Hakikat Simbol Dalam Diri dan Jiwa

36
SOSIOLOGI KOMUNIKASI “Hakikat Simbol Dalam Diri Dan Jiwa” Kelompok 11: 1. Bayu Seto Pamekas F1C011018 2. Safitri Sani Nisrina F1C012011 3. Dian Titi Widiarsih F1C012012 4. Chodijah F1C012016 5. Alexander Agus F1C012023 6. Suciarti Mumtingah F1C012065 7. Candra Darmawan F1C012070 8. Galuh Prima Prakarsa F1C012072

description

Komunikasi simbolik, yaitu kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah dengan berbagai alasan bertujuan agar masyarakat dapat menyesuaikan, bertanya, menolak, atau megubah kea rah yang diharapkan. Masyarakat membentuk individu, dan sebaliknya individu juga membentuk masyarakat. Saling ketergantungan merupakan simbol kehidupan.

Transcript of Hakikat Simbol Dalam Diri dan Jiwa

SOSIOLOGI KOMUNIKASIHakikat Simbol Dalam Diri Dan Jiwa

Kelompok 11:1. Bayu Seto PamekasF1C0110182. Safitri Sani Nisrina F1C0120113. Dian Titi Widiarsih F1C0120124. ChodijahF1C0120165. Alexander Agus F1C0120236. Suciarti MumtingahF1C0120657. Candra DarmawanF1C0120708. Galuh Prima Prakarsa F1C012072

Safitri Sani Nisrina F1C012011 ChodijahF1C012016

Dian Titi WF1C012012 Suciarti M.F1C012065

Galuh Prima F1C012072Alexander AgusF1C012023

Candra DarmawanF1C012070 Bayu Seto P.F1C011018Daftar Isia. Konsep Simbol.4b. Makna Simbol..41. Simbol dan kehidupan manusia52. Simbol dan individu...5c. Konsep Diri......91. Pribadi sebagai sosial.....92. Tingkat pertumbuhan pribadi....103. Mengkomunikasikan Jati Diri Sosial.13d. Pentingnya Diri......................................................................................151. Analisis situasi.................................................................................152. Pengarahan dan Pengontrolan Diri....................................................16e. Penilaian Diri.........................................................................................17f. Kepribadian dan Identitas......................................................................18g. Human Mind (Akal Sehat Manusia)......................................................191. Mind, Simbol, dan Self....................................................................192. Aktivitas Mind Mununjukan Diri.....................................................203. Pandangan Tentang Mind................................................................21Kesimpulan.22

Hakikat Simbol Dalam Diri Dan Jiwaa. Konsep SimbolKomunikasi simbolik, yaitu kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah dengan berbagai alasan bertujuan agar masyarakat dapat menyesuaikan, bertanya, menolak, atau megubah kea rah yang diharapkan. Masyarakat membentuk individu, dan sebaliknya individu juga membentuk masyarakat. Saling ketergantungan merupakan simbol kehidupan.Symbol adalah kelas dari objek sosial. Seperti halnya objek sosial, symbol merupakan kegunaan dan juga sebuah definisi sesuai dengan kegunaannya. Symbol berguna utuk menggambarkan sesuatu. Misalnya, kilat berarti kemurkaan tuhan. Kata kemurkaan tentu saja merupakan symbol. Symbol menggambarkan sesuatu yang berguna untuk melakukan komunikasi. Melalui symbol, kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dan menafsirkan arti-arti lainnya. b. Makna SimbolSeseorang menggunakan lambang atau symbol untuk memberikan pengertian kepada orang lain. Karena itu, symbol bukan sesuatu yang sangat individual. Symbol justru sangat alami, sosial, dan memiliki banyak arti. Sesungguhnya kata adalah lambang. Kata-kata merupakan ungkapan yang biasa digunakan oleh seseorang untuk mengatakan benda-benda, perasaan, ide-ide, dan nilai-nilai. Ia digunakan untuk berkomunikaasi. Tindakan sering merupakan sebuah symbol. Tindakan tidak merupakan symbol apabila tidak memiliki maksud/tujuan atau tidak memiliki art bagi orang lain.Bahasa merupakan salah satu jenis symbol. Hartzler mendefinisikan bahasa sebagai bentuk budaya dan sistem pembentuk sosial daam sistem standarisasi, serta penerapan symbol yang mempunyai pengertian istimewa. Pengertian itu yang menentukan perubahan yang umumnya digunakan untuk tujuan ekspresi. Ekspresi inilah yang memiliki arti sosial dan komunikasi dalam kehidupan masyarakat.Symbol sering diartikan sama dengan tanda. Tanda dapat ditanggapi oleh fisik seseorang dalam mengendalikan tanggapan. Tanda harus dirahasiakan, sedangkan penerima tanda tidak mempunyai pilihan respons terhadap objek atau cara tanpa hambatan.sering tanda yang ada di dalam menjadi lebih mendalam dan sangat berarti. Begitu juga symbol. Seluruh binatang memberikan respons yang sebagian besar melalui isyarat dan rangsangan. Binatang sering meggunakan symbol sebagai penjelas. Dalam sejarah kehidupan manusia, muncullah beberapa symbol yang secara tidak lengkap, mebat hal itu sukar untuk digeneralisasikan dan dikelompokkan. Pada awalnya, melalui tahap-tahap symbol lain, kemudian melalui ekspresif-simbolis yang berurutan secara intensif dan berkelanjutan. Dunia manusia adalah dunia simbolis. Kita melihat, berpikir, mendengar, bergabung, dan beraksi meggunakan symbol-simbol. Symbol merupakan hal yang sangat kritis bagi manusia karena symbol merupakan realitas kehidupan manusia. symbol membuat kehidupan kelompok yang kompleks menjadi mungkin. Demikian juga kehidupan individu.1. Simbol dan Kehidupan Sosial ManusiaMelalui symbol, individu tersosialisasi, berperan dalam kebudayaan, dan mengerti hukum-hukum ketika ia brhubungan satu sama lain. Menurut Recall Shibutanis dalam Refrence Groups as Perpectives, melalui komunikasi simbolis mauia berperan dalam kebudayaannya, dunia sosial (kelompok masyarakat) dapat melanjutkan kehidupannya. Mereka berusaha untuk mengerti satu sama lain. Hampir semua symbol yang penting bagi kehidupan manusia terjadi secara naluri. Kita menyusun hukum-hukum (simbolis) untuk diguakan dalam menjalankan kehidupan. Hasilnya, fakta-fakta atau pembicaraan kata-kata. Chodijah (F1C012016)

