HIPERTENSI

59
Yang Perlu Diketahui Tentang Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh terlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia.Tekanan darah tubuh yang normal adalah 120/80 (tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg). Namun, nilai tekanan darah tersebut tidak memiliki nilai yang baku. Hal itu berbeda-beda tergantung pada aktifitas fisik dan emosi seseorang. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua menderita hipertensi. Keluhan yang mungkin timbul akibat hipertensi antara lain yaitu nyeri di daerah kepala bagian belakang, mimisan, penglihatan yang kabur, kelemahan pada otot, mual, muntah, dan sebagainya. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit, obat-obatan, maupun kehamilan. Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu: Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.

description

kuliah pakar

Transcript of HIPERTENSI

Yang Perlu Diketahui Tentang Hipertensi

Yang Perlu Diketahui Tentang HipertensiHipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh terlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia.Tekanan darah tubuh yang normal adalah 120/80 (tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg). Namun, nilai tekanan darah tersebut tidak memiliki nilai yang baku. Hal itu berbeda-beda tergantung pada aktifitas fisik dan emosi seseorang.

Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua menderita hipertensi.

Keluhan yang mungkin timbul akibat hipertensi antara lain yaitu nyeri di daerah kepala bagian belakang, mimisan, penglihatan yang kabur, kelemahan pada otot, mual, muntah, dan sebagainya.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit, obat-obatan, maupun kehamilan.

Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu:

Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.

Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.

Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg.

Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal, yaitu:

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.

Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.

Pengobatan terhadap penderita hipertensi dapat dilakukan sebagai berikut:

Pengobatan tanpa obat, antara lain dengan diet rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh; peredaan stres emosional; berhenti merokok dan alkohol; serta latihan fisik secara teratur.

Pengobatan dengan menggunakan obat antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat antihipertensi yang tepat, sebaiknya langsung menghubungi dokter.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari berbagai faktor penyebab terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit tersebut sebenarnya dapat ditekan.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Ditengah menjamurnya makanan siap saji yang banyak mengandung lemak dan perubahan gaya hidup sebagian masyarakat perkotaan, maka penyakit penyakit sebagai imbas dari perubahan gaya hidup itu pun akan bermunculan semakin banyak. Salah satu penyakit tersebut adalah Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi.

Mungkin banyak dari kita yang kurang tahu apa yang dimaksud dengan Hipertensi, secara garis besar Hipertensi dapat didefinisikan sebagai penyakit yang umum timbul di dalam masyarakat yang merupakan peningkatan yang persisten dari tekanan pembuluh darah arteri, yaitu tekanan diastolik diatas 95 mmHg. Tekanan darah normal biasanya tekanan sistolik tidak melebihi 140 mmHg dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Namun patokan tekanan darah normal tersebut individual sifatnya.

PenyebabSebanyak 90 % kasus penyebab tidak diketahui. Namun dapat juga sekunder akibat penyakit jantung/ginjal, diabetes, atau tumor dari kelenjar adrenal, obat-obatan, maupun kehamilan.

Faktor RisikoMerokok/minum alkohol, pola makan banyak garam dan lemak, kurang berolah raga, obesitas, dan stress.

Gejala dan TandaBiasanya tidak ada gejala sampai timbul komplikasi.

KomplikasiStrokeKegagalan jantungKerusakan ginjal.

PencegahanSetelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun.Jangan merokok/minum alkoholKurangi berat badan bila berlebihanLakukan latihan aerobikPelajari cara-cara mengendalikan stres.

PenatalaksanaanPengelolaan terhadap penderita hipertensi adalah :Pengobatan tanpa obat, antara lain : diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh, peredaan stress emosional, berhenti merokok/alkohol, dan latihan fisik ringan dan teratur.Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

Bagimana?...mengerikan bukan?...Hipertensi sebenarnya gampang banget dicegah (kecuali yang tipe genetik), sayangnya upaya upaya pencegahan tersebut selalu terkendala dari sisi diri kita sendiri...;)

Cegah Hipertensi dengan Pola Makan

Oleh Prof.DR.Ir.Made Astawan,MS.

Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif (jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, osteoporosis, dan hipertensi.

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria.

Prevalensinya di daerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan, terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali. Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara.

Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari).

Cara kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Cara ketiga, diet tinggi serat. Dan keempat, diet rendah energi (bagi yang kegemukan).

Jenis Hipertensi Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi.

Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.

Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90 persen pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.

Golongan kedua adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.

Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).

Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Berdasarkan diastolik dan sistolik, penggolongan tekanan darah serta saran yang dianjurkan adalah seperti pada Tabel 1.

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.

Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

Ambang Batas Rasa Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Natrium dan klorida merupakan ion utama cairan ekstraseluler.

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.

Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat.

Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.

Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).

Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan (MSG). Budaya penggunaan MSG sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Hampir semua ibu rumah tangga, penjual makanan, dan penyedia jasa katering selalu menggunakannya. Penggunaan MSG di Indonesia sudah begitu bebasnya, sehingga penjual bakso, bubur ayam, soto, dan lain-lain, dengan seenaknya menambahkannya ke dalam mangkok tanpa takaran yang jelas.

Imbangi Kalium Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.

Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya.

Sebagai contoh, rasio kalium terhadap natrium pada tomat segar adalah 100:1, menjadi 10:6 pada tomat kaleng dan 1:28 pada saus tomat. Contoh lain adalah rasio kalium terhadap natrium pada kentang bakar 100:1, menjadi 10:9 pada keripik, dan 1:1,7 salad kentang.

Dari data tersebut tampak bahwa proses pengolahan menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.

(Prof. DR. Ir. Made Astawan, MS.Guru Besar Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB)

Mengenal hipertensi(tekanan darah tinggi)Tekanan darah adalah menunjukkan keadaan di mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut - 120 /80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring. Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter. Biasanya dokter akan mngecek dua kali atau lebih sebelum menentukan anda terkena tekanan darah tinggi atau tidak. Apabila pada kesempatan tersebut tekanan darah anda berada pada 140/90 mmHg atau lebih maka akan didiagnosa sebagai hypertensi (tekanan darah tinggi) Tekanan darah tinggi (hipertensi) menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal..Tanpa melihat usia atau jenis kelamin ,semua orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Target kerusakan akibat Hipertensi antara lain:

Otak : menyebabkan stroke

Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan

Jantung : menyebabkan penyakit jantung koroner(termasuk infark jantung), gagal jantung

Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal

klasifikasi tekanan darah pada dewasa

kategori tekanan darah sistoliktekanan darah diastolik

normaldibawah 130 mmhgdibawah 85 mmhg

normal tinggi130-139 mmhg85-89 mmhg

stadium 1 (hipertensi ringan)140-159 mmhg90-99 mmhg

stadium 2 (hipertensi sedang)160-179 mmhg100-109 mmhg

stadium 3 (hipertensi berat)180-209 mmhg110-119 mmhg

stadium 4 (hipertensi maligna)210 mmhg atau lebih120 mmhg atau lebi

hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah,yang apabila tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam 3-6 bulan,Hipertensi ini jarang terjadi,hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.

1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya

2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Begitu juga sebaaliknya,tekanan darah rendah disebabakan oleh aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi. Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya hidup sehat seperi akif berolahraga, Mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok Namun apabila anda telah didiagnosa terkena Hypertensi,langkah awal terpenting adalah agar menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat seperti di atas dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter.Selain itu dianjurkan juga untuk Melakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel evaluasi awal hipertensi atau panel hidup sehat dengan hipertensi

Tujuan pemeriksaan laboratorium pada pasien hipertensi :

Untuk mencari kemungkinan penyebab Hipertensi sekunder

Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target

Untuk memperkirakan prognosis

Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi risiko penyakit jantung koroner dan stroke

Pemeriksaan laboratorium untuk hipertensi ada 2 macam yaitu :

Panel Evaluasi Awal Hipertensi : Pemeriksaan ini dilakukan segera setelah didiagnosis Hipertensi, dan sebelum memulai pengobatan

Panel Hidup Sehat dengan Hipertensi : Untuk memantau keberhasilan terapi

PENATALAKSANAAN AWAL JANTUNG BERDASARKAN PARADIGMA SEHAT.

Oleh : Dr.Santoso Karo-karo MPH,SpJP

Penyakit Jantung dan pembuluh darah saat ini menduduki urutan pertama penyebab kematian di Indonesia. Dari seluruh kematian hampir 25% disebabkan oleh gangguan kelainan jantung dan pembuluh darah.

"Keadaan ini terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan semula karena 30 tahun yang lalu penyakit jantung dan pembuluh darah diperkirakan baru akan menjadi masalah utama pada tahun 2000 ke atas. Kenapa ini berlangsung lebih cepat karena adanya perubahan gaya hidup yang berkait dengan perbaikan sosial ekonomi masyarakat kita" ujar Dr. Santoso Karo-karo MPH, SpJP dalam acara simposium "Penatalaksanaan Awal Serangan Jantung dan Otak" yang diselenggarakan oleh Yayasan Peduli jantung dan Stroke" belum lama ini di Jakarta.

Menurut Santoso, penyakit jantung dan pembuluh darah dan penyakit degeneratif lainnya akan semakin banyak menggangu kualitas hidup dan membutuhkan biaya sangat besar.

"Oleh karena itu, kita perlu mawas diri dan sejak dini melakukan upaya terutama dengan menghindari gaya hidup dan kebiasaan yang bisa menimbulkan penyakit-penyakit," Ujar Santoso.

Santoso menyebutkan , secara garis besar penyakit jantung dan pembuluh darah adalah : Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit jantung iskemik, hipertensi atau darah tinggi, penyakit jantung bawaan, penyakit otot dan selaput jantung, gangguan irama jantung dan penyakit pembuluh darah perifer.

