hipertensi dalam kehamilan
Transcript of hipertensi dalam kehamilan
LAPORAN PBLPENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA PADA PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Kelompok 18
C11109014 MUTHMAINNAHC11109123 ARANDZ RUTTUC11109141 HALIMAH NURUL AKBARIC11109259 FANNY AYU PERMATASARIC11109278 YULIANA TAHIRC11109297 PUPU AYU WANDIRA C11109315 RIZKY AMALIA WAKANOC11109335 A. ARSYI ADLINA PUTRIC11109353 ARMIN ABAS SOAMOLEC11109372 MUHAMMAD ROHIMC11109393 MUH RAMDHAN HIDAYATC11109413 TAUFIQ AKBAR
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Gangguan hipertensi yang menjadi penyulit kehamilan sering dijumpai dan termasuk
salah satu diantara tiga trias penyebab kematian, bersama dengan perdarahan dan infeksi
yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Menurut the National Center For
Health Statistics pada tahun 1998, hipertensi dalam kehamilan merupakan faktor risiko medis
yang paling sering dijumpai. Penyakit ini ditemukan pada 146.320 wanita, atau 3,7% diantara
semua kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup. Eklamsi didiagnosis pada 12.345
diantaranya, dan kematian ibu akibat penyulit ini tetap merupakan ancaman. Berg dan kawan-
kawan tahun 1996 melaporkan bahwa hampir 18% diantara 1.450 kematian ibu di Amerika
serikat dari tahun 1987-1990 terjadi akibat penyulit hipertensi dalam kehamilan.
Bagaimana kehamilan memicu atau memperparah hipertensi masih belum terpecahkan
walaupun sudah dilakukan riset intensif selama beberapa dekade, dan gangguan hipertensi
masih merupakan salah satu masalah yang signifikan dalam ilmu kehamilan.
I.2. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan kegiatan pada modul ini, diharapkan mahasiswa telah mampu
menginddentifikasi, merencanakan , penyelesaian masalah kesehatan perorangan dengan
pendekatan dokter keluarga melalaui penerapan pelayanan holistik dan komprehensif.
Tujuan umum modul kedokteran komunitas ini adalah pada akhir modul mahasiswa mampu
Mengidentifikasi, dan merencanakan penyelesaian masalah kesehatan perorangan, keluarga
dan komunitas secara timbal balik, melalui penerapan pekayanan holistic, komprehensif,
terpadu dan bersinambung berbasis bukti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi (HTN) yang berkaitan dengan kehamilan dibedakan menjadi 4, yaitu:
Hipertensi kronis Hipertensi yang diinduksi kehamilan Preeklampsia Eklampsia
Masing-masing diagnosa hipertensi tersebut dikelompokkan atas:
Ringan: sistole > 140 mm Hg dan/atau diastole > 90 mm Hg
Berat: sistole > 160 mm Hg dan/atau diastole > 110 mm Hg
Satu-satunya pengobatan hipertensi pada kehamilan (kecuali hipertensi kronis yang sudah ada) adalah dengan mengakhiri kehamilan.
Hipertensi menyebabkan kematian pada wanita hamil sekitar 15 % (kedua setelah emboli paru).
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Normal
Asam arakidonat memacu terjadinya 2 jalur:
1. prostasiklin: penurunan tekanan darah melalui: pengurangan vasokonstriksi peningkatan aliran darah uteroplacental
2. tromboksan: peningkatan tekanan darah melalui: peningkatan vasokonstriksi penurunan aliran darah uteroplacental
Pada keadaan hipertensi dalam kehamilan
Keseimbangan dianggap terjadi melalui jalur tromboksan.
Hipertensi kronis dan kehamilan
Merupakan hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan:
Ringan: sistole > 140 mm Hg dan/atau diastole > 90 mm Hg
Berat: sistole > 160 mm Hg dan/atau diastole > 110 mm Hg
Jika selama kehamilan, pasien dengan hipertensi kronik mengalami peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 30 mm Hg atau diastolik meningkat sebesar 15 mm Hg, hal tersebut merupakan hipertensi yang diinduksi kehamilan pada pasien dengan hipertensi kronis
Gambar 1. PENANGANAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Diagnosa hipertensiTekanan darah > 140/90 pada istirahat, diukur minimal 2 kali, dengan selang waktu lebih dari 6 jam.
