GIGI EKTOPIK DI DALAM SINUS MAKSILARIS

Click here to load reader

download GIGI EKTOPIK DI DALAM SINUS MAKSILARIS

of 17

description

JOURNAL READING GIGI EKTOPIK DI DALAM SINUS MAKSILARIS

Transcript of GIGI EKTOPIK DI DALAM SINUS MAKSILARIS

JR Bedah Minor GIGI EKTOPIK DI DALAM SINUS MAKSILARIS

JR Bedah MinorGIGI EKTOPIK DI DALAM SINUS MAKSILARIS

Disusun oleh :Titis Istya Arrywahyu041.111.059

Pembimbing : drg. Agus DarmawanFakultas Kedokteran GigiUniversitas Trisakti2013PendahuluanGIGI DESIDUI 6 MINGGU DI DALAM KANDUNGANGIGI PERMANEN 5-10 BULAN SETELAH KELAHIRANTerdiri dari banyak tahapan yang saling berinteraksi antara jaringan epitelium dalam mulut dan jaringan mesenchim.GIGI EKTOPIKInteraksi abnormalKondisi ini bisa saja tidak terdiagnosa selama bertahun-tahun sampai pasien harus melakukan pemeriksaan radiografiLaporan Kasus 1Seorang wanita 21 tahun mengeluhkan sakit dan bengkak pada daerah pipi kanan sudah satu bulan. Pembengkakkan semakin bertambah dan menjadi tampak jelas pada daerah sulkus bukalis. Secara klinis, gigi DM2 rahang atas terlihat masih ada, dan gigi tetap P2 terlihat tidak ada. Pada radiografi terlihat sebuah gigi ektopik berada berdempetan dengan sebuah kista besar yang menduduki seluruh sinus maksilaris dan terlihat resopsi akar DM2. Sebuah gingival sulcular / insisi clevicular dibuat dari insisivus lateral sampai M1 mencakup ekstraksi soket yang menopang gigi, insisi dilakukan untuk membebaskan bagian anterior dan membuat flap bukal mukoperiosteal. Bagian dari dinding antero-lateral sinus telah resorbsi, lubang terbuka yang sudah ada diperluas untuk mempermudah akses menuju gigi dan lesi. Gigi ektopik dan jaringan lunak disekelilingnya kemudian diambil. Spesimen dari lesi kemudian dikirim untuk pemeriksaan histopatologi yang mana hasilnya adalah kista dentigerous. Pasien ini kemudian ditindaklanjuti secara berkala selama lebih dari satu tahun dan tidak terlihat adanya rekurensi.

Gambar 1. (a) gambaran intraoral, (b) enukleasi dengan Caldwell, (c) hasil orthopantomogram yang menunjukkan gigi ektopik, (d) spesimen dengan gigi ektopik

Laporan Kasus 2Seorang wanita 48 tahun dengan keluhan utama adalah rasa berat pada pipi sebelah kiri sejak empat bulan yang lalu. Secara klinis gigi M3 pada regio tersebut tidak ada dan terjadi hypoesthesia pada syaraf infraorbita. Tidak terlihat pembengkakkan maupun rasa sakit. Hasil dari CT Scan menunjukkan gambaran radiopak yang tidak teratur dikelilingi massa jaringan lunak pada sinus maksilaris kanan [gambar 2]. Hasil CT Scan menunjukkan pertumbuhan sempurna dari gigi ektopik M3 pada sinus sekitar 14 mm di atas akar apeks gigi M1. Lesi jaringan lunak melebar ke lantai orbita. Insisi dibuat melewati vestibulum maksila, dibuat lubang pada tulang sekitar 15x20 mm pada dinding antero-lateral sinus. Gigi bersama jaringan lunak yang berhimpit dengan CEJ dihilangkan menggunakan prosedur Caldwell-Luc. Hasil pemeriksaan histopatologi dari spesimen menunjukkam bahwa lesi tersebut adalah kista dentigerous. Hypoaesthesia pada syaraf infraorbita sembuh enam bulan setelah operasi. Pasien ini ditindaklanjuti selama setahun dan tidak terdapat keluhan apapun.

