Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

download Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

of 32

Transcript of Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    1/32

    1

    Laporan Kasus Kelompok

    Anastesia pada Hipertensi

    Disusun oleh :

    Agnes Pritama Fahmi

    Definov Tacsa Meta

    Yurika Marthalia U

    Wii Hardi!ani

    Pem"im"ing :

    dr# $era Muharrami% M#&ed 'An()p#An

    &*PA+,T*-AA+ &.,+,& )*+,/-

    0A1,A+ A+*)T*),/./1, DA+ T*-AP, ,+T*+),F

    -)UD A-,F,+ A2HMAD P*&A+0A-U3

    FA&U.TA) &*D/&T*-A+ U+,$*-),TA) -,AU

    4567

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    2/32

    2

    0A0 ,

    P*+DAHU.UA+

    6#6 .atar "elakang

    Hipertensi merupakan masalah medis yang menimbulkan dampak bermakna

    pada kesehatan masyarakat umum. Meskipun studi NHANES di Amerika Serikat

    menunjukkan kecenderungan peningkatan angka deteksi kasus hipertensi selama

    satu dekade terakhir namun angka pengendalian penyakit hipertensi pada periode

    yang sama tidak berbeda bermakna. Selain itu, prevalensi dan angka perawatan

    pasien gagal jantung serta penyakit ginjal stadium akhir sebagai komplikasi

    terminal hipertensi tetap meningkat. Apabila kesenjangan antara rendahnya angkadeteksi kasus hipertensi dan tingginya angka komplikasi jangka panjang hipertensi

    semacam ini terus dibiarkan, maka hipertensi akan selalu menjadi masalah medis

    dan masalah kesehatan masyarakat yang serius.

    Selain sebagai !aktor risiko mayor terhadap morbiditas kardiovaskuler,

    ginjal, dan stroke, hipertensi juga merupakan kondisi medis yang sering ditemukan

    pada pasien yang akan menjalani operasi. Hipertensi juga berhubungan dengan

    dislipidemia, diabetes, dan obesitas. Adanya komorbiditas semacam ini dapat

    mengakibatkan mortalitas dan morbiditas pada periode perioperati! sehingga

    hipertensi menjadi peringatan bagi dokter, khususnya dokter bedah, untuk

    melakukan anamnesis dan pemeriksaan !isik menyeluruh.

    Hipertensi yang tidak terkendali berhubungan dengan !luktuasi tekanan

    darah selama induksi anestesi dan tindakan intubasi jalan napas serta dapat

    meningkatkan kejadian iskemia perioperati!. "i sisi lain, peningkatan tekanan darah

    intraoperati! tetap terjadi pada pasien dengan riwayat hipertensi sebelum tindakan

    operasi tanpa memandang apakah tekanan darah pasien terkendali atau tidak

    sebelum tindakan. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat hipertensi sering

    mengalami hipertensi pascaoperasi yang pada akhirnya turut meningkatkan risiko

    iskemia otot jantung, in!ark miokard, stroke, dan perdarahan pascaoperasi. #leh

    sebab itu, amat penting untuk mengidenti!ikasi dan menelusuri penyebab hipertensi

    pada pasien yang akan menjalani tindakan operasi.

    6#4# 0atasan masalah

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    3/32

    3

    $aporan kasus ini membahas tentang de!inisi, klasi!ikasi, pato!isiologi,

    diagnosis, penatatalasanaan preoperati! serta pembahasan kasus.

    6#8# Tu9uan penulisan

    Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini%

    . Memahami dan mampu mendiagnosis kasus hipertensi preoperati!.

    &. Memahami penatalaksanaan kasus hipertensi preoperati!.

    '. Mamahamipreoperatif carepada pasien hipertensi

    (. Meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah di bidang kedokteran khususnya

    di bagian )lmu Anestesiologi dan *erapi )ntensi!.

    6#7 Metode penulisan

    +enulisan laporan kasus ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang

    mengacu kepada beberapa literatur serta pembahasan kasus.

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    4/32

    4

    0A0 ,,

    T,+AUA+ PU)TA&A

    4#6 Defenisi Hipertensi

    Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan (

    mmHg dan tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan - mmHg atau

    mengkonsumsi obat anti hipertensi.&,

    Hipertensi yang diderita seseorang erat kaitannya dengan tekanan

    sistolik dan diastolik atau keduanya secara terus menerus. *ekanan sistolikberkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi,

    sedangkan tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri pada saat

    jantung relaksasi diantara dua denyut jantung. "ari hasil pengukuran tekanan

    sistolik memiliki nilai yang lebih besar dari tekanan diastolik.&,/

    "ari di!inisi0di!inisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi

    adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik

    lebih dari (1- mmHg, dimana sudah dilakukan pengukuran tekanan darah

    minimal dua kali untuk memastikan keadaan tersebut dan hipertensi dapat

    menimbulkan resiko terhadap penyakit stroke, gagal jantung, serangan jantung,

    dan kerusakan ginjal.&,/,

    4#4 *tiologi

    2erdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi atas hipertensi esensial dan

    hipertensi sekunder '

    3 Hipertensi esensial, juga disebut hipertensi primer atau idiopatik,

    adalah hipertensi yang tidak jelas etiologinya. $ebih dari -4

    kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. 5elainan

    hemodinamik utama pada hipertensi esensial adalah peningkatan

    resistensi peri!er. +enyebab hipertensi esensial adalah muliti!aktor,

    terdiri dari !aktor genetik dan lingkungan. 6aktor keturunan bersi!at

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    5/32

    5

    poligenik dan terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dari

    keluarga. 6aktor predisposisi genetik ini dapat berupa sensitivitas

    pada natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas

    vascular 7terhadap vasokonstriktor3, dan resistensi insulin. +aling

    sedikit ada ' !aktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi

    yakni, makan garam 7natrium3 berlebihan, stress psikis, dan obesitas.&3 Hipertensi sekunder. +revalensinya hanya sekitar 809 4 dari seluruh

    penderita hipertensi. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit

    ginjal 7hipertensi renal3, penyakit endokrin 7hipertensi endokrin3,

    obat, dan lain0lain. Hipertensi renal dapat berupa%a. Hipertensi renovaskular, adalah hipertensi akibat lesi pada arteri

    ginjal sehingga menyebabkan hipoper!usi ginjal.b. Hipertensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulkan

    gangguan !ungsi ginjal.

