BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di...

28
12 BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS Dalam latar belakang telah digambarkan dengan singkat bahwa rambut adalah salah satu dari bagian tubuh manusia dan rambut memiliki fungsi sebagai pelindung kepala dari cuaca yang panas dan dingin, selain itu ada begitu banyak pemaknaan terhadap rambut, baik untuk pria maupun wanita. Masyarakat Timor pada umumnya telah terbentuk dengan pola pikir bahwa pria dan wanita dapat dibedakan berdasarkan potongan rambut mereka, untuk pria potongan rambutnya pendek sedangkan untuk wanita rambutnya dibiarkan panjang, sehingga akan menjadi sebuah anomali apabila masyarakat berperilaku berbeda dari kesepakatan sosial yang ada di Timor, yaitu laki-laki berambut panjang dan perempuan berambut pendek. Pola pikir masyarakat Timor terbentuk karena kontruksi sosial yang terjadi berkaitan dengan gambaran seorang laki-laki umumnya dilihat dengan potongan rambut yang pendek dan sebaliknya perempuan rambut dibiarkan panjang, selain suatu konstruksi sosial. Alkitab juga dijadikan sebagai patokan 1 Korintus 11:14-15. bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki- laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung”. Hal yang menarik berkaitan dengan rambut, bahwa salah satu suku di Indonesia yaitu Suku Boti Dalam, didiami oleh pria dan wanita pada umunya, namun yang unik dari keadaan mereka adalah semua pria berambut panjang dan rambut panjang mereka akan ditata dengan cara mengulung secara melingkar hingga

Transcript of BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di...

Page 1: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

12

BAB II

TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS

Dalam latar belakang telah digambarkan dengan singkat bahwa rambut

adalah salah satu dari bagian tubuh manusia dan rambut memiliki fungsi sebagai

pelindung kepala dari cuaca yang panas dan dingin, selain itu ada begitu banyak

pemaknaan terhadap rambut, baik untuk pria maupun wanita. Masyarakat Timor pada

umumnya telah terbentuk dengan pola pikir bahwa pria dan wanita dapat dibedakan

berdasarkan potongan rambut mereka, untuk pria potongan rambutnya pendek

sedangkan untuk wanita rambutnya dibiarkan panjang, sehingga akan menjadi sebuah

anomali apabila masyarakat berperilaku berbeda dari kesepakatan sosial yang ada di

Timor, yaitu laki-laki berambut panjang dan perempuan berambut pendek.

Pola pikir masyarakat Timor terbentuk karena kontruksi sosial yang terjadi

berkaitan dengan gambaran seorang laki-laki umumnya dilihat dengan potongan

rambut yang pendek dan sebaliknya perempuan rambut dibiarkan panjang, selain

suatu konstruksi sosial. Alkitab juga dijadikan sebagai patokan 1 Korintus 11:14-15.

“bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-

laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan,

jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi

penudung”.

Hal yang menarik berkaitan dengan rambut, bahwa salah satu suku di

Indonesia yaitu Suku Boti Dalam, didiami oleh pria dan wanita pada umunya, namun

yang unik dari keadaan mereka adalah semua pria berambut panjang dan rambut

panjang mereka akan ditata dengan cara mengulung secara melingkar hingga

Page 2: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

13

akhirnya membentuk konde, sehingga di kampung tersebut pria dan wanita sama-

sama berkonde. Konde yang dimiliki oleh Pria Boti Dalam merupakan sebuah simbol

yang ada dalam kebudayaan mereka bahkan bisa dikatakan bahwa konde itu

merupakan simbol identitas Suku Boti Dalam. Untuk mengetahui tentang simbol dan

identitas, penulis berupaya mengungkapkan mengenai simbol dan identitas dari

pandangan para ahli berdasarkan teori-teori mereka. Dalam Bab ini penulis

melakukan kajian atas dua teori yang berkaitan dengan konde pria Boti Dalam

sebagai simbol identitas, yaitu teori simbol dari F.W. Dillistone dan identitas sosial

Jan E. Stets, Peter J Burke serta Hendri Tajfel.

2.1 Simbol

2.1.1 Definisi Para Ahli mengenai Simbol

Berbicara mengenai simbol maka perlu untuk mengetahui perbedaan antara

simbol dan simbolisme, agar dalam pengunaannya tidak terjadi kekeliruan,

simbolisme adalah tata pemikiran atau paham yang menekankan atau mengikuti pola-

pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya

mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat isyarat,

dan tanda. Jadi simbolisme mencakup simbol, isyarat dan tanda.1

Dari zaman ke zaman Simbolisme tetap memiliki arti yang sangat penting

dalam kehidupan manusia, di mana manusia memakai simbol-simbol untuk

mengungkapkan dirinya. Seperti yang ditulis Dillistone dalam The Power of Symbol

berdasarkan kutipannya terhadap apa yang dikatakan Maclver:

1Budiono Herusatoto, “Simbolisme Dalam Budaya Jawa”. (Yogyakarta: PT Hanindita, 1984

Page 3: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

14

“kesatuan sebuah kelompok, seperti semua nilai budayanya, pasti diungkapkan

dengan memakai simbol… simbol sekaligus merupakan sebuah pusat perhatian yang

tertentu, sebuah sarana komunikasi, dan landasan pemahaman bersama… setiap

komunikasi, dengan bahasa atau sarana yang lain, mengunakan simbol-simbol.

Masyarakat hampir tidak mungkin ada tanpa simbol-simbol”2

Berdasarkan apa yang telah dikatakan oleh Dillistone, bahwa nilai-nilai

budaya diungkapkan dengan memakai simbol, maka perlu untuk melihat hubungan

simbol dan kebudayaan. Simbol adalah salah satu dari produksi budaya atau

sebaliknya simbol dapat memproduksikan sebuah kebudayaan karena simbol dan

kebudayaan adalah dua hal yang memiliki timbal balik. Pendapat serupa

dikemukakan oleh Budiono Herusatoto: kebudayaan sendiri terdiri dari gagasan-

gagasan, simbol-simbol dan nilai-nilai sebagai hasil karya dari perilaku manusia,

begitu eratnya kebudayaan manusia dengan simbol-simbol, sehingga manusia dapat

pula disebut makhluk bersimbol.3

Sebagai makhluk budaya manusia harus terus menerus menggali,

mengembangkan semua bakat yang ada padanya, bahkan menciptakan kemungkinan-

kemungkinan baru dalam kehidupannya: yang berupa atau terdiri dari gagasan-

gagasan, simbol-simbol dan nilai-nilai sebagai hasil karya dan perilaku manusia.

