Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

24
gerbatama 71 // 71 edisi JULI 2014 Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis ini UI ! MENUNGGU REKTOR BARU Produk BO Pers Suara Mahasiswa UI

description

Setelah tertunda karena ketidakjelasan status hukumnya, Pemilihan Rektor (Pilrek) kembali dimulai di paruh ke-2 tahun ini. Bagaimana geliat mahasiswa dalam menyambut pilrek tahun ini? Selengkapnya baca di Gerbatama: Ini UI edisi 71.

Transcript of Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

Page 1: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

71edisi

JULI2014

Unduh Gerbatama Digital di www.suaramahasiswa.com // Twitter @sumaUI // Gratis

ini UI !

MENUNGGUREKTOR BARU

Produk BO Pers Suara Mahasiswa UI

Page 2: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

Page 3: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

Sejak diterapkannya otonomi perguruan tinggi, posisi rektor memegang peranan yang penting, begitu juga dengan keberadaan Majelis Wali Amanat (MWA) dan Senat Akademik. Ketiga lembaga inilah yang menjalankan perguruan tinggi berbadan hukum di Indonesia.

Selain membutuhkan para manusia dengan minat pada disiplin keilmuan yang tinggi, UI sebagai kampus riset membutuhkan manajemen keuangan dan administrasi yang tepat. Kisruh di UI beberapa tahun lalu membuktikan: iklim keilmuan terganggu. Oleh karena itu, rektor, sebagai orang yang memimpin pengelolaan kampus, memegang posisi yang penting untuk menjaga agar UI berada di jalur yang tepat.

Setelah tertunda karena ketidakjelasan status badan hukum, pemilihan rektor akan digelar di tahun 2014 ini. Maka dari itu, sebagai mahasiswa, kita harus mengawal jalannya pemilihan agar orang yang tepatlah yang terpilih.

Pemimpin Redaksi Syamsul Bahri Fikri Redaktur Artistik Dian Pratiwi, Nova Marina Sirait Redaktur Foto Hana Maulida Redaktur Riset Muhammad Ginanjar Reporter Rosi Sofiya F.A, Roni Rezky, Melati S. Paramita, Miranda Olga, Kianti Azizah Fotografer Rachmad Qorib, Mohammad Toha Santoso, Raudha Ilmi F. Peneleti dan Pengembang Gema Nasution, Mesel Ghea Desain Tata Letak Nadya Noor Zahwa, Antonio Beniah H. Sirkulasi Tim SUMA UI

e d i s i j u l i 2 0 1 4

e d i t o r i a l

KONTEN

Sketsa

Laporan Utama:Menunggu Rektor Baru.4

7

10

14

Kesehatan:Mencegah Penyakit

di Musim Pancaroba 22Riset:Perpustakaan Universitas Indonesia

23

8Opini Tulisan:Pemilihan Rektor Universitas Indo-nesia: Satu Momentum Perubahan

12

Sosok:Muhammad Anis

17Teknologi:Waspadai Pencurian Password di SIAK-NG

“Penerobosan kegelapan adalah tugas setiap terpelajar untuk menyambut masa-depan

yang cerah, dan sekolahan tidak mengajarkan itu.”

- Pramoedya Ananta Toer

SURAT NYATA

‘‘

Infografis:Kos Sekitar UI

Laporan Khusus: Pembedaan Status

Buat IKM UI Tidak Inklusif

Page 4: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

l a p o r a n u ta m a04

Sempat tertunda karena ketidakjelasan aturan hukum penyeleng-garaannya, akhirnya pemilihan rektor (pilrek) menemukan titik-cerahnya setelah Statuta UI disahkan beberapa bulan yang lalu. Bagaimana perkembangan pilrek kini? Dan apa yang membuat pilrek tahun ini berbeda?

MENUNGGU REKTOR BARU

OLEH : ROSI SOFIYA F. A. DAN RONI RESKYFOTO: RACHMAT QORIB

Spanduk besar propaganda Prof. Ethor di Stasiun UI

Page 5: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

l a p o r a n u ta m a 05

Sebelum itu, perlu diketahui, pilrek tahun 2012 diawali saat Majelis Wali Amanat (MWA) UI

membentuk Panitia Khusus (Pansus) Pilrek beberapa bulan sebelum bera-khirnya masa jabatan rektor UI, Gu-milar R. Soemantri, pada 14 Agustus 2012. Pansus dibentuk untuk men-jalankan proses terpilihnya rektor definitif yang baru. Di tengah proses pilrek saat itu, Pengadilan Tata Usaha Ne-gara (PTUN) mengeluarkan putusan sela. Putusan itu merupakan buah dari gugatan yang dilayangkan oleh Paguyuban Pekerja UI terhadap lan-dasan hukum dibentuknya tim tran-sisi untuk menentukan Senat Aka-demik Universitas (SAU) dan MWA. Putusan sela itu mengharuskan se-mua yang terkait dengan pokok gu-gatan harus dihentikan sementara. Dengan alasan mematuhi hukum, pansus pilrek menunda pros-es pemilihan. Namun selama bebera-

pa kali, mencuat kabar bahwa pihak penggugat mencabut gugatannya. Tapi karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) se-bagai tergugat satu dan tim transisi UI sebagai tergugat dua tidak men-erima pencabutan gugatan, akhirnya, pada 12 September 2012, keluar pu-tusan utama bahwa materi gugatan diterima oleh PTUN. Alhasil, penye-lenggaraan pilrek dihentikan.. Padahal ketika itu sudah ada beberapa nama yang mendaftar-kan diri sebagai calon rektor, bahkan sudah melakukan rangkaian kampa-nye. “Meskipun persiapan pilrek kala itu sudah matang, kita harus tetap patuh dengan putusan pengadilan,” ujar Kurnia Toha, anggota MWA UI Unsur Dosen. Tak sampai di situ, tergugat meminta banding agar putusan bisa ditawar, serta berharap menemukan titik islah dan kesepakatan agar UI tidak harus menanggung lama keti-adaan rektor definitif. Akan tetapi, upaya yang dilakukan tak membawa hasil. Maka dari itu, untuk mel-anjutkan proses pilrek, pansus harus menunggu landasan hukum yang baru. Landasan hukum baru itu ada-lah statuta, aturan menyeluruh ten-tang tata-kelola UI sebagai badan hukum, yang di dalamnya terdapat aturan mengenai pilrek. Sambil menunggu statuta baru, kekosongan kepemimpinan UI diserahkan kepada Djoko Santoso se-bagai Pejabat Sementara (Pjs) Rektor UI pada 14 Agustus 2012. Djoko San-toso adalah pejabat eselon I di Kem-dikbud, yakni sebagai Direktur Jen-deral Pendidikan Tinggi Kemdikbud. Penetapan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sesuai dengan per-mintaan Majelis Wali Amanat (MWA) UI, yang meminata Mendikbud me-milih PJS Rektor dari pejabat eselon I dari lingkungannya. Akan tetapi, Djoko San-toso tidak dapat menjalankan tu-gasnya lagi karena kesibukannya di Kemendikbud. Akhirnya, berdasar-kan Surat Keputusan MWA No 003/SK/MWA-UI/2013, Muhammad Anis, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Pelaksana Har-

ian (Plh) Rektor, ditetapkan menjadi Pejabat (PJ) Rektor UI, yang men-jalankan tugas rektor sampai terpil-ihnya rektor baru. Pengangkatan Muham-mad Anis sebagai Pejabat Rektor ini telah sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) UI pasal 40, yang menyebut jika rek-tor berhalangan tetap, maka Senat Akademik Universitas (SAU) dapat mengusulkan kepada MWA untuk mengangkat wakil rektor menjadi PJ Rektor. Barulah, setelah disahkan-nya Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) dan setahun setelahnya disusul dengan pengesahan PP No.68 tentang Statuta UI, maka pil-rek yang dua tahun lalu dihentikan akan segera dilaksanakan selambat-lambatnya setahun setelah statuta itu disahkan. Sekaranglah saatnya UI bersiap menggelar ritual pemilihan rektor definitif 2014-2019.