    4#8 &lasifikasi

    Menurut :N; 7Joint National Committee On Prevention, Detection,

    Evaluation, And The Treatment Of i!h "lood Pressure3, klasi!ikasi tekanan

    darah pada orang dewasa dibagi menjadi normal, prahipertensi, hipertensi derajat ,hipertensi derajat &&,/,.

    *abel . 5lasi!ikasi *ekanan "arah menurut :N;

    5lasi!ikasi tekanan darah*"

    sistolikmmHg

    *"

    diastolikmmHg

    Normal

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    6/32

    6

    4#7 Patofisiologi hipertensi essensial

    Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

    terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. "ari pusat vasomotor inibermula jaras sara! simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

    keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

    >angsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak

    ke bawah melalui sistem sara! simpatis ke ganglia simpatis. +ada titik ini,

    neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut sara!

    pasca ganglion ke pembuluh darah dimana dengan dilepaskannya

    noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. 2erbagai !aktor

    seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

    terhadap rangsang vasokonstriksi. )ndividu dengan hipertensi sangat sensitive

    terhadap norepine!rin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

    tersebut bisa terjadi.8+ada saat bersamaan dimana sistem sara! simpatis

    merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal

    juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

    adrenal mensekresi epine!rin, yang menyebabkan vasokonstriksi. 5orteks

    adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

    respons vasokonstriktor pembuluh darah. ?asokonstriksi yang mengakibatkan

    penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. >ennin

    merangsang pembentukan angiotensin ) yang kemudian diubah menjadi

    angiotensin )), suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang

    sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium

    dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.

    Semua !aktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.8

    Renin (ginjal)

    Penurunan aliran ke

    angiotensinog

    An iotensin

    Convertingenzyme

    Retensi a !an "asokonstri

    Peningkatan tekanan

    Angiotensi

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    7/32

    $

    @ambar . +ato!isiologi Hipertensintuk pertimbangan juga, perubahan struktural dan !ungsional pada

    sistem pembuluh peri!er bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang

    terjadi pada usia lanjut. +erubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

    elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh

    darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

    pembuluh darah. 5onsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

    kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa olehjantung 7volume sekuncup3, mengakibatkan penurunan curang jantung dan

    peningkatan tahanan peri!er.8,/

    4#; Faktoresiko relati! hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari !aktor

    resiko yang dapat dimodi!ikasi dan yang tidak dapat dimodi!ikasi. 6aktor0

    !aktor yang tidak dapat dimodi!ikasi antara lain !aktor genetik, umur, jeniskelamin, dan etnis. Sedangkan !aktor yang dapat dimodi!ikasi meliputi stres,

    obesitas dan nutrisi.8,

    a. 6aktor genetikHipertensi esensial biasanya terkait dengan gen dan !aktor genetik,

    dimana banyak gen turut berperan pada perkembangan gangguan

    hipertensi. Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga sebagai

    pembawa hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk

    terkena hipertensi.b. mur)nsidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur.

    +asien yang berumur di atas / tahun, 8 B / 4 mempunyai tekanan

    darah lebih besar atau sama dengan (1- mmHg. Hal ini merupakan

    pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.

    %ekanan !ara& ' ura& jantung

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    8/32

    +

    Hipertensi merupakan penyakit multi!aktorial yang munculnya oleh

    karena interaksi berbagai !aktor. "engan bertambahnya umur, maka

    tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur (8 tahun, dinding

    arteri akan mengalami penebalan oleh arena adanya penumpukan Cat

    kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur0

    angsur menyempit dan menjadi kaku.+eningkatan umur akan menyebabkan

    beberapa perubahan !isiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan

    resistensi peri!er dan aktivitas simpatik. +engaturan tekanan darah yaitu

    re!leD baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang,

    sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal

    dan laju !iltrasi glomerulus menurun.c. :enis kelamin+revalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun

    wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum

    menopause.anita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh

    hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High

    "ensity $ipoprotein 7H"$3. 5adar kolesterol H"$ yang tinggi

    merupakan !aktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses

    aterosklerosis.!. +ola asupan garam dalam diet2adan kesehatan dunia yaitu orld Health #rganiCation

    7H#3merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi

    risiko terjadinya hipertensi. 5adar sodium yang direkomendasikan

    adalah tidak lebih dari mmol 7sekitar &,( gram sodium atau / gram

    garam3 perhari. 5onsumsi natrium yang berlebih menyebabkan

    konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.

    g. Merokok5adar Nikotin dan ;# pada rokok selain meningkatkan kebutuhan

    oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung 7miokard3

    sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem sara!

    simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.

    Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang

    pelepasan adrenalin, meningkatkan !rekuensi denyut jantung, tekanan

    darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    9/32

    ,

    jantung. Nikotin juga mengganggu kerja sara!, otak, dan banyak bagian

    tubuh lainnya. Nikotin mengakti!kan trombosit dengan akibat timbulnya

    adhesi trombosit 7penggumpalan3 ke dinding pembuluh darah. 5arbon

    monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung

    persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. ;#

    menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan

    oksigen, dan mempercepat aterosklerosis 7pengapuran1penebalan dinding

    pembuluh darah3.

    4#= Tanda dan ge9ala klinis

    @ejala hipertensi adalah dengan meningkatnya tekanan darah dan terkadang

    merupakan gejala satu0satunya pada hipertensi esensial namun biasanya didapatkan

    gejala0gejala lain seperti %&,/,

    a. +usingb. Sakit kepalac. Mimisand. +alpitasi

    e. Mual F muntah!. $elah

    4#> Penatalaksanaan

    *ujuan dari pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan mortalitas dan

    morbiditas kardiovaskuler. Strategi pengobatan hipertensi harus dimulai dengan

    perubahan gaya hidup berupa diet rendah garam, berhenti merokok, mengurangi

    konsumsi alkohol, aktivitas !isik yang teratur dan penurunan berat badan bagi

    pasien dengan berat badan lebih. ntuk hipertensi derajat ) tanpa !aktor risiko dan

    tanpa kerusakan target organ, perubahan pola hidup dapat dicoba sampai & bulan.

    a. +enderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan

    dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.b. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar

    kolesterol darah tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang

    dari &,' gram natrium atau / gram natrium klorida setiap harinya.