2. Simbol dan IndividuSimbol, khususnya bahasa,mengubah kehidupan manusia yang semula lemah, canggung, bodoh, dan sederhana jadi sesuatu yang kompleks, fleksibel, dan cerdas yang menjadikan kekhasan di alam ini. Berikut ini adalah bagan tentang peran simbol dalam interaksi menurut Charon(1979:56) :

Interaksi

Peran simbol - simbol

Interaksi kehidupan masyarakat (group)Individu (person)

Penanaman, memorisasi, kategorisasi. Ketika menyebutkan nama sesuatu, sesungguhnya, kita sudah mengidentifikasi,menandai, koma dan mengenalnya. Lalu, kita dapat menyimpannya untuk aplikasi selanjutnya. Kita dapat menandai objek sejenis untuk kemudian memanggilnya dengan nama tersebut.Menurut Hertzler, Bahasa kata berfungsi sebagai pengulang kenyataan dan tidak hanya sebagai fasilitas analisis yang tepat, tetapi juga menolong dalam perbandingan data bagian yang satu dengan data bagian lainnya. Bahasa merupakan alat individu untuk menyampaikan pesan dan pengalaman. Bahasa digunakan untuk membedakan dan menggeneralisasikan sesuatu yang khas di lingkungan tertentu. Dunia, secara tertulis, dibagi-bagi atas bahasa yang digunakan.Terkait dengan persepsi, bahasa sangat menolong kita untuk mengungkapkan pengalaman perasaan. Bahasa menerangkan perspektif seorang individu dan menerapkannya pada individu itu. Fungsi alternatifnya (pemberitahu) kebagian lain yang ada dilingkungannya. Ketika bahasa untuk pertama kali dibentuk, ia mempunyai organisasi tersendiri seperti halnya matematika. Pengalaman yang mungkin terjadi dengan memakai batas-batas formal yang diterima. Sebaliknya, persepsi dibatasi oleh setiap bahasa sehingga manusia hanya dapat meletakkan apa yang diamatinya ke dalam kategori linguistik tertentu (Shibutani, 1961: 122). Berikut ini adalah bagan mengenai fungsi simbol sebagai suatu siklus interaksi :

Kenyataan AbstrakMelebihi Milik Sendiri

Arahan Diri SendiriRuang dan WaktuKreativitas

Berpikir, menurut Hertzler, dapat dipandang sebagai simbol interaksi dengan diri sendiri. Berpikir adalah berbicara kepada diri sendiri. Ia merupakan aktivitas yang tetap dan sebuah proses. Hampir pada setiap momentum, individu selalu berpikir dan menggunakan isi perasaannya. Di dalam al-quran, ajakan untuk merenung atau memikirkan sesuatu sangat banyak. Itulah sebabnya, kita akan dengan mudah menemui ungkapan-ungkapan : afalaa taqiluun, mengapa kalian tidak berakal; afalaa tafakkarun, mengapa kalian bertafakur; dan masih banyak lagi ungkapan yang menunjukkan ajakan untuk menggunakan pikiran. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak digunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah; dan mereka memiliki mata, tetapi tidak digunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah; dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak digunaknnya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi (Q.S Al-Araf 179).Menurut Blummer, manusia secara tetap bisa beraksi sendiri. Dengan orang lain. Kita bisa menjalin bentuk interaksi simbolis. Kita berkomunikasi dan memberikan pengertian. Karena sifatnya yang alami, simbol dapat dimengerti oleh siapapun yang menggunakannya sehingga terjadilah komunikasi yang simultan di seluruh lapisan sosial.Pertimbangan dan problem solving. Pertimbangan adalah sejenis pemikiran. Pertimbangan dilakukan secara sengaja dan sadar dalam berkomunikasi secara pribadi. Pertimbangan merupakan perbuatan untuk memikirkan penggambaran sesuatu secara terus-menerus. Ini sering terjadi ketika seseorang menghadapi masalah yang mendorongnya melakukakn analisis sebelum bertindak.Problem solving adalah proses yang terus berkembang dan dinamis. Karena itu, pada saat mengerjakan suatu aksi, kita dapat menganalisis aksi berikutnya. Jadi pertimbangan merupakan sesuatu yang integral dengan tindakan manusia yang sepenuhnya bergantung pada upaya memanipulasi simbol-simbolnya.Hertzler menetapkan bahwa bahasa memungkinkan manusia untuk mengatasi keterbatasan persepsi waktu dan ruang. Kenyataannya, mental manusia mampu memecahkan rintangan ruang dan waktu. Karena itu manusia dapat memahami secara serentak peristiwa masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Bahasa membuat individu dapat memahami dunia yang belum pernah dilihatnya. Bahasa juga digunakan untuk melihat masa yang akan datamng sebelum sesuatu terjadi.Individu dibatasi situasi sosialnya dengan ingatan masa lalu dan pencarian pada masa yang akan datang baik yang berdekatan maupun yang berjauhan. Bahasa membuat infividu bisa menstimulus lingkungannya dengan segera. Bahasa juga dapat menambahkan factor-fakor yang dapat mempengaruhi tindakannya, baik secara terbatas maupun tidak.Melebihi miliki sendiri. Simbol tidak hanya memberikan kesempatan individu untuk meninggalkan dengan segera, tetapi juga memperkenankan individu untuk meninggalkan fisik mereka untuk mencapai hal diluar dirinya, dan membayangkan dunia dari sudut pandang yang lain. Interaksi simbol itu mengajak kita untuk memahami orang lain, memanipulasi, bersimpatim dan mencintai mereka. Interaksi simbol juga menggiring manusia menjadi makhluk yang mengerti ide satu sama lain. Melalui bahasa kita menjadi orang yang menerti tentang persepsi, pandangan, perasaan dan tingkah lakunya. Persepsi, pandangan, perasaan dan tingkah laku yang bergantung pada simbol merupakan pusat kehidupan sosial manusia di alam semesta raya ini.Safitri Sani Nisrina (F1C012011)

