(good governance) dan meningkatkan akuntabilitas
Transcript of (good governance) dan meningkatkan akuntabilitas
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR KP 244 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
DAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelolapemerintahan yang baik (good governance) danmeningkatkan akuntabilitas publik diperlukanketeraturan Laporan Keuangan dan Laporan BarangMilik Negara;
b. bahwa Laporan Keuangan dan Laporan Barang MilikNegara disusun dan disajikan secara layak sesuaidengan Standar Akuntansi Pemerintah;
c. bahwa menindaklanjuti huruf a dan huruf b diatas,Direktorat Jenderal Perhubungan Udara perlu mengaturpedoman dalam menyusun Laporan Keuangan danLaporan Barang Milik Negara;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara tentang Pedoman Penyusunan LaporanKeuangan dan Laporan Barang Milik Negara dilingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
PeLaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
SK.38/OT.002/Phb-83 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Kesehatan Penerbangan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007
tentang Bagan Akun Standar;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK
120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang
Milik Negara;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.7 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Bandar Udara;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009
tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara
Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68
Tahun 2013;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.66 Tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan
Laporan Keuangan dan Pertanggungjawaban Anggaran
Kantor/Satker dilingkungan Kementerian Perhubungan;
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.39 tahun
2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang
Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat;
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas
Bandar Udara;
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik
Penerbangan;
17. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 16 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013
tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset
Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat;
19. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor:
PER-07/KN/2009 tentang tatacara pelaksanaan
rekonsiliasi data Barang Milik Negara dalam rangka
penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan
Keuangan pemerintah pusat;
20. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER- 57/PB/2013 Tentang Pedoman penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN BARANG MILIK
NEGARA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN UDARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Arsip Data Komputer, yang selanjutnya disebut ADK,
adalah arsip data berupa disket atau media
penyimpanan digital lainnya yang berisikan data
transaksi, data buku besar, dan/atau data lainnya.
2. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut BMN,
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.
3. Bagan Akun Standar, yang selanjutnya disebut BAS,
adalah daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis untuk memudahkan
perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta
pembukuan dan peLaporan Keuangan pemerintah.
4. Data transaksi BMN adalah data berbentuk jurnal
transaksi perolehan, perubahan, dan penghapusan BMN
yang dikirimkan melalui media ADK setiap bulan oleh
petugas Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang kepada
petugas Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran di
tingkat satuan kerja.
5. Sistem Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disebut
SAI, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pada
Kementerian Negara/ Lembaga.
6. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan, yang selanjutnya disebut SA-BAPP, adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan atas transaksi
keuangan pusat pada Kementerian Negara/ Lembaga,
pihak lain, dan Kementerian Keuangan selaku Kuasa
Pengguna Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
7. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara, yang selanjutnya disebut SIMAK-BMN,
adalah subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian
prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah
Dokumen Sumber dalam rangka menghasilkan
informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN
serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
8. Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya
disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan
Keuangan pemerintah.
9. Sistem Pengendalian Intern, yang selanjutnya disebut
SPI adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh
manajemen yang diciptakan untuk memberikan
keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,
efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian
Laporan Keuangan pemerintah.
10. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna
Anggaran/ Pengguna Barang dan oleh karenanya wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan
Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
11. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri
dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa
Laporan Keuangan.
12. Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang yang merupakan bagian
dari suatu unit organisasi pada Kementerian
Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau
beberapa kegiatan dari suatu program.
13. Unit Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disebut UAI,
adalah unit organisasi Kementerian Negara/Lembaga
yang bersifat fungsional yang melaksanakan fungsi
akuntansi dan pelaporan keuangan instansi yang terdiri
dari Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi
Barang.
14. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang
selanjutnya disebut UAKPA, adalah UAI yang melakukan
kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.
15. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah,
yang selanjutnya disebut UAPPA-W, adalah UAI yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik
keuangan maupun barang seluruh UAKPA yang berada
dalam wilayah kerjanya.
16. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I,
yang selanjutnya disebut UAPPA-E1, adalah UAI yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik
keuangan maupun barang seluruh UAPPA-W yang
berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang langsung
berada di bawahnya.
17. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yang
selanjutnya disebut UAKPB, adalah Satuan
Kerja/Kuasa Pengguna Barang yang memiliki wewenang
mengurus dan/atau menggunakan BMN.
18. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah,
yang selanjutnya disebut UAPPB-W, adalah unit
akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja lain
yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dan melakukan
kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB,
penanggung jawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah
atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-
W.
19. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I,
yang selanjutnya disebut UAPPB-E1, adalah unit
akuntansi BMN pada tingkat Eselon I yang melakukan
kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-W,
dan UAKPB yang langsung berada di bawahnya yang
penanggung jawabnya adalah pejabat Eselon I.
20. Dokumen Sumber, yang selanjutnya disebut DS, adalah
dokumen yang berhubungan dengan transaksi
keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti
untuk menghasilkan data akuntansi.
21. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban
pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
22. Laporan Realisasi Anggaran, yang selanjutnya disebut
LRA, adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit dan
pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.
23. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi
keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu.
24. Laporan BMN adalah laporan yang menyajikan posisi
BMN pada awal dan akhir suatu periode serta mutasi
BMN yang terjadi selama periode tersebut.
25. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi
keuangan yang diproses dengan beberapa
sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan DS yang
sama.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Peraturan ini berlaku untuk seluruh kegiatan pelaporan
keuangan dan pelaporan Barang Milik Negara yang dilakukan
oleh Unit Akuntansi Instansi di lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
BAB III
SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
Pasal 3
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam
melaksanakan kegiatan pelaporan keuangan dan pelaporan
Barang Milik Negara menggunakan Sistem Akuntansi
Instansi.
Pasal 4
SAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, terdiri dari:
a. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK); dan
b. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara (SIMAK-BMN).
Pasal 5
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam
melaksanakan SAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
harus membentuk UAI.
Pasal 6
UAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, terdiri dari:
a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang
(UAKPA/B);
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang-
Wilayah (UAPPA/B-W); dan
c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang-
Eselon I (UAPPA/B-E1).
Pasal 7
(1) UAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dalam
melaksanakan SAI harus menggunakan alur proses
berjenjang.
(2) Alur proses berjenjang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dimulai dari tingkat Unit Akuntansi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6.
BAB IV
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 8
(1) Sistem Akuntansi Keuangan, yang selanjutnya disebut
SAK, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,
digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan
realisasinya.
(2) Proses transaksi anggaran dan realisasinya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menghasilkan Laporan
Keuangan, yang terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b. Neraca; dan
c. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Pasal 9
(1) Catatan atas Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c, adalah laporan yang
menyajikan informasi :
a. penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan Neraca;
b. kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas
pelaporan dan informasi lain yang diharuskan untuk
diungkapkan di dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan; dan
c. ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian Laporan Keuangan secara
wajar, yang dilengkapi dengan data dukung.
