Gol. VA

7
Sifat kimia dari unsur golongan VA: Persamaan umum: xZ + yM M y Z x Dengan logam, yang secara umum memiliki elektropositif tinggi, kecenderungan menurun dari Z=N ke Z=Bi 2Z + 3H 2 2H 3 Z Dengan N 2 4Z + 3O 2 (Z 2 O 3 ) 2 Dengan P, As, Sb, Bi. P menghasilkan P 4 O 10 dengan adanya kelebihan O 2 . Sedangkan jika ada kelebihan N 2 menghasilkan NO atau NO 2 2Z + 3X 2 2ZX 3 Dengan P, As, Sb, Bi. ZX 5 terbentuk dengan adanya kelebihan halogen dengan P, As, Sb dan F 2 , Cl 2 , Br 2 2Z + 3S Z 2 S 3 Khususnya dengan Sb, Bi. Sulfida lainnya juga dihasilkan dengan P, As Z=P, As, Sb, Bi khususnya dan N hanya jika disebutkan X 2 =molekul halogen (Moeller, 1952) Sifat kimia nitrogen: 1. Reaksi dengan udara Nitrogen tidak bereaksi dengan udara pada kondisi normal 2. Reaksi dengan air Nitrogen tidak dapat bereaksi dengan air. Tapi dapat melarut sejumlah kira – kira x gr/kg pada 20 o C (297 K) dan tekanan 1 atm. 3. Reaksi dengan halogen Gas nitrogen tidak bereaksi dengan halogen pada kondisi normal 4. Reaksi dengan asam Gas nitrogen tidak bereaksi dengan asam pada kondisi normal 5. Reaksi dengan basa

Transcript of Gol. VA

Page 1: Gol. VA

Sifat kimia dari unsur golongan VA:

Persamaan umum:

xZ + yM → MyZx Dengan logam, yang secara umum memiliki elektropositif tinggi,

kecenderungan menurun dari Z=N ke Z=Bi

2Z + 3H2 → 2H3Z Dengan N2

4Z + 3O2 →(Z2O3)2 Dengan P, As, Sb, Bi. P menghasilkan P4O10 dengan adanya kelebihan

O2. Sedangkan jika ada kelebihan N2 menghasilkan NO atau NO2

2Z + 3X2 → 2ZX3 Dengan P, As, Sb, Bi. ZX5 terbentuk dengan adanya kelebihan halogen

dengan P, As, Sb dan F2, Cl2, Br2

2Z + 3S → Z2S3 Khususnya dengan Sb, Bi. Sulfida lainnya juga dihasilkan dengan P,

As

Z=P, As, Sb, Bi khususnya dan N hanya jika disebutkan

X2=molekul halogen

(Moeller, 1952)

Sifat kimia nitrogen:

1. Reaksi dengan udara

Nitrogen tidak bereaksi dengan udara pada kondisi normal

2. Reaksi dengan air

Nitrogen tidak dapat bereaksi dengan air. Tapi dapat melarut sejumlah kira – kira x gr/kg

pada 20oC (297 K) dan tekanan 1 atm.

3. Reaksi dengan halogen

Gas nitrogen tidak bereaksi dengan halogen pada kondisi normal

4. Reaksi dengan asam

Gas nitrogen tidak bereaksi dengan asam pada kondisi normal

5. Reaksi dengan basa

Gas nitrogen tidak bereaksi dengan basa pada kondisi normal

Sifat kimia fosfor:

1. Reaksi dengan udara

Fosfor putih dapat bercahaya dalam kegelapan ketika diletakkan pada udara yang lembab

dalam proses yang dikenal sebagai chemiluminescence. Fosfor putih harus ditangani

dengan penuh kehati – hatian. Secara spontan fosfor akan terbakar dalam udara pada suhu

ruang untuk membentuk fosfor pentaoksida, terkadang bisa juga tetrafosfor dekaoksida,

P4O10.

P4(s) + 5O2(g) → P4O10(s)

Page 2: Gol. VA

Dengan kontrol tertentu (75% O2, 25% N2, 90 mmHg), campuran dibentuk, salah satu dari

hasilnya adalah fosfor trioksida, terkadang tetrafosfor heksaoksida P4O6.

P4(s) + 3O2(g) → P4O6(s)

2. Reaksi dengan air

Fosfor putih bersinar dalam kegelapan ketika diletakkan pada udara yang lembab dalam

proses yang dikenal sebagai chemiluminescence.

3. Reaksi dengan halogen

Fosfor putih, P4, bereaksi sangat cepat dengan semua halogen pada temperatur ruang untuk

membentuk fosfor trihalida. Sehingga, fosfor bereaksi dengan fluorin, klorin, bromin dan

iodin, untuk membentuk fosfor(III) fluorida, fosfor(III) klorida, fosfor (II) bromida dan

fosfor(III) iodida.

P4(s) + 6F2(g) → 4PF3(g)

P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(l)

P4(s) + 6Br2(g) → 4PBr3(l)

P4(s) + 6I2(g) → 4PI3(g)

Fosfor putih, P4, bereaksi dengan iodin, I2, dalam karbon disulfida (CS2) untuk membentuk

fosfor(II) oksida, P2I4. Senyawa yang sama dibentuk dalam reaksi antara fosfor merah dan

iodin, I2, pada suhu 180oC.

