Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

31
PENDAHULUAN Kelinci tergolong salah satu aneka ternak yang cocok dibudidayakan masyarakat di pedesaan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak ini dapat dipelihara di lahan sempit dengan kebutuhan managemen yang tidak terlalu rumit sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga. Sumber pakan ternak ini juga mudah diperoleh di pedesaan baik berupa hijauan, limbah pertanian maupun limbah dapur. Kelinci memiliki kemampuan untuk hidup dalam habitat sangat berbeda yang bervariasi mulai dari padang pasir hingga daerah subtropis, namun dapat berkembangbiak dengan baik di daerah beriklim sedang. Kelinci juga dengan mudah beradaptasi terhadap bentuk kandang yang beraneka ragam dari yang paling sederhana di bawah kolong tanah/rumah panggung sampai model kandang modern. Pengembangan kelinci secara Nasional diawali saat pemerintah mencanangkan melalui INPRES No. 20 tahun 1979. Perintisan ini ditandai dengan munculnya gagasan “Pabrik Daging Mini di Pekarangan” yang diharapkan mampu menunjang Perbaikan Menu Makanan Rakyat dan Program Nasional Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Ketika itu pemerintah memandang ternak kelinci sangat cocok untuk mewujudkan gagasan tersebut karena beberapa alasan antara lain : dapat diusahakan dengan murah dan mudah serta dapat berkembangbiak dengan cepat sehingga sangat cocok bagi masyarakat di pedesaan Namun dalam perkembangannya, program pemerintah tersebut belum dapat memenuhi harapan. Pada dasarnya kelinci yang ada di dunia, ada dua jenis, yaitu : Fancy breed (kesenangan/hobby) Fur breed (kulit berbulu) Dari masing-masing breed tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa varietas berdasarkan pertimbangan tertentu.

description

l

Transcript of Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

Page 1: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

PENDAHULUAN

Kelinci tergolong salah satu aneka ternak yang cocok dibudidayakan masyarakat di

pedesaan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak ini dapat dipelihara di lahan

sempit dengan kebutuhan managemen yang tidak terlalu rumit sehingga dapat dilakukan oleh

semua anggota keluarga. Sumber pakan ternak ini juga mudah diperoleh di pedesaan baik

berupa hijauan, limbah pertanian maupun limbah dapur.

Kelinci memiliki kemampuan untuk hidup dalam habitat sangat berbeda yang

bervariasi mulai dari padang pasir hingga daerah subtropis, namun dapat berkembangbiak

dengan baik di daerah beriklim sedang. Kelinci juga dengan mudah beradaptasi terhadap

bentuk kandang yang beraneka ragam dari yang paling sederhana di bawah kolong

tanah/rumah panggung sampai model kandang modern.

Pengembangan kelinci secara Nasional diawali saat pemerintah mencanangkan

melalui INPRES No. 20 tahun 1979. Perintisan ini ditandai dengan munculnya gagasan

“Pabrik Daging Mini di Pekarangan” yang diharapkan mampu menunjang Perbaikan Menu

Makanan Rakyat dan Program Nasional Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Ketika itu

pemerintah memandang ternak kelinci sangat cocok untuk mewujudkan gagasan tersebut

karena beberapa alasan antara lain : dapat diusahakan dengan murah dan mudah serta dapat

berkembangbiak dengan cepat sehingga sangat cocok bagi masyarakat di pedesaan Namun

dalam perkembangannya, program pemerintah tersebut belum dapat memenuhi harapan.

Pada dasarnya kelinci yang ada di dunia, ada dua jenis, yaitu :

Fancy breed (kesenangan/hobby)

Fur breed (kulit berbulu)

Dari masing-masing breed tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa varietas berdasarkan

pertimbangan tertentu.

Kelinci yang banyak dikembangkan di Indonesia awalnya berasal dari bibit yang

pernah didatangkan dari India dan Srilanka pada tahun 1912, kemudia menyebar ke seluruh

pulau Jawa. Adapun untuk kelinci lokal sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti

asal usulnya. Kelinci ini tergolong kelinci ringan dan telah beradaptasi dengan baik pada

lingkungannya sehingga mudah dipelihara.

