Hera Andika Jurnal
-
Upload
ngurah-arya-pradnyantara -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Hera Andika Jurnal
-
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
1/8
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN POLA
PANTANG MAKAN IBU NIFAS DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN
ACEH BESAR TAHUN 2013
HERA ANDIKA
Mahasiswi Pada STIKes UBudiyahBanda Aceh
D-I I I Kebidanan
ABSTRAK
Latar Belakang : Dukungan sosial keluarga yang mengarah pada kesehatan akan menjadi bantuan
selama masa pemulihan Jadi kebiasaan berpantang makanan pada ibu akan kurang menguntungkanbahkan merugikan,dari hasil peneliti jumlah keseluruhan 2012, terhitung dari Januari - Desember 2012(Puskesmas Kuta Baro).sebanyak 416 (77,76 %), dari 8 responden hanya 2 yang tidak melakukanpantangan, Dan dari 47 desa rata-ratanya pendikan terakhir ibu hanya SMP dan SMA Saja. TujuanPenelitian : Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan pola pantang makan ibu nifasdi Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.Metodelogi Penelitian ini :peneliitikan dilakukan di Puskemas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun
2011, pada tanggal 23 Agustus s/d 24 Agustus 2013 Penelitian ini bersifat analitik dengan metode crosssectional study. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 416 orang di Puskesmas Kuta Baro. Pengambilansampel metode random sampling menjadi sebanyak 81 responden. Data yang diambil meliputi data
primer dan sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.Hasil Penelitian : menunjukan bahwa Ada hubungan antara pengetahuan dengan pantangan pola makanibu nifas, dengan nilaip.value0,018 (>0,05), Ada hubungan antara budaya dengan pantangan pola makan
ibu nifas. Dengan nilai p.value 0,021 (>0,05) dan tidak ada hubungan antara pendidikan denganpantangan pola makan ibu nifas, dengan nilaip.value0,136 (
-
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
2/8
tantangan utama dalam
pembangunan diseluruh dunia.
Banyak upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah dan ornop dalam
meningkatkan kesehatan ibu dananak. Baik dalam hal peningkatanketerampilan pada tenaga kesehatan,
pemberdayaan pada kader ataumasyarakat, maupun penyusunan
peraturan pemerintah dalampelayanan kesehatan. Hanya saja
masih dihadapi banyak kesulitandalam meningkatkan kesehatan ibu
dan anak, sehingga angka kematian
ibu masih tinggi dan masih
ditemukan kematian bayi dan balita(Mellyna,2003).
Persalinan adalah merupakan
peristiwa penting dan mulia, kejadian
penuh ketegangan yang menguras
tenaga dan sangat melelahkan.
Oleh karena itu ibu yang telah
melahirkan perlu mendapatkan
perawatan sebaik- baiknya.(Mellyna, 2003).
Perawatan pasca persalinandapat mencakup berbagai hal seperti
mobilisasi, laktasi, hygiene danistirahat. Hal yang tidak kalah
penting adalah diet gizi seimbang(Mellyna, 2003).
di Puskesmas Kuta Baro, jumlahibu nifas berjumlah 416 (77,76 %)
2012, terhitung dari Januari -
Desember 2012 (Puskesmas Kuta
Baro).
Berdasarkan surveypendahuluan yang peneliti lakukan
pada bulan Febuari 2013, masyarakat
Aceh Besar khususnya ibu nifas
selalu menjalani pantangan pola
makan, baik dari anak pertamahingga seterusnya, tradisi ini selalu
dipatuhi setiap ibu nifas, dari 8responden hanya 2 yang tidak
melakukan pantangan, biasanyayang harus dipantang oleh ibu nifas,
yaitu seperti tidak boleh makan nasi
terlalu banyak, minum air putih yang
terlalu banyak, dan ibu tidak boleh
makan yang pedas-pedas dan
berlemak. Diketahui bahwa ibu yang
menjalani pantangan pola makandiwaktu nifas kurangnya
pengetahuan berapa pentingnya
kesehatan disaat nifas, danseharusnya ibu memmenuhi gizi dan
protein diwaktu nifas. Dan dari 47desa rata-ratanya pendikan terakhir
ibu hanya SMP dan SMA Saja.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungandukungan sosial keluarga dengan pola
pantang makan ibu nifas di Wilayah
Kerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar.
