"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
-
Upload
tatang-taufik -
Category
Technology
-
view
2.014 -
download
7
description
Transcript of "Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
Disampaikan dalam Seminar Regional
“Realita, Tantangan, dan Inovasi Daerah Mengurangi Kemiskinan melalui Pengembangan Ekonomi Lokal”
di Mataram, 11 September 2006
““GERBANG INDAH NUSANTARA” DALAM MENURUNKAN GERBANG INDAH NUSANTARA” DALAM MENURUNKAN KEMISKINAN :KEMISKINAN :
BEBERAPA PENGALAMAN PRAKTIK BEBERAPA PENGALAMAN PRAKTIK
Tatang A. Taufik
Pusat Teknologi Informasi dan KomunikasiBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Apr 10, 2023 2
OUTLINEOUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP/PENDEKATAN
3. BEBERAPA TANTANGAN GENERIK YANG UTAMA
4. PERUMUSAN AGENDA KOLABORASI
5. BEBERAPA PRAKARSA YANG TENGAH DILAKSANAKAN
6. BEBERAPA PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
7. BEBERAPA REKOMENDASI
8. CATATAN PENUTUP
Apr 10, 2023 3
PENDAHULUANPENDAHULUAN
• PEL/D : Peningkatan kesejahteraan ~ penurunan kemiskinan
• Peningkatan daya saing dan kohesi sosial : pengetahuan, inovasi, difusi dan pembelajaran ~ sistemik (bersistem dan sistematik)
• Pilar : Pengembangan sistem inovasi ~ Platform dan pendekatan
• Beberapa pokok pemikiran dan pengalaman praktik
Apr 10, 2023 4
PENDEKATAN : SKEMATIK POLA PIKIR ~ PENDEKATAN : SKEMATIK POLA PIKIR ~ PEL/DPEL/D
Sistem Inovasi
Daya Saing dan Kohesi SosialDaya Saing dan Kohesi Sosial
Kemajuan Iptek,Inovasi
Kemajuan Iptek,Inovasi
Ekonomi Pengetahuan
Ekonomi Pengetahuan
EkonomiJaringan
EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor
Lokalitas
Faktor-faktorLokalitas
Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual
Kesejahteraan/Kesejahteraan/KemakmuranKemakmuran
Kesejahteraan/Kesejahteraan/KemakmuranKemakmuran
Kecenderungan dan Tantangan UniversalKecenderungan dan Tantangan Universal
Klaster Industri
UU No. 18/2002 :• Mengembangkan perekonomian
negara• Meningkatkan dan
menyerasikan sosial budaya bangsa
• Memperkuat pertahanan negara
Apr 10, 2023 5
BEBERAPA LANDASAN LEGISLASI TERKAITBEBERAPA LANDASAN LEGISLASI TERKAIT
1. UU No. 18 tahun 2002 (Sisnas P3Iptek): • Filosofi yang mendasarinya adalah “sistem inovasi” sebagai
• suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya, termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik, serta proses pembelajaran atau
• sistem yang mengandung dan membentuk keterkaitan yang tidak terpisahkan dan saling memperkuat antara unsur-unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam satu keseluruhan yang utuh di lingkungan Negara Republik Indonesia ~ UU No. 18/2002.
• Tujuan Sisnas P3Iptek : • memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan
mempercepat pencapaian tujuan negara, serta • meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan
negara dalam pergaulan internasional.
2. Perundangan lain terkait, contoh: UU No. 32 tahun 2004 (Pemerintahan Daerah) & UU 33/2004 (Perimbangan keuangan Pusat dan Daerah). UU 32/2004 :• tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya saing daerah (Pasal 2, Ayat 3); dan • kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban antara lain:
memajukan dan mengembangkan daya saing daerah (Pasal 27, Ayat 1, butir g).
3. UU No. 25 tahun 2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional/SPPN);4. Perpres No. 7 tahun 2005 (RPJM) dan Kebijakan sektoral/industrial (mis.
KPIN).
