Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

31
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Definisi Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakann kelainan vaskular yang terjadi sebelum kehamilan, timbul dalam kehamilan, ataupun pada masa nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering disertai dengan proteinuria, edema, kejang, koma atau dengan gelaja lain. Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Di Amerika Serikat misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan oleh ini. Di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikit Bandung terdapat 5,8% kasus preeklamsia dan 0,6 eklamsia pada periode 1991- 1994. Hipertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian perinatal. Mengenai 10-15% primigravida dan Mengenai 10-15% primigravida. American comunitte on maternal welfarel merumuskan batasan wanita hamil dengan hipertensi sebagai berikut : 1. Peningkatan tekanan darah diatas 20-30 mmHg. Dari nilai sebelum hamil/trimester pertama. 2. Nilai tekanan absolut lebih dari 140/90 mmHg pada setiap stadium kehamilan.

description

OBGYN

Transcript of Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Page 1: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Definisi

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakann kelainan vaskular yang

terjadi sebelum kehamilan, timbul dalam kehamilan, ataupun pada masa nifas.

Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering disertai dengan

proteinuria, edema, kejang, koma atau dengan gelaja lain.

Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab

kematian ibu. Di Amerika Serikat misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan oleh

ini. Di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikit Bandung terdapat 5,8% kasus preeklamsia

dan 0,6 eklamsia pada periode 1991-1994. Hipertensi dalam kehamilan juga

menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian perinatal. Mengenai

10-15% primigravida dan Mengenai 10-15% primigravida.

American comunitte on maternal welfarel merumuskan batasan wanita

hamil dengan hipertensi sebagai berikut :

1. Peningkatan tekanan darah diatas 20-30 mmHg. Dari nilai sebelum

hamil/trimester pertama.

2. Nilai tekanan absolut lebih dari 140/90 mmHg pada setiap stadium

kehamilan.

Klasifikasi

Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi menjadi :

1. Kehamilan yang menyebabkan hipertensi-Hipertensi yang timbul sebagai

akibat kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas seperti :

a. Hipertensi tanpa proteinemia atau edema.

b. Preeklamsi dengan atau tanpa proteinemia dan edema, yaitu

preeklamsi ringan dan preeklamsia berat.

c. Eklamsia, yaitu kejang disertai atau tanpa proteinemia dan edema.

Page 2: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

2. Hipertensi secara kebetulan-Hipertensi kronis yang mendahului kehamilan

dan menetap pada masa nifas.

3. Kehamilan yang memperburuk hipertensi-Hipertensi yang sudah terjadi

diperburuk dengan adanya kehamilan, yaitu hipertensi yang diperberat

preeklamsi-eklamsi.

4. Hipertensi sementara (transien hipertensi)

HIPERTENSI GESTASIONAL/TRANSIENT HYPERTENSION

Hipertensi yang timbul pada kehamilan >20 minggu tanpa disertai

proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan

atau dengan tanda-tanda preeklampsia tapi tanpa disertai proteinuria

Beberapa pasien mengalami tanda seperti trombositopenia, sakit kepala,

atau nyeri epigastrik

Faktor resiko:

- Primigravida atau primipaternitas

- Hiperplasentosis, misalnya dalam keadaan kehamilan multipel, bayi

besar

- Umur yang ekstrim

- Riwayat preeklampsia/eklampsia di keluarga

- Obesitas

Diagnosis

- Tekanan darah sistolik ≥140 atau tekanan darah diastolik ≥90 selama

kehamilan

- Tidak ada proteinuria

- Diagnosis akhir hanya dibuat pada postpartum

- Dapat terjadi tanda dan gejala preeklamsi, misalnya nyeri epigastrik

atau trombositopenia

Page 3: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

PREEKLAMPSI

Definisi

Preeklampsi merupakan suatu penyakit malfungsi dan vasospasme vaskular endotel yang meluas, yang terjadi pada usia kehamilan > 20 minggu dan dapat hilang 4-6 minggu setelah postpartum yang ditandai dengan timbulnya hipertensi & proteinuri, dengan atau tanpa udema pada seorang gravida yang tadinya normal.

Epidemiologi

Insiden di AS 2%-6%

Global insiden 5 – 14% dari semua wanita hamil.