Kenyataan abstrak. Bahasa juga menjadikan manusia dapat mengkhayal dan melihat realitas yang melebihi konkretnya. Melalui bahasa, kita dapat mengembangkan suatu objek, seperti Tuhan, cinta, kebebasan, kebenaran, baik dan buruk, dan sekumpulan objek yang tak tampak lainnya.Menurut Hetzler, dengan pemahamannya manusia dapat mengembangkan dan hidup dalam dunia abstrak berdasarkan pengalaman intelektual dunia etika, estetika, nilai, teknologi, spiritual, dan pertimbangan sumber natural. Kata-kata bisa memuat arti abstraksi, seperti kata elektrik, kehematan, waktu, ruang, pertimbangan, dan cita-cita yang tak mungkin dinyatakan oleh gambar virtual.Karena manusia adalah pemakai simbol dan dapat menciptakan dunia abstrak, manusia dapat mengkhayal tujuan, cita-cita, moral dan nilai-nilai yang penting sebagai faktor motivasi dalam tingkah laku manusia. Interaksi simbol menekankan pentingnya penciptaan bahasa secara kreatif. Ini bisa dicapai melalui pikiran dengan simbol-simbol yang membuat setiap individu dapat menciptakan dunianya (bidangnya) melebihi fisik, menghubungkan interpretasi seseorang secara nyata dan menganggapi keunikan realitas. Karena kunci bahasa yang ada tidak sebanyak simbol, menjadikan penandaan, pemanipulasian oleh orang yang aktif, dan pendefinisian situasi sosial yang dihadapi menjadi sangat penting.Setiap kalimat adalah tindakan kreatif. Untuk memanipulasi kata,kita perlu belajar dari interksi sosial. Bahasa memperbolehkan manusia untuk melatih diri sendiri. Jadi, berkomunikasi dengan diri sendiri adalah bentuk pemberian perintah, seperti kerjasama.c. Konsep Diri (Self)Bernard Metzler (1972:11) berpendapat bahwa semua yang datang kepada masyarakat terjadi melalui interaksi.1. Pribadi sebagai sosialPribadi seseorang menunjukkan sosialisasinya. Individu menjadi objek yang berbeda-beda karena dalam berinteraksi dengan pihak lain, mereka turut pula menentukan kepribadian orang lain. Pada mulanya, individu tak sanggup membuat catatan antara diri dan kehidupannya (McCall dan Simmons, 1966:207). George Herbert Mead menanggapi masalah kepribadian sosial yang ada dalam pikiran pribadi masyarakat (1934:138-140). Individu keluar dari kepribadiannya melalui suatu eksperimen dengan cara menjadi objek untuk dirinya sendiri. Menurut Mead, melalui proses sosial, individu bisa mempengaruhi pengalaman dirinya secara langsung atau tidak langsung.Pribadi adalah objek sosial. Dalam arti, ia asli berasal dari sebuah objek yang ikut serta dan kemudian diikuti yang lainnya melauli interaksi. Perkembangan kepribadian terjadi dalam interaksi dan media lainnya, seperti kebanyakan objek sosial yang dibentuk melalui interaksi. Kepribadian benar-benar merupakan suatu proses pengembangan diri. Berger (1963:106) menyebutkan gambaran pribadi ini perasaan yang radikal dalam pribadi mudah luluh dalam berbagai situasi. Manusia tidak sekedar makhluk sosial, tetapi juga makhluk yang bertanggungjawab untuk membuka atau memperluas pengalaman hidupnya.Apa yang dilihat dalam diri seseorang merupakan hasil interaksi dengan orang lain. Kenyataannya, apa yang dilihat dalam diri sebagai objek merupakan hasil dan interaksi. Jadi, sesungguhnya, setiap diri menjadi pribadi sebagai sosial. Styler mendeskripsikan pribadi dengan kata objektivitas. Sosialisasi membuat kemungkinan bahwa individu, dalam kenyataannya, dapat keluar dari pribadinya dan dapat melihat dirinya secara objektif, seperti melihat objek lain secara menyeluruh dalam interaksi. Mead membuat kesimpulan yang amat penting dalam hal kemampuan seseorang untuk keluar dari pribadinya seniri untuk mengambil perspektif, yang dapat dilihat dalam gambaran perubahan pribadinya sejak kanak-kanak melalui aturan lainnya.2. Tingkat Pertumbuhan Pribadi Pengertian utama dari alam pribadi-sosial dapat dipahami melalui 4 (empat) tahap. Tahap utama digambarkan melalui cara kerja yang digagas oleh George Herbert Mead, sedangkan yang terakhir digambarkan oleh Shibutani.Mead menguraikan bahwa tahap pertama sebagai perbedaan antara sesuatu yang menjadi imitasi dan yang asli dari objek sosial melalui pribadi untuk memiliki kalimat berarti. Semula hanya meniru tetapi sebuah tindakan seseorang mulai ke arah pengertian untuk dapat saling mempengaruhi dengan yang lainnya.Galuh Prima Prakarsa (F1C012072)Mead menunjukkan bahwa hal yang terpenting dari kepribadian itu membawa kepada individu untuk mempengaruhi seseorang yang mungkin dihormati. Dengan siapa ia bisa mengenal sesuatu. Hal terpenting lainnya adalah perbuatan teladan. Siapa yang memberikan contoh (teladan), ia sendiri pula yang akan melakukan hal itu. Tegasnya, siapapun yang dianggap lebih berarti ia akan menjadi sesuatu yang sangat penting.Pandangan mereka terhadap tujuan sosial juga sangat penting. Bagi kami, masukan dan terutama pandangan terhadap diri sendiri menjadi tujuan atau sasaran sosial. Kata sasaran sosial yang dimaksud adalah mengakui bahwa tak seorangpun yang memiliki