(disokong oleh peningkatan tekanan darah)
Riwayat hipertensisebelum kehamilan
Ada Tidak ada
Pemeriksaan Onset Laboratorium HipertensiRutin sebelum 24 minggu
Hipertensi kronis pikirkan Ya Tidak kehamilan mola
Jika kondisi memburuk, seperti: Tekanan darah > 160/110 ↑ HTN, proteinuria, DIC, ↑ pertumbuhan janin, gejala/ tanda lain Ya Tidak
Preeklampsia beratPeriksa
Protein pada Urine 24 jam
Bayi dilahirkan> 5 g
> 0.3 g< 5 g
dibutuhkan pemeriksaan fisik Kehamilan pada nyeri epigastrium, sianosis, > 36 minggu HA, oliguria
Ya Tidak
Preeklampsia ringan
Penanganan konservatif terhadap Kehamilan < 36 minggu tekanan darah
Penanganan:
Ringan: ultrasonografi awal dan serial, biofisika
Berat: * ultrasonografi dan biofisika serial
* antihipertensi (metildopa atau nifedipin)
Hipertensi yang diinduksi kehamilan
Merupakan hipertensi selama kehamilan pada wanita dengan tensi awal yang normal (pasien memiliki tekanan darah yang normal sebelum 20 minggu kehamilan):
Ringan: sistole > 140 mm Hg dan/atau diastole > 90 mm Hg
Berat: sistole > 160 mm Hg dan/atau diastole > 110 mm Hg (sama seperti hipertensi kronis)
Pada hipertensi yang diinduksi kehamilan, kita harus memonitor intrauterine growth retardation (IUGR) dan kemungkinan terjadinya preeklampsia (insiden 15 – 25 %).
Hipertensi berat yang diinduksi kehamilan biasanya terjadi pada trimester ketiga.
Gejala dari penyakit yang berat termasuk:
sakit kepala gangguan penglihatan nyeri epigastrium
Ada beberapa jenis hipertensi yang diinduksi kehamilan, yaitu:
1. Hipertensi yang diinduksi kehamilan (simple)2. Preeklampsia: ada keterlibatan ginjal sehingga terjadi proteinuria3. Eklampsia: ada keterlibatan susunan saraf pusat sehingga terjadi kejang4. HELLP syndrome: gambaran kliniknya berupa manifestasi hematologi dan hepatik
Komplikasi
Gagal jantung Perdarahan serebral Solutio plasenta Terhambatnya pertumbuhan janin Kematian janin
Penanganan
Ringan: observasi, bed rest
Berat: rawat di rumah sakit + farmakoterapi anti hipertensi (hidralasin atau labetalol jangka pendek, nifedipin atau metildopa jangka panjang)
Secara umum, untuk keadaan hipertensi pada kehamilan:
Ditambah dengan hal-hal berikut:
Jika > 36 minggu/fetal lung maturity: induksi persalinan Jika < 34 minggu/fetal lung immaturity: steroid + penanganan yang diperlukan Jika keadaan ibu atau janin memburuk pada usia kehamilan berapa pun: induksi
persalinan
Penanganan definitif terhadap hipertensi yang diinduksi kehamilan, hanya dengan penghentian kehamilan.
Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang diinduksi kehamilan dengan proteinuria +/- dan edema patologis. Dibagi menjadi ringan dan berat.
Preeklampsia jarang muncul sebelum usia kehamilan 20 minggu dan biasanya terjadi pada kehamilan pertama.
Preeklampsia biasanya asimptomatik sehingga penting sekali ditemukan pada pemeriksaan antenatal.