Preeklampsi ingan 75% dan preeklampsi berat 25 %

Faktor risiko

Risk Factor for PreeklampsiNulliparityAge >40 yoBlack raceFamily historyChronic renal diseaseChronic hypertensionDiabetes melitusTwin gestationHigh body mass indexHomozygousHeterozygous

PREEKLAMSIA

Etiologi dan Patogenesis

Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan

jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam

kehamilan, tetapi tidak ada satu teori pun yang dianggap mutlak benar. Teori-teori

yang sekarang banyak dianut adalah :

1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Page 4: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Pada kehamilan normal, uterus dan plasenta mendapatkan aliran

darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua

pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa arteri arkuata,

dan arteri arkuata memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus

endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang

arteri spiralis.

Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas terjadi invasi

trofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis yang menimbulkan

degenerasi dari otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteria spiralis. Invasi

trofoblas juga akan memasuki jaringan sekitar arteria spiralis yang akan

memudahkan lumen untuk mengalami dilatasi dan distensi yang akan

mengakibatkan penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular,

dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya, aliran

darah ke janin cukup banyak dan perfusi ke jaringan juga meningkat,

sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini

dinamakan “remodelling arteri spiralis”.

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel

trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks di

sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras

sehingga lumen arteri tidak mengalami distensi dan dilatasi. Akibatnya,

arteri spiralis relatif mengalami vasokontriksi dan terjadi kegagalan

“remodelling arteri spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun

dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta

2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel

Adanya kegagalan “remodelling arteri spiralis” mengakibatkan

adanya iskemia pada plasenta. Plasenta yang mengalami iskemia dan

hipoksia akan menghasilkan oksidan. Salah satu oksidan yang dihasilkan

plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang bersifat toksik terhadap

membran sel endotel pembuluh darah.

Page 5: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Radikal hidroksil akan merusak membran sel yang mengandung

banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak

selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein

sel endotel.

Sel endotel yang terpapar peroksida asam lemak akan mengalami

kerusakan yang dimulai dari membran sel endotel, sehingga terjadi

disfungsi sel endotel berupa :

- Gangguan metabolisme prostaglandin

- Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami

kerusakan

- Peningkatan permeabilitas kabiler

- Penigkatan faktor koagulasi

- Peningkatan produksi bahan-bahan vasopressor, yaitu endotelin

3. Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin

Pada perempuan yang hamil normal, respon imun tidak menolak

adanya “hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya

HLA-G yang berperan dalam modulasi respon imun, sehingga si ibu tidak

menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat

melindungi trofoblas janin dari Natular Killer (NK) cell.

Selan itu, adanya HLA-G akan mempermudah invasi sel trofoblas

ke dalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan,

terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di desidua

daerah plasenta akan menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua.

4. Teori Adaptasi Kardiovaskuler

Pada hamil normal, pembuluh darah refrakter terhadap bahan-

bahan vasopressor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap

rangsangan bahan vasopressor atau dibutuhkan kadar vasopressor yang

lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokontriksi. Pada kehamilan

normal terjadinya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopressor

Page 6: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

adalah akibat dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel

endotel pada pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter

terhadap bahan vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin sintesa

inhibitor.

Pada hipertensi dalam kehamilan daya refrakter terhadap bahan-

bahan vasokontriktor dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap

bahan-bahan vasopressor, artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap

bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka

terhadap bahan vasopresor

5. Teori Stimulus Inflamasi

Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di

dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses

inflamasi. Pada kehamilan normal plasenta juga melepaskan debris

trofoblas sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrosis, akibat reaksi

stres oksidatif.

Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang

timbulnya proses inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris

trofoblas masih dalam batas wajar sehingga reaksi inflamasi juga masih

dalam batas normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklampsia,

dimana pada preeklampsia terjadi peningkatan stres oksidatif, sehingga

produksi debris apoptosis dan nekrosis trofoblas juga meningkat. Respon

inflamasi ini akan mengaktivasi sel endotel, dan sel-sel

makrofag/granulosit sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang

menimbulkan gejala-gejala preeklampsia pada ibu

Page 7: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Patofisiologi

Preeklampsi

Vasospasme retensi air vasospasme vasospasm edemapembuluh dalam pembuluh pembuluh di sekitardarah jaringan darah darah hatimeluas ginjal

edema pereganganHipertensi proteinuri kepala mata

penambahan nyeri ulu hatiBB headache gangg

penglihatan

Tanda dan Gejala

1. Hipertensi : tekanan darah diatas 140 mmHg (sistolik) dan 90 mmHg (Diastolik), atau kenaikan sistolik diatas 30 mmHg atau diastolik 15 mmHg diatas kenaikan biasanya. Tekanan darah dapat mencapai 180 mmHg sistolik dan 110 mmHg diastolik tapi jarang mencapai 200 mmHg. Apabila tekanan darah melebihi 200 mmHg penyebab biasanya adalah hipertensi kronis.

