Hernia Insisional

6
I. Definisi Hernia insisional merupakan hernia yang terjadi pada daerah yang mengalami kelemahan yang disebabkan oleh luka operasi yang belum sembuh secara sempurna. Dengan kata lain, telah terjadi gap abdominal baik dengan atau tanpa adanya penonjolan pada area postoperatif yang dapat dipersepsikan atau dipalpasi dengan pemeriksaan klinis maupun pencitraan. Karena insisi median pada abdomen sering dilakuakan dalam operasi eksplorasi abdomen, hernia insisional ventral disebut hernia ventral. II. Faktor Risiko 1. Faktor umum, pada orang tua, penyembuhan lukaopera si lambat dan kadang-kadang tidak sempurna 2. Keadaan umum jelek, karena cirrhosis hepatis,karsi noma dan penyakit-penyakit kronis, akanmemperlambat atau menganggu pemyembuhan luka 3. Kegemukan / obesitas, menyebabkan tekanan intraabd ominal yang bertambah pada orang gemuk dan karena banyak lemak pada luka insisi operasi Seringmenyebabkan banyak seroma dan hematom dalam luka 4. Infeksi, terutama pada luka operasi 5. Jenis insisi yang digunakan

Transcript of Hernia Insisional

Page 1: Hernia Insisional

I. Definisi

Hernia insisional merupakan hernia yang terjadi pada daerah yang

mengalami kelemahan yang disebabkan oleh luka operasi yang belum sembuh

secara sempurna. Dengan kata lain, telah terjadi gap abdominal baik dengan atau

tanpa adanya penonjolan pada area postoperatif yang dapat dipersepsikan atau

dipalpasi dengan pemeriksaan klinis maupun pencitraan. Karena insisi median pada

abdomen sering dilakuakan dalam operasi eksplorasi abdomen, hernia insisional

ventral disebut hernia ventral. 

II. Faktor Risiko

1. Faktor umum, pada orang tua, penyembuhan lukaoperasi lambat dan

kadang-kadang tidak sempurna

2. Keadaan umum jelek, karena cirrhosis hepatis,karsinoma dan penyakit-

penyakit kronis, akanmemperlambat atau menganggu pemyembuhan luka

3. Kegemukan / obesitas, menyebabkan tekanan intraabdominal yang bertam

bah pada orang gemuk dan karena banyak lemak pada luka insisi operasi

Seringmenyebabkan banyak seroma dan hematom dalam luka

4. Infeksi, terutama pada luka operasi

5. Jenis insisi yang digunakan

6. Komplikasi paru-paru, terutama batuk-batuk lebih sering

7. Pemilihan benang jahitan yang salah

8. Nutrisi pra dan pasca bedah yang jelek

9. Katabolisme karena sepsis berlarut sehingga penyembuhan luka

terganggu.

III. Gejala dan Diagnosis

Secara klinis, hernia insisional tampak sebagai tonjolan atau protrusi di

dekat area sayatan bedah. Hampir semua operasi abdomen memungkinkan

terjadinya hernia insisional di daerah bekas luka (akibat penyembuhan tidak

memadai karena infeksi), mulai dari prosedur operasi abdomen besar (pembedahan

usus, bedah vaskular), hingga prosedur insisi kecil (pengambilan appendiks atau

Page 2: Hernia Insisional

operasi eksplorasi abdomen). Sebenarnya hernia ini dapat terjadi pada setiap

sayatan, namun cenderung lebih sering terjadi pada sepanjang garis lurus dari

prosesus xiphoid lurus hingga ke pubis. Hernia di daerah ini memiliki tingkat

rekurensi yang tinggi jika diperbaiki dengan teknik jahit simple suture dalam

keadaan ketegangan. Untuk alasan ini, terutama dianjurkan bahwa agar kasus ini

diperbaiki melalui metode perbaikan bebas tegangan dengan menggunakan mesh

(jenis bahan sintetis). Tanda pertama yang biasanya muncul dan menjadi perhatian

pasien adalah munculnya benjolan asimtomatik di area sayatan operasi. Seiring

berjalannya waktu, hernia ini membesar dan menjadi nyeri dengan gerakan atau

batuk. Gejala yang tidak biasanya muncul adalah muntah, obstipasi, atau nyeri yang

hebat, namun jika gejala ini muncul hal ini berarti berkaitan dengan inkarserasi atau

strangulasi yang merupakan suatu kegawatan.