Bangsa-bangsa kelinci yang pernah didatangkan di Indonesia dan telah mengalami

adaptasi serta dikembangkan masyarakat, disajikan pada Tabel 1.

Page 2: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

Tabel 1. Bangsa-bangsa Kelinci yang Pernah Didatangkan di Indonesia

No Asal Nama Warna Bobot (kg) Keterangan

1 2 3 4 5 6

1. Amerika American

A. Silver fox

Californian

Checkered

C. Giant

Satin

Opal Rex

Biru,putih

Putih

Putih, hitam

Hiotam, biru

Beragam

3,6 – 5,0

3,6 – 5,5

3,6 – 4,0

5,0 – 5,5

6,0 – 7,5

Totol hitam putih

Bulu halus

Bulu tegak

2. Belanda Netherland Dwart

Vlaamse reus

Hitam

Beragam

1,0 – 1,5

5,0 – 5,5

3. Belgia Belgia Kemerahan 2,0 – 4,0

4. Indonesia Kelinci lokal Abu2 coklat 0,7 – 1,0 Liar

5. Inggris Angora

Inggris

Inggris Albino

Putih

Putih

Albino

4,0 – 6,0

2,0 – 4,0

Panj, tebal, halus

Panjang

1 2 3 4 5 6

6. Jepang Yamamoto Kebiruan Sedang

7. New

Zealand

New Zealand

White

New Zealand Red

Putih

Merah

4,0 – 5,0

8. Normandia Normandia Abu2 merah 4,0 – 5,0

9. Perancis French Albino

French Lop

Albino 3,0 – 4,5 Panjang

10. Rusia Rusia Putih 2,0 – 4,0

Kota Batu merupakan salah satu daerah sentra bagi peternakan kelinci, yang saat ini

terdapat kurang lebih sekitar 200 peternakan kelinci rakyat dengan jumlah pemilikan rata-

rata 100 ekor induk. Apabila setiap induk menghasilkan anak rata-rata 6 ekor dan beranak 4

kali dalam setahun maka rata-rata jumlah anak yang dihasilkan sebanyak 6 x 4 x 100 induk x

200 peternak = 480.000 ekor/tahun. Potensi ini akan diperoleh apabila dalam pemeliharaan,

peternak memperhatikan beberapa aspek budidaya, meliputi : lokasi, bibit, pakan,

reproduksi, kandang dan penyakit.

Page 3: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

Tujuan Kegiatan :

Memperkenalkan budidaya ternak kelinci skala peternakan rakyat

Manfaat Kegiatan :

1. Mahasiswa dapat mengenal secara langsung kondisi managemen peternakan kelinci

rakyat.

2. Mahasiswa dapat melakukan analisis managemen pemeliharaan.

3. Mahasiswa dapat mendalami penerapan teknologi dalam budidaya ternak kelinci

Page 4: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

MATERI I

PEMILIHAN LOKASI

Pemilihan lokasi merupakan langkah pertama sebelum melakukan budidaya ternak

kelici. Pemilihan lokasi yang salah, akan mempengaruhi kehidupan ternak yang dipelihara

dan akan berdampak pada penurunan produksi. Pemilihan lokasi ternak kelinci banyak

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya:

1. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber air

2. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber pakan (areal tanaman sayur, pasar sayur, atau

pasar–pasar secara umum)

3. Lokasi dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak

yang sudah punya komunitas atau paguyuban

4. Temperatur atau suhu ideal antara 15-25C

5. Sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang jauh dari permukiman penduduk

6. Lokasi aman dari binatang buas atau pencuri

Tujuan Kegiatan :

Melakukan pengamatan terhadap lokasi peternakan kelinci rakyat di daerah Batu

Manfaat Kegiatan:

Mahasiswa dapat menganalisis lokasi yang digunakan untuk usaha peternakan

T UGAS :

