GEOSPASIAL - big.go.idbig.go.id/assets/download/2019/ewarta/ewarta-edisi2.pdf · Fungsi utamanya...
Transcript of GEOSPASIAL - big.go.idbig.go.id/assets/download/2019/ewarta/ewarta-edisi2.pdf · Fungsi utamanya...
Terbit Dua Mingguan
Edisi 2 : 15 - 28 Januari 2019Media Informasi Badan Informasi Geospasial
GEOSPASIAL
Tutorial DownloadPeta di Ina Geoportal
Info Kuliner :Warung Wakaka di Cibinong
untuk Kebencanaan
Dari Redaksi
Tim Redaksi e-Warta Geospasial
Pengarah : Muhtadi Ganda Sutrisna
Penanggung Jawab : Wiwin Ambarwulan
Redaktur : Sri Lestari Munajati
Editor : Dian Ardiansyah, Kesturi Haryunani P
Juru Desain : Yochi Citra P, Nuruli Khotimah
Juru Foto : Achmad Faisal N, Agung Teguh M
Sekretariat : Luciana Retno Prastiwi
Pembuat Artikel & Distribusi : Arik Sukaryanti,
Adhy Rahadhyan, Hero Hombas, Maya Scoryna,
Maryanto, Suranto, Tommy Nautico, Yudi Irwanto,
Eva Nanda, Imam Prayogo, Iman Apriana,
Luthfia Nuraini
Sekretariat e-Warta Geospasial :
Bidang Promosi dan Kerja Sama
Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama
Badan Informasi Geospasial
Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong
Jawa Barat 16911
Email : [email protected]
saat ini dapat diunduhmelalui www.big.go.id
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang memiliki keindahan alam tak
terhingga, dimulai dari Sabang hingga
Merauke. Bukit dan gunung menjulang
menghias langit, pantai berpasir
putih berselimutkan gelombang dari
Samudera Pasifik dan Hindia, serta angin
yang berembus lirih dari Benua Asia dan
Australia.
Segala keindahan itu tercipta karena
Indonesia berada pada jalur cincin api
dunia atau yang lebih dikenal dengan
ring of fire. Jalur gunung api ini juga
berimpitan dengan jalur gempa bumi
teraktif di dunia.
Kondisi tersebut membuat Indonesia
harus sering menghadapi serangkaian
bencana alam, mulai dari letusan
gunung api, gempa bumi, tsunami,
hingga longsor yang bisa datang kapan
saja. Bahkan, Indonesia kini dikenal
sebagai `supermarket bencana`.
Melihat fakta yang ada, masyarakat
Indonesia perlu memiliki kesadaran
waspada bencana. Kesadaran mitigasi
bencana harus dibudayakan di Indonesia.
Sayangnya, mitigasi bencana kita masih
tambal sulam.
Lantas, bagaimana peran Badan
Informasi Geospasial (BIG) menghadapi
bencana sekaligus melindungi
masyarakat Indonesia? Warta Geospasial
edisi #2 ini mengupas tuntas hal tersebut.
Pesan kami di edisi ini, jangan pernah
lelah untuk mencari tahu. `kita tidak bisa
menghentikan bencana alam, namun
kita dapat membekali diri dengan
ilmu pengetahuan untuk menghadapi
bencana.`
Foto Udara Palu Pasca Bencana Tahun 2018
Laporan Utama
Sepanjang tahun 2018, Indonesia
menghadapi serangkaian bencana alam
mulai dari banjir, longsor, gempa bumi,
hingga tsunami. Sebagian orang bahkan menyebut
Indonesia sebagai “supermarket bencana”.
Berdasarkan data BNPB tercatat total kejadian
bencana sepanjang 2018 mencapai 2.572 kejadian.
Korban meninggal mencapai 4,814 dan warga yang
mengungsi sebanyak 10,333,309 orang.
Lantas, bagaimana peran Badan Informasi
Geospasial untuk mengatasi bencana sekaligus
melindungi warga negara Indonesia dalam konteks
bencana? Untuk megupas hal tersebut. Warta
Geo bersama Akbar Hiznu mewawancarai Ferrari
Pinem, Kepala Bidang Pemetaan Bencana dan
Perubahan Iklim BIG.