2. Edema : Timbulnya edema didahului oleh penambahan berat badan yang berlebihan. Penambahan berat 0,5 kg seminggu pada seorang yang hamil dianggap normal, tetapi jika mencapai 1 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan, kemungkinan timbulnya preeklampsi harus dicurigai.Penambahan berat ini disebabkan oleh retensi air dalam jaringan, edema ini tidak hilang saat istirahat.

3. Proteinuri : Sering ditemukan pada preeklampsi, terjadi akibat adanya vasospasme pembuluh-pembuluh darah ginjal. Proteinuri biasanya timbul lebih lambat dibanding hipertensi dan edema.

4. Gejala-gejala subjektif yang umum ditemukan pada preeklampsi, yaitu :a. sakit kepala yang hebat karena vasospasm atau edema otak.b. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh perdarahan atau

edema atau sakit karena perubahan pada lambung.c. gangguan penglihatan, seperti penglihatan menjadi kabur bahkan

kadang-kadang pasien buta. Gangguan ini disebabkan vasospasme,

Page 8: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

edema, atau ablatio retinae. Perubahan ini dapat dilihat dengan oftalmoskop.

Preeklampsi disebut berat apabila :

1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih, dan atau diastolik 110 mmHg atau lebih, diukur dua kali dengan jarak waktu sekurang-kurangnya 6 jam dan pasien dalam keadaan istirahat

2. proteinuri 5 gram atau lebih dalam 24 jam3. oliguri yaitu produksi urin 400 cc atau kurang dalam 24 jam4. gangguan serebral atau gangguan penglihatan5. edema paru atau sianosis.

Pengobatan

Profilaksis

Pasien preeklampsi pada awalnya tidak merasakan gejala-gejala yang khas, maka diagnosa hanya dapat dibuat dengan antepartum care. Pada pemeriksaan ini harus ditentukan tekanan darah, penambahan berat badan, dan ada atau tidaknya proteinuria. Terutama pada pasien yang memiliki faktor predisposisi terhadap preeklampsi.

Faktor predisposisi tersebut antara lain :

1. Nuliparitas2. Riwayat keluarga dengan eklampsi atau preeklampsi3. kehamilan ganda4. Diabetes melitus5. Hipertensi kronis6. Mola hidatidosa7. Hidrops fetalis

Beberapa cara pencegahan preeklampsi yang pernah digunakan sebagai berikut:

1. perbaikan nutrisia. Diet rendah garamb. Diet tinggi proteinc. Suplemen kalsiumd. Suplemen magnesiume. Suplemen sengf. Suplemen asam linoleat

Page 9: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

2. Intervensi farmakologi :a. Obat antihipertensib. Teofilinc. Dipiridamold. Asam asetil salisilat (Aspirin)e. Heparinf. α-tokoperol (Vitamin E)g. Diuretikum

Tujuan pengobatan preeklampsi adalah :

1. Mencegah terjadinya eklampsi2. Anak harus lahir dengan kemungkinan hidup yang besar3. Persalinan harus dengan trauma yang sedikit dikitnya dengan upaya

menghindari kesulitan pada kehamilan / persalinan berikutnya.4. Mencegah hipertensi yang menetap

Preeklampsi Ringan

Penderita preeklampsi ringan masih akan mengalami perbaikan dengan cara istirahat dan pemberian sedatif.

Penderita preeklampsi ringan idealnya harus rawat inap, akan tetapi dengan pertimbangan efisiensi , perawatan penderita preeklampsi ringan dapat dilakukan di luar rumah sakit dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Rawat jalan :a. Banyak istirahat (berbaring/tidur miring)b. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam.c. Sedatif ringan, berupa fenobarbital (3x30 mg per oral) atau diazepam

(3x2 mg per oral) selama 7 harid. roboransiae. penderita dianjurkan untuk melakukan kunjungan ulang 2x setiap

minggu atau sekali seminggu.2. Rawat inap :

a. setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan, tidak ada perbaikan pada gejala klinis

b. Berat badan meningkat > 2kg/ minggu selama 2 kali berturut-turut.c. Timbul salah satu atau lebih gejala preeklampsi berat.

