(good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

46
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 244 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas publik diperlukan keteraturan Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara; b. bahwa Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara disusun dan disajikan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah; c. bahwa menindaklanjuti huruf a dan huruf b diatas, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara perlu mengatur pedoman dalam menyusun Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Transcript of (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Page 1: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR KP 244 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

DAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelolapemerintahan yang baik (good governance) danmeningkatkan akuntabilitas publik diperlukanketeraturan Laporan Keuangan dan Laporan BarangMilik Negara;

b. bahwa Laporan Keuangan dan Laporan Barang MilikNegara disusun dan disajikan secara layak sesuaidengan Standar Akuntansi Pemerintah;

c. bahwa menindaklanjuti huruf a dan huruf b diatas,Direktorat Jenderal Perhubungan Udara perlu mengaturpedoman dalam menyusun Laporan Keuangan danLaporan Barang Milik Negara;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu

menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan

Udara tentang Pedoman Penyusunan LaporanKeuangan dan Laporan Barang Milik Negara dilingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Page 2: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

PeLaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4614);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor

SK.38/OT.002/Phb-83 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Kesehatan Penerbangan Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007

tentang Bagan Akun Standar;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK

120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang

Milik Negara;

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.7 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Bandar Udara;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009

tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara

Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat;

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun

2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68

Tahun 2013;

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.66 Tahun

2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan

Laporan Keuangan dan Pertanggungjawaban Anggaran

Kantor/Satker dilingkungan Kementerian Perhubungan;

Page 3: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.39 tahun

2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang

Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011

tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat;

15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun

2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas

Bandar Udara;

16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 Tahun

2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik

Penerbangan;

17. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Nomor PM 16 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan;

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013

tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset

Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat;

19. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor:

PER-07/KN/2009 tentang tatacara pelaksanaan

rekonsiliasi data Barang Milik Negara dalam rangka

penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan

Keuangan pemerintah pusat;

20. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

PER- 57/PB/2013 Tentang Pedoman penyusunan

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN BARANG MILIK

NEGARA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL

PERHUBUNGAN UDARA.

Page 4: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Arsip Data Komputer, yang selanjutnya disebut ADK,

adalah arsip data berupa disket atau media

penyimpanan digital lainnya yang berisikan data

transaksi, data buku besar, dan/atau data lainnya.

2. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut BMN,

adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau

berasal dari perolehan lainnya yang sah.

3. Bagan Akun Standar, yang selanjutnya disebut BAS,

adalah daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan

disusun secara sistematis untuk memudahkan

perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta

pembukuan dan peLaporan Keuangan pemerintah.

4. Data transaksi BMN adalah data berbentuk jurnal

transaksi perolehan, perubahan, dan penghapusan BMN

yang dikirimkan melalui media ADK setiap bulan oleh

petugas Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang kepada

petugas Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran di

tingkat satuan kerja.

5. Sistem Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disebut

SAI, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang

terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,

pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan

posisi keuangan dan operasi keuangan pada

Kementerian Negara/ Lembaga.

6. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan

Perhitungan, yang selanjutnya disebut SA-BAPP, adalah

serangkaian prosedur manual maupun yang

terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,

pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan

posisi keuangan dan operasi keuangan atas transaksi

keuangan pusat pada Kementerian Negara/ Lembaga,

pihak lain, dan Kementerian Keuangan selaku Kuasa

Pengguna Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang

ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Page 5: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

7. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang

Milik Negara, yang selanjutnya disebut SIMAK-BMN,

adalah subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian

prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah

Dokumen Sumber dalam rangka menghasilkan

informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN

serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang

berlaku.

8. Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya

disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan

Keuangan pemerintah.

9. Sistem Pengendalian Intern, yang selanjutnya disebut

SPI adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh

manajemen yang diciptakan untuk memberikan

keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,

efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian

Laporan Keuangan pemerintah.

10. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna

Anggaran/ Pengguna Barang dan oleh karenanya wajib

menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan

Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

11. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri

dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa

Laporan Keuangan.

12. Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang yang merupakan bagian

dari suatu unit organisasi pada Kementerian

Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau

beberapa kegiatan dari suatu program.

13. Unit Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disebut UAI,

adalah unit organisasi Kementerian Negara/Lembaga

yang bersifat fungsional yang melaksanakan fungsi

akuntansi dan pelaporan keuangan instansi yang terdiri

dari Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi

Barang.

14. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang

selanjutnya disebut UAKPA, adalah UAI yang melakukan

kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.

Page 6: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

15. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah,

yang selanjutnya disebut UAPPA-W, adalah UAI yang

melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik

keuangan maupun barang seluruh UAKPA yang berada

dalam wilayah kerjanya.

16. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I,

yang selanjutnya disebut UAPPA-E1, adalah UAI yang

melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik

keuangan maupun barang seluruh UAPPA-W yang

berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang langsung

berada di bawahnya.

17. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yang

selanjutnya disebut UAKPB, adalah Satuan

Kerja/Kuasa Pengguna Barang yang memiliki wewenang

mengurus dan/atau menggunakan BMN.

18. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah,

yang selanjutnya disebut UAPPB-W, adalah unit

akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja lain

yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dan melakukan

kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB,

penanggung jawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah

atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-

W.

19. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I,

yang selanjutnya disebut UAPPB-E1, adalah unit

akuntansi BMN pada tingkat Eselon I yang melakukan

kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-W,

dan UAKPB yang langsung berada di bawahnya yang

penanggung jawabnya adalah pejabat Eselon I.

20. Dokumen Sumber, yang selanjutnya disebut DS, adalah

dokumen yang berhubungan dengan transaksi

keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti

untuk menghasilkan data akuntansi.

21. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban

pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan

Keuangan.

22. Laporan Realisasi Anggaran, yang selanjutnya disebut

LRA, adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi

pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit dan

pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

yang masing-masing diperbandingkan dengan

anggarannya dalam satu periode.

Page 7: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

23. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi

keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas

dana pada tanggal tertentu.

24. Laporan BMN adalah laporan yang menyajikan posisi

BMN pada awal dan akhir suatu periode serta mutasi

BMN yang terjadi selama periode tersebut.

25. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi

keuangan yang diproses dengan beberapa

sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan DS yang

sama.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Peraturan ini berlaku untuk seluruh kegiatan pelaporan

keuangan dan pelaporan Barang Milik Negara yang dilakukan

oleh Unit Akuntansi Instansi di lingkungan Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara.

BAB III

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

Pasal 3

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam

melaksanakan kegiatan pelaporan keuangan dan pelaporan

Barang Milik Negara menggunakan Sistem Akuntansi

Instansi.

Pasal 4

SAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK); dan

b. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang

Milik Negara (SIMAK-BMN).

Pasal 5

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam

melaksanakan SAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,

harus membentuk UAI.

Page 8: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Pasal 6

UAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, terdiri dari:

a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang

(UAKPA/B);

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang-

Wilayah (UAPPA/B-W); dan

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang-

Eselon I (UAPPA/B-E1).

