Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

11
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013 Cekungan Makassar Selatan Sejarah Geologi Beberapa penelitian telah dilakukan di Cekungan Makassar Selatan, tetapi mungkin karena keterbatasan data bawah permukaan, maka pada bagian timur Cekungan Makassar Selatan belum ada penelitian yang mengkaji lebih rinci mengenai sistem dan mekanisme pembentukan Cekungan Makassar Selatan, evolusi lingkungan tentonik, dan pengaruh dalam pembentukan tatanan megasekuen/sekuen tektono-stratigrafi. Debat pendapat dari berbagai peneliti masih berlanjut mengenai jenis kerak yang mengalasi Cekungan Makassar Selatan, apakah Kerak Samudera atau Kerak Benua. Terdapat juga pendapat yang lebih disukai, bahwa alas cekungan berupa Kerak Benua yang tipis, tetapi hanya sedikit yang meneliti lanjut tentang mekanisme lain dari pembentukan Cekungan Makassar Selatan, selain dari pendapat bahwa Cekungan Makassar Selatan terbentuk sebagai cekungan pemekaran (rift basin) pada kerak benua dalam sistem passive margin. Pembentukan Cekungan Makassar Selatan oleh beberapa penulis mengatakan bahwa hal tersebut berkaitan erat dengan peristiwa dispersal dari lempeng benua Paparan Sunda (Sunda land) ke arah tenggara ketika awal paleogen. Nama : Evans Kristo Salu 1 NIM : 111.110.075 Plug : 9

Transcript of Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Page 1: Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013

Cekungan Makassar Selatan

Sejarah Geologi

Beberapa penelitian telah dilakukan di Cekungan Makassar Selatan, tetapi

mungkin karena keterbatasan data bawah permukaan, maka pada bagian timur

Cekungan Makassar Selatan belum ada penelitian yang mengkaji lebih rinci

mengenai sistem dan mekanisme pembentukan Cekungan Makassar Selatan, evolusi

lingkungan tentonik, dan pengaruh dalam pembentukan tatanan megasekuen/sekuen

tektono-stratigrafi.

Debat pendapat dari berbagai peneliti masih berlanjut mengenai jenis kerak

yang mengalasi Cekungan Makassar Selatan, apakah Kerak Samudera atau Kerak

Benua. Terdapat juga pendapat yang lebih disukai, bahwa alas cekungan berupa

Kerak Benua yang tipis, tetapi hanya sedikit yang meneliti lanjut tentang mekanisme

lain dari pembentukan Cekungan Makassar Selatan, selain dari pendapat bahwa

Cekungan Makassar Selatan terbentuk sebagai cekungan pemekaran (rift basin) pada

kerak benua dalam sistem passive margin.

Pembentukan Cekungan Makassar Selatan oleh beberapa penulis mengatakan

bahwa hal tersebut berkaitan erat dengan peristiwa dispersal dari lempeng benua

Paparan Sunda (Sunda land) ke arah tenggara ketika awal paleogen.

Gambar 1. Pembukaan Cekungan Makassar Selatan akibat dispersal dari bagian tenggara Sundaland (Satya et al, 2003)

Nama : Evans Kristo Salu 1NIM : 111.110.075Plug : 9

Page 2: Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013

Peristiwa dispersal ini dianggap memicu terjadinya fase tektonik regangan

yang menimbulkan pemekaran benua sehingga Kalimantan timur terpisah dengan

Sulawesi Barat. Pemekaran membentuk Cekungan Makassar (Cekungan Makassar

Utara dan Cekungan Makassar Selatan) dengan banyak patahan dan graben di alas

cekungan yang diikuti dengan pengisian sedimen tersier.

Meskipun tektogenesa pembukaan cekungan Makassar disebutkan akibat

dispersal dari bagian tenggara Paparan Sunda, namun rincian mekanisme

pembentukan Cekungan Makassar tidak dibahas dengan jelas, apakah sebagai rift

basin dengan penyerta sesar-sesar transform, ataukah karena mekanisme yang lain.