pengaruh sama atau suasana yang rukun. Karena itu, supaya perilaku mengalami kemajuan, seseorang harus memberikan sesuatu yang bernilai atau memberikan prioritas kepada suasana yang lainnya yang lebih dipercayai. Ia harus menempati tingkat kepentingan yang tertinggi. Bagi seorang anak, hal ini merupakan rangkaian kesatuan (Sytker 1959:115).Hal lain yang lebih berarti adalah tanggungjawab kepada sesuatu hal yang timbul pada dirinya. Seorang anak menjadi dirinya sendiri sebagai target utama karena ia melihat sesuatu yang lain tanpa kesadaran bahwa ada hal lain yang lebih berarti. Alasan Mead menyebut tingkat kedua ini sebagai tahap permainan karena seorang anak akan menanggung keadaan sebenarnya dari sesuatu yang sangat penting. Pada tahap ini, seorang anak tidak mampu melihat dirinya sendiri dari keadaan setiap orang secara serentak. Ia merupakan tujuan sosial, dan setiap tabiat berasal dari diri sendiri. Tahap permainan berhubungan erat dengan kenyataan bahwa peraturan peraturan kelompok tidak perlu ada karena anak memerlukan pengawasan pada saat tertentu.Tahap permainan merupakan sesuatu hal yang sangat individual. Ia sangat mempengaruhi peraturan peraturan dalam kehidupan perorangan. Masa bermain, menurut Mead adalah waktu ketika seorang anak memakai peranan anak anak lainnya seperti ayah, ibu, seseorang yang penting, guru dan siapapun yang berperan di dunia ini seolah olah ia menjadi individu yang diperankannya. Ketika ia memerankan peranan itu, seorang anak berperilaku terhadap objek objek di dunia ini sesuai dengan perilakunya. Perannya menyangkut kelakuan terhadap dirinya. Tingkatan ini merupakan permulaan dari posisi dirinya sebagai objek sosial.Tingkatan ketiga adalah tingkatan bermain. Permainan menggambarkan sebuah organisasi dan kebutuhan untuk menerima harapan yang lain secara serentak. Kerja sama dan kehidupan kelompok membutuhkan pengenalan posisi (kedudukan) orang lan ketika berhubungan dengan kelompok lain, tidak hanya perseorangan. Kerja sama ini menuntut kebudayaan dan harapan kelompok.Menurut Mead, orang dewasa adalah seseorang yang mampu menyatukan sesuatu yang lain menjadi satu kesatuan yang lain. Diri menjadi diri sendiri yang tidak dapat dibagi bagi. Kalaupun ia bisa berubah untuk saling mempengaruhi, tetapi ia tidak berubah secara radikal. Seorang anak akan mengumpulkan orang lain dalam dunianya utnuk menjadi satu kesatuan yang biasa disebut dengan masyarakat. Diri sendiri dan masyarakat sama sama akan menghabiskan waktu sehingga ia menjadi diri yang lain.Diri sendiri menjadi sebuah objek yang tidak hanya ditandai oleh tahapan individual, tetapi juga oleh tahapan permainan. Karena bermain mendahului permainan itu sendiri, sebuah permainan mengharuskan adanya prosedur peraturan tersendiri. Seorang anak tidak hanya memerankan anak lain seperti halnya dalam permainan, tetapi ia harus menerima berbagai peran dari peserta lain dalam permainan dan mengatur perilakunya.Perkembangan lainnya yang telah memasyarakat dan bersifat internasional akan mudah dikenal oleh individu adalah peraturan masyarakat yang harapan harapannya menjadi milik anak, termasuk definisi masyarakat yang semula diri sendiri berubah menjadi individu. Dalam pengertian sosialisasi dapat disebutkan bahwa seseorang pernah berada di luar individu, dan kemudian berubah menjadi bagian terdalamnya. Dalam hal ini, Meltzer menekankan pentingnya pemahaman terhadap keberadaan sesuatu order yang umum. Setelah mencapai titik generalisasi, seseorang dapat menegaskan pada dirinya dengan cara yang berorganisasi. Ia disebut taat asas (konsisten) jika ia dapat melihat dirinya dari titik pandang yang konsisten. Gambaran masalah ini adalah seperti ungkapan Inggris berpakaian untuk acara makan malam di belantara Afrika. Jadi, melalui generalisasi orang lain, seseorang bisa dibebaskan dari tekanan tekanan ketakutan atas situasi berikutnya. Ia bisa berbuat dengan sejumla kedisiplinan tertentu pada variabel situasi karena ia akan berubah melalui seperangkat harapan dan batasan yang telah dipahaminya. Shibutani (1995) menekankan perkembangan diri sendiri dengan mengatakan bahwa seseorang dapat merasakan karakteristik terbesar dalam industri kita. Karakteristik ini biasa disebut dengan masyarakat sosial. Seorang yang telah mempunyai banyak kelompok referensi (orang lain atau masyarakat yang mempengaruhinya), ia membagi perspektif (termasuk perspektif jati diri) menjadi beberapa bagian. Ia tidak mempunyai kesatuan yang tergambar dalam konsepe orang lain yang dgeneralisasikan. Ia dikelompokkan kepada perkembangannya bahwa kelompok acuan individu disegmentasikan yang pola pikir ini sangat konsisten dengan definisi tatanan sosial. Objek sosial ditentukan oleh interaksi dan proses perubahan interaksi sebagai manusia. Karena itu, kita berinteraksi dengan proses perubahan dalam interaksi dengan manusia yang didefinisikan satu arah dengan keluarga, orang sosial lainnya, lelaki dan perempuan.

