Faktor resiko kejadian gizi buruk pada anak balita (12-59).pdf
Gizi anak 6-12 tahun
-
Upload
saekur-mutaslimah -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
Transcript of Gizi anak 6-12 tahun
BAB I
PENHDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang
perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam sangat
bermanfaat bagi kesehatan.apalagi untuk anak dalam masa sekolah, makanan merupakan
sumber untuk membuat anak cerdas. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World
Healt Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak.
Anak yang berusia sekitar 6-12 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan
yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga
digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan
yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain
yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga
adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga
akan gizi sangat berpengaruh disini. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah
asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian gizi dan usia anak sekolah usia 6- 12 tahun?
2. Apa fungsi gizi untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun ?
3. Apa asupan makanan yang baik untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun?
4. Apa faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah usia 6-12 ?
5. Apa saja gangguan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun?
6. Apa saja gizi seimbang untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan adalah:
1. Mengetahui pengertian gizi dan usia anak sekolah usia 6-12 tahun.
2. Mengetahui fungsi gizi untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
3. Mengetahui apa saja asupan makanan untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
5. Mengetahui gangguan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
6. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
7. Mengetahui menu gizi seimbang pada anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Pengertian Gizi dan Zat Gizi, Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang
berarti "makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat
diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi
proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat
mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi meliputi pengertian yang luas, tak
hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-
cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu
yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu yang
mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh, meliputi pemasukan,
pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor), metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan
pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi dalam tubuh.
Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan
secara langsung dalam tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi zat
gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,
dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi
dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan
jumlahnya.
Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Nabati: Sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
b. Hewani: Sumber zat gizi yang berasal dari hewan.
Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita kategorikan menjadi:
a. Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah karbohidrat,
lemak, dan protein.
b. Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan penjaga
tumbuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.
c. Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur proses
metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun
Anak yang berusia 6-12 tahun merupakan usia sekolah, pertumbuhan anak seusia ini tetap
terjadi meskipun kecepatan pertumbuhannya sehebat yang terjadi pada masa bayi atau
padasaatremaja nanti. Rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia sekolah
adalah berkisar 3-3,5 kg untuk berat dan sekitar 6 cm untuk ketinggian (Behrman, 2004). Anak-
anak pada usia sekolah mempunyai dorongan pertumbuhan yang biasanya bertepatan dengan
perode peningkatan masukan dan anfsu makanan. Ketika memasuki periode pertumbuhan yang
lebih lambat, masukan dan nafsu makan seorang anak juga berkurang. Adanya variasi dalam hal
nafsu makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus dipahami oleh para orang tua
agar dapat memberikan respon yang baik terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak.
Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai
orang tua harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada usia
ini karena pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan pemberian
nutrisi dan gizi yang seimbang. Perkembangan anak usia sekolah di bagi menjadi dua
yaitu :
1. Perkembangan Fisiologik
Kekuatan otot, koordinasi motorik dan stamina anak usia sekolah meningkat secara progresif. Anak-anak mampu melakukan gerakan-gerakan dengan pola yang lebih kompleks, sehingga memacu mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti dansa, olahraga, gimnastik dan aktivitas fisik lainnya.
Selama awal periode usia sekolah, presentase lemak tubuh mencapai minimun 16% pada perempuan dan 13% pada laki-laki. Presentase lemak tubuh kemudian meningkat sebagai persiapan menghadapi dorongan pertumbuhan remaja. Peningkatan presentase lemk tubuh di masa pubertas terjadi lebih dini dan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan nlaki-laki(19% perempuan dan 14% pada laki-laki).
Peningkatan lemak tubuh pada usia sekolah merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Perubahan ini pada umumnya tidak permanen, dan para orang tua juga harus berhati-hati agar tidak terlalu mempermasalahkan ukuran dan berat badan. Anak laki-laki pada usia sekolah mulai perhatian terhadap perkembangan otot tetapi sebenarnya peningkatan masa otot akan mulai terjadi ketika memasuki usia pertengahan remaja.
