Hipertensi Terapi Musik

58
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Teori 2.1.1 Konsep Hipertensi 1) Pengertian Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik ( Ganong, 2001 ). Hipertensi adalah suatau gangguan pada sistem peredaran darah yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya terjadi pada manusia yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari 40 tahun). Namun banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya. 2) Patofisiologi Hipertensi 6

description

terapi musik

Transcript of Hipertensi Terapi Musik

Page 1: Hipertensi Terapi Musik

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Konsep Hipertensi

1) Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik

( Ganong, 2001 ).

Hipertensi adalah suatau gangguan pada sistem peredaran darah

yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya

terjadi pada manusia yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari

40 tahun). Namun banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya

menderita hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada

stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada

kesehatannya.

2) Patofisiologi Hipertensi

Pengaturan tekanan darah adalah proses yang kompleks

menyangkut pengendalian ginjal terhadap natrium dan retensi air, serta

pengendalian sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah. Ada dua

faktor utama yang mengatur tekanan darah, yaitu darah yang mengalir

dan tahanan pembuluh darah perifer.

Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang

dipompakan oleh ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut

jantung. Tahanan vaskular perifer berkaitan dengan besarnya lumen

6

Page 2: Hipertensi Terapi Musik

pembuluh darah perifer. Makin sempit pembuluh darah, makin tinggi

tahanan terhadap aliran darah, makin besar dilatasinya, makin kurang

tahanan terhadap aliran darah. Jadi, makin menyempit pembuluh darah,

makin meningkat pula tekanan darah.

Dilatasi dan konstriksi pembuluh - pembuluh darah dikendalikan

oleh sistem saraf simpatis dan sistem renin – angiotensin. Apabila sistem

saraf simpatis dirangsang, katekolamin, seperti epinefrin dan

norepinefrin akan dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan

konstriksi pembuluh darah, meningkatnya curah jantung, dan kekuatan

kontraksi ventrikel. Sama halnya pada sistem renin – angiotensin, yang

apabila distimulasi juga menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh –

pembuluh darah. Vasokonstriksi yang berlangsung lama dapat

mengakibatkan kerusakan permanen pada ginjal dengan timbulnya

kegagalan ginjal. Selain ginjal, otak dan jantung dapat pula mengalami

kerusakan yang permanen ( Baradero, 2008 ).

3) Jenis Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi 2

golongan, yaitu :

1) Hipertensi Primer (essensial hipertensi), yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor

yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas

susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam

ekskresi Na, peningkatan Na da Ca intraselular, dan faktor-faktor

7

Page 3: Hipertensi Terapi Musik

yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta

polisitemia.

2) Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh

penyakit lain. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya

diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi

vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain ( Mansjoer, 2002 ).

4) Epidemiologi

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita

hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium

awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya. Di

Amerika, data statistik pada tahun 1980 menunjukkan bahwa sekitar

20% penduduk menderita hipertensi. Di Indonesia belum ada penelitian

nasional yang menyeluruh, namun diperkirakan angka statistik di

Indonesia tidak jauh berbeda dengan Amerika.

Boedi Darmoyo dalam penelitiannya, menemukan bahwa antara

1,8%-28,6% penduduk dewasa adalah penderita hipertensi. Angka 1,8%

berasal dari penelitian di Desa Kalirejo, Jawa Tengah, sedangkan nilai

28,6% dilaporkan dari hasil penelitian di Sukabumi, Jawa Barat

( Gunawan, 2001 ).

8

Page 4: Hipertensi Terapi Musik

5) Klasifikasi Hipertensi

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO/ISH yaitu :

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normotensi

Hipertensi Ringan

Hipertensi Perbatasan

Hipertensi Sedang dan Berat

Hipertensi sistolik terisolasi

Hipertensi sistolik perbatasan

< 140

140 – 180

140 – 160

> 180

> 140

140 – 160

< 90

90 – 105

90 – 95

> 105

< 90

< 90

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, 1997.

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal

Perbatasan

Hipertensi tingkat 1

Hipertensi tingkat 2

Hipertensi tingkat 3

< 130

130 – 139

140 – 159

160 – 179

> 180

< 85

85 – 89

90 – 99

100 – 109

> 110

9

Page 5: Hipertensi Terapi Musik

6) Gejala Klinis

Gejala klinis hipertensi yaitu berupa peninggian tekanan darah

yang kadang – kadang merupakan satu – satunya gejala. Bila terjadi

demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal,

mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit

kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk,

sukar tidur, mata berkunang – kunang, dan pusing. ( Mansjoer, 2002 )

7) Penyebab Hipertensi

Menurut Gunawan, 2001, meskipun hipertensi primer belum

diketahui dengan pasti penyebabnya, data–data penelitian telah

menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi. Faktor–faktor tersebut antara lain adalah :

(1) Faktor Keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika

orang tuanya adalah penderita hipertensi.

(2) Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan

menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Menurut Potter

& Perry (2005) tekanan darah pada orang dewasa cenderung

meningkat seiring pertambahan usia dan pada lansia bisa

dihubungkan dengan penurunan elastisitas pembuluh darah

1

Page 6: Hipertensi Terapi Musik

Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita.

Menurut Potter & Perry (2005) bahwa setelah pubertas pada pria

cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi.

Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap

morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler (Anindya, 2009). Juga,

statistik di Amerika menunjukkan prevalensi hipertensi pada

orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan

dengan orang kulit putih.

(3) Kebiasaan Hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan

berlebihan, stres, dan pengaruh lain. Faktor – faktor tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Konsumsi garam yang tinggi

Dari data statistik ternyata diketahui bahwa hipertensi

jarang diderita oleh suku bangsa atau penduduk dengan

konsumsi garam yang rendah. Dunia kedokteran juga telah

membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat

menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam

(natrium) oleh obat diuretik (pelancar kencing) akan

menurunkan tekanan darah lebih lanjut.

b) Kegemukan atau makan berlebihan

1

Page 7: Hipertensi Terapi Musik

Dari penelitian kesehatan yang banyak dilaksanakan

terbukti bahwa ada hubungan antara kegemukan

(obesitas) dan hipertensi. Meskipun mekanisme

bagaimana kegemukan menimbulkan hipertensi belum

jelas, tetapi sudah terbukti penurunan berat badan dapat

menurunkan tekanan darah.

c) Stres atau ketegangan jiwa

Sudah lama diketahui bahwa stres atau ketegangan jiwa

(rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut,

rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal

melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung

berdenyut lebih cepat serta lebih kuat sehingga tekanan

darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama,

tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga

timbul kelainan organis atau perubahan patologis

(Dr.Hans Selye: General Adaptation Syndrome, 1957).

Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit

maag. Diperkirakan prevalensi atau kejadian hipertensi

pada orang kulit hitam di Amerika Serikat yang lebih

tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih disebabkan

stres atau dan rasa tidak puas orang kulit hitam pada nasib

mereka.

1

Page 8: Hipertensi Terapi Musik

Stres emosi dapat menstimulasi sistem saraf simpatis dan

menyebabkan vasokonstriksi perifer, sehingga dapan

menyebabkan peningkatan tekanan darah.

d) Pengaruh lain

Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan

darah adalah sebagai berikut.

(1) Merokok, nikotin dapat menyebabkan

vasokonstriksi.

(2). Minum alkohol, alkohol dapat meningkatkan

tekanan darah dan mempunyai efek toksik pada

hepar.

(3) Minum obat-obatan, misal Ephedrin, Prednison,

Epinefrin.

8) Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu

dengan cara farmakologis dan non farmakologis.

(1) Cara Farmakologis

Cara farmakologis dilakukan dengan menggunakan obat-

obat antihipertensi. Berdasarkan cara kerjanya, obat hipertensi

terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu diuretik, beta blocker,

penghambat ACE, antagonis kalsium, dan sebagainya. Mayoritas

pasien dengan tekanan darah tinggi akan memerlukan obat-

obatan selama hidup mereka untuk mengontrol tekanan darah

1

Page 9: Hipertensi Terapi Musik

mereka. Pada beberapa kasus, dua atau tiga obat hipertensi dapat

diberikan.

Penjelasan untuk masing-masing obat antihipertensi ini adalah

sebagai berikut :

a) Penghambat saraf simpatis. Golongan ini bekerja dengan

menghambat aktivitas saraf simpatis sehingga mencegah

naiknya tekanan darah, contohnya : Metildopa 250 mg

(Medopa, Dopamet), Klonidin 0,075 & 0,15 mg (Catapres)

dan Reserpin 0,1 & 0,25 mg (Serpasil, Resapin).

b) Beta Blocker. Bekerja dengan menurunkan daya pompa

jantung sehingga pada akhirnya akan menurunkan tekanan

darah. Contoh : Propanolol 10 mg (Inderal, Farmadral),

Atenolol 50, 100 mg (Tenormin, Farnormin), atau

Bisoprolol 2,5 & 5 mg (Concor).

c) Vasodilator. Bekerja langsung pada pembuluh darah

dengan merelaksasi otot pembuluh darah.

d) Angiotensin Convering Enzyme (ACE) Inhibitor. Bekerja

dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat

yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).

Contoh : Kaptopril 12,5, 25, 50 mg (Capoten, Captensin,

Tensicap), Enalapril 5 & 10 mg (Tenase).

e) Calsium Antagonis. Golongan obat ini menurunkan daya

pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung

1

Page 10: Hipertensi Terapi Musik

(kontraktilitas). Contoh : Nifedipin 5 & 10 mg (Adalat,

Cordalat, Farmalat, Nifedin), Diltiazem 30, 60, 90 mg

(Herbesser, Farmabes).

f) Antagonis Reseptor Angiotensin II. Cara kerjanya dengan

menghalangi penempelan zat angiotensin II pada

reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa

jantung. Contohnya : Valsartan (Diovan).

g) Diuretik. Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan

tubuh (lewat urin) sehingga volume cairan tubuh berkurang,

sehingga mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih

ringan. Contohnya : Hidroklorotiazid/HCT .