(2) Data dukung penyajian Laporan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c tercantum pada
lampiran I Peraturan ini.
Pasal 10
Mekanisme Penyusunan CaLK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1), tercantum pada Lampiran II Peraturan ini.
Bagian Kedua
Kewajiban Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(UAKPA)
Pasal 11
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, yang selanjutnya disebut
dengan UAKPA mempunyai kewajiban :
a. melakukan proses akuntansi atas Dokumen Sumber
Laporan Keuangan;
b. menyampaikan Dokumen Sumber sebagaimana
dimaksud pada huruf a, yang terkait dengan pengadaan
aset kepada Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
(UAKPB);
c. menyampaikan Laporan Keuangan dan ADK setiap
bulannya kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) sebagai bahan rekonsiliasi;
d. menyampaikan Laporan Keuangan, ADK dan Berita Acara
Rekonsiliasi dari KPPN kepada Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W);
e. menyampaikan Laporan Keuangan, ADK dan Berita
Acara Rekonsiliasi dari KPPN kepada Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran – Eselon 1 (UAPPA-E 1),
khusus untuk UAKPA Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara; dan
f. mengirimkan ADK back up data SAK yang telah
direkonsiliasi dengan KPPN setempat setiap bulan paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada Kepala Biro
Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Perhubungan,
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Udara.
Pasal 12
Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan
Keuangan Tingkat UAKPA, sebagaimana tercantum pada
Lampiran IIIA Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Kewajiban Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran
Wilayah (UAPPA-W)
Pasal 13
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, yang
selanjutnya disebut dengan UAPPA-W mempunyai kewajiban:
a. menerima, memverifikasi dan melakukan penggabungan
data Laporan Keuangan yang diterima dari UAKPA di
wilayah kerjanya;
b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPB-W dan
membuat berita acara rekonsiliasi untuk memastikan
keandalan penyajian nilai aset dalam Laporan Keuangan
UAPPA-W;
c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan
Keuangan untuk disampaikan kepada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Kementerian
Keuangan dan membuat berita acara rekonsiliasi setiap
triwulan, semester dan tahunan, serta menindaklanjuti
jika terdapat perbedaan; dan
d. mencetak dan menyampaikan Laporan Keuangan dan
ADK kepada UAPPA-E1 sesuai dengan jadwal
penyampaian.
Pasal 14
Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan
Keuangan Tingkat UAPPA-W, sebagaimana tercantum pada
Lampiran IIIB Peraturan ini.
Bagian Keempat
Kewajiban Unit Akutansi Pembantu Pengguna Anggaran
Eselon 1 (UAPPA-E1)
Pasal 15
Unit Akutansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1
(UAKPA-E1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c,
mempunyai kewajiban :
a. menerima, memverifikasi, dan melakukan penggabungan
data Laporan Keuangan yang berasal dari UAKPA -
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
dan UAPPA-W untuk menghasilkan Laporan Keuangan
UAPPA-E1;
b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPB-E1
dan membuat berita acara rekonsiliasi untuk
memastikan keandalan penyajian nilai aset dalam
Laporan Keuangan UAPPA-E1;
c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan
Keuangan UAPPA-E1 untuk disampaikan kepada
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan-
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan membuat berita
acara rekonsiliasi, serta menindaklanjuti jika terjadi
perbedaan; dan
d. mencetak dan menyampaikan Laporan Keuangan dan
ADK kepada Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
Kementerian Perhubungan sesuai jadwal penyampaian.
Pasal 16
Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan
Keuangan Tingkat UAPPA-E1, sebagaimana tercantum pada
Lampiran IIIC Peraturan ini.
Bagian Kelima
Jadwal Penyampaian Laporan Keuangan
Pasal 17
(1) Laporan Keuangan ditingkat UAKPA, UAPPA-W dan
UAPPA E1 disampaikan secara berjenjang setiap bulan,
triwulan, semester dan tahunan sesuai dengan jadwal
penyampaian.
(2) Jadwal Penyampaian Laporan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 tercantum pada Lampiran IV
Peraturan ini.
Pasal 18
Penyampaian Laporan Keuangan semesteran dan tahunan
disertai dengan pernyataan tanggung jawab (Statement Of
Responsibility/SOR) sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB V
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN)
Bagian Pertama
Umum
Pasal 19
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, yang
selanjutnya disebut SIMAK-BMN, digunakan untuk
menghasilkan informasi sebagai dasar penyusunan neraca
Kementerian/Lembaga, Laporan BMN dan informasi-
informasi untuk:
a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
b. pengadaan;
c. penggunaan;
d. pemanfaatan;
e. pengamanan dan pemeliharaan;
f. penilaian;
g. penghapusan;
h. pemindahtanganan; dan
i. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Pasal 20
(1) Laporan BMN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
beserta Catatan atas Laporan BMN digunakan sebagai
lampiran pada Laporan Keuangan.
(2) Catatan atas Laporan BMN yang selanjutnya disebut
CaLBMN merupakan deskripsi yang menjelaskan BMN
yang dikuasai Unit Organisasi Akuntansi/
penatausahaan BMN, yang berguna untuk mendukung
penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan.
(3) CalBMN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
dan dilaporkan secara berjenjang pada setiap semester
dan tahunan dengan dilengkapi data dukung.
(4) Data dukung penyusunan Laporan BMN sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tercantum pada Lampiran V
Peraturan ini.
Bagian Kedua
Kewajiban Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
Pasal 21
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, yang
selanjutnya disebut dengan UAKPB mempunyai
kewajiban:
a. melakukan proses akuntansi atas Dokumen Sumber
laporan BMN;
b. melakukan rekonsiliasi internal dengan UAKPA dan
membuat berita acara rekonsiliasi;
c. menyampaikan Laporan BMN termasuk CaLBMN dengan
ADK kepada UAPPB-W dan Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) setiap semester dan
tahunan;
d. menyampaikan Laporan BMN termasuk CaLBMN dengan
ADK sebagaimana dimaksud pada huruf c kepada
UAPPA-E1, khusus untuk UAKPB Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; dan
e. mengirimkan ADK backup data SIMAK-BMN yang telah
direkonsiliasi dengan KPKNL setempat setiap semester
dan tahunan kepada Kepala Biro Keuangan dan
Perlengkapan, dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Perhubungan Udara.
