Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

11
GREEN ARSITEKTUR PADA RUMAH TRADISIONAL KAJIAN PUSTAKA A. GREEN ARSITEKTUR A.1. Pengertian Green Arsitektur Konsep “Green arsitektur” kini menjadi salah satu topik trend dunia yang sangat menarik dibicarakan. Mengapa demikian ? Salah satunya karena kebutuhan potensi site yang sangat terbatas, tidak sebanding dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat serta menipisnya sumber daya alam dari sumber energi tak terbarukan. Green arsitektur ialah ”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green arsitektur dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Jadi, persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.

description

Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

Transcript of Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

Page 1: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

GREEN ARSITEKTUR PADA RUMAH TRADISIONAL

KAJIAN PUSTAKA

A. GREEN ARSITEKTUR

A.1. Pengertian Green Arsitektur

Konsep “Green arsitektur” kini menjadi salah satu topik trend dunia yang sangat

menarik dibicarakan. Mengapa demikian ? Salah satunya karena kebutuhan potensi site yang

sangat terbatas, tidak sebanding dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat serta

menipisnya sumber daya alam dari sumber energi tak terbarukan. Green arsitektur ialah

”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan

alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang

dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan

optimal. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat

keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas

yang sangat baik. Green arsitektur dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung

jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Jadi, persoalan

energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya

adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.

Jadi kesimpulannya, Green Arsitektur adalah arsitektur yang ramah dan

memperhatikan lingkungan. Hal ini bisa terlihat antara lain dengan meminimalisasikan

penggunaan lampu disaat siang hari karena penataan bangun dimungkinkan untuk menerima

cahaya dari luar secara maksimal. Penggunaan AC juga dapat ditekan karena udara akan

dimaksimalkan masuk sehingga tidak dibutuhkan AC untuk mendinginkan ruangan. Tapi

yang harus dipahami juga adalah penyediaan taman yang berguna untuk penyerapan air hujan,

karena ruang serap di jakarta sudah sangat sedikit, hal ini disadari atau tidak air bersih akan

menjadi barang yang amat teramat mahal.

Page 2: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

A.2. Sejarah Green Arsitektur

Sejarah green house sendiri berasal dari rumah – rumah yang berada pada tingkatan

tradisional. Tradisional sendiri bisa diartikan terhadap kesederhanaan dan dari titik sederhana

itu kita dapat memahami sejarah di balik kata green house tersebut.

Yang dimaksud sederhan adalah dimana kita dapat melakukan proses berpikir dalam

kegunaan bahan bangunan yang terdapat pada alam yang kita pijak sekarang ini, kita harus

bisa menyatukan dan bersahabat dengan alam supaya kita dapat keuntungan positif.

Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang sudah

memadai. Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk

melakukan sesuatu secara konvensional.

Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang

membuat bidang properti menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus

urbanisasi dan dampak social yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal

secara permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber

daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi,

menambah kerusakan pada alam ini.

Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan

secara sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh

dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan resapan air

juga semakin berkurang sehingga menyebabkan terjadinya banjir.

A.3. Ciri – Ciri Green Arsitektur

Ciri – ciri pada green house sebagai berikut :

1.      Hemat energi / Conserving energy :Pengoperasian bangunan harus

meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin

memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).

2.      Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate :Mendisain bagunan

harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi

yang ada.

Page 3: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

3.      Minimizing new resources :Mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan

sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat

digunakan di masa mendatang. Penggunaan material bangunan yang tidak

berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

4.      Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan

tersebut / Respect for site :Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan

sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah

tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak

lingkungan yang ada ).

5.      Merespon  keadaan tapak dari bangunan / Respect for user :Dalam merancang

bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi

semua kebutuhannya.

6.      Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan /

Holism: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai

kebutuhan bangunan kita.

A.3. Contoh Penerapan Green Arsitektur

Dengan melakukan konservasi energi, yaitu diantaranya :

a. Membatasi penggunaan air, contohnya : pada toilet menggunakan urinoar, tidak

menggunakan bak air.

b. Pengurangan penggunaan lampu, contohnya : memaksimalkan bukaan pada

bangunan, void pada atap bangunan.

c. Efisiensi energi pada bangunan, contohnya : tidak menggunakan AC,

memperbanyak ventilasi alami seperti ventilasi silang, mengurangi panas pada

beberapa bangunan, dan penggunaan Green roof.

