Gizi Pada Anak Sekolah

38
Gizi pada Anak Sekolah Disusun Oleh : DENNY ISARIA SITINJAK (0761050163) ANA HENDRIANA (0861050107) KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA PERIODE 14 MEI – 9 JUNI 2012

Transcript of Gizi Pada Anak Sekolah

Page 1: Gizi Pada Anak Sekolah

Gizi pada Anak Sekolah

Disusun Oleh :

DENNY ISARIA SITINJAK (0761050163)

ANA HENDRIANA (0861050107)

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

PERIODE 14 MEI – 9 JUNI 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

Page 2: Gizi Pada Anak Sekolah

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, karena anak usia tersebut adalah

generasi penerus bangsa. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung

pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Masa tumbuh kembang tersebut

pemberian asupan zat gizi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Anak tersebut masih sangat membutuhkan zat-zat gizi seperti energi, protein dan zat-zat gizi

lainnya. Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam pemberian makan yang tidak benar

dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan

sistem tubuh anak.

Menurut Suhardjo (2003), sebagian besar ibu tidak memanfaatkan bahan makanan

yang bergizi ketika menyiapkan bahan makanan untuk keluarganya. Semakin banyak

pengetahuan gizinya, semakin diperhitungkan beragam jenis makanan yang di konsumsinya.

Orang yang tidak mempunyai cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling

menarik panca indera, dan tidak bisa menetapkan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan.

Kondisi status gizi yang baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat–zat gizi

yang akan digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik,

perkembangan otak, kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan. Tingkat

konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan

menunjukkan adanya semua gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan dan

perbandingannya yang satu terhadap yang lain.

Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan

tidak melebihi ambang batas zat kimia. Bila terjadi hal seperti itu, makanan dapat

menimbulkan gangguan kesehatan. Makan yang sehat adalah makanan yang cukup

memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, tubuh

membutuhkan zat-zat gizi yang berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan air sebagai

sarana metabolisme tubuh. Zat-zat gizi tersebut terdapat dalam berbagai bahan makanan

yang sering disebut empat sehat lima sempurna.

Page 3: Gizi Pada Anak Sekolah

Pertumbuhan yang sehat selalu didukung oleh asupan nutrisi seimbang dan pola

makan yang tepat. Banyak orang tua mengira dengan memaksa anak untuk menyantap

porsi besar berarti memenuhi gizi yang dibutuhkannya. Padahal sebenarnya kapasitas

lambung anak hanya cukup untuk menampung 200 ml sari makanan. Frekuensi makan anak

menjadi lima kali sehari dengan porsi tidak terlalu banyak. Frekuensi lima kali tersebut

terdiri dari sarapan, makan siang, makan malam dan tambahan dua kali makan selingan di

antara waktu makan utama.

Aktivitas fisik dan permainan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Aktivitas fisik di klasifikasikan

menjadi 3, meliputi aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Kegiatan fisik menggunakan

lebih banyak energi, daripada hanya beristirahat.

Pola makan anak perlu penanganan yang serius karena mempengaruhi

pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan otak serta tingkat kesehatan yang optimal.

Selama masa pertumbuhan pemberian makanan perlu diatur sesuai dengan kecukupan gizi

yang dianjurkan. Anak-anak yang kurang melakukan aktifitas fisik sehari – hari,

menyebabkan tubuhnya kurang mengeluarkan energi.

Keberhasilan pembangunan dapat memberi dampak negatif antara lain sebagai

dampak perubahan gaya hidup diantaranya perubahan pola makan. Peningkatan

pendapatan akan mendorong perubahan pola makan, terutama di daerah perkotaan. Pola

makan bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan yang banyak mengandung

protein hewani, lemak, gula dan garam tetapi miskin serat. Sikap seseorang terhadap

makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman dan respon yang diperlihatkan oleh orang

lain terhadap makanan, sejak masih anak-anak. Pengalaman yang diperoleh ada yang

dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini menyebabkan setiap individu

dapat mempunyai sikap suka dan tidak suka terhadap makanan.

Berdasarkan hasil penelitian Purwaningdyah (2006) tentang hubungan pendapatan

dengan pola makan anak jalanan perempuan diLembaga Studi Kemasyarakatan dan Bina

Bakat Surakarta Tahun 2006 menunjukkan bahwa jenis makanan anak dengan kategori

beragam sebesar 30% dan kategori tidak beragam sebesar 70%. Frekuensi makan dengan

kategori sering sebesar 25% dan kategori tidak sering sebesar 75%.

Page 4: Gizi Pada Anak Sekolah

Kelompok anak menurut usia dibagi dalam tiga golongan yaitu usia 1-3tahun, 4-

6tahun, dan 7-9tahun. Usia 1-3tahun dan 4-6tahun disebut sebagai usia pra sekolah

sedangkan usia 7-9tahun disebut sebagai usia sekolah. Laju pertumbuhan pada ketiga

kelompok anak ini menurun dibandingkan dengan laju pertumbuhan – cepat pada waktu

bayi. Selama masa ini, anak memperoleh keterampilan yang memungkinkanya untuk makan

secara bebas dan mengembangkan kesukaan makanannya sendiri. Perkembangan

keterampilan otot membuat aktivitas fisiknya meningkat.

Anak usia sekolah berusaha mengembangkan kebebasan dan membentuk nilai – nilai

pribadi. Perbedaan – perbedaan antar anak antara lain tampak pada kecepatan tumbuh,

pola aktivitas, kebutuhan gizi, perkembangan kepribadian dan asupan makanan. Kebutuhan

gizi antar anak berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran dan komposisi tubuh, pola aktivitas,

dan kecepatan tumbuh. Ketersediaan dan diterimanya makanan oleh anak tidak hanya

ditentukan oleh pilihan makanan orang tua, tetapi juga oleh keadaan lingkungan pada

waktu makan, pengaruh teman sebaya, iklan, dan pengalaman anak tentang makanan

sebelumnya. Bila mendapat dukungan sepenuhnya dari orang tua, pola makan yang

mendukung pertumbuhan normal dalam hal tinggi dan berat badan, yang memungkinkan

pemeliharaan kebersihan gigi yang baik, dan yang dapat mencegah terjadinya keadaan gizi

kurang pun akan terbentuk.

