Genetika Mendel 1

17
OLEH: HADI SUTOMO GENETIKA MENDEL

description

genetika mendel

Transcript of Genetika Mendel 1

Page 1: Genetika Mendel 1

OLEH: HADI SUTOMO

GENETIKA MENDEL

Page 2: Genetika Mendel 1

LAHIRNYA GENETIKA MENDEL

Paradigma genetika mendel mulai diperkenalkan oeh Mendel pada tahun 1865.

Pada kenyataannya hingga tahun 1900, karya mendel mash belum dikenal secara umum.

Periode ini disebut periode prailmiah, karena pengamatan atas sfat2 yang menurun (hereditas) cenderung bersifat kausal dan tidak sstematis.

Teori hereditas yang diterima pada periode prailmiah ini adalah teori “ The blending theory of Inheritance”

Page 3: Genetika Mendel 1

THE BLENDING THEORY OF INHERITANCE Menurut teori ini sifat2 keturunan dari kedua

induk bercampur sedemikian ru, sebagaimana terjadinya campuran antara macam2 darah.

Sehingga muncul istilah “berdarah campuran” Karena tidak ada pengamatan yang sistematis

dan terhadap satu sifat khusus, maka teori ini terus saja dianggap benar.

Dewasa ini teori ini sudah dianggap usang, tidak benar, sekalipun dibeberapa kesempatan orang masih sering menyebut2 tentang teori itu.

Page 4: Genetika Mendel 1

PERCOBAAN HUKUM MENDEL

Semenjak 1865, J.G. Mendel mulai berupaya mempelajari bagaimana suatu ciri/sifat tunggal diwariskan.

Tumbuhan percobaan yang dipakai mendel adalah kacang ercis (pisum Sativum).

Berbagai kacang ercis dari para petani dikumpulkan dan dibiakkan selama 2 tahun untuk kepentingan sekeksi strain-strain.

Strain2 hasil seleksi inilah yang akan digunaka pada rangkaian percobaan yag telah dirancang oleh mendel.

Page 5: Genetika Mendel 1

Strain2 yang dipilih untuk percobaan awal adalah yang memiliki 1 sifat dasar.

Selama percobaan disilangkan strain2 yang dikehendaki hingga ke keturunan kedua (F2).

Ciri2 yang muncul pada F2 direkan frekuensinya, kemudian dianalisa dan dihubungkan dengan ciri2 dari induk F1.

Dari rangkaian percobaan ini, mendel berhasil menyimpulkan suatu teori yang sangat spektakuler pada tahun 1865 tersebut.

Teori yang diumumkan oleh mendel saat itu dalah teori Hukum Pemisahan Mendel (Hukum Mendel I) dan Hukum Pilihan Bebas Mendel (Hukum Mendel II).

Page 6: Genetika Mendel 1

LATAR BELAKANG PENGGUNAAN KACANG ERCIS

Tanaman ercis melakukan pembuahan sendiri.

Perkawinan silang dapat diupayaka dengan cara yang sederhana.

Page 7: Genetika Mendel 1

PELAKSANAAN PERCOBAAN J.G MENDEL Percobaan pewarisan sifat bentuk biji. Tanaman ercis berbiji bulat disilangkan

dengan keriput. Seluruh keturunan pertama F1 yang muncul adalah berbiji bulat, tidak peduli induk jantan yang digunakan adalah berbiji bulat ataupun keriput.

Page 8: Genetika Mendel 1

Generasi P

Biji Bulat Biji Keriput

Generasi F1

Semua Biji Bulat

X

Page 9: Genetika Mendel 1

Memperhatikan gambar sebelumnya, bahwa bentuk biji keriput tertutup oleh ciri bentuk biji bulat; bentuk biji bulat menang tehadap biji yang keriput.

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah ciri biji yang tampak pada F1 hanya satu.

Hasil percobaan yang menunjukkan sifat F1 hanya satu juga ditemukan pada keenam persilangan lainnya yang dilakukan oleh J.G. Mendel antara lain: ciri polong hijau vs polong kuning, polong mengembung vs polong tidak mengembung, batang tinggi vs batang rendah, bunga aksial vs bunga terminal, kulit biji abu-abu vs kulit biji putih, biji kuning vs biji hijau.

