Hakekat Pendidik dan Perserta didik

11
TUGAS 4 HAKEKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DISUSUN OLEH : NAMA : ARIF AL ANSHARI NIM/BP : 1200401 / 2012 PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Transcript of Hakekat Pendidik dan Perserta didik

Page 1: Hakekat Pendidik dan Perserta didik

TUGAS 4

HAKEKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARIF AL ANSHARI

NIM/BP : 1200401 / 2012

PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

Page 2: Hakekat Pendidik dan Perserta didik

A. Hakekat Pendidik

1. Pengertian Pendidik

Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.Pengertian ini

memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.

Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara

fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.

Pendidik adalah orang yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk memberi bimbingan

atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya demi mencapai

kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk sosial dan

sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.

2. Tugas-tugas dari seorang pendidik

a. Membimbing peserta didik, dalam artian mencari pengenalan terhadap anak didik mengenai

kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya.

b. Menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu ; suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidik

dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan.

c. Seorang penddidik harus memiliki pengetahuan yang diperlukan, seperti pengetahuan

keagamaan, dan lain sebagainya.

3. Sedangkan tanggung jawab dari seorang pendidik

a. Bertanggung moral.

b. Bertanggung jawab dalam bidang pedidikan.

c. Tanggung jawab kemasyarakatan.

d. Bertanggung jawab dalam bidang keilmuan.

4. Syarat untuk menjadi seorang pendidik (H. Mubangit)

a. Harus beragama.

b. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.

c. Tidak kalah dengan guru-guru umum lainnya dalam membentuk Negara yang demokratis.

d. Harus memiliki perasaan panggilan murni.

Page 3: Hakekat Pendidik dan Perserta didik

5. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pendidik adalah : 

a. Integritas peribadi, peribadi yang segala aspeknya berkembang secara harmonis.

b. Integritas sosial, yaitu peribadi yang merupakan satuan dengan masyarakat.

c. Integritas susila, yaitu peribadi yang telah menyatukan diri dengan norma-norma susila yang

dipilihnya.

6. Klasifikasi Pendidik

a. Guru

b. Dosen

c. Konselor

d. Pamong belajar

e. widyaiswara

f. tutor

g. instruktur

h. fasilitator

i. Ustadz

B. Hakekat Peserta Didik

1. Pengertian Peserta Didik

Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan

menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten

menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.

2. Hak peserta didik menurut UU RI No. 20 th 2003

a. Mendapat pendidikan agama sesuai agamanya.

b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat& kemampuan.

c. Mendapat beasiswa bagi yang berprestasi dan orang tuanya tidak mampu membiayai.

Page 4: Hakekat Pendidik dan Perserta didik

d. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan yang setara.

e. Menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak

menyimpang batas waktu yang ditetapkan.

3. Kewajiban peserta didik (Asma Hasan Fahmi)

a. Peserta didik hendaknya membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu, hal ini disebabkan

karena menuntut ilmu adalah ibadah dan tidak sah ibadah kecuali dengan hati yang bersih.

b. Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh dengan berbagai sifat keutamaan.

c. Memiliki kemampuan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu diberbagai tempat.

d. Setiap peserta didik wajib mengormati pendidiknya.

e. Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan tabah dalam belajar.

4. Klasifikasikan Peserta Didik

a. Peserta didik dalam lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan masyarakat alamiyah yang pergaulan diantara anggotanya bersifat

khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar pendidikan, diantara peserta didik dalam keluarga

adalah anak. Jelas bahwa seringkali dilakukan perlakuan maupun didikan yang berbeda

terhadap anak yang dalam keluarganya memproleh didikan yang keras, dan lemah terhadap

anak yang ditelantarkan, anak yang asosial dan anak dari kelurga yang harmonis.

b.  Peserta didik dalam lingkungan asrama.

Setiap asrama mempunyai suasana tersendiri yang amat diwarnai oleh para pendidik,

dan oleh anggota kelompok yang berbeda asal mereka. Jenis dan bentuk peserta didik

dilingkungan asrama bermacam-macam, diantaranya adalah ;

1) Asrama santunan yatim piatu, yang didalamnya terdapat anak-anak yang orang tuanya

sudah meninggal. Mereka inilah yang siap menjadi peserta didik dalam lingkungan asrama.