Kriteria untuk preeklampsia ringan:
Tekanan darah: sistole > 140 mm Hg atau diastole > 90 mm Hg Proteinuria: 300 mg – 5 gram/24 jam (normal: < 300 mg/24 jam pada kehamilan, < 150
mg/24 jam pada keadaan tidak hamil)Manifestasi dari preeklampsia berat:
Tekanan darah: sistole > 160 mm Hg atau diastole > 110 mm Hg Proteinuria: > 5 gram/24 jam Peningkatan serum kreatinin Oliguria (< 500 mL/24 jam) Gejala yang menunjukkan keterlibatan end organ:
o Sakit kepalao Gangguan penglihatano Nyeri epigastrium/kuadran kanan atas
Edema paru Gangguan fungsi hepatoselular (peningkatan aspartate transaminase [AST], alanine
transaminase [ALT]) Trombositopenia IUGR atau oligohidramnion Hemolisis mikroangiopati Kejang grand mal (eklampsia)
Faktor predisposisi:
Nulipara Riwayat keluarga preeklampsia-eklampsia Gemelli Diabetes Chronic vascular disease Penyakit ginjal Mola hidatidosa
hidrofetalus
HELLP Syndrome
HELLP Syndrome adalah manifestasi dari preeklampsia dengan hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan trombosit yang rendah. Seperti pada preeklampsia, hal ini berhubungan dengan:
Morbiditas yang tinggi Ibu dengan multipara Ibu dengan usia > 25 tahun Usia kehamilan kurang dari 36 mingguHipertensi dapat tidak terlihat pada 20 % wanita dengan HELLP dan meningkat banyak pada 50 %.
Diagnosa preeklampsia
Bila diagnosa mengarah kepada preeklampsia, maka harus dilakukan tes sebagai berikut:
Darah: elektrolit, blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, tes fungsi hepar (ALT, AST), hitung darah lengkap, asam urat, dan hitung trombosit.
Urine: sedimen, protein 24 jam, kreatinin 24 jam
Fetus: ultrasonografi, nonstress test, profil biofisika
Penanganan
Tergantung dari beratnya penyakit dan usia kehamilan:
Preeklampsia ringan
Rawat di rumah sakit, observasi, bed rest, diet rendah garam, monitor pemeriksaan laboratorium
Preeklampsia berat
Rawat di rumah sakit, bed rest, diet rendah garam rendah kalori Farmakoterapi dengan antihipertensi: hidralasin atau labetalol jangka pendek, nifedipin
atau metildopa jangka panjang Terapi dengan antikonvulsif: Magnesium sulfat
Tujuan utama penanganan pada kasus-kasus yang berat adalah untuk mencegah kejang, perdarahan intrakranial dan kerusakan serius pada organ vital yang lain, dan melahirkan bayi yang sehat.
Ditambah dengan hal-hal berikut:
Jika > 36 minggu/fetal lung maturity: induksi persalinan
Jika < 34 minggu/fetal lung immaturity: steroid + penanganan yang diperlukan Jika keadaan ibu atau janin memburuk pada usia kehamilan berapa pun: induksi
persalinanPengobatan satu-satunya dengan mengakhiri kehamilan.
Eklampsia
Kriteria
Preeklampsia ringan atau berat Kejang umum
25 % kejang terjadi sebelum persalinan.
50 % kejang terjadi selama persalinan.
25 % kejang terjadi setelah persalinan (mungkin dialami sampai 10 hari postpartum).
Penanganan
1. mengontrol kejang (magnesium sulfat iv dan im)keracunan magnesium (7-10 mEq/L) berhubungan dengan hilangnya refleks patela. Diobati dengan calcium glukonat 10 % solution 1 gram iv.
