Gol. VA
-
Upload
dhesy-galuh-r -
Category
Documents
-
view
348 -
download
2
Transcript of Gol. VA
Sifat kimia dari unsur golongan VA:
Persamaan umum:
xZ + yM → MyZx Dengan logam, yang secara umum memiliki elektropositif tinggi,
kecenderungan menurun dari Z=N ke Z=Bi
2Z + 3H2 → 2H3Z Dengan N2
4Z + 3O2 →(Z2O3)2 Dengan P, As, Sb, Bi. P menghasilkan P4O10 dengan adanya kelebihan
O2. Sedangkan jika ada kelebihan N2 menghasilkan NO atau NO2
2Z + 3X2 → 2ZX3 Dengan P, As, Sb, Bi. ZX5 terbentuk dengan adanya kelebihan halogen
dengan P, As, Sb dan F2, Cl2, Br2
2Z + 3S → Z2S3 Khususnya dengan Sb, Bi. Sulfida lainnya juga dihasilkan dengan P,
As
Z=P, As, Sb, Bi khususnya dan N hanya jika disebutkan
X2=molekul halogen
(Moeller, 1952)
Sifat kimia nitrogen:
1. Reaksi dengan udara
Nitrogen tidak bereaksi dengan udara pada kondisi normal
2. Reaksi dengan air
Nitrogen tidak dapat bereaksi dengan air. Tapi dapat melarut sejumlah kira – kira x gr/kg
pada 20oC (297 K) dan tekanan 1 atm.
3. Reaksi dengan halogen
Gas nitrogen tidak bereaksi dengan halogen pada kondisi normal
4. Reaksi dengan asam
Gas nitrogen tidak bereaksi dengan asam pada kondisi normal
5. Reaksi dengan basa
Gas nitrogen tidak bereaksi dengan basa pada kondisi normal
Sifat kimia fosfor:
1. Reaksi dengan udara
Fosfor putih dapat bercahaya dalam kegelapan ketika diletakkan pada udara yang lembab
dalam proses yang dikenal sebagai chemiluminescence. Fosfor putih harus ditangani
dengan penuh kehati – hatian. Secara spontan fosfor akan terbakar dalam udara pada suhu
ruang untuk membentuk fosfor pentaoksida, terkadang bisa juga tetrafosfor dekaoksida,
P4O10.
P4(s) + 5O2(g) → P4O10(s)
Dengan kontrol tertentu (75% O2, 25% N2, 90 mmHg), campuran dibentuk, salah satu dari
hasilnya adalah fosfor trioksida, terkadang tetrafosfor heksaoksida P4O6.
P4(s) + 3O2(g) → P4O6(s)
2. Reaksi dengan air
Fosfor putih bersinar dalam kegelapan ketika diletakkan pada udara yang lembab dalam
proses yang dikenal sebagai chemiluminescence.
3. Reaksi dengan halogen
Fosfor putih, P4, bereaksi sangat cepat dengan semua halogen pada temperatur ruang untuk
membentuk fosfor trihalida. Sehingga, fosfor bereaksi dengan fluorin, klorin, bromin dan
iodin, untuk membentuk fosfor(III) fluorida, fosfor(III) klorida, fosfor (II) bromida dan
fosfor(III) iodida.
P4(s) + 6F2(g) → 4PF3(g)
P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(l)
P4(s) + 6Br2(g) → 4PBr3(l)
P4(s) + 6I2(g) → 4PI3(g)
Fosfor putih, P4, bereaksi dengan iodin, I2, dalam karbon disulfida (CS2) untuk membentuk
fosfor(II) oksida, P2I4. Senyawa yang sama dibentuk dalam reaksi antara fosfor merah dan
iodin, I2, pada suhu 180oC.
P4(s) + 4I2(g) → 2P2I4(g)
4. Reaksi dengan asam
Fosfor tidak bereaksi dengan asam non-oksidator encer
5. Reaksi dengan basa
Sifat kimia arsen:
1. Reaksi dengan udara
Arsen stabil pada udara kering, tapi permukaannya dapat mengalami oksidasi secara
perlahan dalam udara yang lembab menghasilkan bercak – bercak kecoklatan dan akhirnya
menjadi warna hitam yang menutupi unsur tersebut. Ketika dibakar di udara, arsenik akan
menyala menjadi arsenik trioksida, terkadang tetraarsenat heksaoksida, As4O6. Ketika
dibakar dengan oksigen, arsenik akan menyala membentuk arsenik pentaoksida, terkadang
bisa juga membentuk tetraarsenat dekaoksida, As4O10 dan As4O6.