Karena itulah dapat dikatakan bahwa antara kebudayaan manusia dan simbol-simbol

memiliki hubungan yang erat sehingga manusia dapat dikatakan sebagai mahkluk

2 Maclver M.R, Society (Devizes, WILTS, United Kingdom: Macmillan, 1950), dikutip

F.W. Dillistone, The Power Of Symbol, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2002), 15. 3 Herusatoto, Simbolisme, 10.

Page 4: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

15

bersimbol. Jadi kebudayaan adalah dunia yang penuh dengan simbol. Manusia

berpikir, berperasaan, dan bersikap dengan ungkapan-ungkapan simbolis.4

Eratnya hubungan kebudayaan dengan simbolisme, terlihat dari tradisi atau

adat istiadat dan lebih kentalnya dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat

tradisonal. Misalkan, dalam upacara-upacara yang dilakukan baik dari seseorang

masih dalam kandungan sampai pada kematian, upacara tersebut merupakan warisan

yang diturunkan dari satu genersi ke generasi berikutnya yang di dalamnya penuh

dengan simbol. Segala bentuk dan jenis kegiatan simbolik dalam masyarakat

tradisional merupakan upaya pendekatan manusia kepada Tuhannya, yang

menciptakan, menurunkannya ke dunia, memelihara hidup dan menentukan

kematiannya. Dengan demikian, simbolisme dalam masyarakat tradisional disamping

membawa pesan kepada generasi-generasi berikutnya selalu dilaksanakan dalam

kaitannya dengan religi.5

Definisi etimologis, kata “simbol” berasal dari kata Yunani sumballeo,

sumballein atau sumballesthai yang berarti berunding, berdebat, merenungkan,

bertemu/ membantu (Sutanto, 2003:727), berwawancara, melemparkan menjadi satu,

menyusun atau menyatukan, menetapkan, menggabungkan, menyetujui,

membandingkan, menjelaskan, menafsir, mengapresiasi (Thayer, 1981: 595). Simbol

juga berarti penyatuan dua hal menjadi satu (Dibyasuharda, 1990: 11). Kata ini

berasal dari suatu kegiatan praktis pada masa lampau berupa sebuah cincin, koin, atau

lempengan tanah liat yang dibagi dua, untuk mengadakan perjanjian antara dua pihak.

4 Herusatoto, Simbolisme, 16.

5 Herusatoto, Simbolisme, 48-49.

Page 5: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

16

Yang separuh berarti pelengkap dari separuh yang lainnya; atau berarti keseluruhan

ketika separuh yang lain tidak ada. Kegiatan praktis dalam bentuk potongan suatu

bagian dengan maksud untuk perbandingan dan kecocokan pasangan adalah awal

keberadaan simbol. Potongan-potongan dari suatu unit yang dibagi, keduanya disebut

simbol (Savickas, 1.980: 2-3).6

Salah satu definisi yang termasyur dalam zaman Modern diberikan oleh

A.N. Whitehead dalam bukunya Symbolism,ia mengatakan: Pikiran manusia

berfungsi secara simbolis apabila beberapa komponen pengalamannya menggugah

kesadaran, kepercayaan, perasaan, dan gambaran mengenai komponen-komponen

lain pengalamannya. Perangkat komponen terdahulu adalah simbol dan perangkat

komponen yang kemudian adalah membentuk makna simbol. Keberfungsian organis

yang menyebabkan adanya peralihan dari simbol kepada makna itu akan disebut

referensi.7

Selain Whitehead, Erwin Goodenough mendefinisikan simbol sebagai

berikut: simbol adalah barang atau pola yang, apapun sebabnya, bekerja pada

manusia, dan berpengaruh pada manusia, melampaui pengakuan semata-mata tentang

apa yang disajikan secara harafiah dalam bentuk yang diberikan itu. Selanjutnya ia

mengatakan bahwa simbol memiliki maknanya sendiri atau nilainya sendiri dan

bersama dengan ini daya kekuatannya sendiri untuk mengerakan manusia, daya

6 Ivan Th. J Weismann, Simbolisme Menurut Mircea Eliade. Jaffray 2. No.1 (Juni 2004): 55,

diakses 10 April, 2017.http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/article/view/152 . 7 A.N. Whitehead, Symbolism (Cambridge University Press, 1928), 9.

Page 6: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

17

kekuatan simbol bersifat emotif yang merangsang orang untuk bertindak dipandang

sebagai ciri hakikinya.8

Definisi mengenai simbol juga dikemukakan oleh John A Saliba, dalam

“Homo Religiosus' in Mircea Eliade” seperti dikutip oleh J. Weismann ia mengatakan

bahwa: simbol adalah sarana atau pembawa buah pikiran atau makna. Simbol

mengandung suatu pengertian yang tidak mengandung informasi langsung, kepada

benda, objek, atau referensi, tetapi terhadap ideal-ideal, nilai-nilai dan paham-paham

abstrak. Simbolisme adalah suatu bentuk komunikasi yang ekspresif, mengandung

suatu pesan atau informasi yang tidak dapat dikatakan secara langsung (Saliba,

1976:83). Selain itu, simbol tidak dapat memberi arti langsung oleh karena menurut

John H. M. Beattie, simbol berimplikasi makna yang tidak berasal dari konteks

pengalaman, karena simbol merujuk pada realitas yang lain atau di luar konteks

pengalaman (Saliba, 1976: 83).9

Mircea Eliade juga berbicara mengenai simbol namun ia lebih berfokus pada

agama, ia mengatakan bahwa semua kegiatan manusia melibatkan simbolisme,

bahkan simbol adalah cara khusus untuk mengenal hal-hal religius. Simbol mampu

menampung informasi yang sulit bahkan yang tidak mungkin untuk diekspresikan.

Simbol adalah tanda-tanda realitas transenden, memberikan pandangan yang jelas

mengenai keberadaan yang sakral itu. Simbol disebut bentuk wahyu yang otonom.

Simbol memiliki keunikan karena memberikan pemahaman yang jelas mengenai

8 Erwin Goodenough, Jewish Symbols in the Graeco-Roman Period, jilid 4, (New York:

Pantheon Press, 1953), 28. 9 John A. Saliba, Homo Religiosus' in Mircea Eliade, (Netherlands: Leiden E.J.Brill, 1976),

54.

