Hbo Hipertensi 2

40
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tekanan darah tinggi merupakan tekanan arteri rata-ratanya lebih tinggi daripada batas atas nilai yang dianggap normal. Peningkatan sedang pada tekanan arteri, dapat menimbulkan pemendekan harapan hidup, kecuali bila ditangani dengan tepat (Guyton & Hall, 2007). Salah satu terapi modalitas untuk penderita hipertensi adalah terapi hiperbarik oksigen, yang bertujuan untuk mendapatkan peningkatantekanan oksigen dalam jaringan, baik untuk mengimbangi kekurangan disuplai oksigen, atau untuk mengambil efek khusus oksigen pada tekanan di atasnormal. Dalam asuhan keperawatan hiperbarik dengan pasien hipertensi muncul diagnosa keperawatan, antara lain ansietas b.d. defisit pengetahuan terhadap terapi hiperbarik oksigen dan prosedur terapi, resiko tinggi cidera b.d pemindahan pasien dari/ke ruang, ledakan peralatan, kebakaran, dan/atau peralatan dukungan medis, resiko tinggi barotrauma pada telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau emboli gas serebral b.d. perubahan tekanan atsmosfer didalam ruang oksigen hiperbarik sehingga penderita hipertensi memerlukan edukasi tentang terapioksigen hiperbarik dan prosedur terapi. Selain itu resiko tinggi barotrauma dapat juga 1

description

hbo

Transcript of Hbo Hipertensi 2

Page 1: Hbo Hipertensi 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tekanan darah tinggi merupakan tekanan arteri rata-ratanya lebih tinggi

daripada batas atas nilai yang dianggap normal. Peningkatan sedang pada tekanan

arteri, dapat menimbulkan pemendekan harapan hidup, kecuali bila ditangani

dengan tepat (Guyton & Hall, 2007). Salah satu terapi modalitas untuk penderita

hipertensi adalah terapi hiperbarik oksigen, yang bertujuan untuk mendapatkan

peningkatantekanan oksigen dalam jaringan, baik untuk mengimbangi kekurangan

disuplai oksigen, atau untuk mengambil efek khusus oksigen pada tekanan di

atasnormal.

Dalam asuhan keperawatan hiperbarik dengan pasien hipertensi muncul

diagnosa keperawatan, antara lain ansietas b.d. defisit pengetahuan terhadap terapi

hiperbarik oksigen dan prosedur terapi, resiko tinggi cidera b.d pemindahan

pasien dari/ke ruang, ledakan peralatan, kebakaran, dan/atau peralatan dukungan

medis, resiko tinggi barotrauma pada telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau

emboli gas serebral b.d. perubahan tekanan atsmosfer didalam ruang oksigen

hiperbarik sehingga penderita hipertensi memerlukan edukasi tentang

terapioksigen hiperbarik dan prosedur terapi. Selain itu resiko tinggi barotrauma

dapat juga terjadi akibat perubahan tekanan atsmosfer didalam ruang oksigen

hiperbarik, hal tersebut dapat dicegah dengan pemberian edukasi tentang valsavah

saat berada didalam ruang oksigen hiperbarik.

Dari uraian di atas, sebagai perawat yang pemberi pelayanan asuhan

keperawatan secara profesional perlu kiranya untuk mengkaji secara sistemik

tentang asuhan keperawatan hiperbarik yang terkait dengan hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yaitu bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan

hiperbarik pada pasien Ny. F dengan Hipertensi di Lakesla Drs. R. Rijadi

Sastropinoelar, Phys. Surabaya?

1

Page 2: Hbo Hipertensi 2

1.3 Tujuan

1. Melakukan pengkajian pada pasien pada pasien Ny. F dengan Hipertensi di

Lakesla Drs. R. Rijadi Sastropinoelar, Phys. Surabaya.

2. Menentukan diagnosa keperawatan hiperbarik pada pasien Ny. F dengan

Hipertensi di Lakesla Drs. R. Rijadi Sastropinoelar, Phys. Surabaya.

3. Membuat rencana tindakan keperawatanpada pasien Ny. F dengan Hipertensi

di Lakesla Drs. R. Rijadi Sastropinoelar, Phys. Surabaya.

4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien Ny. F dengan Hipertensi di

Lakesla Drs. R. Rijadi Sastropinoelar, Phys. Surabaya.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Ny. F dengan Hipertensi di

Lakesla Drs. R. Rijadi Sastropinoelar, Phys. Surabaya.

1.4.1 Manfaat

Asuhan keperawatan hiperbarik yang komprehensif pada pasien Ny. F

dengan Hipertensi di Lakesla Drs. R. Rijadi Sastropinoelar, Phys. Surabayadapat

membantu proses perbaikan keadaan pasien dengan pemenuhan kebutuhan dasar

manusia.

2

Page 3: Hbo Hipertensi 2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi kronik atau biasa disebut dengan ‘Tekanan Darah Tinggi‘,

merupakan tekanan arteri rata-ratanya lebih tinggi daripada batas atas nilai yang

dianggap normal. Peningkatan sedang pada tekanan arteri, dapat menimbulkan

pemendekan harapan hidup, kecuali bila ditangani dengan tepat (Guyton & Hall,

2007).