Tingkat PerbedaanWilliam James menunjukkannya dengan sangat indah tentang tingkat perubahan pribadi dalam konteks sosiologi yaitu sebagai berikut :

Tingkat Persiapan

Tingkat Permainan

Seseorang yang mempunyai jati diri sebenarnya sama dengan individu yang mengakui keberadaannya dalam berinteraksi melalui salah satu cerita. Pada prakteknya, dapat dinyatakan bahwa ia mempunyai banyak menandirian sosial yang beragam karena ada kelompok kelompok orang yang berbeda yang bergantung pada pendapat yang menjadi perhatiannya. Secara umum, ia menunjukkan diri kepada masyarakat masing masing kelompok yang berbeda ini sebagai individu yang berbeda.3. Mengkomunikasikan Jati Diri SosialRalph Turner (1958:94) memberikan pandangan yang sangat menarik tentang jati diri, beliau membedakan jati diri yang menentukan dunia berbagai sosial dan konsepsi diri agar tetap bertahan. Turner menunjukkan bahwa keakuan yang nyata dan kemampuan bertahan merupakan citra diri, sekaligus konsepsi dir. Berikut ini terdapat bagan yang menjelaskan individu dalam arah interaksi :

Jati DiriKonsep DiriPemahaman SosialKeakuanArah Interaksi

Konsep diri seseorang akan berubah lebih lambat karena adanya hambatan terhdap proses penyesuaian diru. Ia jatuh pada kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh individu. Sementara itu, konsepsi diri diuji dan didukung di dalam berbagai situasi dan interaksi. Konsep diri seseorang merupakan salah satu unsur kunci dalam upaya memahami objek sosial. Ia merupakan produk interaksi, sekaligus menjadi penentu bagi arah interaksi yang dibangun (Turner, 1968:199). Boleh jadi, cara yang terbentuk untuk mengonsepsi sosial adalah konsep diri yang konsisten dengan bentuk lainnya yang umum dan serangkaian kesan diri yang masing masing merupakan bagian dari dunia sosial. Bagian bagian itu pun membawa atau mengubah konsepsi diri.Pada tingkatan ini, saat individu mencapai tingkat acuan seperti pendapat jati diri sosial yang konsisten dan berhubungan dengan kelainan yang digeneralisasikan, tetapi juga penggandaan dari diri sosial yang masing masing berhubungan pada salah satu di dunia sosial individu. Individu, sebagai seorang dewasa akan menentukan diri sebagai objek sosial di tingkat manapun dalam hubungan dengan miliknya. Pada intinya, tingkatan ini mencakup pada dua unsur yaitu :1. Kelainan yang berarti hidup atau mati, khayal atau nyata, masa lalu atau masa kini, secara fisik atau abstrak.2. Kelompok acuan, hidup atau mati, dari masa lalu atau masa kini dan dapat dihasilkan secara fisik atau secara abstrak.Kemandirian bergantung pada kedua hal itu. Individu juga bergantung pada lingkungan sosial. Kemandirian sosial digeneralisasikan dari semua perspektif dan serangkaian dunia sosial yang penting dari tiruan yang berbeda. Misal, sifat sosial dari diri individu dan kelompoknya. Contohnya Presiden Indonesia, Pak SBY yang digambarkan dengan berbagai individu dan kelompok. Tegasnya, perspektif siapapun yang diasumsikan dalam definisi yang akrab dengannya.Dian Titi Widiarsih (F1C012012)d. Pentingnya DiriKomunikasi adalah salah satu fungsi utama dari diri untuk melayani objek interaksi simbolis. Ketika individu berkomunikasi dengan dirinya, ia menjadi subjek sekaligus objek dalam komunikasi itu. Karena manusia sanggup berfikir, menunjukkan bahwa manusia bisa menerima, menerjemahkan situasi, dan berkomunikasi dengan manusia lain. Pemilihan diri belum tentu menyimpulkan bahwa manusia memiliki mekanisme interaksi diri dengan dunia luas agar dapat diterima.Berkaitan dengan mekanisme yang digunakan dalam membentuk dan mengendalikan perilaku (1966: 535), Mead menggarisbawahi bahwa masalah ini terkait dengan kognitif. Ia berada dalam percakapan internal dari isyarat-isyarat yang mengungkapkan pola berpikir atau istilah yang merumuskan pikiran dan refleksi (1934:173). Berpikir adalah berbicara terhadap diri sendiri, mengikhtisarkan, merefleksikan, dan menyelenggarakan pembicaraan seseorang dengan orang lain.Komunikasi efektif dengan orang lain dapat terjadi dalam arti yang lebih luas (lebih dari satu makna). Orang yang mengkomunikasikan pengertian kepada orang lain, sedangkan orang yang diajak berkomuunikasi itu menerima, menurut pandangan Mead hanyalah manusia yang dapat menyadari dirinya. Ia juga memahami tujuan yang jelas untuk mewakili dirinya yang ingin disampaikan kepada orang lain.1. Analisis situasiIndividu harus menganalisis setiap situasi agar mengetahui untuk apa dan dalam rangka apa perbuatan itu dilakukan. Seorang individu harus terus berusaha untuk menganalisis setiap situasi dan hubungannya dengan dirinya. Inilah dasar perbandingan untuk dapat memahami individu lain dan pengaruh penafsiran individu lain kepada kita. Kita akan memperlakukan individu lain berdasarkan cara kita membayangkan tingkah laku individu itu yang mungkin mempengaruhi kita. Kesendirian menjadi dasar perseorangan dalam membuat pemikiran dan perbuatan terhadap banyak objek lainnya dalam segala situasi (Hickman dan Kuhn, 1956: 43).Kesendirian membuka peluang kepada kita untuk memeriksa situasi tertentu dan caranya mempengaruhi kita. Kesendirian juga mengajak seseorang untuk menentukan jenis perilaku yang boleh diambil secara imajinatif, mengetes untuk mengajukan aksi pertama dan pengaruhnya atas diri yang objeknya diketahui sebagai sesuatu yang terbaik. Ketika terlibat dalam percakapan, sebenarnya kita terlibat aktif dalam sebuah interaksi antara kesendirian yang berusaha menaksir penilaian orang lain terhadap kita dan cara kita bertingkah laku ktika