Pasal 22
Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan Tingkat
UAKPB, sebagaimana tercantum pada Lampiran IIIA
Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Kewajiban Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Wilayah (UAPPB-W)
Pasal 23
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah
(UAPPB-W), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b,
mempunyai kewajiban :
a. menerima, memverifikasi dan melakukan penggabungan
data Laporan BMN yang diterima dari UAKPB di wilayah
kerjanya;
b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-W
dan membuat berita acara rekonsiliasi untuk
memastikan keandalan Laporan BMN UAPPB-W;
c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan BMN
untuk disampaikan kepada Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan
membuat berita acara rekonsiliasi setiap semester dan
tahunan, serta menindaklanjuti jika terdapat perbedaan;
dan
d. mencetak dan menyampaikan Laporan BMN dan ADK
kepada UAPPB-E1 sesuai dengan jadwal penyampaian.
Pasal 24
Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan Tingkat
UAPPB-W sebagaimana tercantum pada Lampiran IIIB
Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Kewajiban Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Eselon 1 (UAPPB-E1)
Pasal 25
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1
(UAPPB-E1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c,
mempunyai kewajiban :
a. menerima, memverifikasi dan melakukan penggabungan
data Laporan BMN yang berasal dari UAKPB - Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan
UAPPB-W untuk menghasilkan Laporan BMN UAPPB-E1;
b. melaksanakan rekonsiliasi internal dengan UAPPA-E1
dan membuat berita acara rekonsiliasi untuk
memastikan keandalan penyajian nilai aset dalam
Laporan BMN UAPPB-E1;
c. menyusun bahan rekonsiliasi berupa data Laporan BMN
UAPPB-E1 untuk disampaikan kepada Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara dan membuat berita acara
rekonsiliasi, serta menindaklanjuti jika terjadi
perbedaan; dan
d. mencetak dan menyampaikan Laporan BMN dan ADK
kepada Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)
Kementerian Perhubungan sesuai jadwal penyampaian.
Pasal 26
Mekanisme penyusunan dan penyampaian Laporan Tingkat
UAPPB-E1, sebagaimana tercantum pada Lampiran IIIC
Peraturan ini.
Bagian Kelima
Jadwal Penyampaian Laporan BMN
Pasal 27
(1) Laporan BMN ditingkat UAKPB, UAPPB-W dan UAPPB
E1 disampaikan secara berjenjang setiap semester dan
tahunan sesuai dengan jadwal penyampaian.
(2) Jadwal Penyampaian Laporan BMN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran VI
Peraturan ini.
BAB VI
DOKUMEN SUMBER
Bagian Pertama
Dokumen Sumber Laporan Keuangan
Pasal 28
Dokumen Sumber Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 huruf a, terdiri dari:
a. dokumen pagu anggaran, antara lain: Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Revisi DIPA, DIPA
Luncuran (DIPAL), Revisi DIPAL, Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK), Revisi POK, Surat Kuasa Pengguna
Anggaran (SKPA), dan dokumen lain yang dipersamakan;
b. dokumen realisasi anggaran, antara lain: Surat Perintah
Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D), SPM Pengesahan, Surat Setoran Bukan Pajak
(SSBP), Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB),
Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bea dan Cukai
(SSBC), Surat Perintah Pembukuan dan Pengesahan
(SP3), serta dokumen lain yang dipersamakan;
c. dokumen piutang; dan
d. dokumen-dokumen lainnya.
Bagian Kedua
Dokumen Sumber Laporan BMN
Pasal 29
Dokumen Sumber laporan BMN sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 huruf a, terdiri dari :
a. Laporan BMN dan CalBMN periode sebelumnya dan atau
hasil inventarisasi fisik;
b. dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan
transaksi masuk BMN, antara lain: Bukti Kepemilikan
BMN, SPM/SP2D, Faktur pembelian, Kuitansi, SPK,
rincian kontrak dan addendum, Surat Keputusan
Pengalihan Status BMN serta dokumen lain yang sah;
c. dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan
transaksi keluar BMN, antara lain: Surat Keputusan
Penghapusan dan risalah lelang, Surat Keputusan Hibah
dan Pengalihan status serta Peraturan Pemerintah
Penyertaan Modal Negara;
d. Surat Keputusan/Keterangan Penanggung jawab KPB;
dan
e. Berita Acara Inventarisasi dan Penilaian
(Penertiban Aset).
Bagian Ketiga
Penatausahaan Dokumen Sumber
Pasal 30
(1) Penatausahaan Dokumen Sumber didalam penyusunan
Laporan Keuangan dan Laporan BMN dilakukan untuk
menciptakan tertib administrasi di lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
(2) Penatausahaan Dokumen Sumber sebagaimana pada
ayat (1) dengan melakukan pemindaian (scanning)
Dokumen Sumber antara lain :
a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK) dan revisinya;
b. SPM dan SP2D / SP3 yang diterbitkan oleh KPPN
beserta kelengkapannya (resume kontrak, Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB), dan
dokumen sejenis);
c. dokumen penerimaan anggaran;
d. dokumen pelaksanaan anggaran;
e. dokumen pengeluaran anggaran;
f. dokumen sumber transaksi BMN; dan
g. Berita Acara Rekonsiliasi antara UAKPA dengan
KPPN dan UAKPB dengan KPKNL.
Pasal 31
Mekanisme alur penatausahaan Dokumen Sumber
sebagaimana tercantum pada Lampiran VII Peraturan ini.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian Pertama
Rekapitulasi Laporan Keuangan dan Laporan BMN
Pasal 32
(1) Rekapitulasi Laporan Keuangan dan Laporan BMN
dilakukan dalam rangka memudahkan penelusuran
angka yang disajikan dalam neraca apabila terdapat
kesalahan agar laporan yang disusun lebih akurat dan
akuntabel.
(2) Format rekapitulasi Laporan Keuangan dan Laporan
BMN, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran VIII Peraturan ini.
Bagian Kedua
Persediaan
Pasal 33
UAKPB dalam menyusun neraca Laporan Keuangan dan
Laporan BMN menyajikan laporan persediaan.
Pasal 34
(1) Laporan persediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
33 beserta data transaksi disusun berdasarkan saldo per
jenis barang pada Buku Persediaan, menurut Sub
Kelompok Barang dan dilaporkan setiap semester dan
tahunan.
(2) Saldo akhir laporan persediaan tahunan disajikan
berdasarkan hasil opname fisik.
(3) Penyajian perkiraan persediaan dalam Neraca
didasarkan pada hasil proses pengelompokan klasifikasi
BMN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang penggolongan kodefikasi barang.
(4) Laporan Persediaan memuat informasi tambahan atas
jumlah persediaan yang rusak dan/atau usang.
(5) Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai moneternya
dan diungkapkan dalam CaLK dan CalBMN.
(6) Diagram Alur Penatausahaan Persediaan, sebagaimana
tercantum pada Lampiran IX Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Penyajian Informasi Pendapatan dan belanja secara Akrual
Pasal 35
(1) UAKPA, UAPPA-W dan UAPPA-E1 wajib melampirkan
informasi pendapatan dan belanja secara akrual pada
saat penyusunan Laporan Keuangan tahunan.