2. Perkembangan Kognitif
Pencapaian perkembangan yang paling pokok pada pertengahan usia sekolah adalah kemampuan diri, pengetahuan tentang apa yang akan dikerjakan dan kemampuan untuk melakukannya. Selama usia sekolah, anak-anak bergerak dari periode perkembangan praoperasional ke arah satu tindakan nyata. Tingkatan ini ditandai dengan kemampuan untuk mengarah kepada bergai aspek situasi pada saat bersamaan, amapu memiliki alasan yang lebih rasional dalam hal sebab-akibat, mampu menggolongkan kembali dan menggeneralisasikan, serta
mengurango egosentrisme, yang memungkinkan seorang anak melihat pandangan orang lain. Karakteristik kognitif yang dimiliki anak usia sekolah adalah sebagai berikut:
1. Anak sudah mampu memberikan perhatian pada beberapa aspek2. Anak mulai memiliki alasan rasional dan sistematik3. Anak mulai mengembangkan rasa percaya diri sendiri, semakin independen dan
mempelajari perannya dalam keluarga, di sekolah maupun di masyarakat.4. Egosentrisme anak mulai berkurang, anak mulai dapat menerima pendapat orang lain5. Terkait dengan pola makan, anak mulai menyadari pentingnya makanan bergizi untuk
pertumbuhan dan kesehatan, meyakini pentingnya waktu makan, serta mulai timbul konflik dalam pemilihan waktu makan
6. Pengaruh lingkungan terhadap anak mulai meningkat7. Anak mulai memisahkan diri dari keluarganya sendiri dengan menghabiskan waktu
malamnya di rumah teman atau menyendiri di kamarnya.C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :
1. Faktor genetik
Faktor keturunan — masa konsepsi
Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna
mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis
seperti temperamen
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan
Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan
sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang
cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya
1. Keluarga
2. Teman sebaya
3. Pengalaman hidup
4. Kesehatan
5. Lingkungan tempat tinggal
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-7 tahun :
membaca seperti mesin
mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
membaca waktu untuk seperempat jam
anak wanita bermain dengan wanita
anak laki-laki bermain dengan laki-laki
cemas terhadap kegagalan
kadang malu atau sedih
peningkatan minat pada bidang spiritual
Fisik dan motorik
BB 16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula tengah,
kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari tangan sebagai alat,
suka menggambar, melukis dan mewarnai
Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang, mengetahui bagaimana
yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan
kiri, mendefinisikan objek umum spt garpu, kursi.
Adaptif
Dimeja, menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega, pada saat bermain,
memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur
sendiri, membaca dari ingatan, dan menikmati permainan mengeja.
Personal-sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara sendiri untuk
melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik, meningkatkan sosialisasi, dan akan curang
untuk menang.
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:
Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih
keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan main,
sportivitas, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur motorik
kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis
maupun keseimbangan tubuh.
Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada
kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang
berbeda.
Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua
kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti
keberanian, survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya
menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
Stimulasi motorik halus:
Menggambar, melukis dengan berbagai media.
Membuat kerajinan dari tanah liat.
Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca.
Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.
STIMULASI KOGNITIF
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui terlebih dulu
perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak balita perkembangan
kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai konsep dasar seperti mengenal bau,
warna, huruf, angka, serta pengetahuan umum yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya.
Disamping itu perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan bahasa.
Aneka kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognisi anak adalah:
Mengadakan acara mendongeng.
Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak sendiri.
Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia baca.
Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara verbal, gambar
atau tulisan.
Berdiskusi tentang suatu tema.
Kegiatan-kegiatan tersebut sangat baik jika divariasikan dengan berbagai kegiatan,
seperti membuat kerajinan tangan atau games menarik. Sedangkan untuk anak 6-12 tahun,
perkembangan kognitifnya sangat berkaitan dengan kemampuan akademis yang dipelajari di
sekolah. Akan tetapi kemampuan kognitif bisa menjadi lebih optimal apabila otak kanan anak
mendapat stimulasi. Anak yang memiliki fungsi otak seimbang akan lebih responsif, kreatif,
dan fleksibel.
Kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak 6-12 tahun adalah:
Ketika mempelajari berbagai kemampuan akademis, guru dan orang tua hendaknya
memperhatikan kondisi anak. Contohnya, saat anak sudah terlihat bosan seharusnya
secara otomatis materi yang disampaikan pada anak dibumbui atau diselingi dengan
permainan atau hal jenaka yang bisa membuat anak tertantang dan gembira. Ingat,
selingan seperti ini sebaiknya tetap pada konteks pembicaraan atau pembahasan.
Stimulasi otak kanan untuk menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui
kegiatan music & movement (gerak dan lagu) atau dengan memainkan alat musik
tertentu. Bisa juga dengan melakukan kegiatan drama.
STIMULASI AFEKSI
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun
intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun. Manfaat utamanya adalah mengembangkan
rasa percaya diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan menjalani aturan, memahami
orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak, serta
konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik atau lebih baik
dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti aturan (terutama pada awal mula
diterapkan suatu aturan).
Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku anak yang kurang
baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia sedih, gembira,
marah, berikanlah respons yang sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
Anak difasilitasi untuk bermain peran.
Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara verbal, tulisan,
ataupun gambar.
Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan berbagai permainan dalam
rangka mengenalkan aturan main, sportivitas, dan kompetisi.
