Hernia Post OP Laparatomy
description
Transcript of Hernia Post OP Laparatomy
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DI RUANG OK
RSUD. Dr. MOHAMMAD SOEWANDIE SURABAYA DENGAN
DIAGNOSA MEDIS STRUMA NODOSA
Oleh :
WIWIT SUMARTIN
03.111.043
AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005
AKAD E M I P E R AW ATA N
UN IVERS ITAS M U H A M M A D IYA H SUR AB A
YA
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa medis “Asma Bronchiale” di ruang
UGD RSUD. Dr. Mohammad Soewandie Surabaya, telah disetujui dan disyahkan
sebagai laporan praktek yang telah dilaksanakan mulai tanggal 20 Juni – 03 Juli 2005
Surabaya, Juli 2005
Mahasiswa
Yeni Indeawati
03.111.046
Mengetahui
Kepala / Pembimbing Ruangan UGD RSUD. Dr. Mohammad
Soewandie Surabaya
Pembimbing PendidikanAkper UM Surabaya
Mudzakir, S.Kep. Ns
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
I. Konsep Dasar
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Gejala Klinis
E. Pemeriksaan
F. Penatalaksanaa
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
2. Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Pendahuluan dengan diagnosa
medis “HERNIA INCARSERATA POST OP LAPARATOMY”. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada para pembimbing Rumah Sakit dan pembimbing
pendidikan atas bimbingan yang diberikan selama ini sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas dengan baik. Terima kasih pula pada teman-teman yang telah
membantu baik berupa moril ataupun material.
Tugas ini tak lepas dari kesalahan, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan Laporan Pendahuluan kami.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Surabaya, 21 Agustus 2004
Penyusun
Kanalis Inguinalis
Desensus testis
Menarik peritoneum
Scrotum, femur, daerah inguinal
Obliterasi
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HERNIA INCARSERATA POST OP LAPARATOMY
I. KONSEP KEPERAWATAN
A. DEFINISI
Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal suatu defek
pada fasia dan muskukaponeurotik dinding perut, baik secara kongenital
atau di dapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang
biasa melalui dinding tersebut.
(Arief Mansjor dkk, 2000)
Hernia incaserata adalah isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase atau
vascularisasi.
(R. Sjamsuhidajat dan Windejong, 1997)
Laparatomy adalah pembedahan pada perut, membuka selaput perut dengan
operasi.
B. ETIOLOGI
Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan abdomen adalah kehamilan,
batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat
defekas dan mengejan pada saat miksi misalnya akibat hipertrofi prostat.
C. PATOFISIOLOGI
Tertutup- Testis turun lebih dulu
Menutup- Keadaan normal
Tekanan intra abdominal meningkat
D. GEJALA KLINIS
- Adanya benjolan di daerah inguinal
- Benjolan bisa mengecil atau menghilang
- Rasa nyeri dan mual muntah
- Sebagain besar tidak memberikan keluhan
E. PEMERIKSAAN
* Foto ronsen spiral : memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada
tulang belakang / ruang mengesampingkan kecurigaan patologis lain.
* Elekromiografi : dapat melokalisasi lesi pada tingkat akar saraf spiral
utama yang terkena
* Venogram epidural : dapat dilakukanm pada kasus dimana keakuratan
dan miogram terbatas
* Pungsi lumbal : mengesampingkan kondisi yang berhubungan, infeksi,
adanya darah.
* Tanda seqiu (test dengan mengangkat kaki lurus keatas) : mendukung
diagnosa awal dari herniasi diskusi invertebralis ketika muncul nyeri
pada kaki posterior.
* Skan CT : dapat menunjukkan kanal spinal mengecil, adanya protrusi
diskus invertebralis.
* MRI : pemeriksaan monivosit yang dapat menunjukkan adanya
perubahan tulang dan jaringan lunak dan dapat memperkuat bukti
adanya herniasi diskus.
* Micologram : mungkin normal atau memperlihatkan “penyempitan” dari
ruang diskus, menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.
Timbul hernia incarserata
◦ Penderita timbul benjolan pada daerah scrotum, femur, inguinal
◦ Nyeri (bila timbul komplikasi) dilakukan laparatomy
◦ Benjolan hilang / mengecil bida dibuat tidur
- Nyeri pada luka post op
- Mual muntah akibat pengaruh obat anastesi
- Resiko infeksi
F. PENATALAKSANAAN
Hernia incarserata dilakukan bedah darurat yaitu cincin hernia dicari dan
dipotong usus di lihat apakah vital atau tidak bila vital dikembalikan ke
rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomisis.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, no.
register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan utama
Biasanya pada klien hernia incarserata post op laparatomy ditemukan
adanya nyeri.
c. Riwayat kesehatan
* Riwayat kesehatan sekarang
Pada umumnya penderita mengeluh adanya rasa nyeri pada daerah luka
operasi
* Riwayat kesehatan dahulu
Pada klien dengan hernia incarserata ditemukan adanya benjolan
diselangkangan / kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau
menghilang pada waktu tidur dan bila menangis mengejan atau
mengangkat barang berat atau bila posisi klien berdiri dapat timbul
kembali
* Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ditemukan penyakit yang sama (hernia) karena
penyakit ini bukan merupakan penyakit menurun
d. Pola-pola fungsi kesehatan
- Pola persepsi dan tata laksana
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan dapat
menimbulkan masalah dalam merawat diri
- Pola nutrisi dan metabolisme
Pada umumnya klien harnia incarserata post op laparatomy di puasakan
- Pola aktivitas
Pda klien harnia incarserata post op laparatomy ditemukan rasa nyeri
pada luka post op sehingga timbul keterbatasan gerak
- Pola eliminasi
Pada klien harnia incarserata post op laparatomy aliran urine terganggu
apabila terdapat penyakit sistem perkencingan
- Pola tidur dan istirahat
Adanya perasaan nyeri pada klien akan mengakibatkan sulit tidur dan
mudah terbangun.