2) Asrama tampungan, dimana anak-anak dididik oleh orang tua angkatnya, karena orang

tua kandung mereka tidak mampu membiayainya, atau dengan sengaja orang tua mereka

menitipkan untuk dididik.

3) Asrama untuk anak-anak nakal atau mempunyai kelainan fisik dan mental, sehingga

membutuhkan pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa.

Page 5: Hakekat Pendidik dan Perserta didik

4) Asrama yang dibutuhkan untuk menunjang ketercapaian tujuan pendidikan sutau

jabatan.

c. Peserta didik dalam lingkungan perkumpulan remaja.

Dalam perkumpulan remaja, seperti organisasi-organisasi, dapat menyalurkan hasrat dan

kegiatan, terdapat peserta didik yang pada umumnya anak-anak yang berumur diatas dua balas

tahun. Dalam masa remaja anak-anak membutuhkan pendidikan yang bermanfaat karena

mereka berada dalam fase puber yang mulai menampakkan perubahan dalam bentuk fisik dan

menunjukan keresahan dan kegelisahan mental dan batin.

d. Peserta didik dalam lingkungan kerja.

Kehidupan dewasa ini menuntut lebih benyak mengutamakan ketahanan fisik dan

mental, karena diatas pundak mereka terpikul kewajiban-kewajiban yang lebih berat. Oleh

sebab itu mereka sangat membutuhkan pendidikan yang berbobot dalam segi pengetahuan,

akhlak maupun keterampilan.

e. Peserta didik dalam lingkungan sekolah.

Sekolah merupakan tempat berkumpulnya anak-anak yang berbeda kelas dan tingkat

pengathuannya, mereka memperoleh pendidikan dari guru-guru mereka, berupa ilmu

pengetahuan (intelek), menanamkan kepribadian yang baik dan mengajarkan bersosialisasi.

Peserta didik ini lah yang disebut dengan murid atau siswa.

C. Hakikat, Fitrah dan Potensi yang dimiliki manusia untuk

ditumbuhkembangkan

Fitrah berarti potensi dasar manusia. Maksudnya potensi dasar manusia ini sebagai alat

untuk mengabdi dan ma’rifatullah.Para filosof yang beraliran empirisme memandang aktivitas

fitrah sebagai tolok ukur pemaknaannya.

1. Komponen-komponen potensial fitrah

a. Kemampuan dasar untuk beragama (ad-dinul qayyimah), di mana factor iman merupakan

intinya beragama manusia. Muhammad Abduh, Ibnu Qayyim, Abu A’lah al-Maududi,

Page 6: Hakekat Pendidik dan Perserta didik

Sayyid Qutb berpendapat sama bahwa fitrah mengandung kemampuan asli untuk beragama

Islam, karena Islam adalah agama fitrah atau identik dengan fitrah. Ali fikri lebih

menekankan pada peranan heredetas (keturunan) dari bapak-ibu yang menentukan

keberagaman anaknya. Faktor keturunan psikologis (hereditas kejiwaan) orang tua anak

merupakan salah satu aspek dari kemampuan dasar manusia.

b. Mawahib (bakat) dan Qabiliyat (tendensi atau kecenderungan) yang mengacu pada

keimanan kepada Allah. Dengan demikian maka “fitrah” mengandung komponen psikologis

yang berupa keimanan tersebut. Karena iman bagi seorang mukmin merupakan daya

penggerak utama dalam dirinya yang memberikan semangat untuk selalu mencari kebenaran

hakiki dari Allah. Pendapat tersebut antara lain dikemukakan oleh Prof. Dr. Mohammad

Fadhil al-Djamali, Guru besar ilmu pendidikan pada Universitas Tunis dengan alasan,

“adapun Islam itu adalah agama yang mendorong manusia untuk mencari pembuktian

melalui penelitian, berpikir, dan merenungkan ke arah iman yang benar.”

c. Naluri dan kewahyuan bagaikan dua sisi dari uang logam; keduanya saling terpadu dalam

perkembangan manusia. Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung, Fitrah itu dapat dilihat dari

dua segi yakni; segi naluri sifat pembawaan manusia atau sifat-sifat Tuhan yang menjadi

potensi manusia sejak lahir, dan segi wahyu Tuhan yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya.