STIMULASI SPIRITUAL
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah anak
belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing.
Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian
dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan
seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
kecerdasan spritual anak balita dan usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut:
Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang menciptakan. Contoh,
“Siapa yang membuat meja ini?” anak menjawab, “Tukang kayu.” Lalu kita berikan lagi
pemahaman padanya “Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?”
Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran Tuhan,
terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam dengan kebesaran
Sang Pencipta.
Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan sebagai manusia yang
memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka bumi.
Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai pengalamannya ketika sedang
mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari
kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya menjalankan ibadah yang
dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas. Lingkungan di mana
anak berada sangat memegang peranan penting untuk membentuknya menjadi anak yang
bahagia dan sehat. Jika bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak
usia 6-12 tahun:
Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena bermain lengkap
dengan prasarananya.
Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas kesehatan, keamanan,
kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah membuat lingkungan
yang bisa menerima dan memberi toleransi pada anak dalam berkegiatan. Temanilah
selalu anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas memilih apa yang akan dikerjakan
sepanjang tetap dalam koridor keamanan, kesehatan, dan kebaikan.
Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak bisa, ajak anak bersama-
sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa dipercaya, semisal mencarinya dalam
kamus atau bertanya pada pakarnya.
D. Prinsip Gizi Untuk Usia Anak Sekolah Usia 6-12 Tahun
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) untuk Anak Sekolah dan Remaja :
1. Mengkonsumsi aneka ragam makanan
2. Mengkonsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Membatasi konsumsi lemak dan minyak (1/4 kecukupan energi)
5. Menggunakan garam beryodium
6. Mengkonsumsi makanan sumber zat besi
7. Membiasakan makan pagi
8. Minum air bersih yang aman dan dalam jumlah yang cukup
9. Melakukan aktivitas fisik secara teratur
10. Mengkonsumsi makanan yang aman
11. Membaca label pada makanan yang dikemas
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang
Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan
gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya
memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan
gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-poinya :
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah.
1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 6-12 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling
pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan
pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan,
pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan
yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain
yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga
adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga
akan gizi sangat berpengaruh disini.
2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang
menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya
nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk
mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk
itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi
makanan sepertinya harus digalakan.
4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-
makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak
disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai
warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.
F. Kebutuhan Gizi Seimbang
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik,
tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat
gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi
dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.
2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan
unutk membentuk sel-se baru, memelihara, dan mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi
ketiga ini zat gizi dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein
mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur
dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak peroses lain yang
terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan.
Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi
Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat gizi yang diperlukan
tubuh unutk hidup sehat setiap hari bagi semua populasi menurut kelompok umur, jenis
kelamin dan kondisi fisiologi tertentu. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka
kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah jumlah zat-zat gizi
minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertajankan status gizi adekuat.
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk
yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang
digunakan, maka diperlukan penyesuaian. AKG tidak dipergunakan untuk individu. Dalam
menentukan AKG, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi
zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian
dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh
kemudian dapat diubah menjadi zat gizi esensial. Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan
atau absorpsinya tidak komplit, sehingga AKG yang dianjurkan harus sudah
memperhitungkan bagian zat gizi yang tidak di absrorpsi.
Selain karbohidrat, lemak, dan protein, vitamin juga diperlukan untuk asupan gizi yang
optimal. Semua komponen tersebut sangat penting perannya dalam pembentukan otot, tulang,
sel-sel, dan mekanime kerja otak. Selain itu, orangtua disarankan untuk selalu membiasakan
anak untuk minum susu. Kandungan makro dan mikronutrien yang terkandung di dalam susu
membantu pemenuhan kebutuhan dan asupan gizi anak. Di dalam susu, terkandung kalsium
dan protein yang penting untuk proses pembentukan tulang dan otot, serta pertumbuhan otak
untuk meningkatkan fungsi kecerdasan otak.
G. Pengaruh Status Gizi Anak Sekolah Usia 6-12 Tahun Terhadap Kesehatan
Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan dengan
gangguan guzu mealui beberapa cara yaitu mempengaruhi nafsu makan, dapat juga
menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare atau muntah-muntah atau
mempengaruhi metabolisme makanan dan banyak cara lain lagi.
Secara umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem kekebalan
tubuh. Gizi kurang dan infeksi, kedua-duanya dapat bermula dari kemiskinan dan lingkungan
yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu juga diketahui bahwa infeksi menghambat
reaksi imunologis yang normal dengan menghabiskan sumber-sumber energi.
Gangguan gizi dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga memberikan prognosis
yang lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi dan sebaliknya, gangguan gizi
memperburuk kemampun anak untuk mengatasi penyakit infeksi. Kuman-kuman yang
kurang berbahaya bagi anak-anak dengan gizi baik, bisa menyebabkan kematian pada anak-
anak gizi buruk.