Menurut Santoso, yang paling penting adalah penyakit Jantung Koroner (PJK) karena ini yang paling banyak terdapat pada usia produktif dan merupakan penyebab kematian utama pada usia 45 tahun keatas. Penyakit darah tinggi (Hipertensi ) terdapat pada 14% penduduk indonesia (MONICA), sedangkan penyakit jantung bawaan terdapat pada 6-8 dari 1000 kelahiran.

PARADIGMA SEHAT :Santoso mengatakan, upaya kuratif termasuk pembedahan dan intervensi non bedah demikian juga upaya sekunder pada umunya memerlukan biaya yang mahal, maka untuyk pencegahan di masyarakat sebaiknya di lakukan pencegahan primer bahkan sedapat mungkin dilakukan pencegahan primodial.

Dengan demikian, kata santoso yang menjadi sasaran adalah orang yang masih sehat dan mengingat bahwa dimulainya awal proses ateros-klerosis adalah sejak usia muda, sasaran ini harus ditujukan terutama pada penduduk usia muda.

Pengalaman di negara-negara maju termasuk Australia ini kematian akibat penyakit kardioveskular dapat diturunkan sampai 30% dan sampai saat ini masih cenderung menurun. Upaya yang mempunyai peran utama adalah pengendalian lipid dan tekanan darah melalui edukasi tentang gaya hidup sehat, konsumsi gizi seimbang serta memelihara berat badan ideal; hidup aktif berolahraga serta tidak merokok. Upaya kuratif yang mahal seperti perawatan intensif, tidak besar peranannya terhadap penurunan moralitas dalam populasi.

Upaya dalam rangka paradigma sehat kardioveskular dapat digambarkan sebagai berikut, lihat tabel :

Upaya yang diperlukan

Orang sehat tanpa Faktor Resiko Sudah ada faktor resiko tetapi belum sakit

1. MerokokTidak merokok menganjurkan Orang lain agar tidak merokok

Berhenti merokok seterusnya

2. Konsumsi MakananMakanan sehat Gizi seimbang memeriksa kadar kolesterol dan gula darahBila ada dislipidemia melakukan diet. Dan kalau perlu dengan obat untuk mencapai sasaran kadar-kadar kolesterol yang dianjurkan

Memeriksa kadar lipid secara teratur

Bila ada diabetes melakukan diet dan olah raga yang dianjurkan memeriksa kadar gula darah dan fungsi ginjal secara teratur.

3. Tekanan DarahMemeriksa tekanan darah sebelum usia kerja dan sebelum usia 40 tahunBila ada hipertensi, memeriksa tekanan darah teratur dan menjalani pengobatan

4. Berat BadanMemelihara berat badan idealMemelihara berat badan ideal

5. Aktifitas fisik dan Olah ragaHidup sehari-hari yang aktif, jalan setiap hari ( daily walk)Hidup sehari-hari yang aktif dan olah raga teratur sesuai anjuran.

6. RelaksasiHindari hidup stres dan selalu ada kegiatan relaksasi dan tidur yang cukupHindari hidup stres dan selalu ada kegiatan relaksasi dan tidur yang cukup

Upaya ini dicakup dalam slogan Panca upaya jantung kesehatan jantung yang dicanangkan oleh Yayasan Jantung Indonesia sejak tahun ini , yaitu "SEHAT" yang merupakan singkatan dari Seimbang gizi, Enyahkan rokok, Hindari Stress, Atasi tekanan darah tinggi, Teratur berolah raga

MENDETEKSI PJKA SECARA DINI

"Apabila kita ingin mendeteksi penyakit jantung koroner (PJK) pada stadium yang sangat dini sekali (artinya belum ada penyempitan ) sampai saat ini belum ada petanda Marker yang bisa bener-bener menunjukan bahwa seseorang sudah menderita stadium awal sekali dari PJK . Kateterisasi jantung, yaitu memasukan pipa lentur kedalam jantung untuk memotret pembuluh darah itu, hanya dapat menunjukan bila sudah ada penyempitan, jadi ini bukan deteksi dini.

Pemeriksaaan ini biayanya mahal dan mempunyai resiko kematian meskipun kecil" Ujar santoso. Pemeriksaan uji latih jantung (treadmill Test) Mampu mendeteksi pada 80% orang yang sudah mempunyai penyempitan pembuluh koroner bermakna, meskipun orang tersebut tidak mempunyai keluhan atau gejala sakit dada dalam keadaan biasa. "Jadi tes ini sebenarnya juga bukan deteksi dini, namun penting apabila kita mencurigai adanya PJK terutama pada usia 40 tahun keatas dan orang-orang yang mempunyai faktor resiko. Biaya pemeriksaan relatif murah." Tuturnya lagi.

Pemeriksaan skening ultrafast bisa menunjukan adanya plak pengapuran sebesar 2 mm di pembuluh darah, namun lagi-lagi ini bukan petanda yang dini sekali. Pemeriksaan ini juyga relatif mahal meskipun bahayanya praktis tidak ada.

Oleh karena itu, kata Santoso, sebenarnya yang penting adalah mendeteksi ada tidaknya faktor resiko pada seseorang jauh sebelum terjadi kelainan di pembuluh darah. Faktor resiko yang dengan mudah dan relatif sangat murah di periksa adalah : riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung atau stroke, tekanan darah tinggi , merokok, berat badan berlebih (gemuk), kelebihan kolesterol (dislipidemia), kencing manis (diabetes militus).

Orang yang mempunyai orang tua kandung atau saudara kandung yang meniggal tiba-tiba, atau mengalami serangan jantung atau stroke pada usia muda dibawah 60 tahun hanrus lebih tanggap. Ia harus mengusahakan agar jangan ada faktor-faktor resiko lain pada dirinya. ia harus sejak dini mengusahakan gaya hidup sehat (tidak merokok, rajin olah raga, makan-makanan sehat-seimbang dll ).

Tekanan darah tinggi dapat di deteksi dengan memeriksakan tekanan darah, pertama kali pada usia remaja, kemudian sebelum memasuki lapangan kerja , dan kalau normal, sekurang-kurannya di ulangi pada usia 40 tahun.

Berat badan dapat di periksa sejak dini, dan bila ada kegemukan (kelebihan berat badan ) segera mengusahakan menurunkannya dengan diet dan olah raga.

Kadar kolesterol perlu diperiksa pada masa kanak-kanak dan usia remaja , apabila di dalam riwayat keluarga ada faktor keturunan yang kuat , misalnya kakek sakit jantung atau stroke, ayah atau ibu juga menderita sakit jantung atau stroke.

Kadar gula darah, juga pada prinsipnya harus di deteksi pada usia dini apabila ada riwayat kencing manis yang kuat di dalam keluarga kandung.

Faktor resiko lain, seperti kadar fibrinogen, homosistein, kadar ipa, tidak begitu penting di periksa sejak dini, dan sampai saat ini belum diterima luas. INFRAD MIOKARD AKUT

Sementara itu Dr. Jetty Sedyawan SpJP bagian kardiologi FKUI melaporkan, prevalensi penyakit kardioveskular di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Survei Kesehatan Rumah tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1992 menunjukan, bahwa penyakit tersebut telah menempati urutan pertama dalam penyebab kematian. Di negara Amerika Serikat , karena upaya masyarakat, pelayanan kesehatan dan pemerintah dalam penanggulangan penyakit kardioveskular, kejadian penyakit tersebut menurun, namun masih tetap merupakan penyebab uatma kematian. Dilaporkan bahwa setiap tahun terdapat 1,5 juta pasien terkena serangan jantung atau dalam terminologis medis di sebut Infrak Miokard Akut ( IMA ) dan terjadi kematian sejumlah 500 ribu pasien pertahun. Ternaytaa 50% dari kematian tersebut terjadi pada jam pertama IMA dan pada umumnya kematian tersebut terjadi di luar rumah sakit, disebabkan fibrikasi ventrikel.

Kenyataan tersebut, Jetty menunjukan bahwa peran pra rumah sakit merupakan elemen yang strategis dalam menentukan tingkat survival. Peran masyarakat, dokter keluarga, sistem pelayanan gawat darurat dan peran rumah sakit yaitu Instansi Gawat darurat (IGD) di pusat layan kesehatan sangat menentukan dalam keberhasilan penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit kardioveskular. Pasien, keluarga, masyarakat dan dikter keluarga diharapkan peduli perlunya penatalaksanaan IMA dengan cepat dan benar. Keterlambatan meminta pertolongan dan kurangnya kemampuan dokter yang pertama menangani pasien , bukan saja menjadikan pasien masuk dalam resiko tinggi untuk kematian akibat fibrilasi ventrikel, tetapi juga akan meurunkan efektifitas pemberian terapi trombolitik untuk menyelamatkan moikard dan mencegah meluasnya daerah infrak.

PENDEKATAN TATALAKSANA IMA

Di negara berkembang hampir semua dokter mempunyai akses dengan instalasi perawatan intensif untuk pasien mereka yang mendapat serangan jantung atau IMA. Tatalaksana pra rumah sakit merupakan elemen yang sangat menentukan tingkat survival. Kematian umunya terjadi pada jam-jam pertama serangan IMA, terbanyak karena aritmia yaitu fibrilasi ventrikel. Ketrampilan mendiagnosis IMA, kemampuan bantuan hidup dasar dan lanjutan (BHD dan BHL ) dan transportasi cepat ke rumah sakit merupakan persyaratan profesionalisme yang mutlak yang harus dimiliki oleh petugas pelayanan kesehatan masyarakat. Penyebab utama dari terlambatnya pasien IMA dari awal terjadinya sakit dada sampai mendapat pengobatran, adalah : pasien tidak mengetahui gejala dan tanda-tanda serangan jantung; pasien dan keluarga tidak mengetahui bagaimana dan kemana meminta bantuan; evaluasi pra rumah sakit, pengobatan dan transportasi yang tidak baik; dan terlampau lama dalam menegakkan diagnosis dan dimulainya pengobatan di rumah sakit.

