Hiperkalemia, Hipokalemia, Hipernatremia,Hiponatremia

10
HIPERKALEMIA, HIPOKALEMIA, HIPERNATREMIA,HIPONATREMIA Hiponatremia DEFINISI Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah. PENYEBAB Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu banyaknya air dalam tubuh.Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena. Jumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya. Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak 1L/hari), bisa menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal ginjal. Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati, dimana volume darah meningkat.Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga. Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi (penyakit Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak. Pembuangan natrium ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon aldosteron. Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu banyak hormon antidiuretik.

Transcript of Hiperkalemia, Hipokalemia, Hipernatremia,Hiponatremia

HIPERKALEMIA, HIPOKALEMIA, HIPERNATREMIA,HIPONATREMIA

Hiponatremia

DEFINISI

Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah.

PENYEBAB

Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu banyaknya air dalam tubuh.Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena.Jumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya.

Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak 1L/hari), bisa menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal ginjal.

Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati, dimana volume darah meningkat.Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga.

Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi (penyakit Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak.Pembuangan natrium ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon aldosteron.

Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu banyak hormon antidiuretik.

Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan melarutkan sejumlah natrium dalam darah.

Penyebab SIADH:

1. Meningitis dan ensefalitis2. Tumor otak3. Psikosa4. Penyakit paru-paru (termasuk pneumonia dan kegagalan pernafasan akut)5. Kanker (terutama kanker paru dan pankreas)6. Obat-obatan:- chlorpropamide (obat yang menurunkan kadar gula darah)

- Carbamazepine (obat anti kejang)- Vincristine (obat anti kanker)- Clofibrate (obat yang menurunkan kadar kolesterol)- Obat-obat anti psikosa- Aspirin, ibuprofen dan analgetik lainnya yang dijual bebas- Vasopressin dan oxytocin (hormon antidiuretik buatan).

GEJALA

Beratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan menurunnya kadar natrium darah.Jika kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar natrium benar-benar rendah.Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.

Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).

Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi kejang.Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian) dan koma.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.

PENGOBATAN

Hiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang memerlukan pengobatan segera.

Cairan intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara perlahan.Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap.

Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia diatasi.Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal.

hipernatremia

DEFINISI

Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.

PENYEBAB

Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air dibandingkan dengan jumlah natrium.Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal jika kehilangan cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air.

Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk minum.Hipernatremia juga terjadi pada seseorang dengan:- fungsi ginjal yang abnormal- diare- muntah- demam- keringat yang berlebihan.

Hipernatremia paling sering terjadi pada usia lanjut.Pada orang tua biasanya rasa haus lebih lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda.Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang mengalami demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air walaupun saraf-saraf hausnya masih berfungsi.

Selain itu, pada usia lanjut, kemampuan ginjal untuk memekatkan air kemih mulai berkurang, sehingga tidak dapat menahan air dengan baik.Orang tua yang minum diuretik, yang memaksa ginjal mengeluarkan lebih banyak air, memiliki resiko untuk menderita hipernatremia, terutama jika cuaca panas atau jika mereka sakit dan tidak minum cukup air.

Hipernatemia selalu merupakan keadaan yang serius, terutama pada orang tua.Hampir separuh dari seluruh orang tua yang dirawat di rumah sakit karena hipernatremia meninggal.Tingginya angka kematian ini mungkin karena penderita juga memiliki penyakit berat yang memungkinkan terjadinya hipernatremia.

Hipernatremia dapat juga terjadi akibat ginjal mengeluarkan terlalu banyak air, seperti yang terjadi pada penyakit diabetes insipidus.Kelenjar hipofisa mengeluarkan terlalu sedikit hormon antidiuretik (hormon antidiuretik menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak memberikan respon yang semestinya terhadap hormon.Penderita diabetes insipidus jarang mengalami hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air.

Penyebab utama dari hipernatremi:

1. Cedera kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa2. Gangguan dari elektrolit lainnya (hiperkalsemia dan hipokalemia)3. Penggunaan obat (lithium, demeclocycline, diuretik)4. Kehilangan cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan)

5. Penyakit sel sabit6. Diabetes insipidus.

GEJALA

Gejala utama dari hipernatremia merupakan akibat dari kerusakan otak.Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan:- kebingungan- kejang otot- kejang seluruh tubuh- koma- kematian.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.

PENGOBATAN

Hipernatremia diobati dengan pemberian cairan.Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan diberikan secara intravena (melalui infus).Untuk membantu mengetahui apakah pembelian cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa jam.Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap.

Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya konsentrasi natrium.Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik.Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretik (vasopresin).

Hipokalemia

Definisi : Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.

penyebab :

Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.

Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.

Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.

Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.

Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.

Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

Diagnose :Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya

LITERATUR

http://www.sidenreng.com/2009/03/hiponatremia/hipernatremia.com

http://aishalbaharun.blogspot.com/2012/02/hiperkalemia-hipokalemia.html

HIPERKALEMIA

1. Pengertian Hiperkalemia

Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih atau sama dengan 5,5

mEq/L terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau

gerakan kalium keluar dari sel-sel.Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu

segera dikenali dan ditangani untuk menghindari disritmia dan henti jantung yang fatal.

Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi

kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi

sistem konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang tinggi ini terus berlanjut, irama jantung menjadi

tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.

2. Penyebab Hiperkalemia

Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium deng`n baik.

Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang menghalangi

pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan ACE inhibitor.

Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar adrenal tidak

dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup.

Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal semakin sering

menyebabkan hiperkalemia.

Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat. 

Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari makanan yang

kaya akan kalium.

Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan

dari cadangannnya di dalam sel.

Hal ini bisa terjadi bila:

- sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)

- terjadi luka bakar hebat

- overdosis kokain.

Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal

untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

3. Tanda dan Gejala

a. Neuromuskular

         Kelemahan otot yang tidak begitu terlihat biasanya merupakan tanda awal .

         Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang kearah paralisis flaksid pada tungkai bawah,

dan akhirnya pada badan dan lengan ( berat )

         Parestesia pada wajah, lidah, kaki, dan tangan

b. Saluran cerna

         Mual, kolik usus, diare

c. Ginjal

         Oliguria yang berlanjut menjadi anuria

d. Kardiovaskular

         Disritmia jantung, bradikardia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrikel atau henti jantung.

         Perubahan EKG (selalu terjadi jika  K+ serum= 7-8 mEq/L)

4. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar kalium

serum ke normal.

Penatalaksanaan ini berbeda-beda tergantung dari beratnya ketidakseimbangan.

a.       Subakut

         Kation yang mengubah resin(mis, Kayexalate): diberikan baik secara oral, nasogastric, atau melalui

retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium diusus. Larutan biasanya dikombinasi dengan

sorbitol untuk mencegah konstipasi dari Kayexalatedan karena diare, sehingga meningkatkan

kehilangan kalium diusus.

         Penurunan masukan kalium : Diet menghindari makanan yang mengandung kalium tinggi.

b.      Akut

         IV kalsium glukonat : Untuk meniadakan efek neuromuskular dan jantung terhadap hiperkalemia.

Kadar kalsium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida juga dapat digunakan.

         IV glukosa dan insulin : untuk memindhkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium serum ini

sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa hipertonik (ampul D50W atau 250-500ml D10W)

diberikan dengan insulin reguler.

         Bikarbonat natrium : untuk memindahkan kalium kedalam sel-sel. Penurunan kalium serum

sementara (selama kira-kira 1-2 jam).

         Dialisis : Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk membuang kelebihan

kalium.

5. Patofisiologi

Sejauh ini efek hiperkalemia yang paling penting secara klinis adalah efeknya pada

miokardium. Efek pada jantung akibat peningkatan kadar kalium serum biasanya tidak bermakna

dibawah konsentrasi 7mEq/L (SI: 7mmol/L), tetapi efek ini selalu timbul jika kadarnya adalah

8mEq/L (SI: 8mmol/L) atau lebih tinggi. Jika konsentrasi kalium plasma meningkat, timbul gangguan

pada konduksi jantung. Perubahan paling dini, sering terjadi pada kadar kalium serum lebih tinggin

dari 6 mEq/L (SI: 6mmol/L), adalah gelombang T yang tinggi, sempit, depresi ST, dan pemendekan

interval QT besar. Jika kadar kalium serum terus meningkat, interval PR menjadi memanjang dan

diikuti dengan menghilangnya gelombang P. Akhirnya terdapat dekomposisi dan pemanjangan

kompleks QRS. Disritmia ventrikuler dan henti jantung mungkin terjadi kapan saja dalam keadaan

ini.

Hiperkalemia berat menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang

berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. Sama halnya, konduksi ventrikuler melambat.

Meskipun hiperkalemia memiliki efek yang nyata pada sistem neuromuskuler perifer, hiperkalemia

mempunyai efek kecil pada sistem saraf pusat. Kelemahan yang cepat pada muskular asenden

mengakibatkan flasid kuadriplegia telah dilaporkan terjadi pada pasien-pasien dengan kadar kalium

serum yang sangat tinggi. Paralisis otot pernapasan dan otot yang dibutuhkan untuk berbicara juga

dapat terjadi.

Manifestasi gastrointestinal, seperti mual, kolik intestinal intermiten dan diare, mungkin

terjadi pada pasien yang mengalami hiperkalemiahttp://qurniatifirdaus.blogspot.com/2012/05/hiperkalemia.html