Gambar 2. (a) Orthopantomogram menunjukkan gigi ektopik, (b) Axial CT Scan menunjukkan gigi ektopik dengan lesi, (c) spesimen dengan gigi ektopik

Laporan Kasus 3Seorang pasien laki-laki 22 tahun dengan keluhan kadang-kadang terasa sakit yang tumpul pada TMJ kiri. Pada pemeriksaan rutin radiografi, tidak sengaja ditemukan gigi ektopik M3 terlihat berada sangat tinggi yaitu di dinding posterior sinus maksilaris. Pada CT Scan, gigi tersebut diidentifikasi melekat pada dinding sinus, bagian lateral dari lapisan pterygoid samping [gambar 3]. Dari gambaran klinis maupun radiografi tidak terdeteksi sesuatu yang bersifat patologis yang berhubungan dengan gigi. Kemudian pasien dijelaskan tentang konsekuensi dari mempertahankan gigi ektopik yang impaksi di sinus tersebut dan berhasil diyakinkan untuk melakukan pembedahan untuk menghilangkannya. Pasien ditindaklanjuti selama lebih dari setahun dan selama itu tidak ada keluhan sama sekali.

Gambar 3. (a) Axial CT Scan menunjukkan gigi ektopik, (b dan c) 3D Scan menunjukkan posisi gigi ektopik berhubungan dengan M2 dan lateral pterygoid plate

Laporan Kasus 4Seorang laki-laki 26 tahun dilaporkan dengan sebuah orthopantomogram (OPG) untuk mengangkat implant (plat tulang dan screw). Hasil dari OPG dan Cone Beam Computed Tomography (CBCT) scan menunjukkan penemuan gigi ektopik pada regio 2 [gambar 4]. Gigi ektopik ini terlihat dalam posisi terbalik dengan ujung cusp yang paling tinggi berada sekitar 18 mm di atas dan terletak di distal dari apeks akar gigi M2. Tidak terlihat adanya kista patologis. Tidak terlihat adanya gigi M3 sama sekali, namun morfologi maupun bentuk dan ukuran dari gigi ektopik tidak sesuai dengan gigi M3. Pasien kemudian diberi penjelasan tentang konsekuensi dari kondisi yang ia alami, kemudian ditindaklanjuti.

Gambar 4. (a dan b) Orthopantomogram dan cone beam computed tomography menunjukkan gigi ektopik dengan posisi gigi terbalik

Laporan Kasus 5Seorang laki-laki 24 tahun dengan keluhan rasa sakit yang tumpul berulang-ulang pada daerah sinus maksilaris kiri sejak dua bulan. Secara klinis terlihat gigi desidui kaninus yang masih bertahan dan gigi kaninus tetapnya tidak ada pada sisi tersebut. Pada radiografi paranasal sinus (PNS) memperlihatkan gigi ektopik kaninus di dalam antrum maksilaris, terlihat membaur bersama keseluruhan antrum [gambar 5]. Gigi terlihat terbalik, mahkotanya mengarah superomedial sepanjang dinding sinus. Ujung mahkota berkontak dengan bagian media dari lingkar orbita. Morfologi dari gigi ektopik ini menunjukkan bahwa gigi ini telah terbentuk akar secara sempurna dengan bentuk dan ukuran yang normal. Kemudian pasien ditindaklanjuti.

Gambar 5. Sinus paranasal menunjukkan ilustrasi radiograf dari gigi ektopik di dalam sinus maksilaris

Laporan Kasus 6Seorang wanita 32 tahun dengan keluhan rasa sakit yang tumpul secara terus-menerus pada daerah pipi kanan sejak sebulan. Pada pemeriksaan riwayat penyakit, ternyata pasien mengalami trauma pada wajah dua bulan yang lalu namun tidak mendapatkan perawatan apapun. Pada pemeriksaan CT Scan, dari bidang aksial dan koronal terlihat fraktur pada bagian antero-lateral dari dinding sinus maksilaris dan juga terlihat gigi ektopik M3 di dalam sinus [gambar 6]. Pembedahan dilakukan untuk mengambil gigi tersebut, disertai pengambilan jaringan lunak dan pecahan tulang. Pembedahan dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum.

Gambar 6. (a,b) Axial dan Coronal CT Scan mrnunjukkan posisi gigi berhubungan dengan sinus maksilaris, (c,d) Pembedahan dan spesimen dengan gigi ektopik

DiskusiSinus maksilaris yang abnormal dapat terjadi tanpa keluhan apapun dan hanya pemeriksaan X-Ray yang dapat mengungkapkan adanya gigi abnormal maupun kista.Interaksi yang abnormal ketika proses odontogenesis dapat menyebabkan pembentukan gigi ektopik.Berpindahnya posisi gigi dari yang seharusnya dapat memberikan tekanan yang dapat menyebabkan pembesaran kista.Kista dentigerous adalah kista dental yang paling sering terjadi, penyebabnya biasanya mahkota gigi permanen yang impaksi, tertanam, maupun gigi yang tidak erupsi.Terima Kasih