Petugas kesehatan harus lebih waspada pada kelompok pasien dengan resiko tinggi IMA, seperti pasien-pasien dengan hipertensi, hiperlipidemia, merokok, diabetes dan pasien dengan riwayat AP. Pasien dan keluarga diberi bekal pengetahuan tentang serangan jantung dan ketrampilan menggunakan nitrogliserin SL bila terkena AP, yang dapat di ulang setiap 5 menit sampai 3 kali. Bila setelah 15 menit gejala belum hilang, pasien harus segera di bawa ke pusat layan kesehatan yang mampu merekam dan interpretasi EKG, melaksanakan "Advance Cardiac life Support (ACLS), monitor EKG, dan pemberian reperfusi dengan trombolitik ataupun angioplasti bila ada indikasi.

"Primary Care Plysicians" termasuk dokter keluarga harus berperan banyak dalam strategi tatalaksana awal. Pelayanan ambulan gawat darurat yang dilengkapi peralatan standar ACLS, petugas mampu BHD dan BHL, sehingga mereka mampu memberikan pengobatan di perjalanan menuju rumah sakit, bila di perlukan.

Karena tingginya kejadian fibrikasi ventrikel dan aritmia letal lainnya pada jam-jam pertama serangan IMA, maka monitor EKG harus segera dipasang dan disiapkan defibrilasi. Ingat penggunaan triad untuk memudahkan mengingat tindakan pada penatalaksanaan awal yaitu : Airway-breathing-Circulatiopn (ABC) dan oksigen-IV-Monitor (OIM), untuk tatalaksana IMA perlu memahami obat-obatan dan tindakan bila terjadi komplikasi IMA sesuai ACLS.

Penatalaksanaan awal IMA terdiri dari tatalaksana pra rumah sakit dan tatalaksana di rumah sakit. Algoritme IMA menyajikan rekomendasi penatalaksanan awal pasien-pasien dengan sakit dada dan kemungkinan IMA. Terdapat 4 komponen yang harus melaksanakan koordinasi untuk mencapai hasil yang terbaik dari penatalaksanan yaitu : Masyarakat, sistem Gawat darurat dan unit perawatan koroner.

PERAN DOKTER KELUARGA

Untuk menambahkan pembicaraan dari Jetty Sedyawan mengenai peran dokter keluarga, dalam kesempatan ini Dirjen Bin KesMas Prof.DR.Dr.Azrul Azwar, MPH mengatakan , jika diperhatikan karakteristik pelayanan kedokteran keluarga, serta dikaitkan merupakan suatu keadaan gawat darurat medis tersebut, maka segeralah terlihat bahwa secara umum ada 4 peranan yang dapat dimainkan oleh dokter keluarga pada penatalaksanan penyakit serangan jantung serta penyakit serangan otak. Keempat peranan tersebut adalah : Pertama, melakukan tindakan promotif dan preventif, karakteristik utama dokterkeluarag adalah lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif , sesuai dengan karakteristik ini jelaskah peranan pertama dokter keluarga dalam penatalaksanan penyakit serangan jantung serta penyakit serangan otak adalah melakukan pelbagi tindakan promotif dan preventif yang sesuai.

Kedua. Menyelengarakan pertolongan pertama yang segera dan tepat. Karena dokter keluarga adalah dokter yang amat dekat dengan pasiennya, yang dapat di hubungi oleh pasien dengan mudah, maka segeralah mudah dipahami. Peranan ke-2 dokter keluarga pada penatalaksanan penyakit serangan jantung serta penyakit serangan otak adalah memberikan pertolongan pertama secara segera dan tepat. Untuk dapat dilaksanakannya peranan ini, banyak hal yang perlu dilakukan. Termasuk yang terpenting adal;ah meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dokter keluaraga tentang: penyakit serangan jantung serta penyakit serangan otak.

Ke-tiga, merujuk pasien kesarana pelayanan kesehatan yang sesuai. Selanjutnya, apabila pertolongan pertama ini telah dapat dilakukan dengan baik, maka peranan ketiga yang dapat dilaksanakan oleh dokter keluarga pada penatalaksanan penyakit serangan otak adalah merujuk pasien kesarana pelayanan kesehatan yang tepat. Untuk dapat dilaksanakannya peranan ini, dokter keluarga harus mengetahui pelbagi sarana kesehatan yang berada diwilayah kerjanya, serta apabila mungkin dapat menjalin hubungan kerja yang baik, sehingga akan memudahkan pelansanaan pelayanan kesehatan rujukan yang diperlukan oleh pasien.

Ke-empat, membantu pelayanan lanjutan yang diperlukan oleh pasien. Peranan ke-4 dari dokter keluarga dalam pelaksanan penyakit serangan jantung serta penyakit serangan otak adalah membantu pelanan lanjutan, utamanya dalam memberikan informasi yang lengkap tentang pasien. Keberhasilan penatalaksanaan penyakit serangan jantung serta penyakit serang otak adalah membantu pelayanan lanjutan , utamanya dalam memberikan informasi yang lengkap tentang pasien. Penatalaksanaan penyakit serangan jantung serta penyakir serangan otak sangat di tentukan antara lain oleh pengetahuantentang kebiasaan-kebiasaan pasien, obat-obat yang sering digunakan, serta tentang kesehatan pasien secara umum, yang memang dimiliki secara lengkap oleh setiap dokter keluarga.

Source :

BIDI (Berita Ikatan Dokter Indonesia )Jantung kita adalah organ yang paling mengagumkan.Tanpa henti memompa oksigen dan nutrisi melaui darah ke seluruh tubuh.Jantung kita berdetak 100 ribu kali per hari atau memompa sekitar 2000 galon per hari.

Ketika berdetak, jantung memompa darah melaui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh. Pembuluh-pembuluh ini sangat elastis dan bisa membawa darah ke setiap ujung organ tubuh kita.

Darah sangat penting karena berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru dan nutrisi ke setiap jaringan tubuh, juga membawa sisa-sisa seperti karbon dioksida keluar dari jaringan-jaringan tubuh

Ada tiga tipe pembuluh darah :

Pembuluh arteri : fungsinya mengangkut oksigen melalui darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh, akan semakin mengecil ketika darah melewati pembuluh menuju organ lainnya.

Pembuluh kapiler : bentuknya kecil dan tipis, menghubungkan pembuluh arteri dan pembuluh vena. Lapisan dindingnya yang tipis memudahkan untuk dilewati oleh oksigen, nutrisi, karbon dioksida serta bahan sisa lainnya dari dan ke organ sel lainnya.

Pembuluh vena : fungsinya menyalurkan aliran darah yang berisi bahan sisa kembali ke jantung jantung untuk dipecahkan dan dikeluarkan dari tubuh. Pembuluh vena semakin membesar ketika mendekati jantung. Bagian atas vena (superior) membawa darah dari tangan dan kepala menuju jantung, sedangkan bagian bawah vena (inferior) membawa darah dari bagian perut dan kaki menuju jantung.

Jaringan pembuluh-pembuluh darah ini sangat luas, jika dibentangkan panjangnya bisa mencapai lebih dari 60 ribu mil.Cukup untuk mengelilingi bumi lebih kali 2 kali !

Jantung kita terletak di sebelah kiri bagian dada, di antara paru-paru, tersarung oleh tulang rusuk. Bagian luaranya terdiri dari otot-otot. Otot-otot tersebut saling berkontraksi dan memompa darah melulai pembuluh arteri. Bagian dalam terdiri dari 4 buah bilik. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot yang disebut septum. Bagian kanan dan kiri dibagi lagi menjadi 2 bilik atas yang disebut dengan atria dan dua bilik bawah yang disebut dengan ventricle, yang memompa darah menuju arteri.

Atria dan verticle bekerja secara bersamaan,menyebabkan kontraksi dan relaksasi untuk memompa darah keluar dari jantung. Darah yang keluar dari bilik akan melewati sebuah katup. Terdapat 4 buah katup di dalam jantung. Yaitu mitral, tricuspid, aortic, dan pulmonic (sering juga disebut dengan pulmonary).

Katup-katup ini berfungsi untuk mengatur jalannya aliran darah menuju ke arah yang benar. Tiap katup mempunyai penututup yang disebut leaflets atau cusps. Katup mitral mempunyai 2 buah leaflets , yang lainnya memiliki 3 buah leaflets.

Bagian kanan dan kiri jantung bekerja secara bersamaan membuat suatu pola yang bersambung secara terus menerus yang membuat darah akan terus mengalir menuju jantung paru-paru dan bagian tubuh lainnya.

Bagian kanan :

Darah memasuki jantung melalui 2 bagian pembuluh vena inferior dan superior yang membawa oksigen kosong dari tubuh menuju ke bagian kanan atrium.

Ketika atrium berkontraksi,darah mengalir dari bagian kanan atrium menuju bagian kanan ventricle melalui katup tricuspid.

Ketika ventricle penuh,maka katup triscupid akan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke bagian atria ketika ventricle berkontraksi.

Ketika ventricle berkontraksi,darah akan mengalir keluar melalui katup pulmonic menuju arteri dan paru-paru yang mana pada bagian ini darah akan mendapatkan oksigen.

Bagian kiri :

Bagian vena pulmonary akan mengosongkan darah yang telah mengandungoksigen dari paru-paru menuju ke bagian kiri atrium

Ketika atrium berkontraksi, darah akan mengalir menuju bagian venricle sebelah kiri melalui katup mitral.

Ketika venricle penuh maka katup mitral akan tertutup untuk mencegah darah menggalir kembali ke atrium ketika ventricle berkontraksi.