Bekerja sama dengan iklim dan lingkungan sekitar

a. Memanfaatkan orientasi bangunan terhadap arah peredaran matahari

(mengurangi radiasi panas)

b. Memanfaatkan bayangan pada desain sebagai peneduh

c. Memasukkan cahaya alami pada bangunan

d. Memanfaatkan air hujan untuk menyiram tanaman sekitar 

Page 4: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

Menghormati lingkungan

a. Berusaha memperbanyak daerah resapan air, misalnya dengan menggunakan

material paving block untuk tempat parkir, jalur pedestrian, dsb.

b. Mengurangi lantai bangunan yang menempel langsung ke tanah 

c. Vegetasi dimanfaatkan semaksimal mungkin

d. Memanfaatkan pohon peneduh untuk menciptakan suasana teduh dan sejuk

serta tidak berkesan panas

Meminimalisir pengguanaan sumber daya baru

a. Penggunaan bahan yang sustainable, seperti : bambu

b. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan,

sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa bekisting dapat

digunakan untuk bagian lain bangunan.

c. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih

bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama atau sisa-sisa

bekisting.

d. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui

dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material yang semakin jarang seperti

kayu.

B. ARSITEKTUR TRADISIONAL HUBUNGANNYA DENGAN GREEN ARSITEKTUR

Iklim tropis adalah iklim yang berada di antara 23,5 lintang utara dan 23,5 lintang

selatan. Ciri dari iklim ini secara umum adalah mendapat sinar matahari sepanjang tahun.

Tetapi secara khusus seperti di Indonesia, cirinya lebih banyak lagi. Seperti: curah hujan yang

melimpah dan kadang disertai angin yang kencang, tanaman tumbuh subur karena kandungan

tanah yang kaya akan unsur hara, lembab, dll.

Bangunan di iklim yang tropis sudah seharusnya selalu menyelesaikan masalah-

masalah di iklim yang tropis. Dan hal ini sebenarnya sudah bisa kita lihat pada rumah-rumah

tradisional di Indonesia. Misalnya atap miring untuk dapat segera membuang air hujan ke

bawah. Teritisan untuk menghindari tampias air hujan yang disebabkan oleh angin. Ventilasi

udara yang lebar untuk mengatasi kelembaban.

Page 5: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

Kebanyakan arsitektur tradisional di Indonesia selalu menggunakan prinsip-

prinsip green architecture.Adapun prinsip-prinsip dalam green architecture adalah: 

a. Conserving Energy 

b. Respond to climate

c. Minimizing new resources (menggunakan material yang dapat dipakai berulang-

ulang,agar tidak perlu memakai material baru lagi. )

d. Respect to user (lebih menekankan pada kebutuhan pengguna)

e. Respect to site (seminimal mungkin melakukan perusakan atau perubahan pada

lokasi

bangunan.)

f. Holistik/kesatuan (kelima prinsip digunakan secara bersamaan, tidak sendiri-

sendiri)

Sekarang kita bandingkan prinsip tersebut dengan hal-hal yang terjadi di arsitektur

tradisional Indonesia. Saya ambil contoh adalah Rumah Panjang masyarakat dayak.

Merespon iklim tropis sudah jelas mereka pikirkan pertama kali. Karena motivasi mereka

dalam membuat adalah untuk keamanan/bertahan hidup. Dapat dilihat dari bentuk atap,

bukaan serta bentuk rumah panggungnya.

rumah panjang Suku Dayak

Mereka mengambil material yang ada di sekitar mereka dan menggunakan bahan

yang paling awet dan paling mudah dijadikan sebuah rumah, yaitu kayu.

Mereka menggunakannya sesuai kebutuhan mereka saja. Dan memakainya lagi jika masih

bagus. Rumah Panjang dihuni oleh beberapa keluarga, biasanya adalah sebagai satu koloni.

Hal tersebut sungguh sangat menghemat tempat. Bandingkan bila satu keluarga memiliki satu

rumah.!!! Pasti akan lebih banyak lagi lahan yang terpakai.

Page 6: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

Bila dipikir-pikir mereka juga sangat konservatif terhadap energi. Khususnya energi

yang tidak dapat diperbaharui. Tetapi itu karena mereka memang belum mengenal energi itu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa judul di atas memang benar. Dan terbukti bahwa

secara tidak sadar mereka telah menggunakan konsep green architecture. Tapi yang jadi

masalah adalah bagaimana kita menerapkan konsep tersebut di peradaban sekarang dengan

motivasi dalam berarsitektur dan kebutuhan yang sudah kompleks dan. Hanya kita sendiri

yang bisa menjawab.Karna kita sendiri yang tahu perbandingan kebutuhan dan keinginan

kita. 

Page 7: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

DAFTAR PUSTAKA

http://wahyumuliatmi.blogspot.com/2011/10/green-arsitektur.html

http://norman-d-gantengo.blogspot.com/2009/02/arsitektur-tropisarsitektur-hijau.html

http://www.imagebali.net/detail-artikel/159-konsep-green-architecture-arsitektur-hijau-secara-umum.php

http://fdanbdanp.blogspot.com/2012/01/arsitektur-green-house.html

Page 8: Green Arsitektur Pada Rumah Tradisional

Anggota Kelompok

- Rizki Chandra P.

- Trymario DP.

- Yuditia