(2) Cara Non Farmakologis

Tidak hanya metode farmakologis yang dapat digunakan

untuk menurunkan tekanan darah, metode non farmakologis juga

berperan penting dalam penurunan tekanan darah. Beberapa cara

yang dapat dilakukan antara lain :

a) Menurunkan kelebihan berat badan. Curah jantung

dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang

mengalami obesitas cenderung lebih tinggi dibandingkan

dengan penderita hipertensi yang tidak mengalami obesitas.

b) Diet Rendah Garam. Yang dimaksud disini adalah

garam natrium dan juga semua bahan makanan sumber

natrium. Natrium bersifat mengikat air. Pada saat garam

1

Page 11: Hipertensi Terapi Musik

dikonsumsi, maka garam tersebut akan mengikat air

sehingga air akan terserap masuk ke dalam intravaskuler

yang menyebabkan meningkatnya volume darah sehingga

kerja jantung juga akan meningkat dan tekanan darah

akhirnya juga meningkat.

c) Diet Rendah Kolesterol. Bila terjadi kelebihan kolesterol

dalam tubuh akan terjadi pengendapan kolesterol dalam

arteri, yang akan membuat pembuluh darah menyempit dan

menghalangi aliran darah sehingga terjadi peningkatan

aliran darah.

d) Diet tinggi serat. Serat dibutuhkan untuk memperlancar

proses metabolisme dalam tubuh. Tujuan diet tinggi serat

ini adalah untuk menghindari kelebihan lemak, lemak

jenuh dan kolesterol, menghindari kelebihan gula dan

natrium, serta membantu mengontrol berat badan.

e) Manajemen stres. Mencegah stres dan melakukan relaksasi

sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi. Stres

berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Cara yang

dapat dilakukan untuk mencegah stres antara lain dengan

relaksasi, meditasi, yoga, peregangan otot (stretching), pijat

(massage), membicarakan masalah dengan teman dekat,

atau bahkan meminta bantuan profesional untuk mengatasi

masalah penyebab stres jika diperlukan ( Indriyani, 2008 ).

1

Page 12: Hipertensi Terapi Musik

2.2 Konsep Terapi Musik

1) Pengertian

Terapi musik didefinisikan sebagai sebuah aktivitas terapeutik

yang menggunakan musik sebagai media untuk memperbaiki,

memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Pada

tahap selanjutnya, terapi musik difungsikan untuk memperbaiki

kesehatan fisik, interaksi sosial, hubungan interpersonal, ekspresi emosi,

dan meningkatkan kesadaran diri. Potter mendefinisikan terapi musik

sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit

dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang

digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan,

seperti musik klasik, instrumentalia, slow music, orkestra, dan musik

modern lainnya ( Potter&Perry, 2005 ).

Tetapi beberapa ahli menyarankan untuk tidak menggunakan jenis

musik tertentu seperti pop, disco, rock and roll, dan musik berirama

keras (anaseptic beat) lainnya, karena jenis musik dengan anaseptic beat

(2 beat pendek, 1 beat panjang, dan kemudian pause) merupakan irama

yang berlawanan dengan irama jantung. Musik lembut dan teratur seperti

instrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang sering

digunakan untuk terapi musik ( Potter&Perry, 2005 ).

Dahulu kala di Yunani dan Mesir musik di pakai untuk

penyembuhan, dan penduduk primitif di India dan Cina juga lebih

memanfaatkan terapi musik daripada pergi ke rumah sakit. Musik adalah

1

Page 13: Hipertensi Terapi Musik

bentuk seni yang paling lembut namun berpengaruh besar terhadap pusat

fisik dan jaringan saraf. Musik juga mempengaruhi sistem saraf

parasimpatis atau sistem saraf simpatis, baik secara langsung maupun

tidak langsung .

2) Manfaat Musik

Menurut Spawne Anthony (2003), musik mempunyai manfaat

sebagai berikut :

1) Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa

dihasilkan sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia

seseorang.

2) Refreshing, pada saat pikiran seseorang sedang kacau atau jenuh,

dengan mendengarkan musik walaupun sejenak, terbukti dapat

menenangkan dan menyegarkan pikiran kembali.

3) Motivasi, adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan ”feeling”

tertentu. Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul dan

segala kegiatan bisa dilakukan.

4) Perkembangan kepribadian. Kepribadian seseorang diketahui

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang

didengarnya selama masa perkembangan.

5) Terapi, berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang

manfaat musik untuk kesehatan fisik maupun mental. Beberapa

gangguan atau penyakit yang dapat ditangani dengan musik

antara lain : kanker, stroke, demensia, dan bentuk gangguan

1

Page 14: Hipertensi Terapi Musik

intelegensia lain, penyakit jantung dan hipertensi, nyeri,

gangguan kemampuan belajar, dan bayi prematur.

6) Komunikasi, musik mampu menyampaikan berbagai pesan

keseluruh bangsa tanpa harus memahami bahasanya. Pada

kesehatan mental, terapi musik diketahui dapat memberi

kekuatan komunikasi dan ketrampilan fisik pada penggunanya. (

puskesmas-oke.com, 2009 ).

3) Metode Aktivitas Musik

Berikut ini beberapa contoh umum teknik yang digunakan terapis

musik untuk melengkapi praktek di lapangan adalah melalui :

1) Bernyanyi, untuk membantu klien yang mengalami gangguan

perkembangan artikulasi pada keterampilan bahasa, irama, dan

kontrol pernafasan. Banyak lagu yang membantu kaum manula

untuk mengingat peristiwa atau kenangan dalam kehidupan mereka.

Lirik lagu juga digunakan untuk membantu klien gangguan mental

dalam melakukan rangkaian tugas bahasa.

2) Bermain musik, membantu pengembangan dan koordinasi

kemampuan motorik. Bermain alat musik secara ansambel

membantu klien gangguan belajar untuk mengontrol impuls saraf

yang kacau melalui latihan secara terstruktur dalam kelompok.

