GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/gatra-20100203... ·...

5
----- GATRA o Se/asa . Rabu 0 Kamis 0 Jumat 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 o Mar OApr OMel OJun OJul 0 Ags Tahun 2015 Tinggal25 Sebanyak931embaganegaranonstruktural kinimenjadibagianbi- rokrasiyanggemukdirepublikini.Tugasdanperanlembaganegara itu seringkalitumpang tindih.Tahun ini,ada161embaga negarayang masukdaftarrasionalisasi. N ama panjangnya Dewan Pener- bangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia. Disingkat menjadi Depanri. Ketuanya, Presiden RI. Wakil ketua sekaligus pelaksana hariannya, Menristekl Kepala BPPT. Temuan lapangan tim Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan, Lembaga Administrasi Ncgara (LAN), menyebutkan b.lhwa sejak dibentuk pada o Sabtu 0 Minggu 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 OSep OOId ONov ODes 1955, Depanri baru melakukan satu kali sidang. Yaitu pada 24 Mei 1980. Setidaknya, begitulah yang ter- papar dalam laporan hasil evaluasi ke- lembagaan nonscruktural yang dilakukan LAN pada 2007. Laporan itu seolah mengilustrasikan minimnya peran De- panri dalam menjalankan tugas pokoknya merumuskan kebijakan umum di bidang penerbangan dan antariksa. Depanri lahir berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1955 tentang Dewan Penerb:mgan, dan diperbarui lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 99 Tahun 1993 jo Keppres Nomor 132 Tahun 1998. Lembaga ini memiliki kedudukan seba- gai forum koordinasi tingkat tinggi di bidang kebijakan pemanfaatan wilayah udara nasional dan antariksa bagi pe- nerbangan, telekomunikasi, dan ke- pentingan nasionallainnya. Berbeda dari temuan LAN, situs resmi Depanri menyebutkan --paling tidak-- sejak 1994 hingga 2003 telah melakukan dua kali sidang paripurna dan dua kali Kongres Kedirgantaraan Nasional. Masalahnya, apakah "penca- paian" itu setara dengan 54 tahun usia lembaga nonscruktural ini? Lembaga negara nonstruktural (LNS) sederhananya adalah lembaga khusus, ad hoc, seperti lembaga-lembaga komisioner di luar scruktur kelembagaan negara, yang lahir berdasarkan amanat undang-undang, peraturan pemerintah, . keppres, dan peraturan presiden. Biasa- nya dibentuk karena adanya kebutuhan mendesak dalam menangani persoalan ~ tertentu. Tata nama atau nomenklatur ~ kelembagaan nonstruktural yang lazim ~ digunakan antara lain komisi, komite, ~ badan, dewan, tim, dan model-model penatanamaan lainnya. Pertengahan tahun 2009, p~neliti- an LAN mengindentifikasi 92 LNS di Indonesia. Masih terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah tersebut. Hal itu disebabkan belum adanya kriteria dan definisi yang jelas yang dijadikan acuan pembentukan LNS. Yang jelas, sebagian besar lembaga yang diidentifikasi LAN itu terbentuk pada era reformasi. Hasil evaluasi LAN terhadap LNS dengan nomenklatur "komisi" dan "dewan" menyimpulkan bahwa masih terdapat tumpang tindih (overlapping) dalam pelaksanaan tugas LNS, baik antar-sesama LNS maupun dengan lembaga pemerintah. Dua tahun setelah laporan evaluasi LAN itu disosialisasikan, Mentcri Sekre- taris Negara Sudi Silalahi, dalam rapat 30 GATRA 3 FEBRUARI2010 - - - --- Kliping Humas Unpad 2010

Transcript of GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/gatra-20100203... ·...

Page 1: GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/gatra-20100203... · implementasi agenda reformasi birokrasi yang berorientasi pada peningkatan efektivitas

-----

GATRAo Se/asa .Rabu 0 Kamis 0 Jumat

4 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 25 26

o Mar OApr OMel OJun OJul 0 Ags

Tahun2015 Tinggal25Sebanyak931embaganegaranonstrukturalkini menjadibagianbi-rokrasiyanggemukdi republikini. Tugasdanperanlembaganegaraitu seringkalitumpangtindih.Tahunini,ada161embaganegarayangmasukdaftarrasionalisasi.