2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang terus-menerus, biasanya

didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 140 mm Hg atau tekanan diastolik di

atas 90 mm Hg selama periode 2 minggu (Eckman, 2007).

Tekanan darah meningkat sesuai dengan usia, lingkungan yang dingin atau

kecemasan, dengan usaha, dan bervariasi waktu kejadiannya.Dengan hipertensi

ringan tekanan darah diambil dua kali atau lebih sebelum memanggil pasien

hipertensi. Hipertensi lebih parah ini tidak diperlukan. Peninggian tekanan sistolik

atau diastolik adalah sama pentingnya (Swanton & Banerjee, 2008).

Berikut kategori, diantaranya adalah normal, prehipertensi, hipertensi

tingkat 1 dan hipertensi tingkat 2. Kategori berdasarkan dua atau lebih pembacaan

yang diambil secara terpisah setelah penilaian awal. Kategori tersebut

diaplikasikan pada usia 18 tahun ke atas. (Jika tekanan sistolik dan diastolik turun

menuju kategori yang berbeda, gunakan nilai yang paling tinggi dari kedua bacaan

tersebut untuk mengkasifikasikannya). Pasien dengan prehipertensi,

meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan harus mengikuti promosi kesehatan

dengan memodifikasi gaya hidup untuk mencegah penyakit kardiovaskular

(Eckman, 2007).

Kategori Sistolik Diastolik

Normal <120 mmHg dan <80 mmHgPrehipertensi 120 – 139 mmHg atau 80-89 mmHgHipertensi

Tahap 1 140 – 159 mmHg atau 90 – 99 mmHgTahap 2 ≥ 160 mmHg atau ≥ 100 mmHg

3

Page 4: Hbo Hipertensi 2

2.2 Patofisiologi

Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah

jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh

dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung).

pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi

hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan

darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh,

sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular.

Baroreseptor arteri terutama ditemukan di sinus carotid, tapi juga dalam

aorta dan dinding ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan arteri.

Sistem baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme

perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis) dan vasodilatasi

dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, refleks kontrol sirkulasi

meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan baroreseptor turun dan

menurunkan tekanan arteri sistemik bila tekanan baroreseptor meningkat. Alasan

pasti mengapa kontrol ini gagal pada hipertensi belum diketahui.

Hal ini ditujukan untuk menaikkan re-setting sensitivitas baroreseptor

sehingga tekanan meningkat secara tidak adekuat, sekalipun penurunan tekanan

tidak ada. Perubahan volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila

tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui

mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung dan

mengakibatkan peningkatan curah jantung. bila ginjal berfungsi secara adekuat,

peningkatan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan penurunan tekanan darah.

Kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam

mengekskresikan garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri sistemik. Renin

dan angiotensin memegang peranan dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal

memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak pada substrat protein plasma

untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian diubah oleh converting enzym

dalam paru menjadi bentuk angiotensin II kemudian menjadi angiotensin III.

Angiotensin II dan III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh

darah dan merupakan mekanisme kontrol terhadap pelepasan aldosteron.

Aldosteron sangat bermakna dalam hipertensi terutama pada aldosteronisme

4

Page 5: Hbo Hipertensi 2

primer. Melalui peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, angiotensin II dan III

juga mempunyai efek inhibiting atau penghambatan pada ekskresi garam

(Natrium) dengan akibat peningkatan tekanan darah.

Sekresi renin yang tidak tepat diduga sebagai penyebab meningkatnya

tahanan perifer vaskular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi, kadar

renin harus diturunkan karena peningkatan tekanan arteriolar renal mungkin

menghambat sekresi renin. Namun demikian, sebagian besar orang dengan

hipertensi esensial mempunyai kadar renin normal. Peningkatan tekanan darah

terus-menerus pada klien hipertensi esensial akan mengakibatkan hyperplasia

medial (penebalan) arteriole-arteriole. Karena pembuluh darah menebal, maka

perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Hal ini

menyebabkan infrak miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.

Autoregulasi vaskular merupakan mekanisme lain yang terlibat dalam hipertensi.

Autoregulasi vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan perfusi jaringan

dalam tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah, proses-proses autoregulasi akan

menurunkan tahanan vaskular dan mengakibatkan pengurangan aliran, sebaliknya

akan meningkatkan tahanan vaskular sebagai akibat dari peningkatan aliran.

Autoregulasi vaskular nampak menjadi mekanisme penting dalam menimbulkan

hipertensi berkaitan dengan overload garam dan air.

2.3 Etiologi

Hipertensi merupakan hasil dari penyakit renovaskular, toksemia

kehamilan, pheokromositoma, tumor pituitari,hiperfungsi korteks adrenal,

sindrom Cushing, polsitemia, aterosklerosis, riwayat genetik, merokok, diabetes,

stress, gaya hidup sedentary, dan kegemukan meningkatan resiko terjadnya

hipertensi. (Eckman, 2007).

Selain itu, sebanyak95% kasus disebabkan oleh penyakit ginjal,

glomerulonefritis, pielonefritis, penyakit polikistik,hidronefrosis, stenosis arteri

ginjal (plak ateromatosa atau fibromuskularhiperplasia), koarktasio aorta,

feokromositoma, hiperkalsemia, preeklamsia, hiperaldosteronisme primer

(sindrom Conn), Akromegali ,sindrom Cushing, terapi obat Iatrogenik:

glukokortikoid, carbenoxolone, dll. (Swanton & Banerjee, 2008).