Ketika ventricle berkontraksi maka darah akan meninggalkan jantung melalui katup aortic menuju ke seluruh rubuh

Pilihan terapi pada tekanan darah tinggi(hipertensi)

Tergantung pada beratnya tekanan darah tinggi, dokter akan menyarankan modifikasi gaya hidup, apakah itu dengan atau tanpa obat-obatan. Secara umum, pasien dengan pembacaan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih merupakan kandidat untuk intervensi medis, sebagai tambahan pada perubahan gaya hidup. Pasien dengan hipertensi sistolik terisolasi (misalnya tekanan darah 160/89 mmHg) atau usia lebih dari 65 tahun juga merupakan kandidat untuk terapi medis. Pasien prehipertensi secara umum disarankan untuk melakukan beberapa perubahan gaya hidup sebelum terapi medis dimulai. Beberapa langkah-langkah yang sebaiknya diambil untuk menurunkan tekanan darah meliputi:

1. Diuretik. Pengobatan yang memicu pembentukan urin dalam ginjal, menyebabkan tubuh untuk mengalirkan cairan dan mineral, terutama sodium. Ini sering kali merupakan terapi pertama yang diberikan untuk menurunkan tekanan darah. Meskipun sudah sering digunakan, obat ini sering memberikan efek yang tidak diinginkan, seperti kadar kalium yang rendah (hipokalemia). Efek samping ini dapat diminimalkan dengan pemakaian diuretik hemat kalium.

2. Penyekat alfa dan penyekat beta. Pengobatan yang menghambat reseptor alfa dan beta pada berbagai tempat di sistem saraf pusat. Obat ini membantu melemaskan arteri, mengurangi kekuatan denyut jantung dan menurunkan tekanan darah. Penyekat beta terutama berguna pada pasien dengan penyakit jantung, namun mereka sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien diabetes karena dapat mencampuri respon normal tubuh terhadap kadar gula yang berfluktuasi. Penyekat alfa bekerja melalui norepinefrin, yang mana akan menyebabkan peningkatan aktivitas jantung. Meski demikian, obat ini biasanya tidak digunakan sebagai terapi lini pertamakarena pasien akan timbul toleransi terhadap pengobatan dan pemakaiannya dilaporkan meningkatkan kejadian kardiovaskular.

3. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (EKA). Obat ini merupakan vasodilator yang membantu menurunkan tekanan darah dengan menghambat substansi dalam darah yang menyebabkan pembuluh darah akan mengerut (konstriksi). Beberapa studi baru-baru ini menyatakan bahwa golongan obat ini lebih baik dari pada lainnya untuk mencegah stroke, penyakit jantung dan penyakit ginjal pada pasien-pasien (terutama mereka yang diabetes) dengan faktor risiko untuk penyakit vaskular / pembuluh darah. Obat-obatanini juga bermanfaat pada pasien dengan yang telah menderita penyakit jantung.

4. Penghambat reseptor Angiotensin II. Golongan obat baru ini menunjukkan hasil yang cukup baik dan menjanjikan dalam menurunkan komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Mereka mempunyai efek yang mirip dengan pengahambat EKA meskipun lebih spesifik pada aksinya dan memiliki efek samping yang lebih sedikit. Meskipun penyekat beta, penghambat EKA dan diuretik pada saat ini lebih sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, penghambat reseptor angiotensin nampaknya akan lebih banyak lagi diresepkan di masa datang.

5. Penghambat kanal kalsium. Obat-obatan ini merupakan vasodilator yang menghambat aliran kasium ke dalam jantung dan menurunkan tekanan darah. Meskipun demikian, kebanyakan studi tidak memperlihatkan manfaat obat ini dalam menurunkan risiko kematian dari tekanan darah tinggi, dan beberapa dariobat-obatan ini dapat meningkatkan risiko kematian dari tekanan darah tinggi.

Meskipun beberapa dari obat-obatan baru memperlihatkan manfaatnya dalam menurunkan baik tekanan darah dan risiko penyakit jantung, mereka belum diuji satu sama lainnya sampai baru-baru ini. Melalui studi Antihypertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial (ALLHAT). Dimulai pada tahun 1994, melibatkan lebih dari 42 000 dan merupakan trial sejenisnya yang terbesar, studi ini menunjukkan bahwa diuretik tradisional lebih efektif dalam mengobati tekanan darah tinggi dan sebaiknya digunakan sebagai terapi lini pertama. Pasien dengan tekanan darah tinggi secara acak diberikan diuretic, penyekat kalsium, penghambat EKA atau penghambat alfa.

Hasil studi ini dalam 5 tahun kemudian, dibandingkan dengan obat lainnya yang digunakan dalam studi ini, diuretik tidak hanya lebih efektif secara signifikan dalam menurunkan tekanan darah, namun juga dalam menurunkan risiko kejadian kardiovaskular ( misalnya stroke, angina, gagal jantung). Kategori penghambat alfa dihentikan pada tahun 2000 karena kejadian kardiovaskular dan perawatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan diuretik. Berdasarkan temuan ini, peneliti di ALLHAT menyimpulkan bahwa terapi obat-obatan dengan hipertensi sebaiknya dimulai dengan diuretik.

Penelitian tambahan difokuskan pada risiko akibat obat-obatan yang digunakan untuk terapi hipertensi. Beberapa studi akhir-akhir ini menyampaikan kemungkinan obat penurun tekanan darah dapat mempercepat risiko penyakit diabetes, terutama pada mereka yang mempunyai risiko penyakit diabetes. Penghambat beta dan diuretic merupakan kelas obat yang paling sering dikaitkan dengan diabetes. Sebaliknya, ARB dan penghambat EKA paling aman untuk diabetes. Penelitian tambahan diperlukakan untuk mengkonfirmasi hasil-hasil pada studi ini.

Peneliti juga memeriksa pemakaian kombinasi obat untuk pengobatan tekanan darah tinggi yang efektif. Kebanyakan pasien mengkonsumsi obat yang terpisah untuk mengontrol tekanan darah mereka. Peneliti mengevaluasi kombinasi obat dengan dosis yang lebih rendah dalam satu sediaan kapsul. Para peneliti percaya bahwa penelitian yang baik diperlukan untuk melihat manfaat terapi ini.

Mayoritas pasien dengan tekanan darah tinggi akan memerlukan obat-obatan selam hidup mereka untuk mengontrol tekanan darah mereka. Pada beberapa kasus, dua atau tiga antihipertensi dapat diberikan. Beberapa studi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kombinasi tersebut tidak hanya menurunkan tekanan darah namun juga menurunakan risiko stroke dan penyakit jantung iskemik. Penelitian yang lainnya menyarankan penghentian pemakaian obat antihipertensi pada pasien dengan tekanan darah yang tidak terlalu tinggi dan hanya menjalani perbaikan gaya hidup saja. Perubahan gaya hidup yang paling penting pada studi yang ada adalah penurunan berat badan dan konsumsi diet rendah garah. Strategi seperti latihan, rencana diet dan terutama perubahan obat-obatan sebaiknya didiskusikan dengan dokter sebelum diaplikasikan.

Para peneliti juga telah mencari sumber genetic tekanan darah tinggi. Dengan mengidentifikasi gen penyebab tekanan darah tinggi pada pasien dapat menolong dokter untuk meresepkan obat antihipertensi yang paling efektif.

Modifikasi gaya hidup:

Masyarakat dengan tekanan darah tinggi sebaiknya menghindari beberapa aktivitas tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung pada tingkat yang membahayakan. Diantaranya :

sauna atau ruang uap

mandi uap

kolam air hangat

berendam air panas

kolam renang yang hangat

Sangat penting bagi paenderita hipertensi untuk membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk aktivitas tersebut diatas hanya kurang dari 10 menit. Setelah terjadinya paparan terhadap lingkungan ini, pasien sebaiknya duduk menjauh dari sumber panas selama beberapa menit sebelum berdiri kembali dengan tujuan untuk meminimalkan risiko terjadinya pusing kepala atau pingsan (sinkope).

Pasien hipertensi harus lebih berhati-hati mengenai pemakaian obat-obatan bebas (OTC) yang mengandung vaskokonstriktor, yang mana dapat menaikkan tekanan darah. Obat-obatan tersebut seperti:

tetes mata

antihistamin

flu, sinus dan obat batuk (terutama yang mengandung dekongestan)

Pasien hipertensi disarankan untuk mengikuti anjuran dokter mengenai pengobatan untuk mencegah konsekuensi kesehatan yang serius. Pasien juga disarankan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai efek samping atau hal lainnya yang berhubungan dengan pengobatan.

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Karena sumbatan ini, terjadi ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan oksigen otot jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena sehingga fungsinya terganggu.Untuk dapat berfungsi dengan baik dalam memompa darah ke seluruh tubuh,jantung membutuhkan sumber energi berupa O2 yang didapat dari darah. Jantung memperoleh masukan darah (kaya oksigen) dari pembuluh arteri koronaria yang mengelilingi jantung.Karena berbagai macam faktor (usia tua, kebiasaan merokok, penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit gula), pembuluh darah dalam tubuh, termasuk juga pembuluh arteri koronaria, akan mengalami penyempitan dan pengerasan. Proses penyempitan dan pengerasan pembuluh darah ini dikenal sebagai atherosklerosis. Pada tahap awal, atherosklerosis hanya akan mengurangi pasokan darah ke jantung. Namun, lama kelamaan akan menimbulkan hambatan total aliran darah sehingga daerah yang diperdarahi akan mengalami kerusakan, karena terjadi kekurangan supply O2 (iskemi). Apabila daerah yang rusak menjadi banyak, fungsi jantung akan semakin berkurang dan orang yang bersangkutan akan mengalami gagal jantung.Pada orang-orang yang sering berolah raga, jumlah pembuluh kolateral(penghubung) di jantung menjadi bertambah banyak sehingga apabila salah satu terhambat, jantung masih mendapat pasokan darah dari pembuluh yang lain.Penyakit jantung iskemik biasanya mulai nampak pada usia pertengahan ketika pembuluh arteri mulai mengalami penyumbatan, antara lain karenafaktor-faktor resiko PJK tidak dikendalikan dengan baik.Keadaan atherosklerosis juga dapat mengundang bahaya besar yang mendadak, yaitu apabila karena suatu sebab terjadi pengerutan (spasme) pembuluh darah mendadak sehingga pembuluh menyempit dengan tiba-tiba. Pasien yang mengalami hal ini akan merasakan nyeri dada hebat, bahkan dapat meninggal. Inilah yang dikenal sebagai serangan jantung.John Winata

Tekanan darah

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cariTekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat

Apakah dia Tekanan Darah?

