GATRA - Pustaka Ilmiah Universitas...

2
GATRA o Senin o Sabtu 0 Minggu o Se/asa 0 Rabu o Kamis Jumat 23 17 18 19 456 7 20 21 22 8 9 10 11 23 24 25 26 12 13 0 15 16 27 28 29 30 31 OJan OPeb OSep .Old ONov ODes o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags Sang Pelopor Sastra Sunda Di tangan Lasminingrat, dongeng-dongeng Eropa menjadi bernilai lokal. la tidak menerjemahkan mentah-mentan ke dalam bahasa Sunda. Dongeng dijadikan sarana untuk mendidik masyarakat. S epanjang hidupnya, Raden Ajoe (RA) Lasminingrat setidaknya menulis tiga buku bacaan untuk anak sekolah. Masing-masing adalah Carita Erman, Warnasari, dan Warnasari Jilid 2. Ketiganya merupakan buku terjemahan dari bahasa Belanda ke bahasa Sunda. Dalam setiap karyanya, Lasminingrat tidak melulu mengalihbahasakan cerita, melainkan juga menceritakan kembali disesuaikan dengan alam dan budaya tatar Sunda. Hingga akhir penjajahan Belanda, menurut guru besar sejarah Universitas Padjadjaran, Bandung, Nina Lubis, buku-buku itu menjadi bacaan wajib di Hollandsch-lnlandsche School (HIS), Schakelschool, dan lain-lain. Buyut tertua Lasminingrat, Ny. Aan Suhaeran Suriatanuningrat, kini 76 tahun, juga pernah bersekolah di HIS pada 1941. Ketika iru, menurut dia, tiga buku tersebut dipakai di sekolahnya semasa kecil. 1Jarita Erman (Carita Erman) terbit pertama kali pada 1975. Buku ini ditulis dengan aksara]awa. Menurut Mikihiro Moriyama dalam buku Sundanese Print Culture and Modernity in 19th Century, Carita Erman diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda dari buku Hendrik van Eichenfels versi terjemahan Belanda. Sebab buku asli karangan Christoph von Schmidt ini ditulis dalam bahasa]erman. Hingga kini, Von Schmidt dikenal sebagai pendidik dan penulis buku cerita ] erman yang banyak mengajarkan nilai Kristen. Dalam versi Lasminingrat, Erman dikisahkan sebagai bayi yang diculik penyamun dari buaian pengasuhnya. Erman adalah keturunan bangsawan. Karena ayalmya terluka di medan perang, sang ibu kemudian menyusul untuk mengobatinya. Bayi itu lantas dititipkan kepada pengasuhnya. N amun sang pengasuh melalaikan amanat majikannya, sehingga Erman .' diculik penyamun. Bayi tadi kemudian dipelihara gerombolan di dalam gua sebagai sandera. la tak pernah merasakan cahaya, kecuali pelita dari dalam gua. Suatu ketika, Erman melihat setitik cahaya terang dari luar gua. Kebetulan penjaganya yang tua sedang ketiduran. Dengan mengikuti sumber cahaya, sampailah ia ke padang yang lapang. Deddy Effendie Betapa terkejutnya dia melihat bunga- bunga bermekaran, air yang merigalir tiada akhir, 'hewan ternak yang berlarian, -dan sinar matahari yang benderang. Soalnya, selama berada di dalam gua, ia hanya bertemu dengan benda mati. Di tengah jalan, Erman bertemu dengan seorang pertapa. Kepada pertapa itu, ia banyak menanyakan hal yang barn ditemuinya, sebagaimana Adam manakala pertama kali diciptakan Tuhan. Lasminingrat menulis, "Waktu barita katjida pisan sepina, tjeuk partbasa tea mah daoen salambar oge mani taja noe ojag. Ti dinja datang pikiran anjar ka Emum, nja eta napakoeran kamoeljaan Goesti Allah (Ketika itu amat sangat sepi, ibaratnya tak selembar daun pun yang berdesir. Dari sana hadirlah pikiran barn di benak Erman, yakni menafakuri kemuliaan Gusti Allah)." Dalam catatan Moriyama, pada 1875, Landsdrukkerij (Percetakan Negara) mencetak 6.015 eksernplar buku yang dirulis dalam aksara ]awa itu. Pada 1920, Genoveva, buku Von Schmidt lainnya, diterjemahkan lagi dari bahasa Belanda ke bahasa Sunda, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu (Bereau voor de Volkslectuuror atau Balai Poestaka, 1924, 1930). Berdasarkan penelusuran Deddy Effendie, penulis buku Raden Ajoe Lasmmmgrat: Perempuan Intelektual Pertama di Indonesia, Carita Erman mengalami dua kaE cetak ulang, yakni pada 1911 dan 1922. Selain ditulis dengan aksara]awa dan diterbitkan versi aksara Latin, pad a 1 <) 19 buku itu juga diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dan diterbitkan untuk pertama kalinya. Edisi bahasa Melayu ini mengalami cetak ulang dua kali pada [930. ,':** Pada 1876, Lasminingrat juga menu lis Warnasari atawa Rupa-rupa Dongeng, terjemahan dari l/ertelsels uit het Wonderland voor Kinderen, Klein en Groat (Dongeng dari Negeri Ajaib untuk Anak-anak, Kecil dan Besar) dan beberapa cerita lain. Dongeng karya Marchen von Grimmm dan]AA Goeverneur ini juga dicetak dalam aksara]awa. Pada 1903, terbit cetakan kedua yang masih dicetak dalam aksara]awa. Demikian juga cetakan ketiga yang keluar pada 1907. GATRA 19 OKTOB~R2011 53 IUlplns Hum.a Onpad 2011

