Gerbatama Edisi 76 Maret 2015

20
gerbatama 76 // 76 edisi MARET 2015 ini UI ! 12 Simpang Siur Pembentukan Fakultas Ilmu Administrasi 16 Wa s pa d a i B a h aya Apel Berbakteri Produk BO Pers Suara Mahasiswa UI BEgAL, SEBUAH FENOMENA MERESAHKAN Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter & Instagram @sumaUI // Gratis

description

Mencekam! Kata ini menggambarkan wajah kota Depok di awal tahun 2015. Terdengar berlebihan tampaknya, namun nyatanya demikian. Masa liburan sivitas UI pada bulan Januari dihiasi oleh suguhan informasi mengenai kasus pembegalan kendaraan bermotor di kota kampus mereka berada. Pun ketika masa perkuliahan kembali bergulir, kasus pembegalan masih saja terjadi. Bahkan, jangkauannya telah meluas ke berbagai kota, sama seperti informasinya, telah meluas ke berbagai segmen masyarakat. Saking masifnya, sampai-sampai kita turut dihujani broadcast massage seputar pembegalan yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Memang, bukan perkara mudah untuk menelusuri siapa pelakunya, dari mana asalnya, dan apa alasan mereka melakukan semua tindakan ini? Tentu itu tidak bisa dijawab dengan sembarangan, apalagi jika hanya berdasarkan rasa sok tahu kita di tengah keresahan yang meradang.

Transcript of Gerbatama Edisi 76 Maret 2015

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    76edisi

    MARET2015

    ini UI !

    12 S i m p a n g S i u r P e m b e n t u k a n Fa k u lta s I l m u A d m i n i s t r a s i 16 Wa s p a d a i B a h aya A p e l B e r b a k t e r i

    Produk BO Pers Suara Mahasiswa UI

    BEgAL, SEBUAH FENOMENA MERESAHKAN

    Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter & Instagram @sumaUI // Gratis

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    Mencekam! Kata ini menggambarkan wajah kota Depok di awal tahun 2015. Terdengar berlebihan tampaknya, namun nyatanya demikian. Masa liburan sivitas UI pada bulan Januari dihiasi oleh suguhan informasi mengenai kasus pembegalan kendaraan bermotor di kota kampus mereka

    berada.

    Pun ketika masa perkuliahan kembali bergulir, kasus pembegalan masih saja terjadi. Bahkan, jangkauannya telah meluas ke berbagai kota, sama seperti informasinya, telah meluas ke berbagai segmen masyarakat. Saking masifnya, sampai-sampai kita turut dihujani broadcast massage seputar pembegalan yang belum dapat

    dipastikan kebenarannya.

    Memang, bukan perkara mudah untuk menelusuri siapa pelakunya, dari mana asalnya, dan apa alasan mereka melakukan semua tindakan ini? Tentu itu tidak bisa dijawab dengan sembarangan, apalagi jika hanya berdasarkan rasa sok tahu kita

    di tengah keresahan yang meradang.

    Kalau sudah begini, pertanyaan tadi layak menjadi PR untuk pemerintah beserta otoritas keamanan, khususnya kota Depok, kawasan tempat kita, sivitas UI, menuntut ilmu. Diperlukan jawaban konkret dan tegas untuk meredam kasus ini agar

    tidak terus terjadi.

    Kita pun sebagai sivitas UI dan bagian dari masyarakat juga patut bersikap bijak melihat kasus ini. Mewaspadainya adalah kewajiban. Namun, menjadi takut atau sebaliknya, beringas lalu main hakim sendiri, semoga tidak menjadi

    pilihan.

    Pemimpin Redaksi Dimas Andi Shadewo Redaktur Pelaksana Yogi Febri Setiawan Redaktur Foto Muhammad Fahrizal Helmi Redaktur Artistik Achmad Maulana Ibrahim Redaktur Riset Savran Billahi Redaktur Kompartemen Ekopolkum Roni Resky Pauji Redaktur Kompartemen Sosbud Vita Muflihah Fitriyani Redaktur Kompartemen Kesehatan Kianti Azizah Redaktur Kompartemen Iptek Altifani Rizky Redaktur Kompartemen Somikat Nurul Kurniasari Reporter Trisno Juliantoro, Frista Nanda Pratiwi, Irsyad Muhammad, Rafiqah Nurrahmi, Kirana Aisyah Peneliti dan Pengembang Delima Rohatullah, Gusti Farhan Farisi, Lilik Mudloyati Choiriyah, Mesel Ghea, Neng Engdah Fatmawati, Rizka Fitriana, Ummi Bunayyatul Azrah Fotografer Ghaziani Khairunnisa, Diah Desita Desain Tata Letak dan Pracetak Megawati Asellia Putri, Revanda Mulya

    Perkasa Sirkulasi dan Promosi Kemal Andraza

    e d i s i M A R E T 2 0 1 5

    e d i t o r i a l

    KONTEN

    Opini Sketsa

    Laporan Utama:Begal, Sebuah FenomenaMeresahkan

    4

    7

    10

    14

    Resensi:Sebuah Kisah Eksil Politik Indonesia 18

    Opini:Rasuna, Sang Singa Betina

    Infografis:Jalan Terjal Kawasan Tanpa Rokok

    (KTR) UI

    16Kesehatan:Waspadai Bahaya Apel Berbakteri

    Laporan Khusus:Simpang Siur Pembentukan Fakultas Ilmu Administrasi

    Iptek: Sumber Belajar Baru dalam Dunia

    Maya

    8

    12

    Opini Foto:Ketika UI menjadi tempat pilihan akhir pekan

    20

    Jangan pernah menilai seseorang dari hasilnya tapi nilailah dari prosesnyaTan MalakaSUara NYATA

    Alamat Redaksi:Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Lantai 2

    Kampus Baru UI Depok 16436Kontak 082122099805

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    Akhir-Akhir ini, kerap terjadi kasus pembegalan kendaraan bermotor di kawasan Depok dan sekitarnya. Semua diperparah dengan maraknya peredaran broadcast massage tentang pembegalan tanpa sumber yang jelas. Akibatnya, masyarakat semakin resah, tidak terkecuali mahasiswa UI.

    Fenomena begal di kota Depok marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Menurut AKP Subandi, Kasubag Humas Polresta Depok, sejak bulan Januari 2015, sudah ada empat kejadian pembegalan di kota Depok dan sekitarnya. Pembegalan berupa per-ampasan kendaraan bermotor di Depok tercatat terjadi di Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Akses UI, tepatnya di

    depan kampus BSI, Jalan Raya Gro-gol, Kecamatan Limo, dan di kawasan perumahan elit Grand Depok City (GDC). Para pelaku begal ditanga-ni oleh Polresta Depok. Untuk kasus pembegalan di Jalan Grogol, ditan-gani oleh Polsek Limo. Sementara itu, untuk kasus serupa yang terjadi di Grand Depok City (GDC) mendapat penanganan oleh Polsek Sukmajaya,

    yang mana pelakunya adalah seorang remaja berstatus pelajar. Subandi mengaku, berita mengenai kota Depok yang rawan akan kasus pembegalan di media so-sial memang sering muncul. Pihakn-ya pun sudah berupaya semaksimal mungkin meminimalisir kejadian pembegalan. Di media sosial, banyak yang mengatakan bahwa kasus pem-

    BEGAL, SEBUAH FENOMENA MERESAHKAN

    OLEH: VITA MUFLIHAH FITRIYANI & TRISNO JULIANTOROFOTO: MUHAMMAD FACHRIZAL HELMI

    l a p o r a n U TA M A04

    Pos Pantau Polisi di Perbatasan Jakarta-Depok yang Nampak Sepi

    g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    begalan rawan terjadi di kota Depok. sebetulnya yang paling rawan kasus pembegalan ada di wilayah kabu-paten Tangerang. Sebelum adanya kasus begal ini, Polresta Depok be-serta para jajarannya sudah mengan-tisipasi tindak kejahatan perampok, terang Subandi.