Page 7: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

18

yang sakral dan realitas kosmologis yang tidak ada manifestasi lain mampu

menyatakannya. Simbol memainkan peran penting dalam kehidupan religius manusia

dan membawa manusia kepada makna yang lebih dalam dari pengetahuan biasa atau

sehari-hari. Simbol adalah tindakan dari keseluruhan manusia. Simbol membicarakan

keseluruhan manusia dan bukan hanya terdapat dalam hal-hal intelegensinya. Simbol

terdapat dalam semua aspek hidup manusia dan dalam pemikiran Eliade ia lebih

mengkhusukannya pada hal-hal religius.10

Dari pemahaman para ahli ini, maka dapat disimpulkan bahwa simbol adalah

: kata, barang, atau objek atau hal-hal yang konkrit. Simbol juga adalah tanda-tanda

realitas, buah pikiran, yang mendatangkan transformasi universal yang ada dalam

realitas kehidupan manusia, yang memiliki makna. Ataupun dapat disimpulkan

dengan pemahaman Dillistone bahwa simbol adalah :

1. Sebuah kata atau barang atau objek atau tindakan atau peristiwa atau pola atau

pribadi atau hal yang konkrit;

2. Mewakili atau menggambarkan atau mengisyaratkan atau menandakan atau

menyelubungi atau menyampaikan atau menggungah atau mengungkapkan

atau mengingatkan atau merujuk kepada atau berdiri mengantikan atau

mencorakkan atau menunjukkan atau berhubungan dengan atau bersesuaian

dengan atau menerangi atau mengacu kepada atau mengambil bagian di atau

mengelar kembali atau berkaitan dengan;

10

Ivan Th. J Weismann, Simbolisme Menurut Mircea Eliade. Jaffray 2. No.1 (Juni 2004):

55, diakses 10 April, 2017.http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/article/view/152 .

Page 8: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

19

3. Sesuatu yang lebih besar atau transenden atau tertinggi atau terakhir: sebuah

makna, realitas, suatu cita-cita, nilai, prestasi, kepercayaan, masyarakat,

konsep, lembaga, dan suatu keadaan.11

Berdasarkan kesimpulan ini simbol adalah sesuatu yang hadir dan ada dalam

kehidupan manusia, bahkan dalam kehidupan manusia selalu berkaitan dengan

simbol dan simbol-simbol tersebut tercipta dari pengalaman manusia dan dengan

sendirinya makna itu dibangun berdasarkan pengalaman manusia, namun makna

tersebut jauh melebihi sekedar pengalaman manusia, di mana berkaitan dengan hal-

hal yang transenden.

2.1.2 Ciri dan Fungsi Simbol

Setelah membahas definisi perlu juga melihat ciri dan fungsi simbol dalam

kehidupan manusia. Bagaimana simbol memiliki andil besar dalam setiap apa yang

dilakukan oleh manusia. Menurut Paul Tillich ciri simbol adalah: simbol bersifat

figuratif. Simbol selalu menunjuk kepada sesuatu di luar dirinya sendiri, sesuatu yang

tingkatannya lebih tinggi. simbol bersifat dapat dicerap, baik sebagai bentuk objektif

maupun sebagai konsep imajinatif. Simbol memiliki daya kekuatan yang melekat.

Simbol mempunyai akar dalam masyarakat dan mendapat dukungan dari masyrakat.

Tillich juga membedakan antara tanda dan simbol. Menurutnya, tanda bersifat unifok,

arbitrer dan dapat diganti, karena tidak mempunyai hubungan intristik dengan sesuatu

yang ditujukannya itu, sedangkan sebuah simbol sungguh-sungguh mengambil

11

F.W. Dillistone, The Power Of Symbol, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2002), 20.

Page 9: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

20

bagian dalam realitas yang ditujukannya itu. Dan yang sampai tingkat tertentu

diwakilinya.12

Ketika Tillich membedakan antara simbol dan tanda, maka dalam bukunya

Budiono Herusatoto malah mengatakan bahwa simbol adalah tanda, dengan artian

bahwa di dalam simbol sendiri terdapat tanda bahkan simbol bisa berupa tanda

namum memilki makna yang jauh lebih dari sekedar makna tanda tersebut. Walaupun

pada dasarnya simbol dan tanda memiliki pengertiannya masing-masing namun dari

pengertian-pengertian itu mengambarkan bahwa di dalam simbol terdapat tanda.

Pendapat Herusatoto dapat dijelaskan dengan pemaparannya mengenai

isyarat dan tanda yang memiliki pengertian berbeda namun semuanya itu terdapat

dalam simbol. Menurutnya, isyarat adalah sesuatu hal atau keadaan yang yang

diberitahukan subjek kepada objek, isyarat tidak dapat ditangguhkan pemakaiannya ia

berlaku pada saat dikeluarkan atau dilakukan oleh subjek. Isyarat yang dapat

ditangguhkan atau disimpan pengunaannya akan berubah bentuknya menjadi tanda.

Sedangkan tanda sendiri menurut Herusatoto adalah sesuatu hal atau keadaan yang

menerangkan atau memberitahukan obyek kepada si subjek, tanda selalu menunjuk

kepada sesuatu yang nyata yaitu benda kejadian atau tindakan.13

Ketika berbicara isyarat, tanda dan kaitan kedua hal ini dengan simbol,

terdapat beberapa hal konkret yang menunjukan bahwa dalam pengertian kedua hal

tersebut berbeda dengan simbol namun di satu sisi, kedua hal tersebut ada di dalam

12

Dillistone, Power, 124,127. 13

Budiono Herusatoto, Simbolisme Dalam Budaya Jawa. (Yogyakarta: PT Hanindita,

1984), 11.

Page 10: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

21

simbol, misalnya: isyarat yang abstrak (kedipan mata atau siulan), tanda berbentuk

konkret sedangkan simbol dapat berbentuk konkret maupun abstrak. Simbol dapat

dikatakan sebagai sesuatu yang lebih kompleks, yang bisa dilihat dalam tindakan

yang tidak berwujud dan bisa dilihat dalam sesuatu yang berwujud salah satunya

berupa benda, dan lebih dari semua itu ada makna yang tidak terbatas. Simbol

memiliki makna yang luas yang mencakup semua aspek kehidupan manusia dan

memiliki makna yang memiliki kekuatan untuk mengerakan manusia yang memakai

dan memaknai simbol tersebut.

A.N Whitehead dalam “Symbolism” ia menguraikan tentang pengunaan

simbol dalam kehidupan manusia dan dalam urainya tersebut sebenarnya telah

terdapat apa fungsi dari simbol, dan ia mengatakan bahwa: Manusia harus berusaha

untuk menemukan simbol untuk mengekspresikan dirinya sendiri, memang ekspresi

adalah simbolisme.14

Berdasarkan pemikirannya ini maka dapat dikatakan bahwa melalui simbol

manusia dapat mengekspresikan dirinya atau dengan kata lain, melalui simbol

manusia atau suatu kelompok tertentu dapat merepresentasikan dirinya, disinilah

terlihat fungsi dari simbol. Selain itu juga Whitehead mengatakan bahwa, bahasa

adalah salah satu dari fungsi simbol. Bahasa memiliki pengaruh untuk suatu

kelompok atau suatu negara tertentu. Di dalam bahasa terkandung begitu banyak

makna dan dorongan emosional di dalamnya, namun kembali bahwa fungsi bahasa

tergantung pada mereka yang mengunakannyanya. Whitehead mengatakan bahwa:

Bahasa bukan satu-satunya simbolisme efektif untuk tujuan ini. Tapi secara khusus,

14

A.N. Whitehead, Symbolism (Cambridge University Press, 1928), 29.