B.TUJUAN

Mampu mendiskripsikan tentang gizi anak sekolah dan mampu menjelaskan faktor

yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak sekolah selain itu juga mampu menjelaskan

hubungan status gizi dan prestasi belajar siswa dan yang tak kalah penting mampu

menjelaskan tentang hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan.

Page 5: Gizi Pada Anak Sekolah

PEMBAHASAN

A.Gizi Anak Sekolah

Pada golongan usia ini (6-12 tahun),gigi susu sudah tanggal dan berganti dengan gigi

permanen.Anak sudah lebih aktif memilih makanan yang disukai atau disebut konsumen

aktif berbeda dengan umur sebelumnya yang masih tergantung dengan orang tua yang

menyediakan makanan. Anak sekolah biasanya mempunyai kebiasaan jajan makanan tinggi

kalori yang rendah serat,sehingga sangat rentan terjadi kegemukan atau obesitas.

Kebutuhan energy anak sekolah(10 – 12)lebih besar dari pada sebelumnya karena

pertumbuhan lebih cepat,terutama penambahan tinggi badan.

1.Anak Usia Sekolah

Cirinya adalah masa pertumbuhan masih yang cepat sangat aktif. masa belajar

dipengaruhi kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas

yang tepat. Faktanya adalah dijumpai adanya masalah gizi kurang pada anak sekolah,

lingkungan fisik yang buruk dengan sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi yang jelek, yang

kurang menguntungkan bagi pertumbuhan anak yang optimal. Diperberat lagi dengan

perilaku keluarga yang tidak membiasakan memberi makan kepada anak sebelum berangkat

sekolah.(GDH, SUYATNO, 1995).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Pada unsur jasmani atau periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi

organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.

Pada unsur jiwa Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena

melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung

jawab. Pada unsur rohaninya Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan

mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya. Dan pada unsur

sosial nya Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih

Page 6: Gizi Pada Anak Sekolah

egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat "gang" dengan kompetisi

tinggi. .(GDH, SUYATNO, 1995).

3. Permasalahan Kesehatan Anak Usia Sekolah

3.1.Penyakit Menular pada Anak Sekolah:

Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya

hingga mengancam jiwa. Sekolah adalah merupakan tempat yang paling penting sebagai

sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah. Penyakit menular tersebut adalah

demam berdarah dengue, infeksi tangan mulut, campak, rubela (campak jerman), cacar air,

gondong dan infeksi mata (konjungtivitis virus). .(GDH, SUYATNO, 1995).

3.2. Penyakit Non Infeksi pada Anak Sekolah

a. Alergi pada Anak Sekolah

b. Infeksi Parasit Cacing.

Prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-70%.kasus infeksi cacing gelang (Ascaris

lumbricoides) sekitar 25 - 35 persen dan cacing cambuk (trichuris trichiura) 65 - 75

persen.Resiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di

saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah

yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki(GDH, SUYATNO, 1995).

c. Gangguan Pertumbuhan

Sering disebut gagal tumbuh atau “failure to thrive” Penyebab yang paling sering

adalah: ketidaknormalan pada sistem saluran cerna, diantaranya adalah malbsorbsi atau

gangguan enzim pencernaan sehingga intake tidak edekuat. Infeksi: HIV,TBC, infeksi saluran

kencing. Penyebab yang agak jarang adalah Ketidaknormalan kromosom seperti down

syndrome dan turner's syndrome ,Gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung,

ginjal, otak dan lainnya, Ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormone tiroid,

kekurangan hormon pertumbuhan, hormone Pituitary, Diabetes, adrenal),kerusakan otak

atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan dll. .(GDH,

SUYATNO, 1995).

Page 7: Gizi Pada Anak Sekolah

B. Faktor yang Perlu Diperhatikan Mengenai Gizi Anak Sekolah

1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.

Anak sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling

pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan

pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan,

pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.

Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak.

Karena tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan.

makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-

organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu

keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya.

Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif

Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semakin

banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain.

Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu

perlunya asupan energi yang banyak untuk menunjang aktifitas fisiknya.

Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu

dihadapi oleh orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan

untuk mempelajarinya.

3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.

Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,

perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi

makanan sepertinya harus digalakan.

4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.

Page 8: Gizi Pada Anak Sekolah

Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi

makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan

yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan

mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

C. Hubungan Status Gizi dan Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup

mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan

menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan

berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan

pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil.

Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan

organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan

kecerdasan anak .

D. Hal yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan

Ada 3 hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak ,yaitu :

1. Genetik

Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan

kecerdasan.Tetapi faktor genetik bukanlah yang terpenting. Sampai saat ini belum ada

penelitian yang menunjukkan dari ke 3 faktor tsb yang berperan lebih besar. Setiap mahluk

hidup mempunyai masa pertumbuhan otak yang berbeda. Pada manusia masa cepat

tumbuh otak terjadi dimulai pada masa kelahiran hingga 18 bulan sesudahnya.

2. Lingkungan

Anggapan lain faktor sosial dan lingkungan penting dalam menentukan

kecerdasan anak Secara teori faktor sosial dan lingkungan ini berperan kecil bila kekurangan

gizi terjadi pada masa cepat tumbuh otak, karena kekurangan yang terjadi pada masa

tersebut bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Page 9: Gizi Pada Anak Sekolah

3. Gizi

Gizi menentukan karakter pertumbuhan. Pertumbuhan anak sehat dan normal

sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Pertumbuhan ini sangat berpengaruh oleh

intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan gizi akan

dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar. Fisik Þ

indikator untuk mengukur status gizi. Anak-anak dari tingkat sosial ekonomi rendah sangat

rawan terhadap gizi kurang, Pola pertumbuhan yang secara rasial dulu dianggap pendek

terbukti bisa diperbaiki dengan konsumsi gizi yang baik.Survei di Jepang tahun 1982 remaja

pria usia 14 tahun yang lahir sesudah perang dunia ke 2 mempunyai tinggi badan 7,6 cm

lebih tinggi di bandingkan dengan mereka dilahirkan sebelum perang dunia ke 2.

Peningkatan disebabkan oleh konsumsi protein hewani. Gizi untuk Menunjang Aktivitas

Sekolah Agar tetap fit janganlah meninggalkan sarapan pagi. Bila tidak sarapan, kadar gula

darah turun padahal merupakan energi utama bagi otak. Dampak negatifnya adalah ketidak

seimbangan sistem syaraf pusat yang biasa diikuti dengan pusing, badan gemetar, rasa lelah,

berkeringat dingin, dan Gairah belajar menurun. Jajan bagi anak-anak merupakan fenomena

yang menarik untuk ditelaah karena berbagai hal antara lain upaya Pemenuhan energi

membuat aktivitas sekolah yang tinggi, menumbuhkan kebiasaan penganekaragaman

pangan sejak kecil, memberikan perasaan meningkatnya gengsi anak di mata teman-

temannya.