Kerangka Tektonik

Dalam kerangka tektonik Indonesia, Pulau Sulawesi dan Selat Makassar

berada dalam pengaruh tektonisasi yang komplek oleh beberapa lempeng dan

lempeng. Berdasarkan data gravitasi regional, Cekungan Makassar Selatan adalah

cekunga yang memiliki sedimentasi tebal, dan berdasarkan analisis data gravitasi

local di sekitar Selat Makassar, Cekungan Makassar Selatan saat ini memiliki

ketebalan kerak benua yang lebih tipis dibandingkan dengan daratan Sulawesi Barat

maupun daratan Kalimantan Timur.

Gambar 2. Cekungan Makassar Selatan dalam posisi kerangka tektonik regional

Indonesia

Nama : Evans Kristo Salu 2NIM : 111.110.075Plug : 9

Page 3: Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013

Kerangka Geologi Regional

Dalam kerangka regional geologi, di Cekungan Makassar Selatan terdapat

sesar-sesar mendatar regional berarah WNW/NW-ESE/SE. Sesar mendatar yang telah

dikenali dan sering termuat dalam publikasi adalah sesar mendatar Sangkulirang-

Palu-Koro yang berada di sebelah utara cekungan, serta sesar mendatar Adang-Lupar

di bagian tengah cekungan.

Secara fisiografi, Cekungan Makassar dibatasi sebelah barat oleh daratan

Kalimantan Timur dengan Delta Mahakam, sumbu perlipatan SSW-NNE dan

Paternoster platform, sebelah utara oleh Tinggian Mangkalihat, sebelah timur oleh

daratan Sulawesi Barat dan jalur Thrust-Fold berarah sumbu SSW-NNE, dan sebelah

selatan oleh Laut Jawa.

Fase tektonik kompresif pada awal Neogen menjadikan Kalimantan

mengalami pengangkatan yang menyebabkan pengendapan turbidit kea rah timur

yang mengisi laut dalam di Cekungan Makassar Selatan.

Gambar 3. Fisiografi di sekitar Cekungan Makassar Selatan

Nama : Evans Kristo Salu 3NIM : 111.110.075Plug : 9

Page 4: Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013

Formasi Penyusun Cekungan Makassar Selatan

Pulau Sulawesi terbentuk sebagai interaksi pertemuan tiga lempeng besar,

yaitu Lempeng India-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pacifik. Sehingga

proses geologi dikendalikan oleh evolusi ketiga lempeng tersebut. Dalam hal ini

daerah penelitian terklasifikasi sebagai Busur Pluton-Vulkanik Sulawesi bagian barat

yang didominasi oleh seri batuan vulkanik berumur Mesozoik – Tersier. Rifting yang

terjadi pada Kapur Tengah disertai sedimentasi turbidit dan flysch, sedangkan pada

Paleosen-Eosen Tengah disertai terbentuknya endapan alluvial, lakustrin dan endapan

sungai-delta. Rifting pada Paleosen-Eosen tersebut disertai terpisahnya Cekungan

Makassar Selatan dari Kalimantan. Kondisi geologi pada Eosen Akhir-Oligosen

Akhir relatif tenang sehingga terbentuk paparan karbonat pada tepi cekungan.

Tektonik inversi terjadi pada akhir Oligosen Akhir - Miosen Tengah, sehingga

terbentuk lipatan yang berpotensi sebagai perangkap hidrokarbon.

