Hipertensi Dan Anestesi

download Hipertensi Dan Anestesi

of 25

Transcript of Hipertensi Dan Anestesi

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    1/25

    HIPERTENSI DAN ANESTESI

    2.1 DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI HIPERTENSI

    Diagnosis suatu keadaan hipertensi dapat ditegakkan bila ditemukan adanya

     peningkatan tekanan arteri diatas nilai normal yang diperkenankan berdasarkan umur, jenis

    kelamin dan ras. Batas atas tekanan darah normal yang diijinkan adalah sebagai berikut :

    Dewasa 140/90 mmg

    Dewasa muda !remaja" 100/#$ mmg

    %nak usia prasekolah &$/$$ mmg

    %nak ' 1 tahun !in(ant" #0/4$ mmg

    )enurut *he +oint ational -ommittee # !+- #" on preention, detetion, ealuation, and

    treatment o( high blood pressure tahun 00, klasi(ikasi hipertensi dibagi atas prehipertensi,

    hipertensi derajat 1 dan !lihat tabel 1".

    *abel 1. 2lasi(ikasi hipertensi menurut +- #

    2lasi(ikasi di atas untuk dewasa 1& tahun ke atas. asil pengukuran *D dipengaruhi

    oleh banyak (aktor, termasuk posisi dan waktu pengukuran, emosi, aktiitas, obat yang

    sedang dikonsumsi dan teknik pengukuran *D. 2riteria ditetapkan setelah dilakukan atau

    lebih pengukuran *D dari setiap kunjungan dan adanya riwayat peningkatan *D darah

    sebelumnya. 3enderita dengan klasi(ikasi prehipertensi mempunyai progresiitas yang

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    2/25

    meningkat untuk menjadi hipertensi. ilai rentang *D antara 1019/&0&9 mmg

    mempunyai risiko kali berkembang menjadi hipertensi dibandingkan dengan nilai *D yang

    lebih rendah dari nilai itu. Di samping itu klasi(ikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya,

    dapat dibagi dalam penyebab dasar, yaitu sebagai berikut:$,&

    1. ipertensi primer !esensial, idiopatik".

    . ipertensi sekunder:

    %. ipertensi sistolik dengan tekanan nadi melebar:

    5egurgitasi aorta, tirotoksikosis, 3D%.

    B. ipertensi sistolik dan diastolik dengan peningkatan 675:

    5enal: glomerulone(ritis akut dan kronis, pyelone(ritis, polikistik ginjal, stenosis arteri

    renalis.

    8ndokrin: 6indroma -husing, hiperplasia adrenal ongenital, sindroma -onn

    !hiperaldosteronisme primer", phaeohromaytoma, hipotiroidisme.

     eurogenik: peningkatan *2, psikis !hite -oat ypertension", por(iria akut, tanda

    tanda keraunan.

    3enyebab lain: oartation dari aorta, polyarteritis nodosa, hiperkalsemia, peningkatan

    olume intraaskuler !oerload".

    2.2 PATOGENESIS TERJADINYA HIPERTENSI

    anya berkisar 101$; kasus hipertensi yang diketahui penyebabnya seara spesi(ik.

    al ini penting menjadi bahan pertimbangan karena beberapa dari kasus

    kasus hipertensi tersebut bisa dikoreksi dengan terapi de(initi( pembedahan, seperti

     penyempitan arteri renalis, oartation dari aorta, pheohromoytoma, ushing7 !le(t entrile hypertrophy" dan merubah

    (ungsi diastolik. ipertensi juga merubah autoregulasi serebral sehingga erebral blood (low

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    3/25

    !-B?" normal untuk penderita hipertensi dipertahankan pada tekanan yang tinggi. *ekanan

    darah berbanding lurus dengan urah jantung dan 675, dimana persamaan ini dapat

    dirumuskan dengan menggunakan hukum >aw, yaitu:1,9

    B3 @ -= A 675 

    6eara (isiologis *D indiidu dalam keadaan normal ataupun hipertensi,

    dipertahankan pada -= atau 675 tertentu. 6eara anatomik ada tempat yang

    mempengaruhi *D ini, yaitu arterial, enaena post kapiler !enous apaitane" dan

     jantung. 6edangkan ginjal merupakan (aktor keempat lewat pengaturan olume airan

    intraaskuler !gambar 1". al lain yang ikut berpengaruh adalah baroreseptor sebagai

     pengatur aktiitas sara( otonom, yang bersama dengan mekanisme humoral, termasuk sistem

    renninangiotensinaldosteron akan menyeimbangkan (ungsi dari keempat tersebut. ?aktor 

    terakhir adalah pelepasan hormonhormon lokal yang berasal dari endotel askuler dapat juga

    mempengaruhi pengaturan 675. 6ebagai ontoh, nitrogen oksida !=" bere(ek asodilatasi

    dan endotelin1 bere(ek asokonstriksi.9

    2.3 FARMAKOLOGI DASAR OBAT-OBATANTIHIPERTENSI

    =bat antihipertensi bekerja pada reseptor tertentu yang tersebar dalam tubuh.&,9

    2ategori obat antihipertensi dibagi berdasarkan mekanisme atauprinsip kerjanya, yaitu:

    1. Diuretika, menurunkan *D dengan ara mengurangi natrium tubuh dan olume darah,

    sehingga -= berkurang. -ontohnya: golongan thiaide, loop diuretis.

    . Colongan simpatolitik / simpatoplegik, menurunkan *D dengan ara menumpulkan re(leks

    arkus simpatis sehingga menurunkan resistensi pembuluh

    darah peri(er, menghambat (ungsi kardiak, meningkatkan pengisian ena sehingga terjadi

     penurunan -=. -ontohnya: beta dan alpha bloker, methyldopa dan lonidine, ganglion

     bloker, dan post ganglioni symphateti bloker !reserpine, guanethidine".

    . 7asodilator langsung, menurunkan *D dengan ara relaksasi otototot polos askuler.

    -ontoh: nitroprusside, hydralaine, alium hannel bloker.

    4. Colongan penghambat produksi atau aktiitas %ngiotensin, penghambatan ini menurunkan

    resistensi peri(er dan olume darah, yaitu dengan menghambat angiotensin menjadi

    angiotensin dan menghambat metabolisme dari bradikinin.