Pasal 7

(1) UAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dalam

melaksanakan SAI harus menggunakan alur proses

berjenjang.

(2) Alur proses berjenjang sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dimulai dari tingkat Unit Akuntansi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6.

BAB IV

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

Bagian Pertama

Umum

Pasal 8

(1) Sistem Akuntansi Keuangan, yang selanjutnya disebut

SAK, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,

digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan

realisasinya.

(2) Proses transaksi anggaran dan realisasinya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), menghasilkan Laporan

Keuangan, yang terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

b. Neraca; dan

c. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Page 9: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Pasal 9

(1) Catatan atas Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c, adalah laporan yang

menyajikan informasi :

a. penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai

suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi

Anggaran (LRA) dan Neraca;

b. kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas

pelaporan dan informasi lain yang diharuskan untuk

diungkapkan di dalam Standar Akuntansi

Pemerintahan; dan

c. ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk

menghasilkan penyajian Laporan Keuangan secara

wajar, yang dilengkapi dengan data dukung.

(2) Data dukung penyajian Laporan Keuangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c tercantum pada

lampiran I Peraturan ini.

Pasal 10

Mekanisme Penyusunan CaLK sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1), tercantum pada Lampiran II Peraturan ini.

Bagian Kedua

Kewajiban Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran

(UAKPA)

Pasal 11

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, yang selanjutnya disebut

dengan UAKPA mempunyai kewajiban :

a. melakukan proses akuntansi atas Dokumen Sumber

Laporan Keuangan;

b. menyampaikan Dokumen Sumber sebagaimana

dimaksud pada huruf a, yang terkait dengan pengadaan

aset kepada Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang

(UAKPB);

c. menyampaikan Laporan Keuangan dan ADK setiap

bulannya kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) sebagai bahan rekonsiliasi;

Page 10: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

d. menyampaikan Laporan Keuangan, ADK dan Berita Acara

Rekonsiliasi dari KPPN kepada Unit Akuntansi Pembantu

Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W);

e. menyampaikan Laporan Keuangan, ADK dan Berita

Acara Rekonsiliasi dari KPPN kepada Unit Akuntansi

Pembantu Pengguna Anggaran – Eselon 1 (UAPPA-E 1),

khusus untuk UAKPA Kantor Pusat Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara; dan

f. mengirimkan ADK back up data SAK yang telah

direkonsiliasi dengan KPPN setempat setiap bulan paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada Kepala Biro

Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Perhubungan,

dengan tembusan kepada Direktur Jenderal

Perhubungan Udara.

Pasal 12

Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan

Keuangan Tingkat UAKPA, sebagaimana tercantum pada

Lampiran IIIA Peraturan ini.

Bagian Ketiga

Kewajiban Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran

Wilayah (UAPPA-W)

Pasal 13

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, yang

selanjutnya disebut dengan UAPPA-W mempunyai kewajiban:

a. menerima, memverifikasi dan melakukan penggabungan

data Laporan Keuangan yang diterima dari UAKPA di

wilayah kerjanya;

b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPB-W dan

membuat berita acara rekonsiliasi untuk memastikan

keandalan penyajian nilai aset dalam Laporan Keuangan

UAPPA-W;

c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan

Keuangan untuk disampaikan kepada Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Kementerian

Keuangan dan membuat berita acara rekonsiliasi setiap

triwulan, semester dan tahunan, serta menindaklanjuti

jika terdapat perbedaan; dan

Page 11: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

d. mencetak dan menyampaikan Laporan Keuangan dan

ADK kepada UAPPA-E1 sesuai dengan jadwal

penyampaian.

Pasal 14

Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan

Keuangan Tingkat UAPPA-W, sebagaimana tercantum pada

Lampiran IIIB Peraturan ini.

Bagian Keempat

Kewajiban Unit Akutansi Pembantu Pengguna Anggaran

Eselon 1 (UAPPA-E1)

Pasal 15

Unit Akutansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1

(UAKPA-E1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c,

mempunyai kewajiban :

a. menerima, memverifikasi, dan melakukan penggabungan

data Laporan Keuangan yang berasal dari UAKPA -

Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

dan UAPPA-W untuk menghasilkan Laporan Keuangan

UAPPA-E1;

b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPB-E1

dan membuat berita acara rekonsiliasi untuk

memastikan keandalan penyajian nilai aset dalam

Laporan Keuangan UAPPA-E1;

c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan

Keuangan UAPPA-E1 untuk disampaikan kepada

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan-

Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan membuat berita

acara rekonsiliasi, serta menindaklanjuti jika terjadi

perbedaan; dan

d. mencetak dan menyampaikan Laporan Keuangan dan

ADK kepada Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)

Kementerian Perhubungan sesuai jadwal penyampaian.

Pasal 16

Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan

Keuangan Tingkat UAPPA-E1, sebagaimana tercantum pada

Lampiran IIIC Peraturan ini.

Page 12: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Bagian Kelima

Jadwal Penyampaian Laporan Keuangan

Pasal 17

(1) Laporan Keuangan ditingkat UAKPA, UAPPA-W dan

UAPPA E1 disampaikan secara berjenjang setiap bulan,

triwulan, semester dan tahunan sesuai dengan jadwal

penyampaian.

(2) Jadwal Penyampaian Laporan Keuangan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 tercantum pada Lampiran IV

Peraturan ini.

Pasal 18

Penyampaian Laporan Keuangan semesteran dan tahunan

disertai dengan pernyataan tanggung jawab (Statement Of

Responsibility/SOR) sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

BAB V

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN)

Bagian Pertama

Umum

Pasal 19

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik

Negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, yang

selanjutnya disebut SIMAK-BMN, digunakan untuk

menghasilkan informasi sebagai dasar penyusunan neraca

Kementerian/Lembaga, Laporan BMN dan informasi-

informasi untuk:

a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

b. pengadaan;

c. penggunaan;

d. pemanfaatan;

e. pengamanan dan pemeliharaan;

f. penilaian;

g. penghapusan;

Page 13: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

h. pemindahtanganan; dan

i. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Pasal 20

(1) Laporan BMN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

beserta Catatan atas Laporan BMN digunakan sebagai

lampiran pada Laporan Keuangan.

(2) Catatan atas Laporan BMN yang selanjutnya disebut

CaLBMN merupakan deskripsi yang menjelaskan BMN

yang dikuasai Unit Organisasi Akuntansi/

penatausahaan BMN, yang berguna untuk mendukung

penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan.

(3) CalBMN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun

dan dilaporkan secara berjenjang pada setiap semester

dan tahunan dengan dilengkapi data dukung.

(4) Data dukung penyusunan Laporan BMN sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) tercantum pada Lampiran V

Peraturan ini.