Apr 10, 2023 6
PEL/DPEL/D
• Faktor kunci : perbaikan mindset, melakukan empowering, dan membangun proses pembelajaran (learning process) semua pihak (penentu kebijakan, aktor bisnis, akademisi, dan masyarakat umum)
• Implikasi kebijakan :• Perlunya fokus strategis dan kerangka kebijakan yang koheren
(strategic focus & coherent policy framework);• Proses partisipatif dalam merumuskan kebijakan dan menyusun
agenda kolaboratif dan kontekstual;• Mendorong pola-pola resource & power sharing, dan benefit &
risk sharing dalam mengatasi isu-isu strategis yang menjadi tanggung jawab bersama;
• Meningkatkan economic and knowledge spillover dan modal sosial dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya, kapabilitas, dan berabagi kemajuan serta membangun keberdayaan dan kemandirian masyarakat;
• Melakukan akselerasi perbaikan dan mendorong sustainabilitas dari prakarsa masyarakat maupun langkah-langkah interventif.
Apr 10, 2023 7
KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASIKOHERENSI KEBIJAKAN INOVASI
Koherensi kebijakan pada dasarnya setidaknya menyangkut tiga dimensi, yaitu:
• Koherensi horisontal yang menentukan bahwa masing-masing kebijakan yang terkait atau kebijakan-kebijakan sektoral dikembangkan untuk saling mengisi dan/atau memperkuat atau meminimumkan ketidakkonsistenan (”inkonsistensi”) dalam tujuan yang (mungkin) saling bertentangan;
• Koherensi vertikal yang menentukan bahwa keluaran yang dicapai/diperoleh sesuai atau konsisten dengan yang dimaksudkan (direncanakan) oleh pembuat kebijakan;
• Koherensi temporal yang berkaitan dengan keadaan bahwa kebijakan yang diambil/ditetapkan saat ini akan tetap efektif di masa mendatang dengan membatasi potensi ”inkoherensi” dan dapat memberikan semacam panduan bagi perubahan (dan berkaitan dengan manajemen transisi).
Apr 10, 2023 8
Prakarsa Tematik dan/atau Spesifik
Kondisi Umum (Framework Conditions)
Dimensi DaerahDimensi Nasional
N
A
S
I
O
N
A
L
D
A
E
R
A
H
KERANGKA UMUM POLA KOORDINASIKERANGKA UMUM POLA KOORDINASI
Kerangka Kebijakan Inovasi
Apr 10, 2023 9
REFORMASI KEBIJAKAN INOVASIREFORMASI KEBIJAKAN INOVASI
• Perlunya perubahan peran pemerintah dalam kebijakan inovasi untuk mencapai/mengembangkan koherensi kebijakan dan ”membuka” (proses kebijakan) serta melakukan reformasi dan memastikan proses pembelajaran dalam sistem kebijakan, baik pada tataran nasional/pusat maupun daerah.
• Pentingnya peran aktif dan kepeloporan pemerintah daerah serta koordinasi yang baik dengan pemerintahan tingkat nasional dan jaringan internasional. Ini dipandang semakin menentukan keberhasilan penguatan sistem inovasi dalam peningkatan daya saing dan kohesi sosial di daerah dan nasional secara keseluruhan.
• Sebagai ikhtiar dalam mendorong pengembangan sistem inovasi secara sinergis, baik pada tataran nasional maupun daerah yang sesuai dengan konteks spesifik masing-masing daerah, prakarsa praktik kebijakan inovasi yang baik perlu dikembangkan secara bersama dan sebagai agenda bersama. Semangat dan langkah untuk merealisasikan hal demikian diajukan untuk menjadi keserentakan gerakan secara nasional – ”Gerakan Membangun Sistem Inovasi dan Daya Saing Daerah di Seluruh Wilayah Nusantara (Gerbang Indah Nusantara).”