    2ategori Colongan 6ubgolongan =bat

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    4/25

    Diuretik *hiaidetype -hlorothiaide

    -hlorthalidone

    ydrohlorothiaide

    ndapamide

    )etolaone

    3otassiumsparing 6pironolatone

    *riamterene

    %miloride

    >oop Bumetanide

    %sam etharyni

    ?urosemide

    *orasemide6ymphatolytis %drenergireseptor 

     blokers

    Beta %ebutolol

    %tenolol

    BetaAolol

    Bisoprolol

    -arteolol

    )etoprolol

     adolol

    3enbutolol

    *imolol

    %lpha

    %lpha dan beta

    1

      DoAaosin

      *eraosin

    1E

      3henoAybenamine

      >abetalol

      -aredilol

    -entral agonists -lonidine

    Cuanaben

    Cuan(aine

    )ethyldopa

    3ostganglioni bloker Cuanadrel Cuanethidine

    5eserpine

    7asodilators -alium hannel blokers BenothiaepineDiltiaem

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    5/25

    3henylalkylamine

    s 7erapamil

    Dihydropyridines

    %mlodipine

    ?elodipine

    sradipine

     iardipine

     i(edipine

     isoldipine

    %-8 inhibitors Benaepril

    -aptopril8nalapril

    ?osinopril

    >isinopril

    )oeAipril

    3erindropil

    Fuinapril

    5amipril

    *randropil

    %ngiotensin

    reseptor 

    anthagonists

    -andesartan

    8prosartan

    rbesartan

    >osartan

    *elmisartan

    7alsartan

    Diret asodilators ydralaine)inoAidil

    2.4 MANAJEMEN PERIOPERATIF PENDERITA HIPERTENSI

    2.4.1 Penilaian Pe!"ea#i$ %an Pe&ia"an Pe!"ea#i$ Pen%ei#a Hi"e#en&i

    6ebuah pertanyaan yang sering munul dalam praktek anestesi adalah derajat hipertensi

     preoperasi yang dapat diterima pada pasien yang dijadwalkan untuk operasi elekti(. 2euali

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    6/25

    untuk pasien yang dikontrol seara optimal, kebanyakan pasien hipertensi masuk ke

    ruang operasi dengan beberapa derajat hipertensi. )eskipun pada saat preoperati( pasien

    memiliki hipertensi sedang !tekanan ' diastolik 90110 mm g" namun hal ini tidak menutup

    kemungkinan terjadinya komplikasi pasa operasi. 3enelitian lainnya menunjukkan

     bahwa pasien hipertensi yang tidak diobati atau tidak terkontrol lebih enderung untuk 

    mengalami episode iskemia intraoperati( in(ark, aritmia, atau hipertensi, dan

    hipotensi. 3enyesuaian intrabedah selama anestesi serta penggunaan obat asoakti( 

    diharapkan dapat mengurangi insiden komplikasi postoperasi yang disebabkan

     preoperati( tidak memadai untuk mengontrol hipertensi.

    3enilaian preoperati( penderitapenderita hipertensi esensial yang akan menjalani

     prosedur pembedahan, harus menakup 4 hal dasar yang harus diari, yaitu:10,11

    • +enis pendekatan medikal yang diterapkan dalam terapi hipertensinya.

    • 3enilaian ada tidaknya kerusakan atau komplikasi target organ yang telah terjadi.

    • 3enilaian yang akurat tentang status olume airan tubuh penderita.

    • 3enentuan kelayakan penderita untuk dilakukan tindakan teknik hipotensi, untuk 

     prosedur pembedahan yang memerlukan teknik hipotensi.

    6emua datadata di atas bisa didapat dengan melakukan anamnesis riwayat perjalanan

     penyakitnya, pemeriksaan (isik, tes laboratorium rutin dan prosedur diagnostik lainnya.,11

    3enilaian status olume airan tubuh adalah menyangkut apakah status hidrasi yang dinilai

    merupakan yang sebenarnya ataukah suatu relati( hipoolemia !berkaitan dengan penggunaan

    diuretika dan asodilator". Disamping itu penggunaan diuretika yang rutin, sering

    menyebabkan hipokalemia dan hipomagnesemia yang dapat menyebabkan peningkatan risiko

    terjadinya aritmia.$,11,1 Gntuk ealuasi jantung, 82C dan Aray toraks akan sangat

    membantu. %danya >7 dapat menyebabkan meningkatnya risiko iskemia miokardial akibat

    ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Gntuk ealuasi ginjal, urinalisis,

    serum kreatinin dan BG sebaiknya diperiksa untuk memperkirakan seberapa tingkat

    kerusakan parenkim ginjal. +ika ditemukan ternyata gagal ginjal kronis, maka adanya

    hiperkalemia dan peningkatan olume plasma perlu diperhatikan. Gntuk ealuasi

    serebroaskuler, riwayat adanya stroke atau *% dan adanya retinopati hipertensi perlu

    diatat.$ *ujuan pengobatan hipertensi adalah menegah komplikasi kardioaskuler akibat

    tingginya *D, termasuk penyakit arteri koroner, stroke, -?, aneurisme arteri dan penyakit

    ginjal. Diturunkannya *D seara (armakoligis akan menurunkan mortalitas akibat penyakit

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    7/25

     jantung sebesar 1;, menurunkan kejadian stroke sebesar &;, menurunkan penyakit arteri

    koronaria sebesar 1H;.11

    2.4.2 Pe#i'(an)an Anee&ia Pen%ei#a Hi"e#en&i

    6ampai saat ini belum ada protokol untuk penentuan *D berapa sebaiknya yang

     paling tinggi yang sudah tidak bisa ditoleransi untuk dilakukannya penundaan anestesia dan

    operasi.1,1 amun banyak literatur yang menulis bahwa *DD 110 atau 11$ adalah uto(( 

     point untuk mengambil keputusan penundaan anestesia atau operasi keuali operasi

    emergensi.11,1 2enapa *D diastolik !*DD" yang dijadikan tolak ukur, karena peningkatan

    *D sistolik !*D6" akan meningkat seiring dengan pertambahan umur, dimana perubahan ini

    lebih dianggap sebagai perubahan (isiologik dibandingkan patologik. amun beberapa ahli

    menganggap bahwa hipertensi sistolik lebih besar risikonya untuk terjadinya morbiditas

    kardioaskuler dibandingkan hipertensi diastolik. 3endapat ini munul karena dari hasil studi

    menunjukkan bahwa terapi yang dilakukan pada hipertensi sistolik dapat menurunkan risiko

    terjadinya stroke dan )- pada populasi yang berumur tua. Dalam banyak uji klinik, terapi

    antihipertensi pada penderita hipertensi akan menurunkan angka kejadian stroke sampai $;

    40;, in(ark jantung sampai 0$; dan angka kegagalan jantung diturunkan sampai lebih

    dari $0;. ,1 )enunda operasi hanya untuk tujuan mengontrol *D mungkin tidak 

    diperlukan lagi khususnya pada pasien dengan kasus hipertensi yang ringan sampai sedang.