Nama panjangnya Dewan Pener-bangan dan Antariksa NasionalRepublik Indonesia. Disingkatmenjadi Depanri. Ketuanya,

Presiden RI. Wakil ketua sekaligus

pelaksana hariannya, MenristeklKepala BPPT. Temuan lapangan timPusat Kajian Kinerja Kelembagaan,Lembaga Administrasi Ncgara (LAN),menyebutkan b.lhwa sejak dibentuk pada

o Sabtu 0 Minggu

12 13 14 15 1627 28 29 30 31

OSep OOId ONov ODes

1955, Depanri baru melakukan satu kalisidang. Yaitu pada 24 Mei 1980.

Setidaknya, begitulah yang ter-papar dalam laporan hasil evaluasi ke-lembagaan nonscruktural yang dilakukanLAN pada 2007. Laporan itu seolahmengilustrasikan minimnya peran De-panri dalam menjalankan tugas pokoknyamerumuskan kebijakan umum di bidangpenerbangan dan antariksa.

Depanri lahir berdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun

1955 tentang Dewan Penerb:mgan, dandiperbarui lewat Keputusan Presiden(Keppres) Nomor 99 Tahun 1993 joKeppres Nomor 132 Tahun 1998.Lembaga ini memiliki kedudukan seba-gai forum koordinasi tingkat tinggi dibidang kebijakan pemanfaatan wilayahudara nasional dan antariksa bagi pe-nerbangan, telekomunikasi, dan ke-pentingan nasionallainnya.

Berbeda dari temuan LAN, situsresmi Depanri menyebutkan --palingtidak-- sejak 1994 hingga 2003 telahmelakukan dua kali sidang paripurnadan dua kali Kongres KedirgantaraanNasional. Masalahnya, apakah "penca-paian" itu setara dengan 54 tahun usialembaga nonscruktural ini?

Lembaga negara nonstruktural(LNS) sederhananya adalah lembagakhusus, ad hoc,seperti lembaga-lembagakomisioner di luar scruktur kelembagaannegara, yang lahir berdasarkan amanatundang-undang, peraturan pemerintah, .keppres, dan peraturan presiden. Biasa-nya dibentuk karena adanya kebutuhanmendesak dalam menangani persoalan

~ tertentu. Tata nama atau nomenklatur~ kelembagaan nonstruktural yang lazim~ digunakan antara lain komisi, komite,~ badan, dewan, tim, dan model-model

penatanamaan lainnya.Pertengahan tahun 2009, p~neliti-

an LAN mengindentifikasi 92 LNS diIndonesia. Masih terdapat perbedaanpendapat mengenai jumlah tersebut. Halitu disebabkan belum adanya kriteria dandefinisi yang jelas yang dijadikan acuanpembentukan LNS. Yang jelas, sebagianbesar lembaga yang diidentifikasi LANitu terbentuk pada era reformasi.

Hasil evaluasi LAN terhadapLNS dengan nomenklatur "komisi" dan"dewan" menyimpulkan bahwa masihterdapat tumpang tindih (overlapping)dalam pelaksanaan tugas LNS, baikantar-sesama LNS maupun denganlembaga pemerintah.

Dua tahun setelah laporan evaluasiLAN itu disosialisasikan, Mentcri Sekre-taris Negara Sudi Silalahi, dalam rapat

30 GATRA 3 FEBRUARI2010

- - - ---

Kliping Humas Unpad 2010

Page 2: GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/gatra-20100203... · implementasi agenda reformasi birokrasi yang berorientasi pada peningkatan efektivitas

kerja dengan Komisi II DPR-RI, awalp'eri1enhtak~Kanmenghap~s 13'LNSdan menggabungkan 39lembaga lainnyadalamkurun waktulima tahun ke depan.

Menurut Sudi, kebijakan pembu-baran dan penggabungan itu diambilberdasarkanhasilevaluasiataspersoalan-persoalan yang ditangani lembaga-lembaga terse but. Juga merupakanimplementasi agendareformasi birokrasiyang berorientasi pada peningkatanefektivitasdan efisiensikerja.