Page 10: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

PREEKLAMPSI BERAT

Bila didapatkan ≥1 dari gejala:160/110 mmHgproteinuri ≥ +2

≥37 Minggugejala impending eklampsi (penglihatan kabur, nyeri ulu hati yang hebat, nyeri kepala yang hebat)

terapi aktif

Dosis awal MgSO4Infus RL 100cc + MgSO4 20% 20 cc 15-20 menitPasang dower kateterPeriksa lab (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, CT, BT, SGOT, SGPT, HBSAg, Faal ginjal, urine rutin)

Dosis pemeliharaan MgSO4Infus RL 500 cc + MgSO4 20% 50 cc20-30 tetes per menit

Indikasi perawatan aktif

1. Ibu : a. kehamilan > 37 minggub. adanya tanda/gejala impending eklampsi, seperti penglihatan kabur,

nyeri ulu hati yang hebat, nyeri kepala yang hebat, kegelisahan dan hiperrefleksi, serta kegagalan terapi pada perawatan konservatif.

c. Setelah 6 jam dimulainya pengobatan medisinal, terjadi kenaikan tekanan darah.

d. setelah 24 jam sejak dimulainya perawatan medisinal, tidak ada perbaikan.

2. Janin : gawat janin dan PJT (Pertumbuhan janin terhambat)3. Laboratorik : HELLP Syndrome

Pengobatan Medisinal

1. Obat antikejang :

Page 11: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

a. Terapi pilihan pada preeklampsi adalah magnesium sulfat (MgSO4) diberikan 4 gram MgSO4 20% (20cc) IV dan disusul dengan 8 gram MgSO4 40% (20cc) IM. Sebagai dosis pemeliharaan, diberikan 4 gram MgSO4 40% IM setiap 6 jam sekali setelah dosis awal.Syarat-syarat pemberian MgSO4 :- Harus tersedia antidotum, yaitu kalsium glukonas 10% (1 gram

dalam 10 cc)- frekuensi pernafasan ≥ 16 kali per menit- produksi urin ≥ 30 cc per jam ( ≥ 0,5 cc / kgBB / jam)- refleks patela positif

MgSO4 dihentikan pemberiannya apabila :

- Ada tanda-tanda intoksikasi- setelah 24 jam pascapersalinan- dalam 6 jam pascapersalinan, sudah terjadi perbaikan

(normotensif).b. Diazepam, apabila tidak tersedia MgSO4 (Sebagai obat pilihan) dapat

diberikan injeksi diazepam 10 mg IV yang dapat diulangi setelah 6 jam.

2. Obat antihipertensi, dapat dipilih antaralain :a. Hidralazine 2 mg IV, dilanjutkan dengan 100 mg dalam 500 cc NaCl

scara titrasi sampai tekanan darah sistolis <170 mmHg dan diastolik <110 mmHg.

b. klonidin 1 ampul dalam 10 cc NaCl IV, dilanjutkan dengan titrasi 7 ampul dalam 500 cc cairan A2 atau ringer laktat.

c. Nifedipin per oral 3-4 kali 10 mg.d. Obat-obat lain, seperti : metildopa, etanolol, dan labetalol.

3. Lain-lain :a. Diuretikum, tidak diberikan kecuali bila ada edema paru, payah

jantung kongestif, dan edema anasarka. Jika ada indikasi memberikan diuretik, ada juga indikasi untuk mengakhiri kehamilan.

b. kardiotonika, bila ada tanda-tanda payah jantung.c. Obat antipiretik, bila ada demam.d. Antibiotik, bila ada tanda-tanda infeksi.e. Antinyeri, bila pasien gelisah karena kesakitan

Pengelolaan obstetrik

Pada preeklampsi berat harus dipertimbangkan untuk dilakukannya terminasi kehamilan.

Page 12: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Cara terminasi kehamilan

1. Induksi persalinan :amniotomi + tetes oksitosin dengan syarat skor bishop ≥ 6

2. Seksio Sesarea bila :Adanya kontraindikasi untuk tetes oksitosin.Delapan jam sejak dimulainya tetes oksitosin belum masuk fase aktif.

