifer).
c. Differentition Perkembangan dari ysng sederhana kefungsi dan aktivitas yang lebih
kompleks. Perkembangan ini mencakup fisik, mental, social dan emosionnal.
2. Sequential ternds
Perkembngan ini sesuai dengan prinsip dan kontinyu dimana anak akan memulai tahap perkembangan.
Setiap tahapan awal akan mempengaruhi tahapan berikutnya. Hal ini dapat dilihat darikemampuan
motorik. Misalmya bayi akan beklajar mengarak sebelum berdiri dan berjalan.
3. Development pace
kecepatan perkembangan setiap anak berbeda. Perkembangana palaing cepat sebelum dan sesudah lahir
sampai dengan easrly childhood, kemudian akan meningkatkan kembali setelah masda adolesense dan
berhenti pada masa early adulthood.
4. Sensitive periods
Periode dimana individu lebih mudah dipengaruhi oleh hal-hal baik yang positif atau negative dari
linhkungan. Misalnya pada masa perkembangan fetus dimana fisiologinya akan mudah dipengaruhi oleh
berbagai factor.
E. Jenis tumbuh kembang
1. Fisik
Meliputi perubahan ukuran, fungsi organ padas individu.
2. Intelektual
a. Kepandaian berkomunikasi dan menangani materi yang bnersifat abstrak dan simbolik, seperti
berbicara, bermain, berhitung dan membaca.
b. Berkaitan dengan kematangan neurologik dan perilaku
3. Emosional
bergantung pada kemampuan bayi unuk:
a. Membentuk ikatan batin
b. Bercinta dan berkasih saying
c. Mengani kegelisahan akibat suatu frustasi
d. Mengelola rangsangan
F. Factor-faktoryang mempengaruhi tumbuh kembang
1. Faktor heriditer
Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis kelamin, ras, dan kebangsaan
(marlow, 1998). Jenis kelamin ditentukan sejak awal dalam kandungan (fase konsepsi).
Ras atau suku bangsa dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bebrapa suku bangsa
menunjukan karakteristik yang khas, misalnya suku asmat diirian jaya secra turun-menurun berkulit
hitam. Demikian juga kebangsaan tertentu menunjukan karakteristik tertentu seperti bangsa asia
cenderung pendek dan kecil, sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung tinggi dan besar.
2. Factor lingkungan
Factor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah lingkungan
prenatal, lingkungan eksternal, dan lingkungan internal anak.
a. Lingkungan prenatal
Lingkungan dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan fetus, terutama karena
adanya selaput yang melimuti dan melindungi fetus dari lingkungan luar. Berapa kondisi lingkungan
dalam uterus yang dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah gangguan nutrisi
karena ibu kurang mendapatkan gizi adekuat baik secara kualitas maupun kuantitas, gangguan endokrin
pada ibu serperti menderita deabites mellitus, ibu yang mendapat terapi sitostatika atau yang mengalami
infeksi rubella, toksospllasmosis,sifilis dan herfes intinya, apa yang dialami oleh ibu akan berdampak
pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan fetus.
b. Pengaruh budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka mempersepsikan dan
memahami kesehatan serta berperilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil.
Secara konseptual, pematangan pubertas dapat digambarkan dalam hal urutan, waktu, dan tempo
(Pubertas terdiri dari serangkaian kejadian yang dapat diprediksi, dan urutan perubahan karakteristik
seksual sekunder telah dikategorikan dalam beberapa kelompok).1 Karena perkembangan pubertas sangat
variabel, Tanner telah mengajukan skala yang diterima untuk menggambarkan onset dan perkembangan
perubahan pubertas. Anak laki-laki dan perempuan dinilai pada skala poin 5. Anak laki-laki dinilai untuk
perkembangan kelamin dan pertumbuhan rambut pubis, sementara anak perempuan dinilai perkembangan
payudara dan pertumbuhan rambut kemaluannya.2
Pertumbuhan rambut kemaluan pada pria dan wanita adalah sebagai berikut1,2,
Wanita
• Tahap I – rambut Vellos berkembang di daerah pubis, tidak melebihi dinding anterior. Tidak ada rambut
seksual. Usia kurang dari 11 tahun.3,4
• Tahap II – rambut berbulu halus yang jarang, panjang, berpigmen, lurus atau hanya sedikit keriting,
muncul. Rambut ini muncul di sepanjang labia. Tahap ini sulit dikuantitasikan jika difoto hitam putih
apalagi jika remaja tersebut berambut pirang. Usia 11-11,5 tahun.
• Tahap III – jauh lebih gelap, kasar, dan rambut seksual yang keriting muncul. Rambut sekarang telah
menyebar dengan jarang meliputi area persimpangan pubis. Usia 12 tahun.
• Tahap IV – Distribusi rambut sudah seperti pada orang dewasa dalam namun mengalami jumlah
totalnya masih lebih sedikit. Belum ada yang menyebar sampai permukaan medial paha. Usia13 tahun
• Tahap V – Jumlah dan jenisnya sudah seperti orang dewasa serta tersebar membentuk segitiga terbalik.
Ada penyebaran di medial paja, tetapi tidak ada yang tumbuh lebih atas dari dasar segitiga terbalik
tersebut. Usia 14-15 tahun.
