Hepatitis

2
Hepatitis sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jatingan parut sehingga terjadi penurunan jumlah jaringan hati normal. Peningkatan jaringan parut tersebut menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran darah melalui hati dan terjadi gangguan fungsi hati. Gangguan fungsi hati akibat sirosis antara lain sebagai berikut : 1. Gangguan fungsi protein tubuh, faktor-faktor pembekuan empedu dan berbagai macam enzim. 2. Gangguan metabolisme kolesterol 3. Gangguan penyimpanan enersi (glikogen) 4. Gangguan metabolisme karbohidrat 5. Gangguan regulasi berbagai macam hormone 6. Gangguan proses detoksifikasi obat dan racun. Hepatitis sirosis hati akibat infeksi hepatitis B baik secara klinj hispatologik maupun laboratik sama dengan sirosis karena penyebab lain. Sirosis hati akibat hepatitis B timbul akibat progresi hepatitis B kronik. Respins hari terhadap nekrosis sel hati sangat terbatas yang terpenting adalah kolaps lobules hati, pembentukan fibrous septa, dan regenerasi noduler. Fibrosis terjadi setelah terjadi nekrosis hepatoseluler yang menyebabkan interface hepatitis pada zona I yang diikuti pembentukan jembatan fibrosis prtal dimana-mana. Nekrosis luas pada zona III akan menyebabkan jembatan fibrosis yang mengehubungkan vena sentralus dengan segitiga portal. Sedangkan nekrosis fokal akan menyebabkan fibrosis fokal. Kematian sel hati akan diikuti oleh pembentukan nodul yang merusak asitektur hati. Pemeriksaan pada penderita hepatitis sirosis hati adalah : Anamnesis : 1. Nafsu makan menurun 2. Mual, muntah 3. Berat badan turun 4. Riwayat adanya hepatitis di masa yang lalu atau riwayat hasil pemeriksan HBsAg positif di masa lalu. 5. Keluhan lain sering disebabkan oleh adanya penyulit, misalnya perut besar, muntah darah, serta pennurunan kesadaran.

description

hepatitis

Transcript of Hepatitis

Hepatitis sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jatingan parut sehingga terjadi penurunan jumlah jaringan hati normal. Peningkatan jaringan parut tersebut menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran darah melalui hati dan terjadi gangguan fungsi hati. Gangguan fungsi hati akibat sirosis antara lain sebagai berikut :

1.Gangguan fungsi protein tubuh, faktor-faktor pembekuan empedu dan berbagai macam enzim.

2.Gangguan metabolisme kolesterol

3.Gangguan penyimpanan enersi (glikogen)

4.Gangguan metabolisme karbohidrat

5.Gangguan regulasi berbagai macam hormone

6.Gangguan proses detoksifikasi obat dan racun.

Hepatitis sirosis hati akibat infeksi hepatitis B baik secara klinj hispatologik maupun laboratik sama dengan sirosis karena penyebab lain. Sirosis hati akibat hepatitis B timbul akibat progresi hepatitis B kronik. Respins hari terhadap nekrosis sel hati sangat terbatas yang terpenting adalah kolaps lobules hati, pembentukan fibrous septa, dan regenerasi noduler. Fibrosis terjadi setelah terjadi nekrosis hepatoseluler yang menyebabkan interface hepatitis pada zona I yang diikuti pembentukan jembatan fibrosis prtal dimana-mana. Nekrosis luas pada zona III akan menyebabkan jembatan fibrosis yang mengehubungkan vena sentralus dengan segitiga portal. Sedangkan nekrosis fokal akan menyebabkan fibrosis fokal. Kematian sel hati akan diikuti oleh pembentukan nodul yang merusak asitektur hati.

Pemeriksaan pada penderita hepatitis sirosis hati adalah :

Anamnesis :

1.Nafsu makan menurun

2.Mual, muntah

3.Berat badan turun

4.Riwayat adanya hepatitis di masa yang lalu atau riwayat hasil pemeriksan HBsAg positif di masa lalu.

5.Keluhan lain sering disebabkan oleh adanya penyulit, misalnya perut besar, muntah darah, serta pennurunan kesadaran.

Pemeriksan fisik pada penyakit hepatitis sirosis hati :

1.Pigmentasi muka

2.Spider nevi dan eritema Palmaris

3.Ginekomasti

4.Atrofu testis

5.Jari tubuh

6.Pembesaran kelenjar parotis

7.Adanya cairan bebas pada abdomen

8.Edema tungkai

9.Sklera yang ikterik pada kasus-kasus sirosis dekompensata.

10.Pada kasus yang lanjut busa didapatkan gejala-gejala ensefalopatia hepatic, misalnya flapping tremor, kesadaran yang menurun, dan lain-lain.

Pemeriksaan laboratik :

Hematologi : darah lengkap, PPT dan INR

Biokimia : bilirubin, AST/ALT, alkali fosfatase, gamma GT, albumin dan globulin, bila ada asites, diperiksa ureum, kreatinin, dan elektrolit.

Imunologi : anto HCV, alfa-feto protein.

Pemeriksaan penunjang : USG, CT scan bila USG kuarng jelas, biopsy hati bila diagnostic lain belum jelas, EEG pada penderita dengan kecurigaan ensefalopatia hepatik.

Sirosis hati akibat hepatitis B seperti halnya sirosis dengan penyebab lain umumnya terjadi secara diam-diam (silent ) sehingga sering tidak disadari oleh penderita.