Apr 10, 2023 10
ISU / TANTANGAN GENERIK:ISU / TANTANGAN GENERIK:Kegagalan pasar, kegagalan pemerintah & kegagalan Kegagalan pasar, kegagalan pemerintah & kegagalan sistemiksistemik
1. Kelemahan kerangka umum.
2. Kelemahan keterkaitan, interaksi & kerjasama difusi inovasi atau praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.
3. Kelemahan kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorpsi UKM.
4. Persoalan budaya inovasi.
5. Kelemahan fokus, rantai nilai, kompetensi & sumber pembaruan ekonomi dan sosial.
6. Tantangan global.
Apr 10, 2023 11
PERUMUSAN AGENDA KOLABORASIPERUMUSAN AGENDA KOLABORASI
• Keberhasilan membangun sistem inovasi dalam meningkatkan daya saing dan kohesi sosial membutuhkan keterpaduan baik pada setiap sektor/bidang atau tataran yang berbeda maupun antara sektor/bidang atau tataran yang berbeda. Keserentakan dapat dilakukan melalui pendekatan rule and order dengan instrumen regulatif yang bersifat mandatory dan mengikat bagi semua pihak. Namun ini dikhawatirkan memerlukan proses panjang dan dalam kondisi saat ini bisa kontra produktif. Karenanya, pola koordinasi yang lebih ”terbuka” dipandang lebih sesuai untuk memprakarsai gerakan.
• Keterpaduan prakarsa sangat ditentukan oleh keberhasilan merumuskan konsep kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework)
• yang menjadi acuan bersama, • diterjemahkan ke dalam tindakan dengan sasaran yang jelas dan terukur,• secara konsisten diimplementasikan,• dipantau dan dievaluasi, serta• diperbaiki secara terus-menerus.
• Karena itu, rumusan kerangka kebijakan untuk mengawali agenda kolaboratif dinilai sebagai salah satu titik masuk penting dalam membangun efektivitas gerakan ke depan.
• Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan proses dan produk pembelajaran. Karena itu “gerakan” perlu memberikan ruang bagi proses pembelajaran dalam kebijakan, termasuk additionality dalam agenda tindak kongkrit di lapangan.
Apr 10, 2023 12
BEBERAPA PERTIMBANGANBEBERAPA PERTIMBANGAN
• Tema kebijakan inovasi yang dinilai mendasar (fundamental) dan luas;
• Bersifat universal bagi konteks nasional dan daerah serta kondisi sektoral/industrial pada umumnya di Indonesia, namun memberikan ruang fleksibilitas bagi penyesuaian kekhasan (konteks) lokal/daerah;
• Bidang-bidang yang saling berkaitan dan bersifat cross-cutting issues;
• Merupakan faktor kunci (sangat penting) bagi prakarsa-prakarsa berdasarkan situasi saat ini dan antisipasi ke depan;
• Dapat menjadi agenda kolaboratif pada tataran nasional dan daerah.
Apr 10, 2023 13
HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASIHEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.
2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi UKM.
3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.
4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan
pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.
6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
4
5
1
62
3
Apr 10, 2023 14
BEBERAPA PRAKARSABEBERAPA PRAKARSA
• Dialog reformasi kebijakan di tingkat nasional. Ini termasuk dalam bentuk:
• dialog dalam DRN, fora peningkatan kapasitas di KNRT, focus Group discussion/FGD Sistem Inovasi Nasional, visi dan misi iptek 2025, strategi dan prinsip kemitraan iptek, sistem insentif riset;
• prakarsa sistem pengetahuan/teknologi masyarakat: kajian, rancangan kebijakan, inventarisasi, dokumentasi, pengembangan, perlindungan hukum;
• beberapa pemetarencanaan teknologi (technology roadmapping) terkait dengan program prioritas nasional.
• Kemitraan dengan daerah sebagai dukungan peningkatan kemampuan daerah (prakarsa pengembangan sistem inovasi daerah/SID dan klaster industri/KI di daerah dalam PEL), seperti• Fora informasi (termasuk awareness campaign), diskusi
dan peningkatan kapasitas stakeholders tentang PEL, SID, KI dan TIK.