H. Masalah yang Sering Muncul pada Usia Anak Sekolah
Anak-anak dikategorikan sebagai usia 6-12 tahun, dengan karakteristik pertumbuhan
yang relatif dan dengan sedikit masalah pemberian makan. Usia anak-anak dimana suka
mencoba mempelajari keterampilan fisik dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain.
Dan waktu lebih banyak dihabiskan di sekolah sehingga anak-anak cenderung mulai
menyesuaikan dengan jadwal rutin.
Masalah Gizi pada Anak-Anak
1. Kurang Gizi
Merupakan permasalahan yang terjadi karena kurangnya menkonsumsi makanan yang
mengandung energi, protein yang bermutu tinggi (seperti ikan, telur, daging) serta mineral
terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Selain itu gizi kurang dapat pula
disebabkan oleh cacingan yang diderita 50% anak-anak. Status gizi seseorang dapat dilihat
dari tinggi badan, berat badan, data biokimia, dan lainya. Gangguan pertumbuhan pada usia
anak-anak ini terjadi akibat berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada usia
balita. Kekurangan gizi secara umum ( makanan kurang dalam kualitas dan kuantitas )
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh,
struktur dan fungsi otak, serta perilaku.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah
kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Untuk itu
dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi banyak makanan yang banyak mengandung
karbohidrat, protein lemak, fitamin mineral dan lain sebagainya. Karena itu, pedoman gizi
seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status
kesehatan dan aktivitas fisik.
Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat,
kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang
terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus
dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari
zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti
manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa menjaga
dan memantau berat badan. Pahami dan Praktikkan pola hidup sehat dengan prinsip Gizi
Seimbang untuk menjaga keadaan gizi tetap baik, yang akan bermanfaat bagi kesehatan kita.
2. Kegemukan atau gizi lebih
Merupakan kondisi dimana konsumsi makanan yang mengandung energi, protein dan
lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih menyebabkan obesitas yang merupakan kelebihan
energi yang disimpan di dalam jaringan berupa lemak. Kegemukan merupakan salah satu
risiko dalam terjadi berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah
tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dn kantung empedu.
Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi ini bisa dilakukan dengan memahami dan
mempraktekkan pola makan bergizi seimbang. Caranya, konsumsi makanan bergizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi
biologis.
Memperhatikan variasi makanan juga penting, selain menerapkan gaya hidup sehat
seperti olahraga rutin, mengontrol berat badan, dan menjaga kebersihan diri. "Berbeda dari
prinsip empat sehat lima semprna, yang hanya memperhatikan prinsip variasi makanan, tanpa
menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan
kondisi biologis."
3. Anemia gizi besi
Anak yang mengalami anemia menunjukkan gejala antara lain pucat, lemah, lelah,
menurunnya kemampuan konsentrasi belajar. Serta menurunnya antibody sehingga mudah
terserang infeksi atau penyakit. Penyebab anemia ini adalah makanan yang dimakan kurang
mengandung zat besi. Akibat kekurangan sejumlah zat gizi itu, sekitar 10 persen-15 persen
anak usia sekolah menderita anemia.
Untuk mencegah anemia dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan sumber
zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati. Sumber hewani contohnya daging, hati,
ikan dan unggas. Sedangkan sumber nabati dapat diperoleh dari sayuran hijau. Di samping
itu, anemia juga bisa dicegah dengan cara mengonsumsi suplemen zat besi, olahraga, tidur
yang cukup, dan mengurangi konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi
seperti kopi dan teh.
Setelah mengonsumi daging atau sayuran hijau yang banyak mengandung zat besi,
jangan langsung minum kopi atau teh karena akan membuat zat besi yang terdapat dalam
makanan tersebut tidak terserap oleh tubuh.
4. Kurang vitamin A
Hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang
infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering disebut KVA sering menyebabkan kematian pada
anak-anak. Penyebab KVA di Indonesia kebanyakan adalah kemiskinan dan kurangnya
penegtahuan tentang gizi.
Peningkatan konsumsi vitamin A
1. Buah naga
Buah unik yang satu ini adalah salah satu buah yang kaya akan vitamin A dan sarat beta
karoten yang sangat baik untuk memelihara daya lihat mata.
2. Buah apel
Pasti Anda tak asing dengan buah ini, banyak sekali makanan olahan dari buah
apel dengan tujuan utama berinovasi dan pastinya membuat peminat lebih menikmati buah
ini meski telah dirubah menjadi berbagai olahan.
3. Buah Anggur
Buah manis dengan banyak varian warna ini juga mengandung vitamin A melimpah
yang dibutuhkan oleh mata agar terhindari dari penyakit katarak dan degenerasi makula.