Page 11: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

22

bahasa mengikat bangsa bersama-sama dengan emosi umum yang memunculkan, dan

belum instrumen dimana kebebasan berpikir dan kritik individu menemukan

ekspresi.15

Pendapat yang sama pula dikemukan oleh J A Hostetler bahwa fungsi simbol

adalah bahasa. Fungsi simbol ini dijelaskan Hostetler yaitu sebagai saluran (channel)

untuk segala kepercayaan dan sikap lalui dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Simbol juga adalah saluran bagi emosi manusia. Simbol bukan saja hasil dari

prosedur pemikiran, tetapi simbol juga adalah hasil dari suatu proses historis. Sebagai

contoh: jilbab, adalah mekanisme yang efektif untuk mempertahankan kesadaran

kelompok dan mengintegrasikan nilai-nilai kelompok masyarakat atau khususnya

kaum wanita Muslim. Fungsi simbol dalam hal ini cenderung memperkuat budaya

dan memelihara identitas”.16

Saliba juga mengemukakan pendapat Godfrey Lienhardt bahwa, fungsi

simbol adalah untuk mendapatkan pengaruh yang diinginkan. Menurutnya simbol

tidak hanya mengusulkan tentang perubahan, status moral dan sosial, tetapi juga

membawa perubahan tersebut dalam masyarakat.17

Dengan kata lain untuk

mendapatkan hasil yang telah diusulkan perlu juga disertai dengan tindakan.

Fungsi simbol juga dikemukan secara lebih religius oleh Tillich menurutnya,

fungsi simbol adalah membukakan kepada manusia adanya tingkat-tingkat realitas

yang tidak dapat dimengerti dengan cara lain, atau dengan kata lain ia ingin

15

Whitehead, Symbolism, 32. 16

John A. Saliba, Homo Religiosus'in Mircea Eliade, (Laiden E.J Brill, 1976), 83. 17

Saliba, Religiosus, 84.

Page 12: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

23

mengatakan bahwa simbol membukakan roh manusia kepadapandangan-pandangan

yang lebih tentang yang kudus dalam dimensi transendennya.18

Pendapat Tillic dan Herusatoto mengenai fungsi simbol memiliki sedikit

perbedaan namun kedua pendapat itu dapat disimpulkan dan menjadi titik

temu,secara pengertian simbol berbeda dengan tanda, namun di dalam simbol

terdapat tanda di mana makna dari tanda tersebut tidak terbatas sejauh tanda itu

dilihat, namum lebih luas makna tanda bila tanda itu telah menjadi sebuah simbol.

Hal ini seperti yang telah dikatakan Dillistone ketika ia mengembangkan pikiran dari

Paul Tillich bahwa simbol mengambil bagian dalam sesuatu yang dituju dan sampai

pada tingkat tertentu. Berdasarkan pemikiran para ahli mengenai simbol, maka dapat

dikatakan bahwa: simbol berfungsi sebagai ekspresi dari manusia, simbol juga

berfungsi sebagai bahasa dan tanda yang di dalamnya terkandung banyak makna di

mana memperlihatkan kepada manusia bahwa ada tingkat realita yang tidak

dimengerti oleh manusia dan semua itu dituangkan dalam simbol.

2.1.3 Bentuk simbol

Simbol dapat menuju kepada sebuah benda, suatu peristiwa, atau seseorang

didunia yang dibatasi oleh kelima indra atau dapat menunjuk pada suatu dunia yang

lain dan pada isi yang dibayangkannya. Adapun bentuk-bentuk simbol di antaranya

berkaitan dengan tubuh dan makanan, tanah, pakaian, terang dan gelap, api dan air

darah dan kurban. Dalam bagian ini akan lebih difokuskan kepada tubuh sebagai

simbol. Untuk sampai pada tubuh sebagai simbol, maka perlu untuk mengetahui

pengertian dasar dari tubuh.

18

F.W. Dillistone, The Power Of Symbol, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2002), 125.

Page 13: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

24

Secara biologis tubuh terdiri dari anggota-anggota tubuh antara lain,

kerangka tubuh, otot, sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem indera,

sistem pencernaan, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem edokrin,

setiap bagian-bagian ini, memiliki fungsinya tersendiri. Tubuh bukan hanya berkaitan

dengan semua organ, atribut, fungsi dan kondisi, melainkan merupakan penciptaan

sosial dengan komplesitas yang luas dan hampir-hampir tidak terbatas. Atau dengan

kata lain tubuh mampu menampung sebuah wilayah yang sangat luas dan memiliki

perkembangan makna, ia dapat menjadi unsur identitas baik personal maupun sosial.

Ketika berbicara mengenai tubuh maka Socrates melihat tubuh sebagai

perangkap jiwa, atau makam dan kuburan bagi jiwa, ia membedahkan antra tubuh dan

jiwa, ia berpendapat bahwa jiwa lebih unggul dari tubuh. Selain Socrates, Seneca juga

memiliki pendapat yang sama, walaupun Seneca tidak terlalu menolak tubuh. Ia

mengatakan bahwa “Alam telah melingkupi jiwa kita dengan memberikan tubuh

sebagai mantelnya” walaupun memiliki pendapat yang hampir sama dengan Socrates

namun Secane melihat tubuh bukan sebagai penjara, ia melihat sebagai mantel

“sebuah mantel bukanlah sebuah makam atau penjara, dan sesungguhnya ia

melindungi unsur-unsur di dalamnya; namun ia tidak sepenting pemakai mantelnya”

19

Dari kedua ahli yang mengangap tubuh adalah “penjara” dan ”mantel”di

mana tubuh dianggap sebagai sesuatu yang lebih bernilai negatif, namun adapula ahli

yang melihat tubuh sebagai sesuatu yang bernilai positif, diantaranya adalah: Walt

Whitman, ia mengagungkan tubuh manusia, menurutnya tubuh diisi dengan makna

19

Seneca, Ad Lucilium, vol 2. (London: Heinemann, 1953), 187-455.