Apr 10, 2023 15
BEBERAPA PRAKARSABEBERAPA PRAKARSA
• Panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaboratif di daerah: misalnya dalam pengembangan Dewan Peningkatan Daya Saing/DPDS, Dewan Riset Daerah/DRD, Tim Klaster Industri daerah. Daerah yang tengah didampingi: Kabupaten Tegal, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Barru. Daerah yang direncanakan didampingi: Kota Pekalongan, Badan Koordinasi Antar Daerah/BKAD Subosukowonosraten).
• Panduan dan bantuan teknis dalam penyusunan dokumen Strategi Inovasi Daerah.
Apr 10, 2023 16
BEBERAPA PRAKARSABEBERAPA PRAKARSA
• Panduan dan/atau bantuan teknis dalam tematik spesifik daerah, beberapa contoh:
• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Government (model percontohan: Kabupaten Jembrana).
• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Learning (termasuk kerjasama yang tengah dikembangkan dengan UNDIKSHA – Singaraja).
• kemitraan dan bantuan teknis dalam pengembangan pemuda pewirausaha pemula inovatif (bekerjasama dengan Kementerian pemuda dan Olah Raga).
• kolaborasi nasional dan daerah dalam pengembangan dan pemanfaatan, serta difusi open source software/OSS (filosofi using more is better; Digital Retrieval - Local & Global; Collaborative Work Group Software; Tele/distance Capabilities. Ini juga sebagai upaya dalam mengatasi isu digital/knowledge divide).
• bantuan teknis dalam pengembangan stasiun TV lokal di daerah perbatasan.
• Peningkatan peran swasta dalam PEL (forum nasional corporate social responsibility/CSR, peningkatan kapasitas stakeholder dalam PEL)
• Kemitraan litbang dengan swasta, termasuk UKM.
Apr 10, 2023 17
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIKPELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
• Kerangka kebijakan. Kerangka kebijakan yang “sesuai dan disepakati bersama” perlu dikembangkan sebagai pijakan (platform) para pihak untuk membangun langkah yang lebih terpadu. Reformasi kebijakan perlu diletakkan dalam agenda jangka panjang dan dilakukan dengan kesungguhan, konsisten dan bertahap.
• Peningkatan kapasitas penentu kebijakan dan stakeholder. Reformasi kebijakan adalah suatu proses pembelajaran, bukan saja bagi para penentu kebijakan tetapi juga beneficiaries dan stakeholders kunci lainnya. Cara dan kemampuan/keterampilan para pihak perlu dikembangkan agar semakin mampu menghasilkan proses dan produk kebijakan yang semakin baik.
• Proses partisipatif. Setiap pihak memiliki peran masing-masing yang perlu terus dikembangkan. Namun kebijakan yang baik memerlukan peran dan upaya komplementatif dan sinergis banyak pihak. Proses partisipatif merupakan cara yang sesuai dalam melakukan reformasi kebijakan, menumbuhkembangkan proses pembelajaran kebijakan dan merupakan investasi sangat penting dalam membangun modal sosial.
• Intensitas interaksi fasilitator, pakar, penentu kebijakan dan aktor/stakeholders kunci lain. Intensitas interaksi fasilitator, pakar, penentu kebijakan dan aktor/stakeholders kunci lain sangat mempengaruhi “keberhasilan” dalam mengawali dan memelihara momentum prakarsa tindakan kolaboratif.
Apr 10, 2023 18
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK ~ PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK ~ TantanganTantangan
• Proses panjang untuk meningkatkan pemahaman tentang beberapa konsep dan praktik, termasuk membangun “kemitraan” yang sinergis.
• Perbaikan paradigma, perubahan mindset, sikap dan cara tindak semua aktor (penentu kebijakan, swasta, ornop, dan masyarakat). Ini juga terkait dengan good will, willingness to change, komitmen mitra dan komitmen bersama.
• Dimensi politik.