Harian Kompas, 3 Desemberlalu, melaporkan hasil penelurusaninformasinya yang menyebutkan nama-nama LNS yang akan digabungkan.Antara lain Komisi Hukum Nasional.,Komisi Kejaksaan, Komisi KepolisianNasional, Komisi Nasional Anti-Ke-kerasan terhadap Perempuan, dan BadanPengelala Dana AbadiUmat.

Laporan yang sarna menyebutkan13 LNS yang akan dihapus. Antara lainDewan Koperasi Indonesia, BadanKoordinasi Energi Nasional, KomiteStandar untuk Satuan Ukuran, BadanPembina BUMN, Komite Antar-De-partemen BidangKehutanan, dan BadanPertimbangan Kepegawaian.

Hari-hari setelah pernyataannyadipubikasikanbersamanama-nama LNSyang disinyalir akan dilikudasl itu, tele-pon genggam Sudimendadak kebanjiranpanggilan dan beberapa pimpinan LNSyang namanya diseb1Jt-sebut laporanmedia itu. "Semuanya mempertanyakanalasan rencana penutupan lembaga yangdipimpinnya," ujar Prof. Dadan Wildan,staf ahli Menteri Sekretaris Negarayang diberi tugas menangani rencana

rasionalisasi LNS itu.1 - -J---.

ini belU1~'ada keputusan final terkaitrasionalisasiLNS itu. Memang, menurutguru besar Universitas Padjadjaran,Bandung, ini, setahun terakhir ini pihakSekretariat Negara (Setneg)menggodokdan mengevaluasi 93 LNS yang ada."Inisiatif me-review dan mengevaluasiini datangnya dari DPR," kata Dadan.Menurut Dadan, DPR mempertanyakankeberadaan LNS yang jumlahnya terusmembengkak dalam kurun waktu 10tahun terakhir.

Sebagai catatan, hingga tahun2004 jumlah LNS itu masih 48, pada2006 meningkat menjadi 52. Tahun2008 menjadi tahun peningkatan LNSlantaran sepanjang tabun itu tercatat ada36 LSN yang dibentuk. Per akhir 2009tercatat jumlahnya mencapai 93 LNS.Total dana yang keluarkan negara untukmembiayai LNS-LNS itu sekitar Rp 3trilyun.

KiprahPerguruanTinggiPenataan ulang LNS yang diker-

jakan Setneg ini turut melibatkan paraakedemisi dan pakar dari 14 perguruanringgi di Indonesia. Dari jumlah itu, 13kampus tdah memberikan laporan danrekomendasi. Antara lain UniversitasIndonesia (UI), Universitas GadjahMada, Universitas Padjadjaran (Unpad),Universitas Airlangga, UniversitasDiponegoro, dan Universitas SumateraUtara.

Ketua tim pengkajian LNS dariVI, I Ketut Surajaya, mengatakan bah-wa studi yang mereka lakukan adalahuntuk mengevaluasi sejumlah lembaga

I KeM Surajaya.ketua tim pengkajian LNS-UI

. Daft;:lr I Nc;\I:m~ dl(~n .ulgaUung aan uHlI<UICaSI

» Prioritas LNS yang Akan Digabung:

1. Komite Nasional Lanjut Usia2. Dewan Buku Nasional

3. Dewan Penerbangan dan AntariksaNasional RI

4. Dewan Kelautan Indonesia

5. BP KAPET

6. Badan Pendukung Penyediaan Sitem AirMinum

7. Lembaga Koordinasi dan Pengendalian

Peningkatan Kesejahteraan Sosial

Penyandang Cacat

8. Komite Aksi Nasional PenghapusanBentuk-bentukPekeijaanTerburukuntukAnak-anak

» PrioritasLNSyang Akan Dilikuidasi:1. Badan Pengelola Gelora Bung Karno

2. Badan Pengelola Kompleks Kemayoran

3. Badan Pengembangan Kehidupan

Bernegara4. Badan Pembina BUMN

5. Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian

Pembangunan6. Perumahan dan Permukiman Nasional

7. Badan Koordinasi Energi Nasional

8. Komisi Antar-Departemen BidangKehutanan

9. Badan Pengembangan Pariwisata danKesenian

Sumber:HasilRangkumanRekomendasi'3PerguruanTinggi

nonstruktural apakah dipertahankan,dibubarkan, atau digabungkan. Hasilkajian rim ini lantas diserahkan kepadaSetneg dalam bentuk rekomendasi.