Bagian Kedua

Kewajiban Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

Pasal 21

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, yang

selanjutnya disebut dengan UAKPB mempunyai

kewajiban:

a. melakukan proses akuntansi atas Dokumen Sumber

laporan BMN;

b. melakukan rekonsiliasi internal dengan UAKPA dan

membuat berita acara rekonsiliasi;

c. menyampaikan Laporan BMN termasuk CaLBMN dengan

ADK kepada UAPPB-W dan Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL) setiap semester dan

tahunan;

d. menyampaikan Laporan BMN termasuk CaLBMN dengan

ADK sebagaimana dimaksud pada huruf c kepada

UAPPA-E1, khusus untuk UAKPB Kantor Pusat

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; dan

Page 14: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

e. mengirimkan ADK backup data SIMAK-BMN yang telah

direkonsiliasi dengan KPKNL setempat setiap semester

dan tahunan kepada Kepala Biro Keuangan dan

Perlengkapan, dengan tembusan kepada Direktur

Jenderal Perhubungan Udara.

Pasal 22

Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan Tingkat

UAKPB, sebagaimana tercantum pada Lampiran IIIA

Peraturan ini.

Bagian Ketiga

Kewajiban Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang

Wilayah (UAPPB-W)

Pasal 23

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah

(UAPPB-W), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b,

mempunyai kewajiban :

a. menerima, memverifikasi dan melakukan penggabungan

data Laporan BMN yang diterima dari UAKPB di wilayah

kerjanya;

b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-W

dan membuat berita acara rekonsiliasi untuk

memastikan keandalan Laporan BMN UAPPB-W;

c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan BMN

untuk disampaikan kepada Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan

membuat berita acara rekonsiliasi setiap semester dan

tahunan, serta menindaklanjuti jika terdapat perbedaan;

dan

d. mencetak dan menyampaikan Laporan BMN dan ADK

kepada UAPPB-E1 sesuai dengan jadwal penyampaian.

Page 15: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Pasal 24

Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan Tingkat

UAPPB-W sebagaimana tercantum pada Lampiran IIIB

Peraturan ini.

Bagian Ketiga

Kewajiban Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang

Eselon 1 (UAPPB-E1)

Pasal 25

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1

(UAPPB-E1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c,

mempunyai kewajiban :

a. menerima, memverifikasi dan melakukan penggabungan

data Laporan BMN yang berasal dari UAKPB - Kantor

Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan

UAPPB-W untuk menghasilkan Laporan BMN UAPPB-E1;

b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-E1

dan membuat berita acara rekonsiliasi untuk

memastikan keandalan penyajian nilai aset dalam

Laporan BMN UAPPB-E1;

c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan BMN

UAPPB-E1 untuk disampaikan kepada Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara dan membuat berita acara

rekonsiliasi, serta menindaklanjuti jika terjadi

perbedaan; dan

d. mencetak dan menyampaikan Laporan BMN dan ADK

kepada Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)

Kementerian Perhubungan sesuai jadwal penyampaian.

Pasal 26

Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan Tingkat

UAPPB-E1, sebagaimana tercantum pada Lampiran IIIC

Peraturan ini.

Page 16: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Bagian Kelima

Jadwal Penyampaian Laporan BMN

Pasal 27

(1) Laporan BMN ditingkat UAKPB, UAPPB-W dan UAPPB

E1 disampaikan secara berjenjang setiap semester dan

tahunan sesuai dengan jadwal penyampaian.

(2) Jadwal Penyampaian Laporan BMN sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran VI

Peraturan ini.

BAB VI

DOKUMEN SUMBER

Bagian Pertama

Dokumen Sumber Laporan Keuangan

Pasal 28

Dokumen Sumber Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11 huruf a, terdiri dari:

a. dokumen pagu anggaran, antara lain: Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Revisi DIPA, DIPA

Luncuran (DIPAL), Revisi DIPAL, Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK), Revisi POK, Surat Kuasa Pengguna

Anggaran (SKPA), dan dokumen lain yang dipersamakan;

b. dokumen realisasi anggaran, antara lain: Surat Perintah

Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D), SPM Pengesahan, Surat Setoran Bukan Pajak

(SSBP), Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB),

Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bea dan Cukai

(SSBC), Surat Perintah Pembukuan dan Pengesahan

(SP3), serta dokumen lain yang dipersamakan;

c. dokumen piutang; dan

d. dokumen-dokumen lainnya.

Page 17: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Bagian Kedua

Dokumen Sumber Laporan BMN

Pasal 29

Dokumen Sumber laporan BMN sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 huruf a, terdiri dari :

a. Laporan BMN dan CalBMN periode sebelumnya dan atau

hasil inventarisasi fisik;

b. dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan

transaksi masuk BMN, antara lain: Bukti Kepemilikan

BMN, SPM/SP2D, Faktur pembelian, Kuitansi, SPK,

rincian kontrak dan addendum, Surat Keputusan

Pengalihan Status BMN serta dokumen lain yang sah;

c. dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan

transaksi keluar BMN, antara lain: Surat Keputusan

Penghapusan dan risalah lelang, Surat Keputusan Hibah

dan Pengalihan status serta Peraturan Pemerintah

Penyertaan Modal Negara;

d. Surat Keputusan/Keterangan Penanggung jawab KPB;

dan

e. Berita Acara Inventarisasi dan Penilaian

(Penertiban Aset).

Bagian Ketiga

Penatausahaan Dokumen Sumber

Pasal 30

(1) Penatausahaan Dokumen Sumber didalam penyusunan

Laporan Keuangan dan Laporan BMN dilakukan untuk

menciptakan tertib administrasi di lingkungan Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara.

Page 18: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

(2) Penatausahaan Dokumen Sumber sebagaimana pada

ayat (1) dengan melakukan pemindaian (scanning)

Dokumen Sumber antara lain :

a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Petunjuk

Operasional Kegiatan (POK) dan revisinya;

b. SPM dan SP2D / SP3 yang diterbitkan oleh KPPN

beserta kelengkapannya (resume kontrak, Surat

Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB), dan

dokumen sejenis);

c. dokumen penerimaan anggaran;

d. dokumen pelaksanaan anggaran;

e. dokumen pengeluaran anggaran;

f. dokumen sumber transaksi BMN; dan

g. Berita Acara Rekonsiliasi antara UAKPA dengan

KPPN dan UAKPB dengan KPKNL.

Pasal 31

Mekanisme alur penatausahaan Dokumen Sumber

sebagaimana tercantum pada Lampiran VII Peraturan ini.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Bagian Pertama

Rekapitulasi Laporan Keuangan dan Laporan BMN

Pasal 32

(1) Rekapitulasi Laporan Keuangan dan Laporan BMN

dilakukan dalam rangka memudahkan penelusuran

angka yang disajikan dalam neraca apabila terdapat

kesalahan agar laporan yang disusun lebih akurat dan

akuntabel.

(2) Format rekapitulasi Laporan Keuangan dan Laporan

BMN, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran VIII Peraturan ini.

Page 19: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Bagian Kedua

Persediaan

Pasal 33

UAKPB dalam menyusun neraca Laporan Keuangan dan

Laporan BMN menyajikan laporan persediaan.

Pasal 34

(1) Laporan persediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

33 beserta data transaksi disusun berdasarkan saldo per

jenis barang pada Buku Persediaan, menurut Sub

Kelompok Barang dan dilaporkan setiap semester dan

tahunan.