Keterlibatan Mahasiswa dalam Pilrek Salah satu keputusan dalam rapat Pansus Pilrek MWA UI adalah untuk pertama kalinya maha-siswa terlibat dalam penjaringan dan penyeleksian calon rektor dalam pil-rek periode ini. Perwakilan mahasiswa akan masuk dalam Panitia Penjarin-gan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR), yang bertugas untuk men-gidentifikasi dan merekomendasi sejumlah nama calon rektor kepada Majelis Wali Amanat (MWA) untuk dipilih. Penjaringan calon akan dilakukan secara terbuka, siapa pun bebas mendaftar, asal sesuai syarat. Setelah nama-nama calon rektor ter-kumpul, akan dijaring setidak-tidakn-ya 25 orang, dan dari 25 orang ini, akan disaring lagi menjadi 7, kemu-dian dikerucutkan menjadi 3 nama. Tiga nama inilah yang kemudian dis-erahkan ke MWA untuk dipilih. “Di MWA kita ada pen-yaringan lagi dari 7 menjadi 3 dan dari 3 ke 1 itu namanya penetapan.Timeline-nya akan disahkan tanggal 3 Juli, yang jelas pelantikan rektor akan dilaksanakan pada tanggal 10 Okto-

Page 6: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

l a p o r a n u ta m a06ber 2014 agar tidak melebihi statuta yaitu 13 Oktober,” tutur Mohammad Amar, anggota MWA UI Unsur Maha-siswa (MWA UI UM) Jumat (20/6) lalu. Selain dalam P3CR, per-wakilan mahasiswa juga akan terga-bung dalam kelompok kerja (pokja), yaitu tim khusus yang dibentuk untuk membuat konsep pemilihan. Namun, mereka hanya mendukung dan men-gawasi kinerja dari MWA. Satu peran besar maha-siswa dalam pilrek ini, menurut Amar, adalah dengan turut sertanya maha-siswa dalam menilai penyaringan dari 25 ke 7 calon, karena dalam tahapan-nya akan ada penilaian dari seluruh sivitas. Maka dari itu, terdapat pro-gram Halo Pilrek yang akan mengem-bangkan isu dan mengajak pelibatan sivitas akademika, terutama maha-siswa, dalam mengawal pilrek. “Halo Pilrek bukan milik MWA tapi milik mahasiswa UI. Dalam gerakan itu, terdapat kajian maupun pembimbingan isu, bahkan hingga terakhir akan ada debat publik yang diselenggarakan tanggal 6 Oktober,” ujar mahasiswa Fakultas Hukum an-gakatan 2010 itu. Lebih lanjut, Amar men-gaku baru mulai menyebarkan infor-masi tentang pilrek ini melalui Prof. Ethor, yaitu ikon yang dibuat MWA UI UM untuk melakukan sosialisasi ke-pada mahasiswa. Selanjutnya, infor-masi tentang pilrek akan disampai-kan MWA UI UM melalui dua kanal, pertama lewat Twitter melalui akun @prof_ethor dan @mwauium, serta situs-jejaring MWA UI UM dan Halo-pilrek. Namun, rupanya sosial-isasi yang dilakukan MWAdan Pokja Pilrek ini masih dirasa kurang oleh Afifa Dzikira, mahasiswa Antropologi 2013. Ia mengaku familiar dengan ikon Prof. Ethor namun belum meng-etahui tentang mekanisme dan ket-erlibatan mahasiswa dalam pilrek tahun ini. “Bagus kalau memang ada perwakilan mahasiswa yang turut andil dalam proses pemilihan rektor kali ini. Namun dari perwakilan itu, gue kurang begitu yakin. Dalam pros-es penyaluran aspirasi saja, gue masih bingung itu sistemnya gimana,” ucap mahasiswa yang akrab disapa Afi ini. Berbeda dengan Afi, Arung Srikandi, meskipun agak ragu, maha-siswa Vokasi Komunikasi ini mengaku

telah banyak melihat usaha yang di-lakukan MWA UI UM dan Pokja Pilrek terkait penampungan aspirasi maha-siswa. “Gue belum terlalu yakin, sih, tapi dari kuesioner yang sudah pernah dibagikan oleh MWA terkait sosok rektor seperti apa yang diingin-kan mahasiswa, bisa dikatakan MWA mewakili pilihan mahasiswa se-UI,” tutur Arung.

Rektor Seperti Apa? Dalam Statuta UI, dinyata-kan bahwa rektor adalah organ atau pimpinan UI yang menyelenggara-kan sekaligus mengelola UI sebagai organisasi berbadan hukum. Dalam UU Dikti, dinyatakan pula bahwa kini tujuh Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), di mana UI salah satunya, memiliki aspek-aspek oto-nomi yang menjadikannya lebih man-diri dari campur tangan pemerintah. Meski dengan pengawasan dan re-komendasi oleh Majelis Wali Amanat (MWA) yang memiliki fungsi khusus untuk mengawasi kinerjanya, Rektor tetap memiliki peran besar dalam menentukan arah kebijakan UI. Universitas Indonesia tel-ah dua tahun tidak memiliki rektor definitif. Menurut Amar, MWA Un-sur Mahasiswa, saat ini kewenangan rektor memang dimilki PJ namun PJ itu sementara bukan rektor definitif, sehingga hal itu berpengaruh pada kewibawaan UI. “Selagi itu masih ada PJ, perpektif publik terhadap (masalah) di UI belum beres-beres. Untuk in-ternalnya (sudut pandang publik ter-hadap sivitas—red), pengakuan dari sivitas UI termasuk para dekan akan lebih kuat karena adanya rektor,” jawab Amar ketika ditanya seberapa penting Rektor untuk UI. Rektor yang terpilih nanti akan mempengaruhi kebijakan Ren-cana Pembangunan Jangka Pan-jang (RPJP), yang akan menentu-kan halauan UI selama 20 tahun ke depan. Tidak hanya itu, setelah RPJP tersusun, rektor baru bersama MWA harus membuat Rencana Strategis (Renstra) lima tahunan, yang men-gacu ke RPJP dan Kebijakan Umum. “Ada beberapa perbedaan peran rektor, namun tidak terlalu signifikan. Terkait penyusunan RPJP, saya kira akan bagus apabila melibat-kan sebanyak mungkin organ yang

ada di UI, dan kemudian kita putus-kan seperti apa UI kedepan,” ujar Kur-nia Toha memberi saran untuk kebija-kan rektor selanjutya. Sementara itu, pokja pilrek telah memetakan dan membuat kaji-an tentang tiga besar permasalahan UI. Ketiganya antara lain biaya pen-didikan, pembangunan, dan tata kelo-la UI. Biaya pendidikan, Amar menga-takan, berkaitan dengan bagaimana cara menoptimalkan sesuai dengan amanat statuta, yang mengatakan bahwa sekurang kurangnya 20% ma-hasiswa harus berasal dari kurang mampu tapi berprestasi. Sedangkan dalam hal pem-bangunan, pokja pilrek mengkaji un-tuk memprioritaskan pembangunan dalam hal fisik saja. Pokja pilrek juga, seperti diakui Amar, sedang mem-buat konsep tata kelola UI. “Tanggal 27 Juni ini, 3 kajian di masing-masing bidang akan tuntaskan, kita olah atau kita akan gorenglah bareng bareng dengan mahasiswa lainnya,” ujar Amar. Tidak beda jauh dengan MWA dan Pokja Pilrek, Arung Srikan-di mengungkapkan harapannya un-tuk rektor baru. Mahasiswi angkatan 2013 itu mengharapkan agar pem-bangunan dan tata kelola keuangan UI agar lebih diperhatikan. “Terkait calon rektor baru yang akan memimpin UI dengan sta-tus PTN-BH, semoga pembangunan dan tata kelola keuangan UI semakin membaik dan tidak memberatkan berbagai pihak, di sini berarti maha-siswa. Pokoknya jangan sampai kita salah pilih rektor,” ujar Arung. Selain itu, Kurnia Toha mengharapkan agar dalam pemilihan rektor kali ini, dosen ikut mengam-bil peran dalam pengawasannya. “Dosen harus peduli pilrek dengan memberi masukan atau mendorong orang yang menurut mereka bagus untuk menjadi rektor,” tutur dosen FH UI ini. “Hakekatnya pendidikan itu adanya di fakultas. Menurut saya, rektor yang akan datang itu harus konsentrasi mendorong fakultas-fakultas itu untuk maju dan berani menjanjikan program-program konk-ret,” tutur Kurnia Toha, harapannya untuk rektor UI yang baru nanti.***

Page 7: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

s k e t s a 07

OLEH : ANTONIO B.S

Page 8: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 08 O P I N I

PEMILIHAN REKTORUNIVERSITAS INDONESIA: SATU MOMENTUM PERUBAHAN

OLEH : DAYA CIPTA S, KEPALA DIVISI KAJIAN KEBIJAKAN BADAN KELENGKAPAN MWA UI UNSUR MAHASISWA

GERBATAMA 71 // 07-2014

Page 9: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 09O p i n i

Pilrek Universitas Indonesia akan diselenggarakan di tahun ini, 2014, apabila mengacu pada

Statuta UI Bab X Ketentuan Per-alihan, Pasal 83 ayat 5. Dalam pasal tersebut, dicantumkan bahwa “Pe-milihan Rektor sesuai dengan Peratu-ran Pemerintah ini dilaksanakan oleh MWA paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini mu-lai berlaku”. Statuta ini mulai berlaku sejak tanggal 14 Oktober 2013. Terhi-tung satu tahun adalah sampai tang-gal 14 Oktober 2014 paling lambat UI menyelenggarakan Pemilihan Rektor.

