Glaukoma 1

download Glaukoma 1

of 12

description

nbn

Transcript of Glaukoma 1

BAB IPENDAHULUAN

Pada tahun-tahun terakhir, glaukoma menjadi masalah yang serius. Diperkirakan 300 dari 100.00 penduduk dunia menderita glaukoma.Glaukoma adalah penyakit yang menyerang saraf mata (optic nerve) manusia, hingga terjadi kerusakan struktur dan fungsional saraf yang bersesuaian. Kerusakan tersebut dapat terjadi secara mendadak atau perlahan tergantung pada tekanan bola mata penderitanya. Kerusakan yang terjadi akan menyebabkan gangguan penglihatan hingga akhirnya menyebabkan kebutaan permananen.1,2 Kebutaan merupakan isu global terutama bagi negara-negara dengan prevalensi kebutaan yang tinggi karena kebutaan tidak hanya berdampak pada kehidupan sosial penderita namun juga memberikan dampak bagi ekonomi negara karena produktifitas seseorang yang menjadi buta akan menurun dan hidupnya akan bergantung pada orang lain. Buta menurut WHO adalah seseorang dengan visus 3/60 dengan koreksi maksimal pada mata yang lebih baik.3Glaukoma dibagi atas, glaukoma primer yang penyebab pastinya belum diketahui, dan glaukoma sekunder yang timbul akibat suatu penyakit lain. Berdasarkan mekanik perubahan sudut COA, glaukoma terbagi atas glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Berdasarkan perjalanan penyakitnya ada glaukoma akut, glaukoma subakut dan glaukoma kronis.4,5,6 Stadium akhir dari glaukoma sudut terbuka/tertutup yaitu glaukoma absolut dimana telah tejadi kebutaan akibat tekanan bola mata yang meningkat dan memberikan gangguan fungsi yang terjadi pada sekitar 85%-90% penderita dengan glaukoma sudut terbuka dan 10%-15% penderita glaukoma tertutup.7Berikut akan dibahas suatu laporan kasus tentang glaukoma sudut terbuka OD + Presbiopia OD dan glaukoma absolut OS.

BAB IILAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIENNama:: Tn. G AUmur: 51 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: Peta Barat Tabukan Utara, SangihePekerjaan: PNSStatus Menikah: Sudah MenikahTanggal Masuk RS: 10 Febuari 2015Nomor RM: 42.68.31

B.ANAMNESISKeluhan Utama: Mata kiri tidak dapat melihatRiwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan mata sebelah kiri tidak dapat melihat dan direncanakan operasi. Sebelumnya sekitar setahun yang lalu pasien berobat ke dokter praktek di Tahuna dengan keluhan mata sebelah kiri sakit dan merah terutama pada saat bangun tidur dan pandangan kabur. Pasien juga mengeluh melihat gambaran bulat seperti pelangi, sakit kepala (+). Dari pemeriksaan didapat TIOD 26, TIOS 35, pasien kemudian diberi obat tetes dan obat minum. Setelah mendapat pengobatan pasien merasa ada sedikit perubahan. Pada saat kontrol selanjutnya didapatkan TIOD 24dan TIOS 32, obat tetes dan obat minum tetap diberikan. Beberapa bulan kemudian pasien mengeluh rasa berpasir pada mata sebelah kiri, seperti ada yang mengganjal, pasien juga mengeluh apabila berjalan sering menabrak dan tersandung karena merasa penglihatannya menyempit dan samar-samar untuk melihta benda-benda disekitarnya. Dari pemeriksaan didapat TIOD 24, TIOS 50, pasien pun dirawat selama 3 hari di RS di tahuna. Sebulan kemudian pasien berobat jalan di Manado dengan pandangan semakin menurun, di beri obat tetes dan obat minum untuk menurunkan TIO. Beberapa bulan kemudian mata kiri tidak dapat melihat dan dilakukan operasi.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat kelaianan mata sejak lahir disangkal Riwayat memiliki penyakit pada mata sebelumnya disangkal Riwayat mengalami trauma pada mata sebelumnya disangkal Riwayat menjalani opada mata sebelumnya disangkal Riwayat memiliki penyakit kencing manis dan darah tinggi disangkal Riwayaat penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal Riwayat penggunaan kaca mata sebelumnya diakui, tapi pasien lupa ukurannya.Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama.Riwayat AktifitasPasien bekerja di kementrian agama, mengaku aktivitas padat dan istirahat kurang.C.PEMERIKSAAN FISIKStatus UmumKesadaran : Compos MentisVital SignTD: 110/70 mmHgNadi: 80 x/menitRespirasi: 20 x/menitSuhu: 36,5CVOD: 6/9TIOD: 10 mmHGVOS: NLPTIOS: 28 mmHgSegmen anteriorOkulo Sinistra:Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+), Lensa : NO3NC3C2 (keruh)COA : dalam, VH3-4Pupil : Refleks cahaya (+), bulatKornea: Udem min

