Hasil Pembahasan INE

7
Hasil dan Pembahasan : a. Hasil Tabel 1. Perhitungan Denyut Jantung Daphnia sp. Pada Berbagai Suhu Lingkungan Yang Berbeda No Suhu Awal ( o C) Pengulang an Rata- Rata Suhu Akhir ( o C) Pengulan gan Rata- Rata Koefis ien Aktifi tas 1 10 1.29 28 20 1. 49 47 1,68 2.29 2. 44 3.26 3. 47 2 15 1.30 30 25 1.47 53 1,77 2. 31 2.53 3. 29 3.60 3 20 1.38 37 30 1.57 59 1,59 2.36 2.55 3.36 3.66 4 25 1.42 44 35 1.67 65 1,48 2.45 2.62 3.44 3.65 Grafik 1. Hubungan antara jumlah denyut Daphnia sp. Perdetik dengan suhu awal lingkungan. Keterangan : Sumbu X : Suhu awal Sumbu Y : Rata-rata denyut jantung

description

hasill pembahasan

Transcript of Hasil Pembahasan INE

Hasil dan Pembahasan :a. Hasil

Tabel 1. Perhitungan Denyut Jantung Daphnia sp. Pada Berbagai Suhu

Lingkungan Yang Berbeda

NoSuhu Awal (oC)PengulanganRata-RataSuhu Akhir (oC)PengulanganRata-RataKoefisien Aktifitas

1101. 2928201. 49471,68

2. 292. 44

3. 263. 47

2151. 3030251. 47531,77

2. 312. 53

3. 293. 60

3201. 3837301. 57591,59

2. 362. 55

3. 363. 66

4251. 4244351. 67651,48

2. 452. 62

3. 443. 65

Grafik 1. Hubungan antara jumlah denyut Daphnia sp. Perdetik dengan suhu awal lingkungan.Keterangan :

Sumbu X: Suhu awal

Sumbu Y: Rata-rata denyut jantung

Grafik 2. Hubungan antara suhu lingkungan dengan koefisien aktifitas Daphnia sp.

Analisis Data:Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum pengaruh suhu terhadap denyut jantung Daphnia sp. Diketahui berdasarkan hasil data yang telah diperoleh bahwa suhu mempengaruhi frekuensi denyut jantung Daphnia sp. Pada suhu awal yakni suhu 100C dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali dalam kurung waktu masing-masing 15 detik. Dalam mengukur denyut jantung Daphnia sp. Pada hitungan pertama didapatkan 29, hitungan kedua sebesar 29 dan hitungan ketiga sebesar 26. Didapatkan rata-ratanya sebesar 28. Pada suhu 150C pada perhitungan pertma didapatkan denyut jantungnya sebesar 30 kali, perhitungan kedua 31, dan perhitungan ketiga 29, pada suhu 150C didapatkan rata-ratanya sebesar 30. Pada suhu 200C, di perhitungan pertama didapatkan frekuensi denyut jantungnya sebesar 38, pengulangan kedua dan pengulangan ketiga sebesar 36. Didapatkan rata-rata frekuensi denyut jantung Daphnia sp. Suhu 200C sebesar 37. Pada suhu 250C juga dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali terhadap perhitungan denyut jantung Daphina sp. Pada perhitungan pertama denyut jantungnya sebesar 42, pengulangan kedua sebesar 45, pengulangan ketiga 44. Didapatkan rata-ratanya sebesar 44. Berdasarkan gambar grafik 1. Didapatkan peningkatan denyut jantung pada Daphnia sp. Berdasarkan uraian diatas merupakan pengukuran suhu awal terhadap denyut jantung Daphnia sp. Pada percobaan pengukuran suhu akhir. Suhu akhir dimulai pada suhu 200C. Pada perhitungan pertama didapatkan denyut jantungnya sebesar 49 kali selama 15 detik. Pengulangan kedua sebesar 44, dan pengulangan ketiga sebesar 47. Didapatkan rata rata pada suhu 200C sebesar 1,68. Pada suhu 250C perhitungan petama didapatkan denyut jantungnya sebesar 47, pengulangan kedua sebesar 53, pengulangan ketiga sebesar 60. Didapatkan rata-rata pada suhu 250C ialah sebesar 53. Pada suhu 300C pada perhitungan denyut pertama didapatkan sebesar 57, pengulangan kedua sebesar 55, dan pengulangan ketiga sebesar 66. Didapatkan rata-rata sebesar 59. Pada suhu 350C perhitungan pertama didapatkan sebesar 67, pertihungan pengulangan kedua sebesar 62, dan epngulangan ketiga sebesar 65. Didapatkan rata-ratanya sebesar 65. Koefisien aktifitas yang telah dihitung dari rata-rata akhir dibagi dengan rata-rata awal, yakni pada suhu 100C koefisien aktifitasnya sebesar 1,68. Suhu 150C koefisien aktifitasnya sebesar 1,77. Suhu 200C koefisien aktifitasnya sebesar 1,59. Suhu 250C koefisien aktifitasnya sebesar 1,48. Berdasarkan gambar grafik 2. Terjadi peningkatan koefisien aktifitas dari suhu 100C ke 150C selanjutnya denyut jantung mengalami penurunan hingga suhu 250C.Pembahasan:

Daphniasp. merupakan jenis hewan zooplankton yang hidup di air tawar, terkadang ada pada kolam-kolam maupun pada danau. Kehidupan Daphniasp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH.Daphniasp. dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan yang tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Daphniasp. dapat hidup baik di daerah tropis maupun di daerah subtropis. Kisaran suhu yang dapat ditolerir oleh Daphnia sp. bervariasi atau bermacam-macam sesuai adaptasinya pada lingkungan-lingkungan tertentu. Berdasarkan data hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Daphnia sp. termasuk hewan yang poikiloterm (berdarah dingin), dalam artian suhu tubuh hewan tersebut akan naik turun mengikuti suhu lingkungannya.Pada Daphnia sp dalam hidupnya memiliki kisaran toleransi suhu. Kisaran toleransi pada Daphnia sp. ialah pada suhu suhu 22 31oC dan pH 6,5 7,4. Karena pada suhu tersebut Daphnia sp. mengalami ini perkembangan larva menjadi dewasa dalam waktu empat hari (Djarijah, 1995). Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu, maka detak jantung Daphnia sp. juga semakin tinggi. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu maka detak jantung Daphnia sp semakin cepat pula. Pada Daphnia sp, denyut jantungnya akan semakin bertambah bersamaan dengan pertambahan suhu pada lingkungan (air) tersebut. Dengan demikian hal ini merupakan hasil reaksi fisiologi Daphnia sp. terhadap perubahan suhu lingkungan. Bersamaan dengan peningkatan suhu pada lingkungan air tersebut maka Daphnia sp akan semakin meningkatkan konsumsi oksigennya yang akan berguna untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan laju metabolismenya. Metabolisme tubuhnya akan meningkat dengan pesat hal ini sesuai dengan hukum kimia bahwa peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan suatu reaksinya. Peningkatan metabolisme akan mengakibatkan kecepatan pernafasan Daphnia sp juga akan bertambah Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Waterman (1960) bahwa pada lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung Daphnia sp. Terdapat beberapa faktor pula yang dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung pada Daphnia sp. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah Ukuran serta umur, dimana spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih lambat. Saat sedang mengamati denyut jantung Daphnia sp di bawah sinar dari mikroskop juga mempengaruhi frekuensi denyut jantungnya bahwa pada keadaan gelap denyut jantung Daphnia sp. mengalami penurunan sedangkan pada keadaan terang atau terkena cahaya di bawah sinar cahaya dari mikroskop denyut jantung Daphnia sp. mengalami peningkatan. Obat-obat (senyawa kimia), zat kimia menyebabkan aktivitas denyut jantung Daphnia sp. menjadi meningkat.

Pada percobaan suhu akhir yang dimulai dari suhu 20oC hingga 35oC, kemudian berdasarkan data yang diperoleh yakni dari data koefisien aktifitas Daphnia sp. didapatkan koefisien nya menurun dari awal hingga akhir dari 1,68 hingga koefisiennya menurun menjadi 1,48. Hal ini menyatakan bahwa aktivitas metabolisme Daphnia akan semakin naik seiring bersamaan dengan naiknya suhu hingga pada titik tertentu dimana terjadi kerusakan jaringan, kemudian akan diikuti oleh aktivitas yang menurun yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kematian. Penyebab terjadinya penurunan detak jantung Daphnia saat suhu dinaikkan 10oC dari suhu awal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sistem ketahanan tubuh Daphnia. Saat suhu dinaikkan dari suhu awal, Daphnia mengalami kejutan atau shock yang mengakibatkan aktivitas metabolisme di dalam tubuh semakin tinggi. Pada titik tertentu itulah kerja enzim pada Daphnia sp. mulai rusak, sehingga pada kondisi perhitungan selanjutnya mengalami penurunan karena kerja enzim tersebut sudah mencapai titik optimal, yang mengakibatkan metabolismenya terganggu sehingga koefisien aktifitas dari Daphnia sp. menurun. _1478248254.xls

_1478190050.xls