Page 14: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

25

dengan juga melihat jiwa yang ada di dalamnya. Friedrich W. Nietzsche juga

memiliki pendapat bahwa: “di belakang pikiran dan perasaan ada seorang yang

bijaksana, gagah dan perkasa seorang yang dipanggil sebagai diri, ia hidup di dalam

tubuh dan ia adalah tubuh”20

Dari kedua pandangan tersebut, sebenarnya yang hendak dilihat bukan

perbedaan antara tubuh dan jiwa, melainkan bagaimana melihat pentingnya tubuh

yang di dalamnya terdapat jiwa yang mengerakan untuk menolong manusia dalam

memahami tubuhnya sendiri sebagai simbol-simbol yang memiliki makna. Tubuh

sebagai fenomena biologis itu kiranya sudah menjadi umum untuk seluruh bangsa

manusia; demikian juga, tubuh sebagai simbol, yang menunjuk pada kenyataan yang

lebih dari pada fungsi-fungsi biologis, juga kelihatan umum untuk semua orang.

Tubuh merupakan simbol keutuhan, keanekaragaman, perimbangan,

kekuatan pada laki-laki, keindahan pada perempuan. Tubuh manusia adalah simbol

yang tepat untuk koordinasi banyak unsur di dalam suatu keutuhan organis; tubuh

manusia juga dapat menjadi simbol untuk konsentrasi intens pada penggarapan suatu

tujuan khusus. Tubuh yang berhubungan sehat dengan lingkungannya menyimbolkan

cita-cita keselarasan, koordinasi, kehidupan organis.berhimpunnya tubuh-tubuh

dalam hubungan sosial yang sehat menyimbolkan cita-cita daya cipta, perhatian atau

kepedulian, sikap saling tanggap satu sama lain.21

20

Friedrich Nietzsche, Thus Spoke Zarathustra (Harmondsworth: Penguin Books, 1983),

62. 21

Anthony Synnot. Tubuh Sosial Simbolisme, Diri dan Masyarakat. (Yogyakarta: Jalasutra,

2007), 162.

Page 15: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

26

Melalui bentuk-bentuk simbol tubuh diangkat pada daya-daya

kemampuannya yang sejati dan bentuk-bentuk simbolis itu telah dikaitan tidak hanya

dengan kegiatan-kegiatan primernya. Melalui bentuk-bentuk simbolis itu manusia

terus-menerus memperluas lingkup respon simbolis mereka, dan dengan demikian

membangun sistem-sistem budaya yang mengangungkan.22

Dalam bentuk simbol ini

lebih difokuskan pada tubuh karena tesis ini secara keseluruhan berbicara mengenai

kepala dan rambut yang merupakan bagian dari tubuh manusia.

Seperti yang telah dikatakan pada bagian sebelumnya, tubuh manusia terdiri

dari anggota-anggota tubuh yang memiliki fungsinya masing-masing. Setiap anggota

tubuh saling melengkapi dan menolong agar fungsinya dapat dijalankan. Secara

umum tubuh manusia dapat dibagi menjadi, kepala, badan, tangan dan kaki. Ketika

menyebut kepala, maka kepala memainkan peran utama dalam melindungi organ

penting, banyak jaringan sel dan jaringan ikat yang membantu dan mengatur sistem

biologis dan itu di temukan pada kepala dan juga badan.

Kepala berada pada bagian atas tubuh manusia, kepala memilik fungsi yang

sangat penting karena di dalam kepala terdapat otak yang bertanggung jawab atas

tindakan utama yang dilakukan oleh tubuh manusia. Kepala sendiri terdiri atas

tulang-tulang pipih yang saling menyambung dan berbentuk bulat. Tulang bagian

kepala atas: tulang dahi, tulang ubun-ubun, tulang kepala belakang, tulang bajie atau

tulang tapis, tulang pelipis. Tentu semua tulang ini memiliki fungsinya masing-

masing. Salah satunya adalah fungsi tulang ubun-ubun terletak tepat pada bagian atas

kepala dan biasanya terdapat garis-garis halus berbentuk lingkaran, fungsi dari ubun-

22

Dillistone, Power, 49-50.

Page 16: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

27

ubun adalah untuk mengetahui perkembangan otak khususnya pada saat bayi.23

Berkaitan dengan ini, dalam budaya Timor ada pernyataan bahwa anak yang

memiliki dua lingkaran halus pada kepalanya (ubun-ubun) dikategorikan sebagai

anak yang hiper aktif dan pandai.

Jika dari sisi biologis telah dijelaskan mengenai fungsi kepala dan dikaitkan

dengan tulang ubun-ubun, maka perlu juga untuk melihat mengapa kepala begitu

penting dalam tradisi orang timor. Pada umumnya pria sering disebut sebagai kepala

keluarga, hal ini menunjukan bahwa pria adalah yang terutama dan merupakan bagian

teratas melihat dari struktur tubuh manusia, bahwa kepala terletak di bagian atas

tubuh manusia. Selain itu kepala memiliki fungsi sebagai pelindung sehingga dengan

itu pria menyatakan diri sebagai pelindung bagi wanita dan anak-anak.

Dalam budaya Timor juga terdapat istilah bayar tulang kepala, tradisi tulang

kepala adalah pembayaran Belis kepada suadara laki-laki dari ibu, yang biasa disebut

Atoin Amaf. Penghargaan terhadap Atoin Amaf dikarenakan ia adalah pemangku

tanggung jawab yang akan berpikir dan bertindak nanti untuk kehidupan anak dari

saudara perempuannya, ialah yang memberi keputusan, sehingga Ia disimbolkan

sebagai kepala.24

Berdasarkan contoh di atas, dapat dikatakan bahwa kepala memiliki fungsi

penting baik secara biologis maupun secara sosial budaya. Dengan kata lain kepala

adalah bagian yang merepresentasikan kehidupan manusia secara utuh, baik itu dari

23

Albert M, Hutapea. Keajaiban-Keajaiban Dalam Tubuh Manusia. (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2005), 28, 66. 24

Ema Yunita Amelia Dima, Skripsi: Bayar Tulang Kepala, (Salatiga: Universitas Satya

Wacana, 2008), 55,63.

Page 17: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

28

aspek biologis maupun dalam kehidupan sosial. Contoh, kalimat yang sering

diucapkan “satu kepala” kepala sering diidentikan dengan manusia. Jadi untuk

menyatakan manusia itu secara keseluruhan istilah kepala sering dipakai. Kepala

adalah sebuah simbol yang mereptresentasikan kehidupan manusia secara

keseluruhan.

Ketika berbicara tentang kepala sebagai bagian dari tubuh manusia, penting

untuk melihat rambut juga adalah bagian dari tubuh manusia yang tumbuh pada

kepala. Kepala dan rambut tentu memiliki kaitan baik secara biologis, maupun

sebagai simbol yang bermakna yang bisa dilihat dari berbagai aspek. Karena itu perlu

juga untuk mengetahui hal-hal mengenai rambut baik secara biologis maupun secara

simbol.