Selain Ketut Surajaya, Rektor UImenunjuk Iberamsjah, Retno Murniati,dan Satya Arinanto sebagai anggota timyang dibentuk pada 2008 ini. Kira-kirasatu tahun tim ini bekerja. "Setidaknyaada tiga rapat intensif," kata KetutSurajaya kepada Sandika Prihatnala dariGATRA.

Rapat pertama tim itu digelarbersama delegasi dari Setneg. Rapatkedua mengolah dan mempelajari bahan-bahan sekaligus bminsto17lling denganpendekatan legal dan fungsionaJ. Rapatketiga membahas satu per satu lembaga-lembaga nonstrukturaJ. Prim;ipnya, timini bekerja mengidentifikasi dokumensaja, tanpa melakukan penelitianlapangan.

Dari tiga rapat yang diklaim efektifitu, tim ini menemukan adanya fungsiLNS yang tumpang tindih. Karena itu,rekomendasi yang dihasilkan adalahpenggahungan. Sedangkan untuk

GATRA 3 FEBRUARI2010 31

Page 3: GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/gatra-20100203... · implementasi agenda reformasi birokrasi yang berorientasi pada peningkatan efektivitas

NASIONAl lEMBAGANEGARA

LNS yang tidak efisien dan bahkanberbenturan dengan lembaga sejenis,saran yang dikemukakan tim ini adalahpembubaran LNS yang bersangkutan."Hal yang sarna kok ditangani lembagayang berbeda," ujar Ketut Surajaya.

Ketut mencontohkan Komisi Ke-polisian Nasional (Kompolnas). Komisiyang dibentuk pada 2005 ini memilikitugas dan fungsi membantu presidendalam menetapkan arah kebijakanKepolisian Negara Republik Indonesiadan memberikan pertimbangan kepadapresiden dalam pengangkatan danpemberhentian Kepala KepolisianRepublik Indonesia.

Tugas dan fungsi itu merupakanhasil penjabaran Perpres Nomor 17Tahun 2005 dan amanat Vndang-Vndang Nomo:" 2 Tahun 2002 tentangKepolisian RI. Ketut mengatakan stake-holderKompolnas adalah Presiden RIdan Kepolisian RI, dengan dibiayaidari APBN. Vsulan dan tim kajian VIm~ngenaiKompolnasadalah:dibubarkansaja.

Contoh lainnya adalah KomisiNasional Anti-Kekerasan terhadapPerempuan (Komnas Perempuan).Terbentuk berdasarkan Peraturan Pre-siden Nomor 65 Tahun 2005. Kom-nas Perempuan bertugas menyebar-luaskan pemahaman atas segala bentukkekerasan terhadap perempuan yangberlangsung di Indonesia. Selain itu,juga mengembangkan kondisi yangkondusif bagi penghapusan segalabentuk kekerasan terhadap perempuandi Indonesia.

Dalam proses pengkajian, fungsitersebut merupakanwilayahkepentinganDepartemen Pemberdayaan Perempuanserta Departemen Hukum dan HAM,dibiayai dengan APBN. Setelah di-lakukan pertimbangan dan diskusi,akhirnya lembaga ini diusulkan untukdibubarkan, men gingat bisa dileburatau fungsinya digabungkan denganKementerian PemberdayaanPerempuanserta Departemen Hukum dan HAM.

Dua contoh itu mengangkat ma-salah utama lembaga nonstrukturalterkait inefisiensi. Selain itu, tim kajianVI juga mengusulkan lembaga sepertiKomisi Perlindungan Anak Indonesiauntuk dipertahankan. Karena sifatnyayang penting dan khusus, akan kurangefektif jika persoalan perlindungan anakini hanya diserahkan ke DepartemenSosial. "Penanganan masalah anakitu lebih spesifik," Ketut Surajayamenegaskan.