Tekanan darah adalah tekanan yang dikenakan terhadap pembuluh arteri semasa peredaran darah yang disebabkan oleh denyutan jantung.

Bagaimana Tekanan Darah Diukur?Tekanan darah ada dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nombor atas (120) menunjukkan tekanan keatas pembuluh arteri akibat denyutan jantung. Ia dipanggil tekanan sistolik. Nombor bawah (80) menunjukkan tekanan semasa jantung berehat di antara pengepaman. Ia dipanggil tekanan diastolik. Masa yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah semasa anda rehat dan dalam keadaan duduk atau baring.

Tekanan Darah berubah-ubahKadar tekanan darah tidak sama sepanjang masa. Ia sering berubah-ubah mengikut keperluan badan anda. Jika tekanan darah anda tinggi, doktor anda akan memeriksa semula tekanan darah anda untuk beberapa kali bagi menentukan kadar tekanan darah anda yang sebenar.

Apakah dia tekanan darah tinggi?Kadar tekanan darah yang sentiasa lebih tinggi dari kadar biasa untuk suatu jangkamasa yang yang lama. Kadar tersebut adalah melebihi kadar Tekanan darah optima iaitu 130 / 80 mmHg.

Tekanan darah tinggi kebiasaannya tidak menunjukan sebarang gejala. Anda mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan pada masa yang sama ada merasa diri anda sihat. Berjumpa doktor adalah satu-satunya cara untuk mengetahui tekanan darah anda.

Akibat tekanan darah tinggiTekanan darah tinggi secara berkekalan beleh mendatangkan komplikasi seperti berikut

serangan jantung

angin ahmar

kegagalan jantung

kerosakan buah pinggang

Memastikan tekanan darah optima memeriksa tekanan darah anda secara berkala sekurang-kurangnya 2 kali setahun atau lebih kerap bergantung kepada kadar tekanan darah anda

tidak merokok - narkotin dalam rokok boleh mengakibatkan jantung berdenyut lebih cepat dan menyempitkan saluran salurnadi halus menyebabkan jantung terpaksa mengepam dengan lebih kuat bagi memenuhi keperluan badan anda

kurangkan pengambilan garam - garam berlebihan dalam darah boleh menyebabkan lebih banyak air terpaksa disimpan di dalamnya dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi

kurangkan lemak - lemak berlebihan akan terkumpul di sekeliling salurnadi dan menjadikannya tebal dan kejang

kekalkan berat badan unggul

bersenam secara berkala

elakkan pengambilan alkohol

INCLUDEPICTURE "http://visit.geocities.yahoo.com/visit.gif?us1211287953" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://geo.yahoo.com/serv?s=76001076&t=1211287953&f=us-w86" \* MERGEFORMATINET TEKANAN DARAH TINGGI KETAHUI TEKANAN DARAH ANDA ELAKKAN KOMPLIKASI Apa Dia Tekanan Darah? Tekanan darah ialah tekanan yang dikenakan terhadappembuluh arteri semasa peredaran darah ynag disebabkan oleh denyutan jantung.

Bagaimana Tekanan Darah Diukur? Tekanan darah ada dua ukuran dan biasanya dirakam seperti berikut:-

120 / 80 mmHg

Nombor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung. Ia dipanggil tekanan sistolik.

Nombor bawah (80) menunjukkan tekanan semasa jantung berehat di antara pengepaman. Ia dipanggil tekanan diastolik.

Masa yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah semasa anda rehat dan dalam keadaan duduk atau baring.

Tekanan Darah Berubah-ubah

Kadar tekanan darah tidak sama sepanjang masa. Ia sering berubah-ubah mengikut keperluan badan anda. Jika tekanan darah anda tinggi, doktor anda akan memeriksa semual tekanan darah anda untuk beberapa kali bagi menentukan kadar tekanan darah anda yang sebenar.

Apa Dia Tekanan Darah Tinggi? Jika kadar tekanan darah sentiasa lebih tinggi daripada kadar biasa untuk suatu jangkamasa yang lama, maka keadaan ini dikenali sebagai Tekanan Darah Tinggi.

Tekanan darah optima130 / 80 mmHg

Tekanan darah tinggi

Lebih daripada 130 / 85 mmHg. Misalnya, jika tekanan melebihi 180 / 110 mmHg kadar tekanan darah anda adalah terlalu tinggi.

Kenapa Anda Perlu Mengetahui Tentang Darah Tinggi? Tekanan darah tinggi kebiasaannya tidak menunjukkan sebarang tanda dan gejala. Anda mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan pada masa yang sama merasa diri anda sihat. Hanya satu cara untuk mengetahui sama ada anda menghidap darah tinggi atau tidak adalah dengan memeriksa tekanan darah anda secara berkala.

Apakah Akibat Tekanan Darah Tinggi? Jika tekanan darah anda kekal tinggi, ia boleh menyebabkan komplikasi seperti:

Serangan jantung

Angin ahmar

Kegagalan jantung

Kerosakan buah pinggang

Jika Tekanan Darah Anda Optima (130 / 80 mmHg) Anda perlu terus mengawal tekanan darah anda, dengan cara:

Memeriksa tekanan darah anda secara berkala;

2 kali setahun jika kadarnya normal

lebih kerap jika didapati kadarnya tinggi atau jika anda mempunyai ahli keluarga mengidap darah tinggi, angin ahmar atau serangan jantung.

Tidak merokok

Nikotin dari asap rokok akan memasuki darah dan menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat. Nikotin juga menyempitkan saluran salurnadi halus dan memaksa jantung mengepam lebih kuat.

Makan secara sihat, dengan mengurangkan pengambilan :-

GaramGaram berlebihan di dalam darah boleh menyebabkan lebih banyak air terpaksa disimpan di dalamnya. Ini akan meningkatkan tekanan darah.

LemakLemak berlebihan akan terkumpul di sekeliling dinding salurnadi dan menjadikannya tebal dan kejang.

Kekalkan berat badan unggul.

Bersenam secara berkala.

Elakkan pengambilan alkohol.

Jika Anda Menghidap Tekanan Darah Tinggi :- Makan ubat secara berkala seperti yang dinasihatkan.

Jangan berhenti makan ubat tanpa nasihat doktor/pegawai farmasi.

Jumpa doktor anda secara berkala bagi mengawal tekanan darah anda.

Tekanan darah

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.

Lompat ke: navigasi, gelintarTekanan darah merujuk kepada tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pam oleh jantung keseluruh anggota tubuh badan manusia. Tekanan darah di buat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nombor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung. Ia dipanggil tekanan sistolik. Nombor bawah (80) menunjukkan tekanan semasa jantung berehat di antara pengepaman. Ia dipanggil tekanan diastolik. Masa yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah semasa anda rehat dan dalam keadaan duduk atau baring.

Sekiranya tekanan darah didapati sentiasa lebih tinggi dari kadar biasa secara berlarutan seseorang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Pesakit darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg semasa berehat.

Diambil daripada "http://ms.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah"

Tes Gula Darah: Menimbang Ambang Normal2004-02-27 12:39:04 (Yus Ariyanto)

Dari makanan yang masuk ke tubuh, kita memperoleh glukosa atau gula darah yang akan berubah menjadi energi. Tapi, selalu ada sisa glukosa yang belum berubah menjadi energiTes Gula Darah:

Menimbang Ambang Normal

Yus Ariyanto

Dari makanan yang masuk ke tubuh, kita memperoleh glukosa atau gula darah yang akan berubah menjadi energi. Tapi, selalu ada sisa glukosa yang belum berubah menjadi energi. Nah, sisa gula darah tersebut bakal disimpan di sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin. Tanpa hormon yang diproduksi di pankreas itu, tubuh tidak bakal sanggup melakukan metabolisme glukosa dengan baik.

Cuma, ada tubuh-tubuh yang tak mampu atau kurang banyak memproduksi insulin. Akibatnya, glukosa tak bisa disalurkan ke sel-sel tubuh dengan lancar dan menumpuk di darah. Di titik inilah, seseorang disebut terkena diabetes mellitus atau diabetes. Jadi, secara sederhana, diabetes adalah suatu kondisi ketika kandungan glukosa di darah terlampau tinggi.

Diabetes mesti diwaspadai. Pasalnya, penyakit ini bisa membawa komplikasi ke sejumlah organ tubuh lain. Komplikasi itu, antara lain, gangguan penglihatan, gagal ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Sejauh ini, ada dua tipe diabetes yang dikenal. Tipe pertama ditandai dengan ketiadaan sama sekali produksi insulin dalam tubuh. Tipe pertama ini sering disebut dengan dependent-insulin diabetes. Lazimnya, tipe ini menyerang anak-anak dan remaja karena faktor keturunan. Jumlah penderita tipe ini berkisar antara 5 sampai 10 persen dari keseluruhan penderita diabetes.