Segmen posteriorOkulo Dextra:Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,7,Bayonet sign (+), cupping (+), thinning (+)Okulo Sinistra:Sulit dievaluasi

D.PEMERIKSAAN PENUNUJANG Pemeriksaan Tonometri Schiotz Pemeriksaan Gonioskopi Okulo DextraOkulo Sinstra

Pemeriksaan Lapang Pandang Pemeriksaan Tonografi

E.DIAGNOSISOD: Glaukoma Sudut Terbuka + PresbiopiaOS: Glaukoma Absolut

F.TERAPI Pro Triple Procedure (SICS+Trabekulektomi) Timol OS 2x1gtt Glaucon 3x1 ods C. Lyteers ED 6x gtt1OS Aspor K 1X1 Azopt 4xgtt 1 ODS

G.Follow Up Pre OperasiSelasa 10 Febuari, 2015S:Mata kiri merah (+)O:18.00: Td : 110/70 N:80x/menitR:20x/menitS:36,5C06.00: Td: 110/60N: 76x/menitR: 22x/menitS: 36,2CVOD: 6/9TIOD: 10MmhgVOS: NLPTIOS: 28MmhgSegmen anteriorOkulo Sinistra:Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+), Lensa : NO3NC3C2 (keruh)COA : dalam, VH3-4Pupil : Refleks cahaya (+), bulatKornea: Udem minSegmen posteriorOkulo Dextra:CDR O,3Okulo Sinistra:CDR 0,7 Refleks Fundus +/+ non uniform, LC (-)Bayonet sign (+), cupping (+), thinning (+)A:Glaukoma Absolut OS + POA6ODP:Timol 0,5% 2xgtt 1 ODSGlaucon 3x1C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODSAzopt 4xgtt 1 ODSPro Triple ProcedureRabu, 11 Febuari 2015S:Mata kiri merah (+)O:18.00: Td : 130/90 N:78x/menitR:22x/menitS:36C06.00: Td: 120/80N: 84x/menitR: 20x/menitS: 36,2CVOD: 6/9TIOD: 10MmhgVOS: NLPTIOS: 20,6 MmhgSegmen anteriorOkulo Sinistra:Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+), Lensa : NO3NC3C2 (keruh)COA : dalam, VH3-4Pupil : Refleks cahaya (+), bulatKornea: Udem minSegmen posteriorOkulo Dextra:CDR 0,3Okulo Sinistra:Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,6-0,7,Bayonet sign (+), LC (+), cupping (+), thinning (+)A:Glaukoma Absolut OS + POA6ODP:Timol 0,5% 2xgtt 1 ODSGlaucon 3x1C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODSAzopt 4xgtt 1 ODSAspar K 1x1 tabPro Triple Procedure

