Makalah Terapi Musik

39
Music therapy may increase breastfeeding rates among mothers of premature newborns: a randomized controlled trial Terapi musik dapat meningkatkan tingkat menyusui ibu dengan bayi prematur: uji coba terkontrol secara acak Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 Ike Merdeka Wati (130104110006) Reni Oktaviani (130104110032) Tati Mulyati (130104110033) Mira Aryanti (130104110036) Euis Reni Nuraeni (130104110038)

description

T

Transcript of Makalah Terapi Musik

Page 1: Makalah Terapi Musik

Music therapy may increase breastfeeding rates among mothers of premature newborns: a randomized controlled trial

Terapi musik dapat meningkatkan tingkat menyusui ibu dengan bayi prematur: uji coba

terkontrol secara acak

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Ike Merdeka Wati (130104110006)

Reni Oktaviani (130104110032)

Tati Mulyati (130104110033)

Mira Aryanti (130104110036)

Euis Reni Nuraeni (130104110038)

PROGRAM DIPLOMA KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

TAHUN 2011

Page 2: Makalah Terapi Musik

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW kepada keluarga beserta sahabatnya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tim dosen pengajar dan pengampu mata kuliah Asuhan kebidanan

2. Orang tua kami yang tiada hentinya memberikan do’a serta dorongan baik moril

maupun materil

3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kontribusi positif baik bagi pembaca maupun penulis.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk meningkatkan kualitas dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Bandung, September 2011

Page 3: Makalah Terapi Musik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........................................................................1

B. Tujuan .....................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................2

BAB III ANALISA JURNAL....................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................24

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................26

B. Saran..................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Terapi Musik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otak manusia, termasuk otak bayi, terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak

kiri. Otak ini mulai terbentuk pada awal kehamilan dan berkembang dengan pesat sampai

bayi lahir. Belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik yang

terdiri dari berbicara-kemampuan tata bahasa, baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu,

peristiwa) logika, angka, analisis, dll. Belahan otak kanan berkaitan dengan

perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi,

lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, dan pengembangan

kepribadian.

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh seorang

terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental,

fisik, emosional dan spritual. Dalam kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi

pelengkap.

Terapi musik adalah suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan

lagu/nyanyi secara terpadu dan terarah didalam membimbing ibu-ibu tersebut selama

masa kehamilan yang dimaksudkan untuk relaksasi bagi ibu-ibu hamil, stimulasi dini

pada janin, menjalin keterikatan emosional antara ibu hamil dan janinnya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui evidence-based mengenai

komplementer dan pengobatan alternatif dalam asuhan maternitas.

Page 5: Makalah Terapi Musik

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh

seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan

mental, fisik, emosional dan spritual. Dalam kedokteran, terapi musik disebut sebagai

terapi pelengkap (Complementary Medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik

sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan

menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi

musik dapat disesuai dengan keinginan, seperti musik klasik, intrumentalia, slow

music, orkestra, dan musik modern lainnya. Tetapi beberapa ahli menyarankan untuk

tidak menggunakan jenis musik tertentu seperti pop, disco, rock and roll, dan musik

berirama keras (anapestic beat) lainnya, karena jenis musik dengan anapestic beat (2

beat pendek, 1 beat panjang dan kemudian pause) merupakan irama yang berlawanan

dengan irama jantung. Musik lembut dan teratur seperti intrumentalia dan musik klasik

merupakan musik yang sering digunakan untuk terapi musik (Potter, 2005).

Beberapa pengertian terapi musik antara lain:

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik oleh seorang

terapis yang terakreditasi untuk meningkatkan, mempertahankan dan

mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual.

Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara

sistimatis, terkontrol dan terarah didalam:

o Menyembuhkan

o Merehabilitasi

o Mendidik

o Melatih anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental, atau emosional.

Page 6: Makalah Terapi Musik

Terapi musik adalah suatu kegiatan dalam belajar yang mempergunakan musik

untuk mencapai tujuan-tujuan seperti:

o Merubah tingkah laku

o Menjaga/memelihara agar tingkah laku atau kemampuan yang telah dicapai tidak mengalami kemunduran

o Mengembangkan kesehatan fisik dan mental.

Terapi musik adalah suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah

pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni ilmu

pengetahuan dan emosi (perasaan cinta, kasih sayang, dan lain sebagainya).

2.2 Manfaat Musik

Menurut Spawnthe Anthony (2003), musik mempunyai manfaat sebagai berikut:

Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah musik

yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang.

Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan mendengarkan

musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan menyegarkan pikiran

kembali.

Motivasi, adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu. Apabila

ada motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan.

Perkembangan Kepribadian. Kepribadian seseorang diketahui mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh jenis musik yang didengarnya selama masa perkembangan.

Terapi, berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat musik untuk

kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Beberapa gangguan atau

penyakit yang dapat ditangani dengan musik antara lain : kanker, stroke, dimensia

dan bentuk gangguan intelengisia lain, penyakit jantung, nyeri, gangguan

kemampuan belajar, dan bayi prematur.

Komunikasi, musik mampu menyampaikan berbagai pesan ke seluruh bangsa tanpa

harus memahami bahasanya. Pada kesehatan mental, terapi musik diketahui dapat

memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilan fisik pada penggunanya.

Page 7: Makalah Terapi Musik

2.3 Prosedur Terapi Musik

Terapi musik tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, walau mungkin

membutuhkan bantuannya saat mengawali terapi musik. Untuk mendorong peneliti

menciptakan sesi terapi musik sendiri, berikut ini beberapa dasar terapi musik yang

dapat anda gunakan untuk melakukannya:

1. Untuk memulai melakukan terapi musik, khususnya untuk relaksasi, peneliti dapat

memilih sebuah tempat yang tenang, yang bebas dari gangguan. Peneliti dapat juga

menyempurnakannya dengan aroma lilin wangi aromaterapi guna membantu

menenangkan tubuh.

2. Untuk mempermudah, peneliti dapat mendengarkan berbagai jenis musik pada

awalnya. Ini berguna untuk mengetahui respon dari tubuh responden. Lalu anjurkan

responden untuk duduk di lantai, dengan posisi tegak dan kaki bersilangan, ambil

nafas dalam – dalam, tarik dan keluarkan perlahan – lahan melalui hidung.