Pertumbuhan fisik anak

Pertumbuhan cepat pada waktu bayi diikuti penurunan laju pertumbuhan pada anak

usia pra sekolah dan usia sekolah. Rata – rata kenaikan berat badan di usia ini sekitar 1,8 –

2,7 kg setahun, sedangkan rata – rata penambahan tinggi badannya kurang lebih 7,6 cm

setahun pada anak berusia antara satu hingga tujuh tahun, kemudian meningkat sebanyak

kurang lebih 5,1 cm setahun hingga awal pertumbuhan cepat pada usia remaja

( Worthington-Roberts dan Williams 2000). Antara usia enam tahun dan awal pertumbuhan

cepat pada usia remaja terjadi perbedaan laju pertumbuhan antar gender. Pada usia enam

tahun, anak laki – laki lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan. Namun pada

Page 10: Gizi Pada Anak Sekolah

usia sembilan tahun, tinggi badan anak perempuan rata – rata sama dengan anak laki – laki,

sedangkan berat badannya sedikit lebih besar.

Karena laju pertumbuhan kelompok usia tersebut menurun, kebutuhan gizi dan

perilaku makan juga akan berubah. Menurunnya pertumbuhan diikuti oleh menurunnya

nafsu makan, anak sering menilih – milih makanan (picky eating). Hal ini merupakan kondisi

normal. Karena nafsu makan menurun, orang tua hendaknya dapat merencanakan makanan

yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Dianjurkan untuk memberikan makanan yang

dapat gizi dalam porsi kecil dengan frekuensi sering.

Pemantauan pertumbuhan

Kelebihan atau kekurangan asupan energi dan zat gizi anak, atau kemungkinan

pengaruh keturunan terhadap pertumbuhan, akan terefleksi pada pola pertumbuhannya.

Anak yang kurang makan akan menunjukkan penurunan pada grafik berat badan menurut

umur. Perubahan pada alur grafik berat badan dapat juga menggambarkan pengaruh

keturunan terhadap pertumbuhan. Bila kekurangan makan cukup berat dan berlangsung

lama, kecepatan pertumbuhan akan berkurang atau pertumbuhan akan terhenti. Asupan

energi yang melebihi kebutuhan dapat dilihat pada meningkatnya berat badan yang

melebihi persentil normal. Pemantauan pertumbuhan sebaiknya dilakukan secara teratur

yaitu sebulan sekali. Disamping itu, penilaian perkembangan fisik anak hendaknya dilakukan

dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA) dan tebal lemak dibawah kulit (skinfold).

Faktor – faktor yang mempenngaruhi pilihan makanan anak

Penerimaan terhadap makanan dan pola perkembangan pilihan makanaan pada

anak dipengaruhi berbagai faktor yang multikompleks. Kecukupan asupan makanan, dan

pada akhirnya asupan gizi anak tidak hanya tergantung pada ketersediaan makanan, tetapi

juga pada faktor – faktor lain seperti budaya, lingkungan, dan interaksi sosial.

Penerimaan makanan

Page 11: Gizi Pada Anak Sekolah

Penerimaan terhadap makanan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

status gizi,tingkat kekenyangan, rasa makanan, pengalaman masa lalu dan

kepercayaan terhadap makanan tertentu.

Belakangan ini dilakukan penelitian – penelitian tentang faktor keturunan

yang memengaruhi kesukaan makanan. Bayi kembar satu telur menunjukkan

kesamaan lebih besar dalam kesukaan makanan daripada bayi kembar dua telur.

Pengaruh keturunan yang kuat terlihat terhadap phenylthiocarbamide (PTC) yang

mempunyai rasa pahit. Mereka yang sensitive terhadap PTC cenderung

menunjukkan ketidaksukaan lebih banyak terhadap makanan daripada yang tidak

sensitif. Makanan yang mempunyai rasa pahit adalah brokoli, kacang buncis, pare,

daun singkong, daun pepaya, apel, dan jeruk. Keturunan tampaknya lebih

berpengaruh terhadap kesukaan makanan pada anak yang kurang sensitif terhadap

rasa pahit,mereka lebih mudah menerima berbagai jenis makanan.

Pengaruh orangtua

Orangtua berpengaruh terhadap perilaku makan anak. Banyak penelitian

menunjukkan bahwa orangtua secara sadar maupun tidak sadar telah menurunkan

kesukaan makan anak dan membentuk gaya yang berpengaruh terhadap dimana,

bagaimana, dengan siapa, dan berapa banyak ia makan.

Pengetahuan gizi

Pengetahuan gizi orangtua dan pengasuh anak ternyata sangat berpengaruh

terhadap pilihan makan anak. Tingkat pengetahuan gizi yang dipraktikan pada

perencanaan makanan keluarga tampaknya berhubungan dengan sikap positif ibu

terhadap diri sendiri, kemampuan ibu dalam memecahkan masalah dan

mengorganisasi keluarga. Anak – anak umumnya menyukai makanan yang padat

energi. Orang tua sering kecewa karena anak lebih suka makanan yang disukai

daripada makanan yang lebih bergizi.

Model

Kebiasaan makan anak dipengaruhi oleh model yang ditunjukkan oleh

orangtua dan orang lain yang dekat dengannya. Kebiasaan makan teman sebaya dan

idola juga berpengaruh.

Interaksi orangtua dan anak

Page 12: Gizi Pada Anak Sekolah

Interaksi orangtua dengan anak berpengaruh terhadap pilihan makanan dan

pengembangan pola makan anak. Bila orangtua tidak terlalu menanggapi kesukaan

anak terhadap makanan tertentu yang kurang baik, kebiasaan makan ini akan cepat

berlalu. Tetapi bila orangtua sukar menerima perilaku ini dan memberi perhatian

yang banyak terhadap persoalan ini dengan membujuk atau mendorong anak untuk

makan makanan yang lain, membicarakan ketidaksukaan anak terhadap makanan

tertentu di depannya, atau menyediakan makanan yang tidak disukai anak, anak

akan terdorong untuk menjadikan kebiasaan makan yang salah tersebut sebagai

kebiasaan makan permanen.

