Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

9
NAMA : ANNISA FADHILAH NIM : 1102011033 TUGAS UJIAN BEDAH 1. Organ apa saja yang terlibat pada hernia scrotalis dextra? Menurut kepustakaan no.6 halaman 626 menyebutkan bahwa Hernia yang di kanan biasanya berisi sekum dan sebagian kolon asendens, sedangkan yang kiri berisi sebagian kolon desendens. Menurut kepustakaan no.3 menyebutkan bahwa isi hernia dapat berupa ileum saja, omentum saja maupun ileum dan omentum dalam satu kantung hernia. Berdasarkan kepustakaan diatas, saya menyimpulkan Organ yang terlibat pada hernia scrotalis dextra, yaitu: 1) Ileum 2) Sekum 3) Omentum 4) Colon asendens 5) Appendiks vermiformis 2. Anatomi dan letak sekum? Menurut kepustakaan no. 7 halaman 213 bahwa Sekum berada di kuadran kanan bawah abdomen. 1

description

bedah

Transcript of Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

Page 1: Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

NAMA : ANNISA FADHILAH

NIM : 1102011033

TUGAS UJIAN BEDAH

1. Organ apa saja yang terlibat pada hernia scrotalis dextra?

Menurut kepustakaan no.6 halaman 626 menyebutkan bahwa Hernia yang di

kanan biasanya berisi sekum dan sebagian kolon asendens, sedangkan yang kiri

berisi sebagian kolon desendens.

Menurut kepustakaan no.3 menyebutkan bahwa isi hernia dapat berupa ileum

saja, omentum saja maupun ileum dan omentum dalam satu kantung hernia.

Berdasarkan kepustakaan diatas, saya menyimpulkan Organ yang terlibat pada

hernia scrotalis dextra, yaitu:

1) Ileum

2) Sekum

3) Omentum

4) Colon asendens

5) Appendiks vermiformis

2. Anatomi dan letak sekum? Menurut kepustakaan no. 7 halaman 213 bahwa

Sekum berada di kuadran kanan bawah abdomen.

1

Page 2: Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

3. Apa itu Abses?

Menurut kepustakaan no.4 halaman 4 menyebutkan bahwa abses adalah

kumpulan nanah setempat dalam suatu rongga yang terbentuk akibat kerusakan

jaringan.

Menurut kepustakaan no.2 menyatakan bahwa Abses adalah kumpulan pus yang

terletak dalam satu kantung yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh

suatu proses infeksi oleh bakteri, parasit atau benda asing. Pus itu sendiri

merupakan suatu kumpulan sel-sel jaringan lokal yang mati, sel-sel darah putih,

organisme penyebab infeksi atau benda-benda asing dan racun yang dihasilkan

oleh organisme dan sel-sel darah.

4. Kasus: Pasien datang ke Igd dengan diagnosis Hernia scrotalis dextra strangulata.

Dilakukan tindakan hernioraphy cito, lalu pasien dipersiapkan untuk operasi. Pada

saat persiapan operasi,benjolan tersebut hilang. Apakah diagnosis nya?

Hernia scrotalis dextra strangulata tereduksi

Reduksi Hernia

Menurut kepustakaaan no. 6 halaman 626 menyatakan bahwa Pengobatan

konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga

atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Namun

reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulata, kecuali pada pasien anak.

Reposisi dilakukan secara bimanual.

Menurut Kepustakaan no.5 dan kepustakaan no.6 halaman 626

Kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia maka

operasi yang cito harus di lakukan. Pengobatan konservatif untuk mengurangi

hernia inkerserasi yaitu:

1) Pasien pada posisi Trendelenburg. Posisikan pasien berbaring terlentang

dengan bantal di bawah lutut.

2) Pasien di istirahatkan agar tekanan intraabdominal tidak meningkat dengan

cara menurunkan tegangan otot abdomen melalui pemberian sedasi yang

adekuat serta analgetik untuk mencegah nyeri.

2

Page 3: Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

3) Kompres dengan kantung es untuk mengurangi pembengkakan dan

menimbulkan proses analgesia.

4) Resposisi bimanual yaitu dengan cara tangan kiri memegang isi hernia sambil

membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin

hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi.

Penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untuk mengembalikan

isi hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isi

hernia keluar dari pintu hernia.

Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dan analgetik yang adekuat dan

posisikan Trendelenburg, dan kompres es selama 20-30 menit.

Menurut Kepustakaan no. 5 , Konsul bedah jika :

1) Reduksi hernia yang tidak berhasil dalam 2 kali percobaan.

2) Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk.

3) Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis

yang rasional. Penanganan ini dilakukan bagi semua pasien setelah diagnosis

ditegakkan karena  inkarserasi dan strangulasi adalah komplikasi yang

ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya.