Pada wanita, bersamaan dengan munculnya rambut pubis, tumbuh juga rambut ketiak yang dinyatakan
dalam kode A1, A2, A3.5
Pria
• Tahap I (preadolescent) – rambut Vellos muncul pada pubes. Belum ada rambut kemaluan sensitif
androgen pada tahap ini. Usia <11 tahun.
• Tahap II – Ada perkembangan rambut berbulu halus tipis dan panjang dan panjang serta berpigmen,
yang hanya sedikit keriting atau lurus. Rambut utamanya tampak pada pangkal penis. Tahap ini mungkin
sulit dievaluasi pada
foto, terutama jika subyek berambut terang. Usia 12 tahun.
• Tahap III – Rambut kemaluan jauh lebih gelap, kasar, dan keriting. Distribusinya sekarang tersebar di
persimpangan pubes. Pada tahap ini, rambut dapat dikenali dengan mudah pada foto hitam dan putih.
Usia 13 tahun.
• Tahap IV – Distribusi rambut sekarang sudah seperti orang dewasa meskipun jumlahnya masih kurang
dibanding orang dewasa. Belum ada penyebaran ke permukaan medial paha. Usia 14 tahun.
• Tahap V – Penyebaran dan jumlah rambut sudah seperti orang dewasa dan berbentuk segitiga terbalik.
Ada yang bisa menyebar ke permukaan medial paha.Usia 15-16 tahun.
• Tahap VI – Rambut mulai tumbuh ke arah perut.3
Di klinik, rambut pubis biasanya ditandai dengan kode P1-P5. Pada pria, rambut ketiak baru tumbuh
setelah rambut pubis mencapai P4. Kumis dan Janggut biasanya baru tumbuh setelah rambut di tempat-
tempat lainnya tumbuh.5
Pada wanita muda, tahap Tanner untuk perkembangan payudara adalah sebagai berikut. 6
• Tahap I (preadolescent) – Hanya papilla yang meninggi di atas dinding dada.
• Tahap II – (Breast Budding) – Payudara dan papila menonjol sebagai gundukan kecil bersama dengan
peningkatan diameter areolae.
• Tahap III – Payudara dan areolae terus memperbesar, meskipun mereka tidak menunjukkan pemisahan
kontur.
• Tahap IV –Aerola dan papila meninggi di atas bentuk payudara dan membentuk gundukan sekunder
dengan pengembangan lebih lanjut jaringan payudara secara keseluruhan.
• Tahap V – Payudara wanita dewasa telah berkembang. Papila dapat membesar sedikit di atas kontur
payudara sebagai akibat dari resesi aerolae.
Untuk pertumbuhan payudara, di klinik digunakan kode M1-M5.
Masa pubertas pria bermula dengan mulai bertambah besarnya testis, rata-rata pada umur 11,5 tahun
dengan rentang antara 9,5-13,5 tahun. Pengukuran testis dilakukan dengan orkidometer Prader, suatu
rentetan ukuran testis yang diberi angka 1 sampai 25.Pada bayi ukurannya 1, pada awal pubertas 4, dan
pada umumnya di atas 10. Ukuran testis 4 sudah bisa dianggap masuk masa pubertas. 5 Tahapan
untukperkembangan alat kelamin laki-laki adalah sebagai
berikut.
• Tahap I (preadloscent) – The testis, skrotum, dan penis memiliki ukuran dan proporsi yang sama dengan
yang terlihat pada awal masa kanak-kanak. Volume testis <2ml.3
• Tahap II – Ada pembesaran skrotum dan testis serta perubahan pada tekstur kulit skrotum. Kulit
skrotum mungkin juga memerah. Volume testis <4ml.
• Tahap III – pertumbuhan lebih lanjut dari penis telah terjadi. Awalnya yang tumbuh adalah panjangnya,
meskipun kemudian diameternya akan meningkat. Ada juga meningkat pertumbuhan testis dan
skrotum.Volume testis 4-10 ml.
• Tahap IV – Penis diperbesar secara signifikan pada panjang dan diameter, dengan perkembangan lebih
lanjut glans penis. Testis dan skrotum terus untuk memperbesar, dan ada penggelapan yang berbeda dari
kulit skrotum. Volume testis 10-12 ml.
• Tahap V – alat kelamin dewasa sehubungan dengan ukuran dan bentuk. Volume testis 12-25 ml.
Selain itu, tubuh remaja juga akan berkembang dengan perkiraan sebagai berikut.1
Pria
* Stage 1: 5-6cm/tahun
* Stage 2: 5-6cm/tahun
* Stage 3: 7-8cm/tahun
* Stage 4: 10cm/tahun
* Stage 5: Tidak lagi meninggi sesudah 17 tahun
Wanita
* Stage 1: 5-6cm/tahun
* Stage 2: 7-8cm/tahun
* Stage 3: 8cm/tahun
* Stage 4: 7cm/tahun
* Stage 5: tidak lagi meninggi sesudah 16 tahun
Pacu Tumbuh5
Pacu tumbuh tinggi badan(growth spurt) rata-rata dimulai pada usia 13 tahun (rentang 10-16 tahun) dan
rata-rata berakhir pada umur 16 tahun (rentang 13,5-17,5 tahun). Sebenarnya sesudah itu masih tumbuh,
namun tidak secepat sebelumnya. Pertumbuhan tinggi badan pria akan berakhir pada usia 19-20 tahun.