Lingkungan sosial – emosional anak berkaitan dengan kecukupan asupan

makanannya. Pendampingan saat makan, suasana rumah yang positif dan perilaku

terkait dengan makanan orangtua yang sesuai saat berpengaruh terhadap mutu

makan anak. Orangtua hendaknya banyak berdiskusi dengan anak tentang makanan

yang tidak disukai, memberi banyak perhatian, membujuk anak untuk makan, dan

menghidangkan makanan yang bervariasi.

Interaksi orangtua dan anak juga berpengaruh terhadap jumlah makanan

yang dikonsumsi. Ada perbedaan antara interaksi anak dan orangtua pada anak

langsing dan anak gemuk baik daam hal makanan maupun bukan makanan. Anak

langsing lebih banyak berbicara satu sama lain dengan ibunya, makan lebih sedikit

dan lebih lambat dibandingkan dengan anak gemuk. Kesukaan terhadap makanan

meningkat bila makanan diberikan sebagai hadiah dengan interaksi sosial positif

dengan orang dewasa.

Kemungkinan – kemungkinan lain

Orangtua sering memberikan hadiah agar seorang anak memakan makan

tertentu, Misalnya, “Habiskan dulu makananmu, nanti mama belikan es krim.”

Walaupun hal ini dapat segera mencapai tujuan namun dalam jangka panjang dapat

menimbulkan pengaruh negatif. Anak mengerti bahwa biasanya dilakukan tekanan

dari luar agar ia mau menerima makanan yang kurang disukainya. Bila tekanan itu

tidak diberikan, mereka akan menghindari makanan tersebut. Pengawasan orangtua

yang baik akan menurunkan pilihan anak terhadap makanan tidak bergizi.

Pilihan makan dibentuk oleh faktor – faktor fisiologis, aktivitas,lingkungan

dan paparan terhadap makanan dalam sederet interaksi yang kompleks. Pemaparan

Page 13: Gizi Pada Anak Sekolah

terhadap berbagai makanan baru dapat memperbanyak pilihan makanan bergizi bagi

anak.

Jumlah makanan yang dikonsumsi

Bila anak sehat dengan keadaan gizi baik ditawari berbagai makanan bergizi

dan mereka diizinkan makan dalam jumlah yang mereka inginkan, mereka akan

mengkonsumsi makanan dalam jumlah energi yang sesuai. Dalam keadaan normal,

bila diberi kesempatan, anak sehat akan memilih makanan bergizi, bervariasi dan

salam jumlah sesuai, sehingga konsumsi makanan akan sesuai dengan kecukupan

gizinya. Umumnya anak menyukai makanan yang renyah, beraroma sedang dan yang

sudah dikenal.

Pengaruh televisi terhadap pola makan dan aktivitas anak

Hasil penelitian Sylvester (Worthington-Roberts dan Rodwell-Williams, 2000)

menunjukkan bahwa anak – anak menghabiskan banyak waktu didepan TV, sehingga

berpengaruh terhadap perilaku anak, termasuk terhadap pola makannya.

Sikap dan permintaan akan makanan

Media masa berpengaruh terhadap sikap anak terhadap makanan dan

permintaannya akan makanan tertentu. Diantara semua media, yang paaling

berpengaruh adalah televisi karena bisa menjangkau anak sebelum ia bisa berbicara

dan banyak menyita waktu mereka. Anak – anak menggunakan lebih banyak waktu

untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan lain kecuali tidur.

Obesitas

Banyaknya wakytu yang digunakan untuk menonton televisi dapat

menggangu tumbuh kembang anak, karena menyebabkan anak kurang beraktivitas

dan berperilaku pasif. Ini menyebabkan berkembangnya gaya hidup yang dapat

menyebabkan obesitas. Hasil penelitian sylvester menunjukkan bahwa ada

hubungan antara obesitas dan lamanya menonton televisi pada anak umur enam

hingga sebelas tahun dan pada anak remaja. Anak – anak yang labih banyak

menonton televisi dan lebih sedikit beraktivitas fisik cenderung mempunyai indeks

masa tubuh (IMT) yang lebih besar.

Snack / Camilan

Page 14: Gizi Pada Anak Sekolah

Menonton TV berkorelasi positif terhadap aktivitas mengemil anak di antara

waktu makan. Perilaku makan anak tampaknya dipengaruhi oleh isi dan lama

menonton televisi. Semakin lama menonton semakin banyak anak ngemil.

Iklan televisi

Iklan cenderung menggunakan anak untuk memengaruhi orangtuanya

membeli produk tertentu. Iklan sering mendorong anak mengkonsumsi berbagai

jenis makanan yang manis. Program TV maupun iklan menyajikan model – model

perilaku yang dapat ditiru anak.

Anak berumur lima hingga sepuluh tahun lebih sering menonton iklan

daripada anak umur sebelas hingga dua belas tahun. Anak yang lebih tua dapat

menyadari tujuan komersial dari iklan, yaitu untuk menjual produk bukan untuk

hiburan atau pendidikan.

Pada umumnya makanan yang banyak diiklankan adalah makanan yang

apadat energi seperti pizza, fried chicken, es krim, donat, mie instan, serta berbagai

macam permen dan coklat. Meningkatnya konsumsi makanan manis dan tinggi

lemak serta menurunnya aktivitas fisik karena banyaknya waktu yang digunakan

untuk menonton televisi ternyata meningkatkan kecenderungan anak mengalami

obesitas.

Tanggapan orangtua

Iklan makanan di televisi mempunyai pengaruh paling kuat dalam

membentuk kebiasaan makan anak. Anak berusaha memengaruhi orangtuanya

untuk membeli makanan yang diinginkannya sesuai iklan dan biasanya orangtua

mengikutinya. Orangtua semestinya dapat menentukan apa yang seharusnya

dimakan oleh anaknya. Untuk itu, orangtua perlu memperoleh dukungan dari banyak

pihak seperti keluarga, penyuluh kesehatan, guru, dan organisasi masyarakat dalam

upaya memberikan makanan yang bergizi kepada anaknya. Waktu anak untuk

menonton televisi hendaknya dibatasi, sedangkan kegiatan olahraga dan aktivitas

lain ditingkatkan.