2. mengoreksi hipoksia dan asidosis3. mengontrol tekanan darah4. melahirkan setelah mengontrol kejang
Antihipertensi yang digunakan pada kehamilan
Kontrol jangka pendek
hidralasin: iv atau per oral, vasodilator cepatefek samping: Systemic lupus eritematosus (SLE)-like syndrome, sakit kepala, palpitasi
labetalol: iv atau per oral, nonselective beta-1 dan alpha-1 blockerefek samping: sakit kepala dan tremor
Kontrol jangka panjang
metildopa: per oral, false neurotransmitterefek samping: hipotensi postural, mengantuk, retensi cairan
nifedipin: per oral, calcium channel blockerefek samping: edema, pusing
atenolol: per oral, selective beta-1 blockerefek samping: sesak nafas
BAB III
KASUS DAN ANALISIS KASUS
III.I. KASUS
A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. Hajar Umur : 29 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Guru TK Alamat : Bonto Ramba Tanggal kunjungan : 18 April 2012 dan 25 April 2012
B. ANAMNESIS, tanggal 18 April 2012
• Keluhan utama : Kontrol tekanan darah• Keluhan tambahan : kadang-kadang merasa pusing saat beraktivitas,
merasa nyeri ulu hati, gangguan penglihatan
• Riwayat Penyakit Sekarang : Hipertensi dalam kehamilan
• Riwayat penyakit dahulu :- Menggunakan kontrasepsi berupa injeksi selama beberapa tahun. Tekanan darah pasien cendrung tinggi, tetapi setelah beralih mengkonsumsi pil KB keluhan tersebut mulai berkurang.
• Riwayat obsetri : . Riwayat kehamilan ibu ini adalah G2P1A0. Anak pertama dilahirkan di RS Ujung pandang baru, 8 thn yang lalu dengan persalinan normal, tanpa komplikasi JK Laki-laki BBL 2900 gr.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
- Anak pertama pasien pernah mengalami DBD saat usia 3 tahun- Ibu pasien menderita hipertensi- Suami pasien menderita DM
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umun : baikKesadaran : Compos mentisVital sign : T : 150/90 mmHg N : 88x/menit S : 36,5 Celcius R : 22 x/menit BB : 70 kg TB : 163 cm.Status generalis :1.Pemeriksaan Kepala- Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, rambut hitam, sedikit beruban, tidak mudah dicabut, tidak mudah rontok2.Pemeriksaan Mata- Palpebra : Edema (-/-)
- Konjungtiva : Anemis (-/-)- Sklera : Ikterik (-/-)- Pupil : Reflek cahaya (+/+), isokor3. Pemeriksaan Telinga : Deformitas (-/-), Nyeri tekan (-/-)4. Pemeriksaan Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), Deformitas (-/-)5. Pemeriksaan Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor(-), tepi hiperemis (-), tremor (-).6. Pemeriksaan Leher:- Trakea : Deviasi trakea (-)- Kelenjar limfe : membesar (-)- Kelenjar Tiroid : tidak membesar- JVP : tidak meningkat7. Pemeriksaan dadaa. Paru-paruInspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-)Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiriPerkusi : Sonor seluruh lapang paruAuskultasi : SD: vesikuler, ST: ronkhi (-), wheezing (-)b. JantungInspeksi : iktus cordis tidak tampakPalpasi: iktus cordis teraba di SIC V LMC sinistra, kuat angkat (-)Perkusi: Batas jantung: Kiri atas : SIC II LPS sinista Kanan atas : SIC II LPS dextra Kiri bawah : SIC V LMC sinistra Kanan bawah : SIC IV LPS dextraAuskultasi: S1 > S2, reguler, bising (-)8. Pemeriksaan AbdomenInspeksi : besar karena hamil
9. Pemeriksaan EktsremitasSuperior: Atrofi (-/-), deformitas (-), oedem (-), sianosis (-), ikterik (-) Reflek fisiologis (N/N),reflek patologis (-/-),akral dingin (-/-)Inferior: Atrofi (-/-), deformitas (-), oedem (-), sianosis (-), ikterik (-) Reflek fisiologis (N/N),reflek patologis(-/-),akral dingin (-/-). D. PEMERIKSAAN PENUNJANG- tidak dilakukan
E. DIAGNOSISHypertensi dalam kehamilan
F. TERAPI a. EdukasiØ Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit Hypertensi dalam kehamilanØ Mengubah gaya hidupØ Meningkatkan kepatuhanØ Meningkatkan kualitas hidup
b. Perencanaan diet Perencanaan diet untuk pasien ini adalah diet rendah garam
. c. Latihan jasmaniDianjurkan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE ( Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training) Untuk melakukan latihan jasmani sebaiknya perlu diperhatikan juga :Frekuensi : jumlah laithan per minggu sebaiknya dilakukan secara teratur 3- 5 kali per mingguIntensitas : 30-60 menitTipe ( jenis ) : latihan non aerobic dan non pertandingan seperti jalan santai, senam jantung sehat dan senam hamil d. FarmakologisTablet Fe dan Obat Hipertensi yang diberikan oleh puskesamas G. KUNJUNGANDari kunjungan pada penderita yang dilakukan pada tanggal 25 April 2012, diharapkan ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit. Pendekatan yang dilakukan berdasarkan teori Bloom meliputi:
1.GenetikaFaktor genetik pada penderita mempengaruhi penyakit Hipertensi karena ibu pasien menderita Hipertensi
2.Perilaku Perilaku penderita mempengaruhi terjadinya penyakit Hipertensi karena penderita sangat hobi mengkonsumsi ikan asin, Selain itu faktor aktivitas sebagai guru TK sedikit banyak mempengaruhi emosional pasien tersebut.