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    10/32

    1-

    c. #lah raga teratur yang tidak terlalu berat. +enderita hipertensi esensial

    tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya

    terkendali. Selain meningkatkanya perasaan sehat dan kemampuan

    untuk mengatasi stress, keuntungan latihan aerobik yang teratur

    adalah meningkatnya kadar H"$0;, menurunnya kadar $"$G;,

    menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya

    !rekuensi denyut jantung saat istirahat dan konsumsi oksigen

    miokardium 7M?#&3, dan menurunnya resistensi insulin.d. 2erhenti merokok karena merokok dapat merusak jantung dan

    sirkulasi darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke

    2erikut algoritma penatalaksanaan hipertensi berdasarkan :N; ?)) dapat

    dilahat pada gambar &./

    @ambar &. Treatment Al!orithm :N; +ada tahun &( :N; kembali mengeluarkan !uideline penatalaksanaan

    hipertensi dapat dilihat pada gambar ' dan (.

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    11/32

    11

    @ambar '. Treatment Al!orithm :N; 9

    @ambar (. Treatment Al!orithm :N; 9

    Mekanisme kerja obat hipertensi8,

    a. "iuretik"iuretik bekerja dengan mengurangi reabsorsi Na;l di tempat yang

    berada di ne!ron, sehingga meningkatkan ekresi natrium, klorida,

    dan air

    b. 2eta bloker

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    12/32

    12

    Mekanismenya adalah dikaitkan dengan hambatan receptor 2

    antara lain +enurunan !rekuensi denyut jantung kontraktilitas miokard

    sehingga menurunkan curah jantung Hambatan sekresi rennin di sel juDtaglomeruler dengan

    akibat penurunan produksi angiotensin )) E!ek sentral yang mempengaruhi akti!itas sara! simpatis,

    perubahan pada sensiti!itas baroreceptor, perubahan akti!itas

    neuron adrenergic peri!er dan meningkatkan biosintesis

    protasiklinc. A;E0inhibiotor

    Angiotensin ;onverting EnCyme 7A;E3 adalah suatu enCim yangbekerja mengubah angiotensin ) menjadi angiotensin )). "iketahui

    bahwa angiotensin )) memiliki e!ek vasokontriksi yang sangat kuat

    dan merangsang sekresi aldosteron pada korteks adrenal. "engan

    demikian A;E0inhibitor bekerja dengan cara menghambat enCim

    A;E sehingga angiotensin )) tidak terbentuk dan akan menurunkan

    tekanan darah.d. A>2

    Antagonis >eseptor Angiotensin )) 7A>23 bekerja dengan memblokresseptor A* yang ber!ungsi untuk memperantai semua e!ek

    !isiologis Angiotensin )) terutama yang berperan dalam homeostasis

    kardiovaskular. Sehingga akibat dari penghambatan angiotensin

    maka tekanan darah akan menurune. Antagonis kalsium

    Antagonis 5alsium menghambat in!luks 7pemasukan3 kalsium pada

    sel otot polos pembuluh darah dan miokard. +ada pembuluh darah,

    antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriolsedangkan vena kurang dipengaruhi.

    4#= Mana9emen perioperatif pada pasien hipertensi

    &./. +enilaian +reoperati! dan +ersiapan +reoperati! +asien Hipertensi

    Sebuah pertanyaan sering muncul dalam praktek anestesi adalah derajat

    hipertensi pra operasi yang dapat diterima pada pasien yang dijadwalkan untuk

    operasi elekti!.5ecuali untuk pasien secara optimal dikontrol, kebanyakan pasien

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    13/32

    13

    hipertensi masuk ke ruang operasi dengan beberapa derajat hipertensi.Meskipun

    padasaat preoperative pasien memiliki hipertensi sedang 7tekanan

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    14/32

    14

    adanya retinopati hipertensi perlu dicatat.*ujuan pengobatan hipertensi adalah

    mencegah komplikasi kardiovaskuler akibat tingginya *", termasuk penyakit arteri

    koroner, stroke, ;H6, aneurisme arteri dan penyakit ginjal.&,',-

    Sementara itu pasien yang harus menjalani operasi elekti! idealnya hanya

    bisa dilakukan ketika tekanan darah dalam batas normal, pendekatan ini tidak selalu

    layak atau selalu diinginkan karena gangguan autoregulasi serebral.+enurunan

    tekanan darah yang berlebihan dapat mengganggu per!usi serebral. Selain itu,

    keputusan apakah akan menunda atau melanjutkan dengan intervensi bedah harus

    bersi!at individual, tergantung pada beratnya elevasi tekanan darah sebelum

    operasi, kemungkinan iskemi miokard, dis!ungsiventrikel atau komplikasi

    vaskularisasi serebral atau ginjal, dan pembedahan 7jika perubahan besar yangdisebabkan operasi di awal jantung atau a!terload yang diperbolehkan3. "alam

    banyak kasus, hipertensi saat preoperative terjadi karena ketidakpatuhan pasien

    dengan pola obat yang diberikan."engan sedikit pengecualian, antihipertensi harus

    dilanjutkan sampai operasi. 2eberapa dokter mempertahankan pemberian A;E

    inhibitor di pagi hari sebelum operasi karena hubungannya dengan peningkatan

    insiden hipotensi intraoperati!.A;E inhibitor diketahui dapat mencegah terjadinya

    risiko hipertensi perioperati! dan mampu mencukupi kebutuhan antihipertensiparenteral. #perasi pada pasien dengan tekanan diastolik preoperati! lebih besar

    dari mmHg, terutama pada pasien yang telah diketahui pasti mengalami

    kerusakan organ akhir maka operasi harus ditunda sampai tekanan darah lebih

    terkontrol selama beberapa hari.&,-

    4#=#4 Premedikasi

    +remedikasi ialah pemberian obat 0& jam sebelum induksi anesthesia

    dengan tujuan untuk%&,',(,-

    a. Meredakan kecemasan dan ketakutanb. Memperlancar induksi anesthesiac. Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkusd. Meminimalkan jumlah obat anestesie. Mengurangi mual0muntah pasca bedah!. Menciptakan amnesiag. Mengurangi isi cairan lambungh. Mengurangi re!lek yang membahayakan