Melakukan Pendataan tentang lokasi peternakan

1. Jarak terdekat antara kandang kelinci dengan sumber air : m

2. Jarak terjauh antara kandang kelinci dengan sumber air : m

3. Jarak terdekat antara kandang kelinci dgn pemukiman penduduk : m

4. Jarak sumber pakan hijauan : km

5. Jarak sumber pakan konsentrat : km

6. Daerah pemasaran terjauh : km

7. Daerah pemasaran terdekat : km

8. Ketinggian tempat : m dpl

9. Suhu lingkungan rata-rata : oC

10. Kelembaban lingkungan rata-rata : %

Page 5: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

MATERI II

MEMILIH BIBIT

Kelinci dipelihara dengan tujuan yang berbeda-beda, misalnya untuk menghasilkan daging,

wool atau sekedar untuk kesenangan (hobby). Oleh karena itu memilih bibit harus

disesuaikan dengan tujuan tersebut agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Jika

memelihara kelinci dimaksudkan untuk tujuan daging, maka perlu memilih kelinci dari jenis

sedang atau besar, sehingga hasil anaknya bisa mencapai sekitar 2 kg pada saat disapih dan

siap dipasarkan. Warna bulu juga menentukan kelancaran pemasaran karena hasil samping

berupa kulit biasanya dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan rumah tangga. Kelinci

dengan warna bulu putih biasanya banyak disukai untuk dikembangkan.

Sifat dari kelinci yang diperhatikan untuk semua tujuan adalah beranak banyak.

Untuk menentukan sifat ini biasanya dapat dipilih dengan memperhatikan dari asal usul

kelinci tersebut. Kelinci yang lahir dengan saudara banyak, maka kelinci tersebut kelak

kalau beranak juga memiliki kecenderungan beranak banyak.

Syarat-syarat lain yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit kelinci adalah : sehat,

tidak cacat, performa/penampilannya bagus dan masih muda. Pemilihan bibit yang kurang

baik, maka hasilnya tidak menguntungkan. Jadi membeli bibit satu ekor dengan kualitas

bagus akan lebih menguntungkan daripada membeli bibit beberapa ekor tetapi kualitasnya

jelek.

Memilih bibit yang tepat sebenarnya berdasarkan cacatan tertulis dari masing-masing

ternak tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan bibit kelinci sangat disarankan berasal

dari peternakan yang dapat ditelusuri induk dari ternak yang akan dipelihara. Untu

menyediakan bibit yang benar, seorang peternak disarankan untuk membuat cacatan yang

ditempelkan pada setiap sangkar bagian luar. Membeli bibit di pasar sangat tidak dianjurkan

karena asal usul dan riwayat ternak tersebut tdak diketahui secara pasti kecuali untuk

keperluan dipotong.

Beberapa petunjuk memilih kelinci untuk keperluan bibit :

1. Kelinci sehat

Kelinci yang sehat dapat diperhatikan dari tingkahlaku dan penampilannya, dengan

menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Wajahnya cerah, mata bersinar hidup, hidung kering

b. Bulu bersih, mengkilat dan rata

c. Lincah/aktif

d. Hidung merah, selaput lendir mata dan pantat bersih

e. Badan bulat lebar, kaki belakang rapat pada badan

Page 6: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

2. Kelinci masih muda

Kelinci yang masih muda dapat dilihat dari bentuk tubuh tampak padat. Kelinci

untuk bibit yang ekonomis adalah yang berumur kurang dari 3 tahun karena sifat

reproduksinya masih tinggi.

3. Induk produktif

Kelinci tergolong dalam induk produktif apabila memiliki anak sampai lepas sapih di

atas 8 ekor. Anak-anak yang berasal dari induk yang memiliki anak dalam jumlah

banyak ini apabila bobot lahirnya tinggi dan pertumbuhan sampai dewasa bagus,

maka juga bisa dijadikan sebagai bibit. Pilih yang memiliki jumlah puting 5 – 6

pasang.