Tujuan Khususa. Untuk mengetahui pengetahuan
dukungan sosial keluarga denganpola pantang makanan ibu nifas di
Wilayah Kerja Puskesmas.b. Untuk mengetahui budaya dukungan
sosial keluarga dengan pola pantangmakanan ibu nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas.c. Untuk mengetahui pendidikan
dukungan sosial keluarga denganpola pantang makanan ibu nifas di
Wilayah Kerja Puskesmas.
II.METODOLOGI1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian
pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau di ukurmelalui penelitian-penelitian yang
akan dilakukan.Kerangka konsep pada
penelitian ini dapat digambarkansebagai berikut
-
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
3/8
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat
analitik dengan pendekatan Cross
Sectional yaitu variabel penelitian,variabel sebab (independen varaibel)
maupun variabel akibat (dependen
variable) dilakukan secara bersama-
bersama atau sekaligus (Notoatmodjo,
2005).
Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan obyekpenelitian atau obyek yang diteliti
(Arikunto, 2006). Populasi dalampenelitian adalah seluruh ibu nifas yang
melakukan pemeriksaan dengan 416orang tahun 2012 di Puskesmas Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar.Sampel Dalam penelitian ini
pengambilan sampel dilakukan dengan
random Sampling. Dan memakai rumus
slovin dengan 81 responden.kriteria sampel :
Melakukan pola pantang
Ibu yang pernah mengalaminifas
Ibu yang melakukan tradisipantangan
Keterangan:n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
d : Tingkat
kepercayaan / ketetapan yang di
gunakan (0,1)
Maka sampel dalam penelitian
ini berjumlah : 81 orang.
Tempat dan waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di
Puskemas Kuta Baro Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2013. pada tanggal 23
Agustus s/d 24 Agustus 2013
Pengumpulan dan Analisa DataData Primer Data yang dikumpulkan
langsung dari responden dan
menggunakan kuesioner dalam
penelitian ini.
Data Sekunder Data yang dikumpulkan
melalui data yang sudah ada, diperoleh
dari Puskesmas Kuta Baro.
Pengolahan DataMenurut (Notoatmodjo, 2010) :data
yang telah didapatkan akan diolah
dengan tahap-tahap berikut: Editing,
Coding, Transfering, Tabulating,
Pengetahuan
Pendidikan
Budaya Pola PantangMakan Ibu
-
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
4/8
III.HASIL DAN PEMBAHASANPengetahuan
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan TentangPola Pantang Makan Ibu Nifas di WilayahKerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2013
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Tinggi 41 50,6
2 Sedang 27 33,3
3 Rendah 13 16
Total 81 100
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan
dari 81 responden dengan pengetahuan
tentang pola pantang makan ibu nifasyang tinggi sebanyak 41 responden
(50,6%) dan pengetahuan yang sedang
sebanyak 27 responden (33,3%).
Budaya
Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Budaya Tentang Pola
Pantang Makan Ibu Nifas di WilayahKerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2013
No Budaya Frekuensi %
1 Yakin 65 80,2
2 Tidak Yakin 16 19,8
Total 81 100
Berdasarkan tabel 5.2
menunjukkan dari 81 responden dengan
budaya tentang pola pantang makan ibunifas yang yakin sebanyak 65 responden
(80,2%) dan budaya yang tidak yakinsebanyak 16responden (19,8%).
PendidikanTabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Tentang
Pola Pantang Makan Ibu Nifas di WilayahKerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2013
No Pendidikan Frekuensi %
1 Tinggi 15 18,5
2 Menengah 29 35,8
3 Dasar 37 45,7
Total 81 100
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan
dari 81 responden dengan pendidikan
tentang pola pantang makan ibu nifas
yang dasar sebanyak 37 responden
(45,7%) dan pendidikan yang menengah
sebanyak 29 responden (35,8%).