Page 15: Gizi Pada Anak Sekolah

Pengaruh terhadap penerimaan makanan

Status gizi dan hidrasi anak

Tingkat kesehatan atau kesakitan anak

Pengalaman terhadap makanan yang diberikan, seperti kebiasaan, rasa, tekstur

Besar porsi, besar potongan makanan

Kemudahan memegang makanan berdasarkan unur dan keterampilan motorik

Tingkat kekenyangan

Pengaruh orangtua, pengasuh, dan saudara

Ketersediaan makanan

Pengetahuan gizi

Kandungan zat gizi makanan yang ditawarkan

Gaya dan kecepatan makan

Harapan dan model/ dimana, kapan, dan dengan siapa makanan dikonsumsi

Harapan dan model / jumlah makanan yang hendak dimakan

Model/ penggunaan makanan yang tidak bergizi

Pengaruh Interaksi orangtua – anak

Harapan tentang kecepatan dan gaya makan anak

Menetapkan kemungkinan tentang makanan apa dan berapa banyak hendaknya dimakan

Interaksi lisan yang bersifat positif, netral atau kritis selama waktu makan

Pembentukan pola makan dan snack

Kelompok anak usia sekolah mempunyai laju pertumbuhan fisik yang lambat

tetapi konsisten. Mereka secara terus – menerus memperoleh pendewasaan dalam

keterampilan motorik serta menunjukkan peningkatan yang berarti dalam

keterampilan kognitif, sosial dan emosional. Kebiasaan makan yang terbentuk pada

usia ini, serta jenis makanan yang disukai dan tidak disukai, merupakan dasar bagi

pola konsumsi makanan dan asupan gizi anak usia selanjutnya. Pilihan makanan

sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang – orang lain selain keluarga.

Program makanan sekolah dan ditempat penitipan anak juga berpengaruh terhadap

asupan makanan. Di Indonesia belum dikembangkan program makanan sekolah

secara nasional. Padahal, program ini dapat memberi kontribusi berarti terhadap

asupan gizi anak.

Page 16: Gizi Pada Anak Sekolah

Pola asupan gizi

Anak usia sekolah pada umumnya mempunyai pola makan dan asupan gizi

yang tidak terlalu berbeda dengan teman sebayanya. Perbedaan asupan gizi antara

anak laki – laki dan perempuan meningkatkan secara bertahap mulai umur 12tahun.

Anak laki – laki mengkonsumsi makanan lebih banyak dengan demikian energi dan

zat – zat gizi yang diserapnya akan lebih besar apabila dibandingkan anak

perempuan. Frekuensi makan anak usia sekolah lebih rendah dibandingkan anak pra

– sekolah, yaitu masing – masing empat hingga lima kali, dan lima hingga enam kali

sehari. Mereka lebih banyak mengkonsumsi makanan dalam bentuk camilan.

Perkembangan fisik dan sosial

Biasanya tidak banyak terdapat konflik makan di periode usia sekolah.

Peningkatan nafsu makan secara alami menyebabkan peningkatan konsumsi

makanan. Karena anak – anak menghabiskan waktu seharian di sekolah, mereka

akan menyesuaikan terhadap acara sekolah yang lebih bersifat rutin. Ketika mereka

menjelajahi lingkungan sekolah dan teman – teman sebaya, mereka akan

terpengaruh oleh pengalaman – pengalaman ini. Sering kali nasehat orangtua

disangsikan dibandingkan dengan nasehat guru, teman sebaya atau orangtua teman.

Anak usia sekolah mempunyai lebih banyak akses ke uang, warung, penjaja makanan

dilingkungan sekolah, toko swalayan, atau mall yang menyebabkan terbukanya

gerbang terhadap makanan yang nilai gizinya tidak jelas. Sesampainya dirumah, anak

usia sekolah sering merasa lapar dan siap untuk makan.

Pola makan

Walaupun pada umumnya jumlah dan variasi makanan yang dimakan anak

usia sekolah bertambah, tetapi banyak di antara mereka yang tetap menolak sayuran

dan makanan yang dicampur seperti gado – gado, pecel, dan sayur asam. Jenis

makanan yang mereka sukai biasanya terbatas. Anak usia sekolah pada umumnya

menyukai makanan jajanan seperti mie bakso, siomay, goreng – gorengan, dan

makanan manis seperti kue – kue.

Page 17: Gizi Pada Anak Sekolah

Orangtua umumnya mempunyai kesulitan mencari waktu agar anak mau

duduk dengan tenang dan makan bersama. Mereka biasanya terlibat berbagai

kegiatan, sehingga sulit untuk mengajak mereka menyisihkan waktu untuk makan

bersama keluarga. Sering kali mereka makan sekedar untuk menghilangkan rasa

lapar, kemudian buru – buru kembali ke aktivitas yang mereka lakukan seperti

menonton televisi atau main playstation sambil makann camilan.

Makan pagi sangat penting agar anak lebih bisa berkonsentrasi dan tidak

mengantuk sewaktu belajar. Namun banyak anak yang tidak mau makan pagi dengan

berbagai alasan. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang makan pagi mempunyai

sikap dan prestasi belajar yang lebih baik dari pada anak yang tidak makan pagi.

Makan malam bersama memberi kesempatan kepada keluarga untuk

berinteraksi dan bersosialisasi,disamping untuk memperoleh asupan makanan dan

gizi yang sesuai. Anak hendaknya berpartisipasi dalam kedua hal tersebut. Menu

hendaknya dipilih yang disukai anak dengan memperhatikan kecukupan dan

keseimbangan zat gizi. Suasana makan malam yang menyenangkan dan bebas dari

tekanan – tekanan berpengaruh terhadap asupan gizi anak. Hindarkan suasana

bantah – membantah atau jangan gunakan kesempatan ini untuk memarahi anak.

Angka kecukupan gizi anak

Angka kecekupan energi anak berasal dari rata – rata kebutuhan energi anak

sehat yang tumbuh secara memuaskan, sedangkan Angka Kecukupan Zat – zat Gizi

didasarkan atas beberapa hasil penelitian yang terutama dikembangkan dari

kebutuhan bayi dan orang dewasa. Perbedaan kecukupan zat gizi antar kelompok

anak cukup besar,sehingga Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak

dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : anak usia 1-3tahun dengan rata – rata berat

badan 12,0 kg dan tinggi badan 90 cm, anak usia 4-6tahun dengan rata – rata berat

badan 17,0 kg dan tinggi badan 110 cm, dan anak usia 7-9 tahun dengan rata – rata

berat badan 25,0 kg dan tinggi badan 120 cm.

