Hidrosefalus Blok 13
Click here to load reader
-
Upload
petric-philanthropia -
Category
Documents
-
view
35 -
download
2
Transcript of Hidrosefalus Blok 13
HIDROSEFALUS
Berliana Natalia
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta
Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
makhluk hidup, sebagai contoh : manusia. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak
dapat kita ketahui dengan melihat adanya perubahan secara fisik dan mental dari
neonatus hingga masa remaja ’adolescence’. Pada pertumbuhan dan perkembangan yang
baik (normal) dari seorang anak merupakan hal yang diingini oleh setiap orangtua.
Namun, ketika adanya tanda-tanda yang tidak normal dari pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak maka hal ini haruslah kita segera ketahui penyebabnya dan
melakukan pengobatan yang tepat agar dapat memperbaiki kondisi tersebut.
Sebagai contoh pada penyakit hidrosefalus yang mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak menjadi tidak normal. Hidrosefalus adalah suatu keadaan
patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan
baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah
disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan
tempat aliran cairan serebrospinalis. Hidrosefalus terdiri dari 2 macam, yaitu hidrosefalus
obstruktif atau tidak berkomunikasi dan hidrosefalus non-obstruktif atau berkomunikasi.
Hidrosefalus obstruktif merupakan akibat dari obstruksi dalam sistem ventrikel.
Hidrosefalus non-obstruksi yang akibat dari obliterasi sisterna subaraknoid atau salah
fungsi villi araknoid, tanpa penyumbatan sistem ventrikel.1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaTelepon : 08170110057, Email : [email protected]
NIM : 10-2009-076, Kelompok : B4
1
Alloanamnesis
Pertanyaan yang dapat diajukan dalam bagian ini, yaitu :
1. Berapa usia anak ibu?
2. Apa saja keluhan yang dialami ?
3. Sudah berapa lama anaknya kurang mau minum ASI, muntah, dan kejang?
4. Berapa kali sehari anak tersebut mengalami muntah dan kejang?
5. Bagaimana riwayat kesehatan orangtua si anak ?
Dari hasil tersebut kita dapatkan :
- Keluhan utama : Seorang anak laki-laki berusia 6 bulan, dengan kepala semakin
membesar, mata juga terlihat tertarik kebawah.
- Keluhan tambahan : Anak tersebut kurang mau minum ASI,sering muntah, dan
kejang.
PemeriksaanBerbagai pemeriksaan yang dilakukan untuk melakukan diagnosa pada hidrosefalus :
● Pemeriksaan Fisik
o Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk
melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
o Transiluminasi
● Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan darah: Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus
● Pemeriksaan cairan serebrospinal:
Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis
untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa.
● Pemeriksaan radiologi
o X-foto kepala : tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar
o USG kepala : dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup
o CT Scan kepala : untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan sekaligus
mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya.2
2
Etiologi
Hidrosefalus dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu gangguan pembentukan
aliran atau penyerapan cerebrospinal fluid (CSF) yang mengarah ke peningkatan volume
ditempati oleh cairan dalam SSP, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang
meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan
serebrospinalis.3 Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan
absorpsi yang normal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik
sangat jarang terjadi, misalnya terlihat pelebaran ventrikel tanpa penyumbatan pada
adenomata pleksus korodialis.4
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
1. Kelainan bawaan
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
Merupakan penyebab yang terbanyak pada hidrosefalus bayi dan anak (60-90%).
Akuaduktus dapat merupakan saluran buntu sama sekali atau abnormal lebih
sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahir atau progresif
dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
b. Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindroma Arnold-
Chairi akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan serebelum
letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi
penyumbatan sebagian atau total.
c. Sindrom Dandy-walker
Merupakan atresia kongenital foramen Lusckha dan Magendie dengan akibat
hidrosefalus obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel IV
yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista besar di daerah
fosa posterior.
d. Kista araknoid
Dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma
3
e. Anomali pembuluh darah
Dalam kepustakaan dilaporkan terjadinya akibat aneurisma aterio-vena yang
mengenai arteria serebralis posterior dengan vena Galeni atau sinus transvesus
dengan akibat obstruksi akuaduktus.