    Menghindari Sterotipe Asal-Usul Pelaku

    Terkait asal-usul pelaku, Subandi menjelaskan bahwa dari keempat kejadian pembegalan kendaraan bermotor tersebut, di antara kom-plotannya berasal dari kawasan Lam-pung. Sementara itu, terkait isu broadcast massage yang beredar di masyarakat bahwa kasus pembega-lan di kawasan kota Depok dilakukan oleh segerombolan orang Lampung, Subandi mengatakan bahwa isu tersebut bisa jadi benar, namun juga bisa menjadi salah. Semua karena be-lum adanya laporan resmi mengenai hal tersebut. Warga harus bisa memilih mana berita yang benar dan mana berita yang salah. Salah satunya den-gan cara mencari dari mana sumber berita tersebut berasal, ujar Subandi mengklarifikasi isu broadcast mas-sage seputar pembegalan. Pernyataan Subandi sen-ada dengan apa yang diungkapkan oleh Muhammad Azsmar Haliem, ketua Sahabat Ikatan Mahasiswa Lampung (Saimala) UI. Belum tentu semua pelaku begal berasal dari Lampung, karena perampokan bisa dilakukan oleh siapa saja, terang Azsmar. Azsmar menambahkan, karena kebetulan pelaku begal yang tertangkap adalah orang Lampung, hasilnya timbul stereotipe di kalan-gan masyarakat bahwa pelaku pem-begalan pasti berasal dari Lampung. Hal tersebut semakin diya-kini apabila merujuk pada kata begal yang ternyata berasal dari bahasa Lampung, artinya perampokan atau perampasan sepeda motor secara paksa dan melukai korbannya. Iqrak Sulhin, Ahli Krimi-nologi UI, menjelaskan, beredarnya berita di broadcast message menge-nai pelaku pembegalan berasal dari

    orang Lampung itu perlu diluruskan. Itu semua menurutnya hanya akan menimbulkan stereotipe terhadap orang-orang Lampung sendiri. Masih menurut Iqrak, jika ditanya tentang mengenai budaya orang Lampung yang melakukan pembegalan, hal itu mungkin terjadi karena mereka mendapatkan rule of model untuk melakukan kejahatan pembegalan. Iqrak pun menjelaskan ket-erkaitan fenomena begal dengan bu-daya rantau orang-orang Lampung. Ia menuturkan, sebuah desa di Lam-pung misalnya, terdapat orang yang merantau ke kota dan pulang dengan sukses serta membawa uang yang banyak, padahal orang tersebut sela-ma di kota bertindak sebagai pelaku kriminal, dalam kasus ini adalah pem-begalan. Orang-orang di Lampung yang melihat kesuksesan para peran-tau, walau dicapai dengan mengha-lalkan segala cara, tetap termotivasi untuk melakukan hal serupa dengan saudaranya yang merantau. Maka, warga di desa tersebut termotivasi untuk merantau ke kota dan mel-akukan hal seperti panutan mereka untuk mendapatkan kekayaan, ung-kapnya.

    Ketakutan Karena Kejahatan

    Terlepas dari mana asal para pelaku pembegalan itu berasal, kasus yang telah menjadi fenomena akhir-akhir ini terlanjur membuat masyarakat dari berbagai kalangan resah, tidak terkecuali mahasiswa. Vania Ayu Utami, Maha-siswi FIB UI, mengatakan, kasus pem-begalan yang terjadi akhir-akhir ini memang meresahkan masyarakat, ditambah lagi semakin maraknya ber-ita yang beredar di media sosial. Menurutnya, informasi dari media sosial tentang tempat-tempat rawan begal yang berasal dari sum-ber yang tidak jelas, akan semakin membuat panik keadaan. Padahal, hal tersebut seharusnya ditindaklan-juti oleh Polresta Depok. Keresahan juga dialami oleh Gita Lestari Putri, Mahasiswi Fakultas Teknik UI. Awalnya, ketika mendengar kasus tentang pembe-galan di Depok biasa saja. Namun,

    sekarang saya menjadi resah karena ternyata pembegalan tidak hanya terjadi di Depok. Di dekat rumah saya yang berada di Jagakarsa pun telah terjadi kasus serupa, katanya. Sebagai seorang krimi-nolog, Iqrak turut berpendapat atas keresahan akibat maraknya kasus pembegalan. Pembegalan yang terjadi di kota Depok dan sekitarnya dapat meresahkan masyarakat seka-ligus juga mempengaruhi maha-siswa. Akhirnya, itu semua dapat me-nyebabkan fear to crime, atau biasa disebut ketakutan terhadap kejaha-tan, tuturnya. Fear to crime menurut Iqrak biasa terjadi untuk kasus ke-jahatan yang melibatkan kekerasan fisik, bahkan hingga menyebabkan kematian. Kasus pembegalan yang kerap terjadi belakangan ini pun ter-masuk jenis kejahatan yang terdapat kekerasan fisik di dalamnya. Mengenai faktor yang melatari kasus pembegalan, Irak menyampaikan, Kalau saya subjektif mengatakan berdasarkan riset yang pernah dilakukan dalam perkem-bangan ilmu kriminologi. Kejahatan ini bisa disebabkan oleh dua faktor besar yang menjadi latar belakang maraknya kejadian begal akhir-akhir ini, yaitu profesionalitas dan kesem-patan. Menurut Iqrak, yang di-maksud dengan faktor profesion-alitas adalah pelaku kejahatan di perkotaan, dalam kasus ini adalah pembegalan, melakukan kejahatan-nya karena sudah dijadikan profesi atau kariernya. Pelaku pembegalan terse-but biasanya mempunyai sebuah jaringan dan organisasi yang kuat. Mereka juga biasanya memiliki guru atau panutan yang memberi mereka arahan dalam melakukan kejahatan. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor kesempatan yaitu kerasionalan mereka untuk melaku-kan kejahatan. Seperti saat mereka melakukan kejahatan di jalanan yang sepi, khususnya yang jarang dilalui patroli polisi. Para pelaku pembegalan biasa melakukan aksinya pada jam-jam tertentu, seperti dini hari dari pukul 12 sampai 3 pagi. Calon korban yang menjadi sasaran selalu diperhi-

    l a p o r a n U TA M A 05

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    tungkan, termasuk jenis motor dan perkiraan harganya di pasaran. Hal ini menjadi sesuatu yang diincar oleh pelaku pembegalan. Selain itu, kecepatan calon korban saat berkendara juga diper-timbangkan. Pelaku pembegalan akan sulit untuk merampas kend-araan milik calon korban ketika ia melaju dengan kecepatan tinggi. Kondisi tubuh calon kor-ban ternyata juga tidak luput dari perhitungan pelaku pembegalan. Hal ini memang disebabkan biasanya tar-get incaran sang pelaku adalah orang yang sekilas tampak kelelahan, tidak peduli calon korban tersebut adalah pria atau wanita.