3. Saat musik dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya, seolah – olah

pemainnya sedang ada di ruangan memainkan musik khusus untuk responden. Peneliti

bisa memilih tempat duduk lurus di depan speaker, atau bisa juga menggunakan

headphone. Tapi yang terpenting biarkan suara musik mengalir keseluruh tubuh

responden, bukan hanya bergaung di kepala.

4. Bayangkan gelombang suara itu datang dari speaker dan mengalir ke seluruh tubuh

responden. Bukan hanya dirasakan secara fisik tapi juga fokuskan dalam jiwa.

Fokuskan di tempat mana yang ingin eneliti sembuhkan, dan suara itu mengalir ke

sana. Dengarkan, sembari responden membayangkan alunan musik itu mengalir

melewati seluruh tubuh dan melengkapi kembali sel – sel, melapisi tipis tubuh dan

organ dalam responden.

5. Saat peneliti melakukan terapi musik, responden akan membangun metode ini

melakukan yang terbaik bagi diri sendiri. Sekali telah mengetahui bagaimana tubuh

merespon pada instrumen, warna nada, dan gaya musik yang didengarkan, responden

dapat mendesain sesi dalam serangkaian yang telah dilakukan sebagai hal yang paling

berguna bagi diri sendiri.

Page 8: Makalah Terapi Musik

6. Idealnya, peneliti dapat melakukan terapi musik selama kurang lebih 30 menit hingga

satu jam tiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10 menitpun jadi, karena

selama waktu 10 menit telah membantu pikiran responden beristirahat (Pandoe,2006).

2.4 Musik Dan Fungsi Otak

Otak manusia, termasuk otak bayi, terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak

kiri. Otak ini mulai terbentuk pada awal kehamilan dan berkembang dengan pesat

sampai bayi lahir. Belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi

akademik yang terdiri dari berbicara-kemampuan tata bahasa, baca-tulis-hitung, daya

ingat (nama, waktu, peristiwa) logika, angka, analisis, dll. Belahan otak kanan berkaitan

dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik,

imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, dan

pengembangan kepribadian.

Agar bayi/anak tubuh dan berkembang menjadi individu atau manusia seutuhnya,

harus ada keseimbangan antara fungsi otak kiri dan fungsi otak kanannya. Kenyataan

dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui seorang individu cenderung lebih

mengembangkan salah satu sisi otak saja, biasanya otak kiri yang berhubungan dengan

kecerdasan, tidak diimbangi dengan perkembangan otak kiri yang sebenarnya juga

sama pentingnya. Salah satu sebabnya diduga akibat kekurangtahuan orangtua, guru,

dll. Seperti juga dikemukakan oleh seorang pakar “Parent Education” USA yaitu Sue

Treffeissen. All parents wants to be good parents but most parents just don’t have the

information that they need to know how their children are growing and developing.

Jadi sebenarnya belahan otak kiri dan otak kanan bila bekerja sama akan saling

memperkuat. Oleh karenanya disarankan kepada orang tua untuk merangsang

perkembangan otak anak tidak hanya otak kiri saja, melainkan secara bersamaan juga

otak kanannya. Dengan kata lain orang tua perlu merangsang sejak dini kecerdasan

mental (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) anak-anaknya.

Musik dan fisiologi jantung, pembuluh darah dan ansietas penggunaan musik di

rumah-rumah sakit masa kini mulai banyak, hal ini disebabkan efek musik yang

menenangkan dan menyenangkan pasien, sehingga berakibat pada perbaikan kondisi

kesehatan, khususnya jantung dan pembuluh darah. Sebuah penelitian dilakukan untuk

mengetahui dampak terapi musik terhadap ansietas, detak jantung, dan tekanan darah

Page 9: Makalah Terapi Musik

arteri terhadap 101 subyek yang menunggu untuk kateterisasi jantung. Ketiga variabel

ini diukur setelah pasien diterapi dengan musik dan tepat sebelum pasien dipindahkan

ke laboratorium. Terjadi penurunan ansietas yang berarti pada kelompok subjek

dibandingkan kelompok kontrol dan detak jantung serta tekanan darah arteri kelompok

ini turun, sementara pada kelompok kontrol naik.

Hal yang sama terjadi pada sekelompok mahasiswa yang menghadapi stres kognisi

karena diharuskan presentasi oral. Tingkat ansietas, denyut jantung, dan tekanan darah

sistolik meningkat tajam akibat stressor tersebut. Para mahasiswa ini diterapi dengan

musik Pachebel’s Canon in D Major dan didapatkan penuruan variabel diatas, disertai

peningkatan kadar IgA saliva dibanding kondisi basal. Terapi musik telah banyak

diterapkan untuk menurunkan ansietas, denyut jantung, dan tekanan darah. Meskipun

tidak semua penelitian yang dilakukan tersebut mendapatkan hasil yang diharapkan,

namun kebanyakan telah membuktikan bahwa musik memang baik bagi fisiologi

jantung dan pembuluh darah. Lebih lanjut, terapi musik telah dianjurkan bersama

bentuk terapi lain seperti yoga, meditasi, olahraga, dan diet sebagai terapi pelengkap

bagi pasien penderita penyakit jantung.

2.5 Musik Bagi Ibu hamil dan Ibu Sesudah Melahirkan

Terapi musik adalah suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan

lagu/nyanyi secara terpadu dan terarah didalam membimbing ibu-ibu tersebut selama

masa kehamilan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan:

o Relaksasi bagi ibu-ibu hamil

o Stimulasi dini pada janin

o Menjalin keterikatan emosional antara ibu hamil dan janinnya.

Banyak manfaat yang didapat dari terapi musik bagi ibu-ibu hamil / ibu-ibu sesudah

melahirkan dalam mempersiapkan janin menjadi anak cerdas dan berkualitas.

o Bagi ibu hamil / ibu sesudah melahirkan maupun janin / bayi, terapi musik dapat

menimbulkan reaksi psikologis, karena musik dapat menenangkan (relaksasi) dan

juga memberikan rangsangan (stimulasi).