     amun pengawasan yang ketat perlu dilakukan untuk menjaga kestabilan hemodinamik,

    karena hemodinamik yang labil mempunyai e(ek samping yang lebih besar terhadap

    kardioaskular dibandingkan dengan penyakit hipertensinya itu sendiri. 3enundaan operasi

    dilakukan apabila ditemukan atau diduga adanya kerusakan target organ sehingga ealuasi

    lebih lanjut perlu dilakukan sebelum operasi.1$ *he %merian eart %ssoiation / %merian

    -ollege o( -ardiology !%%/%--" mengeluarkan auan bahwa *D6 I 1&0 mmg dan/atau

    *DD I 110 mmg sebaiknya dikontrol sebelum dilakukan operasi, terkeuali operasi bersi(at

    urgensi. 3ada keadaan operasi yang si(atnya urgensi, *D dapat dikontrol dalam beberapa

    menit sampai beberapa jam dengan pemberian obat antihipertensi yang bersi(at rapid

    ating.1H 3erlu dipahami bahwa penderita hipertensi enderung mempunyai respon *D yang

     berlebihan pada periode perioperati(. %da (ase yang harus menjadi pertimbangan, yaitu saat

    tindakan anestesia dan postoperasi. -ontoh yang sering terjadi adalah hipertensi akibat

    laringoskopi dan respons hipotensi akibat pemeliharaan anestesia. 3asien hipertensi

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    8/25

     preoperati( yang sudah dikontrol tekanan darahnya dengan baik akan mempunyai

    hemodinamik yang lebih stabil dibandingkan yang tidak dikontrol dengan baik..11,1,14

    2.4.3 Pelen)*a"an M!ni#!

    Berikut ini ada beberapa alat monitor yang bisa kita gunakan serta maksud dan tujuan

     penggunaanya:$

    • 82C: minimal lead 7$ dan atau analisis multipel lead 6*, karena pasien hipertensi

     punya risiko tinggi untuk mengalami iskemia miokard.

    • *D: monitoring seara ontinuous *D adalah esensial kateter 6wanCan: hanya

    digunakan untuk penderita hipertensi dengan riwayat -? atau )- berulang.

    • 3ulse oAymeter: digunakan untuk menilai per(usi dan oksigenasi jaringan peri(er.• %nalier endtidal -=: )onitor ini berguna untuk membantu kita mempertahankan

    kadar -=.

    • 6uhu atau temperature.

    2.4.4 Pe'e%i*a&i

    3remedikasi dapat menurunkan keemasan preoperati( penderita hipertensi. Gntuk 

    hipertensi yang ringan sampai dengan sedang mungkin bisa menggunakan ansiolitik seperti

    golongan benodiaepin atau midaolam. =bat antihipertensi tetap dilanjutkan sampai pada

    hari pembedahan sesuai jadwal minum obat dengan sedikit air non partikel. Beberapa klinisi

    menghentikan penggunaan %-8 inhibitor dengan alasan bisa terjadi hipotensi intraoperati(.

    2.4.+ In%,*&i Anee&i

    nduksi anestesia dan intubasi endotrakea sering menimbulkan gonangan

    hemodinamik pada pasien hipertensi. 6aat induksi sering terjadi hipotensi namun saat

    intubasi sering menimbulkan hipertensi. ipotensi diakibatkan asodilatasi peri(er terutama

     pada keadaan kekurangan olume intraaskuler sehingga preloading airan penting dilakukan

    untuk terapainya normoolemia sebelum induksi. Disamping itu hipotensi juga sering terjadi

    akibat depresi sirkulasi karena e(ek dari obat anestesi dan e(ek dari obat antihipertensi yang

    sedang dikonsumsi oleh penderita, seperti %-8 inhibitor dan angiotensin reeptor 

     bloker.,&,10 ipertensi yang terjadi biasanya diakibatkan stimulus nyeri karenalaringoskopi dan intubasi endotrakea yang bisa menyebabkan takikardia dan dapat

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    9/25

    menyebabkan iskemia miokard. %ngka kejadian hipertensi akibat tindakan laringoskopi

    intubasi endotrakea bisa menapai $;. Dikatakan bahwa durasi laringoskopi dibawah 1$

    detik dapat membantu meminimalkan terjadinya (luktuasi hemodinamik Beberapa teknik 

    dibawah ini bisa dilakukan sebelum tindakan laringoskopiintubasi untuk menghindari

    terjadinya hipertensi.,10

    • Dalamkan anestesia dengan menggunakan gas olatile yang poten selama $10 menit.

    • Berikan opioid !(entanil ,$$ mikrogram/kgbb, al(entanil 1$$ mikrogram/kgbb,

    su(entanil 0,$ 0,$ mikrogram/kgbb, atau rami(entanil 0,$1 mikrogram/ kgbb".

    • Berikan lidokain 1,$ mg/kgbb intraena atau intratrakea.

    • )enggunakan betaadrenergik blokade dengan esmolol 0,1,$ mg/kgbb, propanolol

    1 mg, atau labetatol $0 mg".

    • )enggunakan anestesia topikal pada airway.

    3emilihan obat induksi untuk penderita hipertensi adalah berariasi untuk masingmasing

    klinisi. 3ropo(ol, barbiturate, benodiaepine dan etomidat tingkat keamanannya adalah sama

    untuk induksi pada penderita hipertensi. Gntuk pemilihan pelumpuh otot ekuronium atau

    isatrakurium lebih baik dibandingkan atrakurium atau pankuronium. Gntuk olatile,

    seo(luran bisa digunakan sebagai obat induksi seara inhalasi.&,10

    2.4. Pe'eliaaan Anee&ia %an M!ni#!in)

    *ujuan penapaian hemodinamik yang diinginkan selama pemeliharaan anestesia adalah

    meminimalkan terjadinya (luktuasi *D yang terlalu lebar. )empertahankan kestabilan

    hemodinamik selama periode intraoperati( adalah sama pentingnya dengan pengontrolan

    hipertensi pada periode preoperati(.10 3ada hipertensi kronis akan menyebabkan pergeseran

    kekanan autoregulasi dari serebral dan ginjal. 6ehingga pada penderita hipertensi ini akan

    mudah terjadi penurunan aliran darah serebral dan iskemia serebral jika *D diturunkan seara

    tibatiba. *erapi jangka panjang dengan obat antihipertensi akan menggeser kembali kura

    autregulasi kekiri kembali ke normal. Dikarenakan kita tidak bisa mengukur autoregulasi

    serebral sehingga ada beberapa auan yang sebaiknya diperhatikan, yaitu:&

    • 3enurunan )%3 sampai dengan $; adalah batas bawah yang maksimal yang

    dianjurkan untuk penderita hipertensi.