5

Page 6: Hbo Hipertensi 2

2.4 Manifestasi Klinik

Tanda klinis secara konsisten pada penderita tekanan darah tinggi

meskipun mungkin tidak ada gejala lain atau temuan fisik, terdapat beberapa

tanda dan gejala yang mungkin termasuk antara lain (Eckman, 2007; Swanton &

Banerjee, 2003) :

- Sakit kepala (biasanya di pagi hari),

- Pusing,

- Teling bising,

- Wajah memerah,

- Epistaksis,

- Retinopati,

- Perdarahan retina,

- Gelisah terkait,

- Crackles,

- Dyspnea (jika paru-paru yang terlibat),

- Sakit kepala: sakit kepala frontal atau oksipital biasanya lebih buruk dipagi

- Mungkin memiliki migrain

- Pusing atau pusing

- Angina.

- Nokturia bahkan jika tidak diberi diuretik

- Mungkin hematuria dan/atau disuria.

- Gangguan visual ringan

2.5 Penatalaksanaan dan Terapi

Penatalaksanaan dan terapi pada penderita hipertensi tergantung pada

penyebab yang dicurigai atau efek hipertensi yang ditimbulkan (Eckman, 2007),

antara lain:

- Sebagai contoh, tes fungsi ginjal, seperti urine dan kreatinin dan kadar BUN,

dapat dilakukan karena kerusakan ginjal dapat menyebabkan hipertensi.

- EKG, foto toraks, dan ekokardiografi dapat dilakukan untuk menentukan

apakah hipertensi telah mempengaruhi fungsi jantung.

6

Page 7: Hbo Hipertensi 2

- Diet, olahraga, dan mengubah gaya hidup (seperti, tidak merokok, menurunkan

konsumsi alkohol, mengontrol stress, dan menurunkan berat badan yang paling

diutamakan).

- Jika nonfarmakologis gagal menjaga tekanan darah dalam batas normal,

antihipertensi, seperti diuretik, ACE inhibitor, beta-adrenergik, calcium channel

blockers, angiotensin II receptor blockers, alpha-adrenergic blockers, dan

dikombinasikan alpha dan beta-adrenergik bloker, diresepkan.

2.6 Efek Terapi HBO terhadap Hemodinamik

2.6.1 Konsep Terapi Hiperbarik Oksigen

Terapi Oksigen Hiperbarik, HBOT, adalah bentuk khusus dari perawatan

medis dengan memberikan 100% oksigen murni kepada pasien melalui

peningkatan tekanan atmosfer lebih dari 1,3 ATA. dalam ruang tertutup keras.

Pada tekanan lebih dari normal, tubuh mampu menggabungkan lebih banyak

oksigen ke dalam sel-sel darah, plasma darah, cairan otak-tulang belakang dan

cairan tubuh lainnya. Penyerapan oksigen meningkat secara signifikan sehingga

meningkatkan kemampuan tubuh untuk membantu dalam penyembuhan sendiri.

Dalam konteks ini, oksigen sebagai obat yang memiliki sifat farmakologi yaitu,

indikasi, kontraindikasi dan efek samping.

Terapi oksigen hiperbarik (HBO) adalah terapi modalitas terapi yangoksigen

diberikan kepada pasien melalui sistem pernapasan di sebuah ruang dengan

tekanan di atas tekanan atmosfer. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

peningkatantekanan oksigen dalam jaringan, baik untuk mengimbangi kekurangan

disuplai oksigen, atau untuk mengambil efek khusus oksigen pada tekanan di

atasnormal.

Namun, pengiriman tekanan tinggi oksigen tidak eksklusifmenguntungkan;

efek toksik memang terjadi tetapi untungnya jarang terjadi. Sebagian

besar,tekanan dan durasi paparan oksigen yang digunakan dalam praktek klinis

baik

dalam batas toksisitas. Namun, oksigen tekanan tinggi merupakan penyebab

penting perubahan hemodinamik dan sirkulasi, yang paling terkenalmenjadi

bradikardi dan vasokonstriksi hiperoksia. Perubahan ini yangtelah baik

7

Page 8: Hbo Hipertensi 2

ditunjukkan untuk subyek sehat, cenderung untuk melindungi jaringan dari

konsekuensi hipoksia.

Dalam rantai peristiwa yang membawa oksigen dari atmosfer bebasdi mana

dapat digunakan dalam sel, ada tiga tahapan dasar yang diidentifikasi oleh ahli

fisiologi, yaitu :

a Respirasi, yang melibatkan masuknya oksigen ke dalam tubuh dan

yangdistribusi dalam darah,

b Sirkulasi, yang melibatkan pengiriman oksigen dari kecilsirkulasi ke kapiler

dalam jaringan,

c Oksigenasi sel, tahap di mana oksigen dibawa ke sel-sel di manaitu harus

digunakan.