Semua ciri yang nampak pada F1 disebut ciri Dominan. Sementara semua sifat yang tidak tampak disebut Resesif.

Page 10: Genetika Mendel 1

KESIMPULAN PADA PERCOBAAN AWAL MENDEL INI MEMBUKTIKAN BAHWA:

Ciri polong hijau dominan, sedangkan polong kuning resesif.

Ciri polong mengembung dominan, sedangkan polong tidak mengembung resesif.

Ciri batang tinggi dominan, sedangkan ciri batang rendah resesif.

Ciri bunga aksial dominan, bunga terminal resesif.

Ciri kuit abu2 dominan, kulit biji putih resesif. Ciri biji kuning dominan, biji hijau resesif.

Page 11: Genetika Mendel 1

PERCOBAAN PERSILANGAN HINGGA KETURUNAN DUA (F2)

Percobaan yang telah menghasilkan F1, satu persatu diteruskan sampai ke keturunan F2.

Contoh

Page 12: Genetika Mendel 1

Generasi P Biji Bulat Biji Keriput

Generasi F1 Semua Biji Bulat

Generasi F2

Biji Bulat 5474 (3) Biji Keriput 1850 (1)

X

Page 13: Genetika Mendel 1

HASIL PERCOBAAN MENDEL LAINNYA

karakter

F1 F2 dominan

F2 resesif

Total % F2 dominan

%F2 resesif

Biji bulat vs keriput

Semua Bulat

5.474 1.850 7.324 74,7 25,3

Biji kuning vs Hijau

Semua kuning

6.022 2.000 8.023 75,1 24,9

Bunga ungu vs putih

Semua ungu

705 224 929 75,9 24,1

Aksial vs terminal

Semua aksial

651 207 858 75,9 24,1

Mengembung vs tdk mengembung

Semua mengembung

882 229 1.181 74,7 25,1

total 14.949 5.010 19.959 74,9 25,1m

Page 14: Genetika Mendel 1

Hingga muncul keturunan F2 dalam rasio 3:1 masih belum diketahui apakah kedua macam ciri tersebut sudah merupakan galur murni.

Dalam upaya pengujian galur murni, tumbuhan dibiarkan tumbuh sendiri dan melakukan pembuahan sendiri kemudian dilihat hasilnya.

Ternyata biji keriput tumbuh dan berkembang menjadi biji keriout semua (galur murni).

Biji bulat tumbuh dan berkembang menjdi biji bulat dan keriput.

1/3 biji bulat tumbuh menjadi biji bulat semua (galur murni), 2/3 biji bulat tumbuh tumbuh dan berkembang menjadi ¾ biji bulat dan ¼ biji keriput.

Page 15: Genetika Mendel 1

ANALISA HASIL PERCOBAAN J.G MENDEL Ciri2 pada tanaman ercis ditentukan oleh unit

karakter atau faktor2 (dewasa ini dikenal dengan gen), diwariskan dari induk kepada keturunan melalui gamet, tiap faktor dapat berada sebagai bentukan2 alternatif yang bertanggung jawab terhadap karakter alternatif yg muncul.

Untuk tiap karakter, tiap tanaman ercis harus mempunyai 2 faktor diwarisi dari induk jantan, sedangkan yang lainnya induk betina.

Page 16: Genetika Mendel 1

Ciri galur murni biji bulat ditentukan oleh 2 faktor yang satu dengan yang lain identik (dewasa ini disebut homozigot).

Sementara yang bukan galur murni menurut mendel ditentukan oleh 2 faktor yang tidak saling identik (heterozigot).

Lebih jauh mendel menyimpulkan bahwa pada individu heterozigot satu faktor dominan sedangkan satu faktor resesif (2 faktor), dan kenyataannya ciri2 induk (galur murni) dapat muncul kembali dari persilangan heterozigot ini, menunjukan bahwa kedua faktor untuk tiap ciri tidak bercampur/bergabung dalam cara apapun, kedua faktor itu tetap berdiri sendiri selama hidupnya dan memisah pada waktu pembentukan gamet. Sehingga sebuah gamet mewarisi satu faktor, dan separoh gamet lainnya mewarisi satu sifat/faktor. Kesimpulan terakhir ini memunculkan hukum mendel I, “Hukum Pemisahan Mendel”.

Page 17: Genetika Mendel 1

To Be Continued....