Hasil Praktikum Kelinci Reeeev
-
Upload
erinimaniar -
Category
Documents
-
view
226 -
download
7
description
Transcript of Hasil Praktikum Kelinci Reeeev
HASIL PRAKTIKUM
Sebelum dilakukan anestesi Frekuensi denyut jantung normal = 165 / menitFrekuensi nafas/ irama/ jenis= 200/menit / teratur/ torakoabdominalDiameter pupil setelah disinar = 6 mmReflek cahaya dan kornea= AdaPergerakan mata= NormalTonus Otot= Ada tahananNyeri= Tidak adaSalivasi= Tidak adaRonchi= Tidak ada
Tabel 1. Keadaan kelinci pada saat ditetesi Eter
WaktuKondisi KelinciKeterangan
2 menit 40 detikDiameter pupil mulai membesarFrekuensi denyut masih normal (bradikardi)Frekuensi nafas melambat
Stadium 1
3 menit 50 detik Frekuensi denyut jantung melambatFrekuensi nafas semakin lambat
4 menit 6 detikPupil midriasis TakikardiTerjadi eksitasiStadium 2
6 menit 15 detikBradikardiNyeri (+)Reflek Kornea (+)
Stadium 3/1
6 menit 44 detikRefleks kornea (+)
6 menit 50 detikPupil midriasisRefleks kornea (+)
8 menit 44 detikPernafasan menurunTonus otot menurunPupil MidriasisTakikardi
Stadium 3/2
13 menit 35 detikJantung tidak teraturNafas semakin lambat
16 menit 33 detikhipersalivasi
17 menit Refleks kornea (+)Jantung mulai normalTonus otot mulai kembali
Pada hasil praktikum diketahui pada stadium 1 secara keseluruhan kondisi kelinci masih normal. Setelah berjalannya waktu, saat akan memasuki stadium 2 mulai terjadi perubahan yaitu frekuensi denyaut jantung dan nafas semakin lambat. Pada stadium 2, perubahan sudah terlihat jelas yaitu pupil midriasis, takikardi dan terjadi eksitasi. Pada stadium 3/1 kondisi yang terlihat adalah bradikardi, terdapat nyeri dan refleks kornea masih ada. Sampai akan memasuki stadium 3/2 refleks kornea masih tetap ada. Pada stadium 3/2 pernafasan dan tonus otot menurun, pupil midriasis dan takikardi. Setelah melewati stadium 3/2 denyut jantung semakin tidak teratur dan nafas semakin lambat. Tetapi seiring berjalannya waktu denyut jantung mulai normal kembali, nafas dan tonus otot juga mulai normal kembali meskipun terdapat pula kondisi hipersalivasi.