Periode di mana sirkulasi ini berlangsung juga harus dilihat sebagai proses

multi-level, antara lain :

- Pertama-tama, ada tingkat makrosirkulasi global untuk mempertimbangkan, di

mana sirkulasi dibandingkan dengan sirkuit pipa (arteri dan vena), pompa

(kanan dan kiri ventrikel) dan waduk pasokan (paru-paru dan jaringan). Hal

tersebut merupakan proses pada hemodinamik tubuh,

- Tingkat kedua adalah sirkulasi yang melibatkan aliran darah distribusi ke setiap

organ dan bahkan untuk setiap bagian dari organ.

- Tingkat ketiga melibatkan sirkulasi mikro di mana oksigen dibawa ke lokasi di

mana itu adalah untuk dikonsumsi.Pada setiap tingkat, oksigen tekanan tinggi

menghasilkan berbagai efek. Secara khusus, efek akhir bervariasi tergantung

pada kondisi - normal atau patologis - tubuh, organ atau jaringan.

2.6.2 Efek pada Detak Jantung

Efek paling terkenal dari HBO pada sistem kardiovaskular adalah

penurunan denyut jantung. Ini telah diamati pada hewan maupun manusia, pada

pasien sehat dan sakit, saat istirahat dan selama latihan. diving dan penemuan

refleks bradikardi pada perendaman wajah, istirahat dan selama latihan pada

pekerja tabung terkena tekanan 2,5 dan3,6 ata. Dautrebande & Haldane (1921),

juga mengamati bradikardia pada subyek terkena oksigen murni pada 1 dan 2 ata

ata. Schilling (1936) melakukan studi sistematis pertama efek ini dan membahas

8

Page 9: Hbo Hipertensi 2

pentingnya relatif dari berbagai faktor yang dapat terlibat: peningkatan tekanan

oksigen, kepadatan, tekanan hidrostatik dan tekanan gas inert.

Bradikardi dengan terapi HBO terjadi dua mekanisme yaitu efek

tergantung oksigen dan tidak tegantung oksigen. Dimana efek tergantung oksigen

disebabkan dari oksigen tekanan tinggi yang mempengaruhi miokardium.

Bradikardi akibat efek tergantung oksigenbukanlah tanda toksisitas oksigen.

Namun peningkatandenyut jantung di atas dasar berlangsung sebelum terjadinya

krisis hiperoksia.

2.6.3 Efek pada Tekanan Darah Arteri

Mekanisme peningkatan tekanan darah arteri, dihitung melalui resistensi

arteri sistemik, atau dengan rasio lengan/pergelangan tekanan arteri. Biasanya

peningkatan resistensi terkait dengan vasokonstriksi hiperoksia.Namun karena

lokalisasi vasokonstriksi hiperoksia (arteri dari diameter lebih kecil dari menengah

dan kecil ukuran arteri yang bertanggung jawab untuk sebagian besar dari

perlawanan arteri), perbedaan anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan

sirkulasi daerah pada organ, dari apakah daerah perfusi yang hiperoksi atau tidak,

konsekuensi keseluruhan vasokonstriksi mungkin sangat bervariasi. Hal

tersebutmerupakan salah satu faktor yang menentukan tekanan arteri.

2.6.3 Efek pada Cardiac Output

Penurunan curah jantung di HBO tergantung pada penurunan denyut

jantung Namun, ada juga mengatakan penurunan curah jantung merupakan

gabungan di Sistolik Ejeksi Volume (SEV). Tekanan darah arteri meningkat,

menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan resistensi arteri sistemik.

Meningkatnya efek pada preload terkait dengan tekanan hiperbarik. Tekanan

hiperbarikmeningkatkan volume auricular faktor natriuretik. Peningkatan preload

terjadi akibat peningkatan waktu ventrikel mengisi yang disebabkan oleh

bradikardia.

Sehingga timbul dua situasi: (1) miokardium mampu menentang

peningkatan resistensi perifer dengan mempertahankan volume ejeksi sistolik,

baik karena memiliki cadangan yang diperlukan atau karena kondisi hiperoksigen

9

Page 10: Hbo Hipertensi 2

dimana menyediakan oksigen yang diperlukan, atau (2) miokardium terdegradasi,

dimana tidak lagi mampu melawan peningkatan resistensi periferdan karena itu

tidak dapat mempertahankan SEV menyebabkan manifestasi dari jantung kiri

(edema paru) atau gagal jantung selama HBO.

Dalam terapi HBO peningkatan kadar oksigen oleh HBO akan

mengakibatkan penurunan cardiac output jantung namun pengiriman oksigen

perifer tetap sama.

Dengan demikian dapat disimpulkan perubahan hemodinamik pusat yang

disebabkan oleh terapi HBO (2-3 ata) meliputi (1) penurunan denyut jantung, (2)

peningkatan resistensi perifer yang cenderung (3) meningkatkan tekanan darah

arteri dan (4) mempertahankan atau sedikit menurun cardiac output.