Pantangan Pola Makan
Tabel 5.4Distribusi Frekuensi RespondenTentang Pola Pantang Makan
Ibu Nifas di Wilayah Kerja PuskesmasKuta Baro Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2013
No Pantangan
Pola
Makan
Frekuensi %
1 Ya 45 55,6
2 Tidak 36 44,4Total 81 100
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkandari 81 responden dengan pola
pantangan makan ibu nifas yangmelakukan sebanyak 45 responden
(55,6%), dan pantangan makanan ibu
nifas yang tidak melakukan sebanyak
36 responden (44,4%).
-
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
5/8
Analisa Bivariat
Hubungan Pengetahuan Dengan
Pantangan Pola Makan
Tabel 5.5Hubungan Pengetahuan denga
Pantangan Pola Makan Ibu Nifas diWilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro
Kabupaten Aceh BesarTahun 2013
No
Penget
ahuan
Pantangan Pola MakanTot
al%
p
valueYa Tidak
f % f %
1 Tinggi 29 70,7 12 29,3 41 100 0.0182 Sedang 10 37 17 63 27 100
3 Rendah 6 46,2 7 53,8 13 100
TOTAL 45 45 81 100
Berdasarkan tabel 5.5menunjukkan dari 41 responden yang
ada melakukan pantangan pola makan
sebanyak (70,7%) memiliki
pengetahuan tinggi, dan dari 27
responden yang tidak melakukan
pantangan pola makan sebanyak (63%)
memiliki pengetahuan yang sedang
Berdasarkan uji statistik uji chi-
square didapatkan nilai P.Value 0,018
(>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan
dengan pantangan pola makan ibu nifas.
Hubungan Budaya dengan PantanganPola Makan
Tabel 5.6Hubungan Budaya dengan PantanganPola Makan Ibu Nifas di Wilayah
Kerja Puskesmas Kuta Baro
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2013
N
o
Budaya
Pantangan Pola MakanTot
al%
p
valueYa Tidak
f % f %
1 Yakin 32 49,2 33 50,8 65 100
0.0212 TidakYakin
13 81,2 3 16,8 16 100
TOTAL 45 45 81 100
Berdasarkan tabel 5.6
menunjukkan dari 65 responden yang
tidak ada melakukan pantangan pola
makan sebanyak 3 (50,8%) memiliki
budaya yakin, dan dari 16 responden
yang ada melakukan pantangan pola
makan sebanyak (81,2%) memiliki
budaya tidak yakin.Berdasarkan uji statistik uji chi-square didapatkan nilai P.Value 0,021
(>0,05), maka dapat disimpulkan bahwaada hubungan antara budaya dengan
pantangan pola makan ibu nifas
Hubungan Pendidikan dengan
Pantangan Pola Makan
Tabel 5.7
Hubungan Pendidikan denganPantangan Pola Makan Ibu Nifas di
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013
N
o
Pendidikan
Pantangan Pola MakanTot
al%
p
valueYa Tidak
f % f %
1 Tinggi 7 46,7 8 53,3 15 100
0,1362 Menengah 13 44,8 16 55,2 29 100
3 Dasar 25 67,6 12 32,4 37 100
TOTAL 45 45 81 100
Berdasarkan tabel 5.7
menunjukkan dari 37 responden yang
ada melakukan pantangan pola makan
sebanyak (67,6%) memiliki pendidikan
dasar, dan dari 29 responden yang tidak
melakukan pantangan pola makan
sebanyak (55,3%) memiliki pendidikan
menengah
Berdasarkan uji statistik uji chi-
square didapatkan nilai p.value 0,136
(
-
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
6/8
tidak ada hubungan antara pendidikan
dengan pantangan pola makan ibu nifas.
Pembahasan
Hubungan Pengetahuan dengan
Pantangan Pola Makan
Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan menunjukkan dari 41
responden yang ada melakukanpantangan pola makan sebanyak
(70,7%) memiliki pengetahuan tinggi,dan dari 27 responden yang tidak
melakukan pantangan pola makan
sebanyak (63%) memiliki pengetahuan
yang sedangBerdasarkan uji statistik uji chi-
square didapatkan nilai P.Value 0,018
(>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan
dengan pantangan pola makan ibu nifas.