Page 10: Makalah Terapi Musik

o Melalui kegiatan terapi musik dapat menyongsong masa depan bayi / anak yang

lebih cemerlang, karena untuk menghadapi era globalisasi dibutuhkan individu-

individu yang memiliki ketrampilan otak.

o Kegiatan terapi musik dapat membantu ibu-ibu hamil agar tetap dapat

mempertahankan keseimbangan antara kesehatan jasmani, pikiran, dan emosi.

Musik menurut pendapat Yuliette Alvin seorang pakar Terapi Musik adalah sebagai

berikut “Music is a means of communication and in this simple truth lies the

tremendous therapeutic value of music”

o Melalui rangsangan-rangsangan musik yang diperdengarkan kepada janin / bayi

secara teratur, maka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut kelak dikemudian hari.

o Dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia mampu menyerap

banyak hal

o Ia dapat meresapi musik, berarti ia juga mampu memahami perasaan orang lain.

Neonatus, Pediatri dan Adolesens Musik secara statistik signifikan dan penting

secara klinis bagi kebaikan bayi-bayi prematur di NICU ( Neonatal Intensive Care

Unit ). Penelitian dengan menggunakan lagu “Lullaby” diterapkan pada bayi-bayi

prematur non-nutritive sucking dengan pola 2 menit keheningan dan 5 menit lagu

sebagai latar belakang ( contingent music ).

Page 11: Makalah Terapi Musik

BAB III

ANALISA JURNAL

Terapi musik dapat meningkatkan tingkat menyusui ibu dengan bayi prematur: uji

coba terkontrol secara acak

Abstrak

Tujuan: Untuk mengevaluasi dampak dari terapi musik pada tingkat menyusui di kalangan

ibu dari dini bayi yang baru lahir.

Metode: Dalam uji coba terkontrol secara acak terbuka, ibu prematur neonatus bobot ≤ 1.750

g adalah disampaikan kepada sesi terapi musik tiga kali seminggu selama 60 menit. Titik

akhir adalah tingkat menyusui pada saat bayi keluar dari rumah sakit dan di follow-up dilihat

(7-15 hari, 30 dan 60 hari setelah pulang).

Hasil: Sebanyak 94 ibu (48 dalam kelompok terapi musik dan 46 di kelompok pembanding)

dipelajari. Menyusui secara signifikan lebih sering pada kelompok terapi musik pada tingkat

pertama kunjungan follow-up [risiko relatif (RR) = 1,26; 95% interval kepercayaan (95% CI)

= 1,01-1,57, p = 0,03; jumlah yang diperlukan untuk mengobati (NNT) = 5.6]. Selain itu,

kelompok ini menunjukkan tingkat menyusui yang lebih tinggi pada saat debit bayi (RR =

1,22; 95% CI 0,99-1,51 =; p = 0,06; NNT = 6.3), dan pada hari 30 dan 60 setelah debit (RR =

1,21; 95% CI = 0,73-5,6; p = 0,13 dan RR = 1,28; 95% CI 0,95-1,71 =; p = 0,09, masing-

masing), namun hasil tersebut secara statistik tidak signifikan.

Kesimpulan: Studi ini menunjukkan bahwa terapi musik memiliki efek signifikan dalam

meningkatkan tingkat menyusui antara ibu bayi yang baru lahir prematur pada kunjungan

follow-up pertama, dan juga pengaruh positif (meskipun tidak signifikan) yang berlangsung

hingga 60 hari setelah keluarnya bayi. Terapi musik mungkin berguna untuk meningkatkan

tingkat menyusui antara ibu bayi prematur.

Pengenalan

Terapi musik telah terbukti memiliki efek positif di beberapa daerah, seperti kesehatan

mental, pendidikan khusus, rehabilitasi, dan pembangunan sosial. Beberapa studi telah

menunjukkan bahwa terapi musik dapat mengurangi kecemasan ibu, membantu ibu untuk

mengatasi bayi mereka yang tinggal di unit perawatan intensif neonatal (NICU), dan juga

Page 12: Makalah Terapi Musik

mempengaruhi perilaku prematur, memberikan periode yang lebih besar untuk tidur tenang,

kurang menangis, dan peningkatan berat badan, tetapi tidak ada studi yang membahas

pengaruh terapi musik pada tingkat menyusui.

Promosi menyusui yakni sudah terkenal, sederhana, dan efisien, strategi untuk

menurunkan morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia. karena itu, intervensi

apapun yang dapat meningkatkan tingkat menyusui mungkin menarik untuk petugas

kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari terapi musik, yang

diterapkan untuk ibu sejak dini pada bayi yang baru lahir selama tinggal di rumah sakit,

tentang menyusui pada saat bayi keluar dari rumah sakit dan pada kunjungan neonatal.

Hipotesis adalah bahwa terapi musik dapat meningkatkan tingkat menyusui.

Metode

Ini merupakan uji coba terkontrol acak secara terbuka (RCT) dengan ibu dan bayi prematur

yang dirawat di NICU, ke unit perawatan menengah, dan untuk perawatan kanguru- dari

Rumah Sakit Bersalin dari Universidade federal do Rio de Janeiro (UFRJ), Brasil. Kriteria

inklusi adalah sebagai berikut: ibu dengan berat bayi saat lahir ≤ 1.750 g dan yang klinis

stabil (resiko kematian lebih rendah), seperti yang didefinisikan oleh staf medis NICU, dan

ibu yang telah memberikan persetujuan tertulis. Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut: ibu

yang HIV positif, ibu dari neonatus dengan masalah klinis yang payudaranya terganggu

(misalnya, encephalopathy dengan hipotonia parah, oro-wajah anomali, dan masalah

jantung), dan ibu dengan pendengaran yang parah. Ibu yang untuk alasan apapun, memiliki

tiga atau kurang sesi terapi musik dan neonatus yang meninggal selama tinggal di rumah sakit

juga dikecualikan.