- Pola sensosri dan konsep diri
Kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang keadaan penyakit
akan membuat penderita merasa cemas, sedih dan putus asa.
- Pola sensori dan kognitif
Secara fisik daya penciuman, rasa,raba, dan daya pengelihatan pada
klien hernia incarserata post op laparatomy adalah normal secara mental
kemungkinan tidak ditemukan adanya gangguan.
- Pola hubungan peran
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan
interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan
perannya selama sakit.
- Pola reproduksi seksual
Pada klien hernia incarserata post op laparatomy kebutuhansexual tidak
menjadi suatu gangguan apabila tidak terjadi komplikasi.
- Pola penanggulangan stres
Stres timbul apabila seorang klien tidak efektif dalam mengatasi
masalah penyakit.
- Pola tata nilai dan kepercayaan
Keputusasaan menyebabkan distres ketidak percayaan akan
kesembuhannya. Klien dengan hernia post op laparatomy tidak
mengalami gangguan dalam aktivitas religiusnya.
e. Pemerikasaan Fisik
* Keadaan umum
Pada klien hernia incarserata post op laparatomy yang perlu di kaji,
yang dikeluhkan klien skala nyeri, tingkat kesadaran, nadi, suhu, tensi
dan pernafasan.
* Pemeriksaan kepala dan leher
Biasanya pada klien hernia incarserata post op laparatomy tidak
terdapat gangguan pada kepala dan leher.
* Sistem kardiovaskuler
Pada klien hernia incarserata post op laparatomy ditemukan tekanan
darah meningkat atau normal.
* Sistem genita urinuria
Pada klien hernia incarserata post op laparatomy ditemukan konstipasi
dan adanya inkontinensia/retensi urine.
* Sistem muskuloskeletal
Pada klien hernia incarserata post op laparatomy didapatkan kelemahan
sehingga aktivitasnya terganggu.
* Sistem persyarafan
Pada klien hernia incarserata post op laparatomy tidak ditemukan
gangguan
1. Analisa Data
DS : Klien mengatakan nyeri pada luka operasi
DO : - Klien tampak lemah
- Wajah menyeringai kesakitan
Masalah : Nyeri
Kemungkinan penyakit : Ketegangan/spasme otot
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d ketegangan/spasme otot.
2. Kerusakan mobilitas fisik b/d penurunan mobilitas dak fleksibilitas
sekunder akibat spasme otot.
3. Resiko terhadap ketidak efektifan koping individu b/d efeknyeri kronis.
4. Resiko terhadap perubahan proses keluarga b/d kerusakan kemampuan
untuk memenuhi tanggung jawab peran.
5. Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik b/d
insufisiensi pengetahuan tentang kondisi.
6. Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
C. PERENCANAAN
1. Nyeri b/d ketegangan/spasme otot d/d klien tampak lemah, wajah
menyeringai kesakitan.
Tujuan : nyeri hilang atau berkurang dalam waktu 2 x 24 jam.
KH : - Klien tampak tenang dan tidak menyeringai kesakitan
- Klien dapat mengungkapkan neyeri hilang/berkurang
- Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan intervensi
terapeutik (mis, keterampilan, relaksasi, modifikasi
perilaku)untuk menghilangkan nyeri
Rencana Tindakan :
1. Kaji skala nyeri
R/ membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar
untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi.
2. Anjuran tirah baring selama fase akut
R/ tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan klien untuk
menurunkan spasme otot, menurunkan penekanan pada bagian tubuh
tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi dari tonjolan diskus.
3. Pasang penyokong fisik seperti brace lumbal kolarservikal
R/ sokongan anatomis/struktur berguna untuk menurunkan
ketegangan/spasme otot dan menurunkan nyeri.
4. Anjuran untuk melakukan mekanika tubuh/gerakan yang tepat
R/ untuk menghilangkan/mengurangi stres pada otot dan mencegah
trauma lebih lanjut.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ untuk menghilangkan nyeri.
D. PELAKSANAAN
Merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan yang
meliputi beberapabagian yaitu validasi rencana keperawatan memberikan
asuhan keperawatan serta pengumpulan data.
( Lismidar ’90 )
E. EVALUASI
Evaluasi adalah suatu peningkatan yang bersifat sistematis dari rencana
tindakan dari masalah kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di tetapkan
pasien dan kesehatan lainnya.
( Efendi ’95 )
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidrajat R. dan Jony Wimde. Buku Ajar Ilmu Bedah, ECG, 1997
Mansjor Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga, Media Aesculapius, FKUI, 2000
Carpenito Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EDISI 8, ECG, Jakarta, 2001
Doenges Marilynn E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, ECG, 2000