10

Page 11: Hbo Hipertensi 2

2.7 Concept Map

11

Asupan natrium ↑Asupan kalium ↓

Faktor genetik

Volume ekstra sel (ECV) ↑

Vasokonstriksi Autoregulasi

Aktivitas jantung ↑

Curah jantung ↑

Stres psikologis, pengaturan abnormal terhadap norepinefrin, hipersensitivitas

Resistensi perifer total (TPR) ↑

Resistensi perifer total (TPR) ↑

Iskemia ginjalStenosis arteri

renalis

Aldosteron

Berbagai penyakit ginjal

GinjalRenin → Angiotensi II

Retensi natrium

Penurunan masa ginjal

Volume ekstra sel (ECV) ↑

Aldosteron

Tumor korteks adrenal

Curah jantung ↑

Efek peningkatan Katekolamin

Kortisol ↑ Tumor korteks adrenal

Tumor medula adrenal

Katekolamin meningkat

Bentuk hipertensi lain:kardiovaskular, neurogenik,

obat

Resistensi perifer total (TPR) ↑

Curah jantung ↑Volume ekstra sel (ECV) ↑

Hipertensi primer(90%)

Hipertensi renalis(7%)

Hipertensi hormonal dan penyebab lain

Hipertropi otot vaskular

Page 12: Hbo Hipertensi 2

2.8Konsep Asuhan Keperawatan Pasien dengan Terapi Hiperbarik

2.8.1 Pengkajian

Riwayat Sakit dan Kesehatan

- DCS

- Klinis

- Kebugaran

Riwayat Penyakit Sekarang

- DCS (Penyelaman dilakukan dimana, dikedalaman berapa, pasien

menunjukkan gejala pada kedalaman brp, pingsan berapa lama, menyelaman

menggunakan apa, dan pertolongan apa yang sdh dilakukan)

- Klinis : Riwayat penyakit s/d dilakukan terapi HBO

- Kebugaran

Penulusuran terhadap bbrp penyakit yang menjadi kontra indikasi terapi OHB,

diantaranya :

Mutlak

- Pneumotoraks.

- Pasien yang memdapatkan obat kemoterapi (doxorubicin (adriamisin TM)

atau cisplatin (platinol)) untuk kanker

Relatif :

- Infeksi saluran pernapasan bagian atas

- Sinusitis kronis

- Gangguan kejang

- Emfisema dengan retensi CO2

- Demam tinggi yang tidak terkontrol

- Riwayat pneumotoraks spontan

- Riwayat pembedahan dada

- Riwayat bedah rekonstruksi telinga

- Paru lesi pada rutin x-ray atau ct scan

- Infeksi virus

- Dsb.

12

Page 13: Hbo Hipertensi 2

I. Riwayat Keperawatan

a. Aktivitas / Istirahat

Gejala:Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda:Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

b. Sirkulasi

Gejala:Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup dan

penyakit serebrovaskular.

Episode palpitasi, respirasi

Tanda: Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah

diperlukan untuk menegakkan diagnosis).

Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat)

Nadi: denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis; perbedaan denyut seperti

denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis;

denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah.

Denyut apical: PMI kemungkinan bergeser dan/atau sangat kuat.

Frekuensi/irama: takikardia berbagai disritmia.

Bunyi jantung: terdengar S2 pada dasar; S3 (CHF dini); S4 (pengerasan

ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri).

Murmur stenosis valvular.

Desiran vaskular terdengar diatas karotis, femoralis, atau epigastrum (stenosis

arteri).

DVJ (distensi vena jugularis) (kongesti vena).

Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer);

pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi).

Kulit-Pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia); kemerahan

(feokromositoma).

c. Integritas Ego

Gejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, atau marah

kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral).

Faktor-faktor stres multipel (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan

pekerjaan).

13

Page 14: Hbo Hipertensi 2

Tanda:Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan

yang meledak.

Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), gerakan

fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi

Gejala:Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau

riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).

e. Makanan / Cairan

Gejala:Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam,

tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur);

gula-gula yang berwarna hitam; kandungan tinggi kalori.

Mual, muntah.

Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/turun).

Riwayat penggunaan diuretik.

Tanda:Berat badan normal atau obesitas.

Adanya edema (mungkin umum atau tertentu); kongesti vena, DVJ; glikosuria

(hampir 100% pasien hipertensi adalah diabetik).

f. Neurosensori

Gejala:Keluhan pening/pusing.

Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang

secara spontan setelah beberapa jam).

Episode kebas dan/atau kelemahan pada satu sisi tubuh.

Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).

Episode epistaksis.

Tanda:Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek,

proses pikir, atau memori (ingatan).

Respon motorik: Penurunan kekuatan genggaman tangan dan/atau refleks

tendon dalam.

Perubahan-perubahan retinal optik: dari sklerosis /penyempitan arteri ringan

sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papiledema, eksudat,

dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya hipertensi.

14

Page 15: Hbo Hipertensi 2

g. Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala:Angina (penyakit arteri koroner/ketrelibatan jantung).

Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada

arteri ekstremitas bawah).

Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).

h. Pernapasan

Gejala:Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja.

Takipnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal.

Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.

Riwayat merokok.

Tanda:Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan.

Bunyi napas tambahan (krakles/mengi).

Sianosis.

i. Keamanan

Gejala:Gangguan koordinasi/cara berjalan.

Episode parestesia unilateral transien.

Hipotensi postural.

2.8.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan hiperbarik(Valerie & Helen, 2002; Herdman, 2014),

antara lain :

1. Ansietas b.d. defisit pengetahuan terhadap terapi hiperbarik oksigen dan

prosedur terapi.

2. Resiko tinggi cidera b.d pemindahan pasien dari/ke ruang, ledakan peralatan,

kebakaran, dan/atau peralatan dukungan medis

3. Resiko tinggi barotrauma pada telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau

emboligas serebral b.d. perubahan tekanan atsmosfer didalam ruang oksigen

hiperbarik.