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    15/32

    15

    +remedikasi bertujuan mengurangi kecemasan preoperasi dan sangat

    dibutuhkan pada pasien hipertensi. +reoperati! hipertensi ringan hingga menengah

    sering sembuh setelah pemberian agen an#iol$tic, seperti midaColam.pemberian

    antihipertensi preoperati! harus dilanjutkan sesuai jadwal dan dapat diberikan

    dengan sedikit tegukan air. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa dokter

    melanjutkan pemberian A;E inhibitor karena diketahui dapatmencegah

    menurunkan tekanan darah intraoperati!. +emberian & adrenergik agonis sentral

    dapat dijadikan sebagai tambahan yang berguna untuk premedikasi penderita

    hipertensi, pemberian sedasi tambahan klonidine dosis ,& mg dapat mengurangi

    penggunaan obat anestesi intraoperati! dan mengurangi terjadinya hipertensi

    perioperative. Sayangnya, pemberian klonidine selama selain dapatmenimbulkanhipotensi tapi juga menyebabkan terjadinya bradikardi selama

    operasi.&,',-

    4#=#8 Mana9emen ,ntraoperatif

    Secara keseluruhan tujuan anestesi untuk pasien dengan hipertensi adalah

    menjaga kestabilan tekanan darah pasien.+asien batas akhir hipertensi dapat diobati

    seperti pasien dengan tekanan darah normal. +ada pasien usia lanjut atau pasien

    denganhipertensi yang tidak terkontrol telah terjadi perubahan autoregulasi alirandarah serebral dimana tekanan darah yang tinggi mempertahankankan aliran darah

    otak yang memadai. +ada sebagian besar pasien dengan hipertensi yang lama harus

    dipikirkan kemungkinan terjadinya penyakit arteri koroner dan hipertro!i

    jantung,sehingga peningkatan tekanan darah yang berlebihan dapat

    dihindari.Hipertensi, terutama dalam kaitannya dengan takikardia, dapat memicu

    terjadinya iskemia miokard, dis!ungsi ventrikel bahkan keduanya.*ekanan darah

    arteri umumnya harus dijaga dalam 0&4 dari tingkat pra operasi. :ika hipertensiterjadi sebelum operasi dimana tekanan darah lebih dari 91& mmHg, maka

    tekanan darah arteri harus dipertahankan dalam batas normal, yaitu 80(1-09

    mmHg.',(,-

    Sebagian besar pasien hipertensi tidak memerlukan pemantauan

    intraoperati! khusus.+emantauan tekanan darah harus terus menerus dilakukan pada

    pasien dengan tekanan darah yang tidak stabil dan pasien dengan prosedur

    pembedahan utama yang terkait dengan perubahan yang cepat atau ditandai dengan

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    16/32

    16

    preload jantung atau a!terload. +emantauan elektrokardiogra!i bertujuan untuk

    mengetahui dengan cepat tanda0tanda iskemia.+roduksi urin harus dipantau melalui

    kateter urin terutama pada pasien gangguan ginjal yang sedang menjalani tindakan

    dan diharapkan dapat bertahan lebih dari & jam. Selama pemantauan hemodinamik

    invasive dilakukan, pemenuhan kebutuhan ventrikel sering berkurang terutama

    pada pasien dengan hipertro!i ventrikel.',-

    *ujuan pencapaian hemodinamik yang diinginkan selama pemeliharaan

    anestesia adalah meminimalkan terjadinya !luktuasi tekanan darah yang terlalu

    tinggi. Mempertahankan kestabilan hemodinamik selama periode intraoperati!

    adalah sama pentingnya dengan pengontrolan hipertensi pada periode preoperative.

    +ada hipertensi kronis akan menyebabkan pergeseran tekanan autoregulasi dariserebral dan ginjal. Sehingga pada penderita hipertensi ini akan mudah terjadi

    penurunan aliran darah serebral dan iskemia serebral jika tekanan darah diturunkan

    secara tiba0tiba. *erapi jangka panjang dengan obat antihipertensi akan mengubah

    kembali kurva autregulasi kekiri kembali ke normal. "alam mengukur autoregulasi

    serebral dapat digunakan beberapa acuan yang sebaiknya diperhatikan, yaitu%',(,-

    a. +enurunan MA+ sampai dengan &84 adalah batas bawah yang maksimal

    yang dianjurkan untuk penderita hipertensi.b. +enurunan MA+ sebesar 884 akan menyebabkan timbulnya gejala

    hipoper!usi otak.c. *erapi dengan antihipertensi secara signi!ikan menurunkan angka kejadian

    stroke.d. +engaruh hipertensi kronis terhadap autoregulasi ginjal kurang lebih sama

    dengan yang terjadi pada serebral.

    Anestesia akan aman jika dipertahankan dengan berbagai teknik tapi dengan

    memperhatikan kestabilan hemodinamik yang kita inginkan. Anestesia denganvolatile 7tunggal atau dikombinasikan dengan N, anestesia imbang 7balance

    anesthesia3 dengan opioid I N I pelumpuh otot, atau anestesia total intravena

    bisa digunakan untuk pemeliharaan anestesia. Anestesia regional dapat dipilih

    sebagai teknik anestesia, namun perlu diingat bahwa anestesia regional sering

    menyebabkan hipotensi akibat blok simpatis dan ini sering dikaitkan pada pasien

    dengan keadaan hipovolemia. :ika hipertensi tidak berespon terhadap obat0obatan

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    17/32

    1$

    yang diberikan, maka penyebab yang lain harus dipertimbangkan seperti

    phaeochromacytoma,carcinoid syndrome dan tyroid storm.(

    4#=#8#6 ,nduksi

    )nduksi anestesia dan intubasi endotrakea sering menyebabkan gangguan

    hemodinamik pada pasien hipertensi.Saat induksi sering terjadi hipotensi namun

    saat intubasi sering menimbulkan hipertensi.Hipotensi terjadi akibat vasodilatasi

    peri!er terutama pada keadaan kekurangan volume intravaskuler sehingga

    pemberian cairan sebelumnya penting dilakukan untuk tercapainya normovolemia

    sebelum induksi. "isamping itu hipotensi juga sering terjadi akibat depresi sirkulasi

    karena e!ek dari obat anestesi dan e!ek dari obat antihipertensi yang sedangdikonsumsi oleh penderita, seperti A;E inhibitor dan angiotensin receptor blocker.