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi
ruangan subaraknoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi
bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat purulen di akuaduktus
Sylvii atau sisterna basalis. Lebih banyak hidrosefalus terdapat pasca-meningitis.
Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah
sembuh dari meningitisnya. Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen
terutama terdapat di daerah basal sekitar sisterna kiasmatika dan interpendunkularis,
sedangkan pada meningitis purulenta lokalisasinya lebih tersebar.
3. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS.
Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus
sylvii bagian terakhir biasanya glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan
penyumbatan bagian depan ventrikel III biasannya disebabkan suatu
kraniofaringioma.
4. Pendarahan
Telah banayak dibuktikan bahwa pendarahan serebelum dan sesudah lahir dalam
otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak,
selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri. 3
5. Faktor resiko
- Ibu yang menderita toksoplasmosis sehingga terkena pada bayinya
(Toksoplasmosis kongenital).
- Hipervitaminosis A dapat menyebabkan peningkatan sekresi cairan serebrospinal
atau meningkatkan permeabilitas sawar darah otak, sehingga menimbulkan
hidrosefalus.2
4
Epidemiologi
Hidrosefalus dapat terjadi pada setiap umur, tetapi paling sering pada bayi dan orang
dewasa usia 60 tahun bahkan lebih tua. Menurut Institut Nasional Neurologis Gangguan
dan Stroke, hidrosefalus diyakini mempengaruhi sekitar satu di setiap 500 anak-
anak. Sebagian besar kasus-kasus ini sering didiagnosis sebelum kelahiran, pada saat
kelahiran , atau pada anak usia dini.5
Patofisiologi
Cairan serebrospinal (CSS=CSF) dibentuk terutama dalam system ventrikel
melalui pleksus korid, yang berada dalam ventrikel lateralis, ketiga, dan keempat.
Meskipun sebagian besar dibentuk dalam ventrikel lateralis, sekitar 25% berasal dari
sumber di luar koroid, termasuk endotel kapiler dalam parenkim otak. Ada pengendalian
neurogenik aktif pembentukan CSS karena plexus koroid diinervasi oleh saraf adrenergik
yaitu perangsangan sistem yang mengurangi prduksi CSS dan saraf kolinergik yang dapat
melipat-gandakan kecepatan produksi CSS normal.1
Pada anak normal,produksi CSS 20ml per jam. Volume total CSS pada bayi
sekitar 50ml dan pada orang dewasa 150ml. Aliran CSS akibat dari perbedaan tekanan
yang ada antara sistem ventrikel dan saluran vena. Tekanan di dalam ventrikel dapat
setinggi 180mm air pada keadaan normal, sedangkan tekanan pada sinus sagitalis
superior berada pada kisaran 90mm air. Normalnya, CSS mengalir dari ventrikel lateralis
melalui foramen Monro ke dalam ventrikel ke tiga. Ia kemudian melewati akueduktus
Sylvius yang sempit, yang pada anak panjangnya sekitar 3mm dan diameternya 2mm,
masuk ke ventrikel keempat. CSS keluar ventrikel keempat melalui pasangan foramen
Lusckha lateral dan foramen linea mediana Magendie ke dalam sisterna pada dasar otak.1
Pada prinsipnya hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara
produksi,obstruksi, dan absorpsi dari CSS. Adapun keadaan yang mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan tersebut adalah : 6,7
1. Disgenesis
46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak adalah
malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan dalam
proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan CSS sebagai kompensasi
5
dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah hidroansefali yang
terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri.
2. Produksi CSS yang berlebihan
Ini merupakan penyakit hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab yang sering terjadi
adalah papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.