Tujuan Kegiatan:

1. Melakukan identifikasi bangsa ternak kelinci

2. Melakukan identifikasi ternak calon bibit betina

3. Melakukan identifikasi ternak calon bibit jantan

Manfaat Kegiatan :

1. Mahasiswa dapat membedakan bangsa ternak hias dengan ternak potong

2. Mahasiswa dapat menentukan calon bibit kelinci yang baik

TUGAS :

I. Melakukan Identifikasi jenis ternak

1. Faktor-faktor yang digunakan untuk membedakan antara jenis kelinci hias dengan

kelinci potong :

2. Ciri-ciri kelinci hias yang baik (lampirkan foto pada Laporan Lengkap):

3. Ciri-ciri kelinci potong yang baik (Lampirkan foto pada laporan Lengkap):

Page 7: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

II. Melakukan Identifikasi ternak calon bibit betina

Ciri-ciri kelinci calon induk yang baik (lampirkan foto salah satu induk yang baik

pada Laporan Lengkap):

III. Melakukan Identifikasi ternak calon bibit pejantan

Ciri-ciri kelinci calon pejantan yang baik (lampirkan foto salah satu induk

yang baik pada Laporan Lengkap):

Page 8: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

MATERI III

PERKANDANGAN

Bahan- bahan Kandang

Kandang yang baik semestinya dapat digunakan sebagai tempat tinggal yang aman

dan tempat berkembangbiak bagi kelici. Oleh karena itu, bahan kandang harus dipilih

dengan memperhatikan faktor aman dan nyaman tersebut. Bahan-bahan dasar untuk

pembuatan kandang kelinci, antara lain kayu, bambu dan kawat kasa. Bahan-bahan tersebut

dapat diperoleh di sekeliling rumah dengan mudah. Bahan yang dianggap cocok bagi kelinci

dan murah adalah bambu.

Kesalahan dalam memilih bahan kandang dapat dihubungkan dengan penyakit dan

ketidaknyamanan ternak.

Syarat-syarat Kandang

Kandang sebagai tempat hidup dan berproduksi bagi kelinci harus dalam kondisi

yang nyaman. Oleh karena itu beberapa syarat berikut ini harus diperhatikan dengan baik :

1. Sinar matahari pagi

Sinar matahari pagi sangat diperlukan masuk ke dalam kandang. Sinar matahari pagi

selain untuk mengeringkan alas kandang, penerangan kandang juga membunuh

kuman-kuman penyakit.

2. Suhu udara.

Suhu yang cocok untuk beternak kelinci adalah 15 – 20 0C dengan kelembaban 60 -

90 %. Kelinci lebih bisa menyesuaikan suhu yang dingin daripada yang panas. Suhu

yang terlalu panas dapat mengakibatkan penurunan nafsu makan dan sifat reproduksi.

3. Ventilasi

Kandang sebaiknya tidak dilewati oleh aliran angin secara langsung karena kelinci

sangat peka terhadap angin secara langsung. Ventilasi yang baik dapat mengatur

keluat masuknya udara di dalam kandang sehingga bau kotot dari udara di dalam

kandang dapat diganti dengan udara bersih dan segar.

4.Kering.

Letak kandang harus lebih tinggi dari sekelilingnya agar tidak tergenang air pada

waktu hujan. Kandang yang basah biasanya menjadi sarang penyakit.

5.Jauh dari rumah

Lokasi yang ideal untuk menempatkan kandang adalah 10 m dari rumah agar bau

kotoran dan urin tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Page 9: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

6.Tempat tenang.

Kelinci mudah sekali kaget dan stres apabila ada suara yang mengejutkan serta

sangat takut terhadap binatang buas misal ular, kucing, anjing dan sebagainya.

7.Bahan kandang

Kandang dibuat dari bahan yang murah tetapi memenuhi kebutuhan untuk hidup dan

berproduksi dengan baik.

Model dan Ukuran Kandang

Bentuk kandang kelinci dapat dimodifikasi dan ditempatkan sesuai dengan kondisi

lingkungan, yang penting harus sejuk, kering dan terhindar dari segala gangguan. Kelinci

mudah beradaptasi terhadap bentuk kandang yang beraneka ragam dari yang paling

sederhana di bawah kolong rumah panggung sampai model kandang mahal dan bagus yang

modern.