Jadi potensi manusia dan agama wahyu itu merupakan satu hal yang nampak dalam dua sisi,

ibarat mata uang logam yang mempunai dua sisi yang sama.Mata uang itulah kita ibaratkan

fitrah. Kemampuan menerima sifat-sifat Tuhan dan mengembangkan sifat-sifat tersebut

adalah merupakan potensi dasar manusia yang terbawa sejak lahir.

d. Kemampuan dasar untuk beragama secara umum, tidak hanya terbatas dalam agama Islam.

Dengan kemampuan ini manusia dapat dididik menjadi beragama Yahudi, Nasrani, ataupun

Majusi, namun tidak dapat dididik menjadi atheis (anti Tuhan). Pendapat ini diikuti oleh

banyak ulama Islam yang berfaham ahli Mu’tazilah antara lain Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun.

e. Aspek-aspek psikologis dalam fitrah adalah merupakan komponen dasar yang bersifat

dinamis, responsive terhadap pengaruh lingkungan sekitar, termasuk pengaruh pendidikan.

Aspek-aspek tersebut adalah:

Page 7: Hakekat Pendidik dan Perserta didik

1. Bakat, suatu kemampuan pembawaan yang potensial mengacu kepada perkembangan

akademis dan keahlian dalam bidang kehidupan. Bakat ini berpangkal pada kemampuan

Kognisi (daya cipta), Konasi (Kehendak) dan Emosi (rasa) yang disebut dalam psikologi

filosifis dengan tiga kekuatan rohaniah manusia.

2. Insting atau gharizah adalah suatu kemampuan berbuat atau bertingkah laku dengan

tanpa melalui proses belajar. Kemampuan insting ini merupakan pembawaan sejak lahir.

Dalam psikologi pendidikan kemampuan ini termasuk kapabilitas yaitu kemampuan

berbuat sesuatu dengan tanpa belajar.

3. Nafsu dan dorongan-dorongan. Dalam tasawuf dikenal nafsu-nafsu lawwamah yang

mendorong kearah perbuatan mencela dan merendahkan orang lain. Nafsu ammarah

yang mendorong kea rah perbuatan merusak, membunuh atau memusuhi orang lain.

Nafsu berahi (eros) yang mendorong ke arah perbuatan seksual untuk memuaskan

tuntutan akan pemuasan hidup berkelamin. Nafsu mutmainnah yang mendorong ke arah

ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut al-Ghazali, nafsu manusia terdiri dari

nafsu malakiah yang cenderung ke arah perbuatan mulia sebagai halnya para malaikat,

dan nafsu bahimiah yang mendorong ke arah perbuatan rendah sebagaimana binatang.

4. Karakter adalah merupakan kemampuan psikologis yang terbawa sejak lahir. Karakter

ini berkaitan dengan tingkah laku moral dan sosial serta etis seseorang. Karakter

terbentuk oleh kekuatan dari dalam diri manusia, bukan terbentuk dari pengaruh luar

5. Hereditas atau keturunan adalah merupakan factor kemampuan dasar yang mengandung

ciri-ciri psikologis dan fisiologis yang diturunkan oleh orang tua baik dalam garis yang

terdekat maupun yang telah jauh.

6. Intuisi adalah kemampuan psikologis manusia untuk menerima ilham Tuhan. Intuisi

menggerakkan hati nurani manusia yang membimbingnya ke arah perbuatan dalam

situasi khusus diluar kesadaran akal pikiran, namun mengandung makna yang bersifat

konstruktif bagi kehidupannya. Intuisi biasanya diberikan Tuhan kepada orang yang

bersih jiwanya.