3. Obstruksi aliran CSS
Sebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat
terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa
kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, di mana pada
kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan sumbatan
pada akuaduktus Sylvius atau foramina pada ventrikel IV. Sisterna basalis juga dapat
tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan hambatan dari aliran CSS.
Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang yang mengakibatkan
arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, di mana obstruksi
tersebut berhubbungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan.
4. Absorpsi CSS berkurang
Kerusakan villi arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS,
selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut adalah : post meningitis, perdarahan subarakhnoid,dan kadar protein CSS
yang sangat tinggi.
5. Akibat atrofi serebri
Bila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi, maka akan terjadi penimbunan CSS yang
merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.
Terdapat beberapa tempat yang merupakan predileksi terjadinya hambatan aliran CSS :
1. Foramen Interventrikularis Monroe
Apabila sumbatan terjadi unilateral maka akan menimbulkan pelebaran ventrikel
lateralis ipsilateral.
2. Akuaduktus serebri (Sylvius)
Sumbatan pada tempat ini akan menimbulkan pelebaran kedua ventrikel lateralis dan
ventrikel III.
6
3. Ventrikel 1V
Sumbatan pada ventrikel IV akan menyebabkan pelebaran kedua ventrikel lateralis,
dan ventrikel III dan akuaduktus serebri.
4. Foramen Mediana Magendie dan Foramen Lusckha
Sumbatan pada tempat-tempat ini akan menyebabkan pelebaran pada kedua ventrikel
lateralis, ventrikel III, akuaduktus serebri dan ventrikel IV. Keadaan ini dikenal
sebagai sindrom Dandy-Walker.
5. Ruang Sub Arakhnoid di sekitar medulla-oblongata, pons, dan mesensefalon
Penyumbatan pada tempat ini akan menyebabkan pelebaran dari seluruh sistem
ventrikel. Akan tetapi apabila obstruksinya pada tingkat mesensefalon maka
pelebaran ventrikel otak tidak selebar seperti jika obstruksi terjadi di tempat lainnya.
Hal ini terjadi karena penimbunan CSS di sekitar batang otak akan menekan ventrikel
otak dari luar.
Work Diagnosis
Biasanya mudah dibuat secara klinis. Gejala yang tampak berupa gejala akibat
tekanan intrakranial yang meninggi. Pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak
sendiri, yaitu bila tekanan yang meninggi ini terjadi sebelum sutura tengkorak menutup.
Gejala tekanan intrakranial yang meninggi dapat berupa muntah,nyeri kepala dan pada
anak yang agak besar mungkin terdapat edema papil saraf otak II pada pemeriksaan
funduskopi. Kepala terlihat lebih besar dibandingkan dengan tubuh. Ini dipastikan dengan
mengukur lingkaran kepala suboksipito-bregmatikus dibandingkan dengan lingkaran
dada dan angka normal pada usia yang sama. Lebih penting lagi ialah pengukuran berkala
lingkar kepala, yaitu untuk melihat pembesaran kepala yang progresif dan lebih cepat
dari normal. Ubun-ubun besar melebar atau tidak meutup pada wktunya, teraba tegang
atau menonjol. Dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang menipis,tegang dan
mengkilat dengan pelebaran vena kulit kepala. Bola mata terdorong ke bawah oleh
tekanan dan penipisan tulang supraorbita. Sklera tampak diatas iris sehingga iris seakan-
akan matahari yang akan terbenam. Pergerakan bola mata yang tidak teratur dan
nistagmus tidak jarang terdapat. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan
neurologis berupa gangguan kesadaran,motoris atau kejang, nafsu makan yang
7
berkurang, kadang-kadang gangguan pusat vital, bergantung kepada kemampuan kepala
utuk membesar dalam mengatasi tekanan intrakranial yang meninggi.4
Tindakan yang dapat membantu diagnosis ialah transiluminasi kepala,
ultrasonografi kepala bila ubun-ubun besar belum menutup, foto rontagen kepala, dan
tomografi komputer ( CT scan). Pemeriksaan untuk lokalisasi penyumbatan ialah dengan
menyuntikkan zat warna PSP ke dalam ventrikel lateralis dan menampung
pengeluarannya dari pungsi lumbal untuk mengetahui penyumbatan ruang subaraknoid.