Sementara itu, tim Unpad, melalui

Pusat Penelitian Kebijakan Publik danKewilayahanLPPM Vnpad, melakukankajian terhadap 50 LNS pada Agustus2008. Tim ini melakukan tinjauankonseptual pada 10 LNS yang bersifatindependen,sepertiKPK,KomisiYudisial(KY),KPV, KomnasHAM, KPI, hinggaPPATKJuga 40 LNS yangmasukdalamcabang eksekutif,seperti KornisiHukumNasional, Dewan Maritim Indonesia,dan Komisi AkreditasiNasional.

Kepala Pusat Penelitian KebijakanPublik dan KewilayahanLPPM Vnpad,Dede Mariana, menegaskan bahwajumlah LNS yang makin bertambah diIndonesia berpengaruh pada kapasitaskeuangan negara. "Sementara kinerjayang ditunjukkan tidak terlampau signi-fikan, karena sebagian besar LNS hanyabersifat membenkan rekomeridasi,"kataDede.

Dasar hukum yang berbeda-bedauntuk tiap lembaga juga disinyalirDedemenjadi penyebab perlakuan yang tidak

jadi penyebab kehadiran LNS kurangefektif. Pertama, pembentukan LNSlebih banyak bersifat byaccident,bukan bydesig;n.Menurut Dede, ketidakseriusandalam merancang pembenahan insti-tusional pasca-reformasi terlihat jelas.

Kedua, "Tidak ada jaminan finan-sial bagi komisi negara," katanya. "Disisi lain, jumlah anggaran di tiap komisiberbeda-beda." Misalnya, Ketua KPUdan KPPV digaji Rp 18 juta, sedangkanKetua Komnas HAM bergaji pokok Rp12,5 juta, lantas Ketua KPK sekitar Rp60 juta. "Kondisi ini turut berpengaruhpada kinerja LNS tersebut," ujarnya.

Selain jarak finansial, karena ke-wenangannya terbatas hanya membuatrekomendasi, tidak ada jaminan reko-mendasi itu ditindaklanjuti pihak ter-kait. "Ini dinilai membuat makin tidakefektif," kata Dede.

Penyebab ketiga, tidak jelasnyamekanisme rekrutmen (ini termasukseleksi dan pengisian) calon anggota

Kantor Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan

sarna antarlembaga tersebut. "Sehinggaada lembaga yang disegani, ada jugayang tidak dipedulikan," katanya.Efektivitasnya pun dipertanyakan,apakah pembentukan LNS itu untukmemulihkan kepercayaan publik atausekadarpencitraan agar Indonesia diakuisebagai negara demokratis menurutkacamatainternasional.

Hasil kajian tim Unpad menemu-kan, setidaknyaada empat hal yangmen-

lembaga itu. "Selama ini tidak adakonsistensi dalam mekanisme rekrutmen

calon anggota LNS," katanya.Keempat, "M1IDCUIkecenderungan

pelemahan komisi negara akibat kon-flik politik dan pelanggaran hukum ang-gotanya," Dede menerangkan. la men-contohkan penangkapan anggota KYoleh KPK atau terpilihnya anggota KPUyang berstatus tersangka. Tumpang tin-dih kewenangan dan konflik antarlemba-

32 GATRA 3 FEBRUARI2010

Page 4: GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/gatra-20100203... · implementasi agenda reformasi birokrasi yang berorientasi pada peningkatan efektivitas

Proses seleksi calon pimpinan KPK

ga ini sangat rentan dipolitisasi, "UntUkmelemahkan LNS rersebut," ujarnya.

Tim Unpad melihat bahwa revi-talisasi komisi-komisi itU penting. "Agarmereka tidak hanya menjadi lembagayang muncul responsif, sesaat, danakhirnya hilang," kata Oede, yang lcinimenjadi guru besar ilmu pemerintahandan perbandingan pemerintahan FISIPUnpad.

Tidak kalah pentingnya, Dedebersama timnya juga mengusulkan agarada penguatan dasar hukum, fungsi, danfasilitas pendukung bagi komisi-komisinegara yang berstatus organ konstitUsi."Komisi-komisi yang bersifat eksekutifperlu dipertimbangkan untUk dilikuidasidan fungsinya dikembalikan padalembaga formal," katanya.