4. Resiko tinggi toksisitas oksigen b.d pemberian oksigen 100% pada tekanan

atmosfir yang meningkat.

15

Page 16: Hbo Hipertensi 2

5. Resiko tinggiketidakadekuat pengiriman gas secara terapeutik b.d. sistem

pengiriman dan kebutuhan/keterbatasan pasien.

6. Ansietas dan ketakutan b.d. perasaan kecemasan terkurungan terkait dengan

ruang oksigen hiperbarik

7. Nyeri b.d masalah medis yang terkait

8. Ketidaknyamanan b.d perubahan suhu dan kelembabandi dalam ruang

hiperbarik

9. Koping individu tidak efektif b.d stress terhadap penyakit dan/atau kurang

dukungan di sistem psikososial

10. Resiko tinggi disritmia b.d patologi penyakit.

11. Resiko tinggi defisit volume cairan b.d dehidrasi atau pergeserancairan.

12. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d keracunan CO2; dekompresi;infeksi

akut;gas emboli; dan lainnya.

13. Resiko tinggi perubahan rasa nyaman, cairan, dan elektrolit b.d mual dan

muntah

14. Defisit pemeliharaan kesehatan b.d defisit pengetahuan untuk :manajemen

luka kronis, ;embatasan penyakit dekompresi lebih lanjut;melaporkan gejala

setelah keracunan karbon monoksida.

16

Page 17: Hbo Hipertensi 2

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. F

Umur : 73 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Surabaya

Diagnosa Medis : Hipertensi

3.1.2 Riwayat Keperawatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan jika berjalan tidak stabil, sempoyongan.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar oleh anaknya.Pasien datang ke terapi HBO sudah yang

ke enam kalinya.Pasien merasakan badan lemah dan jika berjalan tidak stabil

atau sempoyongan.Sesuai anjuran dokter, pasien mendapatkan 10 kali terapi

HBO karena gangguan keseimbangan. Ny. F mengatakan juga empat hari yang

lalu alasan mengikuti terapi HBO karena kaki bengkak.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sudah menderita penyakit hipertensi dan DM selama 20 tahun.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bahwa ayah pasien juga menderita penyakit DM.

e. Riwayat Pembedahan

Pasien mengatakan 1 tahun yang lalu menjalani operasi sinusitis.

17

Page 18: Hbo Hipertensi 2

f. Riwayat Alergi

Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan mempunyai

riwayat alergi terhadap obat promag.

3.1.3 Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan

1.) Keyakinan terhadap kesehatan (keyakinan terhadap kesehatan dan sakitnya)

Pasien mengatakan paham akan penyakit yang dideritanya. Pasien yakin dan

optimis akan sembuh.

2.) Pola Aktifitas dan Latihan

a. Kemampuan perawatan diri

Pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri.

b. Kebersihan diri

Pasien menggunakan baju dengan rapi dan tampak bersih.

c. Aktivitas sehari – hari

Pasien dapat melakukan aktivitas sehari – hari.

d. Rekreasi

Pasien lebih suka menghabiskan waktunya untuk berkumpul dengan

keluarga.

e. Olahraga

Pasien setiap pagi melakukan olahraga jalan kaki didepan rumah.

3.) Pola Istirahat dan Tidur

Pasien tidur 6 -7 jam/hari. Pasien dapat tidur dengan nyenyak.

4.) Pola Nutrisi-Metabolik

a. Pola makan

Pasien makan 3 kali sehari dan habis 1 porsi.

b. Pola minum

Pasiem minum ± 2 liter tiap hari.

18

Page 19: Hbo Hipertensi 2

5.) Pola Eliminasi

a. BAK

Pasien BAK 5-6 kali/hari

Wara : kuning jernih

b. BAB

Pasien BAB 1kali/hari.

Konsistensi : lembek

Warna : kuning kecoklatan

6.) Pola Kognitif

Bicara pasien normal, pasien sehari-hari berbicara dengan menggunakan

bahasa jawa dan indonesia, pasien yakin akan sembuh. Pasien masih cemas

saat melakukan terapi HBO.

7.) Pola Konsep Diri

a. Identitas : Pasien sudah tidak mempunyai suami. Suami pasien me-

ninggal 3 tahun lalu

b. Ideal Diri : Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya.

c. Harga Diri : Pasien mampu berinteraksi dengan baik.

d. Gambaran Diri : Pasien aktif dalam masyarakat.

e. Citra Diri : Pasien merasa aktivitasnya terganggu saat sedang pusing.

8.) Pola Koping

Pasien mempunyai semangat yang tinggin demi kesembuhan penyakitnya.

9.) Pola Seksual Reproduksi

Pasien sudah menopouse pada usia 51 tahun.

10.) Pola Peran dan Hubungan

Pasien tidak berkerja, hubungan pasien dengan keluarga baik.

19

Page 20: Hbo Hipertensi 2

11.) Pola Nilai Kepercayaan

Pasien beragama islam, pasien melakukan ibadah sholat dengan tepat waktu.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik

Vital Sign Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 88 kali/menit

Frekuensi nafas : 22 kali/menit

Tinggi badan : 154 Cm

Berat badan : 48 Kg

Breath (B1) I : Gerakkan dada simetris, pola napas reguler, tidak ada polip.

