HE Skrining IVA Makalah
-
Upload
jendycliffdadana -
Category
Documents
-
view
247 -
download
0
Transcript of HE Skrining IVA Makalah
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
1/14
INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT
(IVA)
Pendahuluan
Dalam beberapa dekade, angka penderita kanker leher rahim di negara-negara maju
mengalami penurunan yang tajam. Di Amerika Serikat, dalam 50 tahun terakhir insidens
kanker leher rahim turun sekitar 70%. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya program
deteksi dini dan tatalaksana yang baik. Sebaliknya, di negara-negara berkembang, angka
penderita penyakit ini tidak mengalami penurunan, bahkan justru meningkat akibat populasi
yang meningkat.!, "anyak alasan yang menyebabkan masih tingginya angka penderita.
Diantara alasan tersebut adalah belum adanya sistem pelayanan yang terorganisasi baik mulai
dari deteksi dini sampai penanganan kanker leher rahim stadium lanjut. Selain itu
terbatasnya sarana dan prasana termasuk tenaga ahli yang kompeten menangani penyakit ini
se#ara merata menjadi tantangan tersendiri.!
$ahun !&5 'H( merekomendasikan suatu pendekatan alternati)e bagi *egara yang
sedang berkembang dengan konsep down staging terhadap kanker ser)iks salah satunya dengan
#ara +nspeksi isual dengan Asam Asetat +A. /engolesan asam asetat -5% pada ser)iks pada
epitel abnormal akan memberikan gambaran ber#ak putih yang disebut acetowhile. 1ambaran
ini mun#ul oleh karena tingginya tingkat kepadatan initi dan konsentrasi protein. Hal ini
memungkinkan pengenalan ber#ak putih pada ser)iks dengan mata telanjang tanpa
pembesaran yang dikenal sebagai pemeriksaan +A.7-&
TINJAUAN PUSTAKA
1
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
2/14
Definisi
2anker leher rahim adalah kanker primer yang terjadi pada jaringan leher rahim
ser)iks. Sementara lesi prakanker, adalah kelainan pada epitel ser)iks akibat terjadinya
perubahan sel-sel epitel, namun kelainannya belum menembus lapisan basal membrana
basalis.!
Etiologi
/enyebab primer kanker leher rahim adalah in3eksi kronik leher rahim oleh satu atau
lebih )irus H/ Human Papiloma Virus tipe onkogenik yang beresiko tinggi menyebabkan
kanker leher rahim yang ditularkan melalui hubungan seksual sexually transmitted disease.
/erempuan biasanya terin3eksi )irus ini saat usia belasan tahun, sampai tigapuluhan,
4alaupun kankernya sendiri baru akan mun#ul !0-0 tahun sesudahnya. +n3eksi )irus H/
yang berisiko tinggi menjadi kanker adalah tipe ! dan !&. Dimana H/ tipe ! dan !&
ditemukan pada sekitar 70% kasus. +n3eksi H/ tipe ini dapat mengakibatkan perubahan sel-
sel leher rahim menjadi lesi intra-epitel derajat tinggi high-grade intraepithelial lesion6
+SD$ yang merupakan lesi prakanker. Sementara H/ yang berisiko sedang dan rendah
menyebabkan kanker tipe non-onkogenik.!,
8aktor risiko yang potensial menyebabkan terjadinya kanker leher rahim adalah.9
a. :elakukan hubungan seks pada usia muda
b. Sering berganti-ganti pasangan dan dan memiliki pasangan yang suka berganti-
ganti pasangan
#. Sering menderita in3eksi di daerah kelamin terutama in3eksi oleh )irus H/
Human Papilloma Virus,
d. :elahirkan banyak anak
e. 2ebiasaan merokok risiko ; lebih besar.
+n3eksi H/ sering terjadi pada usia muda, sekitar 5-0% nya terjadi pada usia kurang dari
5 tahun.!
Peralanan Ala!iah Kan"er Leher rahi!
/ada perempuan saat remaja dan kehamilan pertama, terjadi metaplasia sel skuamosa
ser)iks. "ila pada saat ini terjadi in3eksi H/, maka akan terbentuk sel baru hasil trans3ormasi
dengan partikel H/ tergabung dalam D*A sel. "ila hal ini berlanjut maka terbentuklah lesi
prekanker dan lebih lanjut menjadi kanker. Sebagian besar kasus displasia sel ser)i; sembuh
2
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
3/14
dengan sendirinya, sementara hanya sekitar !0% yang berubah menjadi displasia sedang dan
berat. 50% kasus displasia berat berubah menjadi karsinoma. "iasanya 4aktu yang
dibutuhkan suatu lesi displasia menjadi keganasan adalah !0-0 tahun.!