3) Gerak ritmis, digunakan untuk mengembangkan jangkauan

fisiologis, menggabungkan mobilitas/ketangkasan/kekuatan,

1

Page 15: Hipertensi Terapi Musik

keseimbangan, koordinasi, konsistensi, pola – pola pernafasan, dan

relaksasi otot.

4) Mendengarkan musik, dapat mengembangkan keterampilan kognisi,

seperti memori dan konsentrasi. Musik dapat menstimuli respons

relaksasi, motivasi atau pikiran, imajinasi, dan memori .

4) Strategi Terapi Musik

Delapan alasan penggunaan musik dalam kegiatan terapeutik adalah :

(1) Sebagai audioanalgesik atau penenang yang dapat menimbulkan

pengaruh biomedis positif. Contoh : klien penyakit kronis diajak

menggunakan musik untuk menurunkan gangguan fisiologis dan kadar

distress, mengalihkan perhatian dari rasa sakit, mengubah dan

menurunkan tingkat persepsi dari rasa sakit.

(2) Sebagai aktivitas memfokuskan perhatian. Contoh : seorang wanita

hamil mendengarkan musik dalam proses persalinan sesuai dengan

pilihan musik dan mengikuti teknik melahirkan.

(3) Meningkatkan relasi terapis/pasien/keluarga. Contoh : seorang terapis

mengembangkan relasi yang terbuka dengan seorang klien remaja

dengan musik kesenangannya.

(4) Memberdayakan proses belajar. Contoh : anak diajarkan mengatur

diri dan belajar disiplin dengan mengajarkan tahapannya melalui sebuah

lagu.

(5) Sebagai stimulator auditori atau menghilangkan kebisingan.

Contoh : seorang klien belajar mengendalikan otot (atau indikasi stres

2

Page 16: Hipertensi Terapi Musik

fisiologis lainnya) melalui biofeedback dengan menggunakan musik

sebagai medikasi auditori. Atau musik yang dimainkan dalam ruang unit

gawat darurat untuk mereduksi kebisingan suara – suara mesin dan

elektronis lainnya.

(6) Menata kegembiraan dan interaksi personal. Contoh : anggota

keluarga klien sebagai kelompok penunjang melakukan diskusi tentang

lirik sebuah lagu, penulisan lagu, bernyanyi dan berimprovisasi untuk

meningkatkan rasa saling percaya dan kooperatif satu sama lain dengan

panduan seorang fasilitator.

(7) Sebagai penguat untuk keterampilan fisiologis, emosi dan gaya hidup.

Contoh : seorang klien belajar bermain alat musik sebagai alternatif

penyaluran ekspresi dari aktivitas pasif lainnya.

(8) Mengurangi distres pada pikiran. Contoh : staf unit gawat darurat

sebaiknya menggunakan musik untuk mereduksi stres dan mendengarkan

musik selama 15 menit sebelum setiap pergantian jam jaga.

5) Jenis Musik Penyembuhan

Kita masing-masing dapat memperkirakan musik jenis apa yang

dapat dipakai dalam rangka penyembuhan, misalnya :

(1)Musik yang dirasa dapat meningkatkan energi kita.

(2)Musik yang menstimuli otak kita.

(3)Musik yang membangkitkan semangat kita.

(4)Musik yang memberi rasa rileks pada tubuh kita.

(5)Musik yang menenangkan pikiran kita.

2

Page 17: Hipertensi Terapi Musik

(6)Musik yang melepaskan emosi kita.

(7)Musik yang memulihkan semangat kita.

(8)Musik yang memotivasi perilaku kita.

(9)Musik yang membantu kita istirahat.

(10)Musik yang membangunkan kita.

(11)Musik yang mengembangkan pikiran kita.

(12)Musik yang membantu kita untuk tidak berpikir .

6) Prosedur Terapi Musik

Terapi musik tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi,

walau mungkin membutuhkan bantuannya saat mengawali terapi musik.

Untuk mendorong peneliti menciptakan sesi terapi musik sendiri, berikut

ini beberapa dasar terapi musik yang dapat anda gunakan untuk

melakukannya.

1) Pilih musik yang sesuai dengan selera klien, pertimbangkan usia

dan latar belakang.

2) Gunakan earphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang

lain dan membantu klien berkonsentrasi pada musik.

3) Pastikan tombol-tombol kontrol di radio atau pesawat tape mudah

ditekan, dimanipulasi, dan dibedakan.

4) Apabila tersedia musik latar, pilih jenis musik umum yang sesuai

dengan keinginan klien.

5) Minta klien berkonsentrasi pada musik dan mengikuti irama

dengan mengetuk-ngetukkan jari atau menepuk-nepuk paha.

2

Page 18: Hipertensi Terapi Musik

6) Hindari interupsi yang diakibatkan cahaya yang remang-remang

dan hindari menutup gorden atau pintu.

7) Instruksikan klien untuk tidak menganalisa musik : “ Nikmati

musik ke manapun musik membawa anda “.

8) Tinggalkan klien sendirian ketika mereka mendengarkan musik.

9) Musik harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat

memberikan efek terapeutik ( Potter&Perry, 2005 )

2.3 Konsep Lanjut Usia

1) Pengertian Lanjut Usia

Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari

suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan

tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan ( Pudjiastuti, 2003 ).