Bentuk-bentuk kandang beralas panggung yang cukup populer adalah sistem postal,

system rens dan batrei. Kandang sistem postal yaitu bangunan kandang tanpa halaman dan

pengumbaraan sehingga cocok untuk memelihara kelinci secara kelompok. Kandang system

rens yaitu bangunan kandang dilengkapi dengan tempat pengumbaraan untuk sekelompok

kelinci, biasanya jantan dan betina beserta anak-anaknya. Bangunan system batrei yaitu

bangunan yang dibuat seperti bentuk sangkaryang disusun secara berderet-deret. Kandang

system ini apabila disusun lurus ke atas sampai beberapa tingkat memiliki keunggulan,

antara lain : daya tampungnya tinggi dan lebih efisien. Namun juga memiliki kekurangan,

antara lain tampak sesak/padat, sulit dalam mengontrol ternak sehingga kurang cocok untuk

kandang bibit.

Ukuran lantai kandang untuk induk kelinci ukuran sedang-besar disarankan memiliki

panjang 90 – 150 cm, lebar 50 – 75 dan tinggi 50 – 60 cm, sedangkan untuk jenis kelinci

kecil sebaiknya menggunakan kandang dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-

masing 90, 60 dan 60 cm.

Tujuan Kegiatan :

Mengamati bahan, ukuran dan model kandang kelinci yang digunakan

Manfaat Kegiatan:

Mahasiswa dapat menganalisis managemen perkandangan

Page 10: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

TUGAS :

1. Mengamati jenis-jenis bahan kandang

2. Mengamati ukuran kandang

3. Mengamati macam-macam model kandang dan buatlah sketsanya (lampirkan foto

pada Laporan Lengkap)

Page 11: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

MATERI IV

PAKAN

Bahan Pakan

Pakan kelinci berupa hijauan (rumput, limbah rumah tangga, sayur), dan pakan

penguat (jagung, bekatul, umbi-umbian, bungkil, ampas tahu). Bahan pakan tersebut

tersedia dengan mudah dan murah di sekitar kita. Untuk hijauan bisa dipilih dari tanaman

yang cepat tumbuh, misalnya rumput lapangan, limbah kol, sawi, daun kacang, daun turi,

kangkung dan lain-lain sangat disukai oleh kelinci.

Hijauan merupakan pakan yang banyak mengandung air dan serat kasar yang sangat

dibutuhkan bagi kelinci, tetapi pemberian bahan pakan lain sebagai pakan penguat sumber

protein juga perlu diberikan. Kelinci yang hanya diberi hijauan pertumbuhannya lambat.

Pada umur 4 bulan bobot badannya hanya mencapai 1,5 kg. Sedangkan apabila di dalam

pakannya mendapatkan pakan tambahan selain hijauan, maka dalam waktu 4 bulan bobot

badannya dapat mencapai 2,5 kg.

Kebutuhan kelinci terhadap pakan agar dapat tumbuh dan berkembang biak maka

perlu diberi hijauan segar kurang lebih sebanyak 1 kg dan pakan penguat sebanyak 200 –

300 g. Pakan penguat ini sangat berarti terutama bagi induk pada saat menyusui anaknya.

Kebutuhan Nutrisi

a. Untuk induk bunting/menyusui

Protein : 16 – 20 %

Lemak : 3 - 5,5 %

Serat kasar : 14 – 20 %

Beta N : 44 – 50 %

Mineral : 4,5 – 6,5 %

b. Untuk induk kering/induk muda/anak kelinci/pejantan

Protein : 12 – 15 %

Lemak : 2 - 3,5 %

Serat kasar : 20 – 27 %

Beta N : 43 – 47 %

Mineral : 5 – 6,5 %

Page 12: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

Tujuan Kegiatan :

1. Mengetahui bahan pakan yang digunakan untuk kelinci

2. Mengetahui managemen pemberian pakan

Manfaat Kegiatan :

1. Mahasiswa dapat mengenal langsung bahan-bahan pakan yang diberikan pada ternak

kelinci.

