Arsitektur Tradisional Bali Bale Daja

12
Arsitektur Tradisional Bali Bale Daja / Bale Meten Br.Delod Tunon Batuan Gianyar Oleh : I Putu Dedi Yasa (1262221006) I Ketut Supriana (1262221014) Dosen : Dr. Ir. I Gusti Made Putra, M.Si.

Transcript of Arsitektur Tradisional Bali Bale Daja

Christmas Lights

Arsitektur Tradisional BaliBale Daja / Bale MetenBr.Delod Tunon Batuan GianyarOleh :I Putu Dedi Yasa(1262221006)I Ketut Supriana(1262221014)

Dosen :Dr. Ir. I Gusti Made Putra, M.Si.

1Definisi Bale DajaDiklasifikasikan sebagai bangunan madia dengan fungsi tunggal untuk tempat tidur yang juga disebut bale meten. Letaknya dibagian kaja menghadap kelod kenatah berhadapan dengan semanggen / bale delod. Dalam proses membangun rumah, sakutus merupakan bangunan awal yang disebut paturon. Jaraknya delapan tapak kaki dengan mengurip angandang, diukur dari tembok pekarangan sisi kaja.

Atapak NgandangDimensi TradisionalKonstruksi KhususTapak Untuk Halaman2

Sanggah / pemerajanBale daja / metenBale danginBale dauhPaon / DapurJinengAling-alingKandang babiKandang sapiLayout Rumah 1234567893Bentuk bangunan segi empat panjang dengan ukuran 5m x 2,5m, Konstruksi terdiri dari delapan tiang yang dirangkai empat-empat menjadi dua balai. Masing-masing balai memanjang kaja kelod dengan kepala kearah luan / kaja. Tiang-tiang dirangkai dengan sunduk, waton / selimar, likah dan galar. Stabilitas konstruksi dengan sistem lait pada pepurus sunduk dengan lubang tiang Sangawang tidak ada pada sakutus.

4Bagian-Bagian BangunanBagian bawah atau kaki bangunan yang terdiri dari jongkok asu sebagai pondasi tiang, tapasujan sebagai perkerasan tepi bebaturan. Bebaturan merupakan lantai bangunan, undag atau tangga sebagai lintasan naik turun lantai kehalaman. Lantai balai sakutus lebih tinggi dari bangunan lainnya untuk estetika, filosofi dan fungsinya. Bahan bangunan yang dipakai untuk bebaturan pada bale daja menggunakan jongkok asu sebagai alas tiang disusun dari pasangan batu alam.Bebaturan / Kaki5

Bebaturan / KakiPondasi jongkok asuPasangan batu alamBebaturan / Kaki6Tembok dan pilar dihias dengan pepalihan dan ornamen bagian-bagian tertentu. Tembok tradisional dibangun terlepas tanpa ikatan dengan konstruksi rangka bangun. Tembok tidak terpengaruh bila terjadi goncangan pada konstruksi rangka atau konstruksi rangka tidak terpengaruh bila konstruksi tembok roboh.Bahan bangunan yang digunakan, dari pasangan batu bata, batu padas jenis-jenis batu alam yang sesuai bahan tembok .2.Dinding / Badan7

2.Dinding / BadanDinding / badan

Dinding menggunakan pasangan batu padas8Tiang yang disebut Sesaka adalah elemen utama dalam bangunan tradisional, Penampang tiang bujur sangkar dengan sisi-sisi sekitar 11,5 cm tinggi tiang sekitar 250 cm. Bahan yang dipakai untuk tiang adalah kayu dengan kelas-kelas kwalitas dari kelompok kelempok tertentu yang diidentikkan dengan personal kerajaan. Sesaka / Tiang

9Lambang adalah balok belandar sekeliling rangkaian tiang , lambang rangkap yang disatukan, balok rangkaian yang dibawah disebut lambang yang diatas disebut sineb. Rusuk-rusuk bangunan tradisional disebut iga-iga, pangkal iga-iga dirangkai dengan kolong atau dedalas yang merupakan bingkai luar bagian atap. Ujung atasnya menyatu dengan puncak atap yang disebut dedeleg. Untuk mendapatkan bidang atap, lengkung, kemiringan dibagian bawah lebih kecil dari bagian atas. dibuat rusuk bersambung yang disebut gerantang. Konstruksi atap dengan sistim kampiyah difungsikan untuk sirkulasi udara selain udara yang melalui celah antara atap dan kepala tembok. Penutup atap menggunakan alang-alang .3.Atap / Kepala

10

3.Atap / KepalaAtap / kepala

Rangka atap kayuDengan penutup atap menggunakan alang-alangAtap Meamben, berfungsi untuk mengurangi cipratan / tampiasan air hujan11SEKIAN & TERIMAKASIH . . .

12