Rambut adalah salah satu bagian dari tubuh manusia, seperti yang dikatakan

pada bagian sebelumnya, rambut berperan sebagai pelindung kepala dari sinar

matahari. Setiap helai rambut, terdiri atas sel-sel mati yang membentuk dua lapisan

berbeda yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan terluar disebut kutikel dan

terdiri atas sel-sel pipih yang tersusun bertumpang tindih ke arah luar seperti genteng

rumah. selain fungsinya sebagai pelindung, rambut juga merupakan catatan medis

yang akurat tentang keadaan tubuh seseorang. Seorang ahli dapat menganalisis

sehelai rambut seseorang untuk mengetahui apakah ia sedang menderita suatu

penyakit keturunan tertentu atau tidak. Di samping itu semua yang masuk ke dalam

tubuh manusia akan tersimpan di dalam sel-sel rambutnya.25

25

Albert M, Hutapea. Keajaiban-Keajaiban Dalam Tubuh Manusia. (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2005), 124, 133.

Page 18: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

29

Dari aspek sosial, rambut adalah salah satu simbol identias individu dan

kelompok, pertama-tama karena ia bersifat fisik dan kemudian menjadi sangat

personal dan kedua meskipun personal ia juga bersifat publik. Simbolisme rambut

biasanya lebih merupakan pilihan bebas dari pada sesuatu yang ditentukan atau

diberikan sejak lahir, pada akhirnya rambut dapat dibentuk dengan berbagai macam

cara dan dengan demikian cocok untuk mensimbolkan berbagai perbedaan di antara,

dan perubahan di dalam, identitas individu serta kelompok.26

Rambut menjadi simbol diri yang sangat kuat. Rambut bukan hanya

menyimbolkan diri, namun dalam maknanya yang paling nyata ia adalah diri karena

ia tumbuh dari dan menjadi bagian tubuh fisik manusia. Dalam kaitannya dengan

sosiologi tubuh, sosiologi rambut memberikan perhatian kepada relasi yang dekat

antara tubuh fisik dan tubuh sosial dalam dua aspek gender dan ideologi, dalam kedua

hal ini baik fisik maupun ideologi, rambut menyimbolkan identitas baik dalam

politik, religius, budaya dan lain sebagainya.27

Telah disinggung bahwa pada umumnya masyarakat Timor membedahkan

antara pria dan wanita dengan potongan dan gaya rambut mereka dan hal ini sudah

menjadi norma umum yang berlaku. Rambut panjang secara berabad-abad telah

menjadi suatu tanda gender dan simbol kelamin dalam masyarakat. Melihat hal ini,

maka pertanyaannya ialah bagaimana jika seorang pria berambut panjang? Kehendak

seseorang dalam menentukan rambutnya didasarkan pada suatu pemahaman

simbolisme baik secara individu maupun kelompok atau dapat dikatakan bahwa jika

26

Anthony Synnot. Tubuh Sosial Simbolisme, Diri dan Masyarakat. (Yogyakarta: Jalasutra,

2007), 163. 27

Anthony. Tubuh Sosial, 195.

Page 19: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

30

seseorang memiliki idiologi atau pemahaman yang berbeda terhadap rambutnya, ia

pun dapat mengubah atau menata rambutnya dengan gaya dan kehendaknya sendiri,

berdasarkan paham yang ia miliki. Salah satu contohnya adalah masyarakat

tradisional seperti banyak ditunjukan oleh antropolog, menyimbolkan berbagai

perbedaan status dengan gaya rambut yang berlainan dan menginstitusionalisasikan

ritual-ritual rambut dalam ritus-ritus penciptaan undang-undang.28

Salah satu ritus berkaitan dengan rambut dalam budaya Timor, yaitu ritus

potong rambut atau dalam bahasa timor disebut eu nak’put. Tradisi ini diwajibkan

bagi anak laki-laki dan dilakukan sekali seumur hidup dengan dasar bahwa rambut

yang dibawa dari kandungan panas, sehingga akan membawa sakit dan musibah bila

tidak dipotong, selain untuk menghindarkan anak tersebut dari sakit dan musibah,

dengan dipotongnya rambut tersebut pertumbuhan dan kesuburan anak jadi bagus.

Ritus potong rambut ini dilakukan oleh saudara laki-laki dari ibu, atau yang biasa

disebut Atoin Amaf.29

Masyarakat tradisional pada umumnya memiliki rambut yang panjang

terkhususnya untuk kaum pria dan pemaknaan terhadap rambut tersebut dilihat bahwa

ada unsur-unsur magis yang terkandung di dalamnya atau hal-hal yang berkaitan

dengan nilai-nilai kepercayaan mereka. seperti yang dikatakan Dr. A.C. Kruyt

sebagaimana dikutip Ebenhaizer Nuban Timo dalam “Kupang Punya Cerita”

dikatakan bahwa nilai keagamaan yang dipercayai tersimpan di rambut, yakni jiwa

seseorang, sebagai kekuatan untuk hidup berada di rambutnya. Ketika para zendeling

28

Anthony. Tubuh Sosial, 195-196. 29

Wawancara dengan om kandung dari Raja Boti, bapak Heka Benu, tanggal 21 April 2017.

Pukul 18.18 WITA

Page 20: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

31

masuk dalam wilayah Timor dan mengharuskan agar seorang pria yang menyatakan

kesediaan untuk beralih dari kekafiran untuk menjadi kristen ia harus mengunting

rambutnya, ada yang melakukannya dengan sukarela, namun ada pula yang merasa

bahwa itu adalah bagian dari tradisi yang telah diturunkan oleh lelehur dan orang tua,

sehingga jika mereka mengunting rambut mereka, maka mereka telah melakukan

pemutusan total dengan kebiasaan para orang tua mereka. Jadi masyarakat tradisional

pada umumnya bukan hanya melihat rambut panjang sebagai hal yang indah tetapi

ada juga menyadari bahwa ada suatu makna yang terkandung di dalamnya.30

Makna yang terkandung di dalam rambut menurut budaya Timor dipercayai

memiliki kekuatan sehingga ada keparcayaan bahwa: rambut yang disisir bila rontok,