[Akbar] Bagaimana peran Informasi Geospasial
dalam penanggulangan bencana?
[Ferrari] Kita lihat di dalam UU No.24 Tahun 2007
terkait penanggulangan bencana, itu ada siklus
manajemen penanggulangan bencana. Ada empat
tahap, yaitu prabencana, kesiapsiagaan, tanggap
bencana dan rehabilitasi. Seluruh siklus manajemen
penanggulangan bencana ini membutuhkan
informasi geospasial.
Sebagai contoh, pada tahap prabencana, kita
memberikan informasi kepada masyarakat data dan
informasi mengenai wilayah-wilayah yang berpotensi
terkena bencana. Sebenarnya penyediaan informasi
ini tidak hanya di BIG. Kebetulan BIG kewalidataannya
adalah menyiapkan peta rawan banjir.
Kondisi Masjid Apung di Kota Palu Usai diterjang tsunami
Laporan Utama
[Akbar] Bagaimana dengan jenis bencana
lainnya?
[Ferrari] Nah, seperti peta bencana geologi ada
teman-teman Badan Geologi melalui PVMBG.
Untuk kekeringan ada teman-teman BMKG terkait
dengan aspek meteorologi. Kemudian untuk
kebakaran hutan, ada teman teman Direktorat
Penangulangan Kebakaran Hutan KLHK. Itu pada
sisi prabencana.
Data dan informasi ini pun mendukung tahap
kesiapsiagaan agar kita bisa mengantisipasi
sebelum terjadinya bencana. Nah data informasi
geospasial sangat penting di proses prabencana.
[Akbar] Di situ BIG masuk?
[Ferrari] BIG mengatur selain tematiknya,
sebenarnya penyediaan IGD nya. Fungsi utamanya
agar semuanya memiliki referensi yang sama,
sehingga ketika ada proses integrasi, sinkronisasi
itu menjadi match satu sama lain
Di situ fungsi dari IGD. Nah bagaimana tematiknya?
Sebenarnya kita bisa menyelaraskan apa yang
sudah dilakukan kementerian lembaga untuk
kemudian kita integrasikan menjadi sebuah data
dan informasi yang komprehensif.
Nah sekarang sedang digodok yang namanya
rancangan peraturan presiden yaitu sistem
peringatan dini multi ancaman bencana nasional.
[Akbar] Baru sekarang ada inisiasinya ya?
[Ferrari] Sebenarnya dulu tahun 2017 akhir, saya
sudah menggodok sistem peringatan dini ancaman
bencana nasional bersama dengan teman teman
BNPB kemudian dari kementerian lain, tapi kan
itu bertahap ya prosesnya. Sekarang setahu saya
sudah sampai di tahap tingkat eselon 1, jadi mudah-Foto Udara Bencana Longsor di Cisolok
Laporan Utama
mudahan tahun ini bisa gol. Peraturan itu sudah
mengatur bagaimana kewenangan kementerian
lembaga di dalam setiap jenis bencana.
Nah BIG itu nanti terkait dengan pemutakhiran data
dan informasi di bencana gempa. Itu terkait dengan
InaCORS. Kemudian untuk tsunami kita punya data
pasut. Kemungkinan juga kita akan melanjutkan
apa yang sudah kita lakukan bersama Kementerian
PUPR dan BMKG, potensi bencana banjir. Yang
terakhir kita juga masuk di kekeringan bersama
dengan BMKG.
Sebenarnya, kita juga bisa masuk ke pemetaan
tematik lainnya. Tahun kemarin kita sudah
melakukan konsensus penyiapan standar nasional
Indonesia untuk pemetaan rawan kebakaran hutan
dan lahan, bekerja sama dengan teman-teman di
Direktorat Penanggulangan Kebakaran Hutan KLHK.
Harapan kita, ini termasuk fungsi pembinaan,
bagaimana standar yang digunakan BIG berkorelasi
dengan kementerian lain sehingga kementerian
lain bisa melakukan pemetaan yang baik dan benar
sesuai dengan tugas mereka.