• Local champions, pioneering, leadership dan pelembagaan proses.
• Langkah-langkah “kecil” dan momentum perbaikan.
• Komunikasi.
• One size doesn’t fit all. Upaya pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah memang dapat memanfaatkan “pelajaran” dari pihak lain (daerah/negara lain), termasuk memanfaatkan praktik-praktik baik/terbaik (good/best practices). Para pihak pun sebenarnya tidak perlu “terjebak” dalam reinventing the wheel. Akan tetapi segi-segi positif universal yang diperoleh (dari keberhasilan/kegagalan) tetap memerlukan “penyesuaian” kontekstual sesuai dengan karakteristik dan perkembangan masing-masing “kasus” daerah.
Apr 10, 2023 19
REKOMENDASI PERAN DAERAHREKOMENDASI PERAN DAERAH
1. Menyusun dan memperbaiki strategi inovasi daerah masing-masing secara terus-menerus, menetapkan tujuan strategis kebijakan dan sasaran-sasarannya sesuai dengan konteks masing-masing daerah, serta mengimplementasikannya secara konsisten;
2. Mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten (misalnya DRN, KRT, kementerian/departemen terkait, lembaga litbang dan perguruan tinggi dan/atau lembaga lainnya) dalam upaya-upaya pengembangan sistem inovasi daerah, termasuk penataan/ pengembangan basisdata (indikator) penting di masing-masing daerah (khususnya yang relevan dengan sistem inovasi dan daya saing) yang sedapat mungkin kompatibel dengan daerah lain dan nasional;
3. Berpartisipasi aktif dalam prakarsa pembelajaran inovasi, termasuk kebijakan inovasi.
Apr 10, 2023 20
SETIAP DAERAH PERLU PROAKTIFSETIAP DAERAH PERLU PROAKTIF
Membuat/menetapkan inovasi sebagai “jantung” pembaruan/ pembangunan dalam keseluruhan bidang ekonomi di setiap daerah;
Memperbaiki kerangka dan instrumen legislasi serta iklim daerah yang mendukung/kondusif bagi perkembangan inovasi dan bisnis;
Mengembangkan pasar yang dinamis bagi inovasi, pengetahuan/ teknologi dan praktik-praktik baik;
Meningkatkan investasi dalam inovasi; Memperkuat manajemen bidang-bidang kebijakan; Mengembangkan keterampilan/kapasitas bagi pembelajaran
kebijakan inovasi; Mengembangkan penadbiran inovasi (innovation governance)
yang efisien, termasuk kerangka dan instrumen-instrumen kebijakan yang fokus sesuai dengan konteks daerah.
Apr 10, 2023 21
PERAN NASIONALPERAN NASIONAL
1. Mengembangkan kerangka kebijakan inovasi yang terkoordinasi dan terpadu sebagai acuan bagi para pihak dalam melaksanakan perannya dalam pengembangan sistem inovasi di Indonesia;
2. Meningkatkan koherensi beragam kebijakan di bawah ranah kompetensinya (mandatnya) sebagai bagian integral dari kebijakan inovasi nasional;
3. Mengembangkan program/kegiatan prioritas dalam kerangka sistem inovasi nasional, termasuk misalnya program payung, pola hibah bersaing dan/atau bentuk-bentuk patungan (sharing) ”pusat – daerah,” pola pembiayaan set aside dan/atau kemungkinan pola anggaran struktural DAU, DAK atau dekonsentrasi;
4. Memprakarsai/mengembangkan kerangka proses pembelajaran dalam kebijakan inovasi;
5. Bekerjasama dengan daerah dalam mengembangkan program terpadu pengembangan sistem inovasi dan melakukan pengkajian bersama berkaitan dengan proses pengembangan sistem inovasi, kebijakan inovasi dan kinerjanya;
6. Mengembangkan prakarsa percontohan, bekerjasama dengan beberapa daerah;
Apr 10, 2023 22
PERAN NASIONALPERAN NASIONAL
7. Mendorong inovasi di sektor swasta dan publik dengan mengorganisasikan pertukaran informasi dan pengalaman dalam mendorong dan mendiseminasikan informasi tentang inovasi di lingkungan industri dan sektor publik;
8. Memprakarsai dan mendorong upaya peningkatan kapasitas para pihak (misalnya melalui pelatihan, semiloka, kampanye keperdulian dan upaya relevan lainnya) terkait dengan kebijakan dan faktor/aspek penting yang mempengaruhi kinerja inovasi dan daya saing bisnis dan daerah;
9. Mengembangkan kerjasama internasional dalam pengembangan sistem inovasi, termasuk dalam penadbiran kebijakan inovasi;
10.Mendorong difusi praktik-praktik baik (termasuk penadbiran kebijakan inovasi) di seluruh wilayah Indonesia;
11.Menyebarluaskan pelaporan/publikasi berkaitan dengan perkembangan sistem inovasi di Indonesia.