(2) Saldo akhir laporan persediaan tahunan disajikan

berdasarkan hasil opname fisik.

(3) Penyajian perkiraan persediaan dalam Neraca

didasarkan pada hasil proses pengelompokan klasifikasi

BMN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

yang mengatur tentang penggolongan kodefikasi barang.

(4) Laporan Persediaan memuat informasi tambahan atas

jumlah persediaan yang rusak dan/atau usang.

(5) Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai moneternya

dan diungkapkan dalam CaLK dan CalBMN.

(6) Diagram Alur Penatausahaan Persediaan, sebagaimana

tercantum pada Lampiran IX Peraturan ini.

Bagian Ketiga

Penyajian Informasi Pendapatan dan belanja secara Akrual

Pasal 35

(1) UAKPA, UAPPA-W dan UAPPA-E1 wajib melampirkan

informasi pendapatan dan belanja secara akrual pada

saat penyusunan Laporan Keuangan tahunan.

(2) Format Penyajian informasi dan belanja secara akrual

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada

Lampiran X Peraturan ini.

Page 20: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Bagian Keempat

Penyajian Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Pasal 36

(1) UAKPA, UAPPA-W dan UAPPA E1 wajib menyajikan

penyisihan piutang tak tertagih di dalam neraca laporan

keuangan semester dan tahunan serta mengungkapkan

informasi yang lebih rinci tentang penyisihan piutang tak

tertagih di dalam CaLK, sesuai dengan format

sebagaimana tercantum pada lampiran XIA Peraturan

ini.

(2) Penyisihan Piutang Tak Tertagih sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), merupakan cadangan piutang yang harus

dibentuk sebesar prosentase tertentu dari akun piutang

berdasarkan penggolongan kualitas piutang.

(3) Bagan alur Penyajian penyisihan piutang tak tertagih

tercantum pada Lampiran XIB Peraturan ini.

Bagian Kelima

Penyajian Penyusutan Aset Tetap

Pasal 37

UAKPA/B, UAPPA/B-W dan UAPPA/B-E1 wajib menyajikan

Penyusutan Aset Tetap di dalam neraca Laporan Keuangan

dan Laporan BMN semester dan tahunan serta

mengungkapkan informasi yang lebih rinci tentang

penyusutan di dalam CaLK dan CalBMN.

Pasal 38

(1) Penyusutan Aset Tetap sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37 merupakan penyesuaian nilai aset tetap terkait

dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari aset

tetap.

(2) Penyusutan Aset Tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah;

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan

c. Aset Tetap yang telah diusulkan penghapusan kepada

Pengelola Barang.

Page 21: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

(3) Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap

dilakukan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

(4) Masa manfaat aset tetap ditentukan dengan

berpedoman pada ketentuan Peraturan Perundang-

undangan yang mengatur tentang Tabel Masa Manfaat

dalam rangka Penyusutan aset tetap berupa Aset Tetap

pada Entitas Pemerintah Pusat.

(5) Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan

metode garis lurus, yaitu mengalokasikan nilai yang

dapat disusutkan dari aset tetap secara merata setiap

semester selama Masa Manfaat.

Pasal 39

Format penyajian nilai penyusutan aset tetap tercantum pada

Lampiran XII Peraturan ini.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN SANKSI

Bagian Pertama

Pembinaan

Pasal 40

(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan penyusunan dan

keandalan Laporan Keuangan dan Laporan BMN,

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selaku UAI

Eselon 1 wajib untuk melakukan pembinaan dalam

penyusunan Laporan Keuangan secara berjenjang

sampai dengan tingkat UAKPA/B.

(2) Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), setiap UAI dilingkungan

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dapat bekerja

sama dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

selaku Pembina penyajian Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat.

Bagian Kedua

Sanksi

Pasal 41

Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang

memberikan teguran secara tertulis kepada UAKPA/B dan

UAPPA/B-W yang tidak melaksanakan SAI sesuai dengan

ketentuan Peraturan ini.

Page 22: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

Direktur Jenderal Perhubungan Udarapelaksanaan Peraturan ini.

mengawasi

Pasal 43

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :

pada tanggal :JAKARTA

21 APRIL 2014

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Sa^Sflig^fifckdengan aslinyaKEPAI^rafflSfi^y^UM DAN HUMAS,

' PERHUBUNC

ISRAF.

NIP?fjfca (IV/a)19 199403 1002

ttd.

HERRY BAKTI

Page 23: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Lampiran IPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014

Tanggal : 21 April 2014

DATA DUKUNG PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1. CaLK Keuangan wilayah dan Satker (hardcopy dan sofcopy);

2. Berita Acara Rekonsiliasi dengan Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara;

3. Berita Acara Rekonsiliasi dengan Kanwil Direktorat JenderalPerbendaharaan;

4. Berita Acara Rekonsiliasi Internal SAKPA dengan SIMAK BMN;

5. Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual;

6. Rekening Koran Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan;

7. DIPA Tahun Berjalan;

8. Revisi DIPA (Jika Ada);

9. Daftar Rekapitulasi Piutang PNBP;

10. Struktur Organisasi SAI (Tahunan);

11. Rencana Tindak Lanjut terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LaporanKeuangan;

12. Tindak Lanjut terhadap Temuan/Review Inspektorat Jenderal;

13. Laporan Capaian Kinerja;

14. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran;

15. Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi Bendahara Pengeluaran;

16. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Penerimaan;

17. Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi Bendahara Penerimaan;

18. SSBP atas sisa UP atau Kas di Bendahara Penerimaan yang disetorkanpada tahun berikutnya;

19. Temuan BPK dan tindak lanjut temuan;

20. Rekening pemerintah yang dikelola;

21. Informasi pendapatan dan belanja secara akrual.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

dengan aslinyaUM DAN HUMAS,

^Pdmbina (IV/a)NIP. 19680619 199403 1002

Page 24: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

NO

Lampiran IIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 TAHUNTanggal: 21 April 201

2014

MEKANISME PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DAN CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARAUNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG (UAKPA/B)

URAIAN

Cetak laporan keuangan atau laporan BMNyang sudah direkonsiliasi baik denganKPPN/KPKNL

Buat Pemyataan tanggung Jawab (Statementof responsibility) dan uraikan laporankeuangan dan BMN sesuai format CatatanAtas Laporan Keuangan PerdirjenPerbendaharaan

Kumpulkan informasi terkait anggaran tidakterserap, blokir anggaran, hambatan kendaladan hal-hal lain yang berkaitan denganrealisasi anggaran guna melengkapi informasiLRA

Kumpulkan informasi terkait mutasi aset(penghapusan, hibah, transfer, aset belumtercatat, aset rusak berat, dan kejadian yangmempengaruhi aset lainnya) serta Datamengenai perbedaan data, koreksi/perubahandata dan informasi lainnya guna melengkapiinformasi catatan atas laporan BMN