P4(s) + 4I2(g) → 2P2I4(g)

4. Reaksi dengan asam

Fosfor tidak bereaksi dengan asam non-oksidator encer

5. Reaksi dengan basa

Sifat kimia arsen:

1. Reaksi dengan udara

Arsen stabil pada udara kering, tapi permukaannya dapat mengalami oksidasi secara

perlahan dalam udara yang lembab menghasilkan bercak – bercak kecoklatan dan akhirnya

menjadi warna hitam yang menutupi unsur tersebut. Ketika dibakar di udara, arsenik akan

menyala menjadi arsenik trioksida, terkadang tetraarsenat heksaoksida, As4O6. Ketika

Page 3: Gol. VA

dibakar dengan oksigen, arsenik akan menyala membentuk arsenik pentaoksida, terkadang

bisa juga membentuk tetraarsenat dekaoksida, As4O10 dan As4O6.

4As(s) + 5O2(g) → As4O10(s)

4As(s) + 5O2(g) → As4O10(s)

4As(s) + 3O2(g) → As4O6(s)

2. Reaksi dengan air

Arsenat tidak bereaksi dengan air tanpa adanya udara di bawah kondisi normal

3. Reaksi dengan halogen

Arsenat bereaksi dengan fluorin, F2, untuk membentuk gas pentafluorida arsenat(V)

fluorida

2As(s) + 5F2(g) → 2 AsF5(g) (tak berwarna)

Arsenat bereaksi pada kondisi terkontrol dengan halogen fluorin, klorin, bromin dan iodin

untuk membentuk trihalida arsenat(III) fluorida, arsenat(III) klorida, arsenat(III) bromida,

dan arsenat(III) iodida.

2As(s) + 3F2(g) → 2AsF3(l) (tak berwarna)

2As(s) + 3Cl2(g) → 2AsCl3(l) (tak berwarna)

2As(s) + 3Br2(g) → 2AsBr3(s) (kuning pucat)

2As(s) + 3I2(g) → 2AsI3(s) (merah)

4. Reaksi dengan asam

5. Reaksi dengan basa

Sifat kimia antimony:

1. Reaksi dengan udara

Ketika dipanaskan, antimony bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk trioksida

antimony(III) oksida, Sb2O3. Api yang dihasilkan berwarna putih kebiruan.

Page 4: Gol. VA

4Sb(s) + 3O2(g) → 2Sb2O3(s)

2. Reaksi dengan air

Pada bara merah, antimony bereaksi dengan air untuk membentuk trioksida antimony(III)

oksida, Sb2O3. Antimony bereaksi lebih lambat pada temperatur lingkungan.

2Sb(s) + 3H2O(g) → Sb2O3(s) + 3H2(g)

3. Reaksi dengan halogen

Antimony dapat bereaksi pada kondisi tertentu dengan halogen untuk membentuk trihalida

antimony(III)fluorida, antimony(III) klorida, antimony(III) bromida dan antimony(III)

iodida.

2Sb(s) + 3F2(g) → 2SbF3(s) (putih)

2Sb(s) + 3Cl2(g) → 2SbCl3(s) (putih)

2Sb(s) + 3Br2(g) → 2SbBr3(s) (putih)

2Sb(s) + 3I2(g) → 2SbI3(s) (merah)

4. Reaksi dengan asam

Antimony terlarut dalam asam sulfat pekat panas, H2SO4, atau asam nitrat, HNO3, untuk

membentuk larutan yang mengandung Sb(III). Reaksi asam sulfat menghasilkan gas

sulfur(IV) dioksida. Antimony tidak bereaksi dengan asam klorida tanpa adanya oksigen.

5. Reaksi dengan basa

Sifat kimia bismuth:

1. Reaksi dengan udara

Ketika dipanaskan, bismuth bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk trioksida

bismuth(III) oksida, Bi2O3. Warna nyalanya adalah putih kebiruan.

4Bi(s) + 3O2(g) → 2Bi2O3(s)

2. Reaksi dengan air

Pada bara api yang panas, bismuth bereaksi dengan air membentuk trioksida bismuth(III)

oksida, Bi2O3.

2Bi(s) + 3H2O(g) → Bi2O3(s) + 3H2(g)

3. Reaksi dengan halogen

Page 5: Gol. VA

Bismuth bereaksi dengan fluorin, F2, membentuk pentafluorida bismuth(V) fluorida.

2Bi(s) + 5F2(g) → 2 BiF5(s) (putih)

Bismuth bereaksi pada kondisi tertentu dengan halogen fluorin, klorin, bromin dan iodin

untuk membentuk trihalida bismuth(III) fluorida, bismuth (III) klorida, bismuth(III)

bromida dan bismuth(III) iodida.

2Bi(s) + 3F2(g) → 2BiF3(s)

2Bi(s) + 3Cl2(g) → 2BiCl3(s)

2Bi(s) + 3Br2(g) → 2BiBr3(s)

2Bi(s) + 3I2(g) → 2BiI3(s)

4. Reaksi dengan asam

Bismuth terlarut dalam asam sulfat pekat panas, H2SO4 atau asan nitrat, HNO3 untuk

membentuk larutan yang mengandung Bi(III). Reaksi asam sulfat menghasilkan gas

sulfur(IV) dioksida. Reaksinya dengan asan klorida dengan adanya oksigen dapat

dihasilkan bismuth(III) klorida.

4Bi(s) + 3O2(g) + 12HCl(aq) → 4BiCl3(aq) + 6H2O(l)

5. Reaksi dengan basa

(Winter, 2011)

JENIS IKATAN

Mayoritas senyawa pada golongan ini dibentuk melalui ikatan kovalen.

s p

Tiga pasang elektron bebas membentuk ikatan dengan tiga atom yang lain

Empat pasang elektron menhasilkan bentuk tetrahedral dengan satu pasang elektron sebagai

psangan elektron bebas

Bilangan koordinasi 4 diperoleh jika pasangan elektron bebas didonorkan (yang digunakan

untuk membentuk ikatan koordinasi) dengan atom atau ion lain. Sebagai contoh ion

ammonium [H3N → H]+