Tetapi, tentu tidak ada lagi alasan untuk menunda Pemilihan Rektor, mengingat tahun lalu alasan penundaan karena Statuta UI be-lum kunjung juga disahkan. Statuta UI kemarin belum disahkan, karena peraturan di atasnya Undang-undang Perguruan Tinggi (UU PT) terkena proses judicial review. Alhasil, sejak rektor UI periode 2007-2012 Prof. Der. Soz Gumilar Rusliwa Sumantri habis jabatannya, UI tidak mempun-yai rektor definitif. Ketika gugatan UU PT ditolak, UU PT sah dan tidak lama Statuta juga disahkan.

Mengapa perlu menunggu ‘adanya’ Statuta UI untuk mengada-kan Pemilihan Rektor? Karena, me-kanisme pemilihan tercantum dalam Statuta tersebut. Pun, Statuta UI adalah landasan hukum yang menjadi kerangka tata kelola UI pada masa otonomi. Tentu, terdapat perubahan dalam sistem university governance, dari sebelum otonomi ke sesudah otonomi. Me nteri tidak lagi menjadi otoritas tertinggi dalam penyeleng-garaan universitas, mengacu pada prinsip otonomi artinya terdapat pen-delegasian wewenang dari pemer-intah ke internal universitas. Karena itulah diperlukan institusi board of trustee untuk menjaga check and bal-ances universitas. Di perguruan tinggi yang otonom di Indonesia, board of trustee disebut Majelis Wali Amanat (MWA). MWA mempunyai otoritas tertinggi dalam penyelenggaraan universitas, karena MWA UI yang ber-hak mengangkat dan memberhenti-kan rektor.

Terminologi ‘mengangkat’ rektor dalam artian MWA mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan pemilihan rektor. MWA akan mem-bentuk panitia pemilihan Rektor yang akan menjaring dan menyeleksi calon rektor. Tahun lalu, sebelum akhirnya Pemilihan Rektor ditunda, sudah ter-dapat 23 bakal calon rektor. Tetapi, berdasarkan perkembangan terakhir dari rapat Panitia Khusus (Pansus) Pilrek di MWA UI, di mana MWA UI Unsur Mahasiswa Moh Amar Khaerul Umam menjadi salah satu anggot-anya, tahun ini rangkaian Pilrek akan mengulang prosesnya dari awal. Art-inya, calon-calon tahun lalu sudah ‘tidak terpakai’ lagi.

Pilrek dan Keterlibatan Mahasiswa

Mengapa kemudian momen Pilrek menjadi penting bagi kita mahasiswa UI? Marilah berangkat dari permasalahan terkecil, barang-kali yang kita sering hadapi sehari-hari sebagai mahasiswa terhadap pe-nyelenggaraan kegiatan akademis di UI. Kemudian kita dapat beranjak ke persoalan fakultas, lalu ke yang lebih besar persoalan UI. Rektor merupa-kan pemimpin penyelenggaraan uni-versitas, baik dari segi akademik dan non-akademik. Sederhananya, arah kebijakan yang akan dibentuk oleh rektor tentu akan mempengaruhi kepentingan mahasiswa UI dalam lingkup sempit, dan calon-calon ma-hasiswa yang akan kuliah di UI dalam lingkup yang lebih luas. Kepentingan mahasiswa tentulah yang berkaitan bagaimana mahasiswa dapat den-gan mudah mengakses sumber daya pembelajaran yang disediakan uni-versitas, tanpa pembedaan.

MWA UI UM adalah per-wakilan mahasiswa dalam lembaga tertinggi universitas, yakni MWA UI. Artinya, segala yang diaspirasikan oleh MWA UI UM mestinya adalah aspirasi yang merupakan refleksi dari seluruh mahasiswa UI. Posisi MWA UI UM adalah sebagai agregator, yaitu penyampai aspirasi mahasiswa terkait kebijakan kampus, dan seba-gai pemegang fungsi transparansi yang menyampaikan proses kebija-kan yang tengah berlangsung kepada

konstituennya. Artinya, MWA UI UM adalah perwakilan mahasiswa yang terdekat dengan proses perumusan kebijakan. Termasuk, menjalankan fungsinya dalam menyampaikan aspirasi mahasiswa saat momen pe-milihan rektor, dari pra (perumusan sistem, perumusan kepentingan) hingga pasca (pengawalan kebijakan rektor).

Tetapi, tentu saja MWA UI UM tidak dapat bergerak sendiri, ka-rena begitu banyak persoalan di UI termasuk di tingkat mikro fakultas. MWA UI UM, dengan jajaran badan kelengkapannya, untuk memaksimal-kan fungsinya sebagai wakil maha-siswa, akan menjadi motor pengger-ak dalam momen pemilihan rektor bersama-sama dengan seluruh maha-

siswa UI. Dengan beraneka persoalan yang dihadapi mahasiswa tentang UI, berbagai kepentingan tersebut akan terefleksikan dalam satu gerakan di momen pemilihan rektor UI.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Pilrek di Universitas In-donesia, mahasiswa dilibatkan dalam panitia penjaringan dan penyaringan calon rektor (PPPCR). Hal ini diusul-kan oleh MWA UI UM beserta jajaran badan kelengkapannya. Ini adalah awalan yang baik bagi mahasiswa un-tuk mengawal pemilihan rektor. Ger-akan untuk Pemilihan Rektor tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk membicarakannya, sejak hari ini.***

“MWA UI UM adalah perwakilan mahasiswa yang terdekat dengan

proses perumusan kebijakan”

Page 10: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 10 s o s o k

OLEH : ROSI SOFIYA F. A. FOTO: MUHAMMAD TOHA SANTOSO

Muhammad Anis, sudah menjadi pejabat struktural selama 22 tahun, kini me-megang jabatan tertinggi di UI sejak kisruh kelemba-gaan beberapa tahun lalu. Mengaku hanya ingin jadi dosen.

22 TAHUN MENGABDI UNTUK UI

Ketika pemilihan rektor tahun lalu diselenggarakan, ia sama sekali tidak berminat mengiku-

tinya. Namun proses pemilihan rek-tor tak kunjung selesai, rektor baru belum terpilih sementara Pejabat Sementara (Pjs) Rektor UI Djoko San-toso sibuk di kementerian. Ia, yang saat itu menjabat sebagai wakil rek-

tor, akhirnya ditunjuk menggantikan pejabat tunjukan pemerintah itu. Jumat siang (13/6), ketika ditemui di ruang rapat rektor UI, Mu-hammad Anis sedang di tengah kes-ibukannya, duduk bergelut dengan kertas. Pejabat Rektor Universitas Indonesia ini kemudian merapikan kertas-kertasnya, dan dengan hati-ha-

ti menanggalkan kacamatanya, me-naruh di atas meja. Ia mulai berbagi dari pengalaman pendidikannya. Muhammad Anis, yang sehari hari dipanggil Anis, lahir 26 Juni 1957 dan dibesarkan di Jakarta. Ia menyelesaikan SD dan SMP di Yayasan Perguruan Cikini Jakarta dan SMA di SMA Negeri 4 Jakarta pada ta-

Page 11: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

s o s o k 11

22 TAHUN MENGABDI UNTUK UI

“Pengabdian Anis di UI sejak lulus menjadi doktor telah banyak

didedikasikannya pada area struktural selama 22 tahun. Men-

urutnya, jabatan yang selama ini ia terima merupakan sebuah

amanah.”

hun 1976. Sejak kecil Anis bercita-cita ingin jadi insinyur dan setelah lulus SMA, melanjutkan pendidikan di Ju-rusan Metalurgi Fakultas Teknik (FT) UI pada tahun 1977. Mengawali karir menjadi staff pengajar di Jurusan Metalurgi FT UI, pria berumur 57 tahun ini mel-anjutkan pendidikannya ke Inggris, mengambil master dan doktoral bi-dang Metalurgi, dan akhirnya lulus pada November 1991. Sekembalinya Anis dari studi, mulai Januari 1992, Anis ditugaskan oleh Dekan FT UI saat itu untuk menjadi tim pendirian Pascasarjana FT UI. Dari situ karirnya terus naik, hingga tahun 2012 ia men-jabat sebagai Wakil Rektor I UI. Pengabdian Anis di UI sejak lulus menjadi doktor telah banyak didedikasikannya pada area struk-tural selama 22 tahun. Menurutnya, jabatan yang selama ini ia terima merupakan sebuah amanah. “Saya hanya ingin jadi dosen,” katanya. Anis menyampaikan bahwa selama masa kepemimpinan-ya ia menganalogikan telah memban-gun pondasi sebagai tumpuan “tiang pancang” yang akan dibangun oleh rektor selanjutnya. “Karena saya transisi, se-lama masa kepemimpinan ini, saya membangun pondasi supaya siapap-un yang menjadi rektor nantinya bisa melaksanakan apa yang menjadi visi misi dan rencana kerjanya. Pondasi untuk menjadikan UI on the track, se-hingga tiang pancang langsung bisa dilakukan oleh siapapun rektornya. Mungkin enam lantai atau sepuluh lantai, ya sudah kita siapkan. Kira-kira begitu,” tutur Anis.