3.Lingkungan Lingkungan penderita, baik dalam maupun luar tidak mempengaruhi terjadinya penyakit Hipertensi karena penderita dalam satu rumah yang berukuran 5 x 13 m2, berisi empat orang. Letak rumah di daerah perumahan biasa, bentuk bangunan rumah panggung, lantai rumah dari kayu, dinding rumah terbuat dari kayu, rumah penderita mempunyai jendela dan ventilasi yang memadai sehingga rumah tidak lembab dan cahaya matahari dapat cukup masuk.
III.2. ANALISIS KASUS A. NILAI APGAR KELUARGAAdalah suatu penentu sehat/tidaknya keluarga, dikembangkan oleh Rosen, Geymon, dan Leyton dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga / tingkat kesehatan keluarga, yaitu :1.Adaptasi ( Adaptation)Penilaian : dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukan.Hasil : nilai 2 : dalam keluarga saling membantu baik moral maupun material anak).
2.Kemitraan (Partnership)Penilaian : tingkat kepuasan keluarga dalam hal komunikasi, dalam mengambil keputusan dan atau menyelesaikan masalah.Hasil : nilai 2 : semua masalah keluarga diselesaikan dengan musyawarah antara pasien, suami dan anak.
3.Pertumbuhan (Growth)Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan.Hasil : nilai 2 :dalam hal ini anak dapat mengambil keputusan dengan tanggungjawab, serta orang tua selalu memperhatikan aktiftitas anaknya di rumah.
4. Kasih sayang ( Affection)Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional yang berlangsung.Hasil : nilai 2 :penumbuhan rasa kasih sayang sudah cukup baik karena adanya keakraban di antara anggota keluarga.
4.Kebersamaan ( Resolve)Penilaian : tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan, dan ruang antar anggota keluarga.Hasil : nilai 1 : pembagian waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga sudah baik karena adanya waktu untuk memecahkan suatu masalah.
B. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGANama Kedudukan
dlm Keluarga
L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien KDK
Ket
Ny. Hajar Istri P 29 SMA Guru TK HipertensiTn.A Suami L 37 S2 Staf STIK DM B Anak L 8 KLS 2SD Pelajar -DBD Saat
usia 3 thn
Ny. Z Ibu mertua dari pasien
P 60 - Ibu rumah tangga
-
Riwayat Keluarga (Genogram)
suhaeni 60 thn mertua
Naba, 35 thn Hajar 29 thn istri
suami ical,8 thn
anak
1. Fungsi BiologisPenyelenggaraan keluarga dalam meneruskan keluarga yang bermutu :Penderita mempunyai 1 orang anak. Anak yang pertama laki-laki berusia 8 tahun dan tinggal 1 rumah.
2. Fungsi AfektifHubungan antara kedua orangtua : baikHubungan antara bapak dengan anak : baikHubungan antara ibu dengan anak : baikPembentukan kepribadian anak dan kebutuhan psikologis anak : baik
3. Fungsi Sosial Kedudukan keluarga di tengah masyarakat cukup baik. Hubungan yang dijalin dengan masyarakat sekitar baik.