Prognosis

Di negara-negara yang sudah maju kematian karena preeklampsi +- 0,5%, sedangkan kematian pada eklampsi adalah +- 5%.

Kematian perinatal +- 20%. Kematian perinatal ini sangat dipengaruhi oleh prematuritas.

EKLAMPSI

Definisi

Eklampsia adalah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan

wanita dalam nifas disertai dengan hypertensi, edema, dan proteinuria.

Eklampsi lebih sering terjadi pada primigravida dari pada multipara.

Klasifikasi

Menurut saat terjadinya eklampsi kita mengenal istilah :

Eklampsi antepartum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan.

Merupakan eklampsi yang paling sering terjadi

Eklampsi intrapartum ialah eklampsi sewaktu persalinan

Eklampsi postpartum ialah eklampsi yang terjadi setelah persalinan

Page 13: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Faktor risiko

Eklampsi paling sering terjadi pada :

Kehamilan kembar

Hydramnion

Mola hydatidosa

Gejala

Eklampsi selalu didahului oleh gejala-gejala preklampsi. Gejala-gejala

preklampsi seperti:

Sakit kepala hebat

Penglihatan kabur

Nyeri di ulu hati

Kegelisahan dan hyperrefleksi sering mendahului serangan

kejang.

Serangan dapat dibagi dalam 4 tingkat:

1. Tingkat invasi (tingkat permulaan): mata terpaku, kepala

dipalingkan ke satu sisi, kejang-kejang terlihat pada wajah.

Tingkat ini berlangsung beberpa detik.

2. Tingkat konvulsi (tingkat kejang tonis): seluruh badan menjadi

kaku, adang-kadang terjadi episthotonus. Lamanya 15 sampai

20 detik.

3. Tingkat konvulsi (tingkat kejang klonis): terjadilah kejang

yang timbul hilang: rahang membuka dan menutup begitu pula

Page 14: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

mata, otot-otot wajah dan otot badan berkontraksi dan

berelaksasi berulang. Kejang ini sangat kuat hingga pasien

dapat terlempar dari tempat tidur atau lidahnya tergigit. Ludah

yang berbuih bercampur darah keluar dari mulutnya, mata

merah, muka biru, berangsur kejang berkurang dan akhirnya

berhenti. Lamanya ± 1 menit.

4. Tingkat koma: setelah kejang klonis ini pasien jatuh dalam

koma. Lamanya koma ini dari beberapa menit sampai berjam-

jam. Kalau pasien sadar kembali ia tidak ingat sama sekali apa

yang telah terjadi (amnesia retrograd).

Etiologi

Sebab eklampsi belum diketahui benar. Salah satu teori yang

dikemukakan ialah bahwa eklampsi disebabkan ischemia rahim dan

plasenta (oschemia uteroplacenta). Selama kehamilan uterus

memerlukan darah lebih banyak. Pada mola hydatidosa, hydramnion,

kehamilan ganda, nullipara, pada akhir kehamilan, pada persalinan,

juga pada penyakit pembuluh darah ibu, diabetes, peredaran darah

dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat dari plasenta atau

desidua yang menyebabkan vasospasme dan hypertensi.

Diagnosa

Page 15: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Untuk diagnosa eklampsi harus dikesampingkan keadaan-keadaan lain dengan

kejang dan koma seperti uremia, keracunan, epilepsi, hysteri, encephalitis,

meningitis, tumor otak dan atrofi kuning akut dari hati.

Prognosis

Eklampsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu

prognosisnya kurang baik untuk ibu maupun anak.

Prognosis juga dipengaruhi oleh paritas dan umur ibu, artinya multipara

mempunyai prognosis yang lebih buruk, terutama jika umurnya melebihi 35

tahun dan juga oleh keadaan pada waktu pasien masuk rumah sakit.

Diuresis juga mempengaruhi prognosisnya. Jika produksi urin lebih dari 800 cc

dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam, prognosisnya akan lebih baik. Sebaliknya,

oliguri dan anuri merupakan gejala yang buruk.