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang

hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,

dewasa, dan tua (Nugroho, 2008 ).

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangkan secara

perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri /

mengganti dan mempertahakan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

2

Page 19: Hipertensi Terapi Musik

bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita

( Nugroho, 2000 ).

Menurut Potter & Perry (2005) lansia merupakan tahap kehidupan

yang dicirikan oleh adanya transisi dan perubahan peran, yang dapat

menyebabkan stres psikososial. Stres ini dapat meliputi perubahan peran

pada pasangan atau keluarga dan masalah isolasi sosial. Tipe-tipe isolasi

sosial yang sering dialami oleh lansia antara lain adalah isolasi sikap,

isolasi penampilan, isolasi perilaku, dan isolasi geografis.

2) Batasan – Batasan Lanjut Usia

Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lansia ( Mubarok, 2006 )

:

(1)Menurut Departemen Kesehatan RI, membagi lansia sebagai berikut :

a) Kelompok menjelang usia lanjut ( 45 – 54 tahun ) sebagai

masa vibrilitas.

b) Kelompok usia lanjut ( 55 – 64 tahun ) sebagai masa

presenium.

c) Kelompok usia lanjut ( 65 tahun > ) sebagai masa senium.

(2)Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), lanjut usia meliputi :

a) Usia pertengahan ( middle age ) ialah kelompok usia 45 – 59

tahun.

b) Usia lanjut ( elderly ) antara usia 60 – 74 tahun

c) Usia tua ( old ) antara 75 – 90 tahun

d) Usia Sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun

2

Page 20: Hipertensi Terapi Musik

(3) Menurut Undang – undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1

“ Seorang dinyatakan sebagai jompo atau lanjut usia setelah yang

bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak

berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari –

hari dan menerima nafkah dari orang lain “.

3) Teori Penuaan

Ada empat asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam mempelajari

Lanjut Usia ( Pudjiastuti, 2003 ), yakni :

1) Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak

secara tiba – tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak –

anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Seorang dengan usia

kronologis 70 tahun mungkin dapat memiliki usia fisiologis 50

tahun, atau sebaliknya seseorang dengan usia 50 tahun mungkin

memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90

tahun.

2) Peningkatan jumlah lansia merupakan hasil dari perkembangan ilmu

dan teknologi abad ke – 20. Menurut ahli gerontology, James Birren,

bertambahnya umur harapan hidup sesorang merupakan hasil dari

perkembangan di bidang kedokteran dan teknologi modern, yaitu

dengan penuaan teknik pengobatan terhadap penyakit ganas, teknik

dan alat bedah / operasi modern, serta teknik dan alat diagnosis.

3) Penuaan alamiah / fisiologis harus dibedakan dari penuaan patologis.

Penurunan fungsi tidak hanya disebabkan faktor penuaan, tetapi

2

Page 21: Hipertensi Terapi Musik

dapat juga disebabkan oleh faktor patologis. Penurunan fungsi

karena faktor patologis bukan penuaan yang normal.

4) Tidak satu teori pun mampu menjelaskan penuaan secara universal.

Meskipun penuaan merupakan prose yang universal, tidak seorang

pun mengetahui penyebabnya atau mengapa manusia menjadi tua

pada usia yang berbeda – beda.

Secara umum, teori penuaan dibagi menjadi dua kelompok besar

yaitu teori genetik dan teori non genetik .

1) Teori Genetik

Teori ini memfokuskan mekanisme penuaan yang terjadi pada

nukleus sel. Penjelasan teori ini berdasarkan genetik diantaranya

yang berikut :

a) Teori Genetik

Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perubahan

fungsi sel, efek kumulatif dari tidak normalnya sel, dan

kemunduran sel dalam organ dan jaringan.

b) Teori Kesalahan

Dalam teori ini dinyatakan kesalahan dalam proses atau

mekanisme pembuatan protein akan mengakibatkan beberapa

efek. Penurunan ketepatan sintesis protein secara spesifik telah

dihipotesiskan penyebabnya, yaitu ketidaktepatan dalam

penyimpan pasangan kodon mRNA dan antikodon tRNA.

2

Page 22: Hipertensi Terapi Musik

Namun, penelitian terakhir ternyata bertentangan dengan teori

kesalahan, yang menerangkan bahwa tidak semua penuaan sel

menghimpun molekul non–spesifik dan penuaan itu tidak

selamanya dipercepat ketika molekul non – spesifik ditemukan.

c) Teori DNA Lewah ( Kelebihan DNA )

Mengemukakan teori yang berhubungan dengan teori kesalahan.

Ia percaya bahwa perubahan usia biologis merupakan hasil

akumulasi kesalahan dalam memfungsikan gen ( plasma

pembawa sifat ). Perbedaan usia makhluk hidup mungkin

merupakan suatu fungsi dari tingkat urutan genetik berulang (

repeated genetic sequences ). Jika kesalahan muncul dalam

urutan genetik tidak berulang ( non repeated genetic sequences ),

kesempatan untuk menjaga hasil akhir produksi gen selama

evolusi atau selama hidup akan berkurang.

d) Teori Rekaman

Rekaman ( transcription )adalah tahap awal dalam pemindahan

informasi dari DNA ke sintesis protein. Teori yang mengacu

pada teori Hayflick itu menyatakan empat kondisi berikut :

(1). Dengan peningkatan usia terjadi perubahan yang bersifat

merusak metabolisme posmitotik cells yang berbeda.