tidak boleh dibiarkan begitu saja, tapi harus diambil dan disimpan dengan pada

tempat yang aman. Menurut kepercayaan orang Timor rambut adalah bagian penting

dari tubuh manusia yang bisa dipakai seseorang untuk merencanakan sesuatu yang

jahat bagi orang yang memiliki rambut tersebut. seseorang yang berencana jahat

dapat dengan muda membawa rambut orang yang dibencinya kepada dukun untuk

mencelakai pemilik rambut tersebut.31

Di Jawa Tengah khususnya orang Dieng, mereka mempercayai bahwa anak

yang memiliki rambut gimbal secara alami adalah, jelmaan dari nenek moyang

mereka. Rambut gimbal pada anak diartikan sebagai bentuk kemakmuran dalam

kehidupan keluarga tersebut. Jadi rambut anak itu merupakan sebuah simbol

30

Ebenhaizer I. Nuban Timo, Kupang Punya Cerita: Orang Kupang di Sekitar Injil 150

Tahun Lalu , (Salatiga: Satya Wacana University Press, 2015), 120-122. 31

Wawancara dengan bapak Boy Benu, tanggal 21 Mei 2017. Pukul 17.06

Page 21: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

32

kemakmuran orang-orang Dieng. Ini adalah contoh bahwa di dalam rambut ada

makna tersendiri yang dipahami bersama dalam suatu komunitas masyarakat. Rambut

dilihat sebagai suatu simbol yang memuat begitu banyak makna dan hal ini terjadi

dalam setiap kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok.

2.2 Identitas Sosial

Terdapat empat tipe identitas: Pertama, identitas berdasarkan pada

perseorangan, tipe ini adalah bagaimana sifat diri kelompok diinternalisasikan oleh

anggota individu sebagai bagian dari konsep diri. Kedua, identitas sosial berdasarkan

korelasi. Tipe ini memberikn pemahaman bahwa individu menggunakan identitas

kelompok pada saat-saat tertentu. Ketiga, identitas sosial berdasarkan kelompok,

artinya perilaku individu dalam berhubungan dengan kelompoknya. Pada kondisi

seperti ini, individu harus menggunakan identitas sosial untuk bisa bergabung dengan

kelompok sosial lainya. Keempat. Identitas kolektif. Identitas ini memiliki makna

yang lebih praktis. identitas sosial tidak hanya menjadi sebuah pengetahuan bersama

untuk mendefinisikan identitas diri dan kelompok.32

Adapun salah satu teori yang

dipakai untuk menjadi pisau analisis dalam tesis ialah identitas sosial.

Identitas sosial adalah pengetahuan seseorang bahwa ia milik sosial atau

kelompok. Sebuah kelompok sosial adalah satu set individu yang memegang sosial

umum identifikasi atau melihat diri mereka sebagai anggota yang sama kategori

sosial. Melalui proses perbandingan sosial, orang yang mirip dengan diri

32

Jan E. Stets dan Peter J. Burke. Identity Theory And Social Identity Theory. (Pullman:

Depertemen Sociology, Washington: State University, 1998), 17-19.

Page 22: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

33

dikategorikan dengan diri dan diberi label dalam kelompok; orang yang berbeda dari

diri sendiri dikategorikan sebagai out-group.33

Terdapat dua proses penting yang terlibat dalam pembentukan identitas

sosial, yaitu kategorisasi diri dan perbandingan sosial, masing-masing menghasilkan

konsekuensi yang berbeda. Konsekuensi dari kategorisasi diri adalah aksentuasi dari

kesamaan persepsi antara diri dan anggota lainnya di kelompok, dan aksentuasi dari

perbedaan dirasakan antara diri dan anggota kelompok anggota. Aksentuasi ini terjadi

untuk semua sikap, keyakinan dan nilai nilai, reaksi afektif, norma perilaku, gaya

berbicara, dan properti lainnya yang diyakini berkorelasi dengan kategorisasi

antarkelompok yang relevan. Konsekuensi dari proses perbandingan sosial adalah

aplikasi selektif dari efek aksentuasi, terutama untuk dimensi-dimensi yang akan

menghasilkan meningkatkan hasil bagi diri. Secara khusus, harga diri adalah

ditingkatkan dengan mengevaluasi di-kelompok dan luar-kelompok pada dimensi

yang memimpin dalam kelompok untuk dinilai positif dan keluar-kelompok untuk

dinilai negatif.34

Kategori sosial adalah kategori yang di dalamnya individu menempatkan

dirinya sebagai bagian masyarakat terstruktur dan hanya ada dalam hubungannya

dengan lainnya. Korelasi ini menunjukkan bahwa kategori sosial mendahului

individu; individu dilahirkan ke dalam suatu masyarakat terstruktur. Setiap orang,

bagaimanapun, lebih perjalanan atau sejarah pribadinya, adalah anggota dari

33

Turner, John C., Michael A. Hogg, Penelope J. Oakes, Stephen D. Reicher, and Margaret

S. Wetherell. Rediscovering the Social Group: A Self-Categorization Theory. (New York: Basil

Blackwell. 1987), 20. 34

Hogg, Michael A. dan Dominic Abrams. Social Identifications: A Social Psychology of

IntergroupRelations and Group Processes. (London: Routledge, 1988), 5.

Page 23: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

34

Kombinasi unik dari kategori sosial; Oleh karena itu set identitas sosial yang

membentuk konsep diri orang itu unik.35

Secara umum identitas seseorang terdiri dari diri yang pandangan muncul

dari aktivitas refleksif kategorisasi diri atau identifikasi dalam hal keanggotaan di

kelompok-kelompok tertentu atau peran. Banyak teori identitas sosial berkaitan

dengan hubungan antar kelompok yaitu, bagaimana orang-orang datang untuk

melihat diri mereka sebagai anggota satu kelompok kategori (dalam kelompok)

dibandingkan dengan yang lain (out-group), dan konsekuensi dari ini kategorisasi,

seperti etnosentrisme.36

Atau dapat dikatakan memiliki identitas sosial tertentu berarti

berada di salah satu dengan kelompok tertentu, menjadi seperti orang lain dalam

kelompok, dan melihat sesuatu dari perspektif kelompok.

Dasar identitas sosial dalam keseragaman persepsi dan Tindakan antara

anggota kelompok, Demikian pula, pemikiran kelompok atau persetujuan ekstrim

dalam kelompok pengambilan keputusan jauh lebih mungkin dalam kondisi sosial

yang tinggi Identifikasi.37

Secara umum, ditemukan ada keseragaman persepsi dan

tindakan antara orang ketika mereka mengambil pada kelompok berbasis identitas.

Teori identitas sosial menganggap kelompok sebagai kolektif dari orang yang sama

yang semuanya mengidentifikasi dengan sama lain, melihat diri mereka sendiri dan

35

Jan E. Stets dan Peter J. Burke. Identity Theory And Social Identity Theory. (Pullman:

Depertemen Sociology, Washington: State University, 1998), 6. 36

Turner, John C., Michael A. Hogg, Penelope J. Oakes, Stephen D. Reicher, and Margaret

S. Wetherell. Rediscovering the Social Group: A Self-Categorization Theory. (New York: Basil

Blackwell. 1987), 8. 37

Turner, Marlene E., Anthony R. Pratkanis, Preston Probasco,and Craig Leve. 1992. “Threat,

Cohesion, and Group

Effectiveness: Testing a Social Identity Maintenance Perspective on Groupthink. Journal of

Personality and Social Psychology 63:781-96.