P : Frekuensi napas 22 kali/menit.

P : Bunyi napas sonor.

A : Suara napas vesikuler.

Blood (B2) I : Tidak ada sianosis, akral hangat kering merah.

P : CRT < 2 detik, nadi 88 kali/menit.

A : S1S2 tunggal, TD 130/80 mmHg.

Brain (B3) GCS : E4 V5 M6

Kesadaran : Compos mentis.

N I : Pasien mampu membedakan bau.

N II : Pasien menggunakan kaca mata.

N III : Pasien mampu menggerakkan bola mata.

N IV :Pasien mampu menggerakkan bola mata keatas dan ke bawah.

N V : Pasien mampu menggerakkan rahang bawah dan atas.

N VI : Pasien mampu menggerakkan mata ke lateral.

N VII : Pasien mampu tersenyum dengan normal.

N VIII : Pasien mampu mendengar pertanyaan apa yang diajukan.

dan menjawab dengan tepat.

N IX : Pasien tidak kesulitan menelan.

N X : Pasien mampu menelan dan membuka mulut.

20

Page 21: Hbo Hipertensi 2

N XI : Pasien mampu menggerakkan kepala dan leher.

N XII : Pasien mampu menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri.

Blader (B4) I : Tidak terpasang kateter, BAK 5-6 kali/hari, warna : kuning jernih

P : Tidak ada distensi vesika urinaria

Bowel (B5) I : Mukosa bibir lembab.

P : Bising usus 18 kali/menit.

P : Tidak ada asites.

A : Tidak ada nyeri.

Bone (B6)Kekuatan otot :

5555│ 55555555│ 5555

3.1.5Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : Tidak ada

Foto : Tidak ada

3.1.6Terapi/Obat yang Dikonsumsi

Obat Indikasi

Degoxin

Novast

Anpirit

Diabetasol

Vit. E

1x1

1x1

1x1

1x1

1x1

Surabaya, 27 April 2015

4c

21

Page 22: Hbo Hipertensi 2

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN3.2.1 Analisa Data

No Data (Symptom)Penyebab (Etiologi)

Masalah (Problem)

1. DS : Pasien mengatakan kedinginan setelah masuk chamberDO :- Pasien terlihat kedinginan- Tangan pasien dingin

Ketidaknyamanan

Perubahan suhu dan kelembapan

diruang hiperbarik

2. DS : Pasien mengatakan telinga terasa penuh dan sakit jika terlambat valsavah.DO :- Usia 73 tahun

Resiko tinggi barotrauma ke

telinga

Perubahan tekanan udara di

dalam ruang HBO

3. DS : Pasien mengatakan cemas karena baru 6 kali HBO.DO :- Pasien terlihat masih bingung

saat memakai masker.

Kecemasan

Defisit pengetahuan tentang terapi

oksigen hiperbarik dan

prosedur keperawatan

3.2.2 Prioritas Masalah1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan suhu dan kelembapan di

ruang hiperbarik.

2. Resti barotrauma ke telinga berhubungan dengan perubahan tekanan

udaradalam ruang HBO.

3. Kecemasan berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang terapi oksigen

hiperbarik dan prosedur keperawatan.

22

Page 23: Hbo Hipertensi 2

3.3 RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Intervensi Rasional

1. Ketidaknyamanan b/d perubahan suhu dan kelembapan di dalam ruang hiperbarik

1. Nilai kenyamanan pasien dengan kelembapan dan suhu

2. Menawarkan tindakan kenyamanan pasien. Misalnya : selimut

1. Respon pasien terhadap rasa nyaman berbeda-beda

2. Mmbantu meningkatkan / mengembalikan kenyamanan pasien terhadap ruang hiperbarik

2. Kecemasan b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan proses keperawatan

1. Dokumentasikan pemahaman pasien / keluarga tentang pemikiran dan tujuan terapi HBO

2. Mengidentifikasi hambatan pembelajaran3. Mengidentifikasi kebutuhan belajar termasuk

informasi mengenai HBO4. Memberikan kesempatan terus untuk diskusi

dan intruksi5. Dokumentasikan pasien / keluarga terhadap

lingkungan serta terapi HBO

1. Untuk mengukur tingkat kemampuan pasien

2. Untuk mengurangi kecemasan pada pasien3. Pasien memahami proses dan tindakan terapi

HBO4. Untuk mengetahui hal-hal yang belum

diketahui oleh pasien5. Pasien dapat mengenal terapi HBO untuk

mengetahui gangguan selama terapi HBO.3. Resti barotrauma pada

telinga b/d perubahan tekanan udara didalam ruang HBO

1. Saat persiapan instruksi-kan pasien untuk melakukan valsafah (menelan, mengunyah, menguap)

2. Menilai kemampuan pasien dalam beradaptasi terhadap perubahan tekanan yang cepat

3. Mengingatkan pasien untuk bernafas secara rileks

4. Beritahu operator jika pasien tidak dapat beradaptasi terhadapperubahan tekanan darah

5. Dokumen penilaian

1. Usaha untuk membuka eustachius dan mengurangi tekanan

2. Agar tidak terjadi barotrauma

3. Meminimalkan terjadinya barotrauma

4. Agar segera diberi pertolongan pertama5. Mencatat segala kondisi pasien selama proses

tindakan untuk menentukan intervensi selanjutnya.

