Hipertensi dalam kehamilan

29
Hipertensi dalam Hipertensi dalam kehamilan kehamilan Dr. Dr. Deddy Meizia Deddy Meizia , SpOG , SpOG

description

ht hamil unjani

Transcript of Hipertensi dalam kehamilan

  • Hipertensi dalam kehamilanDr. Deddy Meizia, SpOG

  • DefinisiHipertensi: tekanan diastolis 90mmHg.Ada 2 macam:1. Hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.2. Hipertensi kronik.

  • Hipertensi karena kehamilanDengan proteinuria:Preeklamsia ringan.Preeklamsia berat.Eklamsia.Tanpa proteinuria = Hipertensi gestasional.

  • Preeklamsia ringanDiagnosis, pada kehamilan 20 minggu terdapat:TD diastolik 90 s/d < 110 mmHg.Proteinuria (+)

  • Preeklamsia beratDiagnosis, pada kehamilan 20 minggu terdapat salah satu berikut:TD diastolik 110 mmHg.Proteinuria 2 +Oliguria < 400 ml per 24 jam.Edema paru.Nyeri epigastrium atau kuadran atas abdomen.Gangguan penglihatan: skotoma atau penglihatan berkabut.Nyeri kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa.

  • Preeklamsia beratHiperfleksia.Mata: spasme arteriolar, edema, ablasio retina.Koagulasi: DIC, sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes [SGOT, SGPT] Low Platelet Count).Pertumbuhan janin terhambat.Otak: edema serebri.Jantung: gagal jantung.

  • Eklamsia Ditandai oleh gejala-gejala PEB + kejang-kejang.Kejang dapat terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi.Kejang bersifat tonik-klonik, menyerupai epilepsi grand mal.Koma terjadi sesudah kejang, dapat berlangsung lama.Kejang-kejang dapat terjadi dalam kehamilan, persalinan atau masa nifas.

  • Hipertensi gestasionalDitemukan pada kehamilan 20 minggu.Tanpa proteinuria.

  • Hipertensi kronikSudah ada sebelum kehamilan, atauDitemukan sebelum kehamilan 20 minggu.Penyebab: hipertensi esensial, penyakit ginjal, dsb.Dapat diperberat oleh preeklamsi (super imposed preeclampsia).

  • Diagnosis bandingHipertensi kronik:Jika TD sebelum 20 minggu sulit diketahui, sulit membedakan dengan hipertensi yang disebabkan kehamilan. Karena itu sering diklasifikasikan sebagai hipertensi gestasional.Dianjurkan untuk penanganan seperti preeklamsi.

  • Proteinuria:Sering sulit dibedakan kalau urine tercampur dengan sekret dari vagina atau cairan amnion.Untuk itu tidak dianjurkan kateterisasi tetapi mengambil urine pertengahan (mid-stream).Infeksi kandung kencing juga sering membuat urine mengandung protein. > 0.3 gr/L/24 jam atau> 1 gr/L/6 jam atau1+ tes kualitatif

    Diagnosis banding

  • Kejang dan koma:Harus dibedakan dengan epilepsi grand mal, malaria serebral, trauma kepala, penyakit serebrovaskular.Diagnosis banding

  • Komplikasi Iskemia uteroplasenter:Akibatnya pertumbuhan janin terhambat.Kematian janin (IUFD).Persalinan prematur.Solusio plasenta.Spasme arteriolar:Bisa perdarahan serebral.Gagal jantung, ginjal, hati.Ablasio retina.Tromboembolisme.Gangguan pembekuan darah.

  • Komplikasi Kejang dan koma:Trauma karena kejang.Aspirasi cairan/darah dan muntahan.Penanganan kurang tepat mengakibatkan pneumonia, infeksi saluran kemih, kelebihan cairan, dan komplikasi anestesia.

  • PencegahanKarena kausa belum diketahui, pencegahan hipertensi dalam kehamilan secara spesifik tidak ada.Yang diperlukan: deteksi dini & penanganan ibu hamil secara tepat untuk mencegah hipertensi & kejang.