Kumpulkan informasi tentang kebijakan yangmempengaruhi penyusunan LK, hambatandan kendala dalam penyusunan LK, dankejadian lain yang berkaitan dengan LK gunamelengkapi penyusunan CalK

Buat daftar rekening, monitoring rekening,monitoring tindak lanjut BPK, daftar piutang,daftar kualitas piutang, daftar pendapatan danbelanja akrual, dan laporan capaian kinerjauntuk dilampirkan dalam Calk

Cetak dan sampaikan Catatan atas LaporanKeuangan dan catatan atas laporan BarangMilik Negara kepada KPA untuk dilakukanverifikasi dan penandatangan

Page 25: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Distribusikan dan simpan sebagai arsip

uai dengan ashnyaUKUM DAN HUMAS,

//a)16806VSei#9403 1

o

Evatuasi 5

Tanda

langan

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

Page 26: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

NO

LK, ADK dari Aplikasi SAK dikirim ke KPPNdan LK, ADK dari Aplikasi BMN dikirim keKPKNL sebagai bahan rekonsiliasi

Dalam Proses rekonsiliasi dengan KPPN danKPKNL dimungkinkan adanya kesalahan inputDokumen Sumber oleh petugas, jika terjadihal tersebut, maka Petugas SAK dan PetugasSimak perlu melakukan koreksi danmelakukan pengiriman ulang ADK ke KPPNdan KPKNL, hingga didapatkan Berita AcaraRekonsiliasi (BAR)

MEKANISME PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG (UAKPA/B)

URAIAN

Dokumen Sumber (DIPA, SPM, SP2D, SSBPdan Dokumen Pendukung lainnya) dikirim kePetugas SAK, Petugas BMN, PetugasPersediaan.

Petugas SAK, Petugas BMN, PetugasPersediaan menerima dokumen sumber dariPengelola Anggaran untuk diverifikasi,dokumen sumber yang sudah sesuaikemudian akan diinput ke dalam aplikasi,sedangkan dokumen sumber yang belumsesuai akan diinformasikan ke pengelolaanggaran untuk dilengkapi.

Dokumen Sumber yang sudah diverifikasidiinput ke dalam Aplikasi, setelah diinputPetugas Persediaan melakukan prosespengiriman ke Aplikasi SIMAK-BMN,kemudian Petugas BMN melakukan prosespengiriman ke Aplikasi SAK.

Petugas SAK dan Petugas BMN melakukanrekonsiliasi internal data yang sudah diinputdalam Aplikasi

Lampiran III.APeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: KP 244 TAHUN 2014Tanggal?! April 2014

Page 27: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

LK dan ADK hasil rekonsiliasi beserta BAR

dari KPPN dan KPKNL diserahkan kepadapenanggungjawab / KPA untuk dievaluasi danditanda tangan.

LK dan ADK yang sudah dievaluasi olehpenanggung jawab kemudian dikirim keUAPPA/B-W atau UAPPA/B-E1, dan disimpansebagai arsip di masing-masing Petugas SAKdan SIMAK.

ian Sesuai dengan aslinva-fWc4KMm'KUM DAN HUMAS,

DIREKTORAT JENDERAL

PERHUBUNGAIlSRftFJ IMAYAT

Pembina/flV/a)NIP. 196806^.499403 1002

>au

IK,ADK. BAR NJ

DIREKTUR JEDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

a

Page 28: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

MEKANISME PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

UNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG TINGKAT WILAYAH (UAPPA/B-W)

NO URAIAN

Menerima LK, ADK dan BAR dari UAKPA/B

Petugas SAK dan Petugas BMN menerima LK dan ADKdari UAKPA/B untuk kemudian diverifikasi, jikasudah sesuai maka akan diinput ke dalam aplikasi,jika tidak sesuai akan diinformasikan kepadaUAKPA/B untuk dilengkapi

Petugas SAK dan Petugas BMN melakukanrekonsiliasi internal data yang sudah diinput ke dalamaplikasi.

LK dan ADK hasil rekonsiliasi internal kemudian

dikirim ke Kanwil DJPB dan Kanwil DJKN sebagaibahan rekonsiliasi

Dalam Proses rekonsiliasi dengan Kanwil DJPB danKanwil DJKN dimungkinkan adanya kesalahan inputDokumen Sumber oleh petugas, jika terjadi haltersebut, maka Petugas SAK dan Petugas Simak perlumelakukan koreksi dan melakukan pengiriman ulangADK ke Kanwil DJPB dan Kanwil DJKN, hinggadidapatkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR)

Lampiran II1.BPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: RP 244 TAHUN 2014Tanggal: 21 April 2014

Page 29: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

LK dan ADK hasil rekonsiliasi beserta BAR dari Kanwil

DJPB dan Kanwil DJKN diserahkan kepadapenanggung jawab / KPA selaku koordinator wilayah

LK dan ADK yang sudah dievaluasi oleh penanggungjawab kemudian dikirim ke UAPPA/B-El, dandisimpan sebagai arsip di masing-masing Petugas SAKdan SIMAK

^dengan aslinya1 DAN HUMAS,

99403 1002

2L

LK,ADK,BAR

FH. k- F.te k-

LK. ADK. BAR ||J~

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

o

Page 30: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

NO

MEKANISME PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGANUNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG TINGKAT ESELON 1(UAPPA/B-El)

URAIAN

Menerima LK, ADK dan BAR dari UAPPA/W Wilayahatau UAKPA/B Kantor Pusat

LK, dan ADK diserahkan kepada Petugas Verifikasiuntuk diverifikasi, jika sesuai maka LK dan ADKdiserahkan kepada Petugas SAK dan Petugas BMNuntuk diinput ke dalam aplikasi, jika tidak sesuaimaka akan dinformasikan kepada UAPPA/B-W atauUAKPA/B Kantor pusat untuk dilengkapi.

Petugas SAK dan Petugas BMN melakukanrekonsiliasi internal data yang sudah diinput

LK dan ADK hasil rekonsiliasi internal dikirim keDJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) danDJPB (Direktorat Jenderal Perbendaharaan) sebagaibahan rekonsiliasi dan dikirim ke Itjen sebagai

Dalam Proses rekonsiliasi dengan Kanwil DJPB danKanwil DJKN dimungkinkan adanya kesalahan inputoleh petugas, jika terjadi hal tersebut, maka PeiugasSAK dan Petugas BMN perlu melakukan koreksi danmelakukan pengiriman ulang ADK ke Kanwil DJPBdan Kanwil DJKN, hingga didapatkan Berita AcaraRekonsiliasi (BAR).

Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil reviuInspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.

Lampiran III.C

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraKP 244 TAHUN 2014-2^-April 2014

Nomor

Tanggal :

Page 31: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

LK dan ADK hasil rekonsiliasi beserta BAR dariDJPB dan Kanwil DJKN diserahkan kepadapenanggung jawab untuk dievaluasi dan ditandatangan.

LK dan ADK yang sudah dievaluasi oleh penanggungjawab kemudian dikirim ke UAPA dan disimpansebagai arsip di masing-masing Petugas SAK danVerifikasi.