Menurut kepustakaan no.3 menyatakan bahwa faktor predisposisi salah

satunya umur mempengaruhi peningkatan resiko operasi. Pasien di atas umur

65 tahun mempunyai resiko yang lebih besar, contoh pada pasien pria diatas

65 tahun mempunyai resiko besar terjadinya hiperplasi prostat. Pasien dengan

hiperplasia prostat memiliki resiko tinggi infeksi pada traktus urinarius dan

retensi urin pada saat operasi hernia.

5. Sebutkan jenis- jenis pembagian benang untuk menjahit!

Menurut buku medical mini notes Surgery Edition halaman 6 dan kepustakaan

no.1 bahwa Jenis benang terbagi menurut kemampuan tubuh untuk menyerap

benang , yaitu:

A. Benang yang terserap (absorbable)

3

Page 4: Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

Terbuat dari bahan yang umumnya tidak menimbulkan reaksi jaringan karena

bukan bahan biologis

Alami:

Plain Cat Gut : murni tanpa campuran terbuat dari bahan kolagen sapi atau

domba, cepat diserap tubuh ( 1 minggu)

Chromic cat gut: Bercampur asam cromat yang memperpanjang waktu

absorbsinya, diserap tubuh lebih lama (2-3 minggu)

Sintesis

Polyglactin dengan nama dagang Vycril atau Safil, Poliglecapron

dengan nama dagang monocryl atau monocyn

B. Benang yang tidak dapat diserap ( Nonasorbable)

Alami: Silk (sutera) yang terbuat dari protein organik bernama fibrin.

Buatan: Benang bahan dasar nylon dengan merk dagang ethilon atau

dermalon, polyester dengan nama dagang Mersilene, serta poly

propylene dengan nama dagang Prolene.

6. Sebutkan jenis-jenis jarum untuk menjahit!

Menurut buku medical mini notes surgery edition halaman 5 dan kepustakaan

no.1 bahwa Jenis jarum jahit terbagi menjadi:

a) Jarum Traumatik: Jarum yang memiliki mata untuk memasukkan benang di

bagian ujung tumpulnya sehingga benang dapat diganti. Jarum dapat

digunakan berulang kali.

b) Jarum atraumatik: Jarum yang tidak memiliki mata sehingga ujung jarumnya

langsung berhubungan dengan benang dan memiliki ukuran penampang yang

sama. Menghasilkan lubang tusukan yang lebih halus. Hanya digunakan sekali

saja.

Menurut kepustakaan no.6 halaman 346, pembagian jenis jarum menurut

kelengkungan nya yaitu:

a) Bentuk jarum lurus (straight)

4

Page 5: Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

Banyak digunakan ketika menjahit jaringan agar lebih mudah dicapai dan

digunakan pada tempat yang dapat dipegang dengan jari langsung dan

manipulasi mudah dilakukan seperti traktus gastrointestinal, otot, rongga

hidung, rongga mulut, kulit, tendon, dan pembuluh darah.

b) Jarum lengkung

Memerlukan ruang manuver yang lebih kecil daripada jarum lurus tetapi

memerlukan pemegang jarum (needle holder). lengkungan jarum dapat berupa

½ lingkaran, ¼ atau 3/8 lingkaran. Jarum dapat digunakan untuk traktus bilier,

otot, rongga mulut dan hidung, pelvis, peritoneum, faring, pleura, kulit, lemak

subkutan dan traktus urogenital.

Panjang Jarum

Berkisar antara 2 mm sampai 60 mm

Daya tembus Jarum

Jarum bermata bulat (rounded) digunakan untuk menjahit otot dan

jaringan yang halus dan empuk. Jarum berujung trokar ( trochar point)

digunakan untuk jaringan cukup liat, sedangkan jarum tajam (cutting)

untuk jaringan yang liat yaitu kulit.

5

Page 6: Hernia Tugas Ujian Dr. Arif (2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Basic Surgical Skill Manual, Principle and Application 2nd Edition, Philipne

College of surgeon, 2003.

2. Fachruddin D, 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan

Kepala & Leher, Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, Hal 226-30.

3. Misiakos EP, Bagias J, Javras E, Tjanetis P, Patapis P, and Machairas A. 2014.

Strangulated Inguinal Hernia. Intech, pp 1-15

4. Poppy K et al, 1998. Kamus Saku kedokteran Dorland, Edisi 25. Jakarta: EGC.

5. Rather Assar A, 2014. Abdominal Hernias.

http://emedicine.medscape.com/article/189563-overview. Diakses tanggal 30

september 2015 jam 19.00.

6. Sjamsuhidajat R, Karnadiharjo W, Prasettyono T, dan Rudiman R, 2007. Buku Ajar

Ilmu bedah Sjamsuhidajat- DeJong, Edisi 3. Jakarta: EGC.

7. Tank PW, dan Gest TR, 2009. Atlas Anatomi Lippincott Williams & Wilkins.

Jakarta: Erlangga.

8. Universitas Hasanudin, 2015. Medical Mini Notes-Surgery Edition.

6