Grand Jean Company 22

download Grand Jean Company 22

of 3

description

makalah

Transcript of Grand Jean Company 22

  • Grand Jean Company didirikan di pertengahan abad 19. Perusahaan ini mampu bertahan

    bertahun-tahun. Produk dominannya yaitu blue denim jeans. Grand Jeans merupakan market

    leader dalam wash-and-wear, bell-bottom and flare jeans, dan celana kasual modern. Pada

    tahun 1989, Grand Jean Company menjadi salah satu manufaktur pakaian terbesar di dunia.

    Produk yang ditawarkan antara lain berbagai macam variasi dress atau gaun dan fashion jeans

    untuk pria dewasa dan anak laki-laki serta berbagai macam jenis celana wanita. Grand jean

    memiliki reputasi memiliki harga yang terjangkau dan produk yang berkualitas.

    Produksi

    Dalam 30 tahun terakhir, Grand Jean Company menjual hampir seluruh hasil produksinya

    dan seringkali melakukan penjatahan celana yang dapat dibeli oleh pembeli saat 4 bulan

    terakhir periode produksi. Perusahaan ini memiliki 25 pabrik manufaktur. Setiap pabrik

    memiliki kapasitas yang bervariasi, namun rata-ratanya menghasilkan output sekitar 20.000

    buah celana per minggu. Setiap pabrik memproduksi berbagai macam jenis celana kecuali

    dua atau tiga pabrik yang biasanya hanya memproduksi blue denim jeans. Perusahaan

    menambah kapasitas produksinya dengan cara mengkontrak pengusaha pabrik luar

    (independen). Saat ini. Terdapat 20 kontraktor yang memproduksi berbagai lini produk

    celana Grand Jean, termasuk blue denim jeans. Tahun lalu, kontraktor memproduksi sepertiga

    dari total celana yang berhasil dijual oleh Grand Jean.

    Tom Wicks, vice president untuk operasi produksi berkomentar mengenai penggunaan

    kontraktor luar : Sebagian besar kontraktor telah bekerjasama dengan perusahaan ini selama

    lima tahun atau lebih. Beberapa diantaranya bekerja sangat efisien dan dapat diandalkan

    selama lebih dari 30 tahun. Dengan maksud untuk pembuatan celana, kami dapat memahami

    hubungan dengan beberapa pengusaha pabrik independen yang tidak tahu apa yang harus

    mereka lakukan dan terancam bangkrut karena memiliki biaya yang besar.

    Kontrak perjanjian dibuat oleh saya dan staf saya. Harga batas tertinggi atau harga

    maksimum yang rela kita bayar untuk setiap tipe celana kini telah ditetapkan. Bila kontraktor

    mampu membuat kami terkesan dengan menjadi dapat diandalkan dan sanggup menghasilkan

    celana berkualitas, kami akan membayar pada harga maksimum. Namun bila kami ragu,

    kemungkinan kami akan membayar sedikit dibawah harga maksimum untuk tahun pertama

    atau hingga tahun kedua, sampai kontraktor dapat membuktikan ia sanggup memenuhi syarat

    diatas.

    Karena kompetisi domestik dan luar negeri yang intens, tingkat kegagalan dalam industri

    garmen menjadi cukup tinggi. Selain itu banyak pula pendatang baru yang memulai bisnis di

    bidang ini.

    Sistem Pengendalian

    Mr. Wicks melanjutkan : Kami memperlakukan 25 pabrik kami sebagai expense center

    (pusat biaya). Operasional setiap pabrik telah diuji oleh ahli teknik industri dan biaya. Ia

    bangga pada standar waktu dan biaya yang perusahaan miliki. Perusahaan bahkan telah

    mengembangkan kurva belajar (learning curve) yang dapat memberikan informasi mengenai

  • berapa lama waktu produksi yang dibutuhkan untuk suatu tipe celana panjang untuk

    mencapai standar jam yang diperbolehkan setelah start up awal dan penggantian produksi.

    Mereka dapat mengetahui pada tingkat total produksi celana mana yang dapat mencapai

    standar untuk setiap model dasar celana yang mereka buat. Mereka menggunakan informasi

    tersebut untuk menganggarkan biaya pabrik. Staf pemasaran akan mengestimasikan jumlah

    tiap jenis celana yang mereka ingin produksi tiap tahunnya. Informasi tersebut digunakan

    untuk membagi total produksi diantara pabrik. Jika memungkinkan, mereka akan

    mengkhususkan satu pabrik untuk mengerjakan satu jenis celana panjang sepanjang

    tahunnya. Hal tersebut akan menghemat biaya start-up dan biaya pergantian produksi. Karena

    perusahaan ini dapat menjual seluruh produk yang mereka produksi, mereka berusaha untuk

    beroperasi pada titik puncak efisiensi. Sayangnya, bagian pemasaran selalu berhasil

    menyulitkan jadwal produksi dengan perubahan kebutuhan celana panjang pada tengah

    tahun, sehingga tujuan ini sulit tercapai.