2. Mahasiswa dapat membuat analisis managemen pemberian pakan

TUGAS :

I. Mengamati Pakan

1. Jenis hijauan yang diberikan

2. Bahan pakan konsentrat yang diberikan

II. Mengetahui managemen Pemberian

A. Pakan hijauan

1. Jumlah pemberian : kg/ekor/hari

2. Frekuensi pemberian per hari : kali/hari

Page 13: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

3. Waktu pemberian : pagi pukul

Siang pukul

Sore pukul

B. Pakan Konsentrat

1. Jenis bahan pakan yang digunakan dan komposisi setiap bahan pakan dalam

pakan konsentrat.

2. Jumlah pemberian : gram/ekor/hari

3. Frekuensi pemberian : kali/hari

4. Waktu pemberian : pagi pukul

Siang pukul

Sore pukul

Page 14: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

MATERI V

REPRODUKSI

Umur Pertamakali Dikawinkan

Umur kelinci dikawinkan pertama kali tergantung pada jenisnya. Kelinci jenis kecil

dapat dikawinkan lebih awal daripada kelinci sedang dan besar. Kelinci jenis sedang dapar

dikawinkan pada umur 4 – 5 bulan, sedangkan jenis besar pada umur 6 -7 bulan. Kelinci

yang terlalu muda dikawinkan akan menimbulkan masalah karena organ reproduksi belum

berkembang sempurna sehingga mengganggu kebuntingan atau kelahiran. Sebaliknya

kelinci yang terlambat dikawinkan menimbulkan kemandulan karena biasanya kelinci

terlalu gemuk sehingga organ reproduksi banyak terdapat lemak yang dapat mengganggu

proses reproduksinya.

Siklus Berahi

Para ahli terdahulu menyebutkan bahwa kelinci memiliki masa subur selama 12 hari

kemudian diikuti oleh masa tidak subur selama 2 – 4 hari. Dengan perkembangan penelitian

diketahui bahwa induk/calon induk kelinci dapat dikawinkan sepanjang tahun dengan tidak

perlu memperhatikan siklus berahinya karena proses terjadinya ovulasi pada kelinci

berlangsung dengan adanya rangsangan yang berupa perkawinan (ovulasi imbas). Ovulasi

dapat terjadi 10 – 11 jam setelah perkawinan atau setelah diinjeksi dengan hormon yang

mengimbas ovulasi.

Cara Mengawinkan Kelinci

Untuk induk yang akan dikawinkan, selain umurnya memenuhi syarat, maka bobot

badan juga harus diperhatikan. Induk yang baik untuk dikawinkan adalah yang telah

mencapai umur kawin dengan bobot badan melebihi 2,5 kg. Calon induk tersebut juga harus

dalam keadaan sehat, dalam kondisi ingin kawin yang ditandai warna merah jambu pada

selaput lendir kemaluannya. Pejantan yang akan mengawini juga harus dipastikan sehat,

aktif dengan ukuran kedua testisnya sama besar.

Apabila tanda-tanda tersebut sudah tampak dengan jelas, maka perkawinan dapat

dilakukan dengan membawa kelinci betina ke kandang kelinci jantan, jangan samapi terbalik

karena bisa menimbulkan serangan. Pemindahan kelinci betina ini selanjutnya akan

disambut oleh kelinci jantan dengan menghampiri betina, menciumi mulut, hidung dan

bagian kemaluan sambil berputar-putar dan melompat. Betina yang memang sudah siap

ingin kawin, biasanya akan sedikit mengangkat pantat dengan melipat ekor ke atas dan

berdiam. Dalam posisi demikian maka pejantan akan menaiki dan terjadilaj perkawinan.

Page 15: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

Perkawinan dapat dipastikan telah berlangsung apabila setelah kelinci jantan

menaiki, maka kelinci jantan tersebut mengeluarkan suara yang khas kemudian terguling di

samping kelinci betina. Proses perkawinan berlangsung sangat cepat sehingga pada saat

mengawinkan kelinci, peternak harus dapat memastikan terjadinya perkawinan dengan

mengenali melalui tanda-tanda tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena untuk

memperhitungkan waktu kebuntingan dan mempersiapkan keperluan kelahiran.