Kamis, 12 Febuari 2015S:Mata kiri merah (+)O:18.00: Td : 110/70 N:80x/menitR:20x/menitS:36,5C06.00: Td: 110/70N: 84x/menitR: 20x/menitS: 36,3CVOD: 6/9TIOD: 10MmhgVOS: NLPTIOS: 17,3MmhgSegmen anteriorOkulo Sinistra:Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+), Lensa : NO3NC3C2 (keruh)COA : dalam, VH3-4Pupil : Refleks cahaya (+), bulatKornea: Udem minSegmen posteriorOkulo Dextra:CDR 0,3Okulo Sinistra:Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,7,Bayonet sign (+), cupping (+), thinning (+)A:Glaukoma Absolut OS + POA6ODP:Timol 0,5% 2xgtt 1 ODSGlaucon 3x1C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODSAzopt 4xgtt 1 ODSApar K 3x1 tabJumat, 13 Febuari 2015S:Triple Procedure Okulo SinistraO:18.00: Td : 110/60 N:82x/menitR:20x/menitS:36,5C06.00: Td: 110/70N: 84x/menitR: 20x/menitS: 36,3CVOD: 6/9TIOD: 10MmhgVOS: NLPTIOS: 17,3MmhgSegmen anteriorOkulo Sinistra:Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+), Lensa : NO3NC3C2 (keruh)COA : dalam, VH3-4Pupil : Refleks cahaya (+), bulatKornea: Udem minSegmen posteriorOkulo Dextra:CDR 0,3Okulo Sinistra:Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,7,Bayonet sign (+), cupping (+), thinning (+)A:Glaukoma Absolut OS + POA6ODP:Timol 0,5% 2xgtt 1 ODSGlaucon 3x1C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODSAzopt 4xgtt 1 ODSApar K 1x1 tab

H.LAPORAN OPERASIJumat, 13 Febuari 2015, 11.30Operator: dr. Novanita Satolom, SpMAsistant: dr. Devi MandagiDiagnosis:Glaukoma Absolut OSJenis Operasi:SICS + IOL OL OS, Trabekulektomi OS

Laporan Operasi:1. Gunting bulu mata kiri, tetes midriatyl (TIO terakhir 24 mmHg, T 110/70) desinfeksi dalam dan luar sebelumnya ditetes pantokain, tutup dengan doek steril.2. Diberikan anestesi subtenon dengan lidokain 2%, massase, pasang eye spekulum3. Fiksasi rektus dengan benang 4.0,peritomi konjungtiva bersihkan subtenon dari arah jam 11-1, perdarahan dikontrol dengan kauter4. Grooving dengan stab 15, buat tunnel dengan keratom kcresent, buat sideport5. Kapsul lensa diwarnai dengan tripan blue, bilas, dilakukan kapsulotomi anterior6. Nukleus dilahirkan dengan bantuan vects, IA sisa kortek, IOL dimasukkan in the bag bentuk COA dengan viscoelastik7. IA kembali, injeksi viscoelastik, dilakukan sklerotomi di bawah tiap SICS8. Iredektomi tembus dari lubang sklerotomi, cek patensi, penjahitan releaside suture dengan benang 10-0, tutup konjungtiva, cek patensi ulang.IFOLLOW UP POST OPERASISabtu, 14 Sabtu 2015S:Post Triple ProcedureO:18.00: Td : 120/80 N:60x/menitR:20x/menitS:36,5C06.00: Td: 130/80N: 52x/menitR: 16x/menitS: 36,3CVOD: 6/9TIOD: N/PVOS: NLPTIOS: 18MmhgSegmen anteriorOkulo Sinistra:Injeksi Konjungtiva (+), injeksi siliar (+), Lensa : NO3NC3C2 (keruh)COA : dalam, VH3-4Pupil : Refleks cahaya (+), middilatasiKornea: Udem min

