Hasil pengamatan

4
Hasil pengamatan No Perlakuan Respon 15 Keseimbangan - Pada saat mata terbuka - Pada saat mata tertutup Pada menit ke-1 detik ke-20, mulai terganggu keseimbangannya Pada detik ke-32 keseimbangan mulai terganggu dan akhirnya jatuh 16 Tes Romberg - Pada saat mata terbuka - Pada saat mata tertutup Pada menit ke-1 detik ke-47, mulai terganggu keseimbangannya Pada detik ke-11 keseimbangan mulai terganggu 17 Kanalis Semisirkularis Kepala subyek pusing, subyek masih merasakan kursi berputar 18 Apparatus Vestibular Pandangan mata menoleh ke kanan, subyek tidak dapat berjalan lurus Analisis Data 15. Keseimbangan Pada pengamatan keseimbangan ini, kemampuan subyek untuk menjaga tubuhnya agar tetap seimbang lebih lama pada perlakuan

description

aa

Transcript of Hasil pengamatan

Page 1: Hasil pengamatan

Hasil pengamatan

No Perlakuan Respon

15

Keseimbangan

- Pada saat mata terbuka

- Pada saat mata tertutup

Pada menit ke-1 detik ke-20, mulai terganggu

keseimbangannya

Pada detik ke-32 keseimbangan mulai

terganggu dan akhirnya jatuh

16

Tes Romberg

- Pada saat mata terbuka

- Pada saat mata tertutup

Pada menit ke-1 detik ke-47, mulai terganggu

keseimbangannya

Pada detik ke-11 keseimbangan mulai

terganggu

17Kanalis Semisirkularis Kepala subyek pusing, subyek masih

merasakan kursi berputar

18Apparatus Vestibular Pandangan mata menoleh ke kanan, subyek

tidak dapat berjalan lurus

Analisis Data

15. Keseimbangan

Pada pengamatan keseimbangan ini, kemampuan subyek untuk menjaga tubuhnya agar

tetap seimbang lebih lama pada perlakuan dengan mata terbuka. Dengan mata tertutup, subyek

lebih cepat menurunkan kaki dan bergoyang saat menjaga kesimbangan tubuh. Terlihat dari

waktu yang didapat saat pengamatan, di mana saat mata terbuka, subyek terlihat terganggu

keseimbangannya setelah 1 menit 20 detik, sedangkan saat mata tertutup, subyek mulai

terganggu keseimbangannya di detik ke 33.

16. Tes Romberg

Page 2: Hasil pengamatan

Dari praktikum tes Romberg yang dilakukan, posisi subyek lebih bisa dikatakan stabil

saat subyek dalam perlakuan mata terbuka dari pada mata tertutup. Terlihat dari hasil

pengamatan yang kami lakukan.

17. Kanalis Semisirkularis

Dari praktikum kanalis semisirkularis ini, saat subyek diputar di kursi putar lalu

dihentikan respon yang dialami subyek adalah kepala subyek pusing, subyek masih merasakan

kursi berputar.

18. Apparatus Vestibular

Pada pengamatan apparatus vestibular ini, setelah berputar dan membuka mata, reaksi

subek adalah pandangan mata menoleh ke kanan. Dan saat berjalan, subyek tidak dapat berjalan

lurus.

Pembahasan

15. Keseimbangan

Pada uji keseimbangan, ketika subyek mengangkat salah satu kaki (kaki kanan) dengan

mata terbuka selama 2 menit, ternyata subyek berhasil melakukannya. Setelah beristirahat cukup,

kemudian subyek mengangkat salah satu kaki lagi dengan mata tertutup selama 2 menit, subyek

juga berhasil melakukannya. Akan tetapi mengangkat kaki dengan mata tertutup lebih lelah jika

dibandingkan ketika mengangkat salah satu kaki dengan mata terbuka. Hal ini karena ketika

mata tertutup, pada diri subyek lebih sulit mengontrol gerakan pada tubuhnya, bila dibandingkan

ketika mata terbuka. Ketidakkontrolan dalam gerakan tubuh subyek tersebut dapat meliputi

gerakan kepala.

Menurut Kimball (1983), saat kita diam alat keseimbangan yang berfungsi adalah alat

keseimbangan statis yang berupa makula akustika yang terletak di dalam sakulus dan utrikulus.

Menurut Soewolo (1999), setiap makula terdiri atas sekumpulan resptor yang strukturnya mirip

pada krista ampularis.

18. Apparatus Vestibular

Page 3: Hasil pengamatan

Menurut Soewolo, dkk (1999) setiap gerakan kepala akan dideteksi paling tidak dua

krista ampularis, dimana sel-sel reseptor salah satu akan mengalami hiperpolarisasi. Perputaran

kepala menyebabkan endolimfe di dalam (paling tidak salah satu) saluran semi sirkularis

bergerak. Aliran endolimfe tersebut akan mendorong kupula sehingga kupula akan condong ke

arah tertentu. Gerakan kupula ini akan menggerakkan pula rambut sel-sel reseptor. Apabila

gerakan rambut condong ke arah kinosilium, maka pada sel reseptor akan terjadi hiperpolarisasi,

sehingga dengan tidak terkontrolnya gerakan tubuh (kepala) ketika menutup mata dapat

menimbulkan ketidakseimbangan sehingga mudah lelah. Sedangkan ketika mata terbuka gerakan

oleh tubuh dapat terkontrol yaitu dengan diam dan melakukan gerak yang beraturan.