Ibaratkan musik, pria yang gemar olahraga ini memosisikan di-rinya, pejabat rektor, sebagai penga-tur irama agar musiknya enak diden-gar. Tapi sebetulnya yang paling berperan menurutnya adalah pemain musik itu sendiri, yaitu mahasiswa yang berprestasi dan dosen yang menjalankan tugasnya dengan baik. “Eksekutif dan tenaga kependidikan itu hanya melayani agar orkestranya menjadi merdu. Dan itu yang saya jalankan,” imbuh pria yang pernah menjadi anggota Senat FTUI selama 4 periode ini (1993-2006). Tahun 2014, seperti biasa, UI menerima ribuan mahasiswa baru. Menurut Anis, di perguruan tinggi, seorang mahasiswa harus menggali potensinya agar terus berkembang. Ketika di SMA/SMK siswa kebanyakan menganggap sekolah sebagai sebuah rutinitas. “Hal tersebut harusnya su-dah tidak dilakukan lagi di bangku kuliah, menurutnya, karena UI telah menyiapkan sarana dan fasilitas untuk membantu memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki maha-siswanya. “Mahasiswa Universitas Indonesia adalah calon-calon pem-impin yang akan berkiprah dengan persaingan ketat. Jadikan masa kuli-ah sebagai tempat menggali potensi untuk mewujudkan mimpi, bukan hanya sebagai rutinitas. Jadilah anak bangsa yang punya peran masing-masing,” ucap pria yang sempat men-jadi Direktur Pendidikan UI periode 2003-2007. Pada tahun 2012 terjadi konflik di dalam internal UI. Jabatan rektor Gumilar Rusliwa Somantri

berakhir pada bulan Agustus 2012. Posisi Rektor UI untuk sementara diserahkan kepada pejabat eselon I Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan, Djoko Santoso. Hingga pada bulan Mei 2013, berdasarkan Surat Keputu-san MWA No 003/SK/MWA-UI/2013, Muhammad Anis yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bi-dang Akademik dan Kemahasiswaan dan Pelaksana Harian (Plh) Rektor ditetapkan menjadi Pejabat Rektor UI yang bertugas sampai terpilihnya rektor UI definitif. PJ rektor UI akan melaksanakan tugas dengan ke-wenangan penuh, fungsi, serta tang-gung jawab sebagaimana rektor UI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses penjaringan dan pendaftaran calon rektor UI definitif rencananya dimulai pada bulan Agus-tus 2014. Panitia Khusus Pemilihan Rektor MWA UI menargetkan bulan Desember tahun ini rektor baru UI sudah terpilih. Muhammad Anis menye-butkan dua kriteria harapannya un-tuk rektor baru, yaitu seseorang yang tidak berafiliasi dengan partai politik dan yang berkomitmen untuk mem-bangun UI selama lima tahun. “Seseorang yang tidak be-rafiliasi dengan partai politik, dan yang berkomitmen untuk memban-gun UI. Tidak menjadikan UI sebagai jembatan untuk naik ke jabatan yang lebih tinggi lagi. Jadi komitmennya betul-betul untuk UI selama lima ta-hun,” kata Anis.***

Page 12: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

Kukel adalah lokasi kosan yang terletak di sekitar Kantor Kelu-rahan Kukusan. Lokasi sangat dekat den-gan Gedung Program Vokasi. Per-jalanan menuju Vokasi bisa ditempuh dalam waktu sekitar 5 menit. Un-tuk menuju fakultas lain sebaiknya menggunakan bikun, spekun, atau ojek. Pada pukul 23.00 wib, ger-bang motor Kukel di tutup. Sehing-ga, bila kamu membawa motor, cara untuk sampai ke Kukel adalah keluar lewat Gerbatama dan memutar ke Srengseng Sawah atau ke Jalan Nu-santara.

Asrama UI adalah fasilitas resmi Kampus UI yang diperuntuk-kan bagi Mahasiswa baru UI (semes-ter 1 dan 2) untuk semua jenjang dan program. Namun, biasanya setelah 2 semester pertama habis, mahasiswa bisa memperpanjang masa tinggal-nya sesuai dengan kebijakan dari pengurus asrama. Fasilitas: Tempat tidur, lemari pakaian, meja belajar, WC di luar, WiFi UI, Kantin Asrama, dan ATM Center.

Kutek adalah daerah ko-san yang terletak di Belakang UI dan berdekatan dengan Fakultas Teknik dan Ekonomi. Perjalanan menuju kampus bisa ditempuh dengan berja-lan kaki selama 5-10 menit. Harga Kosan dan makan relatif lebih murah dibandingkan dengan barel. Jarang ada kosan yang menetapkan jam malam. Pada pukul 23.00 wib, ger-bang motor Kutek di tutup. Sehing-ga, bila kamu membawa motor, cara untuk sampai ke Kutek adalah keluar lewat Gerbatama dan memutar ke Srengseng Sawah atau ke Jalan Nu-santara.

KUKUSAN KELURAHAN KUKUSAN TEKNIK ASRAMA UI1 2 3

KOSSEKITAR

UI

12 I N F O G R A F I S

OLEH : MUHAMMAD GINANJARINFOGRAFIS : NADYA ZAHWA

Page 13: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

Kober dan Mahali adalah lokasi kos – kosan yang terletak di seberang jalan Margonda. Memben-tang dari Gerbang Selamat Datang di Depok, sampai ke Apartemen Mar-gonda Residence. Lokasi dekat dengan FH, F.Psi, FISIP, FIB, dan Fasilkom. Per-jalanan dari kosan ke kampus bisa ditempuh dalam waktu 10-20 menit namun harus melintasi Jalan Mar-gonda. Jarang ada kosan yang menerapkan jam malam. Banyak warkop dan warung yang buka 24 jam di sini.Tingkat keamanan kurang baik, sempat terjadi beberapa kasus kehilangan di kober.

Barel (Balik Rel) adalah lokasi kos-kosan yang membentang dari belakang Stasiun UI sampai Kam-pus Gunadarma Pondok Cina. Lokasi sangat dekat den-gan FH, F.Psi, FISIP, FIB, dan Fasilkom. Perjalanan dari kosan ke kampus bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam waktu kurang dari 10 menit. Kebanyakan Kos-kosan di Barel menerapkan jam malam (11-12). Ada warteg yang buka 24 jam di sini.

Pondok Cina adalah dae-rah kos-kosan yang terbentang dari Stasiun Pondok Cina hingga Detos baik yang tidak menyeberang Jalan Margonda maupun yang menye-berang Jalan Margonda. Lokasi dekat dengan RIK, FKM, Farmasi, dan FIK. Perjalanan dari kosan ke kampus bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam waktu 5-20 menit. Bila kamu anak FMIPA, lebih baik menggunakan bikun atau spe-kun. Hati – hati bila menye-berangi rel kereta di belakang Detos karena tidak ada portal atau penjag-anya

KOBER DAN MALAHI 4 BAREL (BALIK REL) 5 POCIN (PONDOK CINA) 6

KUKUSAN KELURAHANKisaran harga

(ribu)Fasilitas

150 - 300Kamar mandi luar, tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan listrik

300 - 800Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, tidak ada biaya tambahan untuk listrik (sebagian ada)

> 800Sama seperti sebelumnya, namun ditambah AC.

KUKUSAN TEKNIKKisaran harga

(ribu)Fasilitas

300 - 800Kamar mandi dalam (sebagian kecil ada yang di luar), tempat tidur, meja belajar, tidak ada biaya tambahan listrik (sebagian kecil ada), dan sebagian ada WiFi

> 800Sama seperti sebelumnya, namun ditambah dengan AC. Sebagian memiliki fitur tambahan seperti Kunci Pintu pakai kartu.

ASRAMA UIKisaran harga

(ribu)Fasilitas

200 Kamar berukuran kecil

300 Kamar berukuran besar yang hanya tersedia untuk pria

900 Kamar ber-AC

KOBER DAN MAHALIKisaran harga

(ribu)Fasilitas

350 - 499Kamar mandi luar (sebagian ada yang di dalam), tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan listrik.

500 - 800Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, tidak ada biaya tambahan untuk listrik, dan sebagian ada WiFi

> 800 Sama seperti sebelumnya, namun ditambah AC

BARELKisaran harga

(ribu)Fasilitas

400 - 500Kamar mandi luar, tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan listrik.