    Hipertensi yang terjadi biasanya diakibatkan stimulus nyeri karena laringoskopi dan

    intubasi endotrakea yang bisa menyebabkan takikardia dan iskemia miokard.Angka

    kejadian hipertensi akibat tindakan laringoskopi0intubasi endotrakea bisa mencapai

    &84. "urasi laringoskopi dibawah 8 detik dapat membantu meminimalisir

    terjadinya !luktuasi hemodinamik beberapa teknik dibawah ini bisa dilakukan

    sebelum tindakan laringoskopi0intubasi untuk menghindari terjadinya hipertensi.&,-

    a. "alamkan anestesia dengan menggunakan gas volatile yang poten selama 80

    menit.b. +emberian opioid 7!entanil &,808 mikrogram1kgbb, al!entanil 80&8

    mikrogram1kgbb, su!entanil ,&80 ,8 mikrogram1kgbb, atau rami!entanil

    ,80 mikrogram1 kgbb3.c. +emberian lidokain ,8 mg1kgbb secara intravena atau intratrakea.d. +enggunakan beta0adrenergik blockade dengan esmolol ,'0,8 mg1kgbb,

    propanolol 0' mg, atau labetatol 80& mg3.

    e. +enggunakan anestesia topikal pada jalan napas5eunggulan dari setiap obat induksi dan teknik yang dilakukan belum jelas

    bagi agen hipertensi.Meskipun dengan anestesi regional, penurunan tekanan darah

    yang tajam justru lebih sering terjadi pada pasien hipertensi dibandingkan dengan

    pasien normotensi.2arbiturat, benCodiaCepin, propo!ol, dan etomidare adalah

    induksi anestesi yang paling aman diberikan pada pasien hipertensi.+emberian

    ketamin merupakan kontraindikasi untuk tindakan operasi karena dapat memicu

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    18/32

    1+

    terjadinya hipertensi namun hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian dosis kecil

    bersama dengan agen lainnya, terutama benCodiaCepin atau propo!ol.&,-

    4#=#8#6-umatan

    Anestesi bisa aman dilanjutkan dengan agen volatile 7tunggal atau dengan

    oksida nitrous3, suatu teknik seimbang 7oksida opioid I nitrous I relaksan otot3,

    atau sama sekali teknik intravena. *erlepas dari teknik pengobatan primer,

    penambahan agen volatile atau vasodilator intravena umumnya memungkinkan

    kontrol lebih memuaskan tekanan darah intraoperati!.vasodilatasi "epresi dan

    miokard yang relati! cepat dan reversibel yang diberikan oleh agen volatile dapat

    berpengaruhterhadap tekanan darah arteri. #leh sebab itu, beberapa dokter percaya

    bahwa pemberian opioid dan su!entanil dapat menekansara! otonom sertamengontrol tekanan darah.&,-

    4#=#8#8 Pelumpuh otot

    "engan beberapa pengecualian seperti pankuronium, setiap pelumpuh otot

    dapat digunakan secara rutin.+ankuronium memiliki e!ek memblokade syara! vagal

    dan melepaskan katekolamin sehingga dapat memperburuk keadaan pasien

    hipertensi yang tidak terkontrol.5etika pankuronium diberikan perlahan0lahan dan

    sedikit demi sedikit akan terjadi peningkatan detak jantung serta naiknya tekanandarah. *etapi pankuronium berguna utnuk mengimbangi kekuatan vagal berlebihan

    yang disebabkan oleh manipulasi opioid atau bedah. +emberian obat hipotensi

    seperti tubocurarine, merocurine, acracurium, atau mungkin mivacurium dapat

    dijadikan pilihan untuk pasien hipertensi.&,9

    +enderita hipertensi dapat menampilkan respon berlebihan untuk kedua

    ranjau0catechola endogen 7dari inkubasi atau stimulasi bedah3 dan agonis simpatik

    eksogen diberikan.:ika seorang vasopresor diperlukan untuk mengobati hipotensiberlebihan, dosis kecil agen langsung penuaan seperti !enile!rin 7&808 JKg3

    mungkin lebih baik untuk agen langsung.Namun demikian, dosis kecil e!edrin 780

    mg3 lebih tepat bila tinggi nada vagal. 5esabaran sympatholytics diambil

    sebelum operasi mungkin menunjukkan respon jatuh ke vasopressors, terutama

    e!edrin.&,9

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    19/32

    1,

    4#=#7 Mana9emen Postoperatif

    Hipertensi pascaoperasi harus diantisipasi terutama pada pasien dengan

    hipertensi kurang terkontrol.+emantauan tekanan darah harus terus dilanjutkan baik

    di ruang pemulihan dan periode pasca operasi dini.)skemia miokard dan gagal

    jantung kongesti! dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah

    sehingga terjadi hematoma dan luka pada garis jahitan gangguan pembuluh

    darah.&,(,9

    Hipertensi pada periode pemulihan sering multi0!aktorial dan ditingkatkan

    dengan gangguan pernapasan, rasa sakit, volume overload, atau distensi kandung

    kemih.Masalah tambahan harus diatasi dan pemberian obat antihipertensi parenteral

    dapat dilakukan jika perlu.+emberian nicardipine melalui intravena berguna dalammengontrol tekanan darah terutama jika dicurigai iskemia miokard dan

    bronkospasme.5etika pasien kembali mendapatkan asupan oral, maka pengobatan

    preoperati! harus ulang diulang kembali.',(,9

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    20/32

    2-

    0A0 ,,,

    .AP/-A+ &A)U)

    8#6 ,dentitas Pasien

    Nama +asien % *n . Mmur % /& tahun:enis kelamin % $aki0laki+ekerjaan % +ensiunan +NSAgama % )slamStatus % Menikah

    Nomor >M % 9&898*gl #perasi % ( "esember &(

    8#4 Anamnesis

    &eluhan Utama :

    Nyeri perut sejak hari SM>S

    -ia!at Pen!akit )ekarang:

    hari SM>S pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati. Nyeri timbul

    mendadak saat pasien sedang tidur. Nyeri dirasakan terus menerus, tidak menjalar,dan tidak berkurang saat istirahat. ntuk mengurangi rasa nyerinya pasien menekan

    bagian perut yang terasa sakit. Mual 7I3, muntah 703, demam 703, 2A2 dan 2A5

    tidak ada keluhan.

    -ia!at Pen!akit dahulu:

    +asien menderita hipertensi sejak tahun yang lalu +asien mengalami stroke & tahun yang lalu >iwayat "M 703 >iwayat Asma 703

    -ia!at Pen!akit &eluarga

    "M % tidak diketahui Hipertensi % *idak diketahui

    -ia!at )osial *konomi

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    21/32

    21

    +asien adalah seorang pensiunan +NS dan membayar biaya rumah sakit dengan

    2+:S. +asien tidak merokok dan tidak minum alkohol.

    -ia!at /perasi

    +asien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya.

    8#7 AMP.*

    A % *idak ada riwayat alergi obat0obatan, makanan.

    M % +asien sedang mengkonsumsi obat aspilet sejak & tahun yang lalu.

    + % >iwayat "M 703, H* 7I3, asma 703, Maag 7I3.

    $ % +asien puasa / jam sebelum tindakan operasi.E % Nyeri perut sejak hari SM>S

    8#; Pemeriksaan Fisik

    )tatus generalis5eadaan umum % tampak sakit berat.5esadaran % 5omposmentis, @;S 8?ital sign

    *ekanan "arah % /1 mmH@Nadi % -& D1iNa!as % &8 D1iSuhu % '/,( ;

    2erat badan % / kg

    a# Aira!