Pola pertumbuhan tiap orang bsia berbeda. Untuk memastikan seseorang masih bertambah tinggi atau
tidak dapat dilihat dari usia tulang dan sela epifisis.
Perubahan Suara
Perubahan suara pada pria remaja terjadi sebagai akibat bertambah panjangnya pita suara yang mengikuti
pacu tumbuh laring. Terjadi setelah proses pubertas berlangsung beberapa waktu.
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Ada banyak sekali jenis gangguan tumbuh kembang pada anak, mulai dari yang paling ringan
hingga yang sangat kompleks. Berikut ini akan dijelaskan beberapa gangguan tumbuh kembang pada
anak beserta cara mengatasinya :
A. Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)
Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak, yang diharapkan
bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain, perkembangan anak (dalam hal bicara) tertinggal beberapa
bulan dari teman-teman seusianya.
Penyebab :
Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay seringkali juga mengalami masalah
pendengaran.
Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya tingkat kematangan
seperti kematangan organ-organ bicara.
Kurang stimulasi atau kurang terpapar dalam lingkungan sosial.
Cara Mengatasi :
Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan dalam
kemampuan berbicara :
Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-
benda yang ia kenal.
Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak.
Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan “Atit” saat
mengutarakan rasa sakit, orang tua segera membenarkanya dengan mengucapkan “Oh, sakit ya”.
Usahakan untuk selalu mengulang kata-kata yang diucapkan anak pada kita.
Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar.
Jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang dikatakan anak.
Jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya akan membuat anak menjadi semakin
tertekan.
Berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti dokter anak atau ahli tumbuh kembang anak
B. Keterlambatan Kemampuan Berjalan
Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8 bulan sampai dengan
18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa berjalan, baru dikategorikan ‘delay’ atau
terlambat, sehingga diperlukan intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan yang belum bisa berjalan, dinyatakan
“belum siap”, bukan dianggap terlambat, karena rentang toleransinya cukup panjang. Namun jangan
menganggap remeh dengan kondisi tersebut. Lebih baik Anda melakukan deteksi awal mengenai
“keterlambatan” tersebut supaya bisa diantisipasi dan dicari jalan keluarnya.
Penyebab :
Kondisi kesehatan anak yang kurang mendukung. Keterlambatan anak mulai berjalan bisa
disebabkan oleh gangguan neurologis, gizi buruk, maupun penyakit seperti : riwayat kekurangan
oksigen saat lahir, penyakit-penyakit perinatal yang berat (sepsis, kerinikterus, meningitis), bayi
lahir dengan berat sangat rendah, bayi prematur, cerebal palsy, pasca kejang lama, penyakit
jantung bawaan, dan lain sebagainya.
Faktor keturunan. Beberapa kasus menunjukkan orangtua yang mempunyai riwayat terlambat
berjalan akan menurun kepada anaknya.
Bentuk dan berat badan anak. Anak dengan kaki yang pendek biasanya lebih cepat berjalan
daripada yang berkaki panjang. Semakin panjang kaki anak, biasanya jadi lebih sulit
menyeimbangkan badan.
Pengalaman buruk waktu belajar berjalan. Kecelakaan yang mungkin terjadi saat belajar berjalan
seperti tersandung hingga membentur meja bahkan berdarah, bisa mengakibatkan anak trauma
dan malas berlatih lagi. Terlebih lagi jika ditambah dengan respon orangtua yang terlalu
mengkhawatirkannya.
Bayi yang tidak dikelilingi anak-anak lain. Hal ini biasanya mengakibatkan anak jadi lebih
lambat berjalan karena tidak ada yang memberinya contoh (meski tidak selalu).
Orangtua maupun lingkungan yang overprotective. Rasa sayang yang berlebihan dengan
melarang anak untuk melakukan kegiatan yang “menantang” karena khawatir jatuh atau
terpeleset, membuat anak kehilangan kepercayaan diri untuk mulai berjalan. Kebiasaan terlalu
sering digendong dan pemakaian baby walker yang berlebihan juga dapat membuat anak malas
belajar jalan.
Cara Mengatasi :
Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa) merupakan masa yang
membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Karena tangan kita harus mendampingi kemanapun si
kecil bergerak. Pada awalnya kita menggunakan dua tangan untuk menatih, namun dengan
bertahap kita lepas satu tangan, hingga akhirnya kita lepas dia berjalan tanpa bantuan kita.
Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh, meja kecil yang ringan,
maupun galon air mineral yang tidak terisi penuh bisa menjadi alat yang menarik untuk didorong-
dorong anak.
Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan benda-benda yang mudah diraih dan mudah pecah.
Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan memegang mainan atau benda
yang menarik perhatiannya. Mintalah anak untuk mengambilnya dan berikan pelukan hangat saat
dia berhasil menjangkaunya. Perlebar jarak untuk meningkatkan kemampuannya.