Ukuran sampel dihitung dengan pertimbangan diharapkan tingkat menyusui saat bayi

keluar dari rumah sakit dan pada kunjungan neonatal pertama (antara 7 dan 15 hari setelah

kelahiran). Menurut data dari layanan kunjungan neonatal, sekitar 75%. Mengharapkan

perbedaan absolut dari 22% antara kelompok, 95% tingkat kepercayaan (5% alpha

kesalahan), dan 80% daya (beta kesalahan 20%), 92 subjek akan harus terdaftar (46 di setiap

kelompok studi). Mengestimasi 7,5% kerugian setelah pengacakan, total jumlah subjek

dipandang perlu untuk melakukan penelitian ini adalah 100. Menyusui didefinisikan, menurut

Dunia Organisasi Kesehatan, 6 sebagai salah satu kondisi berikut: menyusui eksklusif,

menyusui dominan, dan pelengkap menyusui, yang semuanya, untuk tujuan penelitian ini,

secara kolektif disebut "setiap menyusui". Bayi yang tidak menyusui semuanya

Page 13: Makalah Terapi Musik

diklasifikasikan sebagai "non-menyusui". Titik akhir adalah tingkat menyusui di saat bayi

keluar dari rumah sakit, pada kunjungan follow-up (7-15 hari setelah debit), dan pada 30 dan

60 hari setelah kelahiran.

Demografi, sosial ekonomi dan variabel obstetri, seperti: usia, status perkawinan,

pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, jumlah paritas, kehamilan yang direncanakan,

perawatan prenatal, dan pendapatan dipelajari pada kedua kelompok. Kelompok kontrol (CG)

hanya menerima perawatan biasa selama masuk rumah sakit dan kunjungan neonatal.

Intervensi Terapi Musik

Sesi terapi musik secara sistematis ditawarkan kepada semua ibu pada kelompok

intervensi, tiga kali seminggu, tapi mereka tidak wajib. Sesi ini dilakukan oleh dua terapis

musik (MNSV dan ASC), dalam sebuah ruangan yang sesuai, selama 60 menit, dengan

menggunakan instrumen berikut: keyboard, gitar akustik, caxixi, shaker, conga, Tumba,

surdo, ganzá, segitiga, afuche, telur kocok, metalofon, clave, kerincingan, tamborin,

pandeirola, dan Tanta. Sesi dibagi menjadi empat gerakan:

- Gerakan Pertama (5-10 menit) - ekspresi lisan / resepsi: sesi dimulai dengan penerimaan ibu

oleh tim terapi musik. Itu adalah saat ketika mereka bisa berbicara bebas tentang diri mereka

sendiri dan bayi mereka.

- Gerakan Kedua (20-30 menit) - ekspresi musik Benua / suara: instrumen musik secara bebas

tersedia, dan terapis berinteraksi dengan ibu melalui bermain dan / atau bernyanyi semua

jenis musik yang mereka inginkan.

- Gerakan Ketiga, nina bobo dan relaksasi (15-20 menit): saat ini, terapis musik yang

ditawarkan, melalui bernyanyi dan bermain, satu set lagu pengantar tidur Brasil sebelumnya

dipilih. Selain itu, instrumen ilmiah yang direkam potongan musik bisa dimainkan, seperti

Thailand-Meditasi oleh Massenet (5 menit dari durasi), Lullaby oleh Brahms (2 menit

durasi), dan Air pada String G dengan Bach (5 menit durasi). Selama gerakan ini, lampu

dimatikan, yang disukai relaksasi.

- Gerakan Keempat - penutupan (5 menit): pada saat ini, lampu-lampu dinyalakan, dan

percakapan gratis, tentang sesi dan tentang apa yang terjadi selama masa hari, diadakan. Ibu

Page 14: Makalah Terapi Musik

dalam perawatan kanguru berpartisipasi dalam sesi terapi musik ditemani oleh anak-anak

mereka.

Pengacakan dan pengumpulan data

Setelah pendaftaran, subjek secara acak di 01:01 fashion untuk kelompok intervensi

[musik terapi kelompok (MTG)] atau untuk kelompok pembanding [kelompok kontrol (CG)],

menggunakan tabel acak numbers.7 pengacakan Block digunakan, dengan delapan mata

pelajaran (empat untuk masing-masing lengan). Urutan nomor acak dikenal hanya satu

penulis (APB). Sebuah sistem pengacakan terpusat digunakan. Begitu subjek dianggap

memenuhi syarat menandatangani informed consent, tim terapi musik dihubungi penulis

bertanggung jawab untuk pengacakan, yang menyediakan kelompok alokasi subjek.

Untuk menilai jenis menyusui pada saat bayi lahir dirumah sakit dan pada kunjungan

neonatal, kesehatan profesional tidak terlibat dalam penelitian dan tidak menyadari tujuan

studi dan dari tugas kelompok para ibu yang diwawancarai dengan tujuan mengisi pra-

diformat pertanyaan dengan empat pilihan jawaban, yang sebelumnya melekat pada grafik

medis, sinyal salah satu dari dua kemungkinan didefinisikan sebagai "menyusui" atau "non-

menyusui".

Analisis statistik

Variabel dikotomis dibandingkan menggunakan chi-kuadrat pengujian atau tes Fisher

exact, saat yang tepat. Parametrik data dibandingkan dengan menggunakan uji t Student, dan

nonparametrik data dibandingkan dengan menggunakan Mann-Whitney Uji U. Dalam

analisis data, ketika ada yang hilang nilai-nilai tentang menyusui, itu disebabkan hasil yang

terburuk (non-ASI). Nilai p = 0,05 adalah dianggap menunjukkan signifikansi statistik.

Relatif risiko (RR), dengan interval kepercayaan 95% (95% CI), yang juga digunakan untuk

mengevaluasi dampak intervensi pada hasil, dan jumlah yang diperlukan untuk mengobati

(NNT) dihitung.

Etika

Penelitian ini disetujui oleh Etika Penelitian Komite Instituto de Puericultura e

Pediatria Martagão Gesteira dari UFRJ, dan sesuai dengan Deklarasi Helsinki 1975,

Page 15: Makalah Terapi Musik

sebagaimana telah diubah pada tahun 1983. Sidang nomor registrasi studi di

www.clinicaltrials.gov adalah: NCT00930761.