Menurut Notoadmodjo (2003)
pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukanpengindraan terhadap sesuatu objek
tertentu. Pengindraan terjadi melaluipancaindra manusia yakni: indara
penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melaluimata dan telinga.
Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan oleh Nurhaema (2009)
Universitas Hasanudin, responden yang
memiliki pengetahuan yang tinggi tidak
akan melakukan pantangan pola makan.
Dari 40 orang responden yang diteliti,32 orang responden yang
berpengetahuan tinggi, t idak melakukan
pantangan pola makan, dan 8 orang
yang berpengetahuan tinggi melakukan
pantangan pola makan p value 0,011dengan uji Chi - square.
Menurut asumsi peneliti bahwaresponden yang memiliki pengetahuan
tinggi belum tentu tidak melakukanpantangan pola makan, karena
pantangan pola makan pada ibu nifas
masih sangat berpengaruh oleh
lingkungan luar, ini berbeda dengan
asumsi dari penelitian yang dilakukan
olehNurhaema dari Universitas
Hasanudin, yang mengatakan orangberpengetahuan tinggi, tidak melakukanpola makan. Dan ini sesuai dengan teori
Notoadmodjo 2003 yaitu tahu diartikansebagai mengingatkan suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali terhadapsuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
adalah tingkat pengetahuan yang palingrendah.
Hubungan Budaya dengan
Pantangan Pola Makan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan dari 65
responden yang tidak ada melakukanpantangan pola makan sebanyak
(50,8%) memiliki budaya yakin, dandari 16 responden yang ada melakukan
pantangan pola makan sebanyak(81,2%) memiliki budaya tidak yakin.
Berdasarkan uji statistik uji chi-square didapatkan nilai P.Value 0,021
(>0,05), maka dapat disimpulkan bahwaada hubungan antara budaya dengan
pantangan pola makan ibu nifas.
Menurut Potter (2005)
kebudayaan adalah suatu kondisi yang
menggambarkan sifat non fisik, sepertinilai, keyakinan, sikap, atau adat-
istiadat yang disepakati oleh kelompok
masyarakat dan diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
Budaya terbentuk dari banyakunsur yang rumit, termasuk sistem
agama danpolitik,adat istiadat,bahasa,perkakas,pakaian,bangunan,dan karya
seni.Bahasa,sebagaimana juga budaya,merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pakaianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bangunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bangunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pakaianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem -
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
7/8
cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwasegala sesuatu yang terdapat dalammasyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itusendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism(id.wikipedia.org)
Berdasarkan hasil penelitianRahmaniar (2010) Universitas
Hasanudin Dan dari hasil penelitian
didapatkan (77,6%) yakin akan budaya,
dan 15 orang (22,4%) tidak yakin akanbudaya. Menurut asumsi dari
Rahmaniar orang yang memiliki budaya
yang tinggi akan melakukan pantangan
pola makan p value 0,009 dengan uji
Chi - square.
Menurut asumsi peneliti budaya
akan terus dijalani oleh generasi ke
generasi, tergantung tanggapan dariorang tersebut. Karena kebudayaan
tidak akan lepas dari kehidupan sehari-hari. Ini juga sama dengan teori dari
Rahmaniar yang juga berasumsi sepertiitu. Seperti teori ikmal (2012) Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebutmembekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layakdan menetapkan dunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-
anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Hubungan Pendidikan dengan
Pantangan Pola Makan.Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan dari 37responden yang ada melakukan
pantangan pola makan sebanyak(67,6%) memiliki pendidikan dasar, dan
dari 29 responden yang tidakmelakukan pantangan pola makan
sebanyak (55,3%) memiliki pendidikan
menengahBerdasarkan uji statistik uji chi-
square didapatkan nilai P.Value 0,136
(
-
7/22/2019 Hera Andika Jurnal
8/8
responden, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ada hubungan antara pengetahuandengan pantangan pola makan ibunifas, dengan nilai P.Value 0,018(>0,05)
2. Ada hubungan antara budaya denganpantangan pola makan ibu nifas.
Dengan nilaiP.Value0,021 (>0,05)3. Tidak ada hubungan antara
pendidikan dengan pantangan polamakan ibu nifas, dengan nilai
P.Value0,136 (