Hindari baby walker. Faktor praktis dan bisa ditinggal mengerjakan hal lain seringkali membuat
orangtua berlebihan dalam memanfaatkan baby walker. Padahal, hal seperti itu bisa menyebabkan
anak jadi malas berjalan ketika dilepas tanpa baby walker. Penggunaan baby walker tetap harus
dengan pengawasan karena terbukti pada beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan seperti tergelincir di tangga, kamar mandi, maupun kolam renang.
Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan kombinasi dari latihan
kemandirian, kepercayaan diri, pantang menyerah, dan kesabaran.
Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan kemajuan dalam kemampuan
berjalan meskipun sudah dilakukan stimulasi yang memadai.
C. Autisme
Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang berarti suatu
aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunianya sendiri. Autisme merupakan
gangguan perkembangan yang kompleks yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun sebagai hasil
dari gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak. Gangguan ini mempengaruhi
perkembangan dalam area interaksi sosial dan keterampilan komunikasi.
Anak penyandang autis umumnya menunjukan kesulitan dalam komunikasi verbal dan nonverbal,
interaksi sosial, dan kegiatan bersosialisasi (misalnya bermain bersama). Mereka juga menunjukan pola-
pola tingkah laku yang terbatas, berupa pengulangan dan stereotip (meniru). Seorang penderita autis
mempunyai beberapa kesulitan yaitu dalam hal makna, komunikasi, interaksi sosial, dan masalah
imajinasi. Hal ini menyebabkan penderita autis menemui banyak kesulitan dalam kehidupannya sehari-
hari. Anak autis bisa sangat tertarik pada sesuatu dan kemudian asyik sendiri pada dunianya. Akibatnya,
anak autis cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
Penyebab :
Tidak ada satu penyebab tunggal dari autis dan masih belum diketahui penyebab pastinya. Ada banyak
teori yang terus berkembang dan diteliti oleh para ahli.
Saat ini, para ahli menyimpulkan sebabnya, antara lain :
Permasalahan pada awal perkembangan seorang anak. Anak penyandang autis mengalami
masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa kehamilan, pada saat dilahirkan, dan segera
setelah dilahirkan, daripada anak yang bukan penyandang autis.
Pengaruh genetik. Adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada studi terhadap
keluarga dengan anak kembar menunjukan peran yang besar dari faktor genetik sebagai penyebab
dari autis.
Abnormalitas otak. Meskipun tidak diketahui tanda-tanda biologis untuk autis, penelitian yang
dilakukan oleh sejumlah ahli menunjukan bahwa gambaran otak anak penyandang autis berbeda
dengan gambaran otak anak normal.
Cara Mengenali Gejala :
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala autis, salah satunya dengan metode
yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers). Orang tua harus mengamati 6
pertanyaan penting berikut :
1. Apakah anak Anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak Anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada sesuatu?
3. Apakah anak Anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?
4. Apakah anak Anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak Anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila Anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan
tersebut?
Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka sebaiknya berkonsultasi dengan
profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme. Karakteristik dari
penyandang autis banyak sekali ragamnya (sepektrumnya sangat luas) sehingga cara diagnosa yang
paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli
psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang
autis. Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam
berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Orang tua harus peka dengan
perkembangan anak sejak lahir, dan melaporkan kepada dokter untuk setiap keterlambatan dan gangguan
dalam perkembangan perilakuknya.
Cara Mengatasi :
Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya dengan pendekatan ABA
(Applied Behavioral Analysis) untuk menguasai keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan,
terapi integrasi sensori untuk menghadapi stimulasi sensori, dan metode pendekatan yang hangat
dan akrab untuk membangun hubungan dengan anak sebagai individu dan untuk membantu
memperbaiki proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh, kata-kata, serta media bermain
Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang tua diluar waktu-waktu
terapi. Contohnya seperti :
1. Pendukung visual agar anak lebih mudah berkomunikasi, mengutarakan keinginan, dan
membantu anak memahami kehidupan. Selain itu, dengan menunjukkan objek secara nyata pada
anak juga dapat membantu anak mengembangkan pemahaman tentang waktu dan pentingnya
menghargai lingkungan.
2. Berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik turun tangga. Kegiatan-kegiatan tersebut
sejalan dengan prinsip terapi integrasi sensori.
3. Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan sentuhan dan kontak mata yang
memadai.
Terapi wicara (dibantu dokter dan terapis)
(http://kesehatanmuslim.com/gangguan-tumbuh-kembang-pada-anak/)
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan
fisis rutin, skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan. Keluhan orangtua mengenai penyimpangan
perkembangan anaknya perlu ditindaklanjuti karena sebagian terbukti benar. Penting pula menanyakan
faktor-faktor risiko di lingkungan mikro (ibu), mini (lingkungan keluarga dan tempat tinggal), meso
(lingkungan tetangga, polusi, budaya, pelayanan kesehatan dan pendidikan) dan makro (kebijakan
program) yang dapat mengganggu tumbuh kembang balita atau dapat dioptimalkan untuk mengatasi
gangguan tersebut. Pemeriksaan fisis rutin meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, bentuk dan
ukuran lingkar kepala, kelainan organ-organ lain dan pemeriksaan neurologis dasar. Skrining
perkembangan dapat menggunakan kuesioner atau melakukan pengamatan langsung pada balita.