    L A P O R A N U TA M A06Sisi Positif Fenomena Pembegalan

    Meski timbul ketakutan terhadap kejahatan, maraknya kasus pem-begalan tetap menghadirkan sisi positif. Ibnu Agus Kurniawan, maha-siswa Fakultas Teknik UI, menutur-kan, Saya prihatin dengan peristiwa tersebut, khususnya pembegalan. Namun, efek positifnya adalah ma-hasiswa dapat lebih berhati-hati lagi kalau pulang malam. Pendapat serupa disampai-kan oleh Iqrak. Ia berpendapat meski kasus pembegalan membuat resah sebagian mahasiswa, namun hal itu tetap mendatangkan manfaat. Ma-hasiswa akan lebih berhati-hati lagi

    terhadap keselamatan dirinya sendi-ri, ungkap Iqrak. Iqrak pun mengingatkan bahwa asih ada modus kejahatan lain yang mungkin dapat terjadi pada mahasiswa, seperti penipuan con-tohnya. Selain itu, pencurian serta percobaan pemerkosaan bagi maha-siswi juga patut diwaspadai karena pernah terjadi di lingkungan kampus.(VMF/YFS/DAS)

    Sumber: AKP Subandi (Kasubag Humas Polresta Depok)OLEH: LILIK MUDLOYATI CHOIRIYAHINFOGRAFIS: LILIK MUDLOYATI CHOIRIYAH, ACHMAD MAULANA IBRAHIM

    g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    O P I N I S K E T S A 07g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    Ilustrasi: Megawati Asellia Putri / SUMA UI

    07O P I N I S K E T S A

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 08 O P I N I

    Kaum perempuan di Indonesia mempunyai kedudukan dan peran yang penting dalam me-nentukan jalannya sejarah di samping perannya sebagai ibu rumah tangga (Poesponegoro, 2010 : 398). Jika kaum lelaki memiliki Singa Podium seperti Ir. Soekarno, kaum wanita juga memiliki Singa Betina berna-ma Rasuna Said (Saydam, 2009: 213). Rasuna Said yang memi-liki nama lengkap Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan salah satu dari sekian banyak perempuan yang berjasa dalam proses nation and state building di Indonesia. Sebagai wujud penghormatan atas jasanya, nama Rasuna Said diabadikan seba-gai nama jalan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Rasuna Said lahir di saat pemuda-pemudi sedang meng-gelorakan semangat kebangkitan nasional dan anti kolonialisme yang mana dipelopori oleh munculnya or-ganisasi Budi Utomo. Ia lahir di Maninjau, Suma-tra Barat, pada tanggal 15 Septem-ber 1910. Selang beberapa tahun setelah kelahirannya, tepatnya tahun 1915, muncul reformasi di bidang pendidikan dengan berdirinya Se-kolah Thawalib berbasis islam mod-ern yang dipelopori oleh Haji Abdul

    Kasim Abdullah atau Haji Rasul. Se-lain itu, pendidikan modern untuk perempuan juga muncul dengan berdirinya Sekolah Diniyah Putri yang dibentuk oleh Rahmah El Yunusiah pada tahun 1923 (Sally White, 2013: 111113). Situasi dan kondisi perger-akan nasional kala itu membentuk pribadi Rasuna Said muda sebagai perempuan yang religius dan anti kolonialisme. Sejak kecil, ia tinggal bersama pamannya karena ayahnya telah meninggal dunia. Ia dididik mengenai pendidikan Islam mulai dari sekolah dasar. Setelah itu, ia pin-dah ke Padang Panjang dan masuk ke Sekolah Diniyah Putri. Saat belajar di Sekolah Diniyah Putri, ia mengenal Rahmah El Yunusiah, Rohana Kudus, dan Zainuddin Labai El Yunus. Perk-enalan ini mulai membuka pikirannya tentang Islam dan pentingnya pen-didikan. Pada tahun 1926, Padang Panjang mengalami gempa dah-syat sehingga ia harus kembali ke kampung halamannya di Maninjau. Bencana gempa tidak menyurutkan niatnya untuk tetap belajar. Ia kemu-dian berkenalan dengan Haji Udin Ra-chmany yang saat itu memimpin Se-kolah Thawalib. Haji Udin Rachmany inilah yang banyak mengajarkannya

    mengenai politik, gerakan pemba-ruan Islam, dan pidato (Sally White, 2013: 104). Atas ajakan dari Haji Udin Rachmany, pada tahun 1926 Rasuna Said mulai aktif berorganisasi poli-tik dengan menjadi anggota Sarikat Rakyat yang berafiliasi dengan Par-tai Komunis. Selain aktif dalam Sari-kat Rakyat, Rasuna Said yang akrab dengan sapaan Kak Una juga aktif mengajar pelajaran kewanitaan di Se-kolah Diniyah Putri. Ketika terjadi pemberon-takan komunis di daerah Silungkang pada tahun 1927, Rasuna Said dan Haji Udin Rachmany disinyalir terlibat oleh pemerintah Hindia Belanda se-hingga Sarikat Rakyat dibubarkan. Pasca pemberontakan, pemerintah Hindia Belanda bertin-dak lebih represif terhadap organisa-si kepemudaan. Hal ini justru mem-buat Rasuna Said semakin tertantang untuk ikut serta dalam Partai Sarikat Islam pada tahun 1928. Ia dipercaya menjadi ketua cabang Maninjau. Se-tahun berselang ia menikah dengan Dusky Samad, seorang pengajar di Sekolah Thawalib dan aktivis politik. Namun, pernikahan tersebut tidak berlangsung lama akibat kesibukan masing-masing. Dari pernikahan ini, ia memperoleh satu anak perempuan

    OLEH: USMAN MANOR

    Suasana Minggu Pagi di UI tan-pa kendaraan bermotor

    Suasana Minggu Pagi di UI tan-pa kendaraan bermotor

    Suasana Minggu Pagi di UI tanpa kendaraan ber-motor

    RASUNA, SANG SINGA BETINA

    Rasuna, karena perbuatan anda sendiri, anda akan dihukum. Saya akan mengajukan hal-hal yang meringankan. Usia anda masih muda, anda berbakat

    pidato, wajah anda elok, tetapi semua ini tidak akan mencegah hukuman. Pakailah waktu untuk berpikir mengenai kegagalan-kegagalan anda. Usahakan

    berbuat sesuatu yang baik dan janganlah kembali ke politik, ujar Controleur Daniel Van der Meulen saat melakukan interogasi terhadap Rasuna Said di

    dalam sebuah sel tahanan (Rosihan Anwar, 2004: 100).