(2). Perubahan merupakan hasil dari kejadian primer yang terjadi

pada inti kromatin.

2

Page 23: Hipertensi Terapi Musik

(3). Perubahan itu terjadi dalam inti kromatin kompleks,

merupakan suatu mekanisme kontrol yang bertanggung

jawab terhadap penampilan dan urutan penuaan primer.

(4). Mekanisme kontrol itu meliputi regulasi transkripsi

meskipun regulasi lain dapat terjadi.

2) Teori Non Genetik

Teori non genetik memfokuskan lokasi di luar nukleus sel, seperti

organ, jaringan dan sistem teori yang berdasarkan non genetik antara

lain sebagai berikut :

a) Teori Radikal Bebas

Pada dasarnya radikal bebas adalah ion bermuatan listrik yang

berada di luar orbit dan berisi ion tak berpasangan. Radikal bebas

mampu merusak membrane sel lisosom, motokondria dan inti

membran melalui reaksi kimia yang disebut peroksidasi lemak.

Teori radikal bebas pada penuaan ditunjukkan oleh hormone,

perubahan hormon pada penuaan menunjang reaksi radikal dan

akan menimbulkan efek patologis, seperti kanker dan

aterosklerosis. Penelitian telah dikembangkan untuk melihat

fungsi antioksidan pada radikal bebas. Vitamin E, vitamin C.

selenium, glutation perioksidase dan superioksidase dismutase

telah digunakan untuk menghambat radikal bebas dan

peroksidase lemah. Pengaruh dari penghambat radikal bebas

2

Page 24: Hipertensi Terapi Musik

mencegah degenerasi sel, seperti penurunan pengumpulan

lipofusin.

b) Teori Autoimun

Menurut teori ini, penuaan diakibatkan oleh antibody yang

berekasi terhadap sel normal dan merusaknya. Reaksi ini terjadi

karena tubuh gagal mengenai sel normal dan mereduksi antibodi

yang salah. Akibatnya, antibodi itu bereaksi terhadap sel normal,

disamping sel abnormal yang mestimulasi pembentukannya.

Teori ini mendapat dukungan dari kenyataan bahwa jumlah

antibodi autoimun meningkat pada lansia dan terdapat persamaan

antara penyakit imun ( missal arthritis rheumatoid, diabetes,

tiroiditis dan amiloidosis ) dan fenomena menua.

c) Teori Hormonal

Donner Denckle percaya bahwa pusat penuaan terletak pada

otak. Pernyataan ini didasarkan pada studi hipotiroidsme.

Hipotiroidisme dapat terjadi menjadi fatal apabila tidak diobati

dengan tiroksin, sebab seluruh manifestasi dari penuaan akan

nampak, seperti penurunan proses metabolisme secara perlahan.

d) Teori Pembatasan energi

Diet yang didasarkan pada pembatasan kalori, yang dikenal

sebagai pembatasan energi. Diet nutrisi tinggi yang rendah kalori

berguna untuk meningkatkan fungsi tubuh agar tidak cepat tua.

2

Page 25: Hipertensi Terapi Musik

Program pembatasan energi bertujuan untuk mengurangi berat

badan secara bertahap dalam beberapa tahun sampai efisiensi

metabolisme tercapai untuk hidup sehat dan panjang usia. Tinggi

rendahnya diet mempengaruhi perkembangan umur dan adanya

penyakit. Termasuk dalam program diet adalah pantangan

merokok, minum alkohol dan mengendalikan penyebab pstress

seperti kecemasan, frustasi atau stress yang disebabkan oleh kerja

berat.

4) Perubahan – Perubahan yang Terjadi Pada lanjut Usia

1) Perubahan – Perubahan Fisik (Nugroho, 2000)

a) Sel

(1) Lebih sedikit jumlahnya

(2) Lebih besar ukurannya

(3) Berkurang jumlah cairan tubuh dan berkurang cairan

intraseluler.

(4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah

dan hati.

(5) Jumlah sel otak menurun.

(6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

(7) Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5-10%

b) Sistem Pernafasan

3

Page 26: Hipertensi Terapi Musik

(1) Berat otak menurun 10-20%. ( Setiap orang berkurang

saraf otaknya dalam setiap harinya).

(2) Cepatnya menurun hubungan pernafasan.

(3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,

khususnya dalam stress.

(4) Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya

penglihatan, hilangnya pendengara, mengecilnya saraf

pencium dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan

suhu dengan rendahnya ketahanan dingin.

(5) Kurang sensitive terhadap sentuhan.

c) Sistem Pendengaran

(1) Presbiakusis ( gangguan dalam pendengaran ). Hilangnya

kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama

terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara

yang tidak jelas, sulit mengerti kata – kata, 50 % terjadi

pada usia di atas umur 65 tahun.

(2) Otosklerosis akibat atrofi membrane tympani.

(3) Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena

meningkatnya keratin.

(4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan jiwa / stress.

d) Sistem Penglihatan

(1) Timbul selerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

3

Page 27: Hipertensi Terapi Musik

(2) Kornea lebih membentuk sferis ( bola ).

(3) Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.

(4) Meningkatkan ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi

terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam

cahaya gelap.

(5) Hilangnya daya akomodasi.

(6) Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas

pandangannya.

(7) Menurunnya daya membedakan warna biru dan hijau.

e) Sistem Kardiovaskuler

(1) Elastisitas dinding aorta menurun.

