Ppt Sinusitis Maksilaris

25
Nama : Ricky Dwi Putra NIM : 702010056 Pembimbing : dr. Rizal Imran Ambiar Sp.THT-KL Laporan Kasus Sinusitis Maksilaris Kronik Dextra et Sinistra

description

ppt sinusitis maksilaris

Transcript of Ppt Sinusitis Maksilaris

Slide 1

Nama: Ricky Dwi PutraNIM: 702010056Pembimbing : dr. Rizal Imran Ambiar Sp.THT-KLLaporan Kasus Sinusitis Maksilaris Kronik Dextra et Sinistra

BAB IPendahuluanManusia memiliki sekitar 12 rongga di sepanjang atap dan bagian lateral kavum nasi. Sinus sinus ini membentuk rongga di dalam beberapa tulang wajah, dan diberi nama sesuai dengan tulang tersebut, yaitu sinus maksilaris, sinus sfenoidalis, sinus frontalis, dan sinus etmoidalis

Apabila terjadi infeksi karena virus, bakteri ataupun jamur pada sinus yang berisi sekret ini, maka terjadilah sinusitis

sinusitis adalah penyakit yang penting untuk diketahui oleh seorang praktisi kesehatan. Dan sinusitis yang paling banyak ditemukan adalah sinusitis maksilarisBAB IITINJAUAN PUSTAKASinus paranasalis adalah rongga udara berlapis mukosa pada tulang kranium, yang berhubungan dengan rongga hidung dan meliputi sinus frontalis, sinus etmoidalis, sinus maksilaris, dan sinus sfenoidalis.

Sedangkan sinusitis adalah kondisi inflamatorik yang melibatkan satu atau lebih dari keempat rongga berpasangan yang mengelilingi kavum nasi (sinus paranasalis)

Menurut anatomi yang terkena, sinusitis daibagi atas sinusitis frontalis, sinusitis etmoidalis, sinusitis maksilaris, dan sinusitis sfenoidalisANATOMI Sinus Paranasalis

Sinus maksilaris terletak di dalam tulang maksilaris, dengan dinding inferior orbita sebagai batas superior, dinding lateral nasal sebagai batas medial, prosesus alveolaris maksila sebagai batas inferior, dan fossa canine sebagai batas anteriorEmbriologi Sinus ParanasalSinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat anak lahirSinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8 tahunPneumatisasi sinus sphenoidalis dimulai pada usia 8 10 tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung

Fisiologi sinus paranasal Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning) Sebagai penahan suhu (thermal insulators) Sebagai penahan suhu (thermal insulatorsMembantu resonansi suara Sebagai peredam perubahan tekanan udara Membantu produksi mukus.

PatogenesisSinusitis dapat terjadi bila klirens silier sekret sinus berkurang atau ostia sinus menjadi tersumbat, yang menyebabkan retensi sekret, tekanan sinus negatif, dan berkurangnya tekanan parsial oksigen.

Lingkungan ini cocok untuk pertumbuhan organisme patogen. Apabila terjadi infeksi karena virus, bakteri ataupun jamur pada sinus yang berisi sekret ini, maka terjadilah sinusitis.Manifestasi Klinissekret nasal purulen, kongesti nasal, rasa tertekan pada wajah, nyeri gigi, nyeri telinga, demam, nyeri kepala, batuk, rasa lelah, atau berkurangnya penciuman.MayorMinorNyeri atau rasa tertekan pada wajahSekret nasal purulenDemamKongesti nasalObstruksi nasalHiposmia atau anosmiaSakit kepalaBatukRasa lelahHalitosisNyeri gigiNyeri atau rasa tertekan pada telingaDiagnosis memerlukan dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dengan dua kriteria minor pada pasien dengan gejala lebih dari 7 hari.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan transluminasi.