Energi

Page 18: Gizi Pada Anak Sekolah

Angka Kecukupan Energi anak usia 1-3 tahun, 4-6 tahun, dan 7-9 tahun secara

berturut – turut adalah 1000 kkal, 1550 kkal, dan 1800 kkal.

Kebutuhan perorangan

Kebutuhan energi anak secara perorangan didasarkan pada kebutuhan energi

untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan aktivitas. Energi untuk

metabolisme basal bervariasi sesuai jumlah dan komposisi jaringan tubuh yang aktif

secara metabolik yang bervariasi sesuai dengan umur dan gender. Namun

perbedaan antar gender relatif kecil hingga umur 10 tahun, sehingga Angka

Kecukupan Energi tidak dibedakan antar gender sebelum usia ini.

Rata – rata kebutuhan energi untuk pertumbuhan setelah usia 12 bulan

rendah, kurang lebih 5 kkal/g penambahan jaringan. Kebutuhan energi anak dengan

umur, gender, dan ukuran tubuh yang sama bervariasi. Diduga hal – hal yang

berpengaruh adalah perbedaan aktivitas fisik, angka metabolisme dengan asupan

protein minimal dan berlebihan pada asupan energi yang sama, dan efisiensi

penggunaan energi secara perorangan.

Aktivitas fisik

Kontribusi aktivitas fisik terhadap pengeluaran energi total sangat bervariasi

antar anak dan pada anak yang sama di hari yang berbeda, baik dalam hal jumlah

waktu yang digunakan dalam melakukan aktivitas, maupun dalam intensitas

melakukan aktivitas. Ada anak yang melakukan aktivitas ringan seperti melihat –

lihat buku, menonton tv dan ada juga yang melakukan aktivitas berat seperti berlari,

melompat dan melakukan geraka – gerakan tubuh. Cara paling baik untuk menilai

cukup tidaknya asupan energianak adalahdengan mengamati laju pertumbuhan yang

dapat dibandingkan dengan grafik pertumbuhan, dan dengan mengukur lemak

tubuh.

Pertumbuhan dalam keadaan khusus (catch-up growth)

Pada pertumbuhan dalam keadaan khusus, misalnya pada masa

penyembuhan setelah sakit atau luka, kebutuhan energi dan zat gizi meningkat.

Page 19: Gizi Pada Anak Sekolah

Selama periode tersebut, kebutuhan energi anak usia pra sekolah dianjurkan antara

150-250 kkal/kg berat badan/hari. Asupan 200 kkL/KG berat badan/hari dapat

menaikkan berat baddan sebanyak 20g/hari.

Protein

Kebutuhan protein anak termasuk untuk pemeliharaan jaringan, perubahan

komposisi tubuh dan pembentukkan jaringan baru. Selama pertumbuhan, kadar

protein tubuh meningkat dari 14,6% pada umur satu tahun menjadi 18-19% pada

umur empat tahun yang sama dengan kadar protein orang dewasa. Kebutuhan

protein untuk pertumbuhan diperkirakan berkisar antara 1-4 g/kg penambahan

jaringan tubuh.

Angka kecukupan Protein yang dianjurkan untuk kelompok anak usia 1 – 3

tahun, 4 – 6 tahun dan 7 – 9 tahun, berturut – turut adalah 25gram,39 gram dan 45

gram per orang per hari. Angka kecukupan Protein didasarkan pada rata – rata

kebutuhan protein dikalikan dengan koreksi mutu protein yaitu 1,2. Angka 1,2

diperoleh berdasarkan kenyataan bahwa konsumsi pangan hewani di Indonesia

hanya sekitar 4% dari asupan energi total, sehingga mutu protein diasumsikan

sebesar 85%. Faktor koreksi sebesar 1,2 menurunkan Angka Kecukupan Protein anak

secara bertahap dari 1,2 g/kg berat badan pada umur satu tahun menjadi 0,95g/kg

berat badan pada umur 10tahun.

Penilaian terhadap asupan protein anak harus didasarkan pada:

a. Kecukupan untuk pertumbuhan

b. Mutu protein yang dimakan

c. Kombinasi makanan dengan kandungan asam amino esensial yang saling

melengkapi bila dimakan bersama

d. Kecukupan asupan vitamin, mineral dan energi.

Kekurangan asupan protein masih merupakan salah satu nmasalah gizi pada

anak di Indonesia. Prevalensi Gizi Buruk berdasarkan riskesdas 2007 pada anak usia

dibawah lima tahun adalah 5,4%, sedangkan Gizi Kurang 13,0% (depkes,2008)

Page 20: Gizi Pada Anak Sekolah

Mineral

Mineral penting untuk proses tumbuh kembang secara normal. Kekurangan

konsumsi terlihat pada laju pertumbuhan yang lambat, mineralisasi tulang yang tidak

cukup, cadangan besi yang kurang dan anemia.

Kalsium

Kasium penting untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang dan gigi. Lebih

dari 98% kalsium tubuh terdapat dalam tulang dan gigi. Upaya untuk menetapkan

anjuran asupan kalsium sehari untuk anak telah menyebabkan kontroversi selama

bertahun – tahun. Jenis makanan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap absorpsi

kalsium, sedangkan jumlah kalsium yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh,bergantung

dari ketersediaan biologisnya. Absorpsi kalsium berfluktuasi antara 30-60% dari

asupan. Laktosa dalam susu meningkatkan absorpsi kalsium,sedangkan pengikat

berupa asam fitat dan asam oksalat menurunkan absorpsi,tingkat asupan protein

mempengaruhi pengeluaran kalsium melalui urine. Apabila asupan protein

meningkat, maka jumlah kalsium yang dikeluarkan melalui urine meningkat.

Penambahan kalsium rata – rata sehari hendaknya berkisar antara 150 – 200

mg, puncaknya adalah sebanyak 400 mg/hari dalam periode pertumbuhan cepat.

Angka Kecukupan Kalsium untuk anak berkisar 500 – 600 mg/hari. Anak memerlukan

kalsium dua sampai empat kali lebih besar per unit berat badan dibandingkan orang

fdewasa. Asupan kalsium rendah memperlambat laju pertumbuhan dan mineralisasi

tulang dan gigi. Namun efisiensi absorpsi dan penyimpanan kalsium meningkat

dengan asupan kalsium yang rendah dan kebutuhan biologis yang rendah.