(2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

(3) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

(4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya

efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi.

Perubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk ke

berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menuru,

mengakibatkan pusing mendadak.

(5) Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer.

f) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

3

Page 28: Hipertensi Terapi Musik

(1) Temperatur tubuh menurun ( hipotermia ) secara

fisiologis akibat metabolisme yang menurun.

(2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat

memproduksi panas akibat aktivitas otot menurun.

g) Sistem Respirasi

(1) Otot. – otot pernafasan kehilangan dan menjadi kaku.

(2) Menurunnya aktivitas dari silia.

(3) Paru – paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih

berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan

kedalaman bernafas menurun.

(4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya

berkurang.

(5) Kemampuan untuk batuk berkurang.

(6) Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun

seiring dengan pertambahan usia.

h) Sistem Gastrointestinal

(1) Kehilangan gigi akibat periodontal disease, kesehatan gigi

yang buruk dan gizi yang buruk.

(2) Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf

pengecap di lidah terhadap rasa manis, asin, asam, dan

pahit.

(3) Esophagus melebar.

(4) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

3

Page 29: Hipertensi Terapi Musik

(5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

(6) Daya absorbsi melemah.

i) Sistem Reproduksi

(1) Menciutnya ovari dan uterus.

(2) Atrofi payudara.

(3) Pada laki – laki testis masih memprodulsi spermatozoa

meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur.

(4) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai lanjut

usiaasal kondisi baik.

(5) Selaput lendir vagina menurun

j) Sistem Perkemihan

(1) Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa

metabolisme tubuh melalui urin, darah yang masuk ke

ginjal di saring di glomerulus ( nefron ). Nefron menjadi

atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %.

(2) Otot – otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi

buang air kecil meningkat dan terkadang menyebabkan

retensi urin pada pria.

(3) Pembesaran prostat ± 75% dialami oleh pria usia diatas

65 tahun.

k) Sistem Endokrin

(1) Produksi semua hormone menurun.

3

Page 30: Hipertensi Terapi Musik

(2) Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR ( Basal

Metabolic Rate ) dan menutunnya daya pertukaran zat.

(3) Menurunnya produksi aldosteron.

(4) Menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya,

profesteron, estrogen dan testosteron.

l) Sistem Kulit ( Sistem Integumen )

(1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan

lemak.

(2) Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan

proses keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk –

bentuk sel epidermis.

(3) Kulit kepala dan rambut menipis berwana kelabu.

(4) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

(5) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan

dan vaskularisasi.

(6) Pertumbuhan kuku lebih lambat.

(7) Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang

bercahaya.

(8) Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

m) Sistem Muskuloskletal

(1) Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh.

(2) Kifosis.

(3) Pergerakan pinggang, lutut dan jari – jari terbatas.

3

Page 31: Hipertensi Terapi Musik

(4) Persendian membesar dan menjadi kaku.

(5) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.

(6) Atrofi serabut otot ( otot – otot serabut mengecil ). Otot –

otot serabut mengecil sehingga seseorang bergerak

menjadi lamban, otot – otot kram dan menjadi tramor.

(7) Otot – otot polos tidak begitu berpengaruh.

(8)

2) Perubahan – Perubahan Mental ( Psikologis )

Perubahan – perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan

perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan, atau

pengetahuan serta situasi lingkungan. Intelegensi diduga secara

umum makin mundur terutama faktor menolakan abstrak mulai lupa

terhadap kejadian lalu, masih terekam baik masa lalu. Dari segi

emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak

aman dan cemas, cenderung introvert ( Mubarok, 2006 ).Sedangkan

menurut Nugroho (2000), faktor kemiskinan, depresi, kekhawatiran,

paranoid, dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit

sering menyebabkan stres pada lansia.

3) Perubahan Psikososial (Nugroho, 2000)

a) Pensiunan : nilai seseorang diukur oleh produktivitasnya dan

identitas dikaitkan dengan perasaan dalam pekerjaan. Bila

3

Page 32: Hipertensi Terapi Musik

seseorang pensiun ( purna tugas ) ia akan mengalami kehilangan

– kehilangan, antara lain :

(1) Kehilangan financial ( income berkurang ).

(2) Kehilangan satus ( dulu mempunyai jabatan posisi yang

cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya ).

(3) Kehilangan teman / kenalan atau relasi.

(4) Kehilangan pekerjaan / kegiatan.

b) Merasakan atau sadar akan kematian ( sense of awareness of

mortality ).

c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah

perawatan bergerak lebih sempit.

d) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan ( economic

deprivation).

e) Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,

bertambahnya biaya pengobatan.

f) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

g) Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.

h) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

i) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan

dengan teman – teman dan family.

j) Kehilangan kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan

terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.

3

Page 33: Hipertensi Terapi Musik

5) Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penuaan

Menurut Nugroho, 2000, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penuaan, antara lain yaitu meliputi :

1) Hereditas atau keturunan

2) Nutrisi (makanan)

3) Status Kesehatan

4) Pengalaman hidup

5) Lingkungan

6) Stres

2.4 Konsep Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan

Darah

Salah satu yang mengendalikan dilatasi dan konstriksi pembuluh-

pembuluh darah adalah sistem saraf simpatis. Apabila sistem saraf simpatis

dirangsang, katekolamin, seperti epinefrin dan norepinefrin akan

dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan konstriksi pembuluh darah,

meningkatnya curah jantung, dan kekuatan kontraksi ventrikel .