Segmen posteriorOkulo Dextra:CDR 0,3Okulo Sinistra:Refleks Fundus +/+ non uniform, cdr 0,7,Bayonet sign (+), cupping (+), LC (+), thinning (+),A:Pseudofakia OS + Post trabekulektomi OSP:Cyproflaxin 2x 500mgTimol 0,5% 2xgtt 1 ODC. Lyteers ED 6xgtt 1 ODSAzopt 4xgtt 1 ODAs. Mefenamat 3 x 500 mgTobroson ED 6xgtt 1 OSFloxa ED 6x gtt OSP. pred ED 6xgtt OSSiloxan ED 2xgtt OS

BAB IIIPEMBAHASAN

Dari anamnesis pada pasien didapatkan keluhan yaitu, pasien datang dengan keluhan mata kiri sulit untuk melihat. Keluhan ini terjadi perlahan-lahan sejak setahun yang lalu, yang diawali dengan pandangan mata kiri sedikit kabur . Pasien juga merasakan pandangan mata kiri semakin gelap tidak seperti dulu. Sedangkan pada mata kanan, pasien mengaku pandangannnya kabur, dan apabila melihat cahaya menjadi pudar. Hal tersebut sudah dirasakan kurang lebih setahun yang lalu, dan terjadi perlahan-lahan. Namun, keluhan mata tersebut diawali oleh mata kiri terlebih dahulu, untuk jarak waktu timbulnya keluhan antara kedua mata, pasien mengaku lupa. Selain itu pasien juga mengeluh melihat gambaran bulat seperti pelangi. Sebelumnya pasien pernah memakai kaca mata tapi lupa berapa ukurannya. Pasien berumur 51 tahun dan dari riwayat kebiasaan pasien mengaku kurang istirhat dan sulit tidur. Pada saat MRS didapatkan VOD 6/9 , VOS NLP , TIOD 10mmHg, TIOS 30 mmHg, bola mata seperti batu (keras) pada mata sebelah kiri dan kanan. Pada pemeriksaan COA didapatkan OD kedalamnnya cukup dan OS kedalamannya dangkal. Maka dari anamnesis danpemeriksaan fisik tersebut, mengarah ke diagnosis glaukoma primer sudut terbuka OD + Presbiopia OD, dan glaukoma absolut OS Glaukoma dibagi atas glaukoma primer, sekunder, dan kongenital. Peningkatan tekanan okuler pada glaukoma sudut terbuka yaitu gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase.8 Glaukoma sudut terbuka/simpleks ialah glaukoma yang penyebabnya tidak diketahui, merupakan suatu glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik mata terbuka. Pada umumnya mulai terjadi diatas 40 tahun, walaupun penyakit ini kadang-kadang ditemukan pada usia muda.7 Mulai timbunya gejala glaukoma terbuka ini agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. Pada keadaan ini glaukoma simpleks tersebut berakhir dengan glaukoma absolut. Pada glaukoma simpleks tekanan bola mata sehari hari tinggi atau lebih dari 20 mmhg.9Bila diagnosis sudah dibuat maka penderita sudah harus memakai obat seumur hidup untuk mencegah kebutaan.Tujuan pengobatan pada glaukoma simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan mata (akous humor) atau usaha untuk mengurangi produksi cairan mata (akous humor).9Diberikan pilokarpin tetes mata 1-4% dan bila perlu dapat ditambah dengan asetazolamid 3 kali satu hari. Bila dengan pengobatan tekanan bola mata masih belum terkontrol atau kerusakan papil saraf optik berjalan terus disertai dengan penciutan kampus progresif maka dilakukan pembedahan (trabekulektomi).9Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan tetapi berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absout. Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma simpleks disebut sebagai maling penglihatan.9Pada pemeriksaan visus didapatkan visus mata kanan pasien 6/9. Pasien berumur 51 tahun, maka pada mata kiri dapat dibuat diagnosis tambahan yaitu presbiopia dimana gangguan mata ini biasanya terjadi pada usia lanjut di atas 40 tahun akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa.9Pada pasien diberikan terapi berupa: Timolol tetes mata 5%Merupakan obat untuk supresi produksi cairan aquos, masuk ke dalam golongan adrenegik B. Cyproflaxin 2x 500mg C. Lyteers ED 6xgtt 1 ODS Azopt 4xgtt 1 ODS As. Mefenamat 3 x 500 mg Tobroson ED 6 XGTT 1 ODS Floxa ED 6X gtt OS P. pred ED 6X GTT OS Siloxan ED 6X GTT OS Operasi triple procedure:1. TrabekulektomiMerupakan teknik yang paling sering digunakan. Pada teknik ini, bagian kecil trabekula yang terganggu diangkat kemudian dibentuk bleb dari konjungtiva sehingga terbentuk jalur drainase yang baru. Lubang ini akan meningkatkan aliran keluar cairan aquos sehingga dapat menurunkan tekanan intraokuler. Tingkat keberhasilan operasi ini cukup tinggi pada tahun pertama, sekitar 70%-90%. Sayangnya dikemudian hari lubang tersebut dapat menutup kembalisebagai akibat sistem penyembuhan terhadap luka sehingga tekanan intarokuler akan meningkat.2.IredektomiPada tindakan ini dibuat celah kecil pada kornea bagian perifer dengan insisi di daerah limbus. Pada tempat insisi ini, iris dipegang dengan pinset dan ditarik keluar. Iris yang keluar digunting sehingga akan didaptkan celah untuk mengalirnya cairan aquos secara langsung tanpa harus melalui pupil dari bilik mata belakang ke bilik mata depan.3. SICSSmall Incision Cataract Surgery adalah modifikasi dari ekstraksi katarak ekstrakapsuler, merupakan salah satu teknik pilihan yang dipakai dalam operasi katarak dengan penanaman lensa okuler.Pada pasien ini didapatkan katarak senilis, untuk itu dilakukan operasi SICS mencegah terjadinya glaukoma lagi di kemudian hari. Pemakaian kaca mata dengan lensa silinder pada mata kiri