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 09O P I N I

    bernama Auda Zaschkya Dusky. Pada tahun 1930, Rasuna Said bergabung dengan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) yang dipimpin oleh Muchtar Loethfi. Ber-sama dengan Rasimah Ismail dan Ratna Sari, ia menjadi propagandis perempuan yang mengkampanyekan modernisasi pendidikan, persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, reformasi pergerakan Islam, serta ke-merdekaan Indonesia. Dalam setiap kesempatan, terutama saat menga-jar di Sekolah Diniyah Putri, ia me-nanamkan pentingnya politik dalam upaya keluar dari belenggu penjajah. Pasca diasingkannya Muchtar Loethfi ke Bogen Digul, kepemimpinan PER-MI diambil alih oleh Rasuna Said pada tahun 1931. Sejak saat itu, bersama dengan Muhammadiyah, PERMI mu-lai diawasi dengan ketat. Bahkan Gu-bernur G. F. E. Gonggrijp menyurati Gubernur Jenderal De Graeff yang menyatakan bahwa PERMI dan Mu-hammadiyah tidak loyal dan bersi-kap anti-Barat (Ahmad Syafii Maarif, 2009: 114). Sikap represif pemerintah Hindia Belanda seakan tidak digubris oleh Rasuna Said. Ia terus memberi-kan pidato-pidato dan kampanye anti penjajahan seperti halnya yang ia lakukan pada tahun 1932 dalam kongres perempuan PERMI di Pa-dang Panjang. Ia menyampaikan pi-dato dengan judul Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan Rakyat Indo-nesia. Sikap anti pada pemer-intah Hindia Belanda ini membuat Rasuna mendekam di sel tahanan di Semarang selama 15 bulan. Sete-lah dibebaskan, ia tetap memegang teguh prinsip anti pada penjajahan. Ia banyak menulis artikel dalam jurnal Raya. Karena kontrol pemerintah yang ketat, ia terpaksa pindah ke Medan. Perjuangannya tetap ber-lanjut dengan menulis pada jurnal Menara Putri yang mengangkat isu seputar Islam dan Wanita.

    Pasca berakhirnya pemer-intahan Hindia Belanda dan Jepang yang mulai berkuasa di Nusantara, Rasuna kembali ke Padang. Ia di-rekrut oleh Chatib Sulaiman untuk menjadi pemimpin dalam Giyu Gun bagian wanita dengan nama Ha-hanokai bersama dengan sahabat lamanya, Rahmah El Yunusiah dan Ratna Sari. Ia pun kemudian menikah

    sama dengan Bariun AS, dan Chatib Sulaiman (Sally White, 2013: 115). Setelah Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda dan me-miliki bentuk negara Serikat, Rasuna menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Serikat (DPR RIS). Ia memiliki kedekatan den-gan Soekarno (Ahmad Syafii Maarif, 2009: 114). Dalam beberapa kesem-patan Soekarno sering menanyakan pendapat Rasuna mengenai kebija-kan politik. Beberapa tokoh politik yang berasal dari Sumatra saat itu mayoritas bergabung dengan Par-tai Masyumi, namun Rasuna tidak mengikuti jejak para tokoh-tokoh tersebut. Saat situasi di Sumatera mulai tidak kondusif dengan mun-culnya isu pemberontakan yang akan dilakukan oleh Kolonel Achmad Hu-sein, Rasuna menemui Achmad Hu-sein dan memberikan nasehat untuk membatalkan rencana tersebut. Ia pun memberikan pandangan untuk tetap setia pada Republik. Kiprahnya dalam bidang politik tidak berakhir sampai di situ. Rasuna kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung pada masa Demokrasi Terpimpin, yaitu ta-hun 1959 hingga akhir hayatnya. Rasuna menghembuskan nafas terakhir pada 2 November 1965. Sepanjang hayatnya, Rasuna memegang teguh sikap progresif, revolusioner, non-kooperatif, dan pantang menyerah (Jajat Burhanud-din, 2002 : 94). Sikap-sikap tersebut yang saat ini jarang ditemui dari dalam diri seorang politikus. Baginya, kemerdekaan terbagi dalam tiga un-sur penting, yaitu keislaman, kebang-saan, dan kewanitaan. Kemerdekaan tidak hanya sebatas pada terbebas dari beleng-gu penjajah, namun kemerdekaan memberikan makna yang lebih luas. Merdeka itu terdidik, tersadar dan tercerahkan. (YFS/DAS)

    Ia terus memberi-kan pidato-pidato

    dan kampanye anti penjajahan seperti

    halnya yang ia laku-kan pada tahun 1932

    dalam kongres per-empuan PERMI di

    Padang Panjang. Ia menyampaikan pidato

    dengan judul Lang-kah-Langkah Menuju Kemerdekaan Rakyat

    Indonesia

    lagi dengan Bariun AS. Pasca Proklamasi Ke-merdekaan, Rasuna tetap aktif dalam kegiatan politik. Pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1947, ia menjadi pemimpin Front Pertahanan Nasional Wanita atas permintaan Bung Hatta yang saat itu mengunjungi Bukit Tinggi. Selain itu, sejak tahun 1946, ia bergabung dengan Persatuan Per-juangan pimpinan Tan Malaka ber-

    Penulis adalah mahasiswa Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Angkatan 2011. Pe-nulis merupakan anggota bidang keilmuan Studi Klub Sejarah Universitas Indonesia, pernah aktif dalam Badan Eksekutif

    Mahasiswa sebagai staf Departermen Sosial Masyarakat tahun 2013, dan Ketua Pelaksana Konser Amal FIB UI 2013

    P R O F I L P E N U L I S

    Usman Manor

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 10 I N F O G R A F I Sg e r b ata m a 74 / / 1 1 - 2 0 1 4

    OLEH: DELIMA ROHATULLAH, UMMI BUNAYYATUL AZRAH, GUSTI FARHAN FARISI, NENG ENGDAH FATMAWATIINFOGRAFIS: REVANDA MULYA PERKASA, ACHMAD MAULANA IBRAHIM

    g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

    I N F O G R A F I S 11

    OLEH: DELIMA ROHATULLAH, UMMI BUNAYYATUL AZRAH, GUSTI FARHAN FARISI, NENG ENGDAH FATMAWATIINFOGRAFIS: REVANDA MULYA PERKASA, ACHMAD MAULANA IBRAHIM

    g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 12 L A P O R A N K H U S U S

    Abdel Setya, Anggota MWA UI Unsur Mahasiswa, membe-narkan bahwa pihak MWA UI telah mengesahkan pembangunan FIA UI. Namun, pihaknya tidak me-miliki kewenangan secara akademik terkait pembentukan FIA UI. Hal-hal yang diatur MWA UI adalah terkait dengan pengawasan proses pem-bentukan gedung baru FIA UI. Sejatinya, wacana pem-bentukan FIA UI telah berlangsung sejak tahun 1982. Kemudian di tahun 1999, Departemen Ilmu Administrasi UI sempat membicarakannya den-gan pihak rektorat untuk pengajuan sebagai fakultas baru dan berpisah dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Poli-tik (FISIP) UI. Namun, rencana ini diten-tang oleh pihak Fakultas Ekonomi UI yang menyatakan bahwa salah satu jurusan Ilmu Administrasi UI, yaitu

    Administrasi Niaga, memiliki ban-yak kemiripan dengan jurusan Ilmu Manajemen UI. Hal ini membuat juru-san Administrasi Niaga UI lebih baik bergabung dengan Ilmu Manajemen UI.