    0 ;lear, tidak ada sumbatan jalan na!as.0 Suara na!as vesikuler, tidak ada suara na!as tambahan.0 >espiratory >ate 7>>3 % &8 kali1menit.0 +enilaian $EM#N $ 7$ook3 % *idak terdapat kelaian. E 7Evaluation3 % :arak antara gigi seri pasien ' jari.

    :arak tulang tiroid dengan dagu ' jari.:arak benjolan tiroid dengan dasar mulut & jari

    M 7mallampati Score3 % @rade 7+SH3. # 7#bstruction3 % *idak terdapat sumbatan.

    N 7Neck Mobility3 % *idak ada keterbatasan gerakan kepala.

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    22/32

    22

    "# 0reathing

    0 Suara napas vesikuler0 *idak ada retraksi iga

    0 *idak ada penggunaan otot0otot bantu pernapasan

    c# 2irculation

    0 Akral hangat, tidak pucat, kering.0 Heart >ate 7H>3 -& kali1menit, tegangan volume kuat dan cepat.0 ;apillarity re!ill time 7;>*3 < & sekon.0 *ekanan darah % /1 mmHg.0 5onjungtiva tidak anemis.

    d# Disa"ilit! : @;S 8 7E% ( ?% 8 M% /3.e# *?posure : +asien diselimuti#

    Pemeriksaan kepala

    Mata % 5ojungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil

    reakti!, isokor Mulut % Sianosis 703, @igi palsu 703 +alatum, uvula dan arkus

    !aring 7I3 Mandibula % @erakan sendi temporomandibular tidak terbatas $eher % tidak terdapat kekakuan leher

    Pemeriksaan Thora?

    )nspeksi % simetris kiri dan kanan, retraksi 70103, gerakan napas

    kanan kiri sama. +alpasi % vokal !remitus kanan kiri sama. +erkusi % sonor pada kedua lapangan paru, pekak jantung

    dalam batas normal Auskultasi % suara napas vesikuler, ronkhi 70103, wheeCing 70103,

    suara jantung normal tidak ada suara tambahan

    Pemeriksaan A"domen

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    23/32

    23

    )nspeksi % perut tampak distensi, simetris, warna kulit sama

    dengan sekitar, darm kontur 703, darm stei!unng 703 Auskultasi % bising usus 7I3 menurun

    +alpasi % tidak teraba massa, de!ans muskuler 7I3, nyeri tekanseluruh lapangan perut.

    +erkusi % hipertimpani, nyeri ketok 7I3

    Pemeriksaan *kstremitas : "alam batas normal, tidak terdapat kelemahan

    motorik.

    8#= Pemeriksaan Penun9ang

    "arahHb % 8,' g1d$Ht % (/,/ 4$eukosit % 8.1mm'

    *rombosit % &'/.1mm'

    6)2 7+* +$S3 % .-/ g1$+* HS +$S % &,/ sA+** S+ % &/,( s

    @"+ % &/ mg1d$reum % -,& mg1d$5reatinin % &,( mg1d$

    A@"A+H % ,/+;#& % ' mmHg

    +#& % &9 mmHgElektrolitNaI % ( mmol1$5I % (,9 mmol1$;aII % ,8 mmol1$;l % (,' mmol1$

    8#> Diagnosis &er9a

    +eritonitis ec. +er!orasi gaster

    8#@ Penatalaksanaan

    >encana +enatalaksanaan % $aparotomy I >epair gaster

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    24/32

    24

    Anestesi % @A0E*ASA % )))

    8# Prognosis : "ubia et malam

    8#65 Persiapan operasi

    Persiapan pasien

    +asien diberikan obat amlodipine 8 mg 7sebagai penurun tensi3+asien dipuasakan / jam sebelum operasi.+asien di instruksikan mandi sebeum menjalani tindakan operasi dan

    menjaga oral hygiene serta berdoa.+asien dipastikan tidak menggunakan gigi palsu dan gigi tidak ada goyang

    Memasang akses intravena 79 @3 dengan menggunakan tran!usi set danmemberikan pasien loading cairan kristaloid.

    +asien diminta untuk melepaskan besi0besi yang yang ada atau melekat

    ditubuh pasien.+akaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi.+asien diposisikan tidur telentang."i kamar operasi, pasien dipasang tensimeter dan saturasi oksigen. Evalusi

    nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen. +ada pasien ini didapatkan nadi

    pre anastesi -&D1i, tekanan darah /1 mmHg, dan saturasi oksigen4.

    *erapi ;airan;ara rehidrasi%&

    Nilai status rehidrasi, banyak cairan yang diberikan 7"3L derajat

    dehidrasi 743 D 22 D cc.

    5ebutuhan maintenance normal dapat diperkirakan dari tabel

    dibawah%

    " L 8 4 D / D cc"L ' cc

    2erat 2adan :umlah0 kg pertama D ( m$1kg1jam0 kg berikutnya D & m$1kg1jam0 kg berikutnya D m$1kg1jam

    ( ml D kg1jam L ( ml1jam & ml D kg1jam L & ml1jam ml D ( kg1jam L ( ml1jam I ml1jam

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    25/32

    25

    +asien yang puasa tanpa intake cairan sebelum operasi akan

    mengalami de!isit cairan karena durasi puasa. "e!isit bisa dihitung

    dengan mengalirkan kebutuhan cairan maintenance dengan waktu

    puasa. +ada pasien ini, telah diberikan cairan maintenance sebanyak

    cc cairan >$ sebelum operasi. 2erat badan pasien adalah / kg

    dimana kebutuhan cairan maintenance adalah cc1jam dan pasien

    ini dipuasakan selama 9 jam sebelum operasi, :adi de!isit cairan

    pasien ini secara total adalah @55 cc.