Transcript of GATRA - Pustaka Ilmiah Universitas...

Page 1: GATRA - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/gatra-20111014... · bentuk 10bait pupuh kinanti. Selain memanjatkan puji syukur, ...

GATRAo Senin o Sabtu 0 Mingguo Se/asa 0 Rabu o Kamis • Jumat

2 317 18 19

456 720 21 22

8 9 10 1123 24 25 26

12 13 0 15 1627 28 29 30 31

OJan OPeb OSep .Old ONov ODesoMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags

Sang PeloporSastra SundaDi tangan Lasminingrat, dongeng-dongeng Eropa menjadi bernilai lokal.la tidak menerjemahkan mentah-mentan ke dalam bahasa Sunda.Dongeng dijadikan sarana untuk mendidik masyarakat.

Sepanjang hidupnya, RadenAjoe (RA) Lasminingratsetidaknya menulis tiga bukubacaan untuk anak sekolah.Masing-masing adalah Carita

Erman, Warnasari, dan Warnasari Jilid 2.Ketiganya merupakan buku terjemahandari bahasa Belanda ke bahasa Sunda.Dalam setiap karyanya, Lasminingrattidak melulu mengalihbahasakan cerita,melainkan juga menceritakan kembalidisesuaikan dengan alam dan budayatatar Sunda.

Hingga akhir penjajahan Belanda,menurut guru besar sejarah UniversitasPadjadjaran, Bandung, Nina Lubis,buku-buku itu menjadi bacaan wajibdi Hollandsch-lnlandsche School(HIS), Schakelschool, dan lain-lain.Buyut tertua Lasminingrat, Ny. AanSuhaeran Suriatanuningrat, kini 76tahun, juga pernah bersekolah diHIS pada 1941. Ketika iru, menurutdia, tiga buku tersebut dipakai disekolahnya semasa kecil.

1Jarita Erman (Carita Erman)terbit pertama kali pada 1975. Bukuini ditulis dengan aksara]awa.Menurut Mikihiro Moriyama dalambuku Sundanese Print Culture andModernity in 19th Century, CaritaErman diterjemahkan ke dalambahasa Sunda dari buku Hendrikvan Eichenfels versi terjemahanBelanda. Sebab buku asli karanganChristoph von Schmidt ini ditulisdalam bahasa]erman. Hinggakini, Von Schmidt dikenal sebagaipendidik dan penulis buku cerita] erman yang banyak mengajarkannilai Kristen.

Dalam versi Lasminingrat,Erman dikisahkan sebagai bayiyang diculik penyamun daribuaian pengasuhnya. Ermanadalah keturunan bangsawan.

Karena ayalmya terluka di medanperang, sang ibu kemudian menyusuluntuk mengobatinya. Bayi itu lantasdititipkan kepada pengasuhnya.N amun sang pengasuh melalaikanamanat majikannya, sehingga Erman .'diculik penyamun. Bayi tadi kemudiandipelihara gerombolan di dalam guasebagai sandera. la tak pernah merasakancahaya, kecuali pelita dari dalam gua.

Suatu ketika, Erman melihat setitikcahaya terang dari luar gua. Kebetulanpenjaganya yang tua sedang ketiduran.Dengan mengikuti sumber cahaya,sampailah ia ke padang yang lapang.

Deddy Effendie

Betapa terkejutnya dia melihat bunga-bunga bermekaran, air yang merigalirtiada akhir, 'hewan ternak yang berlarian,-dan sinar matahari yang benderang.Soalnya, selama berada di dalam gua, iahanya bertemu dengan benda mati.