4. Fungsi Ekonomi Pemenuhan kebutuhan dari gaji suami sebagai staf di STIK Tamalate dan tambahan dengan gaji nya sendiri sebagai guru TK di sebuah TK swasta.
5. Fungsi ReligiusFungsi religius dalam keluarga ini baik, anggota keluarga melakukan ibadah.
6. Fungsi PendidikanFungsi pendidikan dalam keluarga sudah bagus C. IDENTIFIKASI PSP ( Pengetahuan, Sikap, Perilaku)
1.PSP keluarga tentang kesehatan dasar a. Perencanaan ReproduksiPenggunaan kontrasepsi : menggunakan KBPemeriksaan kehamilan : di PuskesmasPertolongan persalinan : di Rumah sakit
b. Perawatan Tumbuh KembangDalam keluarga selalu tercipta rasa saling menyayangi dan mengasihi.
c. Pencegahan penyakit.Penderita rutin memeriksakan kehamilannya di puskesmas
d. Gizi keluargaStatus gizi keluarga masih kurang, karena belum memenuhi kriteria makanan yang bergizi.
e. Higiene dan sanitasi lingkunganUkuran rumah yang tidak terlalu luas, adanya jendela, dan cukupnya ventilasi sehingga cahaya cukup masuk ke dalam rumah sehingga rumah cukup terang dan tidak terasa lembab. Pengaturan perabotan rumah tangga cukup tertata rapi. Penderita dalam kebersihan diri cukup baik, ditandai dengan mandi 2 kali sehari. 2. PSP keluarga tentang kesehatan laina. Lingkungan rumah tangga
Pasien sering kontrol di puskesmas dan bila merasa ada keluhan atau jika ada anggota keluarga yang sakit langsung ke puskesmas
b. Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatanPenderita mempunyai perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatan, hal ini terbukti dengan kontrol di puskesmas untuk ANC
D. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN HIDUP KELUARGA 1. Lingkungan rumah tangga Rumah pasien terletak di perumahan biasa dan masuk dalam gang, dimana rumahnya merupakan rumah panggung. Rumah adalah milik sendiri dengan luas 5 x 13 m2 dan mempunyai halaman yang ditumbuhi oleh beberapa tanaman. Lantai dari kayu dengan dinding terbuat dri kayu (papan). Atap dari seng dan mempunyai ruang keluarga, ruang tamu, 2 ruang tidur dan ruang makan yang masing-masing ruang ada jendelanya. Tanpa bantuan listrik, kita dapat membaca di siang hari. Tiap ruang mempunyai lubang ventilasi sehingga tidak terkesan lembab. Kebersihan kurang baik dengan sumber air dari sumur. Mempunyai 1 kamar mandi dengan jamban jongkok dan terletak di bawah rumah samping tangga utama naik ke rumah tersebut. Batas depan rumah ada halaman dan ada jalanan gang, sebelah kanan, kiri dan belakang rumah tetangga 1 m. Jalanan gang terbuat dari semen.
2. Lingkungan budayaPenderita mempunyai gaya hidup sehat dengan selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. E. DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN YANG TELAH DILAKUKAN
NO PRIORITAS RENCANA TINDAKAN1 Diet, pasien belum begitu
faham mana makanan yang tidak bolehDikonsumsi untuk mengatasi penyakitnya dan makanan yang cukup gizi untuk kehamilan
Pengaturan pola makan
- pemberian contoh rencana pola makan- mengurangi garam-perbanyak makan buah dan sayuran
2.. Aktivitas terlalu capek mengajar
- istirahat - Mengajukan permintaan cuti pada pihak sekolah tempatnya mengajar
F. DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA Bentuk Keluarga : keluarga besar terdiri dari suami,istri, anak dan ibu mertua Siklus kehidupan : keluarga dengan anak usia sekolah Fungsi yang terganggu : - Fungsi yang mempengaruhi : - Fungsi yang dipengaruhi : -
F. ANALISA KASUS
Penderita seorang ibu rumah tangga,. Biaya kehidupan sehari-hari didapat dari gaji suami dan gajinya sendiri, Pasien tinggal di daerah pemukiman yang lumayan padat, tetapi
lingkungan sekitar cukup bersih. Pasien menderita Hipertensi, suami menderita DM dan anknya pernah DBD saat usia 3 tahun. Ibu dari penderita juga memiliki riwayat penyakit hipertensi Hal yang memungkinkan pasien menderita penyakit Hipetensi radalah faktor genetika dan pola makan.