Apr 10, 2023 23
PERAN BERSAMAPERAN BERSAMA
1. Mengembangkan mekanisme yang sesuai bagi koordinasi horisontal maupun “vertikal” untuk mengatasi secara bertahap persoalan-persoalan koherensi pada berbagai dimensi;
2. Mengembangkan prakarsa bersama mekanisme koordinasi, terutama mekanisme koordinasi terbuka, sebagai salah satu cara untuk lebih memungkinkan proses pembelajaran bersama dalam pengembangan dan implementasi kebijakan inovasi;
3. Meningkatkan kerjasama dan prakarsa-prakarsa bersama (kolaboratif) terutama dalam mengembangkan kerangka bersama (di daerah, daerah – daerah, dan daerah – pusat/nasional, maupun untuk kerjasama internasional) dalam rangka memperkuat inovasi di seluruh wilayah Indonesia.
Apr 10, 2023 24
WP 1: Forum pertemuan dan Sekretariat:
WP Leader : . . .
WP 3: Perluasan pemahaman, community of practice, bantuanteknis
WP leader : . . . .
WP 2: Aktor, aktivitas, danmetodologi
WP leader : . . . .
WP 4: Pemetaan, identifikasiIsu/kebutuhan nasional, kajiankebijakan
WP leader : . . . .
WP 5: Fora/ Konferensi nasional dan antologi
WP leader : . . . .
WP leader : . . . .
DESAIN AKTIVITAS AWALDESAIN AKTIVITAS AWAL
Apr 10, 2023 25
DESAIN AKTIVITAS AWALDESAIN AKTIVITAS AWAL
• WP 1. Forum: Sekretariat dan Seri Pertemuan: Diskusi, pembelajaran, pertukaran pengalaman.
• WP 2. Pemetaan Aktor, Aktivitas Penting, dan Metodologi terkait dengan Sistem Inovasi dan Kebijakan Inovasi: Pemutakhiran pemetaan aktor/stakeholders kunci dan deskripsi aktivitas terkait dengan sistem inovasi di daerah, wilayah tertentu dan/atau Indonesia.
• WP 3. Perluasan Pemahaman, Pengembangan Community of Practice, Bantuan Teknis (Technical Assistance): Peningkatan kapasitas penentu kebijakan, peneliti, dan stakeholders kunci lain, serta pengembangan jaringan kemitraan; dan Bantuan teknis.
• WP 4. Pemetaan, Identifikasi Isu/Kebutuhan Nasional, Kajian Inovasi: Kajian, advokasi, advis kebijakan; dan penghimpunan dan diseminasi “praktik baik/terbaik.”
• WP 5: Fora/Konferensi nasional dan Antologi: Konferensi nasional sistem inovasi dan kebijakan inovasi, serta “penghimpunan” bahan dan hasil (pengembangan knowledge management).
Apr 10, 2023 26
PENUTUPPENUTUP
• Peningkatan daya saing dan kohesi sosial perlu menjadi strategi pokok dalam PEL/D dalam rangka peningkatan kesejahteraan/penurunan kemiskinan di daerah. Pilar dalam hal ini adalah pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah.