Di tengah jalan, Erman bertemudengan seorang pertapa. Kepada pertapaitu, ia banyak menanyakan hal yangbarn ditemuinya, sebagaimana Adammanakala pertama kali diciptakan Tuhan.Lasminingrat menulis, "Waktu baritakatjida pisan sepina, tjeuk partbasa tea mahdaoen salambar oge mani taja noe ojag. Tidinja datang pikiran anjar ka Emum, njaeta napakoeran kamoeljaan Goesti Allah(Ketika itu amat sangat sepi, ibaratnyatak selembar daun pun yang berdesir.Dari sana hadirlah pikiran barn di benakErman, yakni menafakuri kemuliaanGusti Allah)."

Dalam catatan Moriyama, pada1875, Landsdrukkerij (PercetakanNegara) mencetak 6.015 eksernplar bukuyang dirulis dalam aksara ]awa itu. Pada1920, Genoveva, buku Von Schmidtlainnya, diterjemahkan lagi dari bahasaBelanda ke bahasa Sunda, kemudianditerjemahkan ke dalam bahasa Melayu(Bereau voor de Volkslectuuror atau

Balai Poestaka, 1924, 1930).Berdasarkan penelusuran

Deddy Effendie, penulis bukuRaden Ajoe Lasmmmgrat:Perempuan Intelektual Pertama diIndonesia, Carita Erman mengalamidua kaE cetak ulang, yakni pada1911 dan 1922. Selain ditulisdengan aksara]awa dan diterbitkanversi aksara Latin, pad a 1<) 19 bukuitu juga diterjemahkan ke dalambahasa Melayu dan diterbitkanuntuk pertama kalinya. Edisibahasa Melayu ini mengalamicetak ulang dua kali pada [930.

,':**

Pada 1876, Lasminingratjuga menu lis Warnasari atawaRupa-rupa Dongeng, terjemahandari l/ertelsels uit het Wonderlandvoor Kinderen, Klein en Groat(Dongeng dari Negeri Ajaib untukAnak-anak, Kecil dan Besar) danbeberapa cerita lain. Dongengkarya Marchen von Grimmmdan]AA Goeverneur ini jugadicetak dalam aksara]awa. Pada1903, terbit cetakan kedua yangmasih dicetak dalam aksara]awa.Demikian juga cetakan ketiga yangkeluar pada 1907.

GATRA 19 OKTOB~R2011 53

IUlplns Hum.a Onpad 2011

Page 2: GATRA - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/gatra-20111014... · bentuk 10bait pupuh kinanti. Selain memanjatkan puji syukur, ...

Pad a tahun, 1897, Lasminingratmelanjutkan sekuel Warnasari Jilid 2. lamasih menerjemahkan buku Vertelsels uitbet Wonderland voor Kinderen, Klein enGroot. amun kali ini ia menulis dalamaksara Latin. Edisi kedua buku ini, yangjuga ditulis dalam aksara Latin, terbitpada 1909.

Bagian terakhir buku WarnasariJilid 2 menceritakan dongeng berjudul"Sang Radja Poetri djeung SadereknaDoewa Welas". Pada saat ini, untukdongeng itu ada juga yang memberinyajuclul "Raja ]in dan Burung Balarn".Dongeng ini mengisahkan seorangraja yang ingin memiliki seorang putriwalaupun sudah memiliki 12 putra.Ke-12 putra raja itu akhirnya kabur kehutan tatkala sang ratu melahirkan anakperempuan. Namun, ketika dewasa,tak urung sang putri meneari ke-12saudaranya.

Setelah diberitahu, akhirnya sangputri ikut mengejar kakale-kakaknyake hutan, Di sana, sang putri bertemuraja jin yang ingin rnernpersuntingnya.Narnun pinangan itu ditolak. Putri pWldikutuk menjacli anjing. Ketika itulah,ia mengetahui bahwa kakak-kakaknyadikutuk raja jin menjadi pot. Mereka lalubersekutu melawan raja jin.

Sang putri pma-pura bersediadinikahi dengan syarat semuakeinginannya dikabulkan. Pertama, iamerninta dirinya dan seluruh pot itudibebaskan, Kedua, ia minta diberitahurahasia kesaktian raja jin. Ternyatarahasianya terletak pada burung balarnyarlg disernbunyikan di dalam gua.Dengan eara itulah, sang putri clanseluruh kaleaknya bisa membunuhraja jin dan mengambil alih kerajaantersebut.

Cerita itu ditutup dengansernacam sekapur sirih clariLasminingrat, yang ditulis dalambentuk 10 bait pupuh kinanti. Selainmemanjatkan puji syukur, ia jugamenulis alasannya menerjemahkan bukutersebut, sebagaimana tertuang clalambait kedua berikut ini: "Lain koela sababtnnoe, noemaun koela njalin, ngan maksakoe bnjang bisa, noe teu timoe geuwat noelis,tataros neda phvedjang, ka Toetuan anoemaparin (Bukan lantaran saya temukan,karenanya saya menyalin, melainkanmemaksakan cliri semata-rnata inginbisa, yang tak ketemu eepat ditulis,bertanya mohon nasihat, kepada Tuanyang memberikan)."