23

Page 24: Hbo Hipertensi 2

3.4 TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

PukulNo. Dx

Tindakan Evaluasi Formatif Evaluasi Sumatif

Senin27.04.2015

09.451.

Pre HBO- Mengobservasi TTV

TD: 130/80 mmHg, N: 88 kali/menit.- Mengingatkan pasien untuk membawa

jaket.- Menanyakan perasaan pasien.- Menanyakan sejauh mana pemahaman

tentang HBO.- Mengingatkan pasien untuk

melepassemua benda logam, handphone.

- Mengingatkan pasien cara valsavah dan jangan terlambat untuk melakukannya.

- Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya.

- Menjelaskan tentang kondisi yang akan dialami pasien dalam chamber.

Intra HBO- Mengajarkan dan mengingatkan lagi

cara valsavah yang benar dan penggunaannya pada situasi yang benar.

- Memberi pasien minum untuk membantu valsavah.

Diagnosa1S : Pasien mengatakan tidak terlalu kedinginan karena menggunakan jaketO : Tangan pasien dingin,pasien tidak pucat.A : Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi dilakukan.

Diagnosa 2S : Pasien mengatakan sudah tau tentang HBO.Pasien mengatakan sudah tau bagaimana cara yang benar mengikuti terapi.

Diagnosa 1S : Pasien mengatakan tidak terlalu kedinginan karena menggunakan jaket yang tebal.O : Tangan pasien dingin, pasien tidak pucat.A :Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 2S : Pasien mengatakan sudah tau tentang HBO.Pasien mengatakan sudah tau bagaimana cara yang benar mengikuti terapi.

24

Page 25: Hbo Hipertensi 2

Post HBO- Mengobservasi TTV

TD: 120/80 mmHg, N: 82 kali/menit.- Menannyakan perasaan pasien setelah

HBO.

O : Pasien terlihat masih binggung saat memakai masker.A :Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 3S : Pasien mengatakan telinga agak penuh tetapi tidak sakit.O :Usia 73 tahun, HBO ke-6 kaliA :Masalah teratasi sebagian.P :Intervensi dilanjutkan.

O : pasien terlihat masih binggung saat memakai masker.A :Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi dilanjutkan.

Diagnosa 3 S : Pasien mengatakan telinga agak penuh tetapi tidak sakit.O :Usia 73 tahun, HBO ke-6 kali.A : Masalah teratasi sebagian.P :Intervensi dilanjutkan.

25

Page 26: Hbo Hipertensi 2

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terapi HBO memberi

pengaruh pada sistem hemodinamik, yang meliputi penurunan denyut jantung,

peningkatan resistensi perifer yang cenderung, meningkatkan tekanan darah arteri

dan mempertahankan atau sedikit menurun cardiac output.

Keadaan tersebut memberi pengaruh positif pada penderita hipertensi

seperti Ny. F, dimana Ny. F memiliki tekanan darah tinggi, biasanya didefinisikan

sebagai tekanan sistolik di atas 140 mmHg atau tekanan diastolik di atas 90

mmHg. Terapi modalitas dengan pemberian oksigen diberikan kepada pasien

melalui sistem pernapasan di sebuah ruang dengan tekanan di atas tekanan

atmosfer. Tujuannya adalah untuk mendapatkan peningkatan tekanan oksigen

dalam jaringan, dan untuk mengimbangi kekurangan disuplai oksigen, meskipun

dalam terapi HBO akan mengakibatkan penurunan cardiac output jantung namun

pengiriman oksigen perifer tetap sama.

5.2 Saran

Intervensi dan evaluasi pada pasien selanjutnya diharapkan dilakukan

dengan lebih komprehensif sehingga mendapatkantindakan keperawatan baru

yang lebih banyak dan hal tersebut dapat memberikan referensi baru untuk

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan hiperbarik.

26

Page 27: Hbo Hipertensi 2

DAFTAR PUSTAKA

_________. (2015). About Hyperbaric Therapy. [online]. Diperoleh 28 April

2015, dari http://oxfordhbot.com/about-hyperbaric-therapy/

Doengoes, Marilyn E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3. Jakarta:

EGC

Eckman, Margaret (ed). (2007). Lippincott’s Review For Medical-Surgical

Nursing Certification, 5th Ed.. New York:Lippincott Williams & Wilkins

Guyton, Arthur C. dan John E. Hall.(2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.

11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (ed). (2014). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan

Klasifikasi 2012 – 2014.Jakarta : EGC

Jain, K.K.. (2009). Textbook of Hyperbaric Medicine. Massachusetts Avenue:

Hogrefe & Huber Publishers

Laron-Lohr, Valerie (ed) & Helen C. Norvell (ed). (2002). Hyperbaric Nursing.

Flagstaff: Best Publishing Company

Mathieu, Daniel (ed). (2006). Handbook On Hyperbaric Medicine. Dordrecht:

Springer.

Swanton, R.H.&Banerjee A. (2008). Swanton’s Cardiology: A concise guide to

clinical practice Sixth Edition. _________; Library of Congress

Cataloging-in-Publication Data

Wilkinson, Judith M. & Nancy R. Ahern. (2009). Buku Saku Diagnosis

Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC

Ed. 9. Jakarta: EGC

27