Tipe kedua menyerang orang-orang yang tak mampu memproduksi insulin dalam tubuhnya dalam jumlah memadai. Tipe ini kerap disebut non-dependent insulin diabetes. Secara kuantitatif, penderita tipe inilah yang terbanyak. Umumnya, tipe ini menyerang mereka yang telah berusia di atas 40 tahun yang mengalami problem obesitas.

Secara umum, ada tiga tipe orang yang berisiko menderita diabetes. Pertama, individu yang orang tuanya mengidap diabetes. Kedua, seseorang yang mengalami kegemukan. Pasalnya, orang gemuk membutuhkan insulin lebih banyak sehingga cukup besar kemungkinan ketakmampuan pankreas memproduksi insulin. Ketiga, wanita hamil dapat juga menderita diabetes secara temporal. Jenis ini biasa disebut gestational diabetes. Maklum, wanita hamil mengonsumsi makanan jauh lebih banyak ketimbang biasanya.

Sementara itu, diabetes juga bisa dideteksi dari gejala-gejala berikut:

1. Rasa haus yang luar biasa.

2. Selalu ingin buang air kecil, terutama pada malam hari

3. Kelelahan hebat

4. Hilangnya berat badan secara drastis

5. Penglihatan mengabur

Jika mengalami rangkaian gejala di atas, sebaiknya Anda menjalani tes gula darah. Sejauh ini, ada dua jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan. Pertama, Anda mengecek glukosa darah sendiri dengan cara memakai kertas penguji glukosa darah yang dijual bebas. Cara pengujiannya adalah dengan menusukkan jarum steril ke jari sampai darah menetes. Kemudian, darah tersebut dimasukkan kedalam kertas uji. Dalam hitungan detik, darah itu akan berubah warna. Perubahan warna tersebut akan menentukan gambaran kasar kadar gula darah Anda. Untuk menerjemahkan hasil tes itu, Anda tinggal menengok boks indikator. Di sana tertera keterangan tentang kadar glukosa dari tiap-tiap warna yang muncul.

Kedua, Anda mengeceknya di laboratorium kimia darah yang ada di setiap rumah sakit besar. Ketika akan menjalani tes ini, Anda diwajibkan puasa selama minimal 8 jam. Setelah itu, baru darah diambil sebanyak 5 sampai 10 cc. Kemudian, darah tersebut akan dimasukkan ke alat PRECISION melalui jarum glukosa (glucostick). Kadar gula darah Anda bisa disebut normal, jika pada tes itu nilainya kurang dari 110 mg/dl. Setelah itu, pasien baru diperbolehkan makan.

Dua jam sesudah makan tersebut, darah Anda kembali diambil. Kali ini, nilai normalnya adalah kurang dari 140 mg/dl. Jika dalam dua jam kadar glukosa tak kembali ke level normal, orang tersebut kekurangan insulin. Sebab, dalam dua jam, insulin seharusnya sudah bisa mendistribusikan glukosa ke dalam sel-sel berapapun banyaknya makanan yang masuk ke tubuh.

Ketiga, pemeriksaan darah sewaktu. Pengujian ini banyak dilakukan orang-orang yang langsung mengujikan glukosa darahnya sendiri tanpa terlebih dahulu berkonsultasi ke dokter. Untuk jenis pengujian ini, pihak laboratorioum tidak melihat apakah Anda baru makan atau tidak. Yang jelas nilai normalnya dipatok kurang dari 200 mg/dl.

Lantas, apa yang mesti dilakukan jika ternyata kadar gula Anda melampaui nilai normal? Pertama-tama, kemungkinan besar Anda akan disarankan sekali untuk melakukan diet dan berolahraga secara teratur. Jika dua hal tersebut telah dilakoni tapi kadar gula darah masih tinggi, dokter biasanya memberikan obat-obatan golongan fibrat dan statin. Untuk penderita dependent-insulin diabetes, mau tak mau, mesti diberikan asupan insulin setiap hari.

Konsultasi ilmiah: Prof. DR. dr. A. Harryanto Reksodiputro, SpPD, KHOM (FKUI)

Laporan: Charles Tambunan

Catatan:

Ada tiga jenis tes (tes ketika puasa; tes 2 jam setelah makan; dan tes sewaktu). Untuk setiap tes dipungut biaya yang besarnya sama seperti tertera di atas.

Gula Darah Tinggi Pengaruhi Mental Diabetisi

Penderita Diabetes bila mengalami penurunan fungsi mental dan suasana hati, mungkin perlu segera diperiksa kadar gula darahnya. Karena menurut penelitian yang terbaru, gula darah yang meningkat tinggi (hiperglikemia) akan mempengaruhi mental dan suasana hati penderita diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang paling banyak penderitanya. Diabetes tipe 2 ini dulu disebut dengan diabetes tipe dewasa atau diabetes tidak tergantung insulin (NIDDM, Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus).

Penelitian ini dilakukan terhadap 20 partisipan yang berusia rata-rata 61 tahun, dan telah menderita Diabetes selama 6 tahun. Mereka semua telah mendapat bermacam-macam pengobatan, dari obat-obatan anti diabetik oral (yang diminum) hingga suntikan insulin.

Partisipan tersebut kemudian diberikan infus glukosa untuk mendapatkan kadar yang tinggi glukosa dalam darah (hiperglikemia). Selama proses itu berlangsung, partisipan dilakukan test atas tingkat perhatian, daya ingat dan kemampuan memroses informasi.

Hasilnya, pada keadaan hiperglikemia akut, kemampuan dan kecepatan memroses informasi, daya ingat dan perhatian mereka, ternyata terganggu. Selain itu, partisipan juga mengalami gangguan suasana hati, mereka kehilangan rasa gembiranya dan terjadi peningkatan rasa cemas, kelelahan dan gelisah.

Jadi Diabetisi yang menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi mental dan suasana hati, perlu segera mendapat penanganan. Hal ini dapat terjadi setelah mereka makan.

Sumber: Jurnal Diabetes CareDIABETES MELITUS

Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar - gula darah tinggi)yang kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal. Akibat gangguan hormonal tsb dapatmenimbulkan komplikasi pada mata seperti katarak ,ginjal (nefropati) ,saraf dan pembuluh darah. Ada dua type DM ,yang pertama adalah yang tergantung dengan insulin ,type ini biasanya disebabkan karena destruksi dari sel beta langerhans akibat proses auto imun.Sedangkan type yang kedua adalah DM yang tidak tergantung pada insulin akibat dari kegagalan relatif sel beta langerhans.

Gejalanya :

Sementara itu, diabetes juga bisa dideteksi dari gejala-gejala berikut:

1. Rasa haus yang luar biasa.

2. Selalu ingin buang air kecil, terutama pada malam hari

3. Kelelahan hebat

4. Hilangnya berat badan secara drastis

5. Penglihatan mengabur

Biasanya akan terdapat gejala banyak buang air kecil ,terutama pada malam hari ,sehingga penderita akan berulang kali bangun sebelum pagi hanya untuk ke kamar kecil.

Selain itu juga akan merasa cepat lapar dan akan merasa lapar lagi walau belum beberapa lama. Merasa haus walau belum beberapa lama kamu minum . Gejala lain yang sering juga dikeluhkan adalah sering kesemutan gatal ,mata kabur sehingga cepat gati kacamata ,disfungsi ereksi ,gatal-gatal pada vulva vagina. Banyak makan tapi badan menjadi kurus ,orang gemuk dengan cepat menjadi kurus.

Pemeriksaan Penunjang ;

Biasanya Dokter akan mengaunjurkan pemeriksaan gula darah puasa ,untuk menentukan kadar gula dalam darah Gula darah puasa ,normal 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Penentuan klasifikasi ini didasarkan atas rata-rata dua kali pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk. Pasien yang memiliki tekanan darah dalam golongan pre hipertensi memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami hipertensi.

Klasifikasi Tekanan DarahTDS (mmHg)TDD (mmHg)

Normal< 120< 80

Pre hipertensi120 13980 89

Stage 1 Hipertensi140 15990 99

Stage 2 Hipertensi> 160> 100

Adapun faktor risiko mayor yang berperan pada progresifitas hipertensi yang mengarah pada penyakit kardiovaskuler adalah merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dislipidemia, diabetes mellitus, mikroalbuminuria atau perkiraan GFR < 60 ml/menit, umur ( > 55 tahun untuk pria, 65 tahun untuk wanita), dan riwayat penyakit jantung kardiovaskuler yang prematur pada keluarga (pria pada usia < 55 tahun atau wanita < 65 tahun).

Organ yang diramalkan akan mengalami kerusakan akibat hipertensi yang kurang ditangani dengan baik adalah jantung dengan hipertrofi ventrikel kiri, angina, infark miokard, dan revaskulerisasi koroner. Otak juga akan mengalami stroke atau transient iskemic attack. Serta muncul juga penyakit lain seperti penyakit ginjal kronik, arterial perifer dan retinopati. Dalam ESC ESH, diabetes secara independen merupakan faktor risiko yang mempengaruhi prognosis sehingga walaupun pada kategori hipertensi high normal, adanya diabetes sudah digolongkan pada high added risk.

Penatalaksanaan hipertensi menurut JNC 7 adalah: pemeriksaan fisik yang meliputi pengukuran tekanan darah pada kedua lengan, pemeriksaan fundus okuli, penghitungan indeks massa tubuh (IMT), evaluasi adanya bruit pada arteri carotis, abdominal dan femoral, palpasi tiroid, pemeriksaan jantung paru, palpasi abdomen untuk evaluasi adanya massa, pembesaran ginjal, pemeriksaan edema tungkai serta pemeriksaan neurologi.

Sedangkan pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan adalah urinalisis, pemeriksaan gula darah, hematokrit, serum kalium dan kalsium, kreatinin untuk estimasi GFR, profil lemak termasuk HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida, pemeriksaan EKG, kalau memungkinkan juga disertakan pemeriksaan albumin urine atau rasio albumin/ kreatinin. Pada keadaan tertentu atau jika tekanan darah sukar dikendalikan mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan.