    • 3enurunan )%3 sebesar $$; akan menyebabkan timbulnya gejala hipoper(usi otak.

    • *erapi dengan antihipertensi seara signi(ikan menurunkan angka kejadian stroke.

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    10/25

    • 3engaruh hipertensi kronis terhadap autoregulasi ginjal, kurang lebih sama dengan

    yang terjadi pada serebral.

    %nestesia aman jika dipertahankan dengan berbagai teknik tapi dengan memperhatikan

    kestabilan hemodinamik yang kita inginkan. %nestesia dengan olatile !tunggal atau

    dikombinasikan dengan =", anestesia imbang !balane anesthesia" dengan opioid E = E

     pelumpuh otot, atau anestesia total intraena bisa digunakan untuk pemeliharaan anestesia.

    %nestesia regional dapat dipergunakan sebagai teknik anesthesia, namun perlu diingat bahwa

    anestesia regional sering menyebabkan hipotensi akibat blok simpatis dan ini sering dikaitkan

     pada pasien dengan keadaan hipoolemia.10 +ika hipertensi tidak berespon terhadap obat

    obatan yang direkomendasikan, penyebab yang lain harus dipertimbangkan seperti

     phaeohromaytoma, arinoid syndrome dan tyroid storm.1# 2ebanyakan penderita

    hipertensi yang menjalani tindakan operasi tidak memerlukan monitoring yang khusus.

    )onitoring intraarterial seara langsung diperlukan terutama jenis operasi yang

    menyebabkan perubahan preload dan a(terload yang mendadak. 82C diperlukan untuk 

    mendeteksi terjadinya iskemia jantung. 3roduksi urine diperlukan terutama untuk penderita

    yang mengalami masalah dengan ginjal, dengan pemasangan kateter urine, untuk operasi

    operasi yang lebih dari jam. 2ateter ena sentral diperlukan terutama untuk memonitoring

    status airan pada penderita yang mempunyai dis(ungsi entrikel kiri atau adanya kerusakan

    organ yang lain.,10

    I&!$l,ane

    so(lurane adalah anestesi olatil non(lammable dengan bau menusuk seperti eter. )eskipun

    memiliki isomer dengan berat molekul yang sama seperti en(luran, namun memiliki si(at

    (isikokimia yang berbeda.

    8(ek pada =rgan 6istem

    %. kardioaskular 

    so(lurane menyebabkan depresi minimal pada entrikel kiri. ?rekuensi jantung diatur oleh

     parsial barore(leAes karotis. )ild Jadrenergik meningkatkan rangsangan aliran darah otot

    rangka, menurunkan resistensi askular sistemik, dan menurunkan tekanan darah arteri.

    so(lurane menyebabkan asodilatasi arteri koroner, tetapi tidak poten seperti nitrogliserin

    atau adenosin. 7asodilatasi arteri koroner normal dapat mengalihkan darah dari lesi stenosistetap.

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    11/25

    B. pernapasan

    depresi perna(asan dapat terjadi selama anestesi sama seperti dengan obat i olatil lainnya,

    namun menurunkan resiko takipnea. Bahkan rendahnya tingkat iso(lurane !0,1 )%-"

    mengurangi respon entilasi normal terhadap hipoksia dan hiperkapnia. )eskipun terdapat

    keenderungan untuk mengiritasi re(leks jalan napas atas, iso(lurane dianggap sebagai

     bronkodilator yang baik, tapi mungkin tidak seampuh bronkodilator seperti halotan.

    -. -erebral

    3ada konsentrasi yang lebih besar dari 1 )%-, iso(lurane meningkatkan -B? dan tekanan

    intrakranial. so(lurane mengurangi kebutuhan oksigen metabolik otak, dan pada )%-, itu

    menghasilkan silent eletroenephalogram !88C".

    D.euromuskular 

    so(lurane merelaksasi otot rangka.

    8.Cinjal

    so(lurane mengurangi aliran darah ginjal, (iltrasi glomerulus, dan produksi urin.

    ?. ati

    *otal aliran darah hati !arteri hepatika dan aliran ena porta" dapat dikurangi selama anestesi

    iso(lurane. suplai oksigen hati lebih baik dipertahankan dengan iso(lurane dibandingkan

    dengan halotan. *es (ungsi hati biasanya tidak berpengaruh.

    C.Biotrans(ormasi dan *oksisitas

    so(lurane dimetabolisme menjadi asam tri(luoroasetat. 6edasi berkepanjangan !K4 jam"

    .2ontraindikasi

    *idak ada kontraindikasi, namun pasien dengan hipoolemia yang berat tidak dapat

    mentoleransi e(ek asodilatasi. al ini dapat memiu hipertermia malignan.

    .nteraksi obat

    8pine(rin dapat dengan aman diberikan dalam dosis sampai dengan 4,$ mg / kg.

    Ni#!,& O/i%e

     itrous oAide !=" gas tidak berwarna dan tidak berbau. )eskipun noneksplosi( dan

    non(lammable. 6eperti disebutkan sebelumnya, nitrous oksida, seperti Aenon, merupakan

    antagonis reseptor )D%.

    8(ek pada 6istem =rgan

    %. kardioaskular 

     itrous oAide memiliki keenderungan untuk merangsang sistem sara( simpatis. +adi,

    meskipun nitrous oksida langsung menekan kontraktilitas miokard, tekanan darah arteri,

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    12/25

    ardia output, dan denyut jantung pada dasarnya tidak berubah atau sedikit meningkat hal ini

    disebabkan karena stimulasi katekolamin. Depresi miokard dapat terjadi pada pasien dengan

     penyakit arteri koroner atau hipoolemia yang berat. =bstruksi pembuluh darah pada otot

     polos paru dapat meningkatkan resistensi askular paru, yang menghasilkan tekanan diastol

    akhir.

    B. 3erna(asan

     itrous oAide meningkatkan laju pernapasan !takipnea" dan mengurangi olume tidal sebagai

    hasil dari stimulasi 663. ipoksia dapat disebabkan oleh kemoreseptor peri(er dalam badan

    karotis, bahkan sejumlah keil nitrit oksida dapat menyebabkan hipoksia. ni adalah hal yang

     perlu dipantau di ruang pemulihan.

    -. -erebral

    Dengan meningkatkan -B? dan olume darah otak, nitrous oAide menghasilkan peningkatan

    tekanan itrakranial ringan. itrous oAide juga meningkatkan konsumsi oksigen serebral.