2anker leher rahim in)asi3 bera4al dari lesi displasia sel-sel leher rahim yang kemudian
berkembang menjadi displasia tingkat lanjut, karsinoma in-situ dan akhirnya kanker in)asi3.
/enelitian terakhir menunjukkan bah4a prekursor kanker adalah lesi displasia tingkat lanjut
high-grade dysplasia) yang sebagian ke#ilnya akan berubah menjadi kanker in)asi3 dalam
!0-!5 tahun, sementara displasia tingkat rendah low-grade dysplasia mengalami regresi
spontan.9
1ambar !. /ato3isiologi kanker #er)iks.!
*+S < *eoplasma +ntraepitel Ser)iks.
S"rining Kan"er Ser#i"s
"erbagai metode skrining kanker leher telah dikenal dan diaplikasikan, dimulai sejak
tahun !0-an dengan pemeriksaan tes /ap. Selain itu dikembangkan metode )isual dengan
gineskopi, atau ser)ikogra3i. Hingga penerapan metode yang dianggap murah yaitu dengan tes
+A +nspeksi isual dengan Asam Asetat. Skrining D*A H/ juga ditujukan untuk
mendeteksi adanya H/ tipe onkogenik, pada hasil yang positi3, dan memprediksi seorang
perempuan menjadi berisiko tinggi terkena kanker ser)iks.5
Pengertian Pen$aringan "asus atau S"rining
Skrining adalah suatu penerapan uji6tes terhadap orang yang tidak menunjukkan gejala
dengan tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita
penyakit tertentu. Skrining merupakan deteksi dini penyakit, bukan merupakan alat3
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
4/14
diagnostik. bila hasil skrining positi3, akan diikuti uji diagnostik atau prosedur untuk
memastikan adanya penyakit.
Tuuan S"rining
$ujuan skrining adalah untuk mendapatkan keadaan penyakit dalam keadaan dini untuk
memperbaiki prognosis, karena pengobatan dilakukan sebelum penyakit mempunyai
mani3estasi klinis.
$ujuan skrining se#ara lengkap <
• :endeteksi seseorang sedini mungkin sehingga dapat dengan segera memperoleh
pengobatan.
• :en#egah meluasnya penyakit dalam masyarakal dengan mendidik dan membiasakan
masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin.
• :endapat keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinisi dan peneliti.
S$arat%s$arat S"rining
=ika ingin melakukan skrining terhadap suatu penyakit atau masalah, maka ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, diantara nya < 9
o $es harus #ukup sensiti)e dan spesi3ik
o $es dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, #ukup murah, dan
sederhana.
o /enyakit atau masalah yang akan diskrining merupakan masalah yang #ukup serius,
ple)alensi nya #ukup tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat.
o 2ebijakan, inter)ensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan
skrining harus jelas.
Jenis%enis s"rining
Ada beberapa ma#am skrining, dianatara nya <
•
:ass S#reening
4
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
5/14
/enyaringan yang melibatkan populasi se#ara keseluruhan, atau s#reening se#ara
masal pada masyarakat tertentu.
>ontoh< s#reening prakanker leher rahim dengan metode +A pada .000 4anita
• Sele#ti)e S#reening
S#reening se#ara selekti3 berdasarkan kriteria tertentu.
>ontoh pemeriksaan #a paru pada perokok.
• Single Disease S#reening < s#reening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit .
• /enyaringan :ultiple 6 :ultiphase S#reening
/enyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji
penyaringan pada saat yang sama. 9
>ontoh< skrining pada penyakit aids• /enyaringan yang ditargetkan
/enyaringan yang dilakukan pada kelompok yang terkena paparan yang spesi3ik.
>ontoh < S#reening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan $imbal.
• /enyaringan (portunistik
/enyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita - penderita yang
berkonsultasi kepada praktisi kesehatan. 9
>ontoh< s#reening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.
Kriteria e#aluasi s"rining
Suatu alat test skrining yang baik adalah yang mempunyai tingkat )aliditas dan
reliabilitas yang tinggi yaitu mendekati !00%. Selain kedua nilai tersebut, dalam memilih tes
untuk skrining dibutuhkan juga nilai predikti3 Predictive Values). aliditas adalah
kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yangsehat. aliditas merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur test dapat
mengukur se#ara benar dan tepat apa yang akan diukur. aliditas mempunyai komponen,
yaitu <
a. sensiti)itas < kemampuan untuk menentukkan orang sakit.
b. spesi3isitas < kemampuan untuk menentukan orang yang tidak sakit.