4. Wortel
Sudah Pasti. Orang yang awam dengan kesehatan pun tahu kalau wortel mengantongi
segudang manfaat untuk mata. Selain menjaga mata tetap sehat ternyata wortel juga bisa
membuat warna mata menjadi lebih jernih, jadi tak heran jika kelinci memiliki warna mata
yang mempesona.
5. Buah mangga
Mangga yang sudah matang biasanya berwarna orange mencolok, buah mangga yang
sudah seperti ini memiliki kandungan vitamin A cukup banyak. Beda dengan yang masih
muda berwana kuning kehijauan yang rasanya asam dan biasanya dikonsumsi ibu-ibu dengan
menjadikannya rujak.
6. Sayur bayam
Jenis sayuran hijau memiliki kandungan vitamin A dan beta karoten yang mencukupi
kebutuhan mata agar tetap sehat. Selain nutrisi tersebut, sayur bayam juga menutrisi mata
dengan bantuan lutein dan zeaxathin.
7. Paprika
Tubuh akan memperoleh vitamin A sekitar 60% dari satu sendok makan paprika. Selain
itu, vitamin A juga merupakan sumber vitamin C, kalium, dan kalsium.
8. Kemangi kering
Kemangi bisa digunakan untuk menghilangkan bau badan, namun bukan kandungan
vitamin A yang membantunya karena nutrisi ini sudah diambil oleh mata untuk memelihara
kesehatannya sendiri.
Suplementasi periodic
Suplementasi periodic berguna karena sejumlah besar vitamin A dapat disimpan dalam
hati untuk penggunaan di masa yang akan datang. Vitamin A ini dapat diberikan sebagai
kapsul atau dalam bentuk larutan pekat. Kecuali untuk anak-anak yang menderita
xerophtalmia aktif, defisiensi energi dan protein (kwashiorkor) atau beberapa penyakit
pencetus yang berat, penting untuk memastikan bahwa dosis tersebut tidak diulang lebih
sering daripada dosis yang aman.
Fortifikasi makanan
Fortifikasi atau penambahan zat gizi terpilih pada unsur pokok makanan yang umum
merupakan suatu cara perlindungan status gizi yang dapat diterima dan berhasil pada Negara
dengan sistem distribusi makanan yang tepat.Cara ini merupakan cara yang efektif untuk
meningkatkan konsumsi vitamin A pada wanita hamil dan menyusui tanpa resiko teratogenik.
5. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban. Pada usia anak-anak dapat
menimbulkan kecerdasan (IQ) yang lebih rendah. Kurangnya konsumsi makanan yang
mengandung yodium menyebabkan penyakit gondok.
Penanggulangan masalah kekurangan iodium umumnya memang dilakukan dengan
iodinisasi garam, yaitu menambahkan kalium iodat, menjadi garam beriodium. Namun
penggunaan garam beriodium itu kurang berhasil dan kurang efektif bagi bayi untuk
meniadakan gondokan, kekerdilan dan keterbelakangan mental. Iklim yang panas serta
lembab dan cara masak (berbumbu, asam dan panas) yang lazim di Indonesia dapat
menyebabkan penguapan iodium. Ini tentu saja mengurangi atau bahkan menghilangkan
kandungan iodium dalam garam. Demikian pula halnya pada proses pembuatan briket garam
dengan pembakaran.
Sementara injeksi atau implantasi minyak beriodium (lipiodol) masih sulit
dilakukan. Meski efektif cara ini menakutkan dan kurang disukai orang, dan
juga diperlukan petugas terlatih untuk pelaksanaannya. Telah menjadi
kesepakatan dunia dalam KTT untuk Anak di New York tahun 1990,
penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium di seluruh dunia harus
teratasi tahun 2000. Dengan demikian selain garam beriodium, pemasyarakatan
pemanfaatan hasil laut (ikan, udang, cumi, dan rumput laut) sebagai pangan
unggulan perlu lebih digalakkan.
6. Kiat baru
Hasil penelitian Gurevich (1962) menunjukkan bahwa konsentrasi iodium dalam
tanaman dapat ditingkatkan 10 sampai 100 kali atau lebih pada pemupukan
dengan rumput laut dan limbah industri ikan. Hasil produksi ternak pun,
seperti daging, susu dan telur, dapat sangat diperkaya iodium dengan
memberi hewan ternak itu ransum yang ditambahi iodium atau rumput laut.
Berdasarkan hal itu, Universitas Udayana bekerja sama dengan beberapa
universitas di Eropa di bawah koordinasi Prof Dr WA Rambeck dari
Universitas Munich, kini sedang meneliti kiat lain, yaitu meningkatkan
kandungan iodium dalam rantai pangan melalui pangan asal hewan atau asal
tanaman (daging, telur, beras dan sayuran) dengan menggunakan rumput laut
sebagai pakan hewan atau pupuk tanaman.