Pencitraan Dengan foto kepala posisi Waters, PA, dan lateral, akan terlihat perselubungan atau penebalan mukosa atau air-fluid level pada sinus yang sakit. CT Scan adalah pemeriksaan pencitraan terbaik dalam kasus sinusitis.3

KulturBAB IIILAPORAN KASUSIdentitas PasienNama: Tn. PTUmur: 17 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: Jl. Merpati B3Pekerjaan: MahasiswaAgama: IslamBangsa: IndonesiaPemeriksaan: 11 Januari 2015 Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 11 Januari 2015 di Poli THT Rumah Sakit Muhammadiyah PalembangAnamnesisKeluhan Utama : Hidung pilekRiwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh hidungnya pilek sejak kurang lebih 3 minggu sebelum datang ke RSMP. Pilek yang dirasakan oleh pasien setelah naik pesawat dari bandung ke palembang dan pilek dirasakan terus menerus. Pasien juga mengeluh hidung tersumbat pada kedua lubang yang beriringan dengan pilek yang dialami. Ingus dari hidung kental, berwarna kuning, dan terasa menetes di tenggorokan namun bau tidak sedap disangkap pasien. Pasien mengaku sering bersin dan sakit kepala. Sakit pipi dan gigi disangkal oleh pasien. Demam dan batuk disangkal.

Riwayat Penyakit TerdahuluSebelumnya pasien pernah operasi sinusitis 4 tahun yang laluRiwayat Penyakit KeluargaDikeluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit serupa

PEMERIKSAAN FISIK..\..\Stase THT\LAPSUS\Pemeriksaan Fisik LAPSUS Depe.docxResumePenderita, laki-laki, 17 tahun, datang dengan keluhan pilek sejak 3 minggu yang lalu sebelum datang ke RSMP. Penderita juga mengeluh ingus yang dikeluarkan kental berwarna kuning dan menetes pada tenggorokan. Riwayat operasi sinusitis 4 tahun yang lalu.Pada pemeriksaan fisik didapatkan status present dan status general dalam batas normal. Status THT : telinga tenang dalam batas normal, discharge positif pada hidung kanan dan kiri, konka kongesti pada hidung kanan dan kiri.Diagnosa KerjaSinusitis maksilaris kronik dextra et sinistra

Rencana Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Transiluminasi Sinus MaksilarisDarah rutinRadiologi : Rontgent (Foto Waters) atau CT-Scan PenatalaksanaanPro irigasiAntibiotika : Amoksisilin 3 x 500 mgDekongestan : Pseudoefedrin 3 x 60 mgAnalgetik : Parasetamol 3 x 500 mgOperasiPrognosisDubia ad bonam

BAB IVPEMBAHASANPasien pada kasus ini didiagnosis dengan sinusitis maksilaris kronik kanan dan kiri yang ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik serta didukung dengan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan pilek yang dirasakan penderita sejak 3 minggu sebelum pasien datang ke RSMP. Pilek yang dirasakan oleh pasien setelah naik pesawat dari bandung ke palembang dan pilek dirasakan terus menerus. Pasien juga mengeluh hidung tersumbat pada kedua lubang yang beriringan dengan pilek yang dialami. Ingus dari hidung kental, berwarna kuning, dan terasa menetes di tenggorokan namun bau tidak sedap disangkap pasien. Pasien mengaku sering bersin dan sakit kepala. Sakit pipi dan gigi disangkal oleh pasien. Demam dan batuk disangkal.Pada pemeriksaan fisik didapatkan cavum nasi kanan kiri sempit, discharge positif pada hidung kanan dan kiri, konka kongesti pada hidung kanan. Salah satu penyebab sinusitis maksilaris adalah faktor rinogen karena adanya infeksi berulang pada mukosa hidung yang menyebabkan mukosa hidung mengalami degenerasi, periplebitis, serta perilimfangitis sehingga mengganggu aliran balik cairan interstisial sehingga terjadi edema pada mukosa hidung yang menyebabkan gangguan drainase dan ventilasi sinus sehingga silia menjadi kurang aktif serta lendir yang diproduksi menjadi lebih kental. Keadaan ini merupakan media pertumbuhan kuman patogen yang sangat baik dan apabila sumbatan berlangsung terus menerus maka akan terjadi hipoksia dan menyebablan infeksi bakteri anaerob.

Penanganan kasus ini adalah untuk mengeluarkan sekret dari sinus dengan cara irigasi. Selain itu pasien juga diberikan antibiotik spektrum luas, dekongestan dan analgetik. Sinusitis maksilaris akut umumnya diterapi dengan antibiotik spektrum luas. Dekongestan seperti pseudoefedrin juga bermanfaat dan tetes hidung poten seperti fenilefrin atau oksimetazolin dapat digunakan selama beberapa hari pertama infeksi.

THANK YOU . . .