[Akbar] Benarkah peta menjadi sesuatu yang
penting untuk bencana?
[Ferrari] Tadi kita bicara soal prabencana dan
kesiapsiagaan bencana. dalam tahap tanggap
bencana, BIG selama ini melakukan pemetaan
cepat untuk mengetahui wilayah terdampak,
untuk menghitung berapa kerugian yang ada di
sana, siapa yang terdampak. Data ini penting untuk
mengambil langkah selanjutnya.
Sebagai contoh, kemarin saat kita melakukan
pemetaan cepat saat gempa bumi Lombok. Kami
melakukan itu untuk menilai kerusakannya bersama
dengan teman-teman Universitas Gadjah Mada.
Hasil analisa kerusakan yang dipetakan dijadikan
arah kebijakan untuk pemerintah memberikan
bantuan. Jadi terinivetarisir siapa-siapa saja yang
menjadi korban dan skala kerusakannya.
Kemudian, kita bisa tahu dimana wilayah relokasi.
Kita perlu berpikir dalam konteks spasial untuk
memahami apa yang terjadi dan bagaimana
solusinya. Sehingga nanti langkah dan strateginya
bisa efektif.
Peta Terdampak Longsor Cisolok SukabumiSumber Data Akuisisi Drone Tahun 2019
Peta Terdampak Longsor Cisolok Sukabumi Tahun 2019
[Akbar] Menarik
dibahas ada
pemetaan cepat,
karena kita tahu
pemetaan itu
proses panjang
dan lama, seberapa
cepat pemetaan
cepat untuk bencana?
[Ferrari] Pemetaan cepat itu
untuk mendapat informasi dampak dari
bencana. Ini sudah diatur dalam Perka BIG No. 8
Tahun 2015 tentang Norma, Standar, Pedoman,
dan Kriteria Pemetaan Cepat. Di situ sudah diatur
informasi apa yang harus sudah didapat pada hari
pertama, hari kedua, dan seterusnya.
Katakan hari pertama itu kajian wilayah terdampak,
kemudian data wilayah IGD, kemudian jalur untuk
menuju ke sana. Nah hari kedua, sudah melakukan
akuisisi data. Harapan kita, tiga kali 24 jam data
dan informasi terkait wilayah terdampak itu sudah
terakuisisi dan dapat disampaikan kajian atau
analisanya.
[Akbar] Siapa yang memegang komando tim
pemetaan cepat?
[Ferrari] Komando ada di BNPB karena mereka
yang berwenang dalam penanggulangan bencana.
Sebagai contoh, kemarin saat di Palu, BNPB
menyiapkan indeks terbang kemudian dibagi
slotnya. BIG dapat di sisi timur, dan teman-teman
lain dimana sehingga tidak ada overlap wilayah. Ini
diatur oleh BNPB untuk dilaksanakan oleh teman-
teman di lembaga yang memiliki satuan reaksi
cepat.
[Akbar] Jadi produk pemetaan cepat adalah
peta?
[Ferrari] Selain petanya, kita berikan kajiannya.
Misal saat longsor Ponorogo, kita punya tematik
di situ lahannya seperti apa, lerengnya seperti
apa, dari teman-teman PVMBG apakah ada
peta kerentanan gerakan tanah, lalu bagaimana
aspek meteorologinya. Ini hasil integrasi data
dari beragam kementerian. Ini membantu kita
memahami bencana.
[Akbar] Bicara mengenai peta rawan bencana,
ada yang menganggap hal tersebut mengganggu
iklim investasi. Apa tanggapan Anda?
[Ferrari] Saya punya pengalaman di Aceh, kita
mengerjakan prototipe pemetaan multirawan
bencana, 4 bencana geologis, dan 2 bencana
hidrologis. Dari hasil integrasi data, ternyata hampir
semua zona merah. Zona merah bukan berarti
tidak boleh dibangun. Boleh dibangun tapi dengan
persyaratan tertentu.