  • PencegahanPembatasan kalori, cairan, & garam tidak dapat mencegah hipertensi, bahkan dapat berbahaya.Manfaat aspirin dan kalsium belum terbukti.

  • Penanganan Tanpa proteinuria rawat jalan:Pantau TD, proteinuria & kondisi janin setiap minggu.TD tangani sebagai preeklamsia ringan.Kondisi janin memburuk/PJT rawat.Beritahu pasien & keluarga tanda bahaya PE & eklamsia.TD stabil janin dapat lahir secara normal.

  • Penanganan Preeklamsia ringan:Kehamilan < 37 mingguLakukan penilaian 2x/minggu secara rawat jalan.Pantau TD & proteinuria, reflex, & kondisi janin.Konseling pasien & keluarga tentang tanda2 bahaya PE & eklamsia.Lebih banyak istirahat.Diet biasa.Tidak perlu diberi obat-obatan.Bila perlu dilakukan rawat inap.

  • Penanganan Kehamilan > 37 mingguJika serviks matang, induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dulu dengan prostaglandin atau kateter Foley, atau lakukan SC.

  • Penanganan Preeklamsia berat & eklamsi:Penanganannya sama, kecuali pada eklamsi persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah kejang.Semua kasus PEB harus ditangani secara aktif walaupun beberapa RS masih ada yang menangani secara konservatif bila kehamilan < 37 minggu.

  • Penanganan Penanganan kejang:Berikan obat antikonvulsan yang dianjurkan yaitu MgSO4 & bila tak tersedia dapat diberikan diazepam.MgSO4 diberikan dalam dosis 4 g iv sebagai larutan 40% selama 5 menit, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian 10 g larutan 50% masing2 5 g di bokong kanan & kiri im.Dosis pemeliharaan: 5 g im tiap 4 jam, sampai 24 jam pasca persalinan/ kejang terakhir.

  • Penanganan Sebelum pemberian dosis pemeliharaan, periksa frekuensi pernafasan dan refleks patela, serta jumlah urine minimal 30 ml/jam.Siapkan antidotum Ca glukonas 20 ml dalam larutan 10%.

  • Penanganan Antihipertensi:Bila TD diastolik 110 mmHg, berikan antihipertensi supaya TD diastolik 90-110 mmHg.Obat pilihan: hidralizin.Bila tidak ada boleh diberikan labetolol atau nifedipin 5 mg sublingual.

  • Penanganan Persalinan:Diusahakan segera setelah keadaan pasien stabil.Penundaan persalinan m risiko untuk ibu & bayi.Periksa serviks:Bila matang, induksi persalinan dengan pemecahan ketuban & oksitosin drip / prostaglandin.Bila persalinan tak dapat diharapkan dalam 12 jam, untuk eklamsia atau 24 jam untuk PEB, lakukan SC.Bila DJJ < 100x/m atau > 180 x/m SC.Bila serviks belum matang SC.

  • Penanganan Catanan:Bila SC akan dilakukan, perhatikan tidak ada koagulopati & anestesi yang aman adalah anestesi umum.

  • Penanganan Hipertensi kronik:Anjurkan istirahat lebih banyak.Penurunan TD ibu dapat mengganggu perfusi plasenta yang akan membahayakan janin.Lanjutkan pengobatan jika pasien sebelum hamil sudah mendapat antihipertensi & terkontrol dg baik.Jika TD diastolik 110 mmHg atau TD sistolik 160 mmHg, berikan antihipertensi.

  • Penanganan Jika terdapat proteinuria / tanda2 gejala lain, pikirkan super imposed preeclampsia & tangani sebagai preeklamsia.Pantau pertumbuhan & kondisi janin.Jika tak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.Jika DJJ < 110 x/m atau > 180 x/m, tangani seperti gawat janin.PJT, nilai serviks & pertimbangkan terminasi kehamilan.

  • Sumber:Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; 2002: 206 217.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; 2002: M-33 M-42.Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin; 2005: 60 70.