Namun dengan adanya CT scan kepala,uji PSP tidak dikerjakan lagi.4
Diagnosis Banding
Hidrosefalus perlu dibedakan dengan beberapa keadaan yang menunjukkan
pembesaran tidak normal dari kepala ataupun dengan keadaan lainnya pada bayi seperti
megalensefali, mirip seperti hidrosefalus tetapi pada megalensefali tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan intrakranial dan terdapat kelainan mental yang berat. Mungkin
kepala tampak membesar akibat ada penebalan kranium karena anemia kronis, rakitis,
osteogenesis imperfekta, dan displasia epifisis. Pengumpulan subdural kronis dapat
menimbulkan penonjolan tulang pariental bilateral. Berbagai gangguan metabolik dan
degeneratif SSS menghasilkan megalensefali kerena tidak normalnya bahan di dalam
parenkim otak. Gangguan ini meliputi penyakit lisosom (misal Tay-sachs,gangliosidosis,
dan mukopolisakaridosis),amino asidurias (misalnya penyakit sirup maple), dan
leukodistrofi (misal,metakromatik,penyakit alexander,dan penyakit canavan). Lagipula
gigantisme serebral dan neurofibromatosis ditandai dengan bertambahnya massa otak.
Megalensefali familial diwariskan sebagai autosom dominan dan ditandai dengan
tertundanya perkembangan motorik dan hipotonia tetapi intelegensinnya normal atau
mendekati normal.1
Penatalaksanaan
● Medical Mentosa
Ada 3 prinsip pengobatan hidrosefalus :
- Mengurangi produksi CSS dengan merusak sebagian pleksus koroidalis dengan
tindakan reseksi (pembedahan) atau koagulasi, akan tetapi hasilnya tidak
8
memuaskan. Penggunaan asetazolamid dan furosemid dapat mengurangi
kecepatan produksi CSS.
o Acetazolamide 25 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3 dosis. Dosis dapat
dinaikkan 25 mg/KgBB/hari (Maksimal 100 mg/KgBB/hari)
o Furosemide 1 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3-4 dosis
Catatan: Lakukan pemeriksaan serum elektrolit secara berkala untuk mencegah
terjadinya efek samping.2
- Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorpsi
yakni menghubungkan ventrikel dengan subaraknoid. Misalnya:
ventrikulosisternostomi Torkildsen pada stenosis akuaduktus. Pada anak hasilnya
kurang memuaskan, karena sudah ada insufisiensi fungsi absorpsi.
- Pengeluaran CSS ke dalam organ ekstrakranial (shunt ekstrakranial)
o Shunt ventrikuloperitoneum : CSS dialirkan dari ventrikel ke organ tubuh lain
o Shunt lombo-peritoneal
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan
operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
o Shunt ventrikulo-pleural
o Shunt ventrikulo-ureterostomi
o Shunt ke dalam antrum mastoid
Cara kini dianggap terbaik yakni mengalirkan CSS ke dalam vena juguluaris dan
jantung melalui kateter yang berventil yang nenungkinkan pengaliran CSS ke satu
arah. Keburukan cara ini ialah bahwa kateter harus diganti sesuai dengan
pertumbuhan anak.4
● Non Medical Mentosa
- Sebuah prosedur yang mungkin menjadi alternatif yang efektif untuk penempatan
shunt adalah ventriculostomy ketiga. Ventriculostomy ketiga adalah prosedur
satu kali, tidak seperti operasi shunt yang dalam banyak kasus sangat
banyak. Sebuah Ventriculostomy Ketiga terdiri dari menciptakan sebuah lubang
kecil, sekitar satu milimeter dalam diameter dinding ventrikel ketiga. Hal ini
9
memungkinkan CSF untuk sekali lagi mengalir. Sebuah Ventriculostomy ketiga
tidak tersedia untuk semua orang dengan hidrosefalus.8
Komplikasi
1. Komplikasi yang sering terjadi pada shunting: infeksi, hematom subdural, obstruksi,
keadaan CSS yang rendah, ascites akibat CSS, kraniosinostosis.9
2. Komplikasi setelah pasca operasi. Gejala-gejala pasca-operasi berikut: 10
● Kemerahan, kelembutan, rasa sakit atau pembengkakan pada kulit sepanjang pipa
atau sayatan
● Lekas marah atau mengantuk
● Mual, muntah, sakit kepala atau penglihatan ganda
● Demam
● Sakit perut
● Kembali gejala neurologis pra operasi
3. Hernia serebri, Kejang, Renjatan 2
4. Terkait dengan perawatan medis : ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis
metabolik.