500 - 1.000Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, dan ada biaya tambahan untuk listrik.

1.000 - 1.500 Sama seperti sebelumnya, namun ditambah AC.

> 1.500 Sama seperti sebelumnya, namun ditambah Wi-Fi

PONDOK CINAKisaran harga

(ribu)Fasilitas

350 - 800Kamar mandi dalam, tempat tidur, meja belajar, dan tidak ada biaya tambahan untuk listrik (Biasanya yang harganya 350-450 berjarak sangat jauh dari kampus).

> 800 Sama seperti di atas, namun ditambah AC

I N F O G R A F I S 13

Page 14: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 10 l a p o r a n k h u s u s

PEMBEDAAN STATUSBUAT IKM UI TIDAK INKLUSIF

Dalam UUD Ikatan Keluarga Mahasiswa UI (IKM UI) pasal 62 ayat 1, ditetapkan bahwa “Anggota Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia terdiri dari ang-gota aktif dan anggota biasa.” Pembedaan status ini menyebabkan perbedaan hak bagi mahasiswa. Tidak menjadi acuan di beberapa organisasi.

OLEH : MELATI S. PARAMITA DAN RONI REZKYFOTO: HANA MAULIDA

Salah satu kegiatan OKK UI setahun lalu untuk memenuhi persyaratan IKM Akif mahasiswa baru

GERBATAMA 71 // 07-2014

Page 15: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

l a p o r a n k h u s u s 15

UUD IKM UI berperan sebagai pedo-man dasar dalam

menampung dan mengikat seluruh aktivitas kemahasiswaan di Universi-tas Indonesia sesuai dengan hukum yang berlaku. Pada pasal 61 UUD IKM UI, tertulis bahwa anggota IKM UI terdiri dari mahasiswa yang terdaf-tar secara akademik di Universitas Indonesia. Kemudian pada pasal 62 dijelaskan bahwa anggota tersebut dibedakan menjadi anggota aktif dan anggota biasa, dimana anggota aktif merupakan mereka yang telah mengikuti prosedur penerimaan dan mendapatkan rekomendasi dari fakultas. Mohammad Rifki Trias selaku Ketua Dewan Perwakilan Ma-hasiswa (DPM UI) 2014 menjelaskan perbedaan antara status IKM maha-siswa aktif dan biasa yang tertera pada pasal 64 poin C mengenai hak

memilih dan/atau dipilih. “Sejauh ini, perbedaan IKM aktif dan IKM biasa hanya seba-tas ketika seorang mahasiswa ingin dipilih. Misal dalam konteks tingkat UI. Mereka (mahasiswa), mengajukan diri untuk menjadi ketua BEM, DPM, atau MWA UI unsur mahasiswa. Maka mereka harus bestatus IKM aktif. Jika berstatus IKM biasa, mereka tidak dapat mengajukan diri sebagai calon yang di pilih,” ujar Rifki saat ditemui di Perpustakaan Pusat UI. Lebih lanjut mengenai hak bagi mahasiswa yang bestatus IKM aktif, Rifki menjelaskan bahwa maha-siswa yang berstatus IKM biasa tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan maupun kepanitiaan yang diseleng-garakan oleh DPM, BEM, dan MWA UI UM. Sebab akan menjadi aneh dan bias ketika mahasiswa berstatus IKM biasa membina mahasiswa baru menuju IKM aktif. “Sebagai contoh dalam kepanitiaan OKK (Orientasi Kehidu-pan Kampus). Mahasiswa yang ber-status IKM biasa tidak diperbolehkan mengikuti kepanitiaan ini karena mereka berhadapan dengan maha-siswa baru. Istilahnya lo berstatus biasa tapi mau mengaktifkan maha-siswa. Mereka tidak mengerjakan tugas saat menjabat sebagai maha-siswa baru, tapi kenapa mereka ingin menjadi panitia? Jadi ini cukup fair,” tutur mahasiswa Fakultas Hukum ini.

Aktivasi IKM Melalui Ospek

Prosedur penerimaan ang-gota aktif yang tercantum dalam pasal 62 ayat 2 UUD IKM UI tidak lain merupakan keikutsertaan mahasiswa baru dalam rangkaian Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Secara formal juga dijelaskan dalam pasal 63 ayat 3 UUD IKM UI bahwa prosedur penerimaan anggota ak-tif IKM UI memiliki muatan berupa pengenalan medan, akademis-pro-fesi, kerohanian, dan nilai kemaha-siswaan. Rifki memaparkan teknis rangkaian Ospek menuju IKM aktif. “Proses mendapatkan IKM aktif itu yang pertama kita mempertimbang-kan pembinaan di fakultas. Kedua pembinaan di UI (tingkat universi-tas—red), lalu pembinaan atau ka-derisasinya melalui kegiatan OKK.

Ada tugas-tugasnya, sampai pada akhirnya mereka dinyatakan aktif,” ujarnya. Rifki juga menyinggung mengenai opsi lain yang dapat di-lakukan mahasiswa berstatus IKM biasa untuk mengajukan diri men-jadi mahasiswa berstatus IKM aktif. Hal ini dapat ditempuh dengan cara banding dan pengaktifan dari DPM UI Komisi Keanggotaan IKM UI dan Suksesi. Dalam proses penentuan status IKM mahasiswa, Rifki selaku pihak DPM UI mengaku mempunyai acuan yang berbeda dengan DPM di fakultas, yang memiliki standar dan kegiatan masing-masing. Ia me-nyatakan bahwa status IKM aktif UI tidak dapat dilepaskan dari status IKM di fakultas. “Biasanya fakultas me-miliki standar masing-masing. Jadi yang kita (DPM UI) terima bukan nilai kuantitatif, tapi yang kita nilai adalah kualitatif dari fakultas, yaitu bersta-tus IKM aktif atau biasa. Jadi kita tidak bisa menyamaratakan ketika kita meminta nilai, karena fakultas memiliki agenda dan kegiatan yang berbeda dalam menentukan status IKM mahasiswanya,” ujar Rifki.

Status IKM Bukan Acuan

Hingga kini, implementasi UUD IKM UI hanya sebatas formalitas tertulis. Realitanya, beberapa organ-isasi serta Unit Kegiatan Mahasiswa UI (UKM UI) memiliki aturan dan stan-dar tersendiri dalam perekrutan ang-gotanya. Wakil Ketua BEM FISIP UI 2014, Rizky Ibrahim Isra, menyatakan bahwa status IKM mahasiswa tidak menjadi syarat untuk menjadi ang-gota BEM FISIP UI. “Di BEM FISIP, kita tidak menjadikan IKM aktif sebagai salah satu syaratnya karena itu sama saja menutup akses bagi mahasiswa UI untuk berkarya, bagi yang IKM bi-asa. Kita ingin BEM FISIP itu inklusif. Semua orang bisa jadi bagian dari BEM FISIP selama dia punya kem-auan untuk belajar. Selama dia mau untuk memberikan kontribusinya,” tutur mahasiswa jurusan Sosiologi ini. Ditanya mengenai kriteria yang di cari saat perekrutan anggota, Rizky menjelaskan “Yang kita cari

Page 16: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

paya partisipasi ‘aktif’ nggak hanya dilihat dari kuantitatif,” jelasnya. Pernyataan mengenai status IKM yang menjadi pembatas mahasiswa disanggah oleh Muham-mad Gibran, Febby Kusumawardani, dan Reza Amiri Praramadhan yang turut melaksanakan proses aktivasi IKM melalui Ospek tahun 2013 lalu. Gibran selaku anggota BEM Fasilkom UI menganggap bahwa adanya status mengarahkan pada motivasi. “Adanya status yang lebih baik untuk di gapai akan menam-bah motivasi mahasiswa baru un-tuk mendapatkan IKM aktif. Karena pada dasarnya, kegiatan pembinaan diciptakan agar mahasiswa baru mendapatkan manfaat,” katanya. Lebih lanjut, Gibran men-gatakan bahwa sistem Ospek di UI se-lama ini telah berjalan baik di beber-apa fakultas. “Sisi positifnya adalah mahasiswa baru akan terbiasa dalam menjalani kehidupan yang intens dan rutin. Ospek dapat melatih itu semua. Di sisi lain, beberapa fakultas saya li-hat terlalu ketat dan keras,” ungkap Gibran. Febby yang merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UI juga menyetujui adanya pembedaan status mahasiswa den-gan Ospek sebagai prosesnya. “Den-gan ikut Ospek, si anak diharapkan mempunyai pengalaman menjalin re-lasi buat ngerjain tugas dan tanggung jawab dengan orang-orang baru. Jadi sedikit banyak punya pengalaman or-ganisasi,” jawabnya. Pernyataan Febby di du-kung oleh Reza. “Kalau gue setuju, karena status aktif dan biasa itu adalah bukti pemisah antara maha-siswa yang mau komitmen berorgan-isasi sama yang ogah-ogahan. Biar cuma mereka yang udah menjalani Ospek saja yang berhak memperoleh privilege untuk bergabung ke organ-isasi kampus,” ujar mahasiswa FISIP UI ini. ***