Hasil

Antara Maret 2004 dan Juni 2007, 190 ibu yang dipilih memenuhi syarat. Dari

mereka, 89 dikeluarkan: 26 karena neonatus mereka terpenuhi salah satu kriteria eksklusi, 18

karena bayi mereka meninggal sebelum dipertimbangkan klinis stabil oleh staf medis, 11

karena mereka tidak setuju untuk berpartisipasi, dan 34 karena mereka tidak bisa diakses

selama tinggal di rumah sakit saat bayi baru lahir, sebagian besar karena untuk menerima

debit rumah sakit awal. Jadi, 101 ibu diacak, 51 untuk MTG, dan 50 untuk CG. Setelah

pengumpulan data dimulai, ada tujuh kerugian (tiga di MTG untuk tidak mencapai jumlah

minimum ditetapkan tiga sesi; empat di CG, karena bayi baru lahir tiga meninggal selama

masa studi, dan satu karena ibu menolak untuk melanjutkan studi). Pada akhirnya, 94 ibu

tetap, 48 di MTG dan 46 di CG (Gambar 1).

Page 16: Makalah Terapi Musik

190 Ibu yang memenuhi syarat

89 Ibu yang tidak diikutsertakan :26 bayi baru lahir yang memenuhi kriteria eksklusi18 bayi baru lahir yang meninggal sebelum stabilitas klinis11 ibu yang menolak berpartisipasi34 ibu yang tidak dapat diakses

101 Ibu yang diikutsertakan

51 grup terapi music secara acak

4 Hilang :3 bayi meninggal selama pengumpulan data1 Ibu menolak melanjutkan studi

50 Kelompok control secara acak

3 hilang :3 Ibu tidak berpartisipasi dalam terapi music paling sedikit 3 sesi

48 termasuk dalam analisis46 termasuk dalam analisis

gambar 1

Page 17: Makalah Terapi Musik

Karakteristik subjek

Karakteristik demografi, sosial ekonomi dan kebidanan ibu yang berpartisipasi adalah serupa pada kedua kelompok (Tabel 1). Berat lahir, usia kehamilan, total lamanya perawatan di RS, lamanya di NICU, dan hari dalam perawatan kanguru pembibitan semua serupa pada kedua kelompok. Dalam CG, para ibu tetap signifikan hari lagi mengakui, menyertai bayi mereka, daripada di MTG (Tabel 2).

n (%)

Variabel Kelompok Terapi Music (n=48)

Kelompok Kontrol (n=46)

Usia Ibu (tahun)

12-30 12 (25.0) 13 (28.3)

21-30 25 (52.0) 19 (41.3)

31-40 9 (18.8) 11 (23.9)

>40 2 (4.2) 3 (6.5)

Status marital Ibu

Lajang 11 (22.9) 9 (19.6)

Menikah 11 (22.9) 13 (28.3)

Nikah secara hukum 26 (54.2) 24 (52.2)

Pekerjaan ibu

Ibu rumah tangga 14 (29.2) 16 (34.8)

Pembantu 2 (4.2) 7 (15.2)

Pelajar 7 (14.6) 5 (10.9)

Tidak bekerja 2 (4.2) 1 (2.2)

Lainya 23 (47.9) 17 (37.0)

Tingkat pendidikan Ibu

SD, tidak tamat 14 (29.2) 15 (32.6)

Tamat SD 1 (2.1) 3 (6.5)

SMA, tidak tamat 12 (25.0) 11 (23.9)

Tamat SMA 12 (25.0) 14 (30.4)

Page 18: Makalah Terapi Musik

PT , tidak tamat 4 (8.3) 1 (2.2)

Tamat PT 5 (10.4) 2 (4.4)

Agama Ibu

Katolik 25 (52.1) 24 (52.2)

Protestan 12 (25.0) 13 (28.3)

Lainnya 2 (4.2) 1 (2.2)

Tidak ada 9 (18.8) 8 917.4)

Jumlah anak

0 29 (60.4) 30 (65.2)

1 12 (25.0) 7 (15.2)

2 2 (4.2) 5 (10.9)

3 atau lebih 5 (10.4) 4 (8.7)

Kehamilan yang direncanakan

Ya 19 (39.6) 15 (32.6)

Tidak 29 (60.4) 31 967.4)

Asuhan Prenatal

Ya 44 (91.7) 43 (93.5)

Tidak 4 (8.3) 3 (6.5)

Pendapatan keluarga perbulan

<300 22 (45.8) 32 969.6)

301-500 11 (22.9) 9 (19.6)

501-750 9 (18.8) 2 (4.4)

>750 6 912.5) 3 (6.5)

Setara dengan US dolar

Page 19: Makalah Terapi Musik

Tabel 2- Karakteristik Bayi baru lahir pada kedua kelompok

Variabel Kelompok terapi musik Kelompok kontrol

P

Berta lahir (g)* 1,284 ±321 1,258 ± 295 0.69

Usia Kehamilan (minggu)* 30.04±2.59 30.24±2.82 0.72

Total perawatan (hari)* 48.0 (12-133) 43.5 (16-251) 0.44

Lama di NICU* 40.5 (4-133) 40.0 (5-251) 0.45

Metode kangguru 26 24 0.85

Lama metode kangguru 13.69±5.09 14.83±6.60 0.49

Pengeluaran ibu sebelum bayinya

33 27 0.31

Hari ibu dan bayi di RS 10 (2-86) 18 (0-58) 0.001

Hari setelah pengeluaran ibu 29.5 (0-127) 16.50 (0-247) 0.34

NICU= Neonatal Intensive Care Unit

Hasil mean dan standar deviasi

Hasil median dan range

Hasil n (jumlah ibu)

Pada kelompok intervensi, rasio antara sesi terapi musik ada dan yang ditawarkan (kepatuhan) bervariasi 17,5-100% (rata-rata: 65%), dengan rata-rata 9 ± 5,8 (rentang: 3-25) dan rata-rata tujuh sesi per subjek. Waktu yang berarti antara kelahiran dan awal sesi terapi musik (waktu untuk bayi untuk mencapai stabilitas klinis) adalah 11 ± 7,3 hari (median: 9).