Komisi Kejaksaan dan KompotnasOi antara komisi "eksekutif'

yang disebut-sebut terkena rencanarasionalisasi itu adalah Komisi Kejaksaan(KK). Komisi illi lahir berdasarkanPeraturall Presiden Nomor 18 Tahun~005 tentang Komisi Kejaksaan RI danamallat Undallg-Undang Nomor 16Tilhull 2004 tentang Kejaksaan RI. KKIllellliliki tug.ls melakukan pengawasan,pemalltauan, dan pellilaiall terhadapkillerja, sikap, serta peribku j;lksa danpegawai kejaksaan dalam menjabnkanrugas kcdillasallllya.

,v)ellurut Ketua KK. Alllir HasanKetarell. setcbh dihmtik pada 16 ,\Llret

-- ~Panitia Seleksi

(Wn Pimpinan KomisiPembe1antasan Korupsi

SELAMATDATANGPESERTA

PSYCHOLOGICALPROFILE ASSESSMENTS

SElEkSlUlON PIMPIHAH

KOHlS!PEMBERANTASAH kORUPSI

2006, tujuh komisioner (terdiri dari satuketUa dan enam anggota) KK langsungbekerja dengan menempati salah saturuang di lingkungan Kejaksaan Agung.Namun, untuk mengurangi bebanpsikologis pelapor, sejak AgustUs 2006,KK menempati gedung baru di JalanRambai Nomor lA, Jakarta Selatan,bekas rumah dinas Kepala KejaksaanTinggi OKIJakarta.

Mengenai rencana penataan ulangLNS, Amir Hasan mengatakan bahwaperampingan itU tidak dapat dilepaskan

dari grand design ketatanegaraan denganmempertimbangkan konstitusi untuktUjuan efisiensi. Program perampinganitU,menurutAmir, harus memperhatikanspesifikasi lembaga masing-masing."Kehati-hatian dan kecemlatan dibutUh-

kan dalam rangka perampingan LNSini," kata Amir Hasan kepada BimyBirdieni dari GATRA.

Selain itu, Amir Hasan menge-mukakan bahwa perampingan tersebuttidak hanya dilihat dan segi struktUrnya,melainkan juga memperhatikan keterse-diaan sarana clan prasarana yang mem-pengaruhi lcinerja LNS yang bersang-kutan. Karena itu, "Jangan serta-mertamelakukan perampingan terhadap LNStanpa didahului penelitian yang men-d~lam dengan melibatkan semua pihak,"uJarnya.

Sementara itu, ketika GATRAber-kunjung ke kantor Kompolna<; di JalanTirtayasa VII Nomor 20, kompleksPTIK, Kebayoran Baru,Jakarta Selatan,awalJanuari lalu, hingga siang hari tidakterlihat satU orang pun dari sembi Iananggota LNS "eksekutif' ini yang nongoldi kantor.

Kompolnas diketuai secara ex-officiooleh Menko Polhukkam (sekarangdijabat Joko Suyanto), Mendagri (Ga-mawan Fauzi) selaku wakil ketua, dananggotanya adalah Menteri Hukumdan HAM (Patrialis Akbar), Novel Ali,Adnan Pandupraja, Sukami IIyas, LaOde Husein, serta Erlyn Indarti.

Aktivitas harian hanya dilakukan29 staf yang membantu pekerjaan ang-gota Kompolnas. Bagi para staf, jaranghadirnya para anggota Kompolnas

Ketua Komisi Kejaksaan, Amir Hasan Ketaren

GATRA 3 FEBRUARI2010 33

Page 5: GATRA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/gatra-20100203... · implementasi agenda reformasi birokrasi yang berorientasi pada peningkatan efektivitas

Ch ..

AnggotaKompolnas hadirlengkap di kantor

hanya jika adarapat penting

di kamor itu sudah menjadi hal yanglumrah. Anggota yang berasal dari unsurpemerintah malah hampir tidak pernahdatang. "Mereka kan menteri, Mas. Jadisusah juga umuk datang ke sini. Yangdatang itu cuma LO (liaison o.fficer)-nya.ltu pun tidak setiap hari," kata seorangstaf yang tidak mau disebut namanya.

Para al1ggota Kompolnas (minusmenteri) hanya berkumpul lengkapdi kamor jika ada rapat yang dianggappenting. Jadwal rapatnya pun, menu rutsumbp.r GATRA,tidak tentu, tergantungkesepakatan antar-anggota. "Merekakan punya kesibukan masing-masing,"ujarnya. Oleh sebab itu, untuk bertemudengan anggota Kompolnas di kantorTirtayasa, mesti ada janji terlebih dahulu.