Terapi hipertensi menurut JNC 7 bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit jantung kardiovaskuler dan ginjal, menurunkan tekanan darah hingga < 140 / 90 mmHg. Tujuan khususnya adalah menurunkan tekanan darah hingga pada level 130 / 80 mmHg pada penderita dengan diabetes atau penyakit ginjal kronik. Serta mencapai tekanan darah sistolik yang optimal terutama pada orang berusia > 50 tahun.

Adapun obat penurun tekanan darah yang umum dikenal hingga saat ini adalah penghambat ACE (ACEI), antagonis angiotensin (ARB), antagonis Ca (CCB), penyekat beta (BB), dan diuretika. Diuretik golongan thiazide dianjurkan sebagai terapi awal hipertensi. Bisa digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi, karena golongan ini meningkatkan efikasi obat anti hipertensi lain. Kombinasi dua obat yang ternyata efektif dan dapat ditoleransi dengan baik misalnya adalah diuretik dengan beta blocker, diuretik dengan ACEI atau ARB, Ca antagonist (dehidropiridin) dengan beta blocker, Ca antagonist dengan ACEI atau ARB, Ca antagonist dan diuretik, serta alfa blocker dan beta blocker.

Uji klinik yang sudah dilakukan pada penggunaan ARB dan ACEI menunjukkan efek yang menguntungkan dalam menghambat progresifitas kemunduran faal ginjal, baik pada penderita ginjal diabetik maupun non-diabetik. Awalnya, sering dijumpai peningkatan kreatinin serum, namun jika kenaikannya < 35% baseline, pengobatan tidak perlu dihentikan. Baru jika GFR < 30 ml/mnt/1,73 m2 (kreatinin serum 2,5 3,0 mg/dl) diperlukan penambahan dosis loop diuretic. Pada penderita diabetes dengan hipertensi, kombinasi dua atau lebih obat biasanya diperlukan untuk mencapai tekanan darah >130/80 mmHg. Thiazid, beta blocker dan CCB berguna untuk menurunkan kejadian stroke dan CVD pada penderita diabetes. Pengobatan menggunakan ACEI dan ARB menjadi pilihan untuk menghambat progresifitas nefropati diabetik dan menurunkan albuminuria.

Pengobatan farmakologis saja tentunya tidak cukup dalam terapi hipertensi. Perlu perubahan dan modifikasi kebiasaan hidup sehingga dapat membantu menurunkan faktor risiko kardiovaskuler dan bermanfaat pula dalam menurunkan tekanan darah secara murah. Indeks massa tubuh (IMT) diusahakan mencapai normal yaitu sekitar 18,5 24,9 kg/m2 dengan cara menurunkan tekanan darah sistolik (TDS) 5 20 mmHg / 10 kg penurunan berat badan. Perlu pula menyeimbangkan diet dengan asupan kalium dan kalsium yang cukup dengan cara mengkonsumsi makanan yang kaya buah, sayur, rendah lemak hewani dan mengurangi asam lemak jenuh sehingga TDS dapat menurun 8 14 mmHg. Modifikasi lain bisa dengan mengurangi konsumsi natrium dengan takaran tidak lebih dari 100 mmol/hari (setara 6 gram NaCl) yang diharapkan dapat menurunkan TDS 2-8 mmHg. Aktivitas fisik yang ditingkatkan dengan berjalan minimal 30 menit per hari bisa menurunkan TDS 4 9 mmHg. Yang tidak kalah pentingnya tentu dengan berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.

Pada umumnya penderita hipertensi memerlukan dua atau lebih obat anti hipertensi dalam mencapai target tekanan darah. Pada tekanan darah 20/10 mmHg di atas tekanan darah optimal atau hipertensi stage 2 (JNC 7) pengobatan awal dipertimbangkan untuk menggunakan dua macam kelas obat sebagai kombinasi tetap atau masing-masing tetap diberikan tersendiri. Pemberian kombinasi obat anti hipertensi memang lebih cepat mencapai target tekanan darah, namun harus tetap diwaspadai kemungkinan terjadinya hipotensi ortostatik, terutama pada penderita diabetes, disfungsi saraf otonom dan penderita geriatrik. Jika sudah terjadi efek samping hipotensi ortostatik, Pranawa menyarankan, agar obat diturunkan dosisnya dan penderita tidak langsung berdiri setelah berbaring.

Penderita harus dievaluasi setiap bulan untuk penyesuaian obat agar target tekanan darah tercapai. Evaluasi bisa dilakukan tiap tiga bulan jika target telah tercapai. Sebaliknya pada penderita diabetes dan payah jantung memerlukan evaluasi yang lebih sering.

European Society of Hypertension European Society of Cardiology Guidelines for the Management of Arterial Hypertension (ESH ESC) tahun 2003 menekankan perlunya penggunaan statin pada penderita usia lanjut, riwayat jantung koroner, stroke iskemik, DM tipe-2 dan penyakit pembuluh darah perifer, terutama jika kolesterol total > 135 mg/dl. Aspirin dosis rendah diperlukan pada penderita hipertensi dengan riwayat kejadian kardiovaskuler.

Dalam kesempatan Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Penyakit Dalam di Hotel Shangri La Surabaya, awal Agustus lalu, Pranawa memaparkan tentang penelitian klinis penggunaan kombinasi obat anti hipertensi. Penelitian yang tersebut adalah Studi The Anglo Scandinavian Cardiac Outcomes Trial-Blood Pressure Lowering Arm (ASCOT- BPLA). Penelitian ASCOT BPLA merupakan penelitian multisenter dengan randomized control trial yang melibatkan pasien-pasien hipertensi dengan minimal 3 faktor risiko.

Faktor risiko tersebut di antaranya adalah hipertrofi ventrikel kiri, kelainan EKG, DM tipe 2, penyakit arteri perifer, riwayat stroke atau transient ischemic attack, jenis kelamin pria, umur >55 tahun, mikroalbuminuria, proteinuria, merokok, rasio kolesterol dan HDL > 6, serta riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur.

Penelitian ini melibatkan 19.257 pasien yang menerima atenolol (+ bendroflumethiazide) atau amlodipine (+ perindropril). Kelompok amlodipine menerima amlodipine mulai 5 mg sampai 10 mg, mendapat tambahan perindropril dari 4 mg sampai 8 mg, serta kemudian mendapat tambahan doxazosin GITS dari 4 mg sampai 8 mg. Kelompok atenolol menerima 50 mg sampai 100 mg, kemudian ditambah bendroflumethiazide 1,25 sampai 2,5 mg dan kemudian doxazosine 4 sampai 8 mg.

Penelitian ini memiliki primary endpoint infark miokardium non-fatal, serta penyakit jantung koroner yang fatal. Setelah 5,5 tahun, tidak terdapat perbedaan bermakna di antara kedua kelompok. Tetapi kejadian secondary dan tertiary endpoint pada kelompok yang mendapat amlodipine, terjadinya infark miokardium non-fatal, penyakit jantung yang fatal, kejadian kardiovaskuler, angina, penyakit arteri perifer, timbulnya diabetes dan penurunan fungsi ginjal lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok atenolol. Kelompok amlodipine lebih unggul dalam hal primary endpoint ini pada semua kelompok; dengan atau tanpa diabetes, pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri, maupun pasien dengan sindroma metabolik. Angka drop out dalam kelompok amlodipine akibat efek samping yang serius juga lebih sedikit daripada kelompok atenolol. Pranawa menambahkan jika menginginkan hasil yang lebih optimal lagi, bisa ditambahkan kombinasi obat penurun lemak golongan atorvastatin. (Iffa/Surabaya)

Perbaikan kualitas hidup & prognosis penderita hipertensi pulmonal

Hipertensi pulmonal merupakan penyakit yang dicirikan oleh peningkatan progresif resistensi vaskuler Pulmonal yang menyebabkan gagal ventrikel kanan dan kematian. Hipertensi Pulmonal Primer dan Hipertensi Pulmonal Sekunder yang berhubungan dengan berbagai kondisi seperti penyakit vaskuler kolagen, sistemik kongenital, hipertensi portal dan infeksi HIV

Hal inilah yang dibicarakan dalam satelit simposium ditengah-tengah acara ASMIHA yang berlangsung di Jakarta tanggal 3 Agustus 2007 lalu. Satelit simposium yang menampilkan pembicara Prof. Dr. Harmani kalim, SpJP dengan moderator Dr. Eko Antono, SpJP dihadiri lebih dari 150 orang dokter spesialis dan dokter umum.

Prof. Harmani kalim mengatakan bahwa PH (Pulmonary Hypertension) merupakan salah satu penyulit penyakit paru atau jantung prognosis yang buruk dan penyebab gagal jantung dan kematian. Sayangnya, pengobatan PH masih belum memuaskan.

Lebih jauh Prof. Harmani Kalim menjelaskan tentang ketidakseimbangan neurohormonal. Prostasiklin merupakan substansi endogen yang diproduksi oleh endotel vaskuler yang memiliki efek vasodilatasi, agregasi antiplatelet dan efek antiproliferasi. Ketidakteraturan alur metabolik prostasiklin ditunjukkan pada pasien dengan hipertensi pulmonal.

Prof. Harmani Kalim menguraikan tentang berbagai pendekatan terapi Hipertensi Pulmonal antara lain terapivasodilator, vasodilator ditambah dengan antiplatelet, terapi anti inflamasi dan terapi antikoagulan.

Lebih jauh Prof. harmani Kalim mengatakan bahwa salah satu terapi Hipertensi Pulmonal itu adalah dengan menggunakan obat derivat prostasiklin yaitu Beraprost sodium (Dorner). Diantara beberapa alternatif terapi yang diajukan hanya beraprost sodium yang menjanjikan.