Poin akhir

Pada saat pemulangan bayi dari rumah sakit, 42 ibu (88%) terus menawarkan beberapa jenis menyusui (eksklusif, dominan atau pelengkap) untuk anak-anak mereka di MTG, dan 33 (72%) di CG (RR = 1,22; 95 CI = 0,99-1,51%; p = 0,06; NNT = 6.3). Pada saat kunjungan follow-up pertama (antara 7 dan 15 hari setelah debit), lima ibu tidak menghadiri konsultasi (satu di MTG dan empat di CG). Mengingat ibu memiliki hasil terburuk (non-ASI), 42 ibu (88%) terus menawarkan beberapa jenis menyusui untuk anak-anak mereka di MTG, dan 32 (70%) di CG (RR = 1,26; 95% CI = 1,01-1,57, p = 0,03; NNT = 5.6). Pada 30 hari setelah bayi dikeluarkan dari rumah sakit, dua ibu tidak menghadiri konsultasi (baik dalam CG). Menghubungkan ibu ini hasil terburuk (non-ASI), 38 ibu (79%) terus menawarkan beberapa jenis menyusui untuk anak-anak mereka di MTG, dan 30 (65%) di CG (RR = 1,21; 95% CI =

Page 20: Makalah Terapi Musik

0,73 -5,66; p = 0,13). Pada 60 hari, hanya seorang ibu tidak menghadiri konsultasi (CG), 36 ibu (75%) masih menawarkan beberapa jenis menyusui di MTG, dan 27 (59%) di CG (RR = 1,28; 95% CI = 0,95 -1,71; p = 0,09), sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.

Variabel MTG* CG* Rr (95%CI) p NNT

Pada waktu bayi diRS

Menyusui 42 (88) 33 (72) 1.22 (0.99-1.51)

0.06 6.3

Tidak menyusui 6 (12) 13 (28)

Pada kunjungan pertama

Menyusui 42(88) 32 (70) 1.26 (1.01-157) 0.03 5.6

Tidak mnenyusui 6 (12) 14 (30)

Pada kunjungan 30 hari

Menyussui 38 (79) 30 (65) 1.21 (0.73-5.66)

0.13 7.1

Tidak menyusui 10 (21) 16 (35)

Pada kunjungan 60 hari

Menyusui 36 (75) 27 (59) 1.28 (0.95-1.71)

0.09 6.3

Tidak menyusui 12 (25) 19 (41)

95%CI = 95% interval kepercayaan, CG = kelompok kontrol, MTG = Kelompok terapi musik, NNT= jumlah yang diterapi, RR= resiko relatif.

Diskusi

Studi ini menunjukkan dampak positif dari terapi musik pada tingkat menyusui di kalangan ibu dari bayi yang baru lahir prematur, terutama yang rentan dengan intervensi, menunjukkan perbedaan statistik yang signifikan antara kelompok pada pertama kunjungan follow-up (p = 0,03), dan kecenderungan signifikansi pada saat dikeluarkan bayi rumah sakit, serta di 30 - dan 60-hari kunjungan tindak lanjut (p = 0,06, p = 0,13, p = 0,09, masing-masing).

Page 21: Makalah Terapi Musik

Pilihan untuk mempelajari ibu dari bayi yang baru lahir prematur dirawat di rumah sakit didasarkan pada dua alasan: a) tingkat tinggi stres umumnya ditemukan di antara ibu-ibu, karena prematuritas anak-anak mereka dan kondisi kritis kesehatan; dan b) fakta bahwa sebagian besar ibu tinggal di rumah sakit selama periode pengakuan anak-anak mereka, beberapa untuk waktu yang lama, memungkinkan untuk penerapan intervensi terapi musik secara teratur.

Penggunaan musik sebagai alat pelengkap dalam promosi kesehatan telah baru-baru ini dilaporkan dalam literatur medis. Didefinisikan sebagai penggunaan terapi musik atau kegiatan musik dalam pengobatan penyakit somatik dan mental, terapi musik telah banyak bukti ilmiah efektivitas dalam penanganan nyeri, kecemasan dan stres emosional, dan lain- lain.

Dalam kebidanan, satu studi menunjukkan bahwa janin merespon stimulus musik dan suara manusia, dengan meningkatkan denyut jantung dan gerakan, sampai batas secara signifikan lebih besar daripada stimulus palsu dan studi lain telah menyimpulkan bahwa sesi terapi musik pasif (yaitu, mendengar rekaman musik yang dipilih) memiliki pengaruh menguntungkan pada perasaan kenyamanan, dan juga mengurangi tingkat stres dan kecemasan selama persalinan, dan kelahiran. Dalam neonatologi, beberapa studi telah menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat mengurangi 'orang tua dan bayi prematur "stres dalam NICU, mengurangi penurunan saturasi oksigen selama aspirasi tuba endotrakeal, dan mempercepat pemulihan tingkat kejenuhan setelah prosedur, lebih jauh lagi, meningkatkan parameter fisiologis pada bayi, mengurangi berat badan mereka dan memperpendek panjang mereka tinggal di NICU dan di rumah sakit, dan juga meningkatkan non-gizi mengisap pada bayi prematur.

Untuk pengetahuan kita, ini adalah RCT pertama untuk mengevaluasi dampak dari terapi musik pada tingkat menyusui di kalangan ibu dari neonatus prematur. Lai et al. mempelajari pengaruh mendengar lagu nina bobo selama 60 menit sehari, selama 3 hari berturut-turut, pada ibu dan bayi yang baru lahir prematur bobot kurang dari 1.500 G.1 Para penulis tidak menemukan perbedaan dalam parameter fisiologis di bayi baru lahir, dan, meskipun mereka tidak mendeteksi suatu pengurangan tingkat kecemasan pada ibu dari kelompok studi, pengaruh terapi musik pada tingkat menyusui tidak dipelajari. Nöcker-Ribaupierre melaporkan bahwa penggunaan terapi musik diterapkan pada ibu bayi baru lahir prematur mampu mengurangi stres dan meningkatkan tingkat menyusui, tetapi penulis tidak melakukan RCT.