    D. euromuskular 

    Berbeda dengan agen inhalasi lainnya, nitrous oAide tidak memberikan relaksasi otot yang

    signi(ikan. Bahkan, pada konsentrasi tinggi di ruang hiperbarik, nitrous oAide menyebabkan

    kekakuan otot rangka.

    8. Cinjal

     itrous oAide dapat menurunkan aliran darah ginjal dengan meningkatkan resistensi askular 

    ginjal.

    ?. Castrointestinal

    3enggunaan nitrous oAide pada orang dewasa meningkatkan risiko mual dan muntah pasa

    operasi, mungkin sebagai hasil dari aktiasi -*L dan pusat muntah di medula.

    2ontraindikasi

    )eskipun nitrous oksida tidak mudah larut dibandingan dengan agen inhalasi anestesi lain,

    dengan demikian, akan enderung berdi(usi ke rongga udara dan dapat mudah diserap oleh

    darah.

    O"i!i%

    aktiasi reseptor opioid menghambat pelepasan presinaptik dan respon postsynapti untuk 

    merangsang neurotransmitter !misalnya, asetilkolin, substansi 3" dari neuron nosisepti(.

    *ransmisi impuls nyeri selekti( pada tingkat dorsal dari medula spinalis. )odulasi melalui

     jalur inhibitor desending dari periaMuedutal substansi grisea, dorsal horn medula spinalis

     berperan dalam analgesia opioid. )eskipun opioid e(ek opioid terutama terpusat pada sistem

    sara(, reseptor opiat juga terdapat pada peri(er somatik dan sara( simpatik. 8(ek samping

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    13/25

    opioid !misalnya, penurunan motilitas gastrointestinal" adalah hasil dari opioid mengikat

    reseptor di jaringan peri(er !misalnya, dinding saluran penernaan", dan sekarang terdapat

    antagonis selekti( untuk kerja opioid di luar sistem sara( pusat !alimopan dan naltreAone

    oral".

    8(ek pada 6istem =rgan

    %. kardioaskular 

    6eara umum, opioid memiliki beberapa e(ek langsung pada jantung. )eperidine enderung

    meningkatkan (rekuensi jantung ! seara struktural mirip dengan atropin dan awalnya

    disintesis sebagai pengganti atropin", sedangkan dosis yang lebih besar seperti mor(in,

    (entanil, su(entanil, remi(entanil,dan al(entanil berhubungan dengan sara( agus dapat

    menyebabkan bradikardia. Dengan pengeualian meperidine !pada dosis yang sangat besar",

    opioid tidak menekan kontraktilitas jantung. )eskipun begitu, tekanan darah arteri sering

    menurun sebagai akibat dari bradikardia, dilatasi ena, dan penurunan re(lek simpatik,

    terkadang dibutuhkan bantuan asopressor. 8(ek ini lebih jelas ketika opioid diberikan dalam

    kombinasi dengan benodiaepin, di mana obat seperti su(entanil dan (entanil dapat

    menyebabkan penurunan urah jantung. Dosis bolus meperidine, hidromor(on, dan mor(in

    membangkitkan pelepasan histamin pada beberapa indiidu yang dapat menyebabkan

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    14/25

    resistensi pembuluh darah sistemik dan tekanan darah arteri. Bahaya dari pelepasan histamin

    dapat diminimalkan memberikan opioid perlahan atau dengan pretreatment dengan 1 dan

    antagonis, atau keduanya. ntraoperati( hipertensi selama pemberian dosis besar anestesi

    opioid atau nitrous oAideopioid sering terjadi. hipertensi tersebut sering dikaitkan dengan

    kedalaman anestesi, dengan demikian dapat diatasi dengan penambahan anestesi lainnya

    seperti !benodiaepin, propo(ol, atau agen inhalasi poten". +ika kedalaman anestesi memadai

    dan hipertensi terus berlanjut, asodilator atau obat antihipertensi lain dapat digunakan. asil

    akhir dari poli(armasi dapat terjadi depresi miokard.

    B. 3ernapasan

    =pioid menekan entilasi, terutama (rekuensi perna(asan. Dengan demikian, harus dilakukan

     pemantauan (rekuensi pernapasan. =pioid meningkatkan tekanan parsial karbon dioksida

    !3a-=" dan menurunkan respon terhadap -=, mengakibatkan pergeseran dari kura respon

    -= ke bawah dan ke kanan. ni merupakan e(ek dari opioid mengikat neuron di pusat

     pernapasan batang otak. )or(in dan meperidin dapat menyebabkan pasien rentan

     bronkospasme yang diinduksi histamin. =pioid dapat seara e(ekti( menurunkan

     bronkokonstriksi yang merupakan respon terhadap stimulasi saluran napas yang terjadi

    selama intubasi trakea.

    2.4.0 Hi"e#en&i In#a!"ea#i$ 

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    15/25

    ipertensi pada periode preoperati( mempunyai risiko hipertensi juga pada periode

    anestesia maupunsaat pasa bedah.1 ipertensi intraoperati( yang tidak berespon dengan

    didalamkannya anestesia dapat diatasi dengan antihipertensi seara parenteral !lihat tabel ",

    namun (aktor penyebab bersi(at reersibel atau bisa

    diatasi seperti anestesia yang kurang dalam, hipoksemia atau hiperkapnea harus disingkirkan

    terlebih dahulu.

    *abel . %ntihipertensi parenteral untuk mengatasi hipertensi akut

    3emilihan obat antihipertensi tergantung dari berat, akut atau kronik, penyebab

    hipertensi, (ungsi baseline entrikel, heart rate dan ada tidaknya penyakit bronkospastik 

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    16/25

     pulmoner dan juga tergantung dari tujuan dari pengobatannya atau e(ek yang diinginkan dari

     pemberian obat tersebut !lihat tabel ".,19 Berikut ini

    ada beberapa ontoh sebagai dasar pemilihan obat yang akan digunakan:

    Betaadrenergik blokade: digunakan tunggal atau tambahan pada pasien dengan(ungsi entrikuler yang masih baik dan dikontra indikasikan pada bronkospastik.

    •  iardipine: digunakan pada pasien dengan penyakit bronkospastik.

    •  i(edipine: re(leks takikardia setelah pemberian sublingual sering dihubungkan

    dengan iskemia miokard dan antihipertensi yang mempunyai onset yang lambat.

    •  itroprusside: onset epat dan e(ekti( untuk terapi intraoperati( pada hipertensi sedang

    sampai berat.

    •  itrogliserin: mungkin kurang e(ekti(, namun bisa digunakan sebagai terapi atau

     penegahan iskemia miokard.

    • ?enoldopam: dapat digunakan untuk mempertahankan atau menjaga (ungsi ginjal.