    Alasan di Balik Pembentukan FIA UI

    Roy V. Salomo, Kepala Departemen Ilmu Administrasi mengungkap-kan, Rencana pembangunan FIA UI memang sudah lama direncana-kan. Namun, masih ada semacam perselisihan antara Fakultas Ekonomi UI dengan kami. Kami merasa ada benarnya bahwa jurusan Ilmu Admin-istrasi Niaga UI banyak overlap-nya dengan Ilmu Manajemen UI. Meski begitu, pria yang kerap disapa Roy ini memiliki alasan yang kuat untuk tidak menggabung-

    kan jurusan Ilmu Administrasi Niaga dengan Ilmu Manajemen UI. Selain karena kurikulum yang jelas ber-beda, apa yang dipelajari di antara dua jurusan tersebut memang pada dasarnya tidak sama, walaupun ked-uanya dianggap saling tumpang tin-dih. Mengenai program studi ilmu administrasi negara, niaga, dan fiskal yang dianggap tumpang tindih dengan ilmu manajemen, permasala-hannya terdapat pada kurikulum. Menurut Abdel Setya, program studi administrasi niaga sudah terbentuk sejak lama di FISIP UI. Begitu pula ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi UI. Sosok yang biasa disapa Abdel ini juga mengemukakan per-lunya FIA UI dibentuk. Seiring ber-jalannya waktu, ilmu administrasi perlu untuk membentuk fakultas

    SIMPANG SIUR PEMBENTUKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    OLEH: FRISTA NANDA PRATIWI DAN IRSYAD MUHAMMAD

    Sempat tertunda sejak tahun 1999, rencana pembentukan Fakultas Ilmu administrasi (FIA) UI kembali bergulir. Tanggal 15 Januari 2015 menjadi hari yang penting bagi perjalanan pembentu-kan FIA UI. Saat itulah MWA UI menyetujui pembentukan fakultas baru tersebut.

    Tarik Ulur Fakultas Ilmu Administrasi UI

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 13L A P O R A N K H U S U S

    sendiri dan melepaskan diri dari FISIP untuk pengembangan keilmuan. Ka-rena pada dasarnya kurikulum terse-but tingkat kesamaannya tidak boleh lebih dari 60%, terang Abdel. Harinaldi, selaku Direk-tur Pendidikan Pusat Administrasi UI, menyatakan sikap positif terha-dap pembentukan FIA UI. Ilmu kan sekarang berkembang. Jadi, kalau merasa kurang mampu diakomodir jika hanya menggunakan baju FISIP UI, ya silakan, selama untuk kebai-kan, meningkatkan kemampuan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, ujarnya. Terkait dengan alasan dibalik pembentukan FIA UI yang direncanakan sejak tahun 1999, na-mun baru disahkan pada tahun ini, Harinaldi menuturkan bahwa tidak mudah untuk membentuk sebuah fakultas. Artinya, harus ada jaminan terkait ketersediaan sumber daya manusia yang memenuhi syarat. Tak jauh berbeda dengan Harinaldi, Anak Agung Putri Ratna, Kepala Sub Direktorat Pengem-bangan Kurikulum Departemen Pengembangan Akademik UI, men-yatakan, untuk membentuk sebuah fakultas baru dibutuhkan usaha yang besar terutama di bidang infrastruk-tur, sumber daya manusia, dan aka-demik. Sosok yang pernah terlibat dalam proses pembentukan FIA UI ini menerangkan, saat ini rektor me-minta agar calon fakultas bernego-siasi dengan FISIP UI selama masa peralihan untuk mencari titik temu. Akhirnya, proses perubahan Depar-temen Ilmu Administrasi UI menjadi FIA UI dapat berjalan lancar dan rek-tor memberikan SK Pembentukan-nya. Terkait masalah di mana kira-kira letak FIA ini, Roy belum be-rani memastikan. Kami sendiri tidak bisa menebak-nebak, rektor baru mengeluarkan SK pendirian FIA UI. Kami sudah memiliki kesepakatan transisi dengan FISIP UI, sementara pembicaraan awalnya baru dimulai minggu depan. Saya harap bulan Ma-ret sudah beres semua, ucapnya. Senada dengan Roy, Hari-naldi juga menyatakan bahwa pem-bentukan fakultas baru memang membutuhkan proses. Menurutnya

    pemindahan fakultas itu bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Ia turut menjelaskan apa-bila FIA UI terbentuk, sumber daya manusia yang tersedia tentu saja masih seperti saat ini. Jadi, hal ini leb-ih mengarah pada adanya pengem-bangan program studi untuk kepent-ingan keilmuan. Alhasil, Departemen Ilmu Administrasi dianggap perlu untuk lepas dari FISIP UI.

    Untung Secara Akademis

    Berbicara tentang kuri-kulum dan sistem akademik, Ratna merasa akan ada keuntungan lebih jika FIA UI benar-benar terbentuk. Dalam segi kurikulum juga begitu. Jika kita mampu berdiri sendiri, kita bisa lebih fleksibel dengan mengem-bangkan kurikulum yang sesuai pasar, terangnya. Lebih lanjut ia menyatakan apabila pembentukan FIA UI dapat terwujud, maka mata kuliah yang se-belumnya dianggap kurang relevan dapat diganti. Hal ini dilakukan agar kurikulum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitar. Den-gan menjadi FIA UI, rumah (fakul-tasred) kita dapat lebih besar dan lebih berkembang, ujar Ratna. Ratna pun menuturkan bahwa mata kuliah yang ada di FIA UI nantinya mungkin ada sedikit per-bedaan, terutama mata kuliah wajib fakultas. Selama ini, ilmu administra-si berkiblat pada FISIP UI terkait mata kuliah wajib fakultas. Meski begitu, secara prin-sip perbedaan mata kuliah tidak akan terlalu kentara. Mungkin kita tidak terlalu mengubah, hanya jan-gan sampai nanti terlihat seolah-olah sama dengan fakultas lain, kata Rat-na. Masih menurut Ratna, se-harusnya sudah tidak ada lagi kewa-jiban untuk memberikan hal-hal yang menurut pihak program studi sudah tidak relevan dengan ilmu adminis-trasi, dalam hal ini mata kuliah yang berkaitan dengan sosial dan politik.Beragam Reaksi dari Mahasiswa Pembentukan FIA UI men-uai pro dan kontra dikalangan maha-siswa FISIP UI, baik mahasiswa ilmu administrasi maupun non-adminis-trasi.

