Hipertensi Lansia by Simon

10
ASUHAN KEPERAWATAN USILA DENGAN HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg. 2. Etiologi Hipertensi dapat disebabkan oleh interaksi bermacam- macam faktor antara lain: - Kelelahan - Proses penuaan - Keturunan - Diet yang tidak seimbang - Stress - Sosial budaya Akibat/ komplikasi dari penyakit hipertensi: Gagal jantung, gagal ginjal, stroke (kerusakan otak), kelumpuhan. 3. Patofisiologi Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi Created by Dewi, 2 nd PSIK, 1 st Group 1

Transcript of Hipertensi Lansia by Simon

Page 1: Hipertensi Lansia by Simon

ASUHAN KEPERAWATAN USILA DENGAN HIPERTENSI

1. PengertianHipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg.

2. EtiologiHipertensi dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor antara

lain:

- Kelelahan - Proses penuaan

- Keturunan - Diet yang tidak seimbang

- Stress - Sosial budaya

Akibat/ komplikasi dari penyakit hipertensi:

Gagal jantung, gagal ginjal, stroke (kerusakan otak), kelumpuhan.

3. PatofisiologiKerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan

tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal.

Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan

perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus

otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup

lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada pembuluh

darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media.

Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot

jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini

dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.

4. Tanda dan gejala- Sakit kepala - Perdarahan hidung

Created by Dewi, 2nd PSIK, 1st Group 1

Page 2: Hipertensi Lansia by Simon

- Vertigo - Mual muntah

- Perubahan penglihatan - Kesemutan pada kaki dan tangan

- Sesak nafas - Kejang atau koma

- Nyeri dada

1. Data dasar pengkajian klien dengan hipertensi- Aktifitas/ istirahat

Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung

- Sirkulasi

Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.

Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.

- Integritas Ego

Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.

Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.

- Eliminasi

Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.

- Makanan/ cairan

Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi

kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun),

riwayat penggunaan diuretik.

Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.

- Neurosensori

Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan

penglihatan.

Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori,

perubahan retina optik.

Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.

- Nyeri/ ketidaknyamanan

Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.

- Pernafasan

Created by Dewi, 2nd PSIK, 1st Group 2

Page 3: Hipertensi Lansia by Simon

Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk

dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.

Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan

alat bantu pernafasan.

- Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.

5. Pemeriksaan Diagnostik- Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas).

- BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.

- Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan

kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

- Kalsium serum

- Kalium serum

- Kolesterol dan trygliserid

- Px tyroid

- Urin analisa

- Foto dada

- CT Scan

- EKG

Prioritas keperawatan:

- Mempertahankan/ meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

- Mencegah komplikasi.

- Kontrol aktif terhadap kondisi.

- Beri informasi tentang proses/ prognose dan program pengobatan.

6. Pencegahana. Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,

adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi,

obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:

Created by Dewi, 2nd PSIK, 1st Group 3

Page 4: Hipertensi Lansia by Simon

1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar

tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.

2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah

garam.

4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui

menderita hipertensi berupa:

- Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat

maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.

- Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara

normal dan stabil mungkin.

- Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus

dikontrol.

- Batasi aktivitas.

7. Kemungkinan Diagosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan:

Intoleran aktivitas sehubungan dengan kelemahan umum,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2.

Tujuan/ kriteria:

- Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/ diperlukan.

- Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur.

- Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.

Intervensi:

- Kaji respon terhadap aktifitas.

- Perhatikan tekanan darah, nadi selama/ sesudah istirahat.

- Perhatikan nyeri dada, dyspnea, pusing.

- Instruksikan tentang tehnik menghemat tenaga, misal: menggunakan

kursi saat mandi, sisir rambut.

Created by Dewi, 2nd PSIK, 1st Group 4

Page 5: Hipertensi Lansia by Simon

- Melakukan aktifitas dengan perlahan-lahan.

- Beri dorongan untuk melakukan aktifitas/ perawatan diri secara bertahap

jika dapat ditoleransi.

- Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan.

Diagnosa Keperawatan:Nyeri (akut), sakit kepala sehubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

Hasil yang diharapkan: melapor nyeri/ ketidaknyamanan berkurang.

Intervensi:

- Pertahankan tirah baring selama fase akut.

- Beri tindakan non farmakologik untuk menghilangkan nyeri seperti pijat

punggung, leher, tenang, tehnik relaksasi.

- Meminimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan nyeri

kepala,misal: membungkuk, mengejan saat buang air besar.

- Kolaborasi dalam pemberian analgetika, anti ancietas.

Diagnosa KeperawatanKerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi

motorik sekunder terhadap kerusakan neuron motorik atas.

Kriteria:

Klien akan menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Intervensi:

1) Ajarkan klien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada

ekstremitas yang tidak sakit pada sedikitnya empat kali sehari.

R/ Rentang gerak aktif meningkatkan massa, tonus dan kekuatan otot

serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.

2) Lakukan latihan rentang gerak pasif pada ekstremitas yang sakit tiga

sampai empat kali sehari. Lakukan latihan dengan perlahan untuk

memberikan waktu agar otot rileks dan sangga ekstremitas di atas dan

di bawah sendi untuk mencegah regangan pada sendi dan jaringan.

Created by Dewi, 2nd PSIK, 1st Group 5

Page 6: Hipertensi Lansia by Simon

R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak

digunakan. Kontraktur pada otot fleksor dan adduktor dapat terjadi

karena otot ini lebih kuat dari ekstensor dan abduktor.

3) Bila klien di tempat tidur lakukan tindakan untuk meluruskan postur

tubuh.

R/ Mobilitas dan kerusakan fungsi neurosensori yang berkepanjangan

dapat menyebabkan kontraktur permanen.

4) Siapkan mobilisasi progresif.

R/ Tirah baring lama atau penurunan volume darah dapat menyebabkan

penurunan tekanan darah tiba-tiba (hipotensi orthostatik) karena

darah kembali ke sirkulasi perifer. Peningkatan aktivitas secara

bertahap akan menurunkan keletihan dan peningkatan tahanan.

5) Secara perlahan bantu klien maju dari ROM aktif ke aktivitas fungsional

sesuai indikasi.

R/ Memberikan dorongan pada klien untuk melakukan secara teratur.

Diagnosa KeperawatanResiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang

pandang, motorik atau persepsi.

Kriteria hasil:

- Mengidentifikasi faktor yang meningkatkan resiko terhadap cedera.

- Memperagakan tindakan keamanan untuk mencegah cedera.

- Meminta bantuan bila diperlukan.

Intervensi:

1) Lakukan tindakan untuk mengurangi bahaya lingkungan.

R/ Membantu menurunkan cedera.

2) Bila penurunan sensitifitas taktil menjadi masalah ajarkan klien untuk

melakukan:

- Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan.

- Kaji ekstremitas setiap hari terhadap cedera yang tak terdeteksi.

Created by Dewi, 2nd PSIK, 1st Group 6

Page 7: Hipertensi Lansia by Simon

- Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan

dengan lotion emoltion.

R/ Kerusakan sensori pasca CVA dapat mempengaruhi persepsi klien

terhadap suhu.

3) Lakukan tindakan untuk mengurangi resiko yang berkenaan dengan

pengunaan alat bantu.

R/ Penggunaan lat bantu yang tidak tepat atau tidak pas dapat

meyebabkan regangan atau jatuh.

4) Anjurkan klien dan keluarga untuk memaksimalkan keamanan di rumah.

R/ Klein dengan masalah mobilitas, memerlukan [emasangan alat bantu

ini dan

Created by Dewi, 2nd PSIK, 1st Group 7