SalinanjSesuai dengan aslinyaKE^gfiSlKctewj-IUKUM DAN HUMAS,

V/a)9403 1002

IK. ADK |l_i

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

C^

Page 32: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

JADWAL PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Lampiran IV

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor : KP 244 TAHUN 2014

Tanggal : 21 April 2014

Page 33: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

C. Laporan Realisasi AnggaranTriwulan III dan Neraca Per 30

September

Unit

OrganisasiTeriraa

Proses dan

RekonsiliasiKirim

WaktuPengiriman

UAKPA - - 12 Oktober 2XX1

j;. 3 hari

UAPPA-W 15 Oktober 2XX1 5 hari 20 Oktober 2XX1

fl 3 hari

UAPPA-E1 23 Oktober 2XX1 6 hari 29 Oktober 2XX1

JJ 2 hari

UAPA 31 Oktober 2XX1 8 hari 09 November

L2XX1

Menkeu

cq.DirjenPBN

09 November

2XX1

- -

D. Laporan Keuangan Tahunan (unaudited)

Unit

OrganisasiTerima Proses dan

Rekonsiliasi

Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA - - 20 Januari 2XX2

UAPPA-W

n23 Januari 2XX2 6 hari 29 Januari 2XX2

3 hari

3 hari

UAPPA-El 02 Februari 2XX2 6 hari 08 Februari

2XX2

o 2 hari

UAP

r

A 10 Februari 2XX2 1 7 hari Tanggal terakhirFebruari 2XX2

Menkeu

cq.DirjenPBN

Tanggal terakhirFebruari 2XX2

- -

Sali

KEP

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

uai dengan aslinyaUKUM DAN HUMAS.

tli^AYAT?m*>ma (IV/a)80619 199403 1002

ttd.

HERRY BAKTI

Page 34: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Lampiran VPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014Tanggal : 21 April 2014

DATA DUKUNG PENYUSUNAN LAPORAN BMN

1. Catatan atas Laporan BMN wilayah dan Satker (hardcopy dan sofcopy);

2. Berita Acara Rekonsiliasi dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara danLelang;

3. BA Rekonsiliasi dengan Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

4. BASTO (Berita Acara Serah Terima Operasional) (Jika ada transaksi serahterima operasional);

5. SK Penghapusan BMN (Jika ada);

6. SK Hibah/Transfer masuk dan Keluar (Jika ada);

7. Data hasil kegiatan yang belum dilakukan Serah Terima Operasional;

8. Data BMN yang belum ada penetapan status penggunaannya;

9. Data BMN yang sudah dilakukan pemanfaatan;

10. Data BMN berupa Bantuan Pemerintah Yang Belum DitetapkanStatusnya (BPYBDS) yang telah dioperasionalkan oleh pihak BUMN;

11. Data BMN yang dioperasionalkan oleh pihak Pemerintah Daerah / BadanHukum lainnya namun belum ada proses hibahnya;

12. Data tanah / bangunan yang belum memiliki bukti kepemilikan (sertifikattanah untuk asset tanah dan izin mendirikan bangunan (1MB) untukasset bangunan );

13. Data Penatausahaan rumah negara dan permasalahannya.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTISalinan sesuai dengan aslinya

KEPAL^g^S^UKUM DAN HUMAS,

L————"VvDIREKTORAT JENDERAL »* \

(IV/a)199403 1002

Page 35: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Lampiran VI

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor : KP 244 Tahun 2014

Tanggal :21 April 2014

JADWAL PENYAMPAIAN LAPORAN BMN

A. Laporan BMN Semester I

Unit Organisasi TerimaProses dan

RekonsiliasiKirim

Waktu

Pengiriman

UAKPA/B - s.d7 Juli 10JUH2XX1

a 2 hari

UAPPA/B-W 12 Juli 2XX1 3 hari 15 JUN2XX1

fl 2 hari

UAPPA/B-E1 17 Juli 2XX1 3 hari 20 Juli 2XX1

& 2 hari

UAPA/B 22 Juli 2XX1 3 hari 25JUN2XX1

a 1 hari

Menteri Keuangan 26 Juli 2XX1 - -

B. Laporan BMN Semester II dan Tahunan

Unit Organisasi TerimaProses dan

Rekonsiliasi') KirimWaktu

Pengiriman

UAKPA/B - s.d. 17 Januari 20 Januari2XX2

& 3 hari

UAPPA/B-W 23 Januari 2XX2 6 hari 29 Januari 2XX2

a 3 hari

UAPPA/B-E1 02 Februari2XX2 6 hari 0$ Februari2XX2

a 2 hari

UAPA/B 10Februari2XX2 17 hariTanggal terakhir

Februari 2XX2

a 1 atau 2 hari

Menteri Keuangan Tanggal terakhirFebruari 2XX2

- -

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

iiai dengan aslinyaUKUM DAN HUMAS,

0619 199403 1002

Page 36: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

NO URAIAN

UAKPA (satker) melakukan scan atas setiap dokumen

a Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan revisinya

b SPM dan SP2D / SP3 yang diterbitkan oleh KPPNbeserta kelengkapan nya (resume kontrak, SPTJB, dandokumen sejenis)

c Dokumen penerimaan anggarand Dokumen pelaksanaan anggarane Dokumen pengeluaran anggaranf Dokumen sumber transaksi BMN

UAKPA (satker) melakukan scan atas setiap dokumenpelaporan, diantaranya:

Laporan Barang Milik Negara beserta CaBMN disetiap unit Akuntansi (Satker/UAKPA),

b Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) antara UAKPAdengan KPPN dan UAKPB dengan KPKNL,

c Laporan Keuangan beserta CaLK masing-masingsatker untuk setiap periode Akuntansi,

Pada setiap periode akuntansi, UAKPA (satker)mengirimkan seluruh hasil scan dokumen sumbertersebut diatas (softcopy via e-mail dan hardcopy viapos) kepada UAPPA-W setelah terlebih dahulu UAKPA(satker) melakukan rekonsiliasi antara KPPN (dilampiriBerita Acara Rekonsiliasi antara UAKPA-KPPN)

UAPPA-W berkewajiban mengirimkan data dari UAKPA(satker) dibawah koordinasinya untuk diteruskankepada Eselon I.