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berisi 10 pertanyaan untuk setiap kelompok umur, yang
ditanyakan kepada orangtua oleh paramedis atau dokter. Buku Pedoman Perkembangan Anak di Keluarga
(Depkes RI) menilai 4 keterampilan balita untuk setiap kelompok umur, yang dapat dilakukan oleh
paramedis atau kader kesehatan. Pediatric Symptom Checklist (PSC) berisi 35 perilaku anak yang dapat
ditanyakan oleh paramedis atau dokter kepada orangtua. Kuesioner Skrining Perilaku Anak Prasekolah
menyerupai PSC tetapi hanya berisi 30 pertanyaan. Skrining Perkembangan Denver II mempunyai
kepekaan yang cukup baik untuk deteksi gangguan gerak kasar, gerak halus, berbahasa dan personal
sosial. Selain itu secara tidak langsung dapat mendeteksi gangguan penglihatan, koordinasi mata-tangan,
pendengaran, pemahaman, komunikasi verbal - non verbal, pemecahan masalah dan kemandirian, namun
kurang peka untuk gangguan emosional. Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) adalah salah satu alat
skrining untuk deteksi dini gangguan spektrum autistik (austistic spectrum disorder) anak umur 18 bulan
sampai 3 tahun. Pemeriksaan lanjutan yang komprehensif sebaiknya melibatkan berbagai profesi dan
disiplin keilmuan untuk memastikan jenis, derajat dan penyebab gangguan, serta merencanakan tindak
lanjut yang komprehensif dan terintegrasi agar anak dapat tumbuh kembang optimal.
GANGGUAN GIZI
Indonesia saat ini menghadapi setidak-tidaknya 5 masalah gizi yang dipicu berbagai factor dalam
kehidupan masyarakat. Ke lima masalah gzi tersebut adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang
vitamin A (KVA), Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB), gizi
berlebih (OBESITAS).
Penyebab masalah gizi di Indonesia secara langsung di pengaruhi oleh tidak cukupnya asupan zat
gizi dan penyakit infeksi. Adapun penyebab secara tidak langsung, antara lain jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak memadai, rendahnya ketahanan pangan tingkat rumah tangga,
kemiskinan, pengangguran, serta dampak social Budaya dan politik
Balita termasuk ke dalam kelompok usia beresiko tinggi terhadap penyakit. Kekurangan maupun
kelebihan asupan zat gizi pada balita dapat mempengaruhi status gizi dan status kesehatannya. Ada
beberapa masalah gizi yang biasa diderita balita sebagai berikut.
I. KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein Energy Malnutrition
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak
disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku
WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition dapat diartikan sebagai salah satu penyakit
gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis
yang disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam.
Kurangnya zat gizi makro (Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP.
Penyebab penting terjadinya KEP adalah dimana kesadaran akan kebersihan baik personal
hygiene maupun kebersihan lingkungan yang masih kurang sehingga memudahkan balita untuk terserang
penyakit infeksi. Terlihat pula adanya sinergisme antara status gizi dan infeksi. Keduanya dipengaruhi
oleh makanan, kualitas mengasuh anak, kebersihan lingkungan dan lain-lain yang kesemuanya
mencerminkan keadaan sosial-ekonomi penduduk serta lingkungan pemukimannya. Ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan KEP, yaitu :
a. Penyebab Langsung
Penyebab langsung terjadinya KEP (Kurang Energi Protein) yaitu makanan dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita anak. Timbulnya KEP tidak hanya makanan yang kurang tetapi karena penyakit. Anak
yang mendapat makanan yang baik tetapi sering menderita diare atau demam, akhirnya akan menderita.
Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik daya tuhun tubuhnya (imunitas) dapat melemah. Dalam
keadaan demikian balita mudah diserang infeksi, kurang nafsu makan, dan akhirnya mudah terserang
KEP
b. Penyebab Tidak Langsung
Penyebab tidak langsung timbul karena 3 faktor, yaitu :
Kurangnya ketersediaan pangan dikeluarga menunjukkan adanya kerawanan ketahanan pangan keluarga.
Artinya kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan pangan, baik jumlah maupun mutu gizi yang
lengkap dan seimbang, serta memenuhi standar kecukupan gizi balita. Harga dan daya beli keluarga yang
dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, serta pengetahuan tentang gizi yang terkandung didalam makanan.
Pola pengasuhan anak yang tidak memadai. Pola pengasuhan anak adalah sikap dan perilaku ibu atau
pengasuh lain dalam hal dekatnya dengan anak memberikan makanan, merawat menjaga kebersihan,
memberikan kasih sayang dan sebagainya. Semuanya itu sangat berpengaruh pada tumbuh kembang
anak. Pola asuh yang tidak memadai dapat menyebabkan anak tidak suka makan atau tidak diberi
makanan yang bergizi lengkap dan seimbang juga dapat memudahkan terjadinya infeksi. Pola asuh anak
berhubungan dengan keadaan ibu seperti kesehatan fisik dan mental, status gizi, pendidikan umum,
pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik.
Ada 3 tipe KEP sebagai berikut :
A. Tipe Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein. Penyakit gangguan gizi ini banyak dijumpai pada usia
anak 1 – 3 tahun. Orangtua biasanya tidak menyadari bahwa anaknya sakit. Hal ini disebabkan kebutuhan
energinya tercukupi sehingga berat badan menjadi normal. Apalagi ditambah dengan adanya oedem
(sembap) pada badan anak karena kekurangan protein.
Gejalanya :
Oedem pada kaki dan muka (moon face)
Rambut berwarna jagung dan tumbuh jarang
Perubahan kejiwaan seperti apatis, wajah memelas, cengeng, dan nafsu makan kurang
Muncul kelainan kulit mulai dari bintik-bintik merah yang kemudian berpadu menjadi bercak hitam
B. Tipe Marasmus
Marasmus terjadi akibat kekurangan energi. Gangguan gizi ini biasanya terjadi pada anak usia tahun
pertama yang tidak mendapat cukup ASI (Air Susu Ibu).
Gejalanya :
Berat badan sangat rendah
Kemunduran pertumbuhan otot (atrophi)
Wajah anak seperti orangtua (old face)
Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh
Cengeng dan apatis (kesadaran menurun)
Mudah terkena penyakit infeksi
Kulit kering dan berlipat-lipat karena tidak ada jaringan lemak dibawah kulit
Sering diare
Rambut tipis dan mudah rontok
C. Tipe Kwashiorkor Marasmus
Penyakit ini timbul jika makanan sehari-hari anak tidak cukup mengandung energi dan protein untuk
pertumbuhan normal.
II. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak dalam tubuh
(obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang.
Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia
(tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan pernafasan,
dan komplikasi ortopedik (tulang). Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan
berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa. Konsekuensinya pada anak juga menyangkut
kesulitan-kesulitan dalam psikososial, seperti : diskriminasi dari teman-teman, self-image negative,
depresi, dan penurunan sosialisasi.
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga. Ada banyak cara untuk
mengendalikan kegemukannya :
Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola makan anak agar tetap seimbang.
Awasi kebiasaan makannya, jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan masakan yang mengandung banyak
lemak seperti santan yang terlalu kental.
Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis, karena itu adalah sumber kalori yang
dapat meningkatkan berat badan.
Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan energinya, terutama di luar ruangan
seperti lari, berenang, atau bermain bola, dan lain-lain.
Dan tentunya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi bagaimana solusinya yang terbaik bagi anak
Anda.
Dengan berbagai cara untuk mencegah obesitas berlanjut. Salah satunya, dengan mengatur pola
makan yang seimbang, Jika pola ini dilaksanakan, berat badan bayi relatif normal dan sehat. Dengan
demikian, anak juga akan terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh obesitas.
III. Kurang Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh
yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh
untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi lainnya. Penyakit mata yang
diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xeropthalmia.
Xeropthalmia adalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin A, yaitu terjadi kekeringan pada
selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Penyakit ini merupakan penyebab
kebutaan yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 – 3 tahun.
Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada
saraf retina mata. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi per hari 400 ug retinol
untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada di makanan hewani sebagai retinol dan ada
juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, yang nantinya dalam usus dengan bantuan tirosin
baru dikonversi menjadi retinol.
IV. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme terhadap penyakit gondok. Kekurangan
mineral iodium pada anak dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan
perkembangan fisik. Zat iodium penting untuk kecerdasan anak.
Gondok merupakan suatu gejala pembesaran pada kelenjar tiroid yang terjadi akibat respons terhadap
defisiensi/kekurangan iodium.
Iodium adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah zat besi yang dianggap penting bagi kesehatan
tubuh manusia walaupun sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya. Manusia
tidak dapat membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi
harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui sarapan iodium yang terkandung dalam
makanan serta minuman.
V. Anemia Zat Besi (Fe)
Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin darah kurang daripada normal disebabkan karena
kurangnya mineral (Fe) sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (sel darah merah).
Penyebab umum dari anemia adalah tidak memiliki cukup zat besi. Anak-anak dapat mengalami anemia
bila tidak ada kandungan zat besi dalam makanan mereka untuk membuat jumlah normal hemoglobin
dalam darah mereka. Anemia pada anak disebabkan kebutuhan Fe yang meningkat akibat pertumbuhan si
anak yang pesat dan infeksi akut berulang. Gejalanya anak tampak lemas, mudah lelah, dan pucat. Selain
itu, anak dengan defisiensi (kurang) zat besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan memusatkan
perhatian lebih rendah dibandingkan dengan anak yang cukup asupan zat besinya.
Zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan juga diperlukan oleh berbagai enzim
sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro
(sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak
menunjukkan gejala yang khas (asymptomatic) sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.
Perbedaan tingkat penyerapan zat besi oleh tubuh dari berbagai bahan makanan adalah sebagai berikut :
Penyerapan Tinggi : Unggas, daging, dan ikan
Penyerapan sedang : Kacang-kacangan, dan gandum
Penyerapan rendah : sayuran
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh, kombinasikan bahan makanan sumber zat besi
dengan vitamin C, misalnya berikan potongan tomat dalam roti sandwich untuk anak.
Kebutuhan zat besi pada balita dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Usia Kebutuhan Zat Besi
0 – 6 bulan 3 mg
7 – 12 bulan 5 mg
1 – 3 tahun 8 mg
4 – 6 tahun 9 mg
GANGGUAN GIZI (MALNUTRISI)
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi
(overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi
esensial.
PENYEBAB
Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan :
Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
Perubahan kadar enzim
Kelainan fungsi organ dan jaringan tubuh
Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian
Kekurangan Gizi
Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu pada masa
bayi, awal masa kanak-kanak, remaja, selama kehamilan, dan selama menyusui.
Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat
gizi pun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan
terutama pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa
disebabkan oleh:
Asupan yang kurang atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)
Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang
berlebihan. Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat kelebihan dari zat-zat gizi esensial.
Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kekurangan gizi:
Bayi dan anak kecil yang nafsu makannya jelek
Remaja dalam masa pertumbuhan yang pesat
Wanita hamil dan wanita menyusui
Orang tua
Penderita penyakit menahun pada saluran pencernaan, hati atau ginjal, terutama jika terjadi penurunan
berat badan sampai 10-15%
Orang yang menjalani diet untuk jangka panjang
Vegetarian
Penderita ketergantungan obat atau alkohol yang tidak cukup makan
Penderita AIDS
Pemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan, penyerapan atau pengeluaran zat gizi
Penderita anoreksia nervosa
Penderita demam lama, hipertiroid, luka bakar atau kanker
Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka
membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kekurangan
asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP),
yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan.
Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru
lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.
Seiring dengan pertumbuhan, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan
mereka juga bertambah. Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk
mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri. Asam folat diberikan selama kehamilan untuk
menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.
Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan
mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang
disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah
seorang vegetarian.
Pada orang tua dapat terjadi malnutrisi karena berbagai hal, seperti merasa kesepian, kondisi fisik
dan mental yang mulai menurun, kurang bergerak, serta penyakit kronik. Kemampuan penyerapan zat
gizi pada orang tua yang menurun, memungkinkan untuk terjadinya berbagai masalah seperti anemia
karena kekurangan zat besi, osteoporosis dan osteomalasia.
Proses penuaan disertai dengan kehilangan sejumlah massa otot yang tidak ada hubungannya
dengan penyakit atau kekurangan makanan. Berkurangnya massa otot ini sekitar 11 kg untuk laki-laki dan
5,5 kg untuk wanita. Perhitungan tersebut berdasarkan:
- berkurangnya kecepatan proses metabolisme
- berkurangnya berat badan total dan
- bertambahnya lemak tubuh sekitar 20-30% pada laki-laki dan 27-40% pada wanita.
Karena perubahan-perubahan tersebut dan karena berkurangnya aktivitas fisik, orang tua memerlukan
lebih sedikit kalori dan protein.
Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung
memiliki kesulitan untuk menyerap vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K), vitamin
B12, kalsium dan zat besi. Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan
mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula). Penderita penyakit ginjal cenderung
mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.
Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging
dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya resiko dari diet semacam ini
adalah kekurangan zat besi. Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko
yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging. Tetapi
kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan
tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara teratur. Vegetarian yang tidak mengkonsumsi
produk hewan (vegan), memiliki risiko untuk mengalami kekurangan vitamin B12.
Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi
pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat
menyebabkan:
Kekurangan vitamin, mineral dan protein
Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme
Kematian
Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan
dalam waktu yang lama.
Ketagihan alkohol atau obat-obatan bisa merusak gaya hidup seseorang sehingga asupan makanan yang
cukup tidak terpenuhi, dan terdapat gangguan pada penyerapan dan metabolisme zat-zat gizi.
Alkoholisme adalah bentuk ketagihan obat yang paling sering ditemukan, yang memberikan efek serius
terhadap status gizi seseorang. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang sangat besar merupakan racun yang
akan merusak jaringan, terutama pada saluran pencernaan, hati, pankreas dan sistem saraf (termasuk
otak). Alkoholisme merupakan penyebab paling sering dari kekurangan vitamin B1 (tiamin) di USA dan
juga menyebabkan kekurangan magnesium, zat besi dan vitamin lainnya.
Kelebihan Gizi
Kelebihan gizi bisa terjadi karena:
Kelebihan makan
Penggunaan vitamin atau suplemen makanan lainnya yang berlebihan
Kurang melakukan aktivitas.
Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kelebihan gizi:
Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi kurang beraktivitas dan tidak berolahraga
Kelebihan berat badan >20%
Makanan yang mengandung lemak tinggi dan garam tinggi
Orang yang mengkonsumsi niasin dosis tinggi untuk mengatasi hiperkolesterolemia
Orang yang mengkonsumsi vitamin A atau vitamin B6 dosis tinggi
Orang yang mengkonsumsi zat besi atau mineral lainnya dalam dosis tinggi, tanpa resep dari dokter.
10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemiaPada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah.
Jika anak sadar dan dapatmenerima makanan usahakan memberikan makanan sering/cair 2
–3 jam sekali. Jikaanak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.2.
Pengobatan dan pencegahan hipotermiaHipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36oCelcius.
Pada keadaan inianak harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang dewasa lain mendekap anak didadanya
lalu ditutupi selimut atau dengan membungkus anak dengan selimut tebal danmeletakkan lampu di
dekatnya.
Selama masa penghangatan dilakukan pengukuransuhu anak pada dubur setiap 30 menit sekali.
Jika suhu anak sudah normal dan stabiltetap dibungkus dengan selimut/pakaian rangkap agar tidak jatuh
kembali padakeadaan hipotermia
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairanTanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat
dengan dehidrasi adalah adariwayat diare sebelumnya, anak sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah,
tangan dankaki teraba dingin, anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.Tindakan yang dapat dilakukan:a.
Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2jam sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat
minum, lakukan tindakan rehidrasi oral denganmemberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit
dengan sendok. Cairanrehidrasi oral khusus KEP disebut ReSoMal. b. Jika tidak ada ReSoMal untuk anak
dengan KEP berat dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat minum, lakukan
rehidrasi intravena (infus)RL/Glukosa 5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolitPada semua KEP Berat/gizi buruk terjadi
gangguan keseimbangan elektrolitdiantaranya :a. Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma
rendah. b. Defisiensi Kalium (K) dan Magnesium (Mg).Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema
dan untuk pemulihankeseimbangan elektrolit diperlukan waktu minimal 2 minggu.Berikan makanan tanpa
diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairanoralit 1 liter yang diencerkan 2x (dengan pe+an
1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50 grgula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak
mengandungmineral bentuk makanan lumat
5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksiPada KEP berat tanda yang umumnya menunjukkan
adanya infeksi seperti demamseringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara rutin diberikan
antibiotic
6. Pemberian makanan, balita KEP berat
Pemberian diet KEP berat dibagi 3 fase:
a. Fase Stabilisasi (1–2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali
anak yang sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang, Pemberian makanan
harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga
energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja, Formula khusus
seperti formula WHO 75/modifikasi/modisko ½ yang dilanjutkan dan jadual
pemberian makanan harus disusun agar dapat mencapai prinsip tersebut dengan
persyaratan diet sbb: porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa, energi 100
kkal/kg/hari, protein 1–1,5 gr/kgbb/hari, cairan 130 ml/kg BB/hari (jika ada edema
berat 100 ml/kg bb/hari),bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi
formula WHO 75/pengganti/modisco ½ dengan gelas, bila anak terlalu lemah berikan
dengan sendok/pipet, Pemberian formula WHO 75/pengganti/modisco ½ atau
pengganti dan jadual pemberian makanan harus sesuai dengan kebutuhan anak.
7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita
Fase ini meliputi 2 fase: transisi dan rehabilitasi :
a. Fase Transisi (minggu II)
1) Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan untuk menghindari
resiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam
jumlah banyak secara mendadak.
2) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0.9 – 1.0 gr/100 ml) dengan
formula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka
waktu 48 jam . Modifikasi bubur/mknn keluarga dapat digunakan asal kandungan
energi dan protein sama
3) Naikkan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya
pada saat tercapai jumlah 30 ml/kg bb/kali pemberian (200 ml/kg bb/hari).
b. Fase Rehabilitasi (Minggu III–VII)
1) Formula WHO-F 135/pengganti/modisco 1 ½ dengan jumlah tidak terbatas dan
sering.
2) Energi : 150–220 kkal/kg bb/hari.
3) Protein : 4–6 gr/kgbb/hari.
4) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan formula
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
5) Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga.
8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
Semua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan mineral, walaupun anemia
biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak
mau makan dan BB nya mulai naik (pada minggu II). Pemberian Fe pada masa
stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya "
Evaluasi
a. Hal-Hal Positif dan Menyenangkan Selama Kunjungan
Selama kunjungan berlangsung, tidak terdapat kendala yang menghalangi kelancaran proses.
Pihak sekolah, guru dan murid menerima dengan baik. Para siswa yang diamati bereaksi secara antusias
dan sangat membantu selama kunjungan. Mereka memberikan respon yang baik dan kooperatif. Pihak
guru memberikan space yang membuat kami nyaman beraktivitas serta tidak terlalu mencampuri
sehingga mengganggu proses kunjungan. Tidak terdapat siswa yang mengganggu jalannya kunjungan,
mereka yang tidak terlibat hanya mengamati saja.
b. Hal-Hal Negatif Selama Kunjungan
Karena penyerahan surat dari fakultas yangdilakukan secara on the spot, kami sempat menunggu
selama beberapa waktu tanpa kegiatan di halaman sekolah. Kegiatan yang direncanakan pada jam 8
tertunda hingga jam 9. Hal ini karena para guru tidak yakin untuk langsung menerima kami dan meminta
kami menunggu keputusan dari kepala sekolah. Keterlambatan diakibatkan oleh menunggu kehadiran
kepala sekolah di tempat.
c. Hal Menarik yang Didapatkan
Pada saat kunjungan ke SMAN 6 Banda Aceh, ada dua kelompok yang diposisikan bersamaan,
yaitu A6 dan B6. Kelompok A6 mendapat sampel yang seluruhnya merupakan siswa, sedangkan
kelompok B6 mendapatkan sampel yang seluruhnya merupakan siswi. Hal ini menarik karena sekolah ini
adalah sekolah campuran namun pembagian sampel bagi setiap kelompok oleh pihak sekolah dilakukan
secara homogen.