    • ydralaine: bisa menjaga kestabilan *D, namun obat ini juga punya onset yang

    lambat sehingga menyebabkan timbulnya respon takikardia.

    2.4. Ki&i& Hi"e#en&i

    Dikatakan krisis hipertensi jika *D lebih tinggi dari 1&0/10 mmg dan dapat

    dikategorikan dalam hipertensi urgensi atau hipertensi emergensi, berdasarkan ada tidaknya

    anaman kerusakan target organ atau kerusakan target organ yang progresi(. 3asien dengan

    hipertensi sistemik kronis dapat mentoleransi *D6 yang lebih tinggi dibandingkan indiidu

    yang sebelumnya normotensi( dan lebih mungkin mengalami hipertensi yang si(atnya urgensi

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    17/25

    dibandingkan emergensi.10 alhal yang paling sering menimbulkan krisis hipertensi adalah

    antara lain karena penggunaan obat antihipertensi seperti lonidine, hiperaktiitas autonom,

    obatobat penyakit kolagenaskuler, glomerulone(ritis akut, edera kepala, neoplasia seperti

     pheokromasitoma, preelampsia dan eklampsia. )ani(estasi klinis yang timbul adalah sesuai

    dengan target organ yang rusak akibat hipertensi ini.& 2risis hipertensi terbagi atas hipertensi

    emergensi dan hipertensi urgensi. ipertensi emergensi adalah pasien dengan bukti adanya

    kerusakan target organ yang sedang terjadi atau akut !ense(alopati, perdarahan intra serebral,

    kegagalan entrikel kiri akut dengan edema paru, unstable angina, diseksi aneurisme aorta,

    )%, elampsia, anemia hemolitik mikro angiopati atau insu(isiensi renal" yang memerlukan

    interensi (armakologi yang tepat untuk menurunkan *D sistemik. 8nse(alopati jarang terjadi

     pada pasien dengan hipertensi kronis sampai *DD melebihi 1$0 mmg sedangkan pada

    wanita hamil yang mengalami hipertensi dapat mengalami tandatanda ense(alopati pada

    *DD ' 100 mmg. 6ehingga walaupun tidak ada gejala, wanita hamil dengan *DD K 109

    mmg dianggap sebagai hipertensi emergensi dan memerlukan terapi segera. Bila *D

    diturunkan seara epat akan terjadi iskemia koroner akut, sehingga )%3 diturunkan sekitar 

    0; dalam 1 jam pertama, selanjutnya pelanpelan diturunkan sampai1H0/110 selama H

     jam. *andatanda penurunan *D ditoleransi dengan baik adalah selama (ase ini tidak ada

    tandatanda hipoper(usi target organ.&,10,0 ipertensi urgensi adalah situasi dimana *D

    meningkat tinggi seara akut, namun tidak ada bukti adanya kerusakan target organ. Cejala

    yang timbul dapat berupa sakit kepala, epitaksis atau ansietas. 3enurunan *D yang segera

    tidak merupakan indikasi dan pada banyak kasus dapat ditangani dengan kombinasi

    antihipertensi oral bertahap dalam beberapa hari.10,0

    2.4. Manae'en P!!"ea#i$ 

    ipertensi yang terjadi pada periode pasa operasi sering terjadi pada pasien yang

    menderita hipertensi esensial. ipertensi dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard

    sehingga berpotensi menyebabkan iskemia miokard, disritmia jantung dan -?. Disamping

    itu bisa juga menyebabkan stroke dan perdarahan ulang luka operasi akibat terjadinya

    disrupsi askuler dan dapat berkonstribusi menyebabkan hematoma pada daerah luka operasi

    sehingga menghambat penyembuhan luka operasi.,10 3enyebab terjadinya hipertensi pasa

    operasi ada banyak (aktor, disamping seara primer karena penyakit hipertensinya yang tidak 

    teratasi dengan baik, penyebab lainnya adalah gangguan sistem respirasi, nyeri, oerload

    airan atau distensi dari kandung kemih. 6ebelum diputuskan untuk memberikan obatobat

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    18/25

    antihipertensi, penyebabpenyebab sekunder tersebut harus dikoreksi dulu. yeri merupakan

    salah satu (aktor yang paling berkonstribusi menyebabkan hipertensi pasa operasi, sehingga

    untuk pasien yang berisiko, nyeri sebaiknya ditangani seara adekuat, misalnya dengan

    mor(in epidural seara in(us kontinyu. %pabila hipertensi masih ada meskipun nyeri sudah

    teratasi, maka interensi seara (armakologi harus segera dilakukan dan perlu diingat bahwa

    meskipun pasa operasi *D kelihatannya normal, pasien yang prabedahnya sudah

    mempunyai riwayat hipertensi, sebaiknya obat antihipertensi pasa bedah tetap diberikan.14

    ipertensi pasa operasi sebaiknya diterapi dengan obat antihipertensi seara parenteral

    misalnya dengan betabloker yang terutama digunakan untuk mengatasi hipertensi dan

    takikardia yang terjadi. %pabila penyebabnya karena oerload airan, bisa diberikan diuretika

    (urosemid dan apabila hipertensinya disertai dengan heart (ailure sebaiknya diberikan %-8

    inhibitor. 3asien dengan iskemia miokard yang akti( seara langsung maupun tidak langsung

    dapat diberikan nitrogliserin dan betabloker seara intraena sedangkan untuk hipertensi

     berat sebaiknya segera diberikan sodium nitroprusside.1 %pabila penderita sudah bisa

    makan dan minum seara oral sebaiknya antihipertensi seara oral segera dimulai.,10,14

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    19/25

    Kl!ni%in

    2lonidin / -lonidine merupakan obat antihipertensi turunan inidaoline yang bekerja seara

    sentral sebagai agonis adrenergik. 3enggunaan lain dari 2lonidin adalah sebagai

     pro(ilaksis migraine asular, pengobatan dismenore parah, manajemen gejala asomotor 

    yang berhubungan dengan menopause, detoksi(ikasi epat pada penghentian opiate.