Ini terkait dengan kekurangpahaman. Ketika
kita bicara pemetaan rawan bencana, ini selaras
dengan tata ruangnya. Sering terjadi alih fungsi
lahan, seperti daerah permukiman yang nabrak
kondisi geografisnya. Masyarakat dan pemerintah
harus paham dan tunduk kepada peraturan yang
ada. Harapan kami, data dan informasi yang cukup
banyak itu perlu dipahami oleh pemerintah untuk
dijadikan referensi dalam penataan wilayahnya.
Isu bencana adalah sesuatu yang sangat penting
dalam pengendalian tata ruang.
Wawancara yang lebih lengkap dapat
disimak pada program BIG TALK di channel
Youtube Badan Informasi Geospasial.
BIG TALK merupakan program baru
yang digagas mulai 2019, membahas
masalah-masalah terkini terkait informasi
geospasial.
Infografis
Info Kuliner
Warung WAKAKA Jl. Raya Mayor Oking Jaya Atmaja, RT.001/RW.002, Ciriung, Cibinong
Tutorial Download Peta di Ina Geoportal
Warung WAKAKA ini hadir dengan konsep food factory. Dari luar
kelihatan modern dan fancy dengan pemilihan warna, ornamen dan eksterior bangunannya. Begitu masuk ke dalam, mata kita juga semakin dimanjakan dengan deretan ratusan hiasan lampu di atas yang menambah estetika tempat makan ini. Tidak hanya itu, pemilihan jenis dan bentuk meja dan kursi makan juga menambah keseruan makan di Warung WAKAKA ini.
Untuk soal makanan ternyata ada berbagai macam, mulai dari menu nasi, mie, sate, sandwich, martabak, roti isi, dan berbagai minuman spesialnya.
Contohnya adalah Mie Kuah Tom Yum dengan harga 25k untuk porsi single, 30k porsi double, dan 50k porsi sharing. Yang membuat wow adalah tempatnya di satu buah kelapa utuh, dengan masih ada daging kelapanya disajikan juga. Sekilas tampak seperti es kelapa, tapi begitu dibuka ternyata isinya mie rebus kuah tom yum lhoo..hihihi…
Soal rasa, ternyata memang jos! Kuah Tom Yum nya segar, rasa asam, manis, pedas dengan porsi yang cukup langsung terasa ketika menikmati kuahnya. Rasa asam ini tidak membuat bosan, tapi membuat kita semakin ingin buat mencicipi lagi dan lagi. Mienya juga porsinya sudah cukup untuk ukuran
single, dan di dalamnya lengkap dengan seafood seperti potongan cumi-cumi, udang, dan bakso.
Untuk minuman bisa mencoba minuman menyegarkan purple lemonade yang merupakan perpaduan antara lemon dari sari bunga teleng. Nah…gimana…menunya murah dan memanjakan mata kan? Warung yang buka sejak Desember 2018 ini, mulai melayani pembeli dari pukul 16.00-24.00 WIB. Jadi, tunggu apa lagi, buruan ke Warung WAKAKA dan coba berbagai macam menunya!
1. Kunjungi Situs Geoportal di http://tanahair.indonesia.go.id/portal-web lalu cari menu Download – Peta nah user akan memilih kebutuhan Peta yang akan di download di situ seperti gambar terlampir.
2. Setelah itu halaman akan pindah kehalaman login, untuk bisa mengunduh anda harus sudah terdaftar sebagai pengguna di Ina Geoportal.
3. Menu untuk mendaftar user baru seperti pada gambar dibawah.
4. Jika sudah Login, halaman akan berpindah ke halaman download seperti di bawah ini
5. Zoom in (perbesar) peta dengan menu yang ada atau scroll mouse anda serta geser (pan) ke wilayah yang anda inginkan, misal dalam contoh ini ke wilayah Kota Cirebon.
6. Akan Muncul icon unduh/download di popup bagian bawah seperti gambar di bawah ini
7. Klik icon tersebut untuk mengunduh, lalu pada jendela save as.
8. File yang sudah berhasil diunduh, dan dibuka dengan Winrar, di dalamnya terdapat berbagai shp.yang sudah disebutkan di bagian awal tulisan ini.
9. Berikut adalah hasil download peta Kota Cirebon hasil unduh ketikadi buka dengan aplikasi GIS.