Bahan makanan sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahannya,yang

mempunyai ketersediaan biologis tinggi. Anak yang kurang mengkonsumsi produk –

produk tersebut mempunyai resiko mengalami kekurangan asupan kalsium. Sumber

kalsium lain adalah ikan yang dimakan dengan tulng (teri, dan ikan duri lunak).

Sereal, kacang – kacangan dan hasil kacang – kacangan seperti tempe dan tahu serta

Page 21: Gizi Pada Anak Sekolah

sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi dengan ketersediaan

biologis rendah karena mengandung zat – zat yang menghalangi absorpsi seperti

serat, asam fitat dan asam oksalat.

Besi

Angka Kecukupan Besi yang dianjurkan untuk anak usia 1-3tahun didasarkan

pada median kebutuhan besi sebanyak 4,6 mg/hari dengan asumsi penyerapan besi

sebesar 7,5% maka kecukupan besi menjadi 8,0mg/hari. Bagi anak usia 4-6 tahun

dengan median kebutuhan besi sebanyak 5mg/hari dan asumsi penyerapan sebesar

7,5%, kecukupan besinya menjadi 9,0mg/hari. Bagi anak usia 7-9 tahun dengan

median kebutuhan besi sebanyak 7,1mg/hari dan asumsi penyerapan sebesar 7,5%

maka kecukupan besinya menjadi 10,0 mg/hari.

Kekurangan besi merupakan salah satu masalah gizi pada anak di Indonesia.

Defisiensi besi dapat disebabkan kekurangan asupan besi, gangguan penyerapan,

perdarahan hebat, atau kehilangan darah berulang – ulang. Anemia Gizi besi pada

anak dapat menyebabkan tertundanya perkembangan fisik dan mental serta

menurunnya resistensi terhadap infeksi.

Kebutuhanbesi pada anak bervariasi menurut tingkat pertumbuhan,

peningkatan total masa besi, dan penyimpanan besi. Anak yang lebih besar dan

tumbuh lebih cepat memerlukan besi lebih banyak karena volume darahnya

meningkat lebih cepat. Sumber besi dalam makanan hewani adalah daging,

hati,unggas dan ikan, dalam makanan nabati kacang – kacangan dan hasil olahannya,

sayuran hijau, dan rumput laut. Besi dalam makanan hewani terdapat dalam bentuk

hem,sedangkan yang terdapat dalam makanan nabati dalam bentuk non-hem.

Ketersediaan biologis besi dalam bentuk hem lebih tinggi daripada besi non-hem.

Konsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti sayur dan buah dapat

membantu absorpsi besi non-hem. Absorpsi besi menurun oleh adanya antasid, teh,

dan serat kasar. Anak – anak yang mempunyai resiko kekurangan besi dianjurkan

untuk mendapat suplemen besi seminggu sekali. Hal ini dapat meningkatkan nafsu

makan, mempercepat pertumbuhan serta perkembangtan psikomotor dan mental.

Page 22: Gizi Pada Anak Sekolah

Pada anak usia 2-3 tahun cara terbaik untuk meramalkan status besi anak

adalah dengan memperhatikan status besi anak pada usia 1tahun. Bila status besi

rendah, perlu menambah konsumsi makanan sumber besi terutama yang berasal

dari hewan untuk mencegah terjadinya Anemia Gizi Besi. Hati merupakan sumber

besi terbaik.

Seng

Angka Kecukupan Seng anak umur 1-3tahun, didasarkan pada kebutuhan rata

– rata normatif sebesar 0,46 mg/kg/BB/hari (ketersediaan biologis 15%) dengan

berat badan 12kg adalah sebesar 8,3mg/hr. Angka Kecukupan Seng anak umur 7 -9

tahun didasarkan pada kebutuhan rata – rata normatif sebesar 0,30 mg/kg BB/hari

(ketersediaan biologis 15%) dengan berat badan 25kg mencapai 11,3 mg/hari.

Seng merupakan bagian dari enzim – enzim yang berperan dalam berbagai

aspek metabolisme seperti reaksi – reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan

degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat. Seng mempunyai peranan

penting dalam proses pertumbuhan, fungsi kognitif, pematangfan seks, fungsi

kekebalan, dan pemunahan radikal bebas.

Variasi konsentrasi seng dalam plasma selama pertumbuhan menunjukkan

penggunaan dan kehilangan simpanan seng yang terjadi secara terus – menerus.

Kekurangan seng mempunyai konsekuensi serius, seperti terganggunya indera

perasa, hambatan pertumbuhan, diare, luka sukar sembuh, dan menurunnya fungsi

kekebalan. Pertumbuhan anak yang kurang baik pada penduduk miskin antara lain

mungkin disebabkan oleh kekurangan asupan seng. Anak dengan status seng rendah

dapat menyerap seng lebih efisien dibandingkan anak dengan status seng baik.

Ketersediaan biologis seng bervariasi menurut sumber makanan. Seng didalam

makanan hewani, seperti daging,ikan, dan kerang lebih mudah diserap daripada yang

terdapat didalam makanan nabati seperti serelia. Serat dan asam fitat dalam

makanan nabati menghambat ketersediaan biologis seng.

Yodium

Page 23: Gizi Pada Anak Sekolah

Angka Kecukupan Yodium anak berusia satu tahun ke atas ditetapkan

berdasarkan Recommended Dietary Allowance (RDA) yang dikeluarkan oleh national

research Council Amerika Serikat. Angka Kecukupan Yodium anak usia 1-3 tahun

didasarkan pada kebutuhan yodium 10mcg/kg bert badan/hari. Dengan rata – rata

berat badan 12kg, maka Angka Kecukupan Yodium kelompok umur ini adalah

120mcg/hari. Angka Kecukupan Yodium anak usia 4-6tahun didasarkan pada

kebutuhan yodium 8mcg/kg BB/hari. Dengan rata – rata berat badan 18kg, Angka

Kecukupan Yodium kelompok umur ini adalah 120mcg/hari. Angka kecukupan

Yodium anak usia 7-9 tahun didasarkan pada kebutuhan yodium 4mg/kg berat

badan/hari. Dengan rata – rata berat badan 25kg, Angka kecukupan Yodium

kelompok umur ini adalah 120mcg/kg.