Setelah proses perkawinan berlangsung perlu diperhatikan apakah kelinci betina

kencing. Apabila hal ini terjadi maka perlu dilakukan perkawinan ulang 10 jam setelah

perkawinan pertama. Kelinci betina yang kencing setelah perkawinan kemungkinan besar

spermatozoa dari kelinci jantan akan terbawa keluar bersama air kencing.

Perkawinan Setelah Melahirkan

Waktu perkawinan bagi induk setelah melahirkan biasanya mempertimbangkan

tujuan dari pemeliharaan. Pemeliharaan untuk tujuan daging (menghasilkan anak) kelinci

dikawinkan kembali setelah 6 minggu dari saat melahirkan. Dengan pengaturan seperti ini

induk kelinci akan melahirkan sebanyak 4 kali dalam sethun. Apabila pemeliharaan

ditujukan untuk pemeliharaan bibit, maka jarak perkawinan setelah melahirkan diperpanjang

hingga 8 minggu sehingga kelinci melahirkan sebanyak 3 kali dalam setahun. Apabila

setelah melahirkan, induk kelinci kehilangan anak-anaknya sehingga berhenti menyusui,

maka induk dapat dikawinkan kembali 4 hari kemudian.

Bagi peternak yang telah terbiasa merawat kelinci, biasanya mengawinkan induk

kelinci setelah 28-35 hari sejak melahirkan. Cara ini sebenarnya tidak dianjurkan karena

jarak melahirkan dengan bunting kembali terlalu pendek, induk tidak cukup mendapat

waktu istirahat sehingga bisa menimbulkan kelemahan secara fisik yang dapat mengganggu

anak yang akan dilahirkan.

Tujuan Kegiatan :

Mengetahui managemen reproduksi ternak kelinci

Manfaat Kegiatan :

Mahasiswa dapat membuat analisis menagemen reproduksi ternak kelinci

TUGAS :

I. Mengetahui managemen perkawinan pertama bagi kelinci

1. Umur pertama induk dikawinkan : bulan

Pada bobot badan : kg

Page 16: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

2. Umur pertama kelinci jantan sebagai pemacek : bulan

Pada bobot badan : kg

II. Mengetahui Cara Mengawinkan Kelinci

III. Mengetahui managemen kebuntingan

1. Pemberian pakan tambahan : ya / tidak

2. Jumlah tambahan (bila ya) : gram/ekor/hari

3. Metode pemeriksaan kebuntingan :

4. Waktu pemeriksaan kebuntingan :

5. Persiapan menjelang kelinci melahirkan

IV. Mengetahui managemen setelah melahirkan

1. Metode penyusuan

2. Lama penyusuan

3. Perkawinan setelah melahirkan

Page 17: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

MATERI VI

PENYAKIT

Kelinci yang terserang penyakit biasanya menunjukkan gejala yang jelas yang mudah

dikenali, misalnya lesu, mata sayu, nafsu makan turun, suhu tubuhnya naik turun dan tanda-

tanda khas lainnya tergantung pada jenis penyakitnya.

Macam-macam penyakit yang sering menyerang kelinci adalah :

1. Kudis/kurap/Scabies

Penyebab : kutu/parasit Darcoptes scabiei

Sasaran : sekitar mata, hidung, jari kaki

2. Eksim (peradangan menahun)

Penyebab : adanya penimbunan kotoran pada permukaan kulit

Sasaran : pangkal ekor, punggug, pundak, leher dan bagian belakang

telinga

3. Perut kembung

Penyebab : masuk angin, salah pada pakan yang diberikan

Sasaran : perut

3. Pilek

Penyebab : bskteri dan virus

Sasaran : hidung

4. Coccidiosis

Penyebab : protozoa

Sasaran : alat pencernaan

5. Ambing yang Mengeras

Penyebab : Gangguan mekanis, atau induk yang produksi air susunya

melebihi kebutuhan anaknya.