    Saya tidak setuju dengan pembentukan FIA UI, kalau gedungn-ya masih di FISIP UI. Kalau gedungn-ya terpisah tak masalah, sehingga chemistrynya kalau mau mengalah-kan FISIP UI jauh lebih dapat diband-ingkan dengan kita masih menyatu di FISIP. Soalnya kalau ketemu FISIP UI lagi buat apa, ujar Vinny, mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga UI 2013. Hal senada diungkapkan oleh Alwansyah, mahasiswa An-tropologi UI 2014. Ia tidak setuju apa-bila program studi ilmu administrasi berpisah dengan FISIP UI. Kontribusi para atlet dari prodi administrasi san-gat besar ketika FISIP UI memenangi Olimpiade UI. Saya merasa sangat berat jika mereka harus berpisah dari keluarga besar FISIP UI, ungkapnya. Namun, ada juga maha-siswa yang menyatakan dukungan-nya terhadap pembentukan FIA UI. Evandra, mahasiswa Ilmu Administra-si Niaga 2014, mengungkapkan perlu terlebih bagi mahasiswa mendengar-kan argumen para dosen-dosen Ilmu Administrasi UI. Jadi saya rasa FIA UI ini memang dibutuhkan, tegasnya. Delly Permana, mahasiswa Ilmu Administrasi UI, turut men-dukung pembentukan FIA UI. Ia ber-pendapat selain karena perjuangan sejak lama, ilmu administrasi me-mang akan terus berkembang men-jadi disiplin ilmu yang semakin ajeg. Akhirnya, ilmu tersebut semakin memiliki inti tersendiri yang berbeda dengan FISIP UI. Delly menjelaskan bahwa ilmu administrasi niaga, negara, dan fiskal sudah menjadi suatu kebu-tuhan dan mempunyai tempatnya tersendiri dalam perbaikan dan pem-bangunan masyarakat. Hal ini menu-rutnya dapat menjadi keuntungan yang akan berguna dalam menuntas-kan persoalan bangsa Indonesia. Bayangkan saja, tiga bi-dang ilmu ini dijadikan alat untuk mengupas permasalahan-permasala-han bangsa, tidak hanya akan meng-hasilkan suatu rekomendasi yang teoritis, namun juga dapat mencapai tahap rekomendasi aplikatif, tutup Delly. (RRP/YFS/DAS)

    Tarik Ulur Fakultas Ilmu Administrasi UI

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 14 I P T E K

    Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus dilaku-kan oleh pemerintah. Salah satunya dengan memperluas akses sistem kuliah daring atau online. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT) yang diresmikan sejak April 2014 lalu menjadi buktinya.

    Sistem kuliah seperti PDITT u-mumnya sudah banyak digu-nakan oleh perguruan tinggi terkemuka di berbagai belahan du-nia. Sistem ini memungkinkan maha-siswa untuk dapat mengikuti kuliah lintas perguruan tinggi tanpa harus terdaftar sebagai mahasiswa aktif di perguruan tinggi tersebut. Awalnya, pengadaan PDITT ini dilatarbelakangi oleh Ang-ka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK-PT) di Indonesia yang belum mencapai 30%. Selain itu, layanan

    SUMBER BELAJAR BARU DALAM DUNIA MAYA

    OLEH: RAFIQAH NURRAHMI FOTO: GHAZIANI KHAIRUNNISA

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 15I P T E K

    pendidikan tinggi bermutu di Indo-nesia juga belum merata. Alhasil, diperlukan strategi khusus untuk da-pat mewujudkan hal tersebut dalam waktu singkat dan dengan biaya ter-jangkau. Untuk menunjang pro-gram PDITT ini, Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan (Kemendik-bud) bekerjasama dengan enam perguruan tinggi negeri serta swasta yakni, Universitas Indonesia (UI), In-stitut Teknologi Bandung (ITB), In-

    stitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Bina Nusantara (BINUS), dan STMIK AMIKOM Yogyakarta. Sistem registrasi yang diperlukan untuk dapat mengikuti dan memilih mata kuliah daring ini juga cukup sederhana. Calon peng-guna hanya perlu membuka portal PDITT (http://pditt.belajar.kemendik-bud.go.id), kemudian melakukan reg-istrasi akun dan mata kuliah. Khusus untuk registrasi mata kuliah oleh mahasiswa aktif di perguruan tinggi yang sudah meng-gunakan sistem pembelajaran ini, diperlukan otorisasi dari ketua pro-gram studi terkait agar perolehan kredit dapat diakui. Dalam satu mata kuliah, penargetan jumlah mahasiswa yang mengikuti mencapai 100 orang dengan 4 orang tutor. Nantinya, se-mua interaksi yang terjadi di dalam perkuliahan tersebut dilakukan se-cara online. Jadi keempat tutor terse-but akan berusaha untuk menjawab pertanyaan atau mengarahkan ma-hasiswanya secara online. Dosennya pun terkadang juga ikut mendamp-ingi tutornya, ujar Ketua Kantor Pe-layanan dan Pengembangan Sumber Daya Pembelajaran (PPSP) UI, Gatot Fatwanto Hertono, Ph.D. Sayangnya, untuk semen-tara waktu, pengguna yang dapat melakukan interaksi dengan tutor yang disediakan PDITT hanyalah ma-hasiswa aktif yang terdaftar di per-guruan tinggi penyelenggara. Dalam pembelajarannya, sumber belajar hanya dapat diun-duh dari SceLe untuk mahasiswa UI dan Learning Management System (LMS) masing-masing perguruan tinggi penyelenggara. Jadi, untuk se-mentara hanya materi kuliah terbuka yang bisa diunduh oleh mahasiswa umum. terang Gatot. Tersedianya media pemb-elajaran daring baru berbasis Massive Open Online Courses (MOOCs) yang diusung PDITT dirasa sangat bergu-na bagi mahasiswa, terutama yang membutuhkan mata kuliah tamba-han untuk menunjang studinya. Seperti yang dikatakan oleh Siti Nurfaizah, Mahasiswi Fakul-tas Ekonomi UI. Ia menilai sistem kuli-ah seperti PDITT bukanlah hal yang

    asing mengingat saat ini seluruh bidang sudah memasuki era digital, termasuk bidang pendidikan. Mahasiswa UI sepertinya sudah tidak asing dengan diskusi online atau pemberian dan pengum-pulan tugas via internet. Namun dengan adanya PDITT, sumber bela-jar menjadi bertambah karena mata kuliah yang disediakan oleh universi-tas lain belum tentu ada di universi-tas kita sendiri, ucap Siti Nurfaizah. Lain hal dengan apa yang diutarakan oleh Fadzan Dafrisyak-inta, mahasiswi Program Vokasi UI. Ia meragukan efektivitas sistem kuliah

    Sistem ini memung-kinkan mahasiswa

    untuk dapat mengi-kuti kuliah lintas per-guruan tinggi tanpa

    harus terdaftar seba-gai mahasiswa aktif di perguruan tinggi

    tersebut.

    daring mengingat masih banyaknya mahasiswa yang belum dapat me-manfaatkan fasilitas pendidikan di Indonesia. Dalam kegiatan perkulia-han saja masih banyak mahasiswa yang gemar cabut-cabutan, apalagi di kuliah online yang tidak memberi-kan interaksi tatap muka secara lang-sung, ungkap Fadzan. Saat ini, 34 dari total 50 mata kuliah dapat diakses secara dar-ing dan memperoleh sertifikat yang dapat dialihkreditkan. Dari 34 mata kuliah tadi, 7 di antaranya diseleng-garakan UI. Mata kuliah tersebut meliputi Akuntansi Keuangan, Pen-gantar Ilmu Politik, Pengembangan Perangkat Lunak, Machine Learning, Metabolisme, Advokasi Kesehatan, dan Komputasi Saintifik. (AF/DAS)

    Ilustrasi kuliah daring yang dapat dilakukan dimana saja

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 16 k e s e h ata n

    Perintah larangan terkait impor apel jenis Granny Smith dan Gala dari Bidart Bros, California, Amerika Serikat, akhir Januari lalu, datang dari Direktur Jendral Stand-ardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan. Pelarangan impor ini dis-ebabkan oleh ditemukannya 32 kasus keracunan makanan di 11 negara ba-gian Amerika Serikat. Kasus ini dis-ebabkan oleh konsumsi caramel ap-ple yang berasal dari kedua jenis apel tersebut. Kedua jenis apel tersebut diindikasikan telah terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenesis.