lebih ke will, atau niat baik dari calon anggota. Tentunya juga dengan be-berapa pertimbangan skill. Tapi itu bukan yang utama. Yang terpenting adalah keinginan untuk belajar dan bermanfaat bagi orang lain,” jelasnya lebih lanjut. Hal yang senada juga diutarakan oleh Ralista Firdany Ha-roen selaku ketua umum UKM Ma-dah Bahana UI 2014. “Selama mer-eka mahasiswa aktif terdaftar di UI, boleh daftar. Kami merekrut be-dasarkan komitmen, bukan skill atau IKM aktif. Karena jujur, sulit sih kalau hanya bisa menerima yang IKM aktif. Menurut saya itu hanya membatasi mahasiswa,” katanya. Memperkuat pernyataan tersebut, Ketua Umum Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya (KSM) Ghivo Pratama menyatakan bahwa status IKM juga bukan menjadi acuan perekrutan anggota, sehingga ter-dapat beberapa anggota KSM yang tidak berstatus IKM aktif. “Tidak, kami tidak meng-gunakan status tersebut sebagai parameter. Kami memiliki param-eter sendiri yaitu Pendidikan Latihan Dasar (PLD). Syarat berkas seperti form, status sebagai mahasiswa UI, essay dengan tema khusus, lalu wawancara. Kami mencari maha-siswa yang ingin untuk belajar dan berkembang bersama KSM EP. Selain itu, kami juga mencoba untuk meng-kaji konsistensi atau komitmen calon anggota KSM,” ujar Ghivo. Ketika disinggung menge-nai isu formalitas UUD IKM UI, Rifki selaku ketua DPM UI kembali men-egaskan bahwa sebenarnya kondisi IKM aktif yang ideal masih berproses. “Ketika IKM tidak memiliki daya tarik tersendiri, maka memang banyak orang yang menyatakan ini hanya formalitas ‘toh gue masih bisa hidup di UI, masih bisa kuliah, masih bisa mengikuti kegiatan’. Keseriusan DPM UI untuk memperhatikan status IKM dapat di lihat pada tiga lembaga: BEM, MM, dan MWA UI UM. Bahwa untuk bekerja di lembaga tersebut, jajaran staff memiliki status IKM ak-tif,” ungkapnya.

Status Dianggap Jadi Pembatas

Mengambil langkah untuk tidak menghiraukan mandat UUD

IKM UI, Rizky, Ralista, dan Ghivo se-laku petinggi organisasi dan UKM sependapat pada satu hal, bahwa perbedaan status IKM UI hanya mem-batasi mahasiswa. Rizky berpendapat bahwa pembedaan dianggap tidak perlu. “Harusnya kita kembali ke terminolo-gi bahasa pada nama ‘keluarga’ pada nama IKM UI tersebut. Artinya, seha-rusnya tidak ada perlakuan berbeda karena kita ini semua keluarga. Kita anak UI yang harusnya nggak mem-permasalahkan kamu aktif atau tidak di IKM UI, tapi kamu aktif atau tidak buat ngasih yang terbaik untuk UI,”

“Ketika IKM tidak memiliki daya tarik tersendiri, maka me-mang banyak orang yang menyatakan ini hanya formalitas ‘toh gue masih bisa hidup di UI, masih bisa kuli-ah, masih bisa mengi-

kuti kegiatan’...”

tuturnya. Ralista mengatakan hal yang serupa. “Mungkin kedepannya perlu dipertimbangkan lagi apakah pembedaan status mahasiswa itu perlu atau enggak. Kalau pada akh-irnya itu malah membatasi atau jadin-ya status itu cuma formalitas, mend-ing nggak usah dibedakan dari awal,” ujar mahasiswi Fakultas Ekonomi UI ini. Sedangkan Ghivo turut memberi alasan. “Kalau sistemnya baik, mungkin organisasi akan mau adopt itu. Tapi karena keadaannya seperti sekarang, jadi enggak ada manfaatnya (status IKM UI—red). Mungkin butuh usaha kolaboratif su-

16 l a p o r a n k h u s u s

Page 17: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

WASPADAI PENCURIAN PASSWORD DI SIAK-NG!OLEH : MIRANDA OLGA

Kertas yang tersegel rapi akan diterima seluruh mahasiswa baru ketika mel-akukan daftar ulang. Isi kertas itu adalah password akun SIAK-NG. Mengapa sangat rahasia? Mengapa sangat penting untuk dijaga?

Sistem Informasi Akademik Next Generation (SIAK-NG) adalah fasilitas online yang dimiliki Sivi-

tas Universitas Indonesia, terutama mahasiswa. Fasilitas ini dimanfaatkan guna mempermudah kegiatan aka-demik seperti mengisi rencana studi, melihat jadwal, kalender akademik, nilai, status pembayaran, sampai berkonsultasi secara online dengan pembimbing akademik. Selain itu, SIAK-NG meny-impan banyak informasi pribadi ma-hasiswa; mulai dari nama, tanggal lahir, dan kontak, sampai ke ukuran jaket almamater dan nomor reken-ing. Mengingat sensitifnya informasi tersebut, maka kerahasiaan pass-word SIAK-NG perlu dijaga.“Password SIAK pentinglah dijaga. Di situ, kan, ada banyak data. Nomor tel-epon orang tua saja ada. Nanti kalau dipakai buat penipuan, gimana?” ujar Christo, mahasiswa FISIP UI. Selain itu, ia enggan nilainya dilihat oleh orang lain. Namun, di sisi yang ber-lawanan, masih ada mahasiswa yang merasa kerahasiaan password SIAK-NG tidak terlalu penting. Hal itu dipaparkan Kevin, mahasiswa FISIP UI, “Namanya password, ya enggak boleh disebarlah. Tapi, kalau dipaksa ganti secara berkala begini, malas juga. Kalau lupa ganti, ngurusnya ribet.” Pada awal tahun 2014, fenomena heartbleed muncul di dun-ia internet. Heartbleed sendiri adalah suatu bug yang membuat keamanan OpenSSL menjadi rentan, sehingga

bisa disusupi peretas. Ketika telah disusupi, password bisa diganti, data dicuri, bahkan sistem dirusak. Tidak terkecuali SIAK-NG yang beralamat di academic.ui.ac.id, yang menjadi salah satu dari 300 ribu lebih server yang rentan terhadap heartbleed. Heartbleed bukan satu-satunya bug yang mengganggu kera-hasiaan data di internet. Masih ada beragam cara lagi untuk meretas informasi dan rekam jejak aktivitas di SIAK-NG. Akun SIAK-NG yang tidak punya batas salah memasukkan pass-word, misalnya, rentan mengalami apa yang disebut brute force dan dic-tionary attack. “Brute force itu, peretas mencoba password secara satu-satu, dengan aturan yang dibuat. Misalnya aturannya adalah password harus lima huruf, dia akan coba ‘aaaaa’, ‘aaaab’, seterusnya sampai ‘zzzzz’. Sementara dictionary attack, peretas mencoba kata-kata yang ada di ka-mus itu sebagai password. Semuanya dilakukan secara otomatis, sehingga per detiknya bisa mencoba lebih dari satu password,” jelas seorang peretas berinisial K. Kedua cara di atas dapat ditangani lewat pembatasan jum-lah salah memasukkan password. Namun, masih ada cara lain yang lebih canggih selain meretas dengan ‘tebak-tebakan’ seperti brute force dan dictionary attack. Misalnya ada-lah phishing attack, yaitu peretas membuat halaman situs palsu yang sama persis dengan situs aslinya. Ala-mat situs ini bisa dibuat dengan nama

yang berbeda satu huruf atau nama yang menjadi kecenderungan salah ketik. Ketika korban membuka situs palsu dan memasukkan datanya di sana, maka data tersebut akan otom-atis masuk ke database miliki peretas.Untungnya, situs SIAK-NG sudah me-manfaatkan hypertext transfer pro-tocol secure (https), bukan hanya hy-pertext transfer protocol (http) lagi, sehingga situs ini aman dari peretas yang mencoba mencuri data di SIAK-NG dengan memanfaatkan jaringan yang sama. “Kalau pakai https, data yang dikirim dan diterima sudah dien-kripsi, sehingga yang bisa membuka datanya cuma server dan client saja,” tambah K. Cara-cara meretas di atas tergolong ringan dan mudah di-lakukan. Namun, bahayanya tetap berat. Data detail yang tersimpan di SIAK-NG, bisa saja dimanfaatkan un-tuk penipuan, pencurian identitas, pencemaran nama baik, dan lain-lain. Yang lebih berbahaya lagi, sese-orang belum tentu menyadari ketika ia telah menjadi korban retas, sebab kejahatan lewat komputer seperti ini tidak terlihat langsung. Kerugiannya pun tidak disadari dengan cepat. Masih banyak cara lain untuk meretas akun SIAK-NG kamu. Lewat keylogger, fitur forgot pass-word yang lemah, dan lain-lain. Oleh sebab itu, jangan meremehkan pengamanan password akun SIAK-NG. Jangan lupa logout setiap kali mengaksesnya, serta ubah password secara berkala. ***