Kondisi geologi pada akhir Miosen Tengah - Resen relatif tenang sehingga

terjadi sedimentasi yang menerus. Rifting yang berlangsung sejak Kapur Tengah

telah membentuk endapan turbidit dan flysch, sedangkan pada Paleosen-Eosen

Tengah disertai terbentuknya endapan alluvial, lakustrin dan endapan lingkungan

sungai-delta Formasi Toraja. Kondisi geologi pada Eosen Akhir-Oligosen Akhir

relatif tenang sehingga terbentuk paparan karbonat sedangkan napal dan serpih

terbentuk di pusat pengendapan. Formasi Toraja ditindih oleh Formasi Tonasa yang

diendapkan menyertai tahap genang laut dan terdiri atas batugamping dan sedimen

klastik berumur Oligosen. Akibat tektonik inversi pada akhir Oligosen Akhir -

Miosen Tengah, terbentuk beberapa lipatan yang berpotensi sebagai perangkap

hidrokarbon. Inversi tersebut pada Miosen Awal - Miosen Tengah disertai

pengendapan serpih, batupasir dengan sisipan batugamping. Seri endapan tersebut

merupakan bagian dari Formasi Camba yang di atasnya ditindih oleh Formasi

Walanae yang terdiri atas batugamping dan serpih yang diendapkan menyertai tahap

regresi pada Miosen Akhir. Pada akhir Miosen Tengah - Resen sedimentasi   di

bagian rendahan berlangsung menerus meskipun pada Pliosen terjadi deformasi

Nama : Evans Kristo Salu 4NIM : 111.110.075Plug : 9

Page 5: Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013

tektonik sehingga terbentuk lipatan dan sesar. Runtunan batuan berdasarkan hasil

pemboran menunjukkan, bahwa secara umum sedimentasi berlangsung menerus.

Meskipun demikian berdasarkan  data keragaman batuan dan fosil diperkirakan

kedalaman lingkungan pengendapan tidak sama. Lingkungan pengendapan sekuen

transgresif di Daerah Tanakeke diperkirakan lebih dalam dibandingkan Daerah

Soreang, akan tetapi lebih dangkal dari pada Daerah Sumur SSA-1X dan ODB-

1X. Aktivitas tektonik yang tidak intensif selama Oligosen menyebabkan sedimentasi

yang menerus. Ketidakselarasan hanya terjadi pada Oligosen Akhir (50 my BP) yang

ditandai oleh sharp drop sea level seperti yang terjadi di Doang Shelf dan Cekungan

Tengah. Sedangkan di Cekungan Makassar Selatan terbentuk hiatus pada Miosen

Awal dan agaknya terjadi di seluruh kawasan baratdaya dan selatan yang ditunjang

dengan tidak dijumpainya batuan berumur Miosen Awal bagian bawah (N5, N6 dan

N7).Pengaktifan kembali proses penunjaman pada Miosen Awal berpengaruh

terhadap pengendapan material vulkanik dan klastik seperti yang menyusun Formasi

Camba. Intensitas tektonik yang mencapai klimaks pada Miosen Tengah tersebut

telah membuat jadi aktifnya gerak mendatar (wrench faults) berarah relatif Baratlaut-

Tenggara yang pada awalnya berupa sesar normal dan mengendalikan pengendapan

batuan berumur Eosen-Oligosen (synsedimentary fault). Sesar tersebut juga

berpengaruh terhadap terbentuknya en echelon thrust fault berarah Timurlaut-

Baratdaya dan agaknya berperan juga terhadap terbukanya bagian paling selatan

Cekungan Sulawesi Selatan. Sedangkan di Cekungan Makassar Selatan sesar

mendatar tersebut mengendalikan pembentukan Sunda Type Folds yang melibatkan

batuan berumur Paleosen.  Pada Plio-Pleistosen sedimentasi masih menerus dan

didominasi oleh material klastik dan menebal ke kawasan selatan Cekungan

Makassar Selatan. Kemungkinan kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan yang

terjadi di Cekungan Lombok dan Flores.Batuan di Cekungan Makassar Selatan pada

kala Pleistosen tersingkap karena penurunan mukalaut (sea level drop) yang

kemudian diikuti oleh erosi. Proses tersebut terjadi di bawah mukalaut dan

pembentukan karbonat masih berlangsung sampai sekarang.Batuan induk

hidrokarbon berumur Eosen di cekungan ini terdiri atas batulanau dan sekuen

Nama : Evans Kristo Salu 5NIM : 111.110.075Plug : 9

Page 6: Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013

batulempung gampingan yang menunjukkan kerogen type II (minyak). Nilai TOC

untuk batulanau berdasarkan perconto keratan pada Sumur Kelara-1 menunjukkan 0.3

% sedangkan batulempungnya 1 %. Sedangkan  batuan induk Eosen berupa batubara

(19 layer) dengan ketebalan total 35 m di Sumur SSA-1X didominasi oleh kerogen

type-III (gas). Batuan induk yang dijumpai di bagian tepi utara Cekungan Makassar

