HAMA
-
Upload
mawaddah-putri-siregar -
Category
Documents
-
view
179 -
download
9
description
Transcript of HAMA
![Page 1: HAMA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/548ad19eb479594a0e8b4687/html5/thumbnails/1.jpg)
HAMA
Hama tanaman adalah gangguan pada pertumbuhan tanaman yang disebabkan
makhluk hidup lain dengan cara memakan bagian dari tanaman tersebut. Sedangkan penyakit
tanaman adalah gangguan pada pertumbuhan tanaman yang disebabkan serangan
mikroorganisme pada bagian tanaman atau keseluruhan tubuh tanaman yang dapat
menyebabkan kematian.
1. Hama Tanaman
Hama tanaman dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Hewan menyusui, contohnya tikus sawah yang memakan batang padi muda, gajah dan
kera.
b. Serangga, contohnya walang sangit, wereng, kumbang, belalang, kutu, ulat dan
tonggeret.Belalang dapat menyerang daun padi yang masih muda atau daun kelapa.
Tonggeret menghisap air tanaman melalui batang. Ulat sayuran memakan kola tau
kubis. Walang sangit dan ulat trenggerek merupakan serangga yang paling menyerang
tanaman khususnya padi.
c. Burung, contohnya burung pipit, burung gereja, dan burung manyar
Metode Identifikasi hama dilakukan berdasarkan bentuk/ciri morfologi dan gejala
kerusakan suatu hama pada tanaman yang diserangnya. Jika suatu organisme sudah
diidentifikasi dan sudah diketahui namanya, maka dibuat kategorinya dan selanjutnya disusun
dalam hierarkhi klasifikasi. Hierarkhi klasifikasi merupakan penempatan organisme dalam
kelompok tertentu dan pada umumnya hanya menggunakan Phylum, kelas, ordo, famili,
genus dan spesies.
Ciri morfologi yang merupakan pembeda seperti metamorfosis, tipe alat mulut,
bentuk kepala, sifat antena, sifat kaki (letak koksa, rumus tarsi, kuku, bantalan), venasi sayap,
sifat abdomen, dan sebagainya. Gejala serangan hama pada tanaman sangat ditentukan oleh
tipe alat mulutnya.. Pada umumnya metode identifikasi dilakukan yaitu dengan menggunakan
kunci determinasi, mencocokkan dengan gambar, mencocokkan dengan spesimen yang sudah
diketahui namanya dan menanyakan kepada ahlinya (taksonom).
Serangga sebagai hama merupakan organisme yang terbanyak di permukaan bumi ini.
Diketahui terdapat 27-31 ordonya namun yang akan dijelaskan pada matakuliah ini hanya
yang banyak merusak tanaman pertanian seperti ordo Lepidoptera, Coleoptera, Diptera,
Orthoptera, Homoptera dan Hemiptera. Keberadaannya sebagai hama tanaman dapat
dibedakan berdasarkan ciri morfologi serangganya dan gejala kerusakannya pada tanaman
![Page 2: HAMA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/548ad19eb479594a0e8b4687/html5/thumbnails/2.jpg)
yang diserangnya. Identifikasi secara makro tentang bentuk morfologi serangga dilakukan
dengan memperhatikan metamorfosis, ukuran/struktur/venasi sayap, tipe alat mulut, antena
(bentuk, jumlah ruas), tipe caput, sklerit toraks, tungkai (bentuk, letak koksa, rumus tarsi),
ruas abdomen, dll. Metamorfosis serangga, struktur sayap dan tipe alat mulut penting
diketahui sampai pada tahap ordo.
Identifikasi sub ordo biasanya memperhatikan perbandingan antara sayap depan dan
sayap belakang, habitat dan sebagainya, sedangkan untuk identifikasi superfamili, famili dan
genus atau spesies, sudah harus memperhatikan ciri-ciri morfologi yang sangat spesifik,
seperti venasi pembuluh sayap, rumus tarsi, bentuk dan ruas antena, letak koksa dan
sebagainya. Perbedaan warna tubuh dapat dipertimbangkan tetapi bukan merupakan penciri
utama. Warna tubuh bukan merupakan penciri utama karena bisa berubah akibat pengaruh
lingkungan, pengaruh waktu, zat kimia sebagai pengawet, dan sebagainya.
Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat
mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah
dimakan, digerek atau atau digorok, sedangkan kalau tipe alat mulutnya menusuk dan
mengisap maka pada bagian tanaman akan ditemukan vivi bekas tusukan stilet yang akan
menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang
diserangnya.
Ciri morfologi serangga dan tungau berbeda, tetapi gejala serangannya pada tanaman
hampir sama dengan serangga ordo Homoptera dan Hemiptera. Perbedaan hierarkhi
klasifikasi tungau dengan serangga yakni dengan adanya kategori superkohort dan kohort
pada tungau.
Identifikasi sub ordo berdasarkan jumlah duri pada hypostome, jumlah ruas palpus,
letak stigmata di antara koksa, jumlah lyrifissures, dan sebagainya, sedangkan identifikasi
superfamili dan famili lebih spesifik lagi seperti ukuran epyginal shield dan sternal shield,
lokasi stigmata, rambut pada hypostome, tarsi (kuku dan bantalan), kaki (bentuk, ukuran,
letak koksa) dan sebagainya. Tungau dengan tipe alat mulut menusuk dan mengisap akan
menyebabkan adanya perubahan warna, malformasi dan akhirnya gugur pada bagian tanaman
yang diserangnya..
Ada tujuh jenis vertebrata yang berperan sebagai hama yaitu dari kelas Aves (burung)
dan kelas Mamalia (Rodentia, Insectivora, Chiroptera, Carnivora, Artiodactyla dan Primates).
Di antaranya tikuslah yang paling dominan sebagai hama baik di pertanaman maupun di
penyimpanan produk pertanian. Identifikasi tikus dilakukani dengan memakai kunci karakter
morfologi dan bukan karakter morfologi. Kunci karakter morfologi yang umum digunakan
![Page 3: HAMA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/548ad19eb479594a0e8b4687/html5/thumbnails/3.jpg)
adalah ukuran panjang tubuh, panjang telinga, panjang telapak kaki belakang, perbandingan
ekor dengan tubuh dan kepala, berat badan, lebar gigi pengerat, jumlah puting susu warna
serta tekstur dari bulu dan ekor. Pengukuran panjang dinyatakan dengan millimeter,
sedangkan pengukurang berat badan dinyatakan dengan gram. sangat penting terutama tikus
dewasa.
Oleh karena itu, pemahaman tentang ciri/karakter morfologi tikus sangat penting
artinya dalam identifikasi berbagai jenis tikus hama. Kunci karakter bukan morfologi dapat
diketahui melalui pengamatan habitat dan lingkungannya. Tikus adalah binatang pengerat
dan kerusakan yang nampak di pertanaman adalah tergantung pada bagian tanaman yang
diserang. Tikus sawah akan mengerat batang padi sehingga patah, sedangkan tikus pohon
menyebabkan buah kelapa atau buah kakao berlubang.
PENGENDALIAN BEBERAPA HAMA
a. Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang
ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang
diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit
minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
b. Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang
tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan
pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit. Berbagai
serangga. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi
serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak
tanaman.
c. Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid
pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali
dengan air sehingga lebih encer.
d. Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun
yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai
jenis serangga.
e. Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang
direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan
tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan
mudah dilalui oleh air.
![Page 4: HAMA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/548ad19eb479594a0e8b4687/html5/thumbnails/4.jpg)
f. Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur. Dengan membuat air hasil rendaman
tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya
efektif pada tanaman sayuran.
g. Cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura Tanaman
Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu serangan hama pada
tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah dan daun pada tanaman
kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang sangat kuat. Cara menyiapkannya
sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan dalam air, lalu
hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan hama
(Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta).
h. Cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran
ternak menjadi pupuk organik, Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit
pisang, daun kirinyuh dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses
pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan
Pondok Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran
air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan mikrofermentasi
alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba.
i. Kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium,
Sulfur dan Sodium pada tanaman, Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong
kulit pisang dan potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk
tanaman padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10 liter
air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan
harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter air sebelum disemprotkan ke
tanaman
j. Cara alami apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai
Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat dipergunakan untuk
mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 – 100 lembar daun
sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan selama 1 malam. Saring air
hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 17 liter
air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa).