T E K N O L O G I 17T E K N O L O G IT E K N O L O G I

Page 18: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 18 K E S E H ATA N

mostat gagal menyesuaikan, tubuh tidak mampu bekerja secara optimal dan menyebabkan menurunnya imu-nitas tubuh. Imunitas tubuh yang menurun ini mengakibatkan mu-dahnya terserang penyakit. Terlebih, musim pancaroba juga identik den-gan angin kencang, debu yang sema-kin banyak serta terjadinya genan-gan air di jalan. Dari debu dan angin kencang ini, penyakit semacam DBD, Leptospirosis, dan Asma bermun-culan. DBD misalnya, genangan air dapat menjadi sarang yang nyaman bagi jentik nyamuk aedes aegypti. Ditambah dengan ketidakpedulian dengan lingkungan menjadi faktor pendukung terjangkit DBD. Sangat wajar jika DBD masih tinggi kasusnya di Indonesia terutama saat musim pancaroba. Selain DBD, penyakit Leptospirosis juga menjadi penya-kit yang gemar muncul saat musim pancaroba. Penyakit Leptospirosis sendiri merupakan penyakit akibat bakteri yang ditularkan dari hewan terhadap manusia. Penyakit ini, jika sudah mencapai tahap akut, dapat menyebabkan penyebaran bakteri didalam darah. Masih berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, ta-hun 2013 di Indonesia terjadi 630 kasus dan 57 di antaranya mening-gal dunia. Penyebabnya masih sama, yaitu genangan air yang dibiarkan begitu saja dan memungkinkan air seni binatang masuk melalui air dan bersinggungan dengan kulit manusia yang terluka. Penyakit lainnya yang sering terjadi adalah Asma, Hepatitis

A, batuk, radang dan demam. Dr. Roman menyarankan untuk melakukan langkah pence-gahan sebelum terjangkit penyakit tersebut. “Masyarakat, khususnya mahasiswa, perlu melakukan tin-dakan preventif untuk mencegah terserang penyakit pada musim pancaroba,” tuturnya. Langkah pencegahan yang pertama dapat dilakukan adalah membersihkan lingkungan sekitar. Kamar dan rumah misalnya: sangat penting dibersihkan secara berkala guna mengurangi debu. Sementara untuk genangan air, diperlukan kes-adaran untuk membersihkan saluran air. Jangan dilupakan pula 3M yaitu menutup, menguras, dan mengubur agar tidak berkembang jentik-jentik nyamuk. Selain itu, tindakan pence-gahan berupa proteksi diri yang di-lakukan berkaitan dengan suhu yang naik-turun adalah dengan memakai

Penyakit Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), hingga demam berdarah (DBD)

merupakan penyakit yang sering muncul pada waktu tertentu. Sebut saja tiap pergantian musim di bu-lan Maret hingga April dan Oktober hingga Desember; atau sering dina-mai musim pancaroba kerap menjadi masa saat penyakit-penyakit itu mu-lai giat mengintai. Berdasarkan data Kement-erian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2013 lalu, kasus DBD yang ditangani mencapai 101.218 sedangkan untuk daerah Jakarta sendiri mencapai 9.389 kasus. Kasus seperti DBD ini, menurut pengakuan dr. Roman Goenarjo, memang pada umumnya meningkat saat musim pancaroba. Mengapa musim pancaro-ba? Hal ini terkait dengan suhu ling-kungan yang naik-turun dengan eks-trem pada musim pancaroba. Naik turunnya suhu ini mendorong sistem pengatur suhu tubuh atau thermo-stat system, yaitu sistem yang mem-berikan pertahanan suhu tubuh agar tetap normal, bekerja lebih keras sesuai dengan naik turunnya suhu lingkungan. Pada saat suhu lingkun-gan naik, thermostat bekerja untuk menurunkan suhu tubuh, begitu pula sebaliknya; saat suhu lingkungan tu-run, thermostat mendorong suhu tubuh agar tetap bertahan pada 37 celsius. Peristiwa naik turunnya suhu lingkungan ini dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kegagalan, sehingga thermostat tidak mampu menyesuaikan suhu. Pada saat ther-

Musim Pancaroba rawan penyakit. Ada cara mencegahnya.

OLEH : KIANTI AZIZAHFOTO: RAUDHA ILMI F

MENCEGAH PENYAKITDI MUSIM PANCAROBA

Page 19: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

payung atau kipas saat panas. Sedan-gkan sebaliknya, menggunakan jas hujan atau jaket saat cuaca dingin. “Hal tersebut dapat mem-bantu thermostat tubuh untuk me-nyesuaikan suhu tubuh dengan ling-kungan. Sayangnya, masih banyak yang belum tahu pentingnya. Laki-la-ki terutama, biasanya malu pakai pa-yung kalau panas,” ucap Dr Roman. Langkah yang tidak ka-lah pentingnya adalah makan dan minum, istirahat serta berolahraga yang cukup. Konsumsi makanan yang bervariasi dengan gizi yang baik menjadi faktor pendukung imuni-tas tubuh. Mengkonsumsi air 2-liter dalam sehari juga membantu tubuh dalam mencegah terserangnya pe-nyakit pada masa pancaroba. “Memang cuacanya gak enak kalau pancaroba, tapi saya be-lum pernah sakit gara-gara pancaro-ba. Saya cuma makan yang cukup sama minum vitamin buat jaga ke-

sehatan gitu,” ucap Luthfiyah (19), mahasiswa Fakultas Teknik UI.

Vitamin, menurut dr. Ro-man, memang dapat ditambahkan jika merasa diperlukan. Akan tetapi, apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi sudah cukup baik, tidak diperlukan lagi mengkonsumsi vita-min sekalipun pada musim pancaro-ba. “Olahraga yang jangan di-lupakan, biasanya mahasiswa suka sibuk terus lupa olahraga kan?” ucap

Suplemen vitamin dibutuhkan untuk daya tahan tubuh di cuaca yang tidak menentu

dr. Roman. Dalam melakukan olah-raga juga perlu diperhatikan FITW, yaitu frekuensi, intensitas, tipe, serta waktu. Frekuensi yang disarankan dalam melakukan olahraga di satu minggu yang sama adalah 3-5 kali. Lalu Intensitas untuk berjalan, atau joging, hingga maraton berbeda-be-da. Sedangkan tipe adalah jenis olah-raga yang dilakukan dapat berupa bersepeda, senam, hingga jogging. Kemudian waktu yang disarankan adalah 15-20 menit. Dengan melakukan lang-kah pencegahan di atas, masyarakat Indonesia, terutama mahasiswa, tidak perlu lagi mengkhawatirkan musim pancaroba, serta penyakit yang mengiringinya. Kesadaran un-tuk memulai hidup sehat memang diperlukan mulai saat ini. “Musim Pancaroba me-mang tidak bisa dihindari, tapi penya-kitnya sudah tentu bisa dihindari,” tu-tur dr. Roman.***

“Masyarakat, khususnya mahasiswa, perlu melaku-kan tindakan preventif un-tuk mencegah terserang penyakit pada musim

pancaroba,” tuturnya.