"esarnya nilai kedua parameter tersebut tentunya ditentukan dengan alat diagnostik di luar tes
penyaringan 2edua nilai tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yakni bila
sensiti)itas meningkat, maka spesi)itas akan menurun dan begitu pula sebaliknya. ?ntuk
5
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
6/14
menentukan batas standar yang digunakan pada tes penyaringan, harus ditentukan tujuan
penyaringan apakah mengutamakan semua penderita terjaring termasuk yang tidak menderita,
ataukah mengarah pada mereka yang betul-betul sehat.
Sedangkan reliabilitas adalah kemampuan suatu tes memberikan hasil yang
sama6konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali sasaran objek sama dan pada kondisi
yang sama pula. 2esalahan bias dalam reliabilitas dipengaruhi oleh )ariasi obser)er, yaitu
bias intraobser)er dan bias interobser)er. "ias intraobser)er adalah bias yang terjadi karena
satu obser)er menginterpretasi berbeda terhadap satu hasil test dalam 4aktu yang berbeda.
Sedangkan bias interobser)er terjadi akibat dua obser)er menginterpretasi satu hasil test yang
berbeda.
*ilai predikti3 adalah besarnya kemungkinan dengan menggunakan nilai sensiti)itas
dan spesi)itas serta pre)alensi dengan proporsi penduduk yang menderita. *ilai predikti3
dapat positi3 artinya mereka dengan tes positi3 juga menderita penyakit, sedangkan nilai
predikti3 negati3 artinya mereka yang dinyatakan negati3 juga ternyata tidak menderita
penyakit. *ilai predikti3 positi3 sangat dipengaruhi oleh besarnya pre)alensi penyakit dalam
masyarakat dengan ketentuan, makin tinggi pre)alensi penyakit dalam masyarakat, makin
tinggi pula nilai predikti3 positi3 dan sebaliknya.
Proses Pen$aringan atau S"rining
angkah-langkah yang ditempuh pada penyaringan se#ara garis besarnya dapat dibedakan
atas lima tahap, yakni <
a. $ahap menetapkan ma#am masalah kesehatan yang ingin diketahui.
"erbeda dengan sur)ai khusus penyakit yang tidak perlu menentukan ma#am
masalah kesehatan yang akan dikumpulkan datanya, maka pada penyaringan
kasus, langkah pertama yang harus dilakukan ialah menetapkan ma#am masalah
kesehatan yang ingin diketahui.5
Agar pengumpulan data tentang masalah kesehatan tersebut tepat dan lengkap,
perlu dikumpulkan dahulu berbagai keterangan yang ada hubungannya dengan
masalah kesehatan tersebut. 2eterangan-keterangan yang diperoleh harus
diseleksii dan setelah itu harus disusun sedemikian rupa sehingga menjadi jelas
kriteria penyakit yang akan di#ari.
6
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
7/14
b. $ahap menetapkan #ara pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam
penemuan masalah kesehatan.
angkah selanjutnya yang ditempuh ialah menetapkan #ara pengumpulan data
jenis pemeriksaan @ test yang akan dipergunakan. Sebagaimana telah
dikemukan, baik atau tidaknya hasil penyaringan ini tergantung dari )aliditas #ara
pengumpulan data yang dipilih. >ara pengumpulan data yang baik ialah yang
sensiti)itas dan sensi3isitasnya tinggi.5
#. $ahap menetapkan kelompok masyarakat yang akan dikumpulkan datanya.
Hal lainnya yang dilakukan pada penyaringan ialah menetapkan kelompok
masyarakat yang akan dikumpulkan datanya yakni yang menyangkut sumber data,
kriteria responden, jumlah sampel, dan #ara pengambilan sampel, sebagaimana
yang dilakukan pada sur)ai penyakit.Apabila yang ingin diketahui adalah masalah kesehatan, berupa penyakit kanker
#er)iks tentu kelompok masyarakat yang dipilih adalah kaum 4anita. Sebaliknya
bila yang ingin diketahui penyakit kanker prostat, maka masyarakat yang dipilih
adalah kaum pria. "etapa pun berbedanya kelompok masyarakat yang dipilih
tersebut perlu diingat bah4a pada penyaringan, penemuan masalah kesehatan hari
dilakukan dari kelompok masyarakat yang sehat.5
d. $ahap melakukan penyaringan
Apabila kelompok masyarakat telah ditentukan, dilanjutkan dengan melakukan
penyaringan s#reening terhadap masalah kesehatan yang ingin di#ari. /ekerjaan
yang dilakukan disini identik dengan melakukan pengumpulan data sebagaimana
pada sur)ai penyakit.