Lampiran VIIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: KP 244 TAHUN 2014Tanggal: 21 April 2014

Mekanisme Alur Penatausahaan Dokumen Sumber

DIAGRAM ALUR

SCAN DOKUMEN SUMBER SCAN DOKUMEN SUMBER SCAN DOKUMEN SUMBER

UAKPA/B UAKPA/B UAKPA/B UAKPA/B UAKPA/B

«"-T

UAPPA/B-W UAPPA/B-WUAPPA/B-W

RekonsialisasiESELON I

Kirim data

Rekonsiliasi Kirim Data

CD CD o

Page 37: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

UAPPA-W mengirimkan data dari UAKPA (satker)dibawah koordinasinya kepada KementerianPerhubungan yang berfungsi sebagai bahanpembanding untuk melakukan rekonsiliasi dengan E-1

Sebelum membuat Laporan Keuangan tingkat Eselon I DitjenPerhubungan Udara berkewajiban melakukan rekonsiliasidengan UAPPA-W , yang akan menguji dan memverifikasidata dari UAPPA-W Setelah dilakukan verifikasi , DitjenPerhubungan Udara akan membuat laporan keuangantingkat E-l untuk selanjutnya diserahkan ke KementerianPerhubungan

esuai dengan aslinyaHUKUM DAN HUMAS,

1002

n

•>

A

Rekonsiliasi Kirim Data

KEMENTERIAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

CD

Page 38: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

PENJELASAN PENAMBAHAN NILAI ASET BMN

UAKPB/W/E1 :

PER :

FORMAT REKAPITULASI LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN BMN

Lampiran VIIIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

S°gai: KP 244 TAHUN 201421 April 2U14

No

1

A.

A.l

B.

B.l.

B.2.

B.3.

Perkiraan Neraca

2

Aset Lancar

Persediaan

Jumlah Aset Lancar

Aset Tetap

Tanah

Peralatan dan Mesin

Grdung dan Bangunan

Posisi Neraca

Per 01 Januari

20xx

3

100

Saldo

Awal

4

101

Pembclian

102

Transfer

Masuk

6

105

Penyeleiaian

Pembangunandengan KDP

7

107

Reklasiflkasi

Hasuk

S

MUTASI KENAIKAN (PENURUNAN) BERDASARKAN JENIS TRANSAKSI

113 301 302 304 391 401

Penyelesaian Transfer Reklaaifikaai Pen«J>»P«»*° Penghentianpt5ST Pengh'pu"n *-« """ g".w --*' ' dihentikan) penggunaan

9 l0 'I 12 13 14

402

PenggunaanKembali BUN

ygsdhdihentikan

15

501

Saldo Awal

KDP

16

502

Perolehan/Penambahan

KDP

17

503

PengembanganKDP

18

Kenaikan

(Penurunan)dalam Neraca

19-4-.... 18

Posisi Neraca

Pertanggal 31Desember

20xx

20-3.19

B.5.

B.6.

B.7

C.

C.l.

C.2.

C.3.

C.4T

D.

E.

Jalan, Irigasi, dan JaringanAset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam PengerjaanAkumulasi Penyusutan

Jumlah Aset TetapAset Lainnya

Aset Tak BerwujudAset Tak Berwujud Dalam PengerjaanAset yang dihentikan dari penggunaanoperasional Pemerintah

Akumulasi Penyusutan

Jumlah Aset Lainnya

Sub Jumlah (A+B+C)

Ekstrakomptabel

TOTAL (C+D)

1

Page 39: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

RINCIAN REALISASI BELANJA MODAL MENJADI ASET

UAKPB/W/E1 :

PER :

NO. UPT/SATKER PEMBELIAN

PENYELESAIAN

PEMBANGUNAN DGN

KDP

PENG.NILAI ASET PENG. MELALUI KDP

PENYELESAIAN

PEMBANGUNAN

LANGSUNG

ASET TAK

BERWUJUDKDP Jumlah Belanja Modal Selisih

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10=3+...+9 11 \2-10-11

i dengan aslinyaVI DAN HUMAS,

403 1002

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

Page 40: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

DIAGRAM ALUR PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN

Petugas gudang menerima barang dari rekananberdasarkan pengadaan, Pelugas gudangmelakukan pengecekan terhadap barang yangditerima dari segi jenis, spesilikasi, jumlah dankondisi berdasarkan invoice

Apabila berdasarkan pengecekan barang tidakuai, barang akan dikembalikan kepad,.

rekanan, Apabila berdasarkan pengecekan barangsesuai, pelugas gudang membuat Berita AcaraSerah Terima Barang dilampiri bukti persediaanmasuk rangkap 3 yang telah disetujui KPAatauPejabat yang mewakili.

a. Lembar 1 digunakan petugas gudang untukdicatat dalam Kartu Persediaan dandiarsipkan

b. Lembar 2 diberikan kepada petugas akuntansisebagai dasar perekaman pada aplikasipersediaan

c. Lembar 3 diberikan kepada BendaharaPengeluaran sebagai dasar pembayaranlagihan rrkanan

Barangyang telah sesuai disimpan di gudang.

Apabila ada permintaan barang dari unit kerjapetugas gudang mengeluarkan barang dimaksudPetugas gudang mencatat pengeluaran barangpada Bukti pengeluaran barang rangkap 3 yangtelah disetujui KPAatau Pejabat yang mewakili

a. Lembar 1 digunakan petugas gudang untukdicatat dalam Kartu Persediaan dandiarsipkan

b. Lembar 2 diberikan kepada petugas akuntansisebagai dasar perekaman padaaplikasi persediaan.

Lembar

pengadaan3 diberikan kepada bagian

Berdasarkan Bukti masuk dan bukti keluar,petugas gudang mencatat dalam kartupersediaan, Petugas gudang merekap kartupersediaan dalam buku gudang

6 Petugas akuntansi merekam masuk dan keluarbarang persediaan dalam aplikasipersediaan

Petugas Akuntansi mencetak Buku Persediaansetiap bulan untuk di rekonsiliasi denganbuku gudang dan membuat Berita AcaraRekonsiliasi

Setiap semester, KPA atau pejabat yangditunjuk melakukan stock opname persediaandan membuat Berita Acara Stock Opname, hasilstock opname berdasarkan Berita Acara Stockopname disesuaikan ke dalam aplikpersediaan;

Petugas Akuntansi persediaan mencetakLaporan Persediaan, Buku Persediaan danLaporan Rincian Persediaan setiap semester dantahunan

Petugas Akuntansi persediaan mengirim datapersediaan ke SIMAK BMN.

dengan aslinyaUKUM DAN HUMAS,

Lampiran IXPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014

Tanggal : 21 April 2014

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

lid.

HERRY BAKT1

Page 41: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Lampiran XPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 TAHUN 2014Tanggal : 21 April 2014

FORMAT PENYAJIAN INFORMASI DAN BELANJA SECARA AKRUAL

I. Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

A. Format Laporan

INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

BA /UAPA : (1)Eselon 1/UAPPA-E1 : (2)UAPPA-W : (3)Satuan

Kerja/UAKPA : ™

No.

Pendapatan/ Belanja

Realisasi

Menurut

Basis Kas

(Rp)

Penyesuaia(Rp

n Akrual Realisasi

Menurut

Basis

Akrual

(Rp)

Dokumen

SumberKode

AkunUraian Tarn bah Kurang

1. (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

(7)+(8)-(9)

B. Tata Cara Pengisian Format Laporan

(1) Kode BA diisi kode/uraian Bagian Anggaran di mana Satuan Kerjabersangkutan berada.

(2) Kode Eselon I/UAPPA-E1 diisi kode/uraian Eselon 1 bersangkutan.

(3) Kode UAPPA-W diisi kode/uraian UAPPA-W bersangkutan.