Gejala-gejala lain yang memberatkan prognosis:

- Koma yang lama

- Nadi di atas 120x/menit

- Suhu di atas 39

- Tensi di atas 200 mmHg

- Kejang yang lebih dari 10 kali serangan

- Proteinuri 10 gram sehari atau lebih

- Tidak adanya edema

Management

Page 16: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

1. Profilaksis

Upaya pencegahan eklampsi dilakukan dengan cara menemukan kasus

preklampsi sedini mungkin dan mengobatinya dengan adekuat. Tindakan dapat

berupa:

- Identifikasi faktor predisposisi

- Menemukan gejala awal hipertensi, edema, dan proteinuri

- Rujukan yang tepat

- Perawatan jalan atau inap

- Pengobatan medisinal

- Pengobatan obstetrik untuk mengakhiri kehamilan

2. Pengobatan

Oleh karena eklampsi merupakan keadaan gawat darurat yang sangat

berbahaya bagi keselamatan ibu dan anaknya, penderita harus dirawat di unit

perawatan intensif (ICU) untuk dirawat bersama dengan disiplin ilmu lain yang

terkait.

Secara teoritis eklampsi adalah penyakit yang disebabkan oleh kehamilan. Oleh

karena itu, pengobatan yang terbaik adalah secepat mungkin mengakhiri

kehamilannya, misalnya dengan sectio sesarea.

Akan tetapi, dalam praktik terbukti bahwa hasilnya tidak terlalu

memuaskan, terutama karena dilakukan operasi pada pasien yang

keadaannya sudah buruk.

Tujuan pengobatan eklampsi adalah:

- Mencegah timbulnya kejang selanjutnya

Page 17: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

- Menurunkan/kontrol tekanan darah

- Mengatasi hemokonsentrasi dan memperbaiki diuresis dengan

pemberian cairan, misalnya cairan 2A atu Ringer laktat. Karena

air keluar dari pembuluh darah dan menimbulkan edema, terjadi

hipovolemi. Hipovolemi ini menyebabkan oliguri sampai anuri

bahkan dapat menimbulkan syok. Pemberian cairan harus hat-

hati karena dapat menimbulkan hiperhidrasi dan edema paru.

Oleh karea itu produksi urin dan tekanan vena sentral harus

terus dipantau:

- Mengatasi hipoksia dan asidosis denga mengusahakan agar

penderita memperoleh oksigen dan mempertahankan kebebasan

jalan napas.

- Mengakhiri kehamilan tanpa memandang umur kehamilan

setelah kejang dapat diatasi.

Pengobatan Medisinalis

Obat anti kejang

Setelah memiliki pengalaman pemakaian selama bertahun-tahun, disepakati

bahwa obat pilihan untuk mengatasi kejang pada eklamspsi adalah sulfas

magnesikus (MgSO4).

1. Dosis awal

Page 18: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

- Masukan 4 gr MgSO4 20% dalam larutan 20 cc IV selama 4 menit

- Susul dengan pemberian 8 gr MgSO4 40% IM dalam larutan 20 cc

diberikan pada bokong kiri dan kanan masing-masing 4 gr.

2. Dosis pemeliharaan

Tiap 6 jam diberikan lagi 4 gr MgSO4 40% IM

3. Dosis tambahan

- Bila timbul kejang lagi, dapat diberikan 2 gr MgSO4 20% IV selama 2

menit, sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir.

Dosis tambahan 2 gr hanya diberikan sekali saja

- Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang, diberikan

amobarbital 3-5 mg/kg BB/IV secara pelan-pelan.

4. Pemantauan tanda-tanda keracunan MgSO4

Obat suportif

Pemberian obat-obatan antihipertensi, kardiotonik, antipiretik,

antibiotik, dan antinyeri disesuaikan dengan indikasinya seperti pada

pengbatan preklampsi.

Perawatan serangan kejang dan koma

Bersama bagian saraf, perawatan penderita dilakukan:

- Di kamar isolasi yang cukup tenang dan terang

- Masukkan sudip lidah ke dalam mulut penderita

- Kepala direndahkan, daerah orofaring diisap

Page 19: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

- Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup kendor guna

menghindari fraktur

- Pada status konvulsivus dapat dipertimbangkan pemberian suntikan

Benzodiazepin, Fenitoin, atau Diazepam

- Untuk mengatasi edema otak, dapat diberikan infus cairan Manitol,

Gliserol, atau Deksametason

- Pemantauan kesadaran dan dalamnya koma

- Pemberian nutrisi dapat dipertimbangkan melalui NGT

Pengobatan Obstetrik

Saat pengakhiran kehamilan ditetapkan, yaitu apabila sudah terjadi

stabilisasi (pemulihan) hemodinamik dan metabolisme ibu, yaitu 4-8

jam setelah salah satu atau lebih keadaan sebagai berikut:

- Setelah pemberian obat antikejang berakhir

- Setelah kejang berakhir

- Setelah pemberian obat-obatan antihipertensi berakhir

- Pasien mulai sadar (responsif)

Hipertensi Kronik

Diagnosis Hipertensi kronis dalam kehamilan (disebut juga coincident

hypertension) ditegakan apabila hipertensi (140/90 mmHg atau lebih) sudah

terjadi sebelum kehamilan, atau telah muncul sebelum 20 minggu kehamilan

(kecuali pada mola hidatidosa), dan hipertensi menetap sampai lama setelah

persalinan.

Page 20: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Pada umunya terjadi pada multipara dan memiliki riwayat hipertensi dalam

keluarga. Ada beberapa faktor yyang menjadi penyebab hipertensi kronis, antara

lain:

1. Hipertensi esensial familial (penyakit hipertensi vascular)

2. Kelainan arteri-hipertensi renovaskular dan koartasio aorta.

3. Kelainan endokrin-diabetes mellitus, sindrom cushing aldosterosis primer,

feokromositoma, dan tirotoksiskosis.

4. Glomerulonephritis akut dan kronis.

5. Hipertensi berhubungan dengan kelainan ginjal-glomerorulonefritiskronis

gagal ginjal kronis, dan nefropati diabetes.

6. Penyakit jaringan ikat-lupus eritomatosus, skeloderma, periarteritis

nodusa.

7. Penyakit ginjal pilkistik

8. Gagal ginjal akut

9. Kegemukan

Hipertensi esensial merupakan penyebab terbanyak (lebih dari 90% dari

hipertemsi kronis dalam kehamilan.

Hipertensi kronis akan menyebabkan kematian pada ibu baik hamil atau tidak.

Kematian yang terjadi bisa akibat terjadinya payah payah jantung atau komplikasi

cerebrovascular (CVA). Pada wanita muda dapat terjadi akibat adanya penyakit

ginjal primer. Dalam kehamilan sering kali disertai dengan komplikasi solotio

plansenta, pertumbuhan janin terhambat, kematian janin.

Hipertensi Esensial

Penyakit hipertensi kronis yang disebabkan oleh kelainan vascular

(arteriosclerosis). Komplikasi yang terjadi bisa berupa penyakit jantung, iskemia

jantung, gagal jantung, gagal ginjal, maupun perdarahan pada retina.

Page 21: Css - Hipertensi Dalam Kehamilan

Penyakit ini terjadi pada wanita usia lanjut yang gemuk, biasanya disertai dengan

dengan diabetes. Hipertensi essensial dalam kehamilan dapat berlanjut menjadi

preeklamsi dan atau eklamsia, hipertensi ensefalopati, gagal ginjal, gagal jantung,

solosio plasenta, gangguan pertumbuhan janin, maupun kematian janin.

Pasien dengam hipertensi esensial dapat melewati kehamilannya dalam keadan

yang cukup baik tanpa diberati dengan preeklamsia atau eklamsia. Akantetapi,

apabila diberatkan dengan preeklamsia, prognosisnya untuk ibu dan anak menjadi

kurang baik.

Prognosis

Semakin dini munculnya hipertensi dalam kehamilan, semakin berat penyakitnya

dan semakin buruk prognosisnya,

Keadaan lain yang memperburuk prognosisnya, yaitu :

1. Adanya kardiomegali.

2. Faal ginjal yang kurang baik

3. Kelainan retina (hemoragi atau eksudat)

4. Tensi permulaan 200/120 mmHg.

5. Jika pada kemilan yang lampau, pernah mengalami preeklamsia.

Terapi

Semua wanita hamil dengan hipertensi esensial harus masuk rumah sakit untuk

menilai tekanan darah, jantung, ginjal, dan pemeriksaan retina,. Jika keadaan

kurang baik, dapat dipertimbangkan unuk melakukan abortus terapeutikus dan

sterilisasi. Hipertensi esensial yang mengalami preeklamsi atau eklamsia

penatalaksanaanya sama seperti pada penatalaksaan preeklamsia dan eklamsia.