    +emberian cairan

    *0$ '*stimated 0lood $olume(

    E2? L D 22 L D / L (& cc

    Persiapan alat

    / jam ) L " I O M atau L ' I O 9 L 8 I & L cc atau9 jam ) L " I M 7menurut @uillot3 L ' I 9 L 8 I ( L - cc

    9 jam )) L " I P ML ' I P 9

    L 8 I/ L & atau

    / jam )) L " I M 7Menurut @uillot3 L ' I 9 L - cc

    Hb L 8,' gr1d$) L 4 D (& cc Hb L - 4 D 8,'

    L (& cc L ',gr1dl

    )) L & 4 D (& Hb L 9 4 D 8,'

    L 9( cc L &,&( gr1dl

    ))) L ' 4 D (& Hb L 4 D8,'

    L &/ cc L , r1dl

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    26/32

    26

    Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung7connector3,

    face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas #& dan N

    terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporiCer sevo!lurane dan

    iso!lurane. Mempersiapkan stetoskop, orophar$n# tu%e 7guedel3 ukuran 9 cm, E**

    jenis kingking nomor /,8Q Q ,8 , spuit & cc, introducer, hipafi#7plester3 &

    lembar ukuran 8D,8 cm dan & lembar ukuran 8D' cm, konektor, dan

    selangsuction. Mempersiapkan spuit obat ukuran ', 8, , dan & cc Alat in!us kontinuis

    Tahapan anastesi

    /"at Anastesi umum

    MidaColam / mg 6entanyl & mcg +ropo!ol mg Atracurium ' mg #ksigen &$ dan N &$ per menit Sevo!lurane ,9 ?ol. 4 5etorolac / mg Asam traneksamat 8 mg "eDametason mg "opamine drip

    Tahapan anastesi

    6# Premedikasi

    0 "engan akses intravena berikan bolus MidaColam / mg, kemudian

    lanjutkan dengan pemberian bolus 6entanyl & mcg.4# /ksigenasi

    0 Alirkan #& & $1menit, N &$1menit, dan Sevo!lurane ,9 vol 4 melalui

    face mask, dan alirkan kearah depan wajah pasien8# ,nduksi

    0 2olus propo!ol mg, selanjutnya cek respon re!lek bulu mata pasien

    hingga dapat hasil respon 703, diikuti dengan pemberian bolus atracurium

    ' mg.7# $entilasi

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    27/32

    2$

    0 5uasai patensi jalan na!as pasien, dengan memposisikan ekstensi

    kepala, gunakan orophar$n# tu%euntuk mencegah sumbatan lidah pada

    jalan na!as pasien.

    0 +asang face mask, dan berikan aliran #& & $1menit ditambah denganaliran N & $1menit dan aliran Sevo!lurane ,9 ?ol. 4. +asien

    diberikan ventilasi secara manual dengan !rekuensi na!as &D1menit

    selama ' menit. Setelah memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan

    dengan laringoskopi.;# .aringoskopi

    0 $epaskan&ace mask dan goedel. +asang alat laringoskop dengan %lade,

    pegang laringoskop dengan tangan kiri.

    =# ,ntu"asi0 Masukan laringoskop dari sisi mulut bagian kanan, geser kekiri, posisi

    kan kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien hingga pangkal lidah,

    terlihat epiglottis, dibelakang epiglottis terlihat plica vokalis, lalu

    masukan E** 7Endotracheal tube3 no.,8 dengan tangan kanan sampai

    batas garis hitam pada E**. Sambungkan ujung E** dengan selang

    mesin anestesi, pastikan E** telah masuk ke trakea dengan melakukan

    auskultasi pada bagian kanan dan kiri paru hingga terdapat suara na!as

    yang simetris kiri dan kanan pada saat memompa balon dan pergerakan

    dinding dada simetris. 2ila telah simetris, !iksasi interna dengan

    mengembangkan balon E** dengan spuit & cc sebanyak 8 cc dengan

    udara. 6iksasi eksterna E** dengan plester yang telah disediakan. *utup

    mata pasien dengan plester, pasang goedel dan pindahkan dari

    perna!asan Man spontan ke pengaturan )++? pada ventilator dengan ?*

    (8 ml1menit dengan !rekuensi &D1menit.

    Maintenance

    0 )nhalasi #& & $1menit, N & $1menit, dan sevo!lurane ,9 vol 4.

    *kstu"asi

    0 +astikan pasien berna!as spontan dan teratur.0 Melakukansuction slempada airway pasien0 Menutup aliran sevo!lurane dan N, dan meninggikan #& sampai 9

    $1menit

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    28/32

    2+

    0 Mengempiskan balon, cabut selang E**, segara pasang face maskdan

    pastikan airway lancar dengan triple maneuver. +asien dipindahkan ke

    ruang >>.

    Recovery0 Drip 5etorolac / mg dalam cairan >$ 8 ml dengan & tetes1menit.

    ,nstruksi di --

    0 #ksigenasi dengan #&' $1menit0 Awasi nadi, tekanan darah, !rekuensi na!as, dan saturasi oksigen.0 +uasa sementara waktu sampai bising usus 7I3.0 +asien boleh dipindahkan ke ruangan jika Aldrete Score R 9

    0A0 ,$

    P*M0AHA)A+

    +asien setelah dilakukan rangkaian pemeriksaan diagnostik di >umah Sakit

    mum "aerah Ari!in Achmad didapatkan diagnosa peritonitis ec per!orasi gaster.

    5emungkinan per!orasi gaster pasien tersebut disebabkan oleh obat aspilet yang

    sering dikonsumsi oleh pasien. E!ek samping aspilet diketahui yaitu dapat

    menyebabkan tukak lambung dan perdarahan lambung pada pemakaian jangkapanjang. +enatalaksanaan untuk peritonitis ec per!orasi gaster yang dialami pasien

    akan dilakukan dengan berupa laparotomi dan repair gaster dan untuk anestesi pada

    operasi tersebut menggunakan teknik anestesi umum dengan E*.

    Sebelum dilakukan operasi, pada pasien dilakukan pemeriksaan peri

    operati!. "iketahui dari anamnesis, pasien telah menderita hipertensi selama

    tahun dan mengalami stroke & tahun yang lalu. 2erdasarkan :N; pasien

    menderita hipertensi derajat )), yaitu dengan kriteria tekanan sistolik besar atau

    sama / mmHg atau tekanan diastole besar atau sama mmHg. +enilaian

    preoperati! penderita0penderita hipertensi esensial yang akan menjalani prosedur

    pembedahan, harus mencakup ( hal dasar yang harus dicari, yaitu%

    :enis pendekatan medikal yang diterapkan dalam terapi hipertensi +enilaian ada tidaknya kerusakan atau komplikasi target organ yang telah

    terjadi +enilaian yang akurat tentang status volume cairan tubuh penderita

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    29/32

    2,

    +enentuan kelayakan penderita untuk dilakukan tindakan teknik hipotensi,

    untuk prosedur pembedahan yang memerlukan teknik hipotensi.ntuk mengetahui hal tersebut dilakukan anamnesis riwayat perjalanan

    penyakit, pemeriksaan !isik, tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainseperti ekg. pendekatan medikal yang akan diberikan harus disesuaikan dengan

    keadaan pasien, yaitu memperhatikan hipertensi yang dideritanya. +enilaian

    kerusakan target organ dilakukan dengan pemeriksaan penunjang. +ada pasien ini

    tidak didapatkan kerusakan pada organ jantung, ginjal, dan hepar. +enilaian

    statusvolume cairan tubuh menyangkut apakah status hidrasi merupakan yang

    sebenarnya atau suatu relative hipovolemia 7berkaitan dengan pemakaian diuretik

    dan vasodilator3. *ujuan pengobatan hipertensi adalah mencegah komplikasi akibatkardiovaskuler akibat tingginya tekanan darah, termasuk penyakit arteri coroner,

    stroke, ;H6, aneurisma erteri dan penyekit ginjal. "iturunkan tekanan darah secara