(2) Format Penyajian informasi dan belanja secara akrual
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada
Lampiran X Peraturan ini.
Bagian Keempat
Penyajian Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Pasal 36
(1) UAKPA, UAPPA-W dan UAPPA E1 wajib menyajikan
penyisihan piutang tak tertagih di dalam neraca laporan
keuangan semester dan tahunan serta mengungkapkan
informasi yang lebih rinci tentang penyisihan piutang tak
tertagih di dalam CaLK, sesuai dengan format
sebagaimana tercantum pada lampiran XIA Peraturan
ini.
(2) Penyisihan Piutang Tak Tertagih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), merupakan cadangan piutang yang harus
dibentuk sebesar prosentase tertentu dari akun piutang
berdasarkan penggolongan kualitas piutang.
(3) Bagan alur Penyajian penyisihan piutang tak tertagih
tercantum pada Lampiran XIB Peraturan ini.
Bagian Kelima
Penyajian Penyusutan Aset Tetap
Pasal 37
UAKPA/B, UAPPA/B-W dan UAPPA/B-E1 wajib menyajikan
Penyusutan Aset Tetap di dalam neraca Laporan Keuangan
dan Laporan BMN semester dan tahunan serta
mengungkapkan informasi yang lebih rinci tentang
penyusutan di dalam CaLK dan CalBMN.
Pasal 38
(1) Penyusutan Aset Tetap sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 merupakan penyesuaian nilai aset tetap terkait
dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari aset
tetap.
(2) Penyusutan Aset Tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang telah diusulkan penghapusan kepada
Pengelola Barang.
(3) Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap
dilakukan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
(4) Masa manfaat aset tetap ditentukan dengan
berpedoman pada ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang mengatur tentang Tabel Masa Manfaat
dalam rangka Penyusutan aset tetap berupa Aset Tetap
pada Entitas Pemerintah Pusat.
(5) Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan
metode garis lurus, yaitu mengalokasikan nilai yang
dapat disusutkan dari aset tetap secara merata setiap
semester selama Masa Manfaat.
Pasal 39
Format penyajian nilai penyusutan aset tetap tercantum pada
Lampiran XII Peraturan ini.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN SANKSI
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 40
(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan penyusunan dan
keandalan Laporan Keuangan dan Laporan BMN,
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selaku UAI
Eselon 1 wajib untuk melakukan pembinaan dalam
penyusunan Laporan Keuangan secara berjenjang
sampai dengan tingkat UAKPA/B.
(2) Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), setiap UAI dilingkungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dapat bekerja
sama dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
selaku Pembina penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
Bagian Kedua
Sanksi
Pasal 41
Direktur Jenderal Perhubungan Udara berwenang
memberikan teguran secara tertulis kepada UAKPA/B dan
UAPPA/B-W yang tidak melaksanakan SAI sesuai dengan
ketentuan Peraturan ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Direktur Jenderal Perhubungan Udarapelaksanaan Peraturan ini.
mengawasi
Pasal 43
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di :
pada tanggal :JAKARTA
21 APRIL 2014
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Sa^Sflig^fifckdengan aslinyaKEPAI^rafflSfi^y^UM DAN HUMAS,
' PERHUBUNC
ISRAF.
NIP?fjfca (IV/a)19 199403 1002
ttd.
HERRY BAKTI
Lampiran IPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014
Tanggal : 21 April 2014
DATA DUKUNG PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
1. CaLK Keuangan wilayah dan Satker (hardcopy dan sofcopy);
2. Berita Acara Rekonsiliasi dengan Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara;
3. Berita Acara Rekonsiliasi dengan Kanwil Direktorat JenderalPerbendaharaan;
4. Berita Acara Rekonsiliasi Internal SAKPA dengan SIMAK BMN;
5. Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual;
6. Rekening Koran Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan;
7. DIPA Tahun Berjalan;
8. Revisi DIPA (Jika Ada);
9. Daftar Rekapitulasi Piutang PNBP;
10. Struktur Organisasi SAI (Tahunan);
11. Rencana Tindak Lanjut terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LaporanKeuangan;
12. Tindak Lanjut terhadap Temuan/Review Inspektorat Jenderal;
13. Laporan Capaian Kinerja;
14. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran;
15. Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi Bendahara Pengeluaran;
16. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Penerimaan;
17. Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi Bendahara Penerimaan;
18. SSBP atas sisa UP atau Kas di Bendahara Penerimaan yang disetorkanpada tahun berikutnya;
19. Temuan BPK dan tindak lanjut temuan;
20. Rekening pemerintah yang dikelola;
21. Informasi pendapatan dan belanja secara akrual.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
dengan aslinyaUM DAN HUMAS,
^Pdmbina (IV/a)NIP. 19680619 199403 1002
NO
Lampiran IIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 TAHUNTanggal: 21 April 201
2014
MEKANISME PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DAN CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARAUNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG (UAKPA/B)
URAIAN
Cetak laporan keuangan atau laporan BMNyang sudah direkonsiliasi baik denganKPPN/KPKNL
Buat Pemyataan tanggung Jawab (Statementof responsibility) dan uraikan laporankeuangan dan BMN sesuai format CatatanAtas Laporan Keuangan PerdirjenPerbendaharaan
Kumpulkan informasi terkait anggaran tidakterserap, blokir anggaran, hambatan kendaladan hal-hal lain yang berkaitan denganrealisasi anggaran guna melengkapi informasiLRA
Kumpulkan informasi terkait mutasi aset(penghapusan, hibah, transfer, aset belumtercatat, aset rusak berat, dan kejadian yangmempengaruhi aset lainnya) serta Datamengenai perbedaan data, koreksi/perubahandata dan informasi lainnya guna melengkapiinformasi catatan atas laporan BMN
Kumpulkan informasi tentang kebijakan yangmempengaruhi penyusunan LK, hambatandan kendala dalam penyusunan LK, dankejadian lain yang berkaitan dengan LK gunamelengkapi penyusunan CalK
Buat daftar rekening, monitoring rekening,monitoring tindak lanjut BPK, daftar piutang,daftar kualitas piutang, daftar pendapatan danbelanja akrual, dan laporan capaian kinerjauntuk dilampirkan dalam Calk
Cetak dan sampaikan Catatan atas LaporanKeuangan dan catatan atas laporan BarangMilik Negara kepada KPA untuk dilakukanverifikasi dan penandatangan
Distribusikan dan simpan sebagai arsip
uai dengan ashnyaUKUM DAN HUMAS,
//a)16806VSei#9403 1
o
Evatuasi 5
Tanda
langan
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
NO
LK, ADK dari Aplikasi SAK dikirim ke KPPNdan LK, ADK dari Aplikasi BMN dikirim keKPKNL sebagai bahan rekonsiliasi
Dalam Proses rekonsiliasi dengan KPPN danKPKNL dimungkinkan adanya kesalahan inputDokumen Sumber oleh petugas, jika terjadihal tersebut, maka Petugas SAK dan PetugasSimak perlu melakukan koreksi danmelakukan pengiriman ulang ADK ke KPPNdan KPKNL, hingga didapatkan Berita AcaraRekonsiliasi (BAR)
MEKANISME PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG (UAKPA/B)
URAIAN
Dokumen Sumber (DIPA, SPM, SP2D, SSBPdan Dokumen Pendukung lainnya) dikirim kePetugas SAK, Petugas BMN, PetugasPersediaan.