J.PrognosisOculo DextraOculo SinistraQuo ad visam:Dubia ad bonamAd malamQuo ad Sanam:Dubia ad bonamAd malamQuo ad functionam:Dubia ad malamAd malamQuo ad vinam:Ad bonamAd BonamQuo ad kosmetikum:Dubia ad bonamAd bonam

K.KomplikasiPada okulus dextra dapat berkembang ke arah Glaukoma Absolut dimana terjadi kebutaan total.L.EdukasiMemberitahukan kepada pasien tentang penyakit glaukoma yang sedang dialami akibat peningkatan tekanan dalam mata oleh sebab itu pasien wajib untuk selalu mengontrol tekanan bola mata sebelah kanan.

DAFTAR PUSTAKA

1.Harmen HS. Gambaran Sudut Trabekula pada Glaukoma Primer Sudut Tertutup [Refarat]. Padang: Universitas Andalas;20072.Quilgey HA. Search for Glaukoma Genes Implications for Pathogenesis and Disease Detection. New Englang J of Medecine;19983.Oktariana OD. Glaukoma. Available from: http://www.lkc.or.id/wp-content/upload/2012/03/GLAUKOMA.pdf4.Doe EC. Primary Angle Closed Glaucoma. In: Color Atlas of Clinical Opthalmologhy. Philadelphia: Mc Graw Hill Company, 2003. P;42-3, 314-255.Kanski JJ. The Glaucomas. In: Clinical Opthalmology, 5thed. Philadelphia:. Butterworth Hhainemann. P:1926.Lim A SM et al. Primary Closed Angle Glaucoma.2nded. Elseiver. 2004. P:5-97.Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva. Glaucoma in General Opthalmology. Fourtheenth edition a Lange Medical Book Printice-Hall International; 1995;208-2258.Riordan P, Whitcher JP.Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi tujuh belas. Jakarta: EGC; 20099.Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014.

12