    Ditemui di Gedung Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Jakarta Pusat, Kamis (26/02), Suratmono, Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, menjelaskan ket-erkaitan BPOM terhadap kasus apel berbakteri ini. Suratmono menjelaskan bahwa dalam Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004, sebenarnya su-dah ada pembagian tugas dan we-wenang mengenai pangan. BPOM dalam hal ini mengurusi jenis pangan olahan sementara, contohnya pan-gan segar, seperti sayu-sayuran dan

    buah-buahan. Terkait dengan apel impor ini, BPOM ditunjuk sebagai Emer-gency National Contact Point dari International Food Safety Authorities Network (INFOSAN). Sebuah organ-isasi yang berperan untuk menerima segala informasi awal mengenai pan-gan dalam lingkup internasional. Pada 17 Januari, BPOM menerima informasi bahwa di Ameri-ka Serikat ada penarikan buah apel. Oleh karena itu, kami mencari tahu secara lengkap fakta yang terjadi di sana. Setelah itu, BPOM menginfor-masikan pada Kementerian Pertani-

    WASPADAI BAHAYA APEL BERBAKTERIAkhir januari 2015 lalu, sempat terjadi pelarangan apel impor dari Amerika Serikat oleh Pemerintah Indonesia karena mengandung bakteri yang membahayakan kesehatan. Masyarakat perlu berhati-hati dalam memilih makanan apabila ingin menjalani hidup sehat.

    OLEH: KIRANA AISYAH FOTO: DIAH DESITA

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 17k e s e h ata n

    an sebagai Competent Contact Point yang segera bergerak melakukan pengawasan jelas Suratmono.Bentuk pengawasan yang dilakukan BPOM sendiri meliputi lima kom-ponen, yaitu regulasi, manajemen, inspeksi dan sertifikasi, laboratori-um, serta komunikasi, informasi, dan edukasi. Jika ada pengaduan dari masyarakat, bisa menghubungi lay-anan online Halo BPOM di 1500533, jelas Suratmono terkait dengan per-wujudan komponen informasi dalam fungsi pengawasan BPOM. Meski begitu, Suratmono juga menghimbau masyarakat agar perlu teliti dan berhati-hati sebelum membeli. Masyarakat pun diharap-

    Keistimewaan tersebut yang mem-buat Listeria Monocytogenesis dapat terus hidup pada suatu benda, khu-susnya makanan, meski benda atau makanan tersebut diletakkan di tem-pat atau ruang yang dingin seperti Refrigerator. Sebetulnya bakteri Lis-teria ini dibagi menjadi dua kondisi yang dilihat dari segi penyebabnya. Non-invasif yang berasal dari pence-maran makanan. Sementara itu, in-vasif disebabkan oleh infeksi pada orang dengan daya tahan tubuh ren-dah dan sampai menyebabkannya menderita meningitis, ungkap Ardi-ana. Menurut Ardiana, kontami-nasi bakteri Listeria Monocytogen-esis bagi tubuh dapat berdampak fa-tal. Namun, hal tersebut hanya dapat terjadi apabila tubuh mengkonsumsi makanan yang berbakteri tersebut dalam jumlah banyak. Pada dasarnya, kadar bak-teri di setiap makanan belum tentu sama. Maka, perlu adanya uji labo-ratorium agar kadar bakteri dapat dihitung. Dalam kasus keracunan makanan, untuk mencari tahu pe-nyebabnya, yang diperiksa itu ma-kanannya. Selain itu, bisa juga dilihat dari feses si pemakan, ujar Ardiana. Senada dengan Ardiana, Suratmono menyatakan bahwa pada kasus keracunan makanan, BPOM berperan dalam menentukan pe-nyebab keracunan. Peran tersebut biasanya berupa pengujian sampel makanan dan spesimen, seperti dari sampel muntah.

    Menerapkan Pola Hidup Sehat

    Selain masyarakat harus teliti sebelum membeli makanan, pola hidup sehat juga harus diterap-kan, seperti memperhatikan keber-sihan makanan sebelum dikonsumsi. Menurut Ardiana, ada hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi kontaminasi bakteri pada makanan, khususnya dalam kasus apel berbak-teri. Listeria banyak ditemukan pada makanan segar. Maka, penting bagi kita untuk membersihkan ma-kanan tersebut. Sebenarnya agak serba salah kalau dikupas, vitamin-nya bisa hilang. Jadi, lebih baik dicuci

    dengan sampai bersih. Disarankan pula memakai sabun food grade, terang Ardiana. Ardiana menambahkan, makanan yang telah dibersihkan saja belum cukup menjamin terbunuhnya semua bakteri. Namun, setidaknya hal tersebut diharapkan dapat memi-nimalisir jumlah bakteri di dalam ma-kanan. Anjuran menjaga keber-sihan juga diterapkan oleh Khalya Karamina Siregar, Mahasiswa FISIP UI. Kita harus cerdas memilih (tem-pat yang menjual buahred) aja dan mencuci ulang sebelum dikonsumsi katanya. Selain itu, Khalya mencon-tohkan bagaimana menerapkan pola

    Keistimewaan terse-but yang membuat

    Listeria Monocytogen-esis dapat terus hidup

    pada suatu benda, khususnya makanan,

    meski benda atau ma-kanan tersebut dilet-akkan di tempat atau

    ruang yang dingin seperti Refrigerator

    Listeria banyak dite-mukan pada makanan segar. Maka, penting bagi kita untuk mem-bersihkan makanan

    tersebut. Sebenarnya agak serba salah ka-lau dikupas, vitamin-nya bisa hilang. Jadi, lebih baik dicuci den-

    gan sampai bersih.

    hidup sehat, yang berarti mengkom-binasikan antara kebutuhan olahraga dan pola makan. Pola makan yang aku terapkan lebih ke arah keseim-bangan nutrisi. Makan harus rutin, pagi, siang, dan malam, ditambah konsumsi buah di sela waktu terse-but, ujar pemilik akun indobeau-tyfit.blogspot.com ini. Pada akhirnya, Khalya me-nuturkan bahwa ketika seseorang su-dah mampu membentuk kebiasaan-kebiasaan sehat, terutama dalam hal pola makan, banyak manfaat yang diperoleh untuk menjalankan aktivi-tas sehari-hari. (KA/YFS/DAS)

    kan untuk melapor sebagai bentuk pengawasan terhadap produk ma-kanan. Pengawasannya tiga lapis, yakni masyarakat, produsen, pemer-intah. Kalau masyarakatnya tak acuh, pengawasan tidak bisa berjalan lan-car, ujar Suratmono.