Petugas SAK, Petugas BMN, PetugasPersediaan menerima dokumen sumber dariPengelola Anggaran untuk diverifikasi,dokumen sumber yang sudah sesuaikemudian akan diinput ke dalam aplikasi,sedangkan dokumen sumber yang belumsesuai akan diinformasikan ke pengelolaanggaran untuk dilengkapi.
Dokumen Sumber yang sudah diverifikasidiinput ke dalam Aplikasi, setelah diinputPetugas Persediaan melakukan prosespengiriman ke Aplikasi SIMAK-BMN,kemudian Petugas BMN melakukan prosespengiriman ke Aplikasi SAK.
Petugas SAK dan Petugas BMN melakukanrekonsiliasi internal data yang sudah diinputdalam Aplikasi
Lampiran III.APeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: KP 244 TAHUN 2014Tanggal?! April 2014
LK dan ADK hasil rekonsiliasi beserta BAR
dari KPPN dan KPKNL diserahkan kepadapenanggungjawab / KPA untuk dievaluasi danditanda tangan.
LK dan ADK yang sudah dievaluasi olehpenanggung jawab kemudian dikirim keUAPPA/B-W atau UAPPA/B-E1, dan disimpansebagai arsip di masing-masing Petugas SAKdan SIMAK.
ian Sesuai dengan aslinva-fWc4KMm'KUM DAN HUMAS,
DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAIlSRftFJ IMAYAT
Pembina/flV/a)NIP. 196806^.499403 1002
>au
IK,ADK. BAR NJ
DIREKTUR JEDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
a
MEKANISME PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
UNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG TINGKAT WILAYAH (UAPPA/B-W)
NO URAIAN
Menerima LK, ADK dan BAR dari UAKPA/B
Petugas SAK dan Petugas BMN menerima LK dan ADKdari UAKPA/B untuk kemudian diverifikasi, jikasudah sesuai maka akan diinput ke dalam aplikasi,jika tidak sesuai akan diinformasikan kepadaUAKPA/B untuk dilengkapi
Petugas SAK dan Petugas BMN melakukanrekonsiliasi internal data yang sudah diinput ke dalamaplikasi.
LK dan ADK hasil rekonsiliasi internal kemudian
dikirim ke Kanwil DJPB dan Kanwil DJKN sebagaibahan rekonsiliasi
Dalam Proses rekonsiliasi dengan Kanwil DJPB danKanwil DJKN dimungkinkan adanya kesalahan inputDokumen Sumber oleh petugas, jika terjadi haltersebut, maka Petugas SAK dan Petugas Simak perlumelakukan koreksi dan melakukan pengiriman ulangADK ke Kanwil DJPB dan Kanwil DJKN, hinggadidapatkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR)
Lampiran II1.BPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: RP 244 TAHUN 2014Tanggal: 21 April 2014
LK dan ADK hasil rekonsiliasi beserta BAR dari Kanwil
DJPB dan Kanwil DJKN diserahkan kepadapenanggung jawab / KPA selaku koordinator wilayah
LK dan ADK yang sudah dievaluasi oleh penanggungjawab kemudian dikirim ke UAPPA/B-El, dandisimpan sebagai arsip di masing-masing Petugas SAKdan SIMAK
^dengan aslinya1 DAN HUMAS,
99403 1002
2L
LK,ADK,BAR
FH. k- F.te k-
LK. ADK. BAR ||J~
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
o
NO
MEKANISME PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGANUNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG TINGKAT ESELON 1(UAPPA/B-El)
URAIAN
Menerima LK, ADK dan BAR dari UAPPA/W Wilayahatau UAKPA/B Kantor Pusat
LK, dan ADK diserahkan kepada Petugas Verifikasiuntuk diverifikasi, jika sesuai maka LK dan ADKdiserahkan kepada Petugas SAK dan Petugas BMNuntuk diinput ke dalam aplikasi, jika tidak sesuaimaka akan dinformasikan kepada UAPPA/B-W atauUAKPA/B Kantor pusat untuk dilengkapi.
Petugas SAK dan Petugas BMN melakukanrekonsiliasi internal data yang sudah diinput
LK dan ADK hasil rekonsiliasi internal dikirim keDJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) danDJPB (Direktorat Jenderal Perbendaharaan) sebagaibahan rekonsiliasi dan dikirim ke Itjen sebagai
Dalam Proses rekonsiliasi dengan Kanwil DJPB danKanwil DJKN dimungkinkan adanya kesalahan inputoleh petugas, jika terjadi hal tersebut, maka PeiugasSAK dan Petugas BMN perlu melakukan koreksi danmelakukan pengiriman ulang ADK ke Kanwil DJPBdan Kanwil DJKN, hingga didapatkan Berita AcaraRekonsiliasi (BAR).
Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil reviuInspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan.
Lampiran III.C
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraKP 244 TAHUN 2014-2^-April 2014
Nomor
Tanggal :
LK dan ADK hasil rekonsiliasi beserta BAR dariDJPB dan Kanwil DJKN diserahkan kepadapenanggung jawab untuk dievaluasi dan ditandatangan.
LK dan ADK yang sudah dievaluasi oleh penanggungjawab kemudian dikirim ke UAPA dan disimpansebagai arsip di masing-masing Petugas SAK danVerifikasi.