berhubungan dengan orang lain.2. Pengarahan dan Pengontrolan DiriDiri dalam arti ini adalah objek yang diarahkan, diawasi, dan dipengaruhi. Objek-objek luar diri dimanipulasi oleh kita dan juga digerakkan oleh milik kita sendiri. Individu memiliki kesendirian merupakan sesuatu yang penting. Karena individu berkempuan untuk memerintah, mengontrol, dan mengatur sendiri, berarti diri itu berkemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol dirinya.Individu dalam pengertian ini tidak secara pasti menjawab perintah-perintah, tetapi ia mampu menahan aksi, mempertimbangkan kehendaknya yang ragu-ragu. Ia juga bertindak secara agresif. Upaya untuk mengubah cara perbuatan dalam rangka mengatur seseorang merupakan upaya membujuk seseorang dan memberikan perintah kepadanya, mengontrol diri, dan mengarahkan dirinya. Jadi, keindividuan, kebebasan, ketidakpatuhan, dan kerjasama bergantung pada pengarahan dan pengontrolan diri.Kita mengarahkan tindakan diri sesuai dengan perspektif yang diambil dalam situasi yang dihadapi, termasuk siapa saja yang terlibat dalam dan di luar situasi ini. Kita tidak bebas unuk mengatur dan mengontrol diri dalam pengertian yang komplit karena kita rela dibimbing oleh perspektif orang lain. Bimbingan ini digunakan untuk menentukan tindakan yang benar, cocok, dan rasional yang sangat bergantung pada perspektif penting individu lainnya, serta menyamaratakan orang lain dan referensi kelompok.Mead menjelaskan bahwa diri dan masyarakat merupakan dua sisi dari poin yang sama. Ia menunjukkan perspektif masyarakat menjadi perspektif individu. Karena itu generalisasi dan penyamarataan terhadap individu lain menjadi standar individu yang digunakan untuk mengontrol perbuatannya. Seorang individu, secara umum menggunakan perspektif bukan untuk menentukan jawaban, tetapi untuk berbicara dengan dirinya, mencari bimbingan dan pengaturan diri.Kualitas diri berhubungan erat dengan kemampuan manusia untuk memecahkan masalah-masalahnya. Kita dapat berhubungan dengan masalah yang dihadapi melalui pengaturan dan pengulangan diri. Kita bekerja sesuai dengan nilai-nilai yang dipercayai (kebebasan, kecantikan, atau pengumpulan teman atau orang). Kita bekerja karena kita dapat mengatur tindakan melalui pengarahan diri. Individu dapat mengarahkan dirinya dalam situasi-situasi yang menjadi prasyarat bagi kebebasan dirinya.Seseorang yang tidak dapat membentuk objek yang perseptual tentang dirinya, tetaplah menjadi seorang makhluk yang bersuara hati. Ia tidak dapat mengecek diri secara efektif, tanpa dapat mengantisipasi apa yang ia lakukan. Dalam hal ini, tidak akan ada batasan seseorang untuk mengarahkan aktivitasnya, kecuali ia mempunyai beberapa pengertian tentang kemana saja ia pergi, dan hambatan apa saja yang dihadapinya.e. Penilaian DiriKebanyakan orng berpikir tentang penilaian atau citra diri mereka. Pencitraan diri ini merupakan salah satu bagian yang penting dari diri. Charles Cooley menekankan aspek diri ini dalam gambarannya tentang melihat diri melalui kaca. Dia menyatakan kita melihat watak, badan, dan pakaian di dalam cermin. Kita tertarik dengan apa yang ada di dalamnya bahwa itu semua milik kita. Kita merasa senang atau sebaliknya dengan itu semua sesuai dengan yang dilakukannya. Kita tidak menjawab atas apa yang seharusnya disukai darinya.Dalam khayalan kita merasa berada dalam pikiran orang lain, yakni pikiran tentang penampilan, sikap, tujuan perbuatan, karakter, dan teman-teman kita. Semua khayalan itu tampaknya mempunyai tiga elemen utama: imajinasi penampilan diri di hadapan orang lain, penilaian tentang penampilan, dan perasaan diri, seperti bangga atau malu (1970: 184).Suciarti Mumtingah (F1C012065)Manusia adalah mahluk sosial yang perspektifnya dibangun oleh komunikasi. Kriterianya adalah hadirnya kebudayaan standartnya, kemampuan untuk membedakan kelmpok referensi dan kelompok referensi lainnya.Dalam kenyataannya penilaian diri berhubungan dangan penilaian orang lain yang banyak berimplikasi dalam kehidupannyata.seperti hal lainnya, mengenai kita berkaitan dengan hasil dari penilaian orang lain yang akhirnya menjadi penilaian tentang diri melalui interaksi.f. Kepribadian dan IdentitasDiri seseorang adalah obyek sosial dengan siapa ia berkomunikasi, yaitu seseorang dianalisis, diarahkan, dan diadili. Manusia sebagai objek sosial disebut identitas, yang diklasifikasikan kedalam objek-objek sosial. Identitas adalah nama, sebutan bagi kita. Gregony Ston menjabarkan identitas sebagai lokasi sosial individu atau tempatnya yang didalamnya ada hubungan dengan orang lain, termasuk apa yang diperkenalkannya kepada orang lain. Peter Berger mengatakan bahwa identitas ialah kegunaan sosial. Karakter adalah apa yang kita lakukan dan perbuat. Perbuatan itulah yang menunjukan siapa kita (identitas). Identitas adalah tanda yang digunakan oleh orang lain. Dengan berinteraksi dengan orang lain maka akan belajar dari orang lain siapa diri kita, memperkenalkan kepada orang lain. Selain itu kita dapat mengidentifikasi diri kita sesuai keinginan kita.Haekman & kuhn menjabarkn pandangannya tentang diri pada Twenty Statements Test(TST), menurutnya tidak ada yang bersifat mistik tentang diri karena ia mengandung attitude individual terhadap benda.Richard Brooks menggunakan TST untuk mengukur salah satu variabel dalam studi tentang tingkatan kepada siapa, salah satu variabelnya yaitu institusi sosial dalam masyarakat. Brooks bermaksud untuk memisahkan ekstrimisme politik dslsm masyarakat.Candra Darmawan (F1C012070)