Efek pleotropik prostasiklin antara lain adalah merelaksasikan otot polos vaskuler secara cepat, inhibisi agregasi platelet, memperbaiki cedera sel-sel endotel, penghambatan migrasi sel-sel vaskular, menormalisir gangguan agregasi, juga menghambat proliferasi yang menyebabkan perubahan struktur vaskular dan memperbaiki kliren ET-1Direct inotropic. Selain itu meningkatkan utilisasi oksigen oleh otot-otot skeletal serta perbaikan hemodinamik.

Dipaparkan pula oleh Prof. Harmani Kalim bahwa selain diindikasikan untuk Hipertensi Pulmonal, Beraprost sodium juga diindikasikan untuk penyakit Arteri Perifer, seperti pada kasus Intermitent Claudication. Beraprost ternyata dapat memperbaiki Intermitent Claudication hingga 80% dibanding plasebo yang dilihat dari kemampuan pasien untuk berjalan selama 6 bulan pengamatan. (Tabloid Kardiovaskuler, No. 144 Th XIII, Agustus 2007 Hal, 3)

Efek Jangka Panjang Deksametason dapat Menyebabkan Gangguan Kognitif?

Sebanyak 20% pasien mengalami gangguan kognitif setelah menerima deksametason dalam jangka waktu lama.

Bakteri meningtis dapat menyebabkan gangguan kognitif, bahkan setelah kesembuhan total. Obat kortikosteroid deksametason yang rutin digunakan untuk pengobatan infeksi hingga kini masih banyak digunakan.

Berbagai efek samping yang pernah dilaporkan akibat penggunaan deksametason antara lain adalah osteoporosis, kenaikan gula darah, sembab akibat retensi air.

Belum lama ini laporan yang dipublikasikan dalam Archives of Neurological tahun 2006 lalau memaparkan bahwa penggunaan jangka panjang deksametason berhubungan dengan efek samping kognitif. Namun, para peneliti dari Universitas Amsterdam mengatakan bahwa keprihatinan tersebut tidak diperingatkan.

Para peneliti menguji efek bahaya potensial deksametason yang diberikan sebagai terapi tambahan dalam jangka panjang dengan hasil kognitif pada 99 pasien dengan infeksi meningitis pneumococal.

Dari Pasien yang ikut serta dalam penelitian ini, sebanyak 87 pasien dimasukkan dalam pengamatan, 46 pasien menerima deksametason dan sisanya 41 pasien menerima plasebo.

Pemeriksaan neurologik pada median delapan tahun setelah keluar dari rumah sakit (30 hingga 146 bulan) terbukti bahwa 17 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif.

Sebanyak 38 pasien (21%) yang pernah mengalami infeksi meningitis pneumococus sebanyak delapan mengalami disfungsi kognitif dibanding dengan tiga dari 49 pasien (6%) yang pernah mengalami meningococal meningitis. Tapi, tak ada perbedaan yang ditemukan antara kedua kelompok pengobatan.

Para peneliti mengatakan bahwa peneliti mereka terdiri jumlah pasien terbesar yang pernah dievaluasi dalam waktu jangka panjang. Temuan mereka menduga bahwa gangguan neuropsikologikal membaik dalam tahun pertama setelah bakteri meningitis dan menjadi relatif stabil dengan waktu. (Mahdi J. Jurnal Kardiologi. No.143, Th XIII, Juli 2007, Hal 3. Arch Neurol 2006; 60: 456: 468)

Keluhan Angina Indikator Kuat Tegakkan Sindroma Koroner Akut

Kompetensi para dokter spesialis jantung dan pembuluh darah perlu dijaga dan di update dengan kerjasama yang rapih antara profesi, institusi pendidikan dan rumah sakit di seluruh indonesia.

Stratifikasi risiko akan timbulnya serangan jantung, yang ditenggarai saat ini sebagai sindroma Koroner Akut memberi angka tinggi.

Begitu penting keluhan angina yang timbul, baik yang khas maupun yang tidak khas (discomfort), apalagi pada lansia (umur diatas 65 tahun), merupakan petanda kuat akan datangnya suatu serangan infark miokard akut.

Apalagi kalau kita simak data lainnya, yaitu keluhan angina yang timbul pada saat pasien merasakan sama sebagaimana pernah dikeluhkan, kemudian diketahui pula pasien memang menderita penyakit jantung koroner termasuk pernah menderita infark miokard.Para dokter spesialis jantung dan pembuluh darah saat ini telah dibekali pengetahuan dan keterampilan sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki, termasuk melakukan angiografi koroner dan dilatasi stenosis yang mengancam sebagai tindakan penyelamatan. Atau pemberian medikamentosa yang tepat dalam upaya melumatkan trombus yang terjadi sebagai upaya reperfusi miokard, sehingga penyelamatan miokard, sehingga penyelamatan miokard yang menjadi sasaran dapat tercapai oleh karena aliran dipulihkan (reperfusi). (Dede Kusmana. Jurnal Kardiologi. No.143, Th XIII, Juli 2007, Hal 3. 1. Am. Fam Phys, 2005, ACC/AHA. 2. Pocket Guidelines. ESC Pocket Guidelines, 2003)

DISLIPIDEMIA :: Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung Koroner & StrokeBagaimana menanganinya ?Apa yang dimaksud dengan dislipidemia? Dislipidemia yaitu kelainan metabolisme lipid (=lemak) yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/atau penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah.

Batasan kadar lipid dalam darahKomponen LipidBatasan (mg/dl)Klasifikasi

Kolesterol Total< 200Yang diinginkan

200 239Batas tinggi

> 240Tinggi

Kolesterol LDL< 100Optimal

100 129Mendekati optimal

130 159Batas tinggi

160 189Tinggi

> 190Sangat tinggi

Kolesterol HDL< 40Rendah

> 60Tinggi

Trigliserida< 150Normal

150 199Batas tinggi

200 499Tinggi

> 500Sangat tinggi

Bagaimana mendiagnosis Dislipidemia ?

Untuk menegakkan diagnosis dislipidemia perlu dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol HDL dalam darah. Contoh darah diambil dari vena.Persiapan pemeriksaan kolesterol Untuk pemeriksaan kolesterol (lipid) lengkap diperlukan puasa 12 jam

Untuk pemeriksaan kolesterol total saja tidak diperlukan puasa

Untuk pemeriksaan kolesterol LDL secara direk, tidak diperlukan puasa

Bagaimana mendeteksi dini dislipidemia ?

Setiap orang dewasa berumur > 20 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol HDL. Sebaiknya pemeriksaan tersebut dimasukkan ke dalam pemeriksaan kesehatan rutin berkala (Check Up). Jika hasilnya normal, perlu diulang setiap 5 tahun.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi Dislipidemia ? Dislipidemia harus diterapi karena merupakan faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis, yang akhirnya dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Stroke.

Langkah-langkah penting :

1. Menentukan seberapa besar risiko PJK/Stroke yang dimiliki

2. Menentukan sasaran terapi (kadar kolesterol LDL) yang harus dicapai

3. Melakukan terapi sesuai petunjuk dokter

4. Mengevaluasi terapi & upaya pencegahan PJK/Stroke

I. Menentukan risiko PJK/strokeFaktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang harus diperhatikan adalah :

Merokok

Hipertensi (Tekanan darah > 140/90 mmHg atau sedang menjalani terapi hipertensi)

Kadar kolesterol HDL rendah (< 40 mg/dl)

Umur (laki-laki > 45 tahun, perempuan > 55 tahun)

Riwayat PJK pada keluarga di usia muda

Catatan : Kadar kolesterol HDL > 60 mg/dl dianggap sebagai faktor risiko negatif (mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total) Berdasarkan faktor risiko dan banyaknya faktor risiko tersebut maka dokter akan menentukan apakah Anda termasuk Risiko tinggi, Risiko multipel (memiliki > 2 faktor risiko) atau Risiko rendah (memiliki 0-1 faktor risiko.

II. Menentukan sasaran terapi

Sesuai dengan kelompok risiko, sasaran kolesterol LDL yang harus dicapai berbeda

Kelompok RisikoSasaran Kolesterol LDL

Risiko tinggi< 100 mg/dl

Risiko multipel< 130 mg/dl

Risiko rendah< 160 mg/dl

III. Melakukan terapi sesuai petunjuk dokter

Ada 2 cara terapi dislipidemia yaitu :

Terapi Non-Farmakologi atau terapi dengan Perubahan Gaya Hidup yang meliputi terapi nutrisi medik atau pengaturan diet (konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi medik)

meningkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan (konsultasikan dengan dokter)

Terapi Farmakologi atau terapi dengan menggunakan obat penurun lipid

Ada beberapa jenis obat dengan cara kerja dan indikasi pemakaian yang berbeda-beda (konsultasikan dengan dokter untuk pengobatan yang tepat)Secara umum, dokter menentukan pilihan terapi berdasarkan kelompok risiko tersebut

1. Jika Anda termasuk kelompok Risiko Tinggi

Harus mulai terapi perubahan gaya hidup jika kadar kolesterol LDL > 100 mg/dl

Mulai terapi obat jika kadar kolesterol LDL > 130 mg/dl

2. Jika Anda termasuk kelompok Risiko Multipel Harus mulai terapi perubahan gaya hidup jika kadar kolesterol LDL > 130 mg/dl

Mulai terapi obat jika kadar kolesterol LDL > 160 mg/dl

3. Jika Anda termasuk kelompok Risiko Rendah Harus mulai terapi perubahan gaya hidup jika kadar kolesterol LDL > 160 mg/dl

Mulai terapi obat jika kadar kolesterol LDL > 190 mg/dl

Catatan : ada faktor risiko lain yang menjadi pertimbangan dokter untuk mulai terapi obat