SalinanjSesuai dengan aslinyaKE^gfiSlKctewj-IUKUM DAN HUMAS,
V/a)9403 1002
IK. ADK |l_i
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
C^
JADWAL PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 244 TAHUN 2014
Tanggal : 21 April 2014
C. Laporan Realisasi AnggaranTriwulan III dan Neraca Per 30
September
Unit
OrganisasiTeriraa
Proses dan
RekonsiliasiKirim
WaktuPengiriman
UAKPA - - 12 Oktober 2XX1
j;. 3 hari
UAPPA-W 15 Oktober 2XX1 5 hari 20 Oktober 2XX1
fl 3 hari
UAPPA-E1 23 Oktober 2XX1 6 hari 29 Oktober 2XX1
JJ 2 hari
UAPA 31 Oktober 2XX1 8 hari 09 November
L2XX1
Menkeu
cq.DirjenPBN
09 November
2XX1
- -
D. Laporan Keuangan Tahunan (unaudited)
Unit
OrganisasiTerima Proses dan
Rekonsiliasi
Kirim Waktu
Pengiriman
UAKPA - - 20 Januari 2XX2
UAPPA-W
n23 Januari 2XX2 6 hari 29 Januari 2XX2
3 hari
3 hari
UAPPA-El 02 Februari 2XX2 6 hari 08 Februari
2XX2
o 2 hari
UAP
r
A 10 Februari 2XX2 1 7 hari Tanggal terakhirFebruari 2XX2
Menkeu
cq.DirjenPBN
Tanggal terakhirFebruari 2XX2
- -
Sali
KEP
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
uai dengan aslinyaUKUM DAN HUMAS.
tli^AYAT?m*>ma (IV/a)80619 199403 1002
ttd.
HERRY BAKTI
Lampiran VPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014Tanggal : 21 April 2014
DATA DUKUNG PENYUSUNAN LAPORAN BMN
1. Catatan atas Laporan BMN wilayah dan Satker (hardcopy dan sofcopy);
2. Berita Acara Rekonsiliasi dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara danLelang;
3. BA Rekonsiliasi dengan Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
4. BASTO (Berita Acara Serah Terima Operasional) (Jika ada transaksi serahterima operasional);
5. SK Penghapusan BMN (Jika ada);
6. SK Hibah/Transfer masuk dan Keluar (Jika ada);
7. Data hasil kegiatan yang belum dilakukan Serah Terima Operasional;
8. Data BMN yang belum ada penetapan status penggunaannya;
9. Data BMN yang sudah dilakukan pemanfaatan;
10. Data BMN berupa Bantuan Pemerintah Yang Belum DitetapkanStatusnya (BPYBDS) yang telah dioperasionalkan oleh pihak BUMN;
11. Data BMN yang dioperasionalkan oleh pihak Pemerintah Daerah / BadanHukum lainnya namun belum ada proses hibahnya;
12. Data tanah / bangunan yang belum memiliki bukti kepemilikan (sertifikattanah untuk asset tanah dan izin mendirikan bangunan (1MB) untukasset bangunan );
13. Data Penatausahaan rumah negara dan permasalahannya.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTISalinan sesuai dengan aslinya
KEPAL^g^S^UKUM DAN HUMAS,
L————"VvDIREKTORAT JENDERAL »* \
(IV/a)199403 1002
Lampiran VI
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : KP 244 Tahun 2014
Tanggal :21 April 2014
JADWAL PENYAMPAIAN LAPORAN BMN
A. Laporan BMN Semester I
Unit Organisasi TerimaProses dan
RekonsiliasiKirim
Waktu
Pengiriman
UAKPA/B - s.d7 Juli 10JUH2XX1
a 2 hari
UAPPA/B-W 12 Juli 2XX1 3 hari 15 JUN2XX1
fl 2 hari
UAPPA/B-E1 17 Juli 2XX1 3 hari 20 Juli 2XX1
& 2 hari
UAPA/B 22 Juli 2XX1 3 hari 25JUN2XX1
a 1 hari
Menteri Keuangan 26 Juli 2XX1 - -
B. Laporan BMN Semester II dan Tahunan
Unit Organisasi TerimaProses dan
Rekonsiliasi') KirimWaktu
Pengiriman
UAKPA/B - s.d. 17 Januari 20 Januari2XX2
& 3 hari
UAPPA/B-W 23 Januari 2XX2 6 hari 29 Januari 2XX2
a 3 hari
UAPPA/B-E1 02 Februari2XX2 6 hari 0$ Februari2XX2
a 2 hari
UAPA/B 10Februari2XX2 17 hariTanggal terakhir
Februari 2XX2
a 1 atau 2 hari
Menteri Keuangan Tanggal terakhirFebruari 2XX2
- -
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
iiai dengan aslinyaUKUM DAN HUMAS,
0619 199403 1002
NO URAIAN
UAKPA (satker) melakukan scan atas setiap dokumen
a Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan revisinya
b SPM dan SP2D / SP3 yang diterbitkan oleh KPPNbeserta kelengkapan nya (resume kontrak, SPTJB, dandokumen sejenis)
c Dokumen penerimaan anggarand Dokumen pelaksanaan anggarane Dokumen pengeluaran anggaranf Dokumen sumber transaksi BMN
UAKPA (satker) melakukan scan atas setiap dokumenpelaporan, diantaranya:
Laporan Barang Milik Negara beserta CaBMN disetiap unit Akuntansi (Satker/UAKPA),
b Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) antara UAKPAdengan KPPN dan UAKPB dengan KPKNL,
c Laporan Keuangan beserta CaLK masing-masingsatker untuk setiap periode Akuntansi,
Pada setiap periode akuntansi, UAKPA (satker)mengirimkan seluruh hasil scan dokumen sumbertersebut diatas (softcopy via e-mail dan hardcopy viapos) kepada UAPPA-W setelah terlebih dahulu UAKPA(satker) melakukan rekonsiliasi antara KPPN (dilampiriBerita Acara Rekonsiliasi antara UAKPA-KPPN)
UAPPA-W berkewajiban mengirimkan data dari UAKPA(satker) dibawah koordinasinya untuk diteruskankepada Eselon I.
Lampiran VIIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: KP 244 TAHUN 2014Tanggal: 21 April 2014
Mekanisme Alur Penatausahaan Dokumen Sumber
DIAGRAM ALUR
SCAN DOKUMEN SUMBER SCAN DOKUMEN SUMBER SCAN DOKUMEN SUMBER
UAKPA/B UAKPA/B UAKPA/B UAKPA/B UAKPA/B
«"-T
UAPPA/B-W UAPPA/B-WUAPPA/B-W
RekonsialisasiESELON I
Kirim data
Rekonsiliasi Kirim Data
CD CD o
UAPPA-W mengirimkan data dari UAKPA (satker)dibawah koordinasinya kepada KementerianPerhubungan yang berfungsi sebagai bahanpembanding untuk melakukan rekonsiliasi dengan E-1
Sebelum membuat Laporan Keuangan tingkat Eselon I DitjenPerhubungan Udara berkewajiban melakukan rekonsiliasidengan UAPPA-W , yang akan menguji dan memverifikasidata dari UAPPA-W Setelah dilakukan verifikasi , DitjenPerhubungan Udara akan membuat laporan keuangantingkat E-l untuk selanjutnya diserahkan ke KementerianPerhubungan
esuai dengan aslinyaHUKUM DAN HUMAS,
1002
n
•>
A
Rekonsiliasi Kirim Data
KEMENTERIAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
CD
PENJELASAN PENAMBAHAN NILAI ASET BMN
UAKPB/W/E1 :
PER :
FORMAT REKAPITULASI LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN BMN
Lampiran VIIIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
S°gai: KP 244 TAHUN 201421 April 2U14
No
1
A.