Untuk menanggulangi agar tekanan darah tidak tinggi diperlukan suatu kedisiplinan dari penderita dan keluarganya.
1.Pasien a. Pasien disarankan agar selalu control rutin tekanan darahnya minimal 1x sebulanb. Mengubah gaya hidup seperti diet harus terkontrol dengan konsumsi garam dikurangi
2.Keluarga a. Selain penderita anggota keluarga lain juga harus dapat mendukung dalam penanggulangan Hipertensi yaitu dengan mengingatkan pasien untuk kontrol dan minum obatb. Menyajikan hidangan jangan menghidangkan menu yang mengandung banyak garam seperti ikan asin dll.
III.3. PELAKSANAAN PROGRAM Hari/tanggal Kegiatan yang dilakukan Anggota
yang terlibatHasil kegiatan
18 April 2012 Kunjungan pertama ke rumah penderita :1.identifikasi fungsi keluarga meliputi anggota keluarga, kondisi lingkungan, tempat tinggal baik dalam maupun diluar rumah dan mendata lokasi2.melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Penderita 1. keluhan penyakit penderita2. ditemukannya faktor penyebab penyakit yaitu faktor pola makan, kurang terkontrolnya pengobatan dan stress psikis
25 April 2012 Kunjungan kedua ke rumah penderita :1.Untuk follow up tekanan darahnya2.Edukasi tentang penyakit Hipertensi dan komplikasi yang dapat timbul3.Edukasi pola makan
Penderita 1. Pasien mengerti tentang pentingnya kontrol2. Mengetahui pola makan yang baik bagi dirinya3. Akan segera mengajukan permohonan cuti kerja
III.4. RENCANA PROGRAM SELANJUTNYARencana program yang belum dapat diwujudkan pada kesempatan kali ini dijabarkan dalam rencana program selanjutnya yang dapat ditindaklanjuti dengan mengikuti kemajuan terapi dan perbaikan gizi yang ada. Adapun rencana program tersebut ialah :1. Pengawasan penyusunan menu makanan apakah telah sesuai dengan yang diajarkan2. Pemeriksaan berkala tekanan darah untuk melihat keadaan penderita
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. KESIMPULAN
1. Nilai APGAR dalam keluarga baik (nilai 9) sehingga keluarga ini tergolong keluarga sehat karena kelima aspek terpenuhi
2. Fungsi-fungsi keluarga sudah cukup baik
3. Pengetahuan, sikap dan perilaku dari penderita serta keluarga cukup baik, khususnya tentang pentingnya pemeriksaan
4. Masalah lain yang timbul yang berhubungan dengan penyakit penderita adalah masalah pola makan, dan aktivitas
IV.2. SARAN
1.Mahasiswa
1) Memahami dan lebih mengerti dari kasus yang ada serta dapat mengambil manfaatnya. Dapat membandingkan kasus yang diperoleh antara teori dan praktek serta dapat memberikan solusinya bagi anggota keluarga penderita. Menimbulkan kesadaran pada pasien akan pentingnya pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan.
2) Meningkatkan profesionalisme mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat.
2.Puskesmas
Puskesmas diharapkan tetap melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat khususnya penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi. Selain itu puskesmas bersama mahasiswa dapat selalu memantau kemajuan pasien terutama mengenai pengobatan Hipertensi dalam kehamilan pada penderita tersebut
3.Penderita
1) Mencari informasi lebih lanjut tentang penyakit yang diderita
2) Mengusahakan mendapat pengetahuan tentang gizi untuk menentukan pola makan yang sesuai bagi penderita Hipertensi dalam kehamilan.