• Dalam praktik implementasinya, konsep/pendekatan sistem inovasi dan klaster industri dapat diibaratkan sebagai dua sisi dari mata uang logam daya saing. Melalui semangat berkompetisi dan berkolaborasi, para aktor perlu semakin mampu untuk bermain sesuai dengan peran/fungsi dan kompetensi yang dibutuhkannya dalam membentuk dan memperbaiki mata uang logam yang semakin bernilai.
• Gerbang Indah Nusantara pada intinya merupakan suatu upaya untuk memperbaiki proses koordinasi dan sebagai semangat dan ajakan keprakarsaan (kepeloporan) bersama, untuk menumbuhkembangkan kolaborasi sinergis dalam pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah. Ini, secara bertahap, diharapkan dapat menjadi gerakan bersama para pemangku kepentingan (setiap sektor ekonomi dan/atau pembangunan, setiap tataran pemerintahan, setiap daerah/wilayah, dan “lintas bidang”) dalam mengembangkan/ memperkuat sistem inovasi (daerah dan nasional) sebagai landasan dan pilar peningkatan daya saing dan kohesi sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi dan semakin adil.
Apr 10, 2023 27
PENUTUPPENUTUP
• Heksagon kebijakan inovasi ditawarkan sebagai advis bagi kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework) nasional dan daerah diusulkan dan dapat menjadi tititk masuk dan/atau pijakan untuk memperbaiki koordinasi dan meningkatkan koherensi kebijakan.
• Bagaimana pun, keberhasilan suatu gerakan berpangkal dari SDM yang memiliki “idealisme” dan menjunjung moral/etika untuk melakukan perbaikan, semangat perbaikan sikap, perilaku dan keterampilan, berkembang menjadi budaya. Setiap daerah pun perlu berupaya mengatasi “kekurang-memadaian SDM berkualitas” dan/atau “kesenjangan” pengetahuan, serta mendorong secara agresif upaya-upaya reversed brain drain. Langkah-langkah yang dikembangkan akan perlu mencapai suatu “masa kritis” (critical mass), agar menjadi gerakan yang mampu membawa kepada perbaikan signifikan.
• Inovasi pada umumnya tidak terjadi dalam keterisolasian. Karena itu, mengembangkan/memperkuat jaringan dan kemitraan perlu dilakukan dalam berbagai segi dan proses pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah. Pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah merupakan suatu proses pembelajaran bersama, yang keberhasilannya pada akhirnya akan ditentukan oleh kesungguhan dan konsistensi para pihak yang terlibat.
Apr 10, 2023 28
WHY CHANGE?WHY CHANGE?
Insanity is doing the same Insanity is doing the same thing over and over again thing over and over again
and expecting different . . .and expecting different . . .
‘‘If you doIf you do
what you always did, what you always did,
you will get you will get
what you always got’what you always got’Albert Albert EinsteinEinstein
We cannot solve problemsusing the same kind of thinking
we used when we created them . . . .
Apr 10, 2023 29
Terimakasih
PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASIPUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Pusat Teknologi Informasi dan KomunikasiBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung BPPT II, Lt 21Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telp. (021)-3169813Fax. (021)-3169811
E-mail: [email protected]: //www.inn.bppt.go.id
Apr 10, 2023 30
FAKTOR PENTING : Sisnas P3IptekFAKTOR PENTING : Sisnas P3Iptek
• Faktor pertama adalah kemampuan menumbuhkan jaringan antara unsur-unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membentuk rantai yang mengaitkan kemampuan melakukan pembaruan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemampuan memanfaatkan kemajuan yang terjadi ke dalam barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomis. Melalui jaringan itu terjadi berbagai bentuk transaksi sehingga sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi mengalir dari unsur kelembagaan yang satu ke unsur kelembagaan yang lain. Dengan demikian, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif.
• Faktor kedua adalah kemampuan menumbuhkan iklim usaha yang kompetitif . . . .