    -lonidine adalah agen adrenergik yang bertindak seara khusus pada reseptor . reseptor 

    mengatur sejumlah jalur sinyal dimediasi oleh beberapa protein Ci, Ci1, Ci, dan C N

    alphai. 6timulasi reseptor menengahi e(ek seperti penghambatan adenilat siklase,

    stimulasi (o (os(olipase D, stimulasi mitogendiakti(kan protein kinase, stimulasi arus 2E dan

     penghambatan arus -aE. *iga Cprotein mengikat subtipe reseptor telah diidenti(ikasi:

    %, B, dan -. 6etiap subtipe memiliki pola yang unik dari jaringan distribusi dalam

    sistem sara( pusat dan jaringan peri(er. reseptor % seara luas didistribusikan ke seluruh

    sistem sara( pusatO ditemukan dalam oeruleus lokus, inti batang otak , erebral orteA,

    septum, hipotalamus, dan hippoampus. 5eseptor % juga terdapat pada ginjal, limpa,

    timus, paruparu dan kelenjar ludah. 5eseptor - terutama terdapat pada sistem sara( pusat,

    termasuk striatum, tuberkulum peniuman, hippoampus dan korteks serebral. 3ada tingkat

    5endah subtype - juga ditemukan di ginjal. 5eseptor B terletak terutama di pinggiran

    !ginjal, hati, paruparu dan jantung" dengan rendahnya tingkat ekspresi dalam inti thalami

    dari sistem sara( pusat. 5eseptor % dan - terletak dipresynaptially dan menghambat

    dirilisnya noradrenalin dari sara( simpatik. 6timulasi reseptor ini menurunkan nada simpatik,

    sehingga penurunan tekanan darah dan detak jantung. 6edasi dan analgesia dimediasi seara

    entral oleh berlokasi reseptor %, sedangkan peri(er reseptor B menengahi penyempitan

    otot polos pembuluh darah. 5eseptor % juga memediasi komponen penting dari e(ek 

    analgesik nitrous oAide di sumsum tulang belakang. -lonidine merangsang semua tiga

    reseptor subtipe dengan potensi yang sama. *indakan dalam sistem sara( menurunkan

    tekanan darah pada penderita hipertensi dan mengurangi aktiitas simpatik yang berlebihan

     pada pasien yang menjalani penghentian opioid. -lonidine juga merupakan obat penenang

    kuat dan analgesik dan dapat menegah menggigil pasa operasi dalam perawatan intensi( 

    dan pasaoperasi. 3enggunaannya dalam diagnosis di(erensial dari pheohromoytoma

     berutang dengan (akta bahwa hipertensi pada pasien dengan pheohromoytoma re(rakter 

    !sulit disembuhkan" terhadap pengobatan antihipertensi dengan lonidine / klonidin.

    2lonidin akan diabsorpsi seara epat setelah pemberian per oral dan menapai kadar punak 

     plasma dalam waktu H0 sampai 90 menit, bioaailabitasnya menapai #0100;. aktu paruh

    eliminasinya antara 9 sampai 1 jam, dimana $0; nya akan dimetabolisme di hepar, dan

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    20/25

    akan diekskresikan dalam bentuk utuh melalui urine. 8(ek hipotensi setelah pemberian dosis

    tunggal dapat menapai & jam, dan pemberian melalui jalur transdermal membutuhkan waktu

    4& jam untuk menapai kadar konsentrasi plasma.

    3emberian klonidin intraena direkomendasikan dienerkan dan diberikan dalam 10 P 1$

    menit melalui intraena. 3eningkatan kadar di plasma terapai dalam waktu 11 Q 9 menit,

    eleminasi seara lambat terjadi dalam 9 Q jam sampai 4 jam. -learene total dari klonidin

    adalah 19 Q 9 ml/menit.

    6istem 2ardioaskuler 

    2lonidin menurunkan (rekuensi jantung, resistensi pembuluh darah sistemik, aktiitas renin

     plasma, kadar epine(rin dan norepine(rin seara tidak langsung menurunkan kontraktilitas

     jantung, ardia out put, dan tekanan darah sistemik 8(ek penurunan tekanan sistolik lebih

     besar dibandingkan tekanan diastolik. 5e(leks homeostasis kardioaskuler masih tetap

    dipertahankan, sehingga tidak akan terjadi orthostati hipotensi maupun hipotensi saat

     beraktiitas. %liran darah ke ginjal akan tetap dipertahankan selama terapi klonidin.

    3emberian klonidin intraena seara epat dan dosis besar dapat menyebabkan peningkatan

    tekanan darah dan laju denyut jantung akibat perangsangan reseptor 1. 8(ek bradikardi pada

     pemberian klonidin dapat diterapi dengan pemberian atropin.

    6istem 5espirasi

    2lonidin mempunyai e(ek depresi yang minimal pada sistem respirasi, tidak mempunyai e(ek 

     potensiasi terhadap depresi respirasi oleh opioid. amun pada pemberian seara intranena

     bersama dengan (entanyl akan menyebabkan akumulasi dari (entanyl, sehingga akan

    meningkatkan resiko depresi entilasi. -lonidin tidak bermakna meningkatkan e(ek depresi

    entilasi oleh morphin.

    3reparat 2lonidin

    2lonidin tersedia dalam bentuk ampul, tablet dan path. 6ediaan ampul !atapres"

    mengandung 1$0 mg klonidin hydrohloride dalam larutan 1 ml. 6ediaan ini juga

    mengandung a-l, hydrohlori aid dan air untuk injeksi !Boehringer ngelheim, 01".

    Dan sediaan klonidin hydrohloride !atapres , klonidin " tersedia dalam kemasan tablet 1$0

    Rg !0,1$ mg" dan 00 Rg !0, mg". 6ediaan transdermal !path" tersedia dalam dosis 0,1 mg,

    0, mg dan 0, mg/ hari yang dapat diganti setiap # hari.

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    21/25

     itrogliserin

     itrogliserin adalah bahan asoakti( yang ber(ungsi asodilatasi baik ena maupun arteria

    sehingga mempengaruhi sirkulasi peri(er. Dengan pelebaran ena terjadi pengumpulan darah

    ena diseluruh tubuh. %kibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah

     penurunan tekanan pengisian !preload". itrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan

    darah ena diseluruh tubuh. %kibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan

    terjadilah penurunan tekanan pengisian !preload". itrat juga melemaskan anteriol sistemik 

    dan menyababkan penurunan tekanan darah !a(terload". 6emuanya itu berakibat pada

     penurunan kebutuhan oksigen jantung,meniptakan suatu keadaan yang lebih seimbang

    antara suplai dan kebutuhan.

    Dosis ipertensi 3erioperatie

    Dewasa : 7 $ mg/menit menggunakan nonperipheral ein atheter !37-3", penggunaan 7

    titrasi sampai respon.

    %ngina : Dewasa 6> !6ublingual" 0.1$ sampai 0.H mg dilarutkan dibawah lidah atau bukal

    saat tanda awal serangan angina akutO ulangi tiap $ menit !jangan melebihi tablet dalam 1$

    menit"

    -edoard

    -edoard $ mg*iap tablet -edoard mengandung isosorbide dinitrate $ mg, -edoard 10 mg

    *iap tablet -edoard mengandung isosorbide dinitrate 10 mg, -edoard 0 mg, tiap tablet

    -edoard mengandung isosorbide dinitrate 0 mg, -edoard 5etard 0 mg, *iap tablet

    -edoard mengandung isosorbide dinitrate 0 mg.