g. Human Mind (Akal Sehat Manusia)Para ahli mengakui bahwa pada kondisi lain diluar lingkungannya serta mempengaruhi keberadaan manusia, yakni mind, termasuk membatasi kebutuhan, minat, dan keinginan. Mind ialah yang memungkinkan mereka memiliki pilihan dalam berhubungan dengan orang lain.

Interkasi

Self

SimbolMind

1. Mind, Simbol, dan SelfMind adalah tindakan yang menggunakan symbol-simbol secara langsung. Symbol-simbol itu diarahkan kepada konsep self. Masyarakat yang member peluang terhadap pemakaian alat atau sarana untuk mewujudkan tindakan sebaiknya melalaui self dan symbol-simbol itu.Mind lebih tepat dipahami sebagai interaksi simbolis dengan self. Aktivitas simbolis dari organism langsung yang diarahkan kepada diri sendiri. Aktivitas komunikasi pun dilakukan melalui konsep self yangb memanipulasi symbol-simbol itu. Mead menjelaskan bahwa upaya memanipulasi symbol dilakukan, misalnya, melalui tahap pembicaraan yang biasa disebut kecakapan respon terhadap sesuatu. Interasksi dikatakan simbolis-aktif karena ada upaya manusia untuk memanipulasi symbol secara nyata yang terlihat pada diri sendiri.Misalnya kita berpikir tentang diri sendiri, kita member kesan tentang apa yang kita pikirkan, atau kita berbicara tentang diri sendiri. Menurut Blumer, kita bertindak dalam arahan mind karena mind merupakan tindakan nyata. Kata Trover, masyarakat berinterkasi social dengan memanfaatkan kerja otak atau mind yang sehat.Setiap interaksi terlihat cara orang memanipulasi dan menghubungkan self, mindm self, dan upaya memanipulasi symbol. Ini juga terjadi dalam proses komunikasi melalui munculnya aktivitas manusia dengan memanipulasi kata dan pikiran untuk menghasilkan sesuatu.2. Aktivitas Mind Mununjukan DiriSelain individu biasanya mengidentifikasikan diri, antara lain, melalui aktivitas berpikir yang diarahkan pada situasi tertentu. Aktivitas mind membuat kita berupaya menentukan pilihan dan mengambil keputusan untuk berbuat sesuatu sesuai dengan pilihan objeknya atau orangnya. Dengan kata lain, kita sebenarnya mentransformasikan dunia yang sedang dipikirkan yang berusaha menginterpretasikan objek dan memberinya makna tertentu untuk digunakan pada waktunya dalam tindakan kita.Kita tidak mengatakan sesuatu hanya pada diri sendiri karena selalu berada dalam konteks dengan sesame. Situasi social harus diartikan bahwa orang lain pun memberikan makna dan arti tertentu bagi tindakan kita karean mereka juga memberikan interpretasi. Jadi, kata-kata mereka, tindakan, maksud, dan dorongan menunjukan karakter mereka pada masa lalu. Mind dan self adalah aktivitas yang dimungkinkan terjadi karena adanya self.Dari sini, setiap orang berusaha membuat indikasi dari self-nya mengenai objek dalam lingkungan, termasuk orang lain atau objek nonmanusia. Di sisi lain, indikasi dari self itu dikaitkan dengan self, termasuk keputusan pribadi, analisis pribadi, arah dan control diri, serta identitas diri.Aktivitas mind sebenarnya, terjadi saat seseorang menghadapi masalah. Saat itu, semua ide muncul seolah-olah tidak disengaja, namun disadari. Kesadaran, menurut Mead, muncul ketika ada masalah yang secara tidak disengaja seseorang menyesuaikan diri dengan dunianya. Ia mencoba untuk keluar dari masalah yang dihadapinya. Sebenatnya setiap kegiatan mind berusaha untuk memecahkan masalah baik untuk self maupun orang lain. Hal ini juga dipakai dalam komunikasi dengan menggunakan symbol-simbol yang dilaksanakan dengan kesadaran diri.