Page 24: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

35

satu sama lain dengan cara yang sama, dan memiliki pandangan yang sama, semua

berbeda dengan anggota luar kelompok. Teori identitas menganggap kelompok

sebagai satu bagian individu yang saling terkait, yang masing-masing melakukan

unik namun kegiatan terpadu, melihat hal-hal dari nya sendiri perspektif, dan

menegosiasikan hal interaksi.

Menurut Richard Jenkins identitas terbentuk melalui tiga hal yakni: Pertama.

Identitas individual dan kolektif berkembang secara sistematis, dan berkembang atas

keterlibatan satu sama lain. Kedua. Identitas individu dan kolektif merupakan prodak

interaksional “eksternal” yang diidentifikasi oleh orang lain sebagai identifikasi

“internal”. Ketiga. Proses terjadinya identitas dihasilkan baik dalam wacana- Narasi,

retorika dan sepresentasi-dan dalam materi, seringkali bersifat sangat praktis, yang

merupakan konsekuensi dari penetapan identitas.38

Jenkins juga mengatakan bahwa identitas personal berbeda dengan identitas

sosial yang merupakan internalisasi terhadap indifikasi kolektif yang seringkali

steoreotipis. Identitas sosial erat hubungannya dengan keanggotaan terhadap suatu

kelompok dan proses indetifikasi kolektif. Setiap individu memiliki beragama

identitas sosial, diantaranya didasarkan pada keanggotaan terhadap kelompok yang

penting dan memiliki batasan yang jelas. maupun kelompok dengan batasan yang

abstrak dan ambigu.39

Anthony P. Cohen, melihat budaya sebagai identitas yang mengacu pada

upaya mewakili seseorang atau kelompok yang dibatasi oleh nilai-nilai. Masyarakat

38

Richard Jenkins, Social Identity, Third Edition. (London: Routledge, 2008), 16. 39

Jenkins, Sosial, 122.

Page 25: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

36

menurut Cohen, merupakan konstruksi sosial yang secara kolektif dibayangkan.

Cohen mengatakan bahwa budaya harus dilihat sebagai hasil dan produk interaksi

atau dengan kata lain orang-orang akan terlihat aktif dalam terciptanya budaya, bukan

pasif dalam menerima hal itu.40

Identitas sosial adalah persamaan dan perbedaan, soal

personal dan sosial, soal apa yang kamu miliki secara bersama-sama dengan beberapa

orang dan apa yang membedakan mu dengan orang lain.41

Hendri Tajfel, mengemukakan bahwa, identitas sosial adalah bagian dari

konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan

dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari

keanggotaan tersebut. Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan

juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu.42

Dalam teori

identitas sosial, seseorang individu tidaklah dianggap sebagai individu secara mutlak

satu dalam kehidupannya. Individu merupakan bagian dari kelompok tertentu entah

disadari atau tidak disadari.

2.3 KESIMPULAN

Dari pembahasan atas kedua teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa,

simbol adalah bagian dari kehidupan manusia yang memainkan peranan penting, dan

simbol juga adalah bagian dari kebudayaan, simbol dapat berupa kata, objek, pola,

barang, atau apa pun yang ada pada manusia, di dalamnya terdapat makna yang

40

Anthony P. Cohen. The Symbolic Construction Of Community. (London and New York:

Routledge, 1985), 11. 41

Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik (Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka,

2005), 221. 42

Henri Tejfel, Social Pshicologi (Introduction a ia Psychologie Sociale), (Vol.1). Paris:

Larousse.1972. 292.

Page 26: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

37

mengandung nilai-nilai dan dari nilai-nilai tersebut merangsang orang untuk

bertindak sesuai dengan nilai simbol tersebut, atau dengan kata lain, di dalam simbol

terkandung suatu pesan atau informasi yang disampaikan secara tidak langsung.

Kalau simbol ditempatkan dalam kontek agama, maka simbol dipakai untuk memberi

pemahaman yang jelas mengenai yang sakral. Ciri khas dari simbol sendiri ialah

simbol bersifat kiasan atau lambang, simbol memiliki daya kekuatan yang melekat,

simbol mengambil bagiandari realitas yang ditujukannya itu dan sampai pada tingkat

tertentu yang diwakilinya. Sedangkan identitas sosialadalah bagian dari konsep

diriseseorang yang berasal dari pengetahuan atas keanggotaannya dalam suatu

kelompok sosial tertentu, yang di dalamnya disertai dengan nilai-nilai, emosi, tingkat

keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga terhadap keanggotaannya dalam

kelompok tersebut.

Berdasarkan tinjauan teoritis ini maka dapat pula dibuat benang merahnya.

Simbol ada dalam kehidupan manusia baik individu maupun kelompok, sedangkan

identitas juga adalah bagian dari kehidupan manusia, baik itu individu maupun

kelompok, di dalam simbol terdapat pesan dan makna yang hendak menjelaskan

sesuatu, dan bisa di dalamnya identitas terkandung baik itu individu maupun

kelompok, dan sebaliknya di dalam suatu suatu kelompok sosial tertentu ada hal yang

dipakai untuk menunjukan identitas mereka dan di sinilah simbol memainkan

perannya, jadi simbol dan identitas adalah dua hal yang saling kait mengait, karena

kedua hal tersebut ada dalam kehidupan manusia.

Tubuh manusia dapat pula dijadikan sebagai sebuah simbol identitas baik

untuk manusia itu sendiri maupun untuk suatu kelompok di mana manusia itu hidup

Page 27: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat

38

dan berada. Kepala dan rambut merupakan bagian tubuh yang bisa dijadikan sebagai

simbol, di mana kepala ada bagian atas manusia yang melindungi otak yang

merupakan bagian yang bertanggung jawab mengerakan manusia. sedangkan rambut

juga merupakan bagian dari tubuh manusia yang memiliki makna simbolis, peran

rambut dapat membawa perbedaan dan perubahan sosial bila disimbolkan. Sedangkan

rambut dalam sebuah kebudayaan dapat dilihat sebagai sesuatu yang berharga dan

penting karena di dalam rambut tersimpan kekuatan dan daya hidup seorang manusia.

Page 28: BAB II TEORI SIMBOL DAN IDENTITAS...pola yang mendasarkan diri kepada simbol-simbol, simbolisme di dalamnya mencakup simbol itu sendiri, yang mana di dalam simbol itu juga terdapat