Pada bait lain, Lasminingrat

DJILID II

RADEN AJOE LASMI NINGRATmlUG JlW5 nn IOmE nLlJD~.

WABRA3A~I 1_TWEEDE DEEL . f~

[~. HEr aOl.WDi:! UTmIU I~

..... I;·0vRADEN HOE LASHl "INGRAT. ~

jabatan kepala penghulu.Hal itu juga menunjukkan,

sekalipun Lasrniningrat berada diIingkaran pejabat Belanda, ia mcmilikisikap keagamaan yang jelas. "Hal sepertiini jarang dimiliki menale pribumi,apalagi perempuan," tutur KetuaPusat Penelitian Kernasyarakatan danKebudayaan, Lernbaga Peneliti.mUniversitas Padjadjaran, itu.

Lasrniningrat, lanjut Ninn Lubis,meneoba pula rnenanamkan rasionalismebagi pribumi yar1g masih berad.idalarn alarn pikiran tradisional "angdiwarnai takhayul. Misalnya dalarn kisah"Tjarita Koelit Kalde" ("Cerita KulitKalde"). Lasminingrat menceritakanseorang kakek penangkap ikan yangmenasihati seorang putri. Kalau sangputri berbuat salah, kakek itu bisatiba-tiba menghilang di pinggir sungai.Di sanalah kesernpatan Lasminingratmenjelaskan bahwa orang tua i tu adalahjin yang menyesatkan manusia. Selainbisa menyerupai manusia, jin jllga bisamenghilang,

Melalui tokoh Erman da lamTjarita Erman, Lasminingratmenguraikan tentang ilmu pengetahuanalam yang sangat dasar, yakni mengenaisumber air, baik berupa mata airmaupun hujan. Kernudian teniangcahaya, yang bersumber dari lampu ataurnatahari, clan tentang ilmu hayat yangmernpelajari tumbuhan dan hcwan.

Sedangkan soal ketuhan.indiajarkan Lasrniningrat lewat tokohpertapa. Di bagian lain, seeara tegas iamemberi panggilan njengan (kiai) kepadasang pertapa. Dalam Tjarita Erman,pertapa adalah orang yang menunjukkankepada anak keeil itu ala m sernesta dansernua makhluk ciptaan Allah.

Sedangkan Moriyama sccarakhusus menggarisbawahi bahwaLasminingrat adalah pengarallg wanitapertama dalam bahasa Sunda yangmenggunakan kata ganti orang pertama.Dalarn sekapur sirih yang ia t lis,Lasminingrat menggunalean kata "koela"("saya"). Biasanya, menurut f.. Ioriya ma,par-a pengar-ang rnenggunakan kata gantiorar1g ketiga dalarn tulisan mcreka. Daripilihan kata itu tampale bahw.t sekalipunrnemiliki hubungan dekat denganorang-orang Belanda, Lasminingratbisa menunjukkan integritasnya sebagaiintelektual, sekaligus menunj ukkankepeloporannya dalam dunia sastra. [11

menyatakan bahwa ia bersemangatuntuk berpikir, tidak malas karenakesulitan, tidak risi karena tale mengerti.Dengan demikian, tulis dia, upayanyaberguru tidak sia-sia. Biaya yangclikeluarkan orangtua juga tidak sarnpaimubazir. Sebagaimana alat, menurutdia, kernampuan yang tidak diasah akanturnpul. Bagi dia, menulis merupakanselingan pekerjaan, menghibur diridari kesusahan, menghilangkan hatibimbang. Lasminingrat lantas menutupdengan sebuah janji, " ... saya belumberhenti mengarang, nanti tentu adalatsi."~ ***

Nina Lubis menyadari, sebagaibangsawan, Lasminingrat berusahamendidik masyarakat melalui karya-karyanya. la meneatat, setidaknya adalima hal penting yang terkandung dalarnbuku-buku Lasminingrat, Pertama,Lasrniningrat rnenerjernahkan denganteknik menyadur, sehingga eerita asingitu menjadi membumi. Cara yang iagunakan, antara lain, mengganti narnatokoh dengan nama-narna yang berbaupribumi, seperti Erman atau Ki Pawitra.

Selain itu, menurut inaLubis, Lasminingrat juga memberiwarna Islarni dengan rnenggunakanfrasa seperti ''A/lah Raboelalamin","Albamdoelillab", atau ''Aliab Ta'ala",yang tidak ditemukan dalarn kosakatamasyarakat Eropa, asal mula karya itu.Pilihan Lasminingrat ini tidak terlepasdari pengaruh ayahandanya, MoehamaclMoesa, seorang alim ulama dengan RITA TRIANA BUDIARTI

54 GATRA 19 OKTOBER 2011