Meninjau ulang gejala dan riwayat medis pasien merupakan tahapan

pertama dalam mendiagnosis hernia insisional. Semua operasi yang pernah dialami

pasien perlu didiskusikan. Perlu ditanyakan seberapa sering pasien mengeluhkan

nyeri, kapan nyeri pertama kali dirasakan, dan bagaimana progresifitasnya. Perlu

dilakukan palpasi untuk mengetahui penonjolan abnormal atau massa, dan pasien

dapat diminta untuk batuk atau melakukan perasat valsava untuk melihat dan

merasakan hernia dengan lebih mudah. Untuk mengkonfirmasi keberasaan hernia,

pemeriksaan ultrasonografi atau pemeriksaaan scan lainnya seperti CT scan dapat

dilakukan. Scaning akan memberikan visualisasi hernia dan untuk memmastikan

tonjolan bukan merupakan jenis masa abdominal lainnya seperti tumor atau

pembesaran kelenjar limfe. Selain itu, dapat ditentukan ukuran dari defek dan

apakan tindakan operatif diperlukan untuk mengatasinya.

IV. Penatalaksanaan

Traditional "open" repair of incisional hernias can be quite difficult and

complicated operations. The weakened tissue of the abdominal wall is re-incised

and a repair is reinforced using a prosthetic mesh. Complications frequently occur

because of the large size of the incision required to perform this surgery. These are

primarily wound complications such as infection of the incision. Unfortunately, a

Page 3: Hernia Insisional

mesh infection after this type of hernia repair most frequently requires a complete

removal of the mesh and ultimately results in surgical failure. In addition, large

incisions required for open repair are commonly associated with significant

postoperative pain.

Laparoscopic incisional hernia repair is a new method of surgery for this condition.

[1][2][3] The operation is performed using surgical telescopes and specialized

instruments. The surgical mesh is placed into the abdomen underneath the

abdominal muscles through small incisions to the side of the hernia. In this manner,

the weakened tissue of the original hernia is never re-incised to perform the repair

and one can minimize the potential for wound complications such as infections. In

addition, performance of the operation through smaller incisions can make the

operation less painful and recovery quicker. Laparoscopic repair has been

demonstrated to be safe and a more resilient repair than open incisional hernia

repair.

Tradisional "terbuka" perbaikan insisional hernia dapat cukup sulit dan rumit

operasi. Jaringan lemah dinding perut re-incised dan perbaikan yang diperkuat

menggunakan mesh palsu. Komplikasi sering terjadi karena ukuran besar sayatan

yang diperlukan untuk melakukan operasi ini. Ini adalah terutama luka komplikasi

seperti infeksi sayatan. Sayangnya, infeksi mesh setelah memperbaiki hernia jenis

ini paling sering memerlukan penghapusan lengkap yang mesh dan akhirnya

mengakibatkan kegagalan bedah. Selain itu, insisi besar diperlukan untuk perbaikan

terbuka sering dikaitkan dengan rasa sakit pasca-operasi yang signifikan.

Laparoskopi insisional hernia perbaikan adalah cara baru operasi untuk kondisi ini.

[1][2][3] Operasi dilakukan dengan menggunakan teleskop bedah dan instrumen

khusus. Mesh bedah ditempatkan ke dalam perut di bawah otot-otot perut melalui

beberapa insisi kecil ke sisi dari hernia.Dengan cara ini, jaringan lemah hernia asli

tidak pernah re-incised untuk melakukan perbaikan dan satu dapat meminimalkan

potensi untuk luka komplikasi seperti infeksi. Selain itu, kinerja operasi melalui

potongan kecil dapat membuat operasi yang kurang menyakitkan dan pemulihan

lebih cepat. Laparoskopi perbaikan telah ditunjukkan untuk menjadi aman dan

perbaikan lebih tahan daripada terbuka insisional hernia perbaikan.

Page 4: Hernia Insisional

DAFTAR PUSTAKA

1. Bingener, J; Buck, L; Richards, M; Michalek, J; Schwesinger, W; Sirinek, K

(2007). "Long term Outcomes in Laparoscopic vs Open Ventral Hernia

Repair". Arch Surg 142 (6): 562–7.

2. Nguyen, SQ; Divino, CM; Buch, KE; Schnur, J; Weber, KJ; Katz, LB; Reiner,

MA; Aldoroty, RA et al. (2008). "Postoperative pain after laparoscopic ventral

hernia repair: a prospective comparison of sutures versus tacks". Journal of Society

of Laparoendoscopic Surgery 12 (2): 113–6.

3. LeBlanc, KA. (2005). "Incisional hernia repair: Laparoscopic techniques". World

Journal of Surgery 29 (8): 1073–9