Herpes Simpleks.docx

5
Herpes Simpleks - Penyakit kulit atau selaput lendir yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau . - Ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan. - Infeksi bisa primer atau rekuren. Etiologi - Herpes virus hominis yang meruakan virus DNA dengan diameter 100nm. a. HSV Tipe 1 Biasanya diderita anak-anak. Penularan melalui udaradan sebagian kecil lewat kontak langsung. Lesi umumnya ditemukan pada tubuh bagian atas, termasuk mata dan rongga mulut. Lesi juga dapat ditemukan didaerah genital yang penularannya lewat koitus orogenital. b. HSV Tipe 2 Ditularkan melalui hubungan seksual, tapi dapat juga tanpa koitus. Misal pada dokter, dokter gigi, dan tenaga medis. Lesi umumnya ditemukan pada tubuh bagian bawah pusar, terutama genital. Lesi ekstra genital dapat terjadi akibat hubungan seksual orogenital. Patogenesis

Transcript of Herpes Simpleks.docx

Herpes Simpleks Penyakit kulit atau selaput lendir yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau . Ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan. Infeksi bisa primer atau rekuren.Etiologi Herpes virus hominis yang meruakan virus DNA dengan diameter 100nm.a. HSV Tipe 1 Biasanya diderita anak-anak. Penularan melalui udaradan sebagian kecil lewat kontak langsung. Lesi umumnya ditemukan pada tubuh bagian atas, termasuk mata dan rongga mulut. Lesi juga dapat ditemukan didaerah genital yang penularannya lewat koitus orogenital.b. HSV Tipe 2 Ditularkan melalui hubungan seksual, tapi dapat juga tanpa koitus. Misal pada dokter, dokter gigi, dan tenaga medis. Lesi umumnya ditemukan pada tubuh bagian bawah pusar, terutama genital. Lesi ekstra genital dapat terjadi akibat hubungan seksual orogenital.Patogenesis Virus masuk dalam tubuh melalui kulit bibir, mulut konjungtiva, atau genital multiplikasimenuju kelenjar limfe regionalinvasi ke dalam darahmenempatkan diri dan reproduksi dalam ulit selaput lendir, atau visera. Manifestasi pada kulit berupa lesi primer berupa vesikel kecil berisi cairan jernih dan berkelompok (keadaan infeksius). Selama infeksi primer, virus menuju ganglion radiks dorsalis, mengikuti serabut saraf tepi. Setelah lesi primer sembuhvirus menetap dalam eriode latentidak bisa terdeteksi dalam ganglion radiks dorsalis sampat periode reaktivasi. Saat reaktivasi virus turun melalui sabut saraf perifer menuju ke kulitlesi kulit rekuren.Gambaran klinika. Infeksi primer Berlangsung kira-kira 3 minggu. Disertai gejala sistemik, misal : demam, malaise, anoreksia, pembengkakan kelenjar getah bening regional. Kelainan klinis berupa vesikel yang berkelompok diatas kulita yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih seropurulen krusta dan kadang bisa mengalami ulserasi yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatrik. Umumnya didapatkan ada orang yang kekurangan antibodi virus herpes simpleks.b. Fase laten Tidak ditemukan gejala klinis. VHS dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif dalam ganglion radiks dorsalis.c. Infeksi Rekuren VHS pada ganglion radiks dorsalis yang dalam keadaan tidak aktif akan menimbulkan gejala klinis dengan mekanisme pacu. Mekanisme pacu dapat berupa trauma fisik, trauma psikis, makanan dan minuman yang dapat merangsang. Gejala klinis lebih ringan dari infeksi primer dan berlangsung kirakira 7-10 hari. Sering ditemukan gejala prodromal sebelum lesi muncul, berupa rasa panas, gatal, dan nyeri. Infeksi rekuren dapat terjadi pada tempat yang sama ataupun berbeda.Diagnosis Herpes simpleks virus (HSV) dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiakkan. Pada keadaan tidak ada lesi dapat diperiksa antibodi HSV. Dengan tes Tzanck dengan pewarnaan Giemsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear. Tes Tzanck dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang. Caranya dengan membuka vesikel dan korek dengan lembut pada dasar vesikel tersebut lalu letakkan pada gelas obyek kemudian biarkan mongering sambil difiksasi dengan alkohol atau dipanaskan.Selanjutnya beri pewarnaan (5% methylene blue, Wright, Giemsa) selama beberapa detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan tutupi dengan gelas penutup. Jika positif terinfeksi hasilnya berupa keratinosit yang multinuklear dan berukuran besar berwarna biru. Identifikasi virus dengan PCR, mikroskop elektron, atau kultur. Tes serologi menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) spesifik HSV tipe II dapat membedakan siapa yang telah terinfeksi dan siapa yang berpotensi besar menularkan infeksi.Penatalaksanaan Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang mengandung preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent-P) atau preparat asiklovir (zovirax). Pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis 5x200mg per hari selama 5 hari mempersingkat kelangsungan penyakit dan memperpanjang masa rekuren. Pemberian parenteral asiklovir atau preparat adenine arabinosid (vitarabin) dengan tujuan penyakit yang lebih berat atau terjadi komplikasi pada organ dalam. Untuk terapi sistemik digunakan asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir. Jika pasien mengalami rekuren enam kali dalam setahun, pertimbangkan untuk menggunakan asiklovir 400 mg atau valasiklovir 1000 mg oral setiap hari selama satu tahun. Untuk obat oles digunakan lotion zinc oxide atau calamine. Pada wanita hamil diberi vaksin HSV sedangkan pada bayi yang terinfeksi HSVdisuntikkan asiklovir intra vena.