(4) Kode Satker diisi kode/uraian Satuan Kerja/UAKPA bersangkutan.

(5) Kode Akun diisi kode 6 digit akun Pendapatan/Belanja sesuaiBagan Akun Standar.

(6) Uraian Kode Akun diisi uraian akun 6 digit Pendapatan/Belanjasesuai Bagan Akun Standar.

(7) Realisasi Menurut Basis Kas diisi berdasarkan data LaporanRealisasi Anggaran yang dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi.

(8) Penyesuaian Akrual diisi penambahan jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.

(9) Penyesuaian Akrual diisi pengurang jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.

(10) Realisasi Menurut Basis Akrual diisi denganmenjumlahkan/mengurangkan realisasi menurut basis kas denganpenyesuaian akrual.

(11) Dokumen Sumber diisi dengan nama dokumen sumber yangdigunakan untuk mencatat penyesuaian akrual.

Page 42: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

II. Tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah(UAPPA-W)

A. Format Laporan

INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUALUNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

BA /UAPA

Eselon I/UAPPA-ElUAPPA-W

(1)(2)(3)

Pendapatan/ Belanja Realisasi

Menurut

Basis Kas

(Rp)

No.

1.

Kode

Akun

J4L

Uraian

J§L M

PenyesuaianAkrual (Rp)

Tambah Kurang

ill M

Realisasi

Menurut

Basis

Akrual

(Rp)i9]_

(6)+(7)-(8)

Dokumen

Sumber

10)

B. Tata Cara Pengisian Format Laporan

(1) Kode BA diisi kode/uraian Bagian Anggaran di mana Satuan Kerjabersangkutan berada.

(2) Kode Eselon I/UAPPA-El diisi kode/uraian Eselon 1 bersangkutan.

(3) Kode UAPPA-W diisi kode/uraian UAPPA-W bersangkutan.

(4) Kode Akun diisi kode 6 digit akun Pendapatan/Belanja sesuaiBagan Akun Standar.

(5) Uraian Kode Akun diisi uraian akun 6 digit Pendapatan/Belanjasesuai Bagan Akun Standar.

(6) Realisasi Menurut Basis Kas diisi berdasarkan data LaporanRealisasi Anggaran yang dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi.

(7) Penyesuaian Akrual diisi penambahan jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.

(8) Penyesuaian Akrual diisi pengurang jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.

(9) Realisasi Menurut Basis Akrual diisi denganmenjumlahkan/mengurangkan realisasi menurut basis kas denganpenyesuaian akrual.

(10) Dokumen Sumber diisi dengan nama dokumen sumber yangdigunakan untuk mencatat penyesuaian akrual.

Page 43: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

III. Tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1(UAPPAE-1)

A. Format Laporan

INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

BA /UAPA : (1)

Eselon I/UAPPA-El : (2)

No.

Pendapatan/BelanjaRealisasi

Menurut

Basis Kas

(Rp)

PenyesuaianAkrual (Rp)

Realisasi

Menurut

Basis

Akrual (Rp)

Dokumen

SumberKode

AkunUraian Tambah Kurang

1. (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

(5)+(6)-(7)

B. Tata Cara Pengisian Format Laporan

(1) Kode BA diisi kode/uraian Bagian Anggaran di mana Satuan Kerjabersangkutan berada.

(2) Kode Eselon I/UAPPA-El diisi kode/uraian Eselon 1 bersangkutan.

(3) Kode Akun diisi kode 6 digit akun Pendapatan /Belanja sesuaiBagan Akun Standar.

(4) Uraian Kode Akun diisi uraian akun 6 digit Pendapatan/Belanj asesuai Bagan Akun Standar.

(5) Realisasi Menurut Basis Kas diisi berdasarkan data LaporanRealisasi Anggaran yang dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi.

(6) Penyesuaian Akrual diisi penambahan jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.

(7) Penyesuaian Akrual diisi pengurang jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.

(8) Realisasi Menurut Basis Akrual diisi denganmenjumlahkan/mengurangkan realisasi menurut basis kas denganpenyesuaian akrual.

(9) Dokumen Sumber diisi dengan nama dokumen sumber yangdigunakan untuk mencatat penyesuaian akrual.

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinyaPALA BAOIAN HUKUM DAN HUMAS,

?SS5^^iHAYATtoK (IV/a)'%fi 199403 1002

Page 44: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

WILAYAH

SATKER

REKAPITULASI PIUTANG

TAHUN 20X0

Lampiran XIAPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: KP 244 TAHUN 2014

Tanggal: 21 April 2014

No KLASIFIKASI PIUTANG

DEBITURSALD0 31

DESEMBER 20X0

PERUBAHAN

SALDO 30 JUNI

20X1

PENGGOLONGAN

PELUNASAN PENAMBAHAN

LANCARKURANG

LANCARDIRAGUKAN MACET NILAI AGUNAN

ATAU BARANG

SITAAN0.50% 10% 50% 100%

A PIUTANG PNBP

Sub Jumlah A

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Sub A

_B_ PIUTANG LAINNYA

Bagian Lancar TP/TGR

Sub Jumlah B

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Sub B

JUMLAH TOTAL (A+B)

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih (A+B)

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

engan aslinyaM DAN HUMAS,

PERHUBUNGApembina (IV/a)"NIP. 1%80619/199403 1002

Jakarta, 20X1

Kuasa Pengguna Anggaran

Pangkat/Golongan

NIP:

Page 45: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Lampiran XIBPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014

Tanggal : 21 April 2014

BAGAN ALUR PENYAJIAN PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH

Penyisihan Khusus sesuai Kualitas

Kualitas PiutangKurang Lancar

Kualitas PiutangDiragukan

Kualitas Piutang

Macet

Penyisihan Khusus 10%

£ Penyisihan Khusus 50%

Penyisihan Khusus 100%

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinyaIAN HUKUM DAN HUMAS,

HAYAT

a (IV/a)199403 1002

Selesai

Page 46: (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas

Lampiran XIIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014

Tanggal: 21 April 2014

FORMAT PENYAJIAN NILAI PENYUSUTAN ASET TETAP

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

BANDAR UDARA

RINCIAN NILAI PEROLEHAN, AKUMULASI PENYUSUTAN DAN NILAI BUKU ASET TETAP

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 20XX

No. Aset TetapMasa

Manfaat

Nilai

Perolehan

Akumulasi

PenyusutanNilai Buku

A Peralatan dan Mesin

1

2

B Gedung dan Bangunan

1

2

C Jalan dan Jembatan

1

2

D Irigasi

1

2

E Jaringan

1

2

F Aset tetap dalam Renovasi

1

2

G Aset Tak Berwujud

1

2

H Aset Tetap yang tidak digunakandalam operassional Pemerintah

1

2

Jumlah Akumulasi Penyusutan AsetTetap

Jumlah Akumulasi Penyusutan AsetTetap dan Aset Lainnya

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd.

Salinan sesuai dengan aslinyaKER£fcaFBA§IAN HUKUM DAN HUMAS,

Jna (IV/a)19 199403 1002

HERRY BAKTI