Sebagian besar yodium didalam tubuh terdapat pada kelenjar tiroid yang

digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin berupa triiodotironin (T3) dan

tetraiodotironin (T4). Hormon – hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan normal,

perkembangan fisik dan mental, mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel

darah merah, serta fungsi otot dan saraf. Disamping itu, yodium berperan dalam

perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A dan sintesis protein. Dengan

demikian, yodium sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

secara fisik dan mental. Akibat kekurangan yodium tampak pada membesarnya

kelenjar tiroid (hipertiroidisme) pada anak – anak, pertumbuhan terhambat yang

dalam keadaan berat dapat menyebabkan cebol (kretinisme), dan kemampuan

belajar kurang hingga dungu.

Kekurangan yodium banyak terdapat didaerah pegunungan, karena sumber

utama yodium adalah air laut. Hasil laut seperti ikan, udang dan kerang, rumput laut

serta tanaman yang tumbuh didaerah pantai merupakan sumber yodium.

Penanggulangan kekurangan yodium adalah melalui fortifikasi garam dapur dengan

yodium yang telah dilakukan di Indonesia.

Vitamin

Page 24: Gizi Pada Anak Sekolah

Fungsi vitamin adalah untuk membantu proses metabolisme yang berarti

kebutuhannya ditentukan oleh asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak.

Kebutuhan vitamin yang pasti sukar ditetapkan. Angka kecukupan Vitamin diperoleh

dari interpolasi kecukupan bayi dan orang dewasa, atau dihitung berdasarkan Angka

Kecukupan Energi dan Protein.

Suplemen Gizi

Suplemen gizi untuk anak hanya dianjurkan apabila sudah dilakukan penilaian

terhadap konsumsi makanan dan asupan zat gizinya. Anak yang kurang atau tidak

minum susu karena alasan tertentu perlu dimonitor kecukupan asupan kalsium,

riboflavin, dan vitamin D nya. Aanak yang kurang makan sayur dan buah perlu

mendapat perhatian terhadap asupan vitamin A dan C.

Anak yang beresiko

Menurut Commitee on Nutrition of the American Academy of pediatrics

(Worthington-Roberts dan Williams,2000), anak – anak beresiko yang memerlukan

suplemen gizi adalah sebagai berikut :

1) Anak yang kurang diperhatikan atau diperlakukan kejam oleh orang tuanya

2) Anak dengan anoreksia, atau mempunyai pola makan yang tidak baik

3) Anak yang menderita penyakit kronis

4) Anak yang melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan.

Penetapan pemberian suplemen dilakukan setelah melakukan kajian asupan

gizinya. Selain yang tertera dalam daftar anak beresiko di atas, mungkin perlu pula

dipertimbangkan anak yang alergi terhadap makanan tertentu, penerimaan makanan

yang terbatas arau anak yang sering sakit. Suplemen vitamin terutama yang

berwarna – warni dan dilapisi dengan gula hendaknya disimpan ditempat yang tidak

mudah dijangkau anak, karena dapat menyangkanya sebagai permen.

Masalah Gizi dan Masalah Kesehatan Anak

Page 25: Gizi Pada Anak Sekolah

Masalah gizi dan kesehatan anak umumnya adalah gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih,

masalah pendek, anemia kekurangan besi dan karies gigi. Kurang vitamin A (KVA), dan

gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) juga masih merupakan masalah gizi pada anak

– anak di Indonesia. Banyaknya penggunaan bahan tambahan makanan seperti penambah

rasa, zat pengawet, pewarna, dan pemanis perlu diwaspadai karena sering digunakan

melebihi batas amanatau menggunakan bahan yang berbahaya untuk kesehatan. Bahan

berbahaya yang tidak diijinkan berupa bahan pewarna, misalnya rodamin yang sering

digunakan untuk pewarna makanan dan minuman, formalin untuk pengawet ikan, ayam,

dan tahu serta boraks untuk mengenyalkan bakso.

Gizi kurang, Gizi Buruk dan Gizi Lebih

Berdasarkan hasil survei Susenas dari tahun 1998 hingga tahun 2000 ada penurunan

prevalensi gizi buruk dari 10,1% menjadi 7,53% dan gizi kurang dari 19,00% menjadi

17,13%. Namun dari tahun 2001 hingga tahun 2005, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk

justru meningkat, prevalensi gizi buruk yang pada tahun 2001 adalah 6,30% meningkat

menjadi 8,80% pada tahun 2005, sedangkan prevalensi gizi kurang meningkat dari 19,80%

menjadi 28,00%. Angka – angka ini menurun pada tahun 2007 yaitu prevalensi gizi kurang

13,00% dan gizi buruk 5,40%. Pada tahun 2010, prevalensi gizi kurang tetap (13,00%)

sedangkan gizi buruk turun menjadi 4,90%. Prevalensi gizi lebih pada balita di tahun 2007

adalag 4,30% yang naik dari tahun 2003 yang besarnya adalah 2,24%. Pada tahun 2010

prevalensi gizi lebih naik menjadi 5,80%. Indikator BB/U memberikan gambaran tentang

status gizi yang sifatnya umum dan tidak spesifik.

KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan energi anak usia

sekolah lebih besar dari pada usia sebelumnya karena pertumbuhan yang lebih

Page 26: Gizi Pada Anak Sekolah

cepat,terutama pertambahan tinggi badan dan perkembangan kecerdasan otak. Faktor

yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak usia sekolah yaitu usia sekolah adalah usia

puncak pertumbuhan, masa yang sangat aktif, juga terjadi perubahan sikap terhadap

makanan dan tidak suka makanan-makanan yang bergizi. Apabila mengkonsumsi makanan

yang tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung

lama maka akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak yang berakibat terjadi

ketidakmampuan berfungsi normal. hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan

anak yaitu genetik, lingkungan dan gizi.

SARAN

Jadi saran yang dapat berikan adalah sebaiknya para orang tua lebih

memperhatikan status gizi pada anak usia sekolah karena pada masa ini adalah masa-

masa pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan kecerdasan otak. Sebaiknya orang

tua lebih mengetahui perilaku anak ketika jajan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: Gizi Pada Anak Sekolah

Suyatno.1995.Gizi Anak Sekolah

L.Balia,Roosita.2008. Kebutuhan Nutrisi Anak untuk Pertumbuhan dan Perkembangannya

Sayogo,Savitri.2008.Kebutuhan Nutrisi dan Tumbuh Kembang Anak