    Keistimewaan Bagai Dua Sisi Mata Uang Sementara itu, ahli mikro-biologi Fakultas Kedokteran (FK) UI, Ardiana Kusumaningrum, mengata-kan bahwa pada prinsipnya, Listeria Monocytogenesis merupakan bak-teri yang istimewa karena tahan ter-hadap suhu dingin.

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 18 r e s e n s i

    Penulis mengajak kita melihat kembali peristiwa 30 Septem-ber 1965 dan Mei 1998 yang dirangkainya dari tahun 2006 hingga 2012 dalam bentuk novel. Novel yang menggunakan sudut pandang campuran ini mengisahkan saat-saat menjadi eksil, sehingga saat kita membacanya kita lupa bahwa buku ini adalah fiksi bukan Non-fiksi. Gam-baran yang pertama kali muncul dari kata eksil yaitu orang yang diasing-kan, mengasingkan diri atau dibuang. Dalam novel ini, penulis mengajak kita kembali melihat masa lalu melalui peristiwa tersebut. Pada saat itu banyak masyarakat Indonesia yang dekat, berteman, membantu, kasihan, berpihak, dan menjadi kelu-arga dengan anggota PKI yang diper-lakukan tidak adil oleh pemerintah Indonesia. Mereka dimintai keter-angan, diculik, disiksa, serta ada yang dibunuh sehingga banyak masyarakat Indonesia yang bersem-

    bunyi di celah-celah negara Indone-sia, bahkan ada yang mengasingkan dirinya keluar negeri. Begitulah gambaran betapa kerinduan yang mendalam menghinggapi sosok eksil untuk pulang kembali ke Indonesia. Cerita bermula pada tahun 1968. Awalnya, Dimas Suryo enggan untuk menggantikan Hananto pergi ke Konferensi Jurnalis Internasional di Cile dan Panking sebagai perwaki-lan dari Kantor Berita Nusantara. Namun, tanpa diduga nasib mem-buatnya menetap di Prancis bersama kawan-kawan dari Kantor Berita Nu-santara (Risjaf, Nugroho dan Tjia). Disana mereka menjalani hidup seba-gai seorang eksil politik dan bersta-tus tapol. Kesulitan hidup merantau di tanah air orang lain adalah hal yang biasa. Sayangnya, hal tersebut diperburuk dengan ditahannya visa Indonesia mereka, kecuali Risjaf yang memiliki latar belakang tidak terlalu dekat dengan PKI ataupun Lekra.

    Kerinduan akan tanah air selalu membayang-bayangi hari-hari mereka. Lihat saja Dimas yang hanya bisa mengenang Indonesia dari restoran tanah air yang ia di-rikan bersama kawan-kawannya. Se-lama 32 tahun Dimas Suryo tinggal di Prancis, tidak hentinya dia merasa rindu dengan Indonesia, terutama Surti (mantan kekasihnya dimasa lalu yang menikah dengan sahabatnya). Tokoh lain pun hadir dalam kisah ini, sebuat saja Vivienne De-veraux. Apapun yang Vivienne De-veraux lakukan untuk meyakinkan-nya bahwa Prancis adalah tempat untuk pulang, tetap tidak dapat menghilangkan kerinduan Dimas dengan Indonesia dan Surti, cintanya yang hilang. Tetapi Vivienne bukan wanita yang mudah putus asa. Vivi-enne berhasil menghadirkan Lintang Utara sebagai tempatnya untuk me-milih dan membuat Dimas setidakn-ya dapat terlepas dari masa lalunya.

    SEBUAH KISAH EKSIL POLITIK

    INDONESIA

    OLEH: MESEL GHEA

    Judul : Pulang

    Penulis : Leila S. Chudori

    Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

    Tahun Terbit : Desember 2012

    Tebal : 464 halaman

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 19R E S E N S I

    Perpaduan sempurna dari Dimas dan Vivienne yang menga-lirkan dua darah yang mengalir di tubuh Lintang Utara, Indonesia dan Prancis. Hal ini yang membuat Lin-tang Utara kecil selalu berseman-gat ketika ayahnya dan om-om dari restoran tanah air (Risjaf, Tjia, dan Nugroho) bercerita tentang Indone-sia. Namun, Lintang dewasa lebih memilih untuk menenggelam-kan dalam-dalam memori tentang Indonesia. Dia seakan lupa bahwa ia diwarisi darah Prancis dan Indonesia. Ada alasan tentang Indonesia yang membuat orang tuanya bercerai. Ketika ia sedang dalam masa tugas skripsinya di Universitas Sorbonne bidang sinematografi. Ia dituntut untuk mengambil topik tentang ke-luarga eksil tahanan politik PKI tahun 1965 oleh dosen pendampingnya. Pada akhirnya, Lintang harus berani menerima kenyataan. Ia harus ke Jakarta! Jakarta tahun 1998 yang sudah jauh berubah dari tahun 1965 kini ada dihadapan Lin-tang, tanah airnya sendiri. Berbagai

    peristiwa ia alami selama di Indone-sia. Lintang juga menjadi saksi mata tentang salah satu peristiwa besar dalam panggung sejarah Indonesia, yaitu Reformasi Mei 1998 yang men-jatuhkan rezim Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Novel ini sangat menarik untuk dibaca. Proses panjang masa-masa kelam Indonesia terangkum di dalam novel ini. Kelebihan novel ini adalah bahasa yang mudah dipaha-mi dipadu dengan kata dan kalimat metafora. Selain itu, plot yang kom-plit, dari awal cerita, klimaks dan juga akhir cerita. Tokoh yang disajikan be-gitu hidup sehingga kita seperti terli-bat dalam pergolakan didalamnya. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti memudahkan bagi pembaca awam tanpa mengu-rangi bobot kompleksitas nilai yang hendak disampaikan penulisnya. Cukilan kisah tokoh-tokoh pewayan-gan Jawa dan sisipan kisah saling si-lang percintaan pun menjadi pemikat tersendiri bagi pembaca. Namun, novel ini sempat membuat pembaca bingung den-

    gan sudut pandang campuran yang kurang tersusun secara menyeluruh. Sangat disayangkan bagi pembaca dibawah umur. Hal ini disebabkan di dalam novel ini juga ada beberapa bagian yang terlalu dewasa peng-gambaranya dan terlihat tabu. Diluar hal tersebut, novel ini lebih mirip dengan memor diband-ingkan dengan fiksi. Akibatnya, pem-baca sering terbawa suasana dalam novel ini dan melupakan bahwa keny-ataan nya novel ini adalah fiksi. Penggambaran cerita tragedi berdarah dalam kehidupan dua generasi, Dimas Suryo dengan Lintang Utara, membuat novel ini patut dipertimbangkan untuk dibeli. Selain itu, novel ini cocok bagi gen-erasi muda Indonesia yang hendak membuka diri memahami sejarah bangsanya secara utuh dalam kon-teks novel atau buku fiksi. (RF/DAS)

    OLEH: MESEL GHEA

  • g e r b ata m a 7 6 / / 0 3 - 2 0 1 5 20 o p i n i f o t o

    KETIKA UI MENJADI PILIHAN UNTUK BERAKHIR PEKANMUHAMMAD FACHRIZAL HELMI