$idak sulit dipahami bah4a penyaringan s#reening tersebut dilakukan dengan
meman3aatkan kriteria masalah kesehatan serta #ara pengumpulan data yang telah
ditetapkan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan penyaringan ini ialah ditemukannya
kelompok masyarakat yang diduga menderita masalah kesehatan yang harus
dipisahkan dari kelompok masyarakat yang tidak mempunyai masalah kesehatan.5
e. $ahap mempertajam penyaringan
$erhadap kelompok masyarakat yang di#urigai menderita masalah kesehatan yang
sedang di#ari, dilakukan penyaringan lagi, maksudnya ialah untuk mempertajam
hasil penyaringan, sehingga diperoleh kelompok masyarakat yang benar-benar
menderita masalah kesehatan yang ingin diketahui.5
3. $ahap penyusunan laporan dan tindak lanjut
Setelah dipastikan tidak ada jenis masalah kesehatan lain yang ter#ampur dalam
kelompok masyarakat yang disaring, pekerjaan selanjutnya ialah mengolah data
yang diperoleh untuk kemudian disusun laporan seperlunya.5
7
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
8/14
/atut disampaikan disini, bah4a kepada anggota masyarakat yang terbukti
menderita masalah kesehatan yang di#ari, perlu ditindak lanjuti berupa pemberian
pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang diderita.
Hasil dari pekerjaan penyaringan adalah berupa data tentang masalah kesehatan
yang ingin diketahui. Selanjutnya dari hasil pengolahan data, dapat pula diketahui
nilai sensiti)itas serta nilai spesi3isitas dari jenis pemeriksaan yang dipergunakan,
disamping beberapa nilai lainnya seperti nilai ontoh <
Dari suatu penyaringan yang dilakukan untuk penyakit A dengan mempergunakan jenis
pemeriksaan " ditemukan hasil sebagai berikut lihat tabel ! <
$abel !. Hubungan penyakit dan hasil pemeriksaan.
/*BA2+$ =?:AH
/(S+$+8 *1A$+8
HAS+
/:C+2SAA*
/(S+$+8 A & A ' &
*1A$+8 D ' D
=?:AH A ' & ' D A'&''D
Dari tabel diatas dapat dihitung nilai-nilai yang dimaksud yakni < 5
• Sensiti)itas <
8
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
9/14
• Spesi3isitas <
• $rue positi)e < A
• 8alse positi)e < % 8alse positi)e <
• $rue negati)e < D
• 8alse negati)e < % 8alse negati)e <
• /osti3 predi#ti)e )alue <
• *egati3 predi#ti)e )alue <
Ali"asi Kasus
Dari kasus yang didapat maka dapat dimasukkan ke dalam tabel lihat tabel , Dan
kemudian dapat didapatkan nilai-nilainya, yaitu <
$abel . Hubungan penyakit #a ser)iks dengan tes +A posti3.
>a ser)iks =?:AH
/(S+$+8 *1A$+8
$S
+A
/(S+$+8 9 0
*1A$+8 7 70
=?:AH ! !00
*ilai-nilai dari kasus <
• Sensiti)itas < @ 7%
• Spesi3isitas <
• $rue positi)e <
• 8alse positi)e < % 8/ @ 0, @ %
• $rue negati)e < 7
9
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
10/14
• 8alse negati)e < % 8* %
• /osti3 predi#ti)e )alue < @ 0%
• *egati3 predi#ti)e )alue <
Sasaran $ang a"an !enalani s"rining
"eberapa hal penting yang perlu diren#anakan dalam melakukan deteksi dini kanker,
supaya skrining yang dilaksanakan terprogram dan terorganisasi dengan baik, tepat sasaran
dan e3ekti3, terutama berkaitan dengan sumber daya yang terbatas. 'H( mengindikasikan
skrining dilakukan pada kelompok berikut.!
• Setiap perempuan yang berusia antara 5-5 tahun, yang belum pernah menjalani
tes /ap sebelumnya, atau pernah mengalami tes /ap tahun sebelumnya atau
lebih.