A.l
B.
B.l.
B.2.
B.3.
Perkiraan Neraca
2
Aset Lancar
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Grdung dan Bangunan
Posisi Neraca
Per 01 Januari
20xx
3
100
Saldo
Awal
4
101
Pembclian
102
Transfer
Masuk
6
105
Penyeleiaian
Pembangunandengan KDP
7
107
Reklasiflkasi
Hasuk
S
MUTASI KENAIKAN (PENURUNAN) BERDASARKAN JENIS TRANSAKSI
113 301 302 304 391 401
Penyelesaian Transfer Reklaaifikaai Pen«J>»P«»*° Penghentianpt5ST Pengh'pu"n *-« """ g".w --*' ' dihentikan) penggunaan
9 l0 'I 12 13 14
402
PenggunaanKembali BUN
ygsdhdihentikan
15
501
Saldo Awal
KDP
16
502
Perolehan/Penambahan
KDP
17
503
PengembanganKDP
18
Kenaikan
(Penurunan)dalam Neraca
19-4-.... 18
Posisi Neraca
Pertanggal 31Desember
20xx
20-3.19
B.5.
B.6.
B.7
C.
C.l.
C.2.
C.3.
C.4T
D.
E.
Jalan, Irigasi, dan JaringanAset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam PengerjaanAkumulasi Penyusutan
Jumlah Aset TetapAset Lainnya
Aset Tak BerwujudAset Tak Berwujud Dalam PengerjaanAset yang dihentikan dari penggunaanoperasional Pemerintah
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Lainnya
Sub Jumlah (A+B+C)
Ekstrakomptabel
TOTAL (C+D)
1
RINCIAN REALISASI BELANJA MODAL MENJADI ASET
UAKPB/W/E1 :
PER :
NO. UPT/SATKER PEMBELIAN
PENYELESAIAN
PEMBANGUNAN DGN
KDP
PENG.NILAI ASET PENG. MELALUI KDP
PENYELESAIAN
PEMBANGUNAN
LANGSUNG
ASET TAK
BERWUJUDKDP Jumlah Belanja Modal Selisih
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10=3+...+9 11 \2-10-11
i dengan aslinyaVI DAN HUMAS,
403 1002
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
DIAGRAM ALUR PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN
Petugas gudang menerima barang dari rekananberdasarkan pengadaan, Pelugas gudangmelakukan pengecekan terhadap barang yangditerima dari segi jenis, spesilikasi, jumlah dankondisi berdasarkan invoice
Apabila berdasarkan pengecekan barang tidakuai, barang akan dikembalikan kepad,.
rekanan, Apabila berdasarkan pengecekan barangsesuai, pelugas gudang membuat Berita AcaraSerah Terima Barang dilampiri bukti persediaanmasuk rangkap 3 yang telah disetujui KPAatauPejabat yang mewakili.
a. Lembar 1 digunakan petugas gudang untukdicatat dalam Kartu Persediaan dandiarsipkan
b. Lembar 2 diberikan kepada petugas akuntansisebagai dasar perekaman pada aplikasipersediaan
c. Lembar 3 diberikan kepada BendaharaPengeluaran sebagai dasar pembayaranlagihan rrkanan
Barangyang telah sesuai disimpan di gudang.
Apabila ada permintaan barang dari unit kerjapetugas gudang mengeluarkan barang dimaksudPetugas gudang mencatat pengeluaran barangpada Bukti pengeluaran barang rangkap 3 yangtelah disetujui KPAatau Pejabat yang mewakili
a. Lembar 1 digunakan petugas gudang untukdicatat dalam Kartu Persediaan dandiarsipkan
b. Lembar 2 diberikan kepada petugas akuntansisebagai dasar perekaman padaaplikasi persediaan.
Lembar
pengadaan3 diberikan kepada bagian
Berdasarkan Bukti masuk dan bukti keluar,petugas gudang mencatat dalam kartupersediaan, Petugas gudang merekap kartupersediaan dalam buku gudang
6 Petugas akuntansi merekam masuk dan keluarbarang persediaan dalam aplikasipersediaan
Petugas Akuntansi mencetak Buku Persediaansetiap bulan untuk di rekonsiliasi denganbuku gudang dan membuat Berita AcaraRekonsiliasi
Setiap semester, KPA atau pejabat yangditunjuk melakukan stock opname persediaandan membuat Berita Acara Stock Opname, hasilstock opname berdasarkan Berita Acara Stockopname disesuaikan ke dalam aplikpersediaan;
Petugas Akuntansi persediaan mencetakLaporan Persediaan, Buku Persediaan danLaporan Rincian Persediaan setiap semester dantahunan
Petugas Akuntansi persediaan mengirim datapersediaan ke SIMAK BMN.
dengan aslinyaUKUM DAN HUMAS,
Lampiran IXPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014
Tanggal : 21 April 2014
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
lid.
HERRY BAKT1
Lampiran XPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 TAHUN 2014Tanggal : 21 April 2014
FORMAT PENYAJIAN INFORMASI DAN BELANJA SECARA AKRUAL
I. Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
A. Format Laporan
INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
BA /UAPA : (1)Eselon 1/UAPPA-E1 : (2)UAPPA-W : (3)Satuan
Kerja/UAKPA : ™
No.
Pendapatan/ Belanja
Realisasi
Menurut
Basis Kas
(Rp)
Penyesuaia(Rp
n Akrual Realisasi
Menurut
Basis
Akrual
(Rp)
Dokumen
SumberKode
AkunUraian Tarn bah Kurang
1. (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(7)+(8)-(9)
B. Tata Cara Pengisian Format Laporan
(1) Kode BA diisi kode/uraian Bagian Anggaran di mana Satuan Kerjabersangkutan berada.
(2) Kode Eselon I/UAPPA-E1 diisi kode/uraian Eselon 1 bersangkutan.
(3) Kode UAPPA-W diisi kode/uraian UAPPA-W bersangkutan.
(4) Kode Satker diisi kode/uraian Satuan Kerja/UAKPA bersangkutan.
(5) Kode Akun diisi kode 6 digit akun Pendapatan/Belanja sesuaiBagan Akun Standar.
(6) Uraian Kode Akun diisi uraian akun 6 digit Pendapatan/Belanjasesuai Bagan Akun Standar.
(7) Realisasi Menurut Basis Kas diisi berdasarkan data LaporanRealisasi Anggaran yang dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi.
(8) Penyesuaian Akrual diisi penambahan jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.