Selatan (Sumur ODB-IX) dianggap matang (LEMIGAS, 2002). Batuan yang dapat

berperan sebagai reservoar di Cekungan Makassar Selatan adalah  batupasir dan

batugamping berumur Eosen dan Oligosen serta batupasir vulkanik berumur Miosen

Akhir. Berdasarkan penafsiran data seismik, jenis play type di cekungan ini antara

lain berupa fold related inversion dan fold related fault/wrench  dan melibatkan

reservoar batupasir tersebut.Interpretasi Seismik dan pemetaan bawah permukaan

yang dilakukan terhadap 62 lintasan Seismik menghasilkan 7 batas sikuen yang

terdiri atas SB-1/Top Basement, SB-2/Base Late Eosen-Oligosen, SB-3/Top Late

Eocen-Oligosen, SB-4/Top Intra Early Miosen, SB-5/Top Early Miosen, SB-6/Top

Middle Miosen, dan SB-7/Top Late Miosen. Berdasarkan kisaran umur tersebut

bahwa sikuen-1 dapat disetarakan dengan Formasi Toraja, Sikuen-2 setara dengan

Formasi Malawa, Sikuen-3 dan 4 setara dengan Formasi Tonasa, Sikuen-5 dan 6

setara dengan Formasi Camba dan yang terakhir Sikuen-7 setara dengan Formasi

Walanae.

Petroleum System

Batuan Induk (Source Rock) :

Batuan induk hidrokarbon berumur Eosen di cekungan ini terdiri atas

batulanau dan sekuen batulempung gampingan yang menunjukkan kerogen type II

(minyak).

Nama : Evans Kristo Salu 6NIM : 111.110.075Plug : 9

Page 7: Geologi Regional Cekungan Makassar Selatan

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2013

Batuan Reservoar (Reservoir Rock) :

Batuan yang dapat berperan sebagai reservoar di Cekungan Makassar Selatan

adalah  batupasir dan batugamping berumur Eosen dan Oligosen serta batupasir

vulkanik berumur Miosen Akhir yang merupakan penyusun dari Formasi Camba.

Batuan Tudung (Seal Rock)

Batuan yang dapat berperan sebagai batuan penutup (seal rock) adalah serpih

atau mudstone yang diendapkan dilingkungan pengendapan laut dalam (batial).

Batuan seal lainya adalah sedimen oligosen akhir pada bagian dasar Formasi Makale

yang didominasi oleh lapisan serpih pada lingkungan laut dalam.

Jenis Perangkap (Trap) :

Akibat tektonik inversi pada akhir Oligosen Akhir - Miosen Tengah,

terbentuk beberapa lipatan yang berpotensi sebagai perangkap hidrokarbon. Inversi

tersebut pada Miosen Awal - Miosen Tengah disertai pengendapan serpih, batupasir

dengan sisipan batugamping

Penelitian Potensi Hidrokarbon di Cekungan Makassar Selatan

Perusahaan minyak dan gas bumi asal Kanada, Talisman Energy Inc, pada

tahun 2007 telah menerima persetujuan dari pemerintah Indonesia untuk melakukan

eksplorasi migas lepas pantai di Cekungan Makassar Selatan. Anak perusahaan

Talisman Ltd, memenangkan kontrak kerja tiga tahun termasuk kegiatan seismik dua

dimensi seluas 5.000 kilometer persegi, pemboran sumur eksplorasi dan bonus

tandatangan senilai 1 juta US$ kepada pemerintah RI.

Talisman memenangkan 100 persen saham eksplorasi tersebut tetapi akan

mengevaluasi dengan membawa partisipasi usaha patungan sebelum pemboran. CEO

Talisman Energi, Dr.Jim Buckee menilai, perolehan itu sebagai "tonggak sejarah"

bagi perusahaan di Indonesia. Ia menambahkan bahwa wilayah eksplorasi itu

memiliki prospek sumber daya yang signifikan.

Nama : Evans Kristo Salu 7NIM : 111.110.075Plug : 9