Musik adalah bentuk seni yang paling lembut namun berpengaruh

besar terhadap pusat fisik dan jaringan saraf. Musik juga mempengaruhi

sistem saraf parasimpatis atau sistem saraf simpatis, baik secara langsung

maupun tidak langsung .

Musik dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan dengan

mengalihkan perhatian seseorang, dan musik terbukti menunjukkan efek

3

Page 34: Hipertensi Terapi Musik

yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan

depresi, menghilangkan nyeri,dan menurunkan tekanan darah ( Potter &

Perry, 2005 ).

Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa musik dapat

menurunkan tekanan darah, metabolisme dasar, dan pernafasan sehingga

mengurangi tekanan terhadap respon fisiologis. Penelitian lain membuktikan

pula bahwa musik dapat meningkatkan produksi zat endhorpins (penghilang

rasa sakit) dan S-IgA (salivary immunoglobulin A). S-IgA ini bermanfaat

untuk mempercepat penyembuhan, mengurangi resiko infeksi, serta

mengontrol tekanan jantung.

Penelitian yang dilakukan oleh Samuel Hakim seorang mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk mengetahui dampak terapi

musik terhadap ansietas, detak jantung, dan tekanan darah arteri 101 subyek

yang menunggu untuk kateterisasi jantung. Ketiga variabel ini diukur setelah

pasien diterapi dengan musik dan tepat sebelum pasien dipindahkan ke

laboratorium. Terjadi penurunan ansietas yang berarti pada kelompok subjek

dibandingkan kelompok kontrol dan detak jantung serta tekanan darah arteri

kelompok ini turun, sementara pada kelompok kontrol naik. Hal yang sama

terjadi pada sekelompok mahasiswa yang menghadapi stres kognisi karena

diharuskan presentasi oral. Tingkat ansietas, denyut jantung, dan tekanan

darah sistolik meningkat tajam akibat stressor tersebut. Para mahasiswa ini

diterapi dengan musik Pachebel’s Canon in D Major dan didapatkan

3

Page 35: Hipertensi Terapi Musik

penuruan variabel diatas, disertai peningkatan kadar IgA saliva dibanding

kondisi basal. (Nison23rd.multiply.com/journal/item/6, 2010)

Pada tahun 1998, Don Campbell, seorang musisi sekaligus pendidik,

bersama Dr. Alfred Tomatis yang psikolog, mengadakan penelitian untuk

melihat efek positif dari beberapa jenis musik, menemukan bahwa musik

klasik bisa membantu penyembuhan penyakit-penyakit, seperti stress,

kanker, dyslexia, dan tekanan darah tinggi, dan hasilnya dituangkan dalam

buku mereka yang di Indonesia diterbitkan dengan judul Efek Mozart,

Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk Mempertajam Pikiran,

Meningkatkan Kreativitas dan Menyehatkan Tubuh. Banyak fakta menarik

yang diungkap Campbell dan Tomatis. Diantaranya, adanya hubungan yang

menarik antara musik dan kecerdasan manusia.

Berbagai penelitian yang dilakukan di India maupun Italia

menunjukkan efektivitas terapi musik untuk mengurangi nyeri, kecemasan

maupun hipertensi. Pada penelitian di Italia menunjukkan kelompok

penderita hipertensi yang sedang minum obat antihipertensi bila diikuti

dengan mendengarkan musik klasik 30 menit / hari disertai dengan latihan

nafas perut selama satu bulan menunjukkan penurunan tekanan darah yang

bermakna dibandingkan dengan kelompok pasien yang hanya mengandalkan

obat antihipertensi. Selain itu pula penelitian lain pada pasien yang akan

menjalani tindakan endoskopi atau peneropongan organ pencernaan, terbukti

dengan terapi musik dapat mengurangi kecemasan dan terapi musik dapat

4

Page 36: Hipertensi Terapi Musik

membuat pasien lebih rileks dengan hasil akhir memberikan efek positif

terhadap detak jantung  maupun laju nafas.

Berdasar hasil penelitian yang didiskusikan para pakar kesehatan di

New Orleans baru-baru ini, terapi musik selama 30 menit sehari terbukti

mampu menggantikan terapi obat-obatan hipertensi. Penelitian dilakukan

terhadap 48 penderita hipertensi berusia 45-70 tahun. Sebanyak 28 orang di

antaranya diminta mendengarkan musik klasik atau musik tradisional India

selama 30 menit sehari. Sedangkan 20 orang lainnya dibiarkan melakukan

aktivitasnya seperti biasa. Hasilnya, setelah melakukan terapi musik selama

sebulan, tekanan darah 28 penderita hipertensi itu menjadi normal.

Sedangkan tekanan darah 20 penderita hipertensi yang tak melakukan terapi

musik masih terukur tinggi.

Berdasarkan penelitian tentang terapi musik dan tekanan darah yang

dilakukan oleh Endang Triyanto di daerah Banyumas, lama hari perlakuan

untuk mencapai nilai batas normal khususnya penurunan tekanan darah

ternyata cenderung dicapai dalam waktu cukup singkat yaitu sebagian besar

hanya dalam waktu 1 hari (56%) dan maksimum dicapai dalam waktu 5 hari

(6,6%). (Alumni.ugm.ac.id, 2009).

4