    ?armakologi !-ara 2erja =bat"

    -edoard melebarkan pembuluhpembuluh darah jantung dan bila diberikan seara

    sublingual, kemanjurannya sebanding dengan nitroglyerin, tetapi -edoard memberikan

    e(ek yang lebih lama dengan mulainya daya kerja yang hampir sama. 3emberian

    nitroglyerin !0,1 P 0,H mg" seara sublingual akan memberikan daya kerjanya setelah 1

    menit, tetapi hanya berlangsung selama 00 menit. 6edangkan -edoard yang diberikan

    seara sublingual, daya kerjanya akan terlihat dalam waktu kirakira menit dan berlangsung

    selama sampai jam. 3emberian -edoard seara oral, daya kerja dimulai dalam waktu 0

    sampai 0 menit kemudian dan akan dipertahankan untuk sekurangkurangnya 4 jam.

    -epatnya daya kerja -edoard yang sebanding dengan nitroglyerin disebabkan oleh karena

    kelarutannya yang tinggi dalam air, dan daya kerja yang diperpanjang dari -edoard

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    22/25

    disebabkan oleh lebih lambatnya proses peruraian oleh enimenim dibandingkan dengan

    nitroglyerin.

    ndikasi

    ndikasi -edoard adalah Gntuk pengobatan angina pektoris dan untuk penegahan terjadinya

    serangan angina pada penderita penyakit jantung koroner menahun, dan untuk pengobatan

    gangguan angina sesudah in(ark miokardial.

    2ontraindikasi

    -edoard tidak boleh diberikan kepada penderita anemia, hipotensi, syok kardiogenik,

    hindari penggunaan sildena(il, tadala(il, dan ardena(il.

    8(ek 6amping

    6akit kepala, hipotensi postural, mual.

    3eringatan Dan 3erhatian

      3ada umumnya -edoard tidak memberikan e(ek samping yang berarti, tetapi pada

     beberapa penderita mungkin akan menimbulkan sakit kepala yang biasanya terjadi apabila

    menerima dosis harian sampai 40 mg atau lebih. *etapi sakit kepala akan berhenti, bila dosis

    dikurangi hingga 1/ tablet A sehari, dan tidak akan menimbulkan kembali gangguan sakit

    kepala, walaupun dosis dinaikkan lagi setelah beberapa hari. 3ada pengobatan jangka panjang

    dengan -edoard kepekaan terhadap sakit kepala akan hilang tanpa keharusan penyesuaian

    dosis dan kerja memperlebar pembuluhpembuluh darah jantung tidak akan berkurang.

     

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    23/25

    Da$#a P,a*a

    1. )urray )+. 3erioperatie hypertension: ealuation and managementO %ailable at:

    http://www.anesthesia.org.n/asa00/rl.soure/$1)urray.pd( 

    . *he seenth report o( +oint ational -ommittee on 3reention, detetion, ealuation, and

    treatment o( high blood pressure, publiation o.0 $, Deember 00.

    . )organ C8, )ihail )6, )urray )+. %nesthesia (or patients with ardioaskular disease.

    -linial %nesthesiology. 4th ed. ew Sork: )CrawillO 00H.p.444$.

    4. 3ere6table 8+. )anagement o( mild hypertension seleting an antihypertensie regimen.

    est + )ed 1991O1$4:#&.

    $. Sao ?6?, o -S%. ypertension. %nesthesiologyproblem oriented patient manajement.

    $th ed. 3hiladelphia: 8lseierO 00.p.#$#.

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    24/25

    H. %nderson ?>, 6algado >>, antler -B. 3erioperatie hypertension !*". Deision

    making in anesthesiologyan algorithmi approah. 4th ed. 3hiladhelpia: 8lseierO

    00#.p.14H.

    #. 2uwajerwala 2. 3erioperatie mediation managementO %ailable at: http://www.

    emediine.om/)8D/ topi1$&.htm..

    &. eligan 3. ypertension and anesthesiaO %ailable at: http://www.4um.om/

    tutorial/anaesthbp.htm.

    9. Benowit >. %ntihypertensie agentardioaskular renal drugs. n: 2atung BC, editor.

    Basi and linial pharmaology. 9th ed. ew Sork: )CrawillO 004.p.1H0&.

    10. allae )-, addadin %6. 6ystemi and pulmonary arterial hypertension. n: ines 5>,

    )arshall 28, editors. 6toelting s anesthesia and oeAisting disease. $th ed. 3hiladelphia: 

    8lseierO 00&.p.10.

    11. 6tier C5. 3reoperatie ealuation and testing. n: ines 5>, editor. %dult perioperatie

    anesthesiathe reMuisites in anesthesiology. 3hiladelphia: 8lseierO 004.p.&.

    1. DiA 3, owell 6. 6urey o( anellation rate o( hypertensie patient undergoing

    anesthesia and eletie surgery. British +ournal o( %nesthesia 001O&H!H":#&99.

    1. 2aplan ). 3erioperatie management o( hypertension. n: %ronson )D, Bakris C>.

    editors. %ailable at: www.uptodate.om.

    14. >aslett >. ypertensionpreoperatie assesment and perioperatie management. est +

    )ed 199$O1H:1$9.

    1$. anada, et al. %nesthesia and medial diseasehypertension and anesthesia. -urrent

    =pinion in %nesthesiology 00HO19!":1$9.

    1H. owell 6+, ?oeA 3. ypertension, hypertensie heart disease and perioperatie ardia

    risk. British +ournal o( %nesthesia 004O9!4":$#0&.

  • 8/17/2019 Hipertensi Dan Anestesi

    25/25

    1#. 3aiA %D, et al. -risis management during anesthesia: hypertension. Fual 6a( ealth -are

    00$O14:e1.

    1&. Barisin 6, et al. 3erioperati( blood pressure ontrol in hypertensie and normotensie

     patient undergoing o((pump oronary bypass gra(ting. -roat )ed + 00#O4&:41#.

    19. -ommon problem in the ardia surgery reoery unit in perioperatie are. n: -heng

    D-, Daid *8, editors. -ardia anesthesia and surgery. 3hiladelphia: >ippinott illiams

    N ilkinsO 00H.p.11#&.

    0. ypertensie emergenies. %ailable at: www.ehs.egypt.net/pd(/11guideline.pd( .