Hasil Percobaan Praktikumj Faal

5
Hasil percobaan 1. Tes dengan garputala Tes Telinga kanan Telinga kiri Rinne + + Weber + + Schwabah + (sama dengan pemeriksa) + (sama dengan pemeriksa) Pada ketiga tes ini tidak terdapat adanya gangguan pendengaran pada OP. Tuli konduktif kanan atau kiri maupun tuli sensorik. Hasil Tes Rinne dan Interpretasinya Positif : bila msh terdengar Negatif : bila tidak terdengar Hasil Gangguan Positif (AC>BC) Normal Positif (AC=BC) Tuli sensorineural Negatif (AC<BC) Tuli konduktif Hasil tes Weber dan Interpretasinya Bila terdengar lebih keras ke salah satu telinga : lateralisasi ke telinga tersebut Bila tdk dapat dibedakan ke arah mana yg lebih keras : tidak ada lateralisasi lebih keras : tidak ada lateralisasi Normal : tdk ada lateralisasi Tuli konduktif : lateralisasi ke telinga yang sakit Tuli sensorineural : lateralisasi ke telinga yang sehat Tes Schwabach membandingkan hantaran tulang telinga orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.

description

jj

Transcript of Hasil Percobaan Praktikumj Faal

Page 1: Hasil Percobaan Praktikumj Faal

Hasil percobaan

1. Tes dengan garputala

Tes Telinga kanan Telinga kiriRinne + +Weber + +Schwabah + (sama dengan

pemeriksa)+ (sama dengan pemeriksa)

Pada ketiga tes ini tidak terdapat adanya gangguan pendengaran pada OP. Tuli konduktif kanan atau kiri maupun tuli sensorik.

Hasil Tes Rinne dan InterpretasinyaPositif : bila msh terdengarNegatif : bila tidak terdengarHasil Gangguan Positif (AC>BC) NormalPositif (AC=BC) Tuli sensorineuralNegatif (AC<BC) Tuli konduktif

Hasil tes Weber dan InterpretasinyaBila terdengar lebih keras ke salah satu telinga : lateralisasi ke telinga tersebutBila tdk dapat dibedakan ke arah mana yg lebih keras : tidak ada lateralisasilebih keras : tidak ada lateralisasiNormal : tdk ada lateralisasiTuli konduktif : lateralisasi ke telinga yang sakitTuli sensorineural : lateralisasi ke telinga yang sehat

Tes Schwabachmembandingkan hantaran tulang telinga orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.Cara :

Hasil tes Schwabach dan InterpretasinyaHasil GangguanSama normalMemanjang -> Tuli konduktifMemendek -> Tuli sensorineural

Page 2: Hasil Percobaan Praktikumj Faal

Tes audiometric

Frekuensi Db telinga kanan Db telinga kiri250 60 70500 55 701000 55 751500 50 652000 40 503000 40 404000 20 306000 20 258000 20 30

·          Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat perbedaan lebih

atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi yang berdekatan.

·          Untuk menghitung ambang dengar (AD), akumulasikan AD pada frekuensi 500 Hz,

1000 Hz, dan 2000 Hz (merupakan ambang dengar percakapan sehari-hari), kemudian

dirata-ratakan.

AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz3

Derajat ketulian (menurut buku FKUI) :

Page 3: Hasil Percobaan Praktikumj Faal

-       Normal                    : 0 – 25 dB

-       Tuli ringan               : 26 – 40 dB

-       Tuli sedang             : 41 – 60 dB

-       Tuli berat                 : 61 – 90 dB

-       Tuli sangat berat     : > 90 dB

Telinga kanan55+55+40 = 50 db 3

Telinga kiri70+75+50 =65 db 3

Hasil menurut percobaan OP menderita tuli sedang pada telinga kanan dan tuli berat

pada telinga kiri. Namun percobaan ini tidak akuran sebab ada beberapa factor yang

menyebabkan hasil tidak tepat seperti ruangan tidak kedap dan ruangan lab fisiologi

agak gaduh. faktor alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor, faktor kemampuan

konsentrasi/memusatkan pikiran OP (sebaiknya konsentrasi OP tidak terganggu

dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara

dan tulang). Pada alat percobaan audiometri standard yang dipakai pada alat bukanlah

intensitas Hearing Level (HL), jadi tidak disesuaikan dengan keadaan fisiologi telinga.

Page 4: Hasil Percobaan Praktikumj Faal

Kesimpulan

Pada percobaan tes garputala tidak terdapat tuli sensorik maupun konduksi

karena pada tes rinne AC>BC ini menunjukan hasil normal pada OP, pada tes swabach

hasilnya sama dengan pemeriksa, tes weber tidak ada lateralisasi kekiri maupun

kekanan.

Percobaan audiometri tidak akuran sebab ada beberapa factor yang

menyebabkan hasil tidak tepat seperti ruangan tidak kedap dan ruangan lab fisiologi

agak gaduh. faktor alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor, faktor kemampuan

konsentrasi/memusatkan pikiran OP (sebaiknya konsentrasi OP tidak terganggu

dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara

dan tulang). Pada alat percobaan audiometri standard yang dipakai pada alat bukanlah

intensitas Hearing Level (HL), jadi tidak disesuaikan dengan keadaan fisiologi telinga.