6. Mastitis (radang ambing)

Penyebab : bakteri

Tujuan Kegiatan :

1. Melakukan identifikasi kesehatan ternak

2. Melakukan identifikasi penyakit

3. Mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan penyakit

Page 18: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

Manfaat Kegiatan :

Mahasiswa dapat mengenali berbagai macam penyakit kelinci dan cara

menanggulanginya.

TUGAS :

I. Mengamati ternak yang sakit

1. Jumlah ternak yang sakit : ekor

2. Jenis penyakit dan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh masing-masing penyakit

yang sedang menyerang

3. Jenis penyakit yang sering menyerang

4. Jenis obat-obatan yang biasa diberikan

II. Cara mencegah timbulnya penyakit

III. Cara memberikan obat-obatan

Page 19: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

Daftar Pustaka

Arrington, L. R. and K. C. Kelley. 1976. Domestic Rabbit Biology and Production. The University Press of Florida. USA.

Lebas, F., P. Coudert, R. Rouvier and H.de Rochambeau. 1986. The Rabbit : husbandry, helth and production. Food and Agricultural Organization of the United Nations, Rome.

Nalbandov, E.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Fisiologi Komparatif pada Hewan Domestikasi dan Laboratorium serta Manusia. Penerbit Universitas Indonesia, UI-Press..

Sandford, J.C. and F.G. Woodgate. 1979. The Domestic Rabbit. Third Edition. Granada. London. Toronto. Sydney and New York.

Sarwono, B. 1981. Beternak Kelinci Unggul. Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani Membangun. Jakarta.

Sumoprastowo, R.M., 1985. Beternak Kelinci Idaman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Page 20: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

DATA PETERNAKAN

1. Nama Peternakan :

2. Alamat :

3. Nama Pemilik :

(tampilkan fotonya pada laporan akhir)

4. Umur : tahun

5. Jumlah Pemilikan : ekor

6. Jenis yang dipelihara : a. Kelinci hias = ekor

b. Kelinci potong = ekor

6. Komposisi Ternak :

a. Jumlah pejantan : ekor

b. Jumlah induk : ekor

c. Jumlah kelinci dara : ekor

d. Jumlah anak kelinci menyusu : ekor

Page 21: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

SEMESTER GENAP 2010/2011

MATA KULIAH

OLEH :

Dr. Ir. Sri Minarti, MP

Prof.Dr.Ir. Moch. Junus, MS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 22: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

PEDOMAN PRAKTIKUM DAN

LAPORAN SEMENTARASEMESTER GENAP 2010/2011

MATA KULIAH

OLEH :

Dr. Ir. Sri Minarti, MP

Prof.Dr.Ir. Moch. Junus, MS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

NAMA : ____________________________________________

NO. PRESENSI : ______________

KELOMPOK : ______________

TGL. PRAKTIKUM : _________________________________

NAMA PETERNAKAN : _________________________________

ALAMAT : _____________________________________________

_____________________________________________

TT DOSEN :

Page 23: Pedoman Praktikum (Kelinci)Sem Gnp 10-11

MALANG – 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan PEDOMAN PRAKTIKUM MK

ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK bagi mahasiswa pada semester Genap 2010/2011.

Pedoman Praktikum ini disusun untuk memberikan panduan kepada mahasiswa

dalam melakukan praktek MK ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK sehingga mahasiswa

dapat melakukannya dengan mudah dan terarah. Dalam Pedoman ini diuraikan sedikit

tentang teori yang relevan kemudian disertai dengan tugas praktek yang harus dilakukan oleh

mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan dalam Praktikum ini lebih diarahkan pada suatu

pemahaman dasar dalam budidaya kelinci meliputi aspek lokasi, bibit, perkandangan, pakan,

reproduksi dan sanitasi ternak.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung kegiatan

ini sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami menyadari bahwa

Pedoman ini masih terus perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Akhir kata semoga Pedoman Praktikum ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam

menjalankan tugas praktikum untuk menunjang pemahaman teori yang diperoleh di kelas..

Malang, Juni 2011

Tim Penulis