Seperti apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk
mencegah wabah serangan hama dan penyakit? Adalah Agus Margono, petani sayuran
organik di kawasan bukit Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat
![Page 5: HAMA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/548ad19eb479594a0e8b4687/html5/thumbnails/5.jpg)
ditanam dekat tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat
buah.
Cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh dengan
aplikasi pestisida nabati? Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten
Bandung, memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk mengatasi
serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS selaku ketua kelompok tani,
ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk
selanjutnya didiamkan selama 1 hari. Semprotkan pada daun tanaman yang terkena ulat maka
dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata.
Ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman
Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom, desa Tandem Hilir
II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang, ramuan daun mekar sore, vitamin B
complex, madu, telur ayam kampung, air saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi
yang masih baru, telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian lahan yang ia
miliki. Cara apa yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding adalah
Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud.
Prinsip pengendalian hama berwawasan lingkungan.
Pengendalian hama adalah aplikasi teknologi berdasarkan pengetahuan biologi untuk
menurunkan populasi atau pengaruh hama secara memuaskan (Pedigo, 1991). Berdasarkan
pengertian tersebut, maka dalam pengendalian hama diperlukan dua pengetahuan dasar, yaitu
teknologi dan biologi.
Pengetahuan teknologi yang diperlukan meliputi alternatif teknologi paling tepat
untuk digunakan dalam menekan populasi atau pengaruh hama. Alternatif teknologi ini
diantaranya termasuk teknologi penggunaan pestisida, teknologi pemanfaatan bahan
- bahan alami (biologi), teknologi kultur teknis (budidaya), fisik, mekanik, rekayasa
genetik, alat-alat pengendalian, dan lain-lain.
- Pengetahuan biologi diperlukan antara lain untuk menentukan dimana, kapan, dan
bagaimana teknologi itu harus digunakan. Pengetahuan biologi yang dibutuhkan tidak
haya mencakup biologi dari hama itu sendiri tetapi juga biologi dari tanaman dan
musuh alami hama. Pengetahuan biologi yang diperlukan antara lain :
(1) biologi spesies hama (jenis dan sifat hama,fenologi hama, kepadatan populasi,
potensi merusak, dll,),
(2) kisaran inang (monofag, oligofaf, dan poligofag),
![Page 6: HAMA](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082321/548ad19eb479594a0e8b4687/html5/thumbnails/6.jpg)
(3) biologi tanaman (jenis tanaman dan tingkat ketahanan tanaman), dan
(4) biologi musuh alami (jenis dan sifat musuh alami, fenologi musuh alami, tingkat
parasitasi/patogenisitas).
Agar pengendalian yang di lakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka
Geier (1966) cit. Pedigo (1991) mengemukakan empat persyaratan berikut :
(1) pengendalian hama harus selektif terhadap hama yang dikendalikan.
(2) Bersifat komprehensif dengan sistem produksi
(3) Kompatibel dengan prinsip-prinsip ekologi
(4) Bersifat toleran terhadap spesies yang potensial dapat merusak tanaman tetapi masih
dalam batas-batas yang secara ekonomis dapat diterima.
Mengacu pada persyaratan tersebut, maka oleh para akhli perlindungan tanaman
pengertian Pengendalian Hama kemudian dipertajam menjadi Konsepsi Pengelolaan Hama
dengan memasukan komponen lingkungan sera eksplisit, yaitu bahwa Pengendalian Hama
adalah Pengelolaan Hama yaitu pendekatan yang komprehensif dalam pengendalian hama
dengan menggunakan kombinasi berbagai cara untuk menurunkan status hama sampai
tingkatan yang dapat ditoleransikan sementara qualitas lingkungan dapat tetap terjaga dengan
baik.
linksource:
http://organikhijau.com/pengendali.php(end) diakses pada 1 april 2013
http://skp.unair.ac.id/repository/web pdf/web_BERIKUT_BEBERAPA_HAMA_DAN_
PENG_SYAMSUL_HUDA.pdf diakses pada 1 april 2013
http://sriastuti.files.wordpress.com/2009/06/hama-dan-penyakit-tumbuhan2.pdf diakses pada
1 april 2013
http://psbtik.smkn1cms.net/pertanian/budidaya_tanaman/budidaya_tanamn/
metoda_pengendalian_hama.pdf diakses pada 1 april 2013
http://unhas.ac.id/lkpp/Identifikasi.pdf diakses pada 1 april 2013