Penelitian ini menggunakan terapi musik aktif, memungkinkan ibu untuk berpartisipasi dalam aktif " membuat musik," yaitu, produksi musik yang berasal dari motivasi sendiri subjek internal ekspresif, di mana yang satu memilih instrumen musik, cara bermain mereka , lagu, dan juga dapat membuat improvisasi, dalam hubungan spontan. Arnon dkk. menunjukkan, dalam sebuah RCT dengan bayi baru lahir dirawat di NICU, yang tinggal terapi musik menunjukkan hasil yang signifikan lebih baik daripada yang diamati pada subyek yang mendengar musik rekaman atau tidak mendengar musik (CG), baik dalam evaluasi subjektif

Page 22: Makalah Terapi Musik

(skala perilaku) dan dalam tujuan parameter (misalnya, detak jantung, laju pernapasan, dan saturasi oksigen).Dalam studi ini, kedua kelompok adalah serupa berkaitan dengan karakteristik ibu secara obstetrik, sosial-demografi, dan budaya, serta profil yang baru lahir. Satu-satunya perbedaan signifikan dalam jumlah hari yang tetap mengakui ibu mereka, sementara bayi di NICU, tetapi perbedaan ini, dalam sudut pandang kita, manfaat intervensi, karena, meskipun ibu-ibu di MTG yang tinggal mengakui untuk yang lebih singkat waktu tinggal di RS, mereka masih memiliki kecenderungan lebih besar untuk tetap menyusui. Panjang rata-rata tinggal di rumah sakit dari 48 hari di MTG diperbolehkan untuk rata-rata 5,8 ± 9 sesi (rentang: 3-25, median: 7). Tujuannya adalah untuk menyediakan sebanyak mungkin terbesar sesi, dalam rangka meningkatkan paparan intervensi, tetapi, sayangnya, ini tidak selalu mungkin. Beberapa kelahiran yang lebih tinggi berat badan bayi dipulangkan lebih awal, dan beberapa ibu yang diperlukan untuk meninggalkan rumah sakit, meskipun mereka tinggal mengaku neonatus. Dalam kasus apapun, kami memperoleh rata-rata tujuh sesi per mata kuliah, yang setara dengan 3 minggu pengobatan. Nomor ini, dibandingkan dengan sebagian besar studi yang dipublikasikan, dapat dianggap sukses. Ketika sesi itu tidak wajib, kepatuhan ibu untuk sesi itu tidak 100%, tapi, meskipun demikian, kepatuhan rata-rata 65% (kisaran: 17-100%) juga dianggap sangat baik. Krout, mempelajari efek terapi musik dalam keadaan relaksasi, kenyamanan fisik, dan kontrol nyeri pada pasien terminal, menyimpulkan bahwa metode ini efektif bila minimal tiga sesi dilakukan.Model yang digunakan untuk sesi terapi musik sangat tunggal, dibandingkan dengan penelitian lain dalam literatur. Durasi sesi 1 jam, dibagi menjadi empat bagian, diperbolehkan untuk ekspresi verbal awal spontan, di mana setiap ibu bisa mengekspresikan kesedihan besar mereka karena bayi mereka yang rapuh yang dirawat di sebuah NICU, menyiapkan tanah sehingga emosi dapat dibawa ke melanjutkan ke tahap ekspresi musik. Saat-saat awal yang disediakan suasana terapi untuk mengurangi stres dan kecemasan, dengan dampak positif yang diharapkan pada keputusan untuk terlibat dalam menyusui. Selain itu, lebih penting daripada mendengar musik, tindakan " membuat musik " diakui secara menyeluruh sebagai salah satu mekanisme utama dari efektivitas terapi musik. Dalam penelitian kami, itu adalah dalam fase kedua dari sesi yang ibu-ibu bisa mencoba (beberapa untuk pertama kalinya) untuk memanipulasi instrumen musik dan mengalami kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam "musik membuat" dan efek khusus menguntungkan. Dalam gerakan ketiga, penggunaan lagu nina bobo mendorong ikatan ibu-bayi dan penguatan ikatan kasih sayang, yang meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam mempromosikan ASI. Tahap akhir, integrasi, diperbolehkan untuk pertukaran pengalaman antara ibu-ibu peserta dan tim. Model ini adalah unik. Studi yang ada yang langka, dan, dalam laporan yang paling, terapi musik pasif berlaku, yang berarti ada sedikit interaksi dengan alat musik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat memiliki dampak positif pada tingkat menyusui pada saat debit (p = 0,06) dan pada kunjungan tindak lanjut pertama (p = 0,03), dengan mempertimbangkan semua jenis menyusui. Kami menyertakan semuanya dalam analisis karena kami percaya bahwa efek pada semua jenis menyusui (bukan hanya ASI eksklusif) adalah penting bagi bayi prematur. Meskipun ini adalah sidang terbuka dengan tidak ada kelompok plasebo, rancangan penelitian yang digunakan adalah lebih kuat

Page 23: Makalah Terapi Musik

daripada yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. Para NNTs ditemukan menunjukkan bahwa, untuk seorang ibu untuk mendapatkan keuntungan dari terapi ini, selama periode rawat inap, 06:55 diperlukan untuk berpartisipasi dalam sesi. Hal ini sejumlah kecil menunjukkan hubungan biaya-efektivitas baik, terutama karena sesi terapi musik ini selalu dilakukan dalam kelompok. Selain itu, adalah wajar untuk berpikir bahwa, jika sesi bisa terus setelah keluar rumah sakit neonatus itu, efek positif bisa berkepanjangan.Ada tiga pengecualian dalam MTG dan empat di CG setelah pengacakan, tapi, bahkan jika itu digunakan niat-to-treat, hasil yang diperoleh tidak akan berbeda. Hal lain yang mungkin diajukan adalah bahwa sesi terapi musik termasuk baik dan interaksi verbal, tapi waktu yang ditetapkan untuk interaksi ini hanya 5 sampai 10 menit pertama dan 5 menit terakhir, meninggalkan 45-50 menit untuk terapi musik itu sendiri. Satu-satunya cara untuk mengatasi bias ini akan menjadi tugas dari kelompok ketiga yang hanya akan pertama 5 sampai 10 menit berbicara dengan tim terapi dan tidak ada terapi musik sama sekali, tetapi ini akan membutuhkan setidaknya lebih 50 mata pelajaran, dan waktu yang sangat lama untuk akhir studi, memutar penelitian unviable. Terlepas dari masalah yang disebutkan di atas, studi ini jelas menunjukkan manfaat terapi musik, dalam cara tunggal itu ditawarkan, yaitu, dikombinasikan dengan komponen menghilangkan stres. Namun, perlu direplikasi dalam pengaturan lainnya, dengan ukuran sampel yang lebih besar, untuk mengkonfirmasi hasil yang kita temukan. Selain itu, jika temuan kami dikonfirmasi, terapi musik dapat menjadi strategi, tambahan relatif sederhana, dan rendah-biaya untuk diterapkan di rumah sakit untuk meningkatkan maternities tingkat menyusui di kalangan ibu dari bayi prematur dan, akibatnya, manfaat yang terkait.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat memiliki dampak positif pada pemeliharaan menyusui pada ibu neonatus prematur dirawat di rumah sakit. Sebuah NNT relatif rendah dan karakteristik intervensi dengan kelompok ibu menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat berguna dalam meningkatkan tingkat menyusui di kalangan ibu dari bayi yang baru lahir prematur.