• /erempuan yang ditemukan lesi abnormal pada pemeriksaan tes /ap sebelumnya
• /erempuan yang mengalami perdarahan abnormal per)aginam, perdarahan pas#a
sanggama atau perdarahan pas#a menopause atau mengalami tanda dan gejalaabnormal lainnya
• /erempuan yang ditemukan ketidaknormalan pada leher rahimnya
Skrining test dalam upaya kesehatan masyarakat bertujuan untuk<
• menurunkan angka kesakitan dan kematian.
• :eningkatkan kualitas hidup masyarakat.
• :enurunkan case fatality penyakit yang diskrining.
• :eningkatkan presentase kasus yang terdeteksi se#ara dini.
• :enurunkan komplikasi penyakit.
• :en#egah dan atau mengurangi metastasis.
Dasar Pe!eri"saan IVA
/emeriksaan inspeksi )isual dengan asam asetat +A adalah pemeriksaan yang
pemeriksanya dokter6bidan6paramedis mengamati leher rahim yang telah diberi asam
asetat6asam #uka -5% se#ara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan mata telanjang. 5
/emeriksaan +A pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman !5 dengan #ara
memulas leher rahim dengan kapas yang telah di#elupkan dalam asam asetat -5%.
10
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
11/14
/emberian asam asetat itu akan mempengaruhi epitel abnormal, bahkan juga akan meningkatkan
osmolaritas #airan ekstraseluler. >airan ekstraseluler yang bersi3at hipertonik ini akan
menarik #airan dari intraseluler sehingga membran akan kolaps dan jarak antar sel akan
semakin dekat. Sebagai akibatnya, jika permukaan epitel mendapat sinar, sinar tersebut tidak
akan diteruskan ke stroma, tetapi dipantulkan keluar sehingga permukaan epitel abnormal akan
ber4arna putih, disebut juga epitel putih a#eto4hite.,5
Daerah metaplasia yang merupakan daerah peralihan akan ber4arna putih juga setelah
pemulasan dengan asam asetat tetapi dengan intensitas yang kurang dan #epat menghilang. Hal
ini membedakannya dengan proses prakanker yang epitel putihnya lebih tajam dan lebih lama
menghilang karena asam asetat berpenetrasi lebih dalam sehingga terjadi koagulasi protein
lebih banyak. =ika makin putih dan makin jelas, main tinggi derajat kelainan jaringannya.
Dibutuhkan !- menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada epitel. eher rahim
yang diberi 5% larutan asam asetat akan berespons lebih #epat daripada % larutan tersebut.
3ek akan menghilang sekitar 50-0 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan
didapatkan hasil gambaran leher rahim yang normal merah homogen dan ber#ak putih
men#urigakan displasia. esi yang tampak sebelum aplikasi larutan asam asetat bukan
merupakan epitel putih, tetapi disebut leukoplakia biasanya disebabkan oleh proses keratosis. ,5
Te"ni" Pe!eri"saan IVA dan Interretasi
/rinsip metode +A adalah melihat perubahan 4arna menjadi putih acetowhite pada
lesi prakanker jaringan ektoser)iks rahim yang diolesi larutan asam asetoasetat asam #uka.
"ila ditemukan lesi makroskopis yang di#urigai kanker, pengolesan asam asetat tidak
dilakukan namun segera dirujuk ke sarana yang lebih lengkap. /erempuan yang sudah
menopause tidak direkomendasikan menjalani skrining dengan metode +A karena Eona
transisional leher rahim pada kelompok ini biasanya berada pada endoser)iks rahim dalamkanalis ser)ikalis sehingga tidak bisa dilihat dengan inspeksi spekulum.5
/erempuan yang akan diskrining berada dalam posisi litotomi, kemudian dengan
spekulum dan penerangan yang #ukup, dilakukan inspeksi terhadap kondisi leher rahimnya.