• Faktor ketiga adalah kemampuan menumbuhkan daya dukung . . .
Apr 10, 2023 31
Tujuan Sisnas P3IptekTujuan Sisnas P3Iptek
• Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional.
Apr 10, 2023 32
Pasal 5 dan 13 UU No. 18 tahun 2002Pasal 5 dan 13 UU No. 18 tahun 2002
1) Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berfungsi membentuk pola hubungan yang saling memperkuat antara unsur penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam satu keseluruhan yang utuh untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
2) Unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas unsur kelembagaan, unsur sumber daya, dan unsur jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Pasal 13 : Pemerintah mendorong kerja sama antara semua unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
Apr 10, 2023 33
Pasal 15 UU No. 18 tahun 2002Pasal 15 UU No. 18 tahun 2002
1) Jaringan Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berfungsi membentuk jalinan hubungan interaktif yang memadukan unsur-unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan kinerja dan manfaat yang lebih besar dari keseluruhan yang dapat dihasilkan oleh masing-masing unsur kelembagaan secara sendiri-sendiri. ~ SINERGI POSITIF
2) Untuk mengembangkan jaringan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga penunjang, wajib mengusahakan kemitraan dalam hubungan yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih yang merupakan pemborosan. ~ KEMITRAAN
Apr 10, 2023 34
UU No. 32 tahun 2004 tentang UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah
tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah (Pasal 2, Ayat 3); dan
kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban antara lain: memajukan dan mengembangkan daya saing daerah (Pasal 27, Ayat 1, butir g).
“Pengetahuan, teknologi, inovasi, difusi” ~ elemen sangat penting bagi pencapaian tujuan
tersebut.
Apr 10, 2023 35
SISTEM INOVASISISTEM INOVASI
Sistem Pendidikan dan Litbang
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Pendidikan Tinggi dan Litbang
Litbang Pemerintah
Sistem Industri
Perusahaan Besar
UKM “Matang/ Mapan”
PPBT
IntermediariesLembaga Riset
Brokers
Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)
Permintaan (Demand)
Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
PerbankanModal Ventura
Supra- dan Infrastruktur KhususHKI danInformasi
Dukungan Inovasi dan Bisnis
Standar danNorma
Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.
AlamiahSDA (Natural Endowment)
Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap
pembelajaran dan perubahan
• Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan
• Mobilitas
Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan
Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan
Sistem Politik
Pemerintah
Penadbiran (Governance)
Kebijakan RPT
Kebijakan Promosi & Investasi
Infrastruktur Umum/ Dasar
Sumber : Taufik (2005)
Apr 10, 2023 36
SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASISISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI
Sistem Inovasi: suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.
Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan: Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul”
(fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi;
Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan
Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.
Apr 10, 2023 37
Kerangka Kebijakan Inovasi Kerangka Kebijakan Inovasi
Kebijakan Pendidikan Pengetahuan dan
Keterampilan Kreativitas Profesionalisme Kewirausahaan
Kebijakan Ekonomi Makro Moneter Fiskal Perdagangan
Kebijakan Industri Investasi Perpajakan - Subsidi Insentif Regulasi - Deregulasi
Kebijakan Litbang Kebijakan Daerah
Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan
Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan
Kebijakan Inovasi
Perbaikan Bisnis yang Ada
Perkembangan Investasi
Perkembangan Bisnis Pemula yang Inovatif
Kebijakan Sains Kebijakan Teknologi
Apr 10, 2023 38
Faktor Lokalitas & Konteks GlobalFaktor Lokalitas & Konteks GlobalDAERAH DAERAH ~ Makro~ Makro
• Himpunan SDM & Entitas Organisasi• Hubungan - Jaringan - Interaksi
• Kolaborasi - Sinergi
SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRISISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso~ Meso
• SDM• Kompetensi• Spesialisasi
Organisasi/Perus.Organisasi/Perus. ~ Mikro ~ Mikro
MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING DAERAHSAING DAERAH
ProdukProduk