k e s e h ata n 19GERBATAMA 71 // 07-2014

Page 20: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 20 R E S E N S I

Seorang anak lelaki yang ting-gal di tepi hutan, Jess Aaron (Josh Hutcherson) menemukan

seorang teman yang dapat mem-buatnya bebas mengekspresikan se-gala imajinasi-imajinasi yang selama ini terpendam. Ia bersama temannya, Leslie Burke (Anna Sophia Robb) memiliki kesamaan dalam kegilaan berimajinasi. Sebelum Jess bertemu dengan Leslie, ia yang juga kerap dijuluki ‘pecundang’ oleh teman-te-mannya merupakan anak yang pem-urung. Namun, di balik kemurungan-nya, ia memiliki segudang imajinasi yang kerap ia tuangkan dalam ben-tuk gambar. Hingga sampai suatu saat ketika seorang anak baru datang di kelasnya. Anak baru ini bernama Leslie. Leslie merupakan gadis yang memiliki kepribadian unik. Pada awalnya, Jess segan ketika diajak berkenalan dengan Leslie, lantaran sebelumnya Jess baru saja dikalah-kan oleh Leslie pada sebuah lomba lari di sekolahnya. Namun hal itu tak membuat Leslie urung, ia tetap gigih untuk berteman dengan Jess. Sampai akhirnya Jess luluh dan mulai mau diajak bercengkrama tentang apa saja. Tak hanya Jess, Leslie pun akhirnya menjadi bahan ledekan teman-teman di sekolahnya karena sikapnya yang sedikit aneh. Hal itu

pula yang membuat Leslie menjadi dekat dengan Jess, sama-sama di-jadikan bahan olokan oleh teman-teman sekolahnya. Hari berganti, pertemanan di antara Jess dan Leslie pun kian erat. Pada suatu hari mereka me-mutuskan untuk bermain bersama selepas sekolah. Lalu sebuah ide gila pun muncul dari benak Leslie. Ia mengajak Jess untuk menemukan tempat dimana mereka dapat ber-dua saja, mengekspresikan segala kegilaan-kegilaan imajinasinya yang tak dapat mereka lakukan di sekolah. Sampailah mereka pada hutan yang terletak tak begitu jauh dari rumah mereka. Mereka menamai hutan tersebut dengan nama “Terabithia”. Untuk mencapai Terbithia, mereka harus menyebrangi sebuah sungai menggunakan tali yang memang sudah ada disana sejak lama, yang kemudian diberi nama Enchanted Rope. Terabithia merupakan tempat dimana mereka berperan sebagai penguasa. Pada awalnya, Jess masih belum dapat mengikuti permainan yang dimulai oleh Leslie tersebut. “Close your eyes, but keep your mind wide open” ujar Leslie kepada Jess, yang kemudian mem-buat Jess dapat mengikutinya dan menunjukan betapa istimewanya

daya imajinasi yang Jess miliki. Mer-eka mendeklarasikan diri mereka sebagai The King and The Queen of Terabithia Kingdom. Pada saat itu, Terabhitia sedang dalam masalah, kerajaan mereka sedang diserang oleh makhluk-makhluk pengganggu, yang tentunya berasal dari imajinasi mereka berdua. Jess dan Leslie me-miliki misi untuk mengusir para mak-luk-makhluk pengganggu tersebut dari Terabithia. Kesenangan-kesenangan seperti ini hanya dapat Jess rasakan ketika bersama Leslie. Ketika ia di rumah, ia selalu merasa tertekan. Terlahir dari keluarga miskin serta memiliki banyak saudara kandung membuat Jess kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. Tak ja-rang ia mendapat omelan-omelan mentah dari Ayahnya yang mem-buatnya merasa tak betah di rumah. Karena itu, hanya dengan bersama Leslie lah ia dapat merasa senang dan dapat menjadi dirinya sendiri. Film ini menunjukkan be-tapa serunya mengekspresikan imaji-nasi dalam diri kita. Dengan durasi 96 menit, film ini mengajak kita untuk mengarungi dunia imajinasi paling ‘real’ serta menyadarkan kita men-genai betapa indahnya memangkas sepi dengan imaji dari dalam diri.***

BRIDGE TOTERABITHA:IMAJI PEROBEK SEPIJudul : Bridge To TerabithiaSutradara : Gabor CsupoPemeran : Josh Hutcherson, Anna Sophia Robb, Zooey DeschanelDurasi : 96 MenitGenre : Adventure, Drama

OLEH : GEMA NASUTIONDengan imaji menawan, Bridge To Terabithia adalah film lama yang wajib ditonton.

Page 21: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

LOLONGANHATI

HOWLSutradara : Hayao MiyazakiProduser : Toshio SuzukiPemeran : Chieko Baisho, Kimura Takuya, Akihiro MiwaProduction Company : Studio GhibliDistributor : TohoTanggal rilis : 20 November 2004Durasi : 119 menitGenre : Animasi, Fantasi

OLEH : PUTRI DIANI P. M

Film animasi Howl’s Moving Castle diadaptasi dari novel karya penulis Inggris Diana Wynne Jones. Visualisasinya menawan dan menuai banyak pujian.

Bergerak perlahan dengan ked-ua kaki-kaki mesin, menopang rongsokan dan rahasia. Ter-

kadang tampak, terkadang meng-hilang. Itulah istana bergerak milik Howl si penyihir besar. Howl, penyihir yang menjadi sensasi besar di berb-agai tempat karena parasnya yang tampan dan kemampuannya yang luar biasa merupakan sosok yang paling dibicarakan oleh berbagai ka-langan pada masa itu. Tidak terkecu-ali sekumpulan gadis muda pengrajin topi di pinggiran sebuah kota kecil, Waste. Hanya Sophie, gadis muda dengan sikap tenang dan dewasa yang tampak tidak tertarik dengan semua kehebohan itu. Tetapi hal ini segera berubah setelah ia bertemu Howl si penyihir secara langsung. Ia segera terpana dengan wajah si penyihir muda itu, tanpa sadar jatuh hati padanya. Hal ini kemudian diketahui oleh Witch of the Waste, yang juga menaruh hati pada Howl, sehingga ia marah pada gadis itu. Kemarahan itu kemudian mendorongnya untuk memberi kutukan kepada Sophie, mengubahnya menjadi seorang wanita tua berusia 90 tahun. Sophie yang sedih kemudian pergi mencari jawaban, hanya untuk terjebak dalam kekacauan hidup dan hati Howl.Howl’s Moving Castle merupakan salah satu animasi karya Hayao Mi-

yazaki dari Studio Ghibli yang dirilis di Jepang pada November dan secara Internasional di Venesia pada bulan September 2004. Karena kesuk-sesannya, pada tahun 2005 di bawah Pixar dan Walt Disney, film ini dirilis kembali dalam versi Inggris dengan perubahan pengisi suara. Film yang memperoleh keuntungan sebesar 190 juta dolar di Jepang dan 235 juta dolar di kancah Internasional men-jadikannya salah satu film Jepang tersukses secara finansial sepanjang masa. Secara umum, film ini memperoleh tanggapan positif dari berbagai kritikus, seperti Rotten To-matoes, yang melaporkan tanggapan positif sebesar 87% dari 157 review. Ada pula yang menyebut film ini seb-agai ‘keajaiban visual’ atau memberi-kan pujian karena kemampuan film ini untuk menggabungkan ‘keajaiban yang tampak kekanakan dengan mo-tif dan emosi yang kompleks’. Film ini pun membuktikan eksistensinya

di dunia perfilman dengan menjadi nominasi di 78th Academy Award un-tuk kategori Film Animasi Terbaik. Hayao Miyazaki, nama yang tidak asing di telinga penggemar film animasi. Ia merupakan sosok yang terkenal sebagai sutradara, produs-er, ilustrator, serta penulis scenario yang kesuksesannya banyak disand-ingkan dengan Walt Disney, Nick Park, atau Steven Spielberg. Ia meru-pakan salah satu penemu Studio Ghibli, dengan rentang karir enam dekade. Ia mengawali karir animasin-ya di Toei, berlanjut di A Pro, menuju Nippon Animation, hingga pada ta-hun 1984 bersama dengan Direktur Tokuma Shoten membangun Studio Ghibli. Disinilah karya-karya animasi besar lahir, bersama dengan salah satu produser andalannya, Toshio Suzuki. Pada tahun 1997, Miyazaki memasuki masa semi-pensiun den-gan mengumumkan Princess Mono-noke (1997) sebagai film terakhirnya. Produksi Howl’s Moving Castle tahun 2004 lah yang kemudian membuat-nya batal meneruskan masa pensiun itu. Setelah itu, Hayao Miyazaki kem-bali aktif dalam produksi film, hingga pengumumannya untuk benar-benar berhenti membuat film pada 6 Sep-tember 2013.***

“Film ini memperoleh tang-gapan positif dari berbagai kritikus, seperti Rotten To-matoes, yang melaporkan tanggapan positif sebesar

87% dari 157 review”

R E S E N S I 21

Page 22: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 22 r i s e t

OLEH : GEMA NASUTIONINFOGRAFIS : NADYA ZAHWA

Page 23: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4

R i s e t 23

OLEH : MESEL GHEAINFOGRAFIS : NADYA ZAHWA

Page 24: Gerbatama: Ini UI edisi 71, "Menunggu Rektor Baru"

g e r b ata m a 7 1 / / 0 7 - 2 0 1 4 24 OPINI FOTO

KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

Ribuan yang datang, ribuan pula yang pergi HANA MAULIDA

Kirimkan opini dan surat pembaca

[email protected] e-maiL

dengan panjang tulisan 600-800 kata.

Cantumkan data diri Anda: nama lengkap, fakultas, jurusan, angkatan.

Tulisan yang masuk, jadi milik redaksi.