(9) Penyesuaian Akrual diisi pengurang jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.
(10) Realisasi Menurut Basis Akrual diisi denganmenjumlahkan/mengurangkan realisasi menurut basis kas denganpenyesuaian akrual.
(11) Dokumen Sumber diisi dengan nama dokumen sumber yangdigunakan untuk mencatat penyesuaian akrual.
II. Tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah(UAPPA-W)
A. Format Laporan
INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUALUNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
BA /UAPA
Eselon I/UAPPA-ElUAPPA-W
(1)(2)(3)
Pendapatan/ Belanja Realisasi
Menurut
Basis Kas
(Rp)
No.
1.
Kode
Akun
J4L
Uraian
J§L M
PenyesuaianAkrual (Rp)
Tambah Kurang
ill M
Realisasi
Menurut
Basis
Akrual
(Rp)i9]_
(6)+(7)-(8)
Dokumen
Sumber
10)
B. Tata Cara Pengisian Format Laporan
(1) Kode BA diisi kode/uraian Bagian Anggaran di mana Satuan Kerjabersangkutan berada.
(2) Kode Eselon I/UAPPA-El diisi kode/uraian Eselon 1 bersangkutan.
(3) Kode UAPPA-W diisi kode/uraian UAPPA-W bersangkutan.
(4) Kode Akun diisi kode 6 digit akun Pendapatan/Belanja sesuaiBagan Akun Standar.
(5) Uraian Kode Akun diisi uraian akun 6 digit Pendapatan/Belanjasesuai Bagan Akun Standar.
(6) Realisasi Menurut Basis Kas diisi berdasarkan data LaporanRealisasi Anggaran yang dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi.
(7) Penyesuaian Akrual diisi penambahan jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.
(8) Penyesuaian Akrual diisi pengurang jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.
(9) Realisasi Menurut Basis Akrual diisi denganmenjumlahkan/mengurangkan realisasi menurut basis kas denganpenyesuaian akrual.
(10) Dokumen Sumber diisi dengan nama dokumen sumber yangdigunakan untuk mencatat penyesuaian akrual.
III. Tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1(UAPPAE-1)
A. Format Laporan
INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
BA /UAPA : (1)
Eselon I/UAPPA-El : (2)
No.
Pendapatan/BelanjaRealisasi
Menurut
Basis Kas
(Rp)
PenyesuaianAkrual (Rp)
Realisasi
Menurut
Basis
Akrual (Rp)
Dokumen
SumberKode
AkunUraian Tambah Kurang
1. (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
(5)+(6)-(7)
B. Tata Cara Pengisian Format Laporan
(1) Kode BA diisi kode/uraian Bagian Anggaran di mana Satuan Kerjabersangkutan berada.
(2) Kode Eselon I/UAPPA-El diisi kode/uraian Eselon 1 bersangkutan.
(3) Kode Akun diisi kode 6 digit akun Pendapatan /Belanja sesuaiBagan Akun Standar.
(4) Uraian Kode Akun diisi uraian akun 6 digit Pendapatan/Belanj asesuai Bagan Akun Standar.
(5) Realisasi Menurut Basis Kas diisi berdasarkan data LaporanRealisasi Anggaran yang dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi.
(6) Penyesuaian Akrual diisi penambahan jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.
(7) Penyesuaian Akrual diisi pengurang jumlah pendapatan/belanjakarena penyesuaian atas masing-masing akun yang diakrualkanberdasarkan dokumen sumber yang ada.
(8) Realisasi Menurut Basis Akrual diisi denganmenjumlahkan/mengurangkan realisasi menurut basis kas denganpenyesuaian akrual.
(9) Dokumen Sumber diisi dengan nama dokumen sumber yangdigunakan untuk mencatat penyesuaian akrual.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
Salinan sesuai dengan aslinyaPALA BAOIAN HUKUM DAN HUMAS,
?SS5^^iHAYATtoK (IV/a)'%fi 199403 1002
WILAYAH
SATKER
REKAPITULASI PIUTANG
TAHUN 20X0
Lampiran XIAPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor: KP 244 TAHUN 2014
Tanggal: 21 April 2014
No KLASIFIKASI PIUTANG
DEBITURSALD0 31
DESEMBER 20X0
PERUBAHAN
SALDO 30 JUNI
20X1
PENGGOLONGAN
PELUNASAN PENAMBAHAN
LANCARKURANG
LANCARDIRAGUKAN MACET NILAI AGUNAN
ATAU BARANG
SITAAN0.50% 10% 50% 100%
A PIUTANG PNBP
Sub Jumlah A
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Sub A
_B_ PIUTANG LAINNYA
Bagian Lancar TP/TGR
Sub Jumlah B
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Sub B
JUMLAH TOTAL (A+B)
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih (A+B)
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
engan aslinyaM DAN HUMAS,
PERHUBUNGApembina (IV/a)"NIP. 1%80619/199403 1002
Jakarta, 20X1
Kuasa Pengguna Anggaran
Pangkat/Golongan
NIP:
Lampiran XIBPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014
Tanggal : 21 April 2014
BAGAN ALUR PENYAJIAN PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Penyisihan Khusus sesuai Kualitas
Kualitas PiutangKurang Lancar
Kualitas PiutangDiragukan
Kualitas Piutang
Macet
Penyisihan Khusus 10%
£ Penyisihan Khusus 50%
Penyisihan Khusus 100%
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
HERRY BAKTI
Salinan sesuai dengan aslinyaIAN HUKUM DAN HUMAS,
HAYAT
a (IV/a)199403 1002
Selesai
Lampiran XIIPeraturan Direktur Jenderal Perhubungan UdaraNomor : KP 244 Tahun 2014
Tanggal: 21 April 2014
FORMAT PENYAJIAN NILAI PENYUSUTAN ASET TETAP
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
BANDAR UDARA
RINCIAN NILAI PEROLEHAN, AKUMULASI PENYUSUTAN DAN NILAI BUKU ASET TETAP
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 20XX
No. Aset TetapMasa
Manfaat
Nilai
Perolehan
Akumulasi
PenyusutanNilai Buku
A Peralatan dan Mesin
1
2
B Gedung dan Bangunan
1
2
C Jalan dan Jembatan
1
2
D Irigasi
1
2
E Jaringan
1
2
F Aset tetap dalam Renovasi
1
2
G Aset Tak Berwujud
1
2
H Aset Tetap yang tidak digunakandalam operassional Pemerintah
1
2
Jumlah Akumulasi Penyusutan AsetTetap
Jumlah Akumulasi Penyusutan AsetTetap dan Aset Lainnya
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd.
Salinan sesuai dengan aslinyaKER£fcaFBA§IAN HUKUM DAN HUMAS,
Jna (IV/a)19 199403 1002
HERRY BAKTI