    !armakologis akan menurunkan mortalitas akibat penyakit jantung &4,

    menurunkan kejadian stroke '94, dan menurunkan penyakit arteri koronaria

    sebesar /4.Saat preoperati! pasien diberikan obat penurun tekanan darah yaitu

    amlodipine 8 mg, dan sebelum dilakukan tindakan anestesi, didapatkan hasil

    pemeriksaan tekanan darah /1 mmHg dan nadi -& kali1menit, dan penentuan

    status operasi yaitu ASA ))) karena pasien memiliki kelainan sistemik berat yaitu

    hipertensi tak terkontrol. MenurutAmerican heart ascosiation7AHA3 pada pasien

    dengan tekanan sistol R9 dan atau diastole R harus dikontrol sebelum

    dilakukan anestesi kecuali yang bersi!at urgensi. +ada pasien urgensi, *" dapat

    dikontrol dengan pemberian obat anti hipertensi yang rapid actin!.+ada pasien ini sebelum diakukan tindakan operasi tanda tanda vital awal

    adalah sebagai berikut nadi -&D1menit, suhu a!ebris, tensi /1mmHg, saturasi oksigen4.

    +ada saat premedikasi pasien mendapatkan obat obatan sebagai berikut %

    MidaColam / mg 7sedasi untuk menenangkan pasien3

    6entanyl & mcg 7opioid kuat untuk analgesik dan induksi pada dosis tinggi3

    +remedikasi ialah pemberian obat 0& jam sebelum induksi anesthesia

    dengan tujuan untuk%

    Meredakan kecemasan dan ketakutan

    Memperlancar induksi anesthesia

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    30/32

    3-

    Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus Meminimalkan jumlah obat anestesi Mengurangi mual0muntah pasca bedah Menciptakan amnesia

    Mengurangi isi cairan lambungMengurangi re!lek yang membahayakan

    +ada saat induksi anestesi, harus diperhatikan bahwa sering terjadi hipotensi yang

    disebabkan oleh vasodilatasi peri!er atau akibat depresi sirkulasi karena a!ek anestesi,

    biasanya lebih sering pada spinal anestesi, namun saat intubasi sering terjadi hipertensi

    yang disebabkan stimulus nyari dari laringoskopi dan intubasi trakea. ntuk mencegah

    hipertensi tersebut, pasien diberikan premedikasi obat golongan opioid, beta0adrenegik

    blok, atau mendalamkan gas volatile selama 80 menit.

    +asien harus dipantau dan dipertahankan kestabilan hemodinamik selama tindakanoperasi. +ada saat intraoperati! pasien tetap diberikan dopamine drip untuk menjaga

    kestabilan tekanan darah pasien. )ntraoperative sampai post operati! tidak ada kelainan atau

    penyulit yang bermakna, pada saat post operati! kondisi pasien cukup dalam keadaan baik.

    Selesai operasi pasien dipindahkan ke >uang +emulihan 7'ecover$ 'oom3, pasien segera

    diberi bantuan oksigenasi melalui ;anul #& ' lt1menit, melanjutkan pemberian cairan, dan

    diobservasi terus dipantau setiap 8 menit dinilai perna!asan, tekanan darah, dan nadi.

    )nstruksi +ost #perasi %

    +asien dirawat dengan in!us >$ & tpm, jika mual muntah beri ondansentron.+asien dilakukan perawatan di ruang );.

  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    31/32

    31

    DAFTA- PU)TA&A

    . $ubis $M". +enatalaksanaan terkini krisis hipertensi preoperati!. Cermin

    Dunia Kedokteran( &'Q(73%''0'.

    &. Morgan @E, Michail MS, Murray M:. Anesthesia !or patients with

    cardiovascular disease. ;linical Anesthesiology. 'rd ed. New ork%

    Mc@raw0HillQ &&.p.'990'-8.

    '. +escod ". +reoperative Management o! ;ardiovascular "isease.

    "eveloping Anaesthesia *eDt 2ook.v../% &.

    (. +odgoreanu M?, Mathew :+. @enomic 2asis o! +erioperative Medicine.

    ;linical Anesthesia. 8thed. +hiladelphia % $ippincott illiams and ilkinsQ

    &/.p.(9.

    8. Sherwood $. 6isiologi Manusia "ari Sel ke Sistem. Edisi &. :akarta % E@;,

    &Q &8/0/

    /. +eterson E".JNC)* Ne+ uideline &inall$.Duke Clinical 'esearch

    -nstitute(SA. &(

    . Sylvia A.+, $orraine M.. 6isiologi Sistem 5ardiovaskular. "alam%

    +ato!isiologi 5onsep 5linis +roses0+roses +enyakit. Edisi /. :akarta % E@;,

    &/ Q 8'0/.

    9. 5usmana "%ipertensi. Definisi, prevalensi, farmakoterapi dan latihanfisik, "epartemen 5ardiologi dan 5edokteran ?askular 6akultas 5edokteran

    niversitas )ndonesia 0 +usat :antung Nasional Harapan 5ita :akarta,

    )ndonesia. ;ermin "unia 5edokteran Mei0:uni &- hal /0/. "ikutip

    dari www.kalbe.co.id.

    -. iryana M. Manajemen +erioperati! pada Hipertensi. 2agian1SM6 )lmu

    Anestesi dan >eanimasi 65 unud1>S+ Sangla "enpasar. 2ali. &9. ?ol -

    http://www.kalbe.co.id/http://www.kalbe.co.id/
  • 7/21/2019 Case Kelompok Anestesi Pada Hipertensi

    32/32

    32

    . National )ntitute o! Health. :N; EDpress % *he th>eport o! the :oint

    National ;ommittee o! +revention, detection, evaluation, and treatment o!

    hight blood pressure.