Page 24: Makalah Terapi Musik

BAB IV

PEMBAHASAN

Promosi menyusui yakni sudah terkenal, sederhana, dan efisien, strategi untuk

menurunkan morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia. Penelitian ini bertujuan

untuk mengevaluasi dampak dari terapi musik, yang diterapkan untuk ibu sejak dini pada

bayi yang baru lahir selama tinggal di rumah sakit, tentang menyusui pada saat bayi keluar

dari rumah sakit dan pada kunjungan neonatal.

Penelitian ini menggunakan metode uji coba terkontrol acak secara terbuka (RCT)

dengan ibu dan bayi prematur yang dirawat di NICU, ke unit perawatan menengah, dan untuk

perawatan kanguru- dari Rumah Sakit Bersalin dari Universidade federal do Rio de Janeiro

(UFRJ), Brasil. Kriteria inklusi adalah sebagai berikut: ibu dengan berat bayi saat lahir ≤

1.750 g dan yang klinis stabil (resiko kematian lebih rendah), seperti yang didefinisikan oleh

staf medis NICU, dan ibu yang telah memberikan persetujuan tertulis.

Antara Maret 2004 dan Juni 2007, 190 ibu yang dipilih memenuhi syarat. Dari

mereka dan 89 dikeluarkan dengan berbagai alasan. Sehingga sampel pada penelitian ini

kelompok Terapi Music (n=48), dan kelompok kontrol (n=46).

Studi ini menunjukkan dampak positif dari terapi musik pada tingkat menyusui di kalangan ibu dari bayi yang baru lahir prematur, terutama yang rentan dengan intervensi, menunjukkan perbedaan statistik yang signifikan antara kelompok pada pertama kunjungan follow-up (p = 0,03), dan kecenderungan signifikansi pada saat dikeluarkan bayi rumah sakit, serta di 30 - dan 60-hari kunjungan tindak lanjut (p = 0,06, p = 0,13, p = 0,09, masing-masing).

Page 25: Makalah Terapi Musik

Penggunaan musik sebagai alat pelengkap dalam promosi kesehatan telah baru-baru ini dilaporkan dalam literatur medis. Didefinisikan sebagai penggunaan terapi musik atau kegiatan musik dalam pengobatan penyakit somatik dan mental, terapi musik telah banyak bukti ilmiah efektivitas dalam penanganan nyeri, kecemasan dan stres emosional, dan lain- lain. Dalam kebidanan, satu studi menunjukkan bahwa janin merespon stimulus musik dan suara manusia, dengan meningkatkan denyut jantung dan gerakan, sampai batas secara signifikan lebih besar daripada stimulus palsu dan studi lain telah menyimpulkan bahwa sesi terapi musik pasif (yaitu, mendengar rekaman musik yang dipilih) memiliki pengaruh menguntungkan pada perasaan kenyamanan, dan juga mengurangi tingkat stres dan kecemasan selama persalinan, dan kelahiran. Dalam neonatologi, beberapa studi telah menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat mengurangi 'tingkat stres orang tua dan bayi prematur dalam NICU”, mengurangi penurunan saturasi oksigen selama aspirasi tuba endotrakeal, dan mempercepat pemulihan tingkat kejenuhan setelah prosedur, lebih jauh lagi, meningkatkan parameter fisiologis pada bayi, mengurangi berat badan mereka dan memperpendek panjang mereka tinggal di NICU dan di rumah sakit, dan juga meningkatkan non-gizi mengisap pada bayi prematur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat memiliki dampak positif pada pemeliharaan menyusui pada ibu neonatus prematur dirawat di rumah sakit. Sebuah NNT relatif rendah dan karakteristik intervensi dengan kelompok ibu menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat berguna dalam meningkatkan tingkat menyusui di kalangan ibu dari bayi yang baru lahir prematur.

Page 26: Makalah Terapi Musik

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penggunaan musik sebagai alat pelengkap dalam promosi kesehatan dalam

pengobatan penyakit somatik dan mental, terapi musik telah banyak bukti ilmiah

efektivitas dalam penanganan nyeri, kecemasan dan stres emosional, dan lain- lain.

Dalam kebidanan, satu studi menunjukkan bahwa janin merespon stimulus musik dan

suara manusia, dengan meningkatkan denyut jantung dan gerakan, sampai batas

secara signifikan lebih besar. Dan terapi musik ini secara signifikan dapat

meningkatkan tingkat menyusui.

5.2 Saran

Bagi tenaga kesehatan khusunya bidan diharapkan dapat mempromosikan

komplementer dan alternatif pengobatan dalam meningkatkan tingkat menyusui pada

ibu menyusui dalam penerapan terapi musik.

Page 27: Makalah Terapi Musik

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi Rosiana, terapi musik bagi kesehatan, 2009, http//: rosiana-nuka.blogspot.com

2. Erfandy, konsep terapi musik, 2009, http//: puskesmas-okeblogspot.com

3. Vianna Martha N. S, Arnaldo P. Barbosa, Albelino S. Carvalhaes, Antonio J. L. A.

Cunha. Music therapy may increase breastfeeding rates among mothers of premature

newborns: a randomized controlled trial Jornal de Pediatria - Vol. 87, No. 3, hal-206-

12.2011. http://www.scielo.br

Page 28: Makalah Terapi Musik