5. Terkait dengan perkembangan hidrosefalus3
● Perubahan pada visual
- Oklusi arteri serebral posterior sekunder untuk herniasi transtentorial ke
bawah
- Kronis papilledema melukai disc optik
- Dilatasi ventrikel ketiga dengan kompresi Chiasm optik
● Disfungsi kognitif
● Incontinence
Preventif
1. Hindari trauma: Katup dan sistem tubing yang terletak dangkal di bawah kulit dan
dapat dengan mudah rusak oleh trauma.
10
2. Pasien hidrosefalus yang menggunakan shunt harus melakukan pertimbangan untuk
penggantian shunt, jika ada kerusakan atau infeksi dicurigai. Pada anak-anak, revisi
shunt dijadwalkan sesuai dengan laju pertumbuhan.3
Prognosis
Prognosis untuk hidrosefalus tergantung pada penyebab, tingkat gejala, dan ketepatan
waktu diagnosis dan pengobatan.
Kesimpulan
Hidrosefalus merupakan penyakit yang dapat terjadi pada semua umur.
Hidrosefalus merupakan sebagai suatu gangguan pembentukan aliran atau penyerapan
cerebrospinal fluid (CSF) yang mengarah ke peningkatan volume ditempati oleh cairan
dalam SSP, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga
terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis. Penyebabnya
karena kelainan bawaan, infeksi, pendarahan, dan neoplasma. Oleh karena itu, diperlukan
adanya diagnosis yang tepat, ketepatan waktu serta pengobatan yang tepat untuk
memperbaiki kondisi anak.
Daftar Pustaka
1. Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE, Arvin AM. Nelson ilmu kesehatan anak. edisi ke-15. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2000.hal.2050-52.
2. Hidrosefalus. 3 November 2006. Diunduh dari : http://pediatrik.com, 15 Januari 2011.3. Hidrosefalus. 27 April 2010. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com, 15
Januari 2011.4. Hassan R, Alatas H. Ilmu kesehatan anak. edisi ke-11. Jakarta:Fakultas Kedokteran
UI;2007.hal.874-8.5. Hidrosefalus. September 2005. Diunduh dari : http://neurosurgerytoday.org, 15
Januari 2011.6. Satyanegara. Hidrosefalus dalam ilmu bedah saraf. edisi ke-3. Jakarta:Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama;1998.hal. 273-281.7. Victor M, Ropper AH. Disturbances of cerebrospinal fluid and its circulation in
Adams and Victors Principles of Neurology. edisi ke-9. United States:McGraw-Hill Companies;2009.hal.593-601.
8. Fakta tentang Hidrosefalus. Diunduh dari : http://hydrocephalus.org, 15 Januari 2011.9. Hidrosefalus. Diunduh dari :http://medicinenet.com, 15 Januari 2011.10. Sjamsuhidajat. R, Jong WD. Hidrosefalus dalam buku ajar ilmu bedah. edisi ke-3.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2004.hal.808-811.
11