4As(s) + 5O2(g) → As4O10(s)
4As(s) + 5O2(g) → As4O10(s)
4As(s) + 3O2(g) → As4O6(s)
2. Reaksi dengan air
Arsenat tidak bereaksi dengan air tanpa adanya udara di bawah kondisi normal
3. Reaksi dengan halogen
Arsenat bereaksi dengan fluorin, F2, untuk membentuk gas pentafluorida arsenat(V)
fluorida
2As(s) + 5F2(g) → 2 AsF5(g) (tak berwarna)
Arsenat bereaksi pada kondisi terkontrol dengan halogen fluorin, klorin, bromin dan iodin
untuk membentuk trihalida arsenat(III) fluorida, arsenat(III) klorida, arsenat(III) bromida,
dan arsenat(III) iodida.
2As(s) + 3F2(g) → 2AsF3(l) (tak berwarna)
2As(s) + 3Cl2(g) → 2AsCl3(l) (tak berwarna)
2As(s) + 3Br2(g) → 2AsBr3(s) (kuning pucat)
2As(s) + 3I2(g) → 2AsI3(s) (merah)
4. Reaksi dengan asam
5. Reaksi dengan basa
Sifat kimia antimony:
1. Reaksi dengan udara
Ketika dipanaskan, antimony bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk trioksida
antimony(III) oksida, Sb2O3. Api yang dihasilkan berwarna putih kebiruan.
4Sb(s) + 3O2(g) → 2Sb2O3(s)
2. Reaksi dengan air
Pada bara merah, antimony bereaksi dengan air untuk membentuk trioksida antimony(III)
oksida, Sb2O3. Antimony bereaksi lebih lambat pada temperatur lingkungan.
2Sb(s) + 3H2O(g) → Sb2O3(s) + 3H2(g)
3. Reaksi dengan halogen
Antimony dapat bereaksi pada kondisi tertentu dengan halogen untuk membentuk trihalida
antimony(III)fluorida, antimony(III) klorida, antimony(III) bromida dan antimony(III)
iodida.
2Sb(s) + 3F2(g) → 2SbF3(s) (putih)
2Sb(s) + 3Cl2(g) → 2SbCl3(s) (putih)
2Sb(s) + 3Br2(g) → 2SbBr3(s) (putih)
2Sb(s) + 3I2(g) → 2SbI3(s) (merah)
4. Reaksi dengan asam
Antimony terlarut dalam asam sulfat pekat panas, H2SO4, atau asam nitrat, HNO3, untuk
membentuk larutan yang mengandung Sb(III). Reaksi asam sulfat menghasilkan gas
sulfur(IV) dioksida. Antimony tidak bereaksi dengan asam klorida tanpa adanya oksigen.
5. Reaksi dengan basa
Sifat kimia bismuth:
1. Reaksi dengan udara
Ketika dipanaskan, bismuth bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk trioksida
bismuth(III) oksida, Bi2O3. Warna nyalanya adalah putih kebiruan.
4Bi(s) + 3O2(g) → 2Bi2O3(s)
2. Reaksi dengan air
Pada bara api yang panas, bismuth bereaksi dengan air membentuk trioksida bismuth(III)
oksida, Bi2O3.
2Bi(s) + 3H2O(g) → Bi2O3(s) + 3H2(g)
3. Reaksi dengan halogen
Bismuth bereaksi dengan fluorin, F2, membentuk pentafluorida bismuth(V) fluorida.
2Bi(s) + 5F2(g) → 2 BiF5(s) (putih)
Bismuth bereaksi pada kondisi tertentu dengan halogen fluorin, klorin, bromin dan iodin
untuk membentuk trihalida bismuth(III) fluorida, bismuth (III) klorida, bismuth(III)
bromida dan bismuth(III) iodida.
2Bi(s) + 3F2(g) → 2BiF3(s)
2Bi(s) + 3Cl2(g) → 2BiCl3(s)
2Bi(s) + 3Br2(g) → 2BiBr3(s)
2Bi(s) + 3I2(g) → 2BiI3(s)
4. Reaksi dengan asam
Bismuth terlarut dalam asam sulfat pekat panas, H2SO4 atau asan nitrat, HNO3 untuk
membentuk larutan yang mengandung Bi(III). Reaksi asam sulfat menghasilkan gas
sulfur(IV) dioksida. Reaksinya dengan asan klorida dengan adanya oksigen dapat
dihasilkan bismuth(III) klorida.
4Bi(s) + 3O2(g) + 12HCl(aq) → 4BiCl3(aq) + 6H2O(l)
5. Reaksi dengan basa
(Winter, 2011)
JENIS IKATAN
Mayoritas senyawa pada golongan ini dibentuk melalui ikatan kovalen.
s p
Tiga pasang elektron bebas membentuk ikatan dengan tiga atom yang lain
Empat pasang elektron menhasilkan bentuk tetrahedral dengan satu pasang elektron sebagai
psangan elektron bebas
Bilangan koordinasi 4 diperoleh jika pasangan elektron bebas didonorkan (yang digunakan
untuk membentuk ikatan koordinasi) dengan atom atau ion lain. Sebagai contoh ion
ammonium [H3N → H]+