Setiap abnormalitas yang ditemukan, bila ada, di#atat. 2emudian leher rahim dioles dengan
larutan asam asetat -5% dan didiamkan selama kurang lebih !- menit. Setelah itu dilihat
hasilnya. eher rahim yang normal akan tetap ber4arna merah muda, sementara hasil positi3
bila ditemukan area, plak atau ulkus yang ber4arna putih.9&,0
esi prakanker ringan6jinak *+S ! menunjukkan lesi putih pu#at yang bisa berbatasan dengan sambungan
11
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
12/14
skuamokolumnar . esi yang lebih parah *+S - seterusnya menunjukkan lesi putih tebal
dengan batas yang tegas, dimana salah satu tepinya selalu berbatasan dengan sambungan
skuamokolumnar SS2.5
Pela"sana IVA dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
/emeriksaam +A dapat dilakukan oleh tenaga pera4at yang sudah terlatih, oleh bidan,
dokter umum atau oleh dokter spesialis.9
Adapun pelatihannya, telah ada kesepakatan antara beberapa pihak yang
berpengalaman dan berke#impung dalam kegiatan pelatihan deteksi dini dengan metode +A
ini, hingga disepakati pelatihan +A selama 5 lima hari. Dua hari untuk pembekalan teori dan
juga Fdry 4orkshopF, adapun tiga hari untuk pelatihan di klinik dan di lapangan bersi3at F4et
4orkshopF, dalam artian latihan dengan memeriksa langsung pada klien. Sangat disarankan
setelah pelatihan tersebut tetap dilanjutkan dengan pendampingan atau super)isi, hingga
dapat di#apai suatu kemampuan yang dinilai kompeten jika personil yang bersangkutan telah
melakukan pemriksaan +A pada !00 orang klien dan mendapatkan tiga hasil
pemeriksaan yang positi3 dan benar.9
Syarat-syarat yang sebaiknya diperhatikan jika akan melakukan skrining antara lain<
tes harus #ukup sensiti3 dan spesi3ik tes dapat diterima oleh masyarakat aman, murah,
sederhana penyakit atau masalah yang akan diskrining merupakan masalah yang #ukup
serius pre)alensinya #ukup tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat kebijakan,
inter)ensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelas,
bila tidak hasil skrining sia-sia belaka. 9
"erbagai penelitian telah menyatakan bah4a skrining dengan metode +A lebih mudah,
praktis dan lebih sederhana, mudah, nyaman, praktis dan murah. /ada tabel diba4ah ini dapat
dilihat perbandingkan antara pap smear dan +A dalam berbagai aspek pelayanan.
!,
Kesi!ulan
!. Dalam penerapan di pelayanan primer yang lebih luas, metode +A
direkomendasikan menjadi metode skrining alternati3 pada kondisi yang tidak
memungkinkan dilakukan pemeriksaan yang berbasis sitologi selain test /ap.
. Sasaran skrining +A adalah perempuan usia 0-50 tahun. /ada usia diatas 50 tahun,
atau sudah menopause, dianjurkan untuk melakukan skrining yang berbasis sitologi.
"ila tes /ap tidak mungkin dilakukan, tetap dianjurkan melakukan pemeriksaan
inspekulo.
12
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
13/14
. /elaksana skrining +A dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
9. 2asus dengan hasil +A positi3 dirujuk untuk mendapat penatalaksanaan lebih lanjut.
Daftar Pusta"a
1. 'orld Health (rganiEation. >omprehensi)e #er)i#al #an#er #ontrol. A 1uide to
ssential /ra#ti#e. 1ene)a < 'H( 00.
2. Sankaranarayanan C, "udukh A:, Cajkumar C, 33e#ti)e S#reening programmes 3or
#er)i#al #an#er in lo4- and middle-in#ome de)eloping #ountries. "ulletin o3 the 'orld
Health (rganiEation 00!.h.59-.
3. /etignat /, Coy :.. Diagnosis and management o3 #er)i#al #an#er. ":=
007.h.75-&.
4. Casjidi +. :anual prakanker ser)iks. =akarta < Sagung Seto 00&.h.95-5.
13
-
8/9/2019 HE Skrining IVA Makalah
14/14
5. AE4ar A. /engantar epidemiologi. =akarta < "inarupa Aksara 00!.h.!-9.
6. Sjamsuddin S. $erapi destruksi lo#al pada neoplasia intraepitel ser)iks. Dalam <
Sjamsuddin S, +ndarti =. 2olposkopi dan neoplasia intraepitel ser)iks. disi ke-.
=akarta< /erhimpunan /atologi Ser)iks dan 2olposkopi +ndonesia 009.h.0-&.7. 1a33inkin , "lumenthal /D, "re#hin S=1, editors. Alternati)e 3or #er)i#al #an#er
s#reening. "altimore =H/+1( #orporation !7.
8. *uranna . Skrining kanker ser)iks dengan metode skrining alternati)e< +A. >ermin
dunia kedokteran 00!!5-&.
14