    Rencana anggaran dibuat oleh Tom Wicks dan staffnya dengan menentukan apakah

    penempatan kuota pabrik ( dalam celana panjang ) untuk setiap bulan akan dicapai dalam satu

    tahun sekali. Mereka melihat pada kinerja yang lalu dan menambahkan sedikit target kuota

    tersebut karena mereka mengharapkan para pekerja akan meningkatkan kinerja mereka.

    Anggaran tahunan diupdate pada setiap akhir bulan dengan menyoroti hasil produksi pada

    bulan sebelumnya. Jika manajer pelaksana menjalankan anggaran ini, kita anggap dia telah

    melakukan pekerjaan dengan baik. Jika dia tidak dapat mencapai kuota tersebut, maka para

    pekerjanya tidak melakukan pekerjaanya pada apa yang mesti dilakukan, hal itu berdampak

    pada tingkat kecepatan dan efisiensi. Atau mungkin tingkat ketidak hadiran atau perputaran

    pekerja, masalah besar dalam pabrik kita, membawa dampak yang sangat besar. Ketika kuota

    tidak tercapai, kita ingin mengetahui mengapa dan berusaha memperbaiki masalah secepat

    yang kita bisa.

    Dengan mengetahui kecendrungan jumlah celana panjang yang diproduksi dalam

    pabrik selama 1 bulan, maka dapat menentukan jumlah standar jam kerja yang diperlukan

    dalam 1 bulan. Dari standar jam kerja tersebut mereka membandingkannya dengan jumlah

    jam kerja actual untuk menentukan bagaimana kinerja manajer pabrik sebagai expense

    center. Tom Wicks selalu menelpon setiap manajer pelaksana tiap bulan untuk memberikan

    umpan balik secara cepat, baik kinerja nya memuaskan maupun tidak. Kita juga melihat sisi

    yang lain dalam mengevaluasi seorang manajer pelaksana. Apakah hubungan komunitas

    berjalan dengan baik? Apakah pekerjanya merasa senang? Pemilik perusaan sangat

    memperhatikan faktor ini.

    Bonus tahunan menjadi inti dari sistem penghargaan yang dimiliki Grand Jean. Wicks

    dan kedua asisten pemimpinnya menghitung kinerja setiap manajer pelaksana dalam skala 1

    sampai 5, dimana 5 merupakan angka tertinggi. Di akhir tahun, manajer tingkat atas Grand

    Jean Company menetapkan dasar bonus dengan mengevaluasi kinerja perusahaan secara

  • keseluruhan dan keuntungan dalam setahun. Dasar bonus yang di tetapkan setinggi $ 10000.

    Tingkat kinerja untuk setiap anggota manajemen dikalikan dengan dasar penetapan bonus

    yang diberikan manajer. Sebagi contoh manajer mendapat tingkat poin 3 akan menerima

    bonus $ 30000.

    Group Manajemen Grand Jean melibatkan bagian keuangan dan pemasaran yang ahli

    di bidangnya. Lima departemen pemasaran diperlakukan seperti pusat pendapatan. Peramalan

    yang dibuat pihak marketing digunakan untuk mengatur target unit penjualan dan target

    penjualan dalam jumlah uang. Kinerja departemen bagian pemasaran diukur berdasarkan

    target tersebut. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang berubah-ubah , perubahan

    dalam bauran produk secara berkala menjadi sangat penting. Kompensasi mereka terdiri dari

    gaji ditambah 8 % komisi penjualn. Komisi menunjukkan secara kasar setengah rata rata

    kompensasi yang didapat perorangan. Konsumennya adalah toko retail dan distributor

    pakaian. Untuk penilaian kinerja departemen pemasaran , dilihat dari penjualan setiap jenis

    celana panjang yang menjadi tanggung jawab departemen pemasaran. Manajer departemen

    pemasaran berpartisipasi dalam sistem bonus perusahaan.

    Evaluasi Sistem

    Menurut Mia Packard tentang sistem pengendalian yang dipakai oleh Grand Jean

    Company Wicks adalah seorang eksekutif yang baik , dan dia seorang pebisnis yang pandai.

    Akan tetapi saya sesungguhnya tidak sependapat dengan sistem yang digunakan untuk

    mengevaluasi manajer pelaksana. Saya tidak sengaja menemukan bahwa manajer pelaksana

    menimbun beberapa celana panjang yang dihasilkan melebihi pesanan. Dia melakukan hal ini

    untuk melindungi dirinya sendiri untuk menghadapi apabila terjadi kekurangan produksi di

    masa yang akan datang. Saya mencurugai bahwa manajer pelaksana tidak bersungguh

    sungguh meningkatkan produksi secara maksimum. Jika output mereka naik, maka target

    untuk periode berikutnya akan naik, sehingga untuk mendapatkan reward mereka harus

    menjangkau tingkat produksi lebih banyak lagi, dan hal tersebut menyulitkan mereka. Selain

    itu tidak ada perbedaan standar antara pabrik baru dengan pabrik lama. Padahal, pabrik lama

    sering kali mengalami kerusakan mesin, butuh pemeliharaan lebih, dan menjadi sulit untuk

    digunakan.