Anggota Kompolnas, Ronny Li-hawa, tidak memasalahkan sedikitnyafrekuensi kehadiran anggota Kompolnasdi kantor itu. "Sekarang kan teknologikomunikasi suJah canggih. Jadi, semuakoordinasi lebih mudah, tanpa harusselalu terikat di kantor," kata Ronnymelalui telepon selulernya kepadaGandhi Achmad dari GATRA.

Yang jelas, menu rut Ronny, kiner-ja Kompolnas tidak terganggu. Semuatetap berjalan sesuai dengan tugas danwewenangnya. "Kami pun ada rapatsetiap Rabu. Dalam rapat itu, kami bahasmacam-macam. Dan anggota dari unsurpemerimah selalu diwakili LO-nyamasing-masing," tuturnya.

Wewenang Kompolnas, menurut

pria kelahiran Gorontalo, 67 tahunsilam, itu, an tara lain menerima saran dankeluhan masyarakat mengenai kinerjakepolisian. Juga memberikan saran danpertimbangan lain kepada presidendalam upaya mewujudkan Polri yangprofesional dai1 mandiri. ''Jadi, keluhanmasyarakat yang sampai kepada kamiakan kami proses paling lama seminggu,lalu akan kami kirim ke satuan Polri atau

polda terkait," katanya.Kegiatan Kompolnas, kata Ronny,

tidak hanya mengirim surat, melainkanjuga memonitor sampai di mana per-kembangannya. Untuk keperluan moni-toring dan pengawasan itulah, enamanggota Komplonas (nonmenteri) sibukberkeliling daerah.

TargetTahap PertamaTerhitung tanggal 19 Oktober

2009, sebetulnya hasil kajian seluruhperguruan tinggi itu sudah diterima danberbentuk laporan. Dari bahan-bahanitu, Setneg membuat klasifikasi lembagamana saja yang potensial dilikuidasi,dimerger, atau bahkan diperkuat.

Menurut Dadan Wildan, sejauhini pihaknya telah menyusun klasifikasiterhadap 16 LNS yang diprioritaskanakan dikuidasi dan digabung. "Masing-masing klasifikasi itu terdiri dari delapanLNS," ujar Dadan (lihat Daftar LNS yangAkan Digabllngdan Dilikllidasl).

Meski demikian, Dadan menga-takan bahwa pengklasifikasianitu belum

bersifat final. "Baru sebatas kajian," iamenegaskan. Prosesnya masih terusbergulir, termasuk mendatangkandan memeriksa 16 lembaga yang telahteridentifikasi itu. "Kami tidak akanmengadili mereka in abstentia," Dadanmemberi perumpamaan.

Tahap berikutnya adalah prosesinterdepartemen yang melibatkan Lem-baga Administrasi Negara, DepartemenKeuangan, Badan Kepegawaian Negara,serta Menteri Pendayagunaan AparaturNegara dan Percepatan ReformasiBirokrasi."Semua aspekakan kamikaji,"kata Dadan.

Mengingat tiap-tiap LNS memi-liki dasar hukum pembentukan yangberbeda-beda hierarkinya, maka prosespenyemaian tahap pertama akan dimulaidari LNS yang lahir berdasarkan aturanhukum dengan hierarki paling rendah."Kamimulaidari lembaga-lembagayangdibentuk oleh PP," ia menjelaskan.

Target Setneg berdasarkan matriksrekomendasi semua perguruan tinggiitu, per tahun ada 16 LNS terklasifikasidalam daftar yang akan dievaluasi. "Ha-rapannya, selama lima tahun ke depan,semuanya bisa rampung," Dadanmemaparkan. Setelah proses ini ram-pung, kira-kira berapa LNS yang akandipertahankan? "Tergantung hasil kajianpad a masing-masing tahapan. Tapiidealnya,ya, 25 saja,"ujarnya.1I

BAMBANGSULISTIYO,HATIM IlWAN,

DANWISNU WAGEPAMUNGKAS(BANDUNG)

34 GATRA 3 FEBRUARI2010