3. Pandangan Tentang MindMind adalah aktivitas dalam proses yang difokuskan kepada sejumlah objek pada setiap waktu, antara lain, dalam bentuk aktivitas yang menunjang interkasi dengan sesame dan lingkungan. Mind juga usaha menggambarkan aktivitas yang tumbuh disekitar masalah dan hambatan terhadap tindakan. Jadi, mind juga melakukan pekerjaan atau aktivitas, meskipun hanya separuh waktu dan situasi tertentu, misalnya saat ada kesalapahaman.Kita adalah pengguna symbol, karena kita mempunyai self. Kita berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain, kita mempertukarkan sibol tersebut. Cara memahami sesuatu makna yang sam terjadi, antara lain: melalui apa yang disebut sebagai usaha mengambil dan bertukar peran dengan sesame.Alexander Agus S (F1C012023)

KESIMPULANA. SimbolSimbol adalah kelas dari objek social. Beberapa objek social berbentuk symbol, sebagianlagi tidak berbentuk symbol. Seperti halnya objek social, symbol merupakan kegunaan (usefull) dan juga sebuah definisi sesuai kegunaannya. Symbol berguna untuk menggambarkan sesuatu.Alangkah pentingnya makna symbol dalam komunikasi bagi seseorang dan bagi orang lain (Mead, 1934: 49). Seseorang menggunakan lambang atau symbol untuk memberikan pengertian kepada orang lain. Karena itu, symbol bukan sesuatu yang sangat individual. Symbol justru sangat alami, social, dan memiliki banyak arti.simbol mengartikan pelaku untuk melakukan purposively yang ditujukan artinya kepada orang lain.Simbol dapat berupa objek fisik, kegiatan manusia, atau kata-kata lain. Symbol juga dapat berupa pengertian konvensional dan sebuah ringkasan. Tanpa kata-kata (bahasa), symbol yang lain tidak akan pernah ada atau muncul dan eksis. Semua aksi simbolis dan semua objek yang dibuat simbolis ditetapkan dengan menggunakan kata-kata. Kata sebagai jenis symbol dalam kenyataannya merupakan jenis paling penting dalam membuat berbagai kemungkinan bagi yang lain.B. Diri (Self) 1. Konsepsi diriKunci individu untuk dapat memahami fenomena sosial yang ada, sekaligus juga menentukan arah interaksi yang tercipta dari konsepsi diri tersebut.dan sebaliknya pemahaman atas fenomena sosial juga dapat mengubah konspesi diri kitaDalam menciptakan atau mengubah konsep diri seorang individu mempunyai acuan dasar bagaimana ia akan bertingkah laku atau berinteraksi. Dari proses itulah kemudian individu mempunyai perspektif atau sudut pandangnya untuk kemudian individu itu mendifinisikan dirinya berdasarkan perspektifnya barulah tercipta konsep diri individu tersebut

2. Pentingnya Diri Komunikasi adalah salah satu fungsi utama dari diri untuk melayani obyek interaksi simbolis. Ketika individu berkomunikasi dengan dirinya, ia menjadi subyek sekaligus obyek. Karena manusia sanggup berpikir, menunjukkan bahwa manusia bisa menerima, menerjemahkan situasi, dan berkomunikasi dengan manusia lain.Berkaitan dengan mekanisme yang digunakan dalam membentuk dan mengendalikan perilaku (1966: 535), Mead menggarisbawahi bahwa berkomunikasi dengan diri sendiri terkait dengan kognitif. Ia berada dalam percakapan internal dari isyarat isyarat yang mengungkapkan pola berpikir (1934: 173). Berpikir adalah berbicara terhadap diri sendiri, merefleksikan, dan menyelenggarakan pembicaraan pembicaraan seseorang dengan orang lain.3. Penilaian DiriSetiap orang pasti berpikiran tentang siapa dirinya. Bagaimana penilaian atau citra diri mereka. Sebutan seperti seorang yang hemat, rajin, cantik, dan semacamnya termasuk juga dalam kategori citra diri. Diri sebagai objek adalah sesuatu yang dinilai,dievaluasi, disukai, atau dipilih. Charles Clooney menekankan aspek diri dan penilaiannya ibarat melihat diri melalui kaca. Kita melihat watak, badan, dan pakaian di dalam cermin. Cermin itu sendiri merupakan perumpamaan dari orang lain. Bagaimana orang lain memandang kita merupakan sesuatu yang kita percayai sebagai diri kita. Kita merasa di dalam pikiran orang lain. Semua khayalan itu mempunyai tiga elemen utama yakni imajinasi penampilan diri di hadapan orang lain, penilaian tentang penampilan, dan perasaan diri seperti bangga atau malu (1970: 84).C. Pikiran Manusia (Mind)Mind (pikiran) adalah tindakan atau kemampuan menggunakan simbol-simbol, baik secara verbal maupun non verbal dimana simbol-simbol ini memiliki makna yang sama. Simbol-simbol itu diarahkan kepada konsep self. Masyarakat memberi peluang terhadap pemakaian alat atau sarana untuk mewujudkan tindakan sebaiknya melalui self dan simbol-simbol itu. Jadi, tanpa rangsangan sosial dan interaksi dengan orang lain, orang tidak akan mampu mengadakan pembicaraan dalam dirinya sendiri.Mind lebih tepat dipahami sebagai interkasi simbolis dengan self. Aktivitas komunikasi pun dilakukan melalui konsep self yang memanipulasi simbol-simbol itu. Mead menjelaskan bahwa upaya pemanipulasian simbol dilakukan misalnya melalui tahap pembicaraan yang biasa disebut kecakapan respon terhadap sesuatu. Interaksi dikatakan simbolis-aktif karena ada upaya manusia untuk memanipulasi simbol secara nyata yang terlihat pada diri sendiri. Misalnya, kita berpikir tentang diri sendiri, kita memberi kesan tentang apa yang kita pikirkan, atau kita berbicara tentang diri sendiri.. Menurut Blumer, kita bertindak dalam arahan mind karena mind merupakan tindakan nyata. Setiap individu ditunjukkan atau diperkenalkan melalui dirinya. Kata Troyer, masyarakat berinteraksi sosial dengan manfaatkan kerja otak atau mind yang sehatBayu Seto (F1C011018)24