Dalam upaya menanggulangi kekurangan iodium ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan. Garam beriodium sebaiknya digunakan sebagai
garam meja, bukan sebagai garam dapur. Cara masak bisa saja diubah tanpa
garam. Garam baru dibubuhkan saat makan. Sebaiknya garam beriodium juga
tidak dibentuk menjadi briket, karena prosesnya memerlukan pembakaran.
Masyarakat perlu terus-menerus dianjurkan makan hasil laut. Rumput laut
bagus bagi perkembangan otak, sehingga ibu hamil atau menyusui sebaiknya
makan agar-agar sebanyaknya. Kiat lain adalah memasukkan iodium melalui
rantai-rantai pangan yang berasal dari hewan dan tanaman.
7. Karies Gigi Pada Anak
Karies gigi tidak selalu berupa lubang atau kavitas, namun merupakan suatu proses
seperti gambar berikut ini :
Pada gambar diatas terdapat
warna keputihan seperti kapur, yang
lebih putih daripada gigi sekitarnya. Keadaan ini disebut White spot lesion dimana mulai
terjadi proses karies, namun belum terbentuk lubang gigi atau kavitas. Biasanya white spot
terlihat di bagian gigi yang dekat dengan gusi. Orang awam sering menyebutnya gigis atau
gupis. Pada keadaan ini sudah terjadi kehilangan mineral-mineral elemen gigi yang bila
didiamkan akan menjadi lubang atau kavitas (seperti gambar tengah), namun proses ini bisa
dihentikan dengan pembersihan yang tepat dan
penghentian faktor-faktor penyebabnya.
Kavitas terlihat berwarna kekuningan, dan
permukaannya tidak rata, lebih cekung daripada gigi
sehat di sekitarnya. Bila orang tua menemukan hal ini
pada si kecil, segera bawa ke dokter gigi anak, karena
kavitas ini dapat segera ditambal dan bila didiamkan dapat semakin parah.
Mengapa gigi balita dapat mengalami karies? Penyebab karies gigi pada balita sama
dengan yang terjadi pada orang dewasa, yaitu terpaparnya gigi dalam waktu yang
lama oleh asamsehingga mineral-mineral email gigi larut. Bakteri dalam mulut merubah
gula yang berasal dari makanan atau minuman menjadi asam.
Namun spesifik pada balita disebabkan karena seringnya anak tertidur sambil
mengkonsumi minuman nutrisi dalam dot seperti : susu, jus buah, ASI dll. Sehingga sering
juga disebut Karies Susu Botol atauNursing Bottle Caries Terendamnya gigi dalam cairan
tersebut merupakan tempat yang sangat ideal untuk bakteri berkembang biak dan
menghasilkan asam. Orang tua dapat mengatur kapan dan bagaimana pemberian minuman
tersebut sehingga anak tetap mendapat nutrisi yang cukup sekaligus giginya tetap sehat.
Tips Mencegah Gigi Berlubang
1. Berikan ASI pada bayi, minimal sampai usia 6 bulan
2. Bila bayi minum menggunakan dot, ibu menggendong anak selama pemberian susu, dan
ketika anak sudah tertidur baru baringkan ke tempat tidur, tanpa dot. Jangan biarkan anak
tertidur dengan dot berisi susu dalam mulutnya.
3. Ketika anak berusia 6 bulan, ia sudah boleh mengkonsumsi makanan atau minuman
tambahan. Anak dapat mulai diajarkan minum melalui baby atausippy cup. Minuman
tambahan dapat diberikan dalam cup tersebut, hal ini akan mengurangi waktu
terpaparnya gigi dengan asam
4. Diantara waktu minum susu, berikan anak air putih biasa, TANPA gula
5. Biasakan bersihkan mulut anak sejak dini (bahkan meskipun ia belum tumbuh
gigi) menggunakan kain kassa & air hangat minimal 2x sehari, terutama setelah
mengkonsumsi minuman atau makan. Perhatikan bagian gigi yang berbatasan dengan
gusi, karena merupakan tempat retensi makanan.
6. Lanjutkan kegiatan membersihkan mulut tersebut dan mulai usia 6 bulan dapat
menggunakan sikat gigi lembut khusus bayi tanpa pasta gigi. Setelah anak dapat meludah
atau mengeluarkan busa pasta gigi, boleh menggunakan sedikit pasta gigi khusus anak,
kira-kira sebesar biji jagung. Tetap bantu anak untuk menyikat giginya sampai ia mahir,
yaitu sekitar usia 8 tahun.
7. Setelah anak boleh mengkonsumsi makanan tambahan, batasi pemberian jus buah,
minuman manis, pada anak, buah-buahan dapat diberikan dalam bentuk buah segar yang
sudah dipotong-potong.
8. Hindari kontak antara mulut bayi, dot, makanan/minuman bayi dengan mulut ibu atau
pengasuh. Hal ini dapat menyebabkan transmisi bakteri ke dalam mulut bayi. Terutama
bila ibu atau pengasuh memiliki karies gigi yang belum dirawat atau ditambal. Penelitian
menyebutkan pada gigi karies yang belum dirawat terdapat lebih banyak bakteri daripada
gigi sehat.
9. Ketika anak berusia 1 tahun usahakan agar anak sudah tidak lagi minum menggunakan
dot, melainkan menggunakan cup. Jangan lupa, ajak anak ke dokter gigi anak ketika ia
sudah menginjak usia 1 tahun.
10. Ketika anak sudah boleh mengkonsumsi beragam makanan batasi konsumsi biskuit,
cookies, permen, jus buah, soft drink dan minuman manis lainnya. Potongan buah, keju,
sayuran, dan sandwich kecil akan lebih bermanfaat untuk kesehatannya.
I. Asupan yang Aman dan Menyehatkan
1. Makan pagi ( sarapan )
Merupakan salah satu pesan dalam PUGS, dapat menyumbang seperempat dari
kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9 gram protein. Berdasarkan
penelitian di Jakarta menunjukkan jenis makanan pagi antara lain nasi dan lauk pauk 61%,
roti 15,5%, dan mi 8,6%.
2. Membawa bekal ke sekolah
Membeli makanan dan kemudian menghabiskan bersama teman-temannya adalah hal
yang mengasyikkan bagi anak-anak. Untuk meminimalkan jajan anak, sebaiknya anak
dibekali dari rumah. Dan makanan bekal adalah makanan yang disukainya dan menarik.
Sehingga anak-anak lebih tertarik dengan bekalnya. Kandungan gizi makanan bekal
sebaiknya sekitar 300 kalori, 5-7 gram protein. Makanan bekal bisa berupa snack atau
makanan lengkap dalam porsi kecil.
3. Olahraga dan aktivitas
Sesuai dengan salah satu pesan PUGS, dengan melakukan latihan fisik dan olahraga
teratur setiap hari, maka sejak usia muda sebaiknya anak dianjurkan berolahraga dan
melakukan aktivitas yang cukup. Manfaat Olahraga dan aktivitas fisik antara lain
menurunkan dan mempertahankan BB, menurunkan tekanan darah, menaikkan kolesterol
HDL, serta mampu menurunkan resiko obesitas.
J. Prinsip Gizi Seimbang untuk Anak-Anak
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) hendaknya diterapkan dalam menyusun
makanan anak-anak. Makanan dengan kandungan gizi seimbang , cukup energi dan zat gizi
sesuai kebutuhan gizi anak-anak sangat dianjurkan. Makanan yang dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan anak sebaiknya terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah.
Sebaiknya seorang ibu melakukan pengaturan-pengaturan dalam menyusun makan untuk
anak-anaknya. Pengaturan tersebut bertujuan untuk membentuk kebiasaan makan yang baik
dan berpartisipasi dalam aktivitas olahraga secara teratur.
Kebutuhan zat gizi untuk anak usia 7-9 tahun berdasarkan Widya Karya Pangan dan
Gizi, maka kecukupan energi dan zat-zat gizi sehari adalah 1900 kalori. Sedang untuk anak
usia 10-12 tahun membutuhkan 1800 kalori per hari. Untuk mencukupi energi tersebut dapat
diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti, dan biscuit. Sedangkan kebutuhan akan
protein yang dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, kacang-kacangan,
tempe, dan tahu. Dengan memenuhi kebutuhan tersebut dapat mencegah terjadinya gizi
kurang dan kegemukan pada anak.
Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Tujuan terpenuhinya zat-zat gizi tersebut dapat memberikan daya tahan terhadap infeksi,
mencegah kebutaan, dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kalsium dapat diperoleh dari
susu, ikan, dan kacang-kacangan. Begitu pula dengan zat besi yang dapat diperoleh dari
makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan.
Diet seimbang untuk anak usia 6-12 tahun yang baik adalah rendah lemak, tinggi kalsium
dan adekuat tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian makanan untuk anak antara
lain:
Memenuhi kecukupan Energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan umurnya.
Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang,
Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan keadaan faal anak.
Memperhatikan kebersihan anak dan lingkungan.
K. Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan
a. Pilih bervariasi buah matang (pepaya, manga, melon, pisang, alpukat, semangka, jeruk)
dengan cara dipotong kecil-kecil, bisa ditambahkan jeli atau agar-agar dan sedikit gula
pasir. Dapat disajikan dalam bentuk juice atau selada buah yang ditambah keju dan susu
manis.
b. Pilih sayuran berwarna terang dan padat (wortel, brokoli, sawi, labu kuning, bunga kol,
buncis muda, bayam) dipotong kecil-kecil ditambahkan pada mie atau lauk kesukaannya.
c. Ajak anak makan bersama keluarga.
d. Terapkan jadual makan yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali snack sehat atau camilan.
Jangan berikan camilan, susu atau juice dekat dengan waktu makan.
e. Tidak mencemooh atau memarahi bila anak makan masih belum mau makan buah dan
sayuran. Hormati anak bila dia tidak ingin makan dan usahakan lagi diperkenalkan pada
pada waktu makan berikutnya.
L. Anjuran-Anjuran Jumlah Porsi Makan
1. Untuk anak usia 6-9 tahun sebanyak 1900 kalori per hari:
Nasi 4 porsi penukar (1 p nasi = 150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 3 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
2. Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
Nasi 5 porsi penukar (1 p = 150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
3. Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
Nasi 4 porsi penukar (1 p = 150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rendahnya asupan gizi anak usia sekolah 6 -12 tahun diakibatkan oleh banyak faktor.
Anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang rendah atau buruk. Pada usia ini
pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya. Jajanan yang banyak
dijual di sekolah-sekolah termasuk ke dalam makanan yang tidak bergizi sehingga dapat
dikatakan bahwa anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang buruk.
Asupan gizi yang buruk dapat berakibat fatal apabila terus dibiarkan, defisiensi kalori
yang dihasilkan protein akan menimbulkan penyakit seperti marasmus dan kwashiorkor,
defisiensi zat besi akan mengganggu kerja hemoglobin dalam transportasi O2 keseluruh
tubuh, defisiensi zat seng akan mengganggu proses metabolism protein. Selain itu, buruknya
status gizi anak sekolah semakin memperburuk kondisi bangsa Indonesia karena generasi
penerusnya tidak produktif. Perbaikan status gizi dengan asupan gizi yang baik akan
memberikan banyak perubahan. Orang tua saat ini terlalu membiarkan anaknya
mengkonsumsi jajanan yang ada di sekolah. Membiasakan anak untuk sarapan pagi sebelum
berangkat sekolah merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemungkinan anak
membeli makanan di luar rumah.
B. Saran
Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan makanan yang bergizi dan
mengajarkan anak untuk mengonsumsi atau memilih makanan yang bergizi. Pendekatan yang
baik dengan anak dan komunikasi atau cara penyampain pendidikan dasar mengenai
makanan yang bergizi dapat membuat anak lebih berhati-hati dalam memilih makanan atau
jajanan. Perhatian dari kedua orang tua sangat diperlukan terutama pada jajanan dan makanan
kesukaannya. Makanan yang diberikan saat dirumah hendaknya memperhatikan nilai gizi
dengan menyesuaikan kondisi social ekonomi keluarga.
Peran guru di sekolah sangat dibutuhkan guna memberikan pendidikan dasar dan
pengawasan secara aktif mengenai makanan atau jajanan yang baik dikonsumsi dan tidak
baik untuk dikonsumsi. Perlu pengawasan di sekitar lingkungan sekolah akan jajanan yang
bergizi dan tidak bergizi dan melarang pedagang di sekitar sekolah menjual makanan yang
tidak bergizi.
Perlu penanganan secara khusus dari pemerintah untuk menangani permasalahan ini.
Sosialisasi mengenai asupan gizi yang dibutuhkan oleh anak sekolah dasar dapat dilakukan
sebagai upaya promotif untuk meningkatkan status gizi anak sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ayubi, Dian. 2007. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Damayanti, Diana. 2005. Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Eva Ellya Sibagariang. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI L.
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi: Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Wawa. 2015. 6 Kebiasaan Anak agar Mau Makan Sehat. http://kompas.com. Diakses 3
Oktober 2015.
http://www.pengertianahli.com/2015/10/pengertian-gizi-dan-zat-gizi.html
http://ngintips-kesehatan.blogspot.com/2015/05/gejala-penyebab-dan-cara-mencegah-
anemia.html
https://groups.yahoo.com/neo/groups/mmaipb/conversations/topics/762
GIZI USIA 6-12 TAHUN
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
ILMU GIZIyang dibina oleh Ir. Nugrahaningsih, M.P dan Dra. Nursasi Handayani, M.Si
Oleh Kelompok 3Anis Rochani (130342615317)
Annisah Ma’rifatul J (130342615345)Mirza Yanuar Rizky (1303426153 )Saekur Mutaslimah (130342615348)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGIOktober 2015