HIPOTIROID KONGENITAL

85
MUTIARA INSAN SANGAJI AGUSTINA TIARADITA HIPOTIROID KONGENITAL

description

referat

Transcript of HIPOTIROID KONGENITAL

  • MUTIARA INSAN SANGAJIAGUSTINA TIARADITAHIPOTIROID KONGENITAL

  • DEFINISIHipotiroid kongenital (HK) merupakan kelainan pada bayi sejak lahir yang disebabkan defisiensi sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid, dan berkurangnya kerja hormon tiroid pada tingkat selular, Kelainan fungsi tiroid yang terjadi sebelum atau saat lahir Dapat mengakibatkan terjadinya retardasi mental dan kecacatan fisikHipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab retardasi mental yang dapat dihindari bila ditemukan dan diobati sebelum usia 1 bulan.Hipotiroid primer kelainan di kelenjar tiroidHipotiroid sekunder kelainan di kelenjar hipofisisHipotiroid tersier kelainan di hipotalamus

  • HK merupakan suatu penyakit bawaan yang dapat disembuhkan secara total jika pengobatan dilakukan sejak dini. Di antara penyebab-penyebab retardasi mental yang dapat dicegah yang dapat dikenali melalui uji saring pada bayi baru lahir (BBL), HK merupakan penyebab yang tersering.

  • EPIDEMIOLOGIAngka kejadian HK di dunia adalah sekitar 1:3.500.Setiap tahun di Indonesia diperkirakan lahir 1.143 bayi dengan HK. Di RSCM pada tahun 1992-2004 terdapat 93 kasus dengan perbandingan perempuan terhadap laki-laki adalah 57:36 (61%:39%). Prevalensi HK di Jawa Barat adalah 1:3.885

  • Terdapat 1:25000 s/d 4000 bayi baru lahirWanita > pria 2 : 1 cv Berdasarkan peta gizi Indonesia terdapat 7 provinsi yang endemik :Sumbar, Jaewa Timur, NTB, NTT, Sulawesi tengah, Sulawesi tenggara, Maluku

  • Di Indonesia, dengan angka kelahiran sekitar 5 juta per tahun, diperkirakan sebanyak 1.765 sampai 3200 bayi dengan hipotiroid kongenital.Angka kejadian di berbagai negara bervariasi dengan kisaran antara 4000-6000 angka kelahiran hidup. Prevalensi rata-rata hipotiroid kongenital di Asia adalah 1 diantara 2.720 bayi di daerah non endemis iodium (hipotiroid kongenital sporadik) dan 1:1000 hipotiroid kongenital endemis di daerah defisiensi iodium

  • Penelitian di daerah Yogyakarta menunjukkan angka kejadian 1:1500 hipotiroid kongenital sporadik dan 1:1300 bayi menderita hipotiroid transien karena kekurangan iodium (endemis). Kekurangan hormon tiroid atau hipotiroid pada awal masa kehidupan anak, baik permanen maupun transien akan mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan retardasi mental.2, 3Angka kejadian hipotiroid kongenital di Indonesia belum diketahui, namun apabila mengacu pada angka kejadian di Asia dan di Yogyakarta, maka di Indonesia, dengan angka kelahiran sekitar 5 juta per tahun, diperkirakan sebanyak 1.765 sampai 3200 bayi dengan hipotiroid kongenital dan 966 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital transien karena kekurangan iodium, lahir setiap tahunnya

  • Bayi / anak dengan hipotiroid kongenital yang diobati 90 (normal) 75-85% > 3 bln 755 tetap menderita retardasi mental / menjadi normal namum memiliki masalah kesulitan belajar, kelainan tingkah laku, kelainan neurologis non spesifik

  • 3-7% disertai dengan kelainan jantung bawaan terutama defek septum atrium dan ventrikel

  • Dengan penyebab tersering adalah, disgenesis tiroid yang mencakup 80% kasus. Lebih sering ditemukan pada anak perempuan daripada laki-laki dengan perbandingan 2:1Insiden hipotiroid di Indonesia diperkirakan jauh lebih tinggi yaitu sebesar 1:1500 kelahiran hidup. Prevalensi ini lebih rendah pada Amerika Negro (1 dalam 32.000), dan lebih tinggi pada keturunan Spanyol dan Amerika asli (1 dalam 2000).Penyebab hipotiroid yang paling sering di dunia ialah defisiensi Iodium yang merupakan komponen pokok tiroksin (T4) dan triiodotrionin (T3). Anak yang lahir dari ibu dengan defisinsi Iodium berat akan mengalami hipotiroid yang tidak terkompensasi karena hormon tiroid ibu tidak dapat melewati plasenta.

  • METABOLISE HORMON TIROIDAktivitas biologik kelenjar tiroid dalam memproduksi hormon tiroid memerlukan unsur iodium yang berasal dari makanan yang diserap melalui usus kecil kemudian diubah dalam bentuk ion iodida (I-).Iodium yang diabsorbsi usus sebagian besar dibawa ke ginjal untuk diekskresikan melalui urin, dan sebagian lagi ke kelenjar tiroid.

  • Kelenjar pituitirin (hipofise) memproduksi TSH (Thyroid Stimulating Hormone) yang akan merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon T3 dan T4. Produksi TSH sendiri dipacu oleh TRH (Thyroid Releasing Hormone) dari hipotalamus. Sekresi TSH dipengaruhi oleh ritme harian dan puncaknya antara pukul 22.00-04.00.

  • Pada keadaan normal T4 adalah produk sekresi utama kelenjar tiroid. Sebagian besar T3 (80%) berasal dari monodeiodinasi T4 di jaringan perifer, sedangkan yang 20% diproduksi oleh kelenar tiroid. Dalam plasma, T3 (99,75%) dan T4 (99,98%) terikat dan diangkut oleh protein pengikat seperti Thyroxine Binding Globulin (TBG) , Thyroxine Binding Pre Albumin (TBPA), dan Thyroid Binding Albumin (TBA), dimana ini berfungsi sebagai cadangan. Sedangkan hormon yang bebas sajalah yang mempunyai aktivias biologik, dan aktivitas T3 besarnya adalah 3-5 kali dari T4

  • EFEK TSHa.Menyebabkan perubahan morfologi sel epitelb.Menyebabkan pertumbuhan sel sehingga terjadi penambahan ukuran kelenjar dan penambahan vaskularisasi sehingga terjadi gondok.c.Meningkatkan metabolisme iodium dalam hal up take, iodinasi, dan sekresi.d. Meningkatkan aktivitas lysosom sehingga sekresi T3 dan T4 meningkat.e. Meningkatkan aktivitas enzim 1,5 deiodinase sehingga terjadi pemeliharaan kadar iodium intra tiroid

  • HORMON TIROIDProses metabolisme TermoregulasiMetabolisme proteinMetabolisme karbohidratMetabolisme lemakMemacu proses konversi pro vitamin A menjadi vitamin A.Berperan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang, Berperan dalam pertumbuhan syaraf otak dan perifer pada 3 tahun pertama kehidupan.Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropinMerangsang pembentukan sel darah merah

  • HORMON TIROIDEfek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung

  • KLASIFIKASI1. Primer a. Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium.b. Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron.2. Sekunder : kegagalan pituitari (penurunan kadar TSH, penurunan kadar T4 bebas).3. Tersier : kegagalan hipotalamus (penurunan kadar TRH, TSH yang berubah-ubah, penurunan kadar T4 bebas).

  • ETIOLOGI

  • ETIOLOGIDefisiensi iodineKelainan anatomis berupa tidak terbentuknya kelenjar tiroid (agenesis/atiroid), hipotrofi, atau kelenjar terletak tidak pada tempatnya (ektopik). Kelainan dari metabolisme dari hormon tiroid dishormogenesis TSH tidak mau merespon / TSH reseptor abnormalGangguan kemampuan untuk uptake iodidaKetidakmampuan mengonversi iodida menjadi iodinTiroglobulin defect (ketidakmampuan membentuk / menurunkan tiroglobulin)EndemikIdiopatikIbu hipotiroidIbu menggunakan obat-obatan yang menekan produksi hormon tiroid pada saat hamilIbu memproduksi antibodi tiroid selama hamil yang memblokir produksi hormon tiroid pada janinKadar yodium yang berlebihan selama masa kehamilan atau menyusui akibat penggunaan obat-obatan yang mengandung yodium pada ibu yang tidak menderita kekurangan yodium

  • ETIOLOGIEtiologi yang spesifik bervariasi pada berbagai negara, yang tersering menurut Bourgeois yaitu: 1. Tiroid ektopik (25-50%) 2. Agenesis tiroid (20-50%) 3. Dishormogenesis (4-15%) 4. Disfungsi hipotalamus pituitari (10-15%)

  • FAKTOR RESIKOKurangnya kadar iodium pada ibu hamil krn asupan iodium yang berkurang Riwayat gangguan tiroid dalam keluarga,Riwayat ibu memiliki gangguan tiroid saat ibu hamilRiwayat pemakaian obat anti tiroid dan terapi sinar

  • TIPE HIPOTIROIDISMEAthyrosis 35%Tiroid gagal terbentuk sebelum kelahiranShg tidak ada hormon tiroksin yang di produksiKelenjar tiroid ektopik 50%Pada bayi dgn kondisi ini, kel tiroid berukuran kecil dan tidak terletak secara normal pada posisinya di depan trakeaSering ditemukan dibawah lidah (dekat lokasi dmn kel tiroid terbentuk ketika embrio)

  • TIPE HIPOTIROIDISMEMalformasi Kelenjar tiroid pada posisi normal (hipoplasia)Kel berukuran kecil, tidak terbentuk secara optimal dan terkadang hanya memiliki satu lobusDysmorphogenesis 14%Kel tiroid tumbuh dengan normal namun tidak dapat berfungsi optimal.Sering krn defek enzim tertentuUkuran kel tiroid membesar

  • GEJALA KLINISSebagian besar BBL dengan HK adalah asimtomatik karena adanya T4 transplasenta maternal.Gejala yang berat yang tampak pada minggu-minggu pertama kehidupan dan pada derajat defisiensi yang ringan gangguan baru bermanifestasi setelah usia beberapa bulanHipotiroid kongenital memberikan menifestasi klinis sebagai berikut: 1. Gangguan makan (malas, kurang nafsu makan, dan sering tersedak pada satu bulan pertama) 2. Jarang menangis, banyak tidur (somnolen), dan tampak lamban3. Konstipasi 4. Tangisan parau (hoarse cry) 5. Pucat6. Berat dan panjang lahir normal, lingkar kepala sedikit melebar 7. Ikterus fisiologis yang memanjang 8. Lidah besar (makroglosia) sehingga menimbulkan gangguan pernafasan

  • 9. Ukuran abdomen besar dengan hernia umbilikalis 10. Temperatur tubuh subnormal, seringkali

  • GEJALA KLINISGangguan pertumbuhan dan retardisi mental merupakan gejala yang tersering dan dan yang paling dirasakan. Perlu diingat bahwa seorang anak yang menderita hipotiroid kongenital tidak selalu memiliki semua gejala-gejala tersebut. Gejala dapat timbul segera setelah lahir atau setelah anak tersebut mengalami proses belajar, tergantung dari faktor penyebab dan beratnya penyakit.

  • Pada usia sekitar tiga hingga enam bulan gambaran klinis telah sepenuhnya terlihat.Diagnosis dan tatalaksana HK harus dilakukan sedini mungkin pada periode neonatal yaitu untuk mencapai perkembangan otak maupun pertumbuhan fisik yang normal, karena terapi efektif bila dimulai pada minggu-minggu pertama kehidupan.

  • PATOGENESISJalur 1Agenesis tiroid dan keadaan lain yang sejenis menyebabkan sintesis dan sekresi hormon tiroid menurun sehingga terjadi hipotiroid primer dengan peningkatan kadar TSH tanpa adanya struma.

  • Jalur 2Defisiensi iodium berat menyebabkan sintesis dan sekresi hormon tiroid menurun, sehingga hipofisis non sekresi TSH lebih banyak untuk memacu kelenjar tiroid mensintesis dan mensekresi hormon tiroid agar sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya kadar TSH meningkat dan kelenjer tiroid membesar (stadium kompensasi).Bila kompensasi ini gagal, maka akan terjadi stadium dekompensasi, yaitu terdapatnya struma difusa, peningktan kadar TSH, dan kadar hormon tiroid rendah.

  • Jalur 3Semua hal yang terjadi pada kelenjer tiroid dapat mengganggu atau menurunkan sintesis hormon tiroid (bahan/ obat goitrogenik, tiroiditis, pasca tiroidektomi, pasca terapi dengan iodium radioaktif, dan adanya kelainan enzim didalam jalur sintesis hormon tiroid)disebut dishormogenesis yang mengakibatkan sekresi hormon tiroid menurun, sehingga terjadi hipotiroid dengan kadar TSH tinggi, dengan/tanpa struma tergantung pada penyebabnya.

  • Jalur 4ASemua keadaan yang menyebabkan penurunan kadar TSH akibat kelainan hipofisis akan mengakibatkan hipotiroid tanpa struma dengan kadar TSH yang sangat rendah atau tidak terukur.Jalur 4BSemua kelainan hipotalamus yang mengakibatkan yang menyebabkan sekresi TSH ynag menurun akan menyebabkan hipotiroid dengan kadar TSH rendah dan tanpa struma.

  • DIAGNOSISDiagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis dan skrining.Anamnesisapakah ibu berasal dari daerah gondok endemik, riwayat struma pada ibu, riwayat pengobatan anti tiroid waktu hamil atau tidak, riwayat struma pada keluarga dan perkembangan anak.

  • DIAGNOSISanak yang menderita hipotiroid kongenital biasanya :-Mengalami ikterus neonatorum yang berkepanjangan-Hipotoni-Malas minum atau makan-Konstipasi-Somnolen

  • Pasien sering datang terlambat dengan keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal tumbuh atau perawakan pendek. Pada beberapa kasus pasien datang dengan keluhan pucat. Pada bayi baru lahir sampai usia 8 minggu keluhan tidak spesifik.>Perlu ditanyakan pula riwayat gangguan tiroid dalam keluarga, penyakit ibu hamil, obat antitiroid yang sedang diminum dan terapi sinar. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan antara lain :a. Hipotermib. Pergerakan lambatc. Hipotoni (perut buncit dan hernia umbilikalis)d. Ubun-ubun besar dan kecil melebare. Makroglosif. Bradikardi dan tekanan darah menurung. Profil muka kasar, rambut kering dan kusamh. Kulit kering, dingin dan berbercak oedem non-pitting (myxedema)i. Suara atau nangis serakj. Kelenjar tiroid mungkin membesar atau normal

  • Seringkali ditemukan pula adanya pertumbuhan dan perkembangan yang terlambat, meliputi :a.Pendekb.Proporsi tubuh tidak seimbang, ekstreminitas pendekc.1. Pangkal hidung datar dan luasc.2. Jarak kedua mata melebard.Maturasi sentrum osifikasi terlambate.Ubun-ubun terlambat menutupf.Erupsi gigi terlambat

  • PEMERIKSAAN FISIKBertubuh kecil Tumbuh kembangterlambatHipotoniaFontanel anterior besar & lambar menurunFitur wajahnya kasarMakroglosiaHernia umbilikalis

  • PEMERIKSAAN FISIKPucatKulit berbintik-bintik dan keringJaundice persistenMyxedema puffy face, hands, and feetAkral dingin Bradikardialopesia

  • Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan hipotiroid kongenital ditemukan nilai TSH meningkat, dan T3 serta T4 menurun. Kadar T4 serum rendah, kadar T3 serum dapat normal dan tidak bermanfaat pada diagnosis. Jika defeknya terutama pada tiroid, kadar TSH meningkat, sering diatas 100U/mL.

  • Pemeriksaan Daraha. Pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH dialkukan untuk memastikan diagnosis, apabil ditemukan kadar T4 rendah disertai TSH yang meningkat maka diagnosis sudah dapat ditegakkan.b. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah darah perifer lengkap.c. Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi perlu diperiksa antibodi antitiroid. Kadar TBG diperiksa bila ada dugaan defisiensi TBG yaitu bila dengan pengobatan hormon tiroid tidak ada respon.

  • Pemeriksaan Radiologis Retardasi perkembangan tulang dapat ditunjukkan dengan roentgenographi saat lahir dan sekitar 60% bayi hipotiroid kongenital menunjukkan kekurangan hormon tiroid selama kehidupan intrauterine. Contohnya, distal femoral epiphysis, yang biasanya ada saat lahir, sering tidak ada. Foto tengkorak menunjukkan fontanela besar dan sutura lebar, tulang antar sutura biasanya ada. Sella tursica sering besar dan bulat Keterlambatan pada pembentukan dan erupsi gigi dapat terjadi.

  • Pemeriksaan 123 I-natrium iodida lebih unggul dari 99m Tc-natrium pertechnetate untuk tujuan ini. Ultrasonographic tiroid sangat membantu, tapi penelitian menunjukkan jaringan tiroid ektopik yang tidak terdeteksi dengan USG tiroid dan ini dapat ditunjukkan oleh skintigrapI. Adanya jaringan tiroid ektopik adalah diagnostik untuk disgenesis tiroid yang membutuhkan pengobatan seumur hidup dengan T4. Kegagalan menemukan jaringan tiroid menunjukkan tiroid aplasiaKelenjar tiroid yang normal dengan ambilan radionuklida yang normal atau meningkat menunjukkan cacat dalam biosintesis hormon tiroid.

  • 1. Pemeriksaan penyaring untuk kelainan fungsi kelenjar tiroid :a.Kadar T4 menurun, ataub.Kadar TSH meninggi2.Pemeriksaan selanjutnya :-a.Pemeriksaan darah T3, T4, dan tiroid binding globulin indirex-b.Iodine uptake dan scan tiroid-c. Pemeriksaan TSH. Pemeriksaan yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan tujuan untuk menyaring kemungkinan adanya hipotiroid bawaan dengan melihat fungsi tiroidnya. Jika kadar hormon tiroid menurun dan sekresi TSH meningkat menandakan hipotiroidisme-d.Bila kadar TSH rendah, dilakukan tiroid hormon stimulator test : Tiroid releasing hormon sebanyak 7 ug/kgBB/iv. Kadar TSH diukur pada saat 0 menit dan diulang 90 menit kemudian-e.Pemeriksaan radiologik untuk menentukan umur tulang

  • FOLLOW UPFollow up jangka pendek dimulai dari hasil laboratorium (hasil positif) dan berakhir dengan pemberian terapi hormon tiroid (tiroksin). Follow up jangka panjang diawali sejak pemberian obat dan berlangsung seumur hidup pada kelainan yang permanen.Pada bayi dengan hasil tes positif, harus segera dipanggil kembali untuk pemeriksaan TSH dan T4 serum. Bayi dengan hasil TSH tinggi ( 50 mIU/L) dan T4 rendah (< 6 g/dL), harus dianggap menderita HK sampai diagnosis pasti ditegakkan. Penatalaksanaan selanjutnya adalah sebagai berikut : Anamnesis pada ibu, apakah ada penyakit tiroid pada ibu atau keluarga, atau mengkonsumsi obat antitiroid; Anamnesis tentang bayi; Pemeriksaan fisis untuk mencari tanda dan gejala HK

  • Bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan penunjang : Sidik tiroid (dengan 123I atau TC99m). Pencitraan, pemeriksaan pertumbuhan tulang (sendi lutut dan panggul). Tidak tampaknya epifisis pada lutut menunjukkan derajat hipotiroid dalam kandungan. Pemeriksaan anti tiroid antibodi bayi dan ibu, bila ada riwayat penyakit autoimun tiroid. Penjelasan/penyuluhan kepada orangtua bayi mengenai : penyebab HK dari bayi mereka, pentingnya diagnosis dan terapi dini untuk mencegah hambatan tumbuh kembang bayi, cara pemberian obat tiroksin, pentingnya pemeriksaan secara teratur sesuai jadwal yang dianjurkan dokter.

  • Skrining untuk fasilitas terbatas Untuk tingkat pelayanan kesehatan dengan fasilitas terbatas, dapat dipergunakan neonatal hipotyroid index untuk skrining HK.Skrining ini didasarkan pada penilaian terhadap klinis bayi; diagnosis HK ditentukan jika skor 4; bayi normal jika skor 2 kemudian diperiksa nilai FT4 & TSHs. Pemeriksaan ini tidak valid setelah bayi berusia > 6 bulan.

  • TERAPITujuan pengobatan adalah:Mengembalikan fungsi metabolisme yang esensial agar menjadi normal dalam waktu singkat. Termasuk fungsi termoregulasi, respirasi, metabolisme otot dan otot jantung yang sangat diperlukan pada masa awal kehidupan seperti proses enzimatik di otak, perkembangan akson, dendrite, sel glia dan proses mielinisasi neuron.Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anakMengembalikan tingkat maturitas biologis yang normal, khususnya otak

  • Terapi harus dimulai segera setelah diagnosis hipotiroid kongenital ditegakkan. Orang tua pasin harus diberikan penjelasan mengenai kemungkinan penyebab hipoiroid, pentingnya kepatuhan minum obat dan prognosisnya baik jika terapi diberikan secara dini. Natrium L-tiroksin (sodium L-thyroxin) merupakan obat yang tepat untuk pengobatan hipotiroid kongenital. Karena 80% T3 dalam sirkulasi darah berasal dari monodeiodinasi dari T4 maka dengan dosis yang tepat kadar T4 dan T3 akan segera kembali normal. Dalam prakteknya pemberian dosis inisial berkisar antara 25, 37,5 atau 50 g per hari. Tiroksin sebaiknya tidak diberikan bersama-sama zat besi atau makanan tinggi serat karena makanan ini akan mengikat T4 dan atau menghambat penyerapannya.

  • Pengobatan diberikan seumur hidup karena tubuh tidak mampu memproduksi kebutuhan tiroid sehingga perinsip terapi adalah replacement therapyDengan meningkatkan kadar tiroksin di dalam tubuh, hormon tersebut akan membantu proses mielinisasi susunan saraf pusat sehingga perkembangan fungsi otak yang terjadi antara usia 0 sampai 3 tahun.

  • Dosis tiroksin Pada umumnya dosis bervariasi tergantung dari berat badan dan disesuaikan dengan respons masing-masing anak dalam menormalkan kadar T4. Sebagai pedoman, dosis yang umum digunakan adalah :0 6 bulan 25-50 g/hariatau8-15 g/kg/hari6 12 bulan 50-75 g/hariatau7-10 g/kg/hari1 5 tahun 50-100 g/hariatau5-7 g/kg/hari5 10 tahun 100-150 g/hariatau3-5 g/kg/hari>10-12 tahun 100-200 g/hariatau2-4 g/kg/hariSetelah masa bayi biasanya dosis berkisar sekitar 100 g/m2/hariUntuk neonatus yang terdeteksi pada minggu awal kehidupan direkomendasikan untuk diberikan dosis inisial sebesar 10-15 g/kg/hari karena lebih cepat dalam normalisasi kadar T4 dan TSH. Bayi-bayi dengan hipotiroidisme berat ( kadar T4 sangat rendah, TSH sangat tinggi, dan hilangnya epifise femoral distal dan tibia proksimal pada gambaran radiologi lutut) harus dimulai dengan dosis 15 g/kgBB/hari.

  • Monitoring Pemantauan pada pasien dengan hipotiroid kongenital antara lain:Pertumbuhan dan perkembanganPemantauan kadar T4 bebas dan TSHKadar T4 harus dijaga dalam batas normal ( 10-16 g/dl) atau T4 bebas dalam rentang 1,4-2,3 ng/dl dengan TSH ditekan dalam batas normal. Bone-age tiap tahun.Jadwal pemeriksaan kadar T4 dan TSH, yaitu setiap 1-2 bulan selama 6 bulan pertama kehidupan, tiap 3-4 bulan pada usia 6 bulan 3 tahun, selanjutnya tiap 6-12 bulan.Selain itu kadar T4 dan TSH juga harus diperiksa 6-8 minggu setelah perubahan dosis. Hal ini penting untuk mencegah pengobatan yang berlebihan. Efek samping dari pengobatan berlebihan ini adalah fusi dini dari sutura, percepatan kematangan tulang, dan masalah pada tempramen, dan perilaku.

  • Suportif Anemia berat diobati sesuai dengan protokol anemia berat. Rehabilitasi atau fisioterapi diperlukan untuk mengatasi retardasi perkembangan motorik yang sudah terjadi. Penilaian intelegensi atau IQ dilakukan menjelang usia sekolah untuk mengetahui jenis sekolah yang dapat diikuti, sekolah biasa atau luar biasa.Diet Suplementasi Iodium sangat dibutuhkan terutama di daerah defisiensi Iodium. Umumnya anak yang menderita hipotiroid kongenital dan mendapat replacement hormon tiroid, asupan makanan yang mengandung goitrogen harus dibatasi seperti asparagus, bayam, brokoli, kubis, kacang-kacangan, lobak, salada, dan susu kedelai karena dapat rnenurunkan absorbsi Sodium-L-Tiroksin.

  • Promotif/PreventifHipotiroid kongenital endemik yang disebabkan defisiensi yodium menampakkan gejala klinis pada bayi baru lahir atau anggota keluarga lainnya dan dapat disertai gangguan neurologis sejak lahir. Sedangkan hipotiroid kongenital sporadis pada bayi baru lahir sering tidak menampakkan gejala, oleh sebab itu skrining hipotiroid kongenital diberlakuan di beberapa negara untuk mencegah retardasi mental dan fisik

  • TARGETTarget terapi adalah mencapai kadar T4 normal dalam 2 minggu dan TSH dalam 1 bulan. Bayi baru lahir biasanya membutuhkan dosis 8-15 g/kg/hari; tujuan terapi adalah menormalisasi kadar TSH sesegera mungkin. Terapi untuk bayi cukup bulan dimulai dengan 50 g/hari selama 1-2 minggu, kemudian dosis diturunkan menjadi 37.5 g/hari (p.o.). Tablet levothyroxine sintetis dilarutkan dalam 5-10 ml air dan diminumkan kepada bayi dengan spuit pada awal menyusu untuk memastikan seluruh obatnya terminum dengan baik. Dianjurkan untuk memberikan selang waktu minimal 1 jam antara terapi dengan konsumsi susu formula yang mengandung kedelai atau suplementasi besi dan serat.Pemberian ASI dapat dilanjutkan.

  • TARGETSebagai tanda bahwa bayi mendapatkan terapi yang mencukupi, kadar T4 harus segera mencapai nilai normal. Untuk mencapai kecukupan obat, dianjurkan selama pengobatan, nilai T4 berada diatas nilai tengah rentang kadar T4 normal, yaitu 130-206 nmol/L (10-16 g/dL) dan nilai TSH < 5 mIU/L (0.5-2.0 mIU/L); FT4 18-30 pmol/L (1.4-2.3 ng/dL).

  • Kondisi ini dipertahankan terus selama terapi sampai bayi berusia 3 tahun. Dianjurkan memberikan dosis awal tidak kurang dari 10 ug/kg/hari, agar tercapai IQ mendekati normal.Setelah terapi, diharapkan kadar T4 meningkat mencapai > 10 g/dL; FT4 > 2 ng/dl dalam 2 minggu pascaterapi inisial. TSH diharapkan normal dalam 1 bulan pascaterapi inisialTujuan terapi adalah mencapai tumbuh kembang normal dengan mempertahankan konsentrasi total T4 dan FT4 serum dalam nilai tengah rentang normal sepanjang 1 tahun pertama kehidupan bayi, dengan konsentrasi TSH serum yang optimal (0.5-2.0 mIU/L).

  • Segala upaya terapi untuk mencapai target tersebut, tetap harus mempertimbangkan efek samping dari pengobatan yang berlebihan terhadap bayi, serta harus dilakukan pemantauan konsentrasi FT4 serum secara berkala. Umumnya dosis tiroksin bervariasi tergantung berat badan dan disesuaikan respons masing-masing anak dalam menormalkan kadar T4.

  • DOSIS TIROKSIN

  • PEMANTAUAN

  • PEMANTAUANDengan adanya kecenderungan untuk memberikan dosis tiroksin yang tinggi pada awal dignosis, maka kemungkinan terjadinya hipertiroidism perlu diwaspadai. Pemeriksaan fungsi tiroid secara berkala (setiap bulan apabila ada perubahan dosis terapi) akan membantu pemantauan efek samping ini. Apabila fase perkembangan kritis otak sudah dilalui, pemantauan dapat dilakukan 3 bulan sekali dengan memperhatikan pertumbuhan linier, berat badan, perkembangan motorik dan bahasa, serta kemampuan akademis untuk yang sudah bersekolah. Apabila terjadi regresi atau stagnasi perkembangan kepatuhan pengobatan perlu diselidiki.Pengobatan yang dilakukan setelah usia 3 bulan akan mengakibatkan taraf IQ subnormal atau lebih rendah.

  • KOMPLIKASIKekurangan hormon tiroid sejak lahir (hipotiroid kongenital) bila tidak diketahui dan diobati sejak dini akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan hormon tiroid atau hipotiroid pada awal masa kehidupan anak, baik permanen maupun transien akan mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan retardasi mental.

  • Hipotiroid kongenital mempengaruhi perkembangan fisik, intelektual, dan juga emosi serta perilaku anak. Hasil penelitian di RSCM Jakarta menunjukkan terdapat masalah perilaku sosial, masalah atensi, perilaku agresif, dan reaksi buruk terhadap frustrasi anak penderita hipotiroid kongenital.

  • karena hormon tiroid berfungsi menggerakkan metabolisme tubuh, jika jumlah hormon itu kurang atau sama sekali tidak ada, asupan gizi ke seluruh organ tubuh pun tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, atau bahkan tidak ada. Akibatnya pertumbuhan fisik anak terganggu. Yang paling membahayakan tentu terganggunya kecerdasan anak. Sebab pada bayi baru lahir, otak memerlukan banyak asupan gizi untuk berkembang. Jadi, jika anak yang semasa bayinya menderita hipotiroid dan terlambat atau tidak diobati, ia akan tumbuh menjadi anak dengan mental yang terbelakang

  • PEMERIKSAAN PENYARINGPemeriksaan yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan tujuan untuk menyaring kemungkinan adanya hipotiroid bawaan dengan melihat fungsi tiroidnya. Jika kadar hormon tiroid menurun dan sekresi TSH meningkat menandakan hipotiroidisme.Tes skrining dilakukan melalui pemeriksaan darah bayi.Darah bayi akan diambil sebelum ibu dan bayi meninggalkan rumah sakit bersalin. Jika bayi dilahirkan di rumah, bayi diharapkan dibawa ke rumah sakit / dokter sebelum usia 7 hari untuk dilakukan pemeriksaan ini. Darah diambil melalui tusukan kecil pada salah satu tumit bayi, lalu diteteskan beberapa kali pada suatu kertas saring (kertas Guthrie) dan setelah mengering dikirim ke laboratorium

  • Oleh karena gejala baru terlihat pada bulan pertama akan tetapi sering tidak terdiagnosa, karena gejala minimal sedangkan terapi dini sangat penting untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan maka pemeriksaan penyaring dilakukan pada umur 30-60 hari.golden period atau masa paling baik dan sangat menentukan dalam penanganan hipotiroid adalah tiga bulan setelah bayi dilahirkan.

  • Pemeriksaan paling baik untuk mengetahui hipotiroid pada bayi adalah 2 minggu setelah bayi dilahirkan, bila kondisi bayi normal dan tidak mengalami gangguan kesehatan.

  • SCREENINGPemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini HK adalah (1) kadar TSH; (2) kadar T4 atau free T4 (FT4). Pemeriksaan primer TSH merupakan uji fungsi tiroid yang paling sensitif. Peningkatan kadar TSH sebagai marka hormonal, cukup akurat digunakan untuk menapis hipotiroid kongenital primer. Pemeriksaan pencitraan yang dapat menunjang diagnosis hipotiroid adalah sebagai berikut : 1. Scanning tiroid (menggunakan 99mTc atau 123I)2. Ultrasonografi (USG)3. Radiografi (Rontgen tulang/bone age) 4. Elektrokardiografi (EKG) dan ekokardiografi (ECG)5. Elektromiografi (EMG) 6. Elektroensefalogram (EEG)7. Brain Evoke Response Audiometry (BERA) 8. Proton magnetic resonance spectroscopy

  • Prosedur skrining Sampel darah dapat berupa darah kapiler dari tusukan tumit bayi (heel stick); dari permukaan lateral atau medial dari tumit bayi. Sebaiknya darah diambil pada hari ke-3 s/d 5

  • Skrining dilakukan dengan mengukur kadar T4 atau TSH yang dilakukan pada kertas saring pada usia 3-4 hari. Bayi yang memiliki kadar TSH awal > 50 U/mL memiliki kemungkinan sangat besar untuk menderita hipotiroid kongenital permanen, sedangkan kadar TSH 20-49 U/mL dapat menunujukkan hipotiroid transien atau positif palsu.

  • skrining dilakukan sebelum pemulangan dari rumah sakit atau sebelum transfusi. Tetesan darah ditempelkan pada kertas saring Schleicher & Schuell #903TM (S & S 903). Setelah dibiarkan kering selama 3-4 jam, dapat dikirimkan perpos dalam amplop surat. Dengan demikian hasil bisa cepat diperoleh dan pada kasus positif memungkinkan pengobatan sebelum bayi berumur 1 bulan. Pada bayi prematur atau bayi yang sakit berat, pengambilan darah bisa ditangguhkan, tetapi tidak melebihi umur 7 hari.Deteksi dini HK akan mencegah keterlambatan perkembangan neurologis dan retardasi mental akibat HK yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati

  • Nilai TSH yang mencapai 10 mIU/l dianggap normal, 10-20 mIU/L dianggap sebagai nilai batas dan >20 mIU/L dianggap abrnormal.Nilai tersebut dapat bervariasi, tergantung pada reagen yang digunakan.

  • PROGNOSISDengan adanya program skrining neonatus untuk mendeteksi hipotiorid kongenital, prognosis bayi hipotiroid kongenital lebih baik dari sebelumnya.

  • Prognosis jelek pada kasus yang terlambat diobati telah lama dikenal, terutama defisit IQ. Sebaliknya penderita yang diobati dengan hormon tiroid sebelum umur 3 bulan, dapat mencapai pertumbuhan dan IQ yang mendekati normal.

  • DAFTAR PUSTAKAhttp://emedicine.medscape.com/article/919758-workup#showall Pusat penelitian dan pengembangan gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, UNUD, Survey Pemetaan GAKY, 1998Prosedur pemeriksaan neonatal-TSH IRMA, Kit Coat-A-Count Neonatal TSH IRMA Diagnostic Products Street USA. 2003-11-04Agarwal, Ramesh, Vandana Jain, Ashok Deorari, dan Vinod Paul. 2008. Congenital Hypothyroidism. Department of Pediatric: All India Institute of Medical Sciences (AIIMS). NICU: New Delhi India Downloaded from: www.newbornwhocc.orgMoreno JC, et al. Inactivating mutations in the gene for thyroid oxidase 2 (Thox2) and congenital hypothyroidism, N Engl J Med 2002; 347(2): 95-102.

  • Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati. Buku ajar penyakit dalam: Jilid II. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006: 1949-52.Tata Kustiman Amsi. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak, BAB X Endokrinologi. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas Tarumanegara, 2000: 211-212.Hardiono D. Pusponegoro. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi I. Jakarta: Balai Penerbit IDAI, 2005: 27-29.MI Tjahjati DM. Diktat Pegangan Kuliah Patologi Klinik II. Semarang: Bagian Patologi Klinik FK Undip, 1999: 236-46Siti Nor. Hipotiroidisme. Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Hashimoto's_thyroiditis. Accessed September 1st, 2009.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI, 1985: 1121-23.Fisher DA. Disorders of the Thyroid in the Newborn and Infant. In : Sperling MA, ed. Pediatric Endocrinology. Philadelphia : Saunders, 2002 : 161-82.Styne DM. Disorders of the Thyroid Gland. In: Core Handbooks in Pediatrics Pediatric Endocrinology. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2004 : 83-108.Rossi WC, Caplin N, Alter CA. Thyroid Disorders in Children. In: Moshang T, ed. Pediatric Endocrinology The Requisites in Pediatrics. St Louis, Missouri: Elsevier Mosby, 2005 : 171-90.Fort PF, Brown RS.Thyroid Disorders in Infancy. In : Lifshitz F, ed. Pediatric Endocrinology. New York : Marcel Dekker, 1996 : 369-81

  • Rustama DS, Fadil MR, Harahap ER, Primadi A. Newborn screening in Indonesia. Dalam: David-Padilla C, Abad L, Silao CL, Therell BL. Southeast Asian J Tropical Med and Public Health 2003; 34 Suppl 3:76-9. Satyawirawan FS. Penapisan hipotiroid congenital. Dalam : Suryaatmadja M. Pendidikan berkesinambungan patologi klinik 2005. Jakarta: Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. H. 95-104. Pulungan AB. Hipotiroid kongenital (HK). UKK Endokrinologi IDAI, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI Jakarta. Deliana M, Batubara JR, Tridjaja B, Pulungan AB. Hipotiroidisme kongenital di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta, tahun 1992-2002. Sari Pediatri 2003; 5(2):79-84. (Level of Evidence IIB, Grade of Recommendation B) Bourgeois MJ. Congenital hypothyroidism. Department of Pediatrics, Division of Pediatric Endocrinology and Metabolism, Texas Tech University School of Medicine; 2004. h.1-13. LaFranchi S. Thyroid function in preterm infant. Thyroid 1999; 9: 71-8 Komite Nasional Skrining Hipotiroid Kongenital. Pedoman Umum Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Departemen Kesehatan; 2005. National Guideline Clearinghouse. Update of newborn screening and therapy for congenital hypothyroidism (2006). Murray MA. Primary TSH screen for congenital hypothyroidism. Summer 2009;1(2):1-5.

  • Batubara, Jose RL, dkk. Ganggguan Kelenjar Tiroid. Dalam : Buku Ajar Endokrinologi Anak Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2010. hal.205-212. La Franchi, Stephen. Hypothyroidism. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson textbook of pediatrics 18th ed. Philadelphia: Saunders, 2007.hal. 2319-25.Sherwood, Lauralee. Organ Endokrin Perifer. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem (Human Physiology: From Cells to Systems). Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001. hal 644-651.Schteingart, David E. Gangguan Kelenjar Tiroid. Dalam Price AS, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6, Volume 2. Jakarta: EGC, 2006. hal 1225-1234.Larson, Cecilia A. Congenital Hypothyroidism. Dalam: Radovick, S, MD, MacGilivray, MH, MD, editor. Pediatric Endocrinology : A Practical Clinical Guide. New Jersey : Humana Press Inc. 2003.hal. 275-284.Van vliet, G, Polak, M. Pediatric Endocrinology Fifth Edition volume 2. Thyroid Disorders In Infancy. New York : Informa Healthcare USA Inc. 2007.hal. 392-8. Jian, Vandana, dkk. Congenital Hypothyroidism. Di akses dari www.newbornwhocc.orgPostellon DC, Bourgeouis MJ. Anatomy of Thyroid Gland. Di akses dari www.emedicine.medscape.com

    ****Fungsi :Tumbuh kembang perkembangan otak dan kematangan organ seksHipofisi anterior menghasilkan hormon TSH berfungsi untuk stimulasi sintesis dan T3 dan T4. Sekresi TSH dipemngaruhi oleh TRH yang di produksi dari hipotalamusTRH, TSH, T3 dan T4 bekerja dalam suatu mekanisme feed back pada hipotalamus, hipofisi anterior, dan tiroid shg akan menurunkan profuksi dari hormin TRH dan TSH.Apabila kadar T3 dan T4 rendah maka akan terjadi